Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MEKANIKA FLUIDA II

MEKANIKA FLUIDA II

Disusun oleh:

Riska Irayani 180702009

Dosen Pembimbing

Nurhayati,S.Si., M.Si

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH

20119
BAB I

ALIRAN VISKOS DALAM PIPA

1.1 Sifat-sifat Umum Alira Pipa


A. Aliran laminer
Aliran laminer adalah aliran yang partikel-partikel fluida yang bergerak secara
acak (tidak saling memotong), atau aliran fluida yang bergerak dengan kondisi
lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain.
Aliran laminer juga aliran fluida tanpa arus turbulent (pusaran air). Contohnya aliran
lambat dan kental. Laminer adalah ciri dari arus yang berkecepatan rendah, dan
pertikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan menggelinding (rolling)
ataupun terangkat (saltation). Pada laju aliran rendah, aliran llaminer tergambar
sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran laminer mempunyai
bilangan reynold lebih kecil dari 2300.
Contoh aliran laminer dalam kehidupan sehari-hari adalah asap rokok yang
mengalir naik keatas, pada bagian dekat rokok berupa laminer (keadaan tanpa ada
angin yang berhembus atau dalam keadaan tenang), agak keatas adalah daerah
transisi, dan keatas lagi jadi aliran turbulen.

Gambar 1.1 Aliran Laminer


B. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan
aliran yang tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak
teratur antara satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari aliran turbulen:
tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur,
kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah.
Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam
aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan
di seluruh penampang aliran.
Contoh aliran turbulen,aliran turbulen sering dijumpai disungai-sungai dan
selokan-selokan

Gambar1.2 Aliran Turbulen


C. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos
(μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi.Namanya diambil dari Osborne
Reynolds (1842 –1 912) yang mengusulkannya padatahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling
penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude.
Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda
dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis. Rumus bilangan Reynolds umumnya
adalah sebagai berikut:
D. Viskositas
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida
tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai “kekentalan”, atau
penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida
kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.
Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya
berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek
ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer torsi, viscometer
kapiler/Ostwald, viscometer Hoppler, viscometer cup dan bob, dengan hokum stokes
untuk bola jatuh dan viscometer cone dan plate.Faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan berat molekul
solute.Pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah pelumas mesin
yang biasanya kita kenal dengan nama oli, mengalirnya darah dalam pembuluh darah
vena, proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil
viskositas minyak goreng), dan mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir
kerumah-rumah kita.
E. Density
Kerapatan suatu fluida didefinisikan sebagai massa tiap satuan volume pada
suatu temperatur dan tekanan tertentu. Kerapatan dinyatakan dengan ρ dan
dirumuskan sebagai berikut :
Kerapatan fluida bervariasi tergantung jenis fluidanya. Untuk fluida gas,
perubahan temperatur dan tekanan sangat mempengaruhi kerapatan gas. Untuk fluida
cairan pengaruh keduanya adalah kecil. Jika kerapatan fluida tidak terpengaruh oleh
perubahan temperatur maupun tekanan dinamakan fluida incompressible atau fluida
tak mampu mampat.
F. Debit
Debit didefinisikan sebagai volume cairan per satuan waktu yang mengalir
melalui penampang pipa. Kapasitas atau debit aliran dalam pipa sangat bergantung
dengan kecepatan aliran fluida dan luas penampang pipa. Sehingga persamaan
kapasitas pompa dapat dituliskan :

G. Tekanan dan Tegangan Geser

Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan
arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak
terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan
keling, gunting, dan sambungan baut.
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang
normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal
ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling,
maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah

1.2 Contoh-Contoh Aliran pipa


A. Sitem Aliran Pipa Tunggal
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan
transportasi fluida kerja antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik (plant) atau
dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi berlangsung. Sistem
perpipaan (piping system) dilengkapi dengan komponen-komponen seperti katup,
flens, belokan (ellbow), percabangan, zozzle, reducer, tumpuan, isolasi dan lain-lain.
Dalam dunia industri, biasanya dikenal beberapa istilah mengenai sistem perpipaan
seperti piping dan pipeline. Piping adalah sistem perpipaan disuatu plant, sebagai
fasilitas untuk mengantarkan fluida (cair atau gas) antara satu peralatan ke peralatan
lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak akan keluar dari satu
wilayah plant. Sedangkan pipeline adalah sistem perpipaan untuk mengantarkan atau
mengalirkan fluida antara satu plant ke plant lainnya yang biasanya melewati
beberapa daerah. Ukuran panjang pipa biasanya memiliki panjang lebih dari 1 km
tergantung jarak antar plant.
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem perpipaan bercabang yang sangat
kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada gedung
atau kota, sistem pengangkutan minyak dari sumur ke tandon atau tangki
penyimpanan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi
uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan meliputi semua
komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan, yaitu saringan (strainer),
katup, sambungan, nozzle dan lain sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang
menggunakan fluida cair umumnya dari lokasi awal fluida dipasang saringan untuk
menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fluida. Saringan (strainer) dilengkapi
dengan katup searah (foot valve) yang berfungsi mencegah aliran kembali ke lokasi
awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa sambngan penampang tetap,
sambungan penampang berubah, belokan 5 (ellbow) atau sambungan bentuk T (tee)
dan masih banyak komponaen-komponen yang digunakan dalam sistem perpipaan.

1.3 Pengukuran Laju Aliran Pipa


A. Pengukur Laju Aliran Pipa
Venturimeter dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya
menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa. Venturimeter
digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan minyak yang mengalir tiap
detik.Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan
diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui
permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa
venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas
daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian
tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan
mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian,
maka akan terjadi perubahan kecepatan.

Cara Kerja Venturimeter:


Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ. Kecepatan fluida
mengalir pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri lebih besar.
Perbedaan tekanan fluida di dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang diisi
dengan fluida dengan massa jenis ρ’ dan manometer menunjukkan bahwa perbedaan
ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan persamaan
kontinuitas dan Persamaan Bernouli

Untuk venturimeter tanpa manometer, kelajuan alirab pada masing – masing


titik adalah seperti gambar berikut :

dirumuskan:

Untuk venturimeter yang dipasangi manometer, dimana terdapat fluida


lain di dalam manometer tersebut, kelajuan aliran pada masing – masing titik
adalah seperti gambar berikut :

dirumuskan:
V1 : Kecepatan aliran pada permukaan 1 (m/s)
V2 : Kecepatan aliran pada permukaan 2 (m/s)
A1 : Luas penampang 1 (m2)
A2 : Luas penampang 2 (m2)
h : Beda ketinggian permukaan fluida pd manometer (m)
ρ : Massa jenis fluida pada venturimeter (kg/m3)
ρ’ : Massa jenis fluida pada manometer (kg/m3)
g : Kecepatan gravitasi (m/s2)
B. Pengukur Aliran Volume

Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu
fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. alat ini terdiri dari primary
device, yang disebut sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu sekunder).
Flowmeter umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu alat utama dan alat bantu sekunder.
Alat utama menghasilkan suatu signal yang merespons terhadap aliran karena laju
aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan sebuah orifis yang
mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya penurunan tekanan. Alat bantu
sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu menampilkan, merekam, dan/atau
mentrasmisikannya sebagai hasil pengukuran dari laju aliran.

Orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle menggunakan hukum Bernoulli.
Prinsip dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan kecepatan dari aliran fluida
sehingga diperoleh perubahan tekanan yang dapat diamati. Pengubahan kecepatan
aliran fluida dapat dilakukan dengan mengubah diameter pipa, hubungan ini diperoleh
dari Hukum kontiunitas aliran fluida.

CONTOH-CONTOH SOAL

1. Suatu fluida mengalir melalui pipa horizontal berdiameter 0,1 in. Apabila bilangan
Reynoldsnya 1500, kerugian head sepanjang 20 ft pipa adalah 6,4 ft. Tentukan
kecepatan fluida.
2. Udara bersuhu 100oF mengalir pada tekanan atmosfer standar di dalam sebuah
pipa dengan laju atmosfer 0,08 lb/s. Tentukan diameter maksimum pipa yang
diizinkan jika alirannya turbulen.

Diketahui :

T = 100oF V = 0,08 lb/s

Ditanya: D ?

3. Sebuah perahu kayak yang panjangnya 17 ft bergerak dengan kecepatan 5 ft/s.


Apakah sebuah aliran jenis lapisan batas akan terbentuk sepanjang sisi-sisi perahu
tersebut? Jelaskan !

Jawab :

Boundary layer adalah suatu lapisan pembatas fluida yang tidak


terlihat tetapi dapat digunakan sebagai konsep untuk mempermudah
perhitungan mekanika fluida. Boundary layer membagi-bagi wilayah viskos
dan nonviskos.

Boundary layer akan terjadi jika bilangan Reynolds pada fluida


tersebut mencapai nilai di atas 1000. Pada soal ini fluida yang ada bersifat
viskos berada di dalam boundary layer. Hal ini terjadi karena adanya gesekan
antara perahu nelayan dengan fluida, sehingga fluida yang ada di sekitar
perahu nelayan akan bersifat viskos dan memiliki tegangan permukaan,
sedangkan yang nonviskos tidak mempunyai tegangan permukaan.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, kita dapat menyimpulkan


bahwapada aliran tersebut terbentuk boundary layer karena bilangan Reynolds
yang diperoleh lebih besar dari 1000.

Anda mungkin juga menyukai