Anda di halaman 1dari 8

1. a.

panas adalah jumlah energi yang dialirkan oleh benda

Q= m.c.^T c=kapasitas panas

b. panas sensible adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur

c. panas laten adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air

2. vorteks adalah aliran cairan yang berputar dan biasanya turbulen atau sebuah daerah di dalam fluida dimana aliran
sebagian besar bergerak memutar pada terhadap sumbu yang imajiner.

penyebab terjadinya vorteks : terjadi karena adanya sirkulasi aliran laminer cenderung membentuk stratifikasi pada
berbagai lapisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Bila di dalam sistem terdapat partikel zat
padat maka arus sirkulasi akan melemparkan padatan itu dengan gaya sentrifugal ke arah luar, yang lalu bergerak ke
bawah dan setelah sampai di dasar tangki akan menuju ke pusat. Hal ini menyebabkan pencampuran yang diharapkan
tidak terjadi, melainkan timbul pemisahan antara lapisan atas dan bawah yang harus dihindari.

cara mencegah vorteks:

 Memasang impeller tidak tepat pada sumbu tangki. Metode ini digunakan untuk tangki yang berukuran agak
kecil.

 Dengan memasang baffle (sekat) yang berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau
longitudinal. Baffle yang sederhana namun efektif dapat dibuat dengan memasang bilah-bilah vertikal
terhadap dinding tangki. Untuk tangki pengaduk yang menggunakan turbin, lebar maksimal baffle yang
digunakan adalah 1/12 diameter tangki, untuk propeller lebar baffle maksimalnya 1/18 diameter tangki.

 Untuk tangki yang besar, agitator dipasang di sisi tangki dengan porosnya pada arah horizontal, tetapi
membuat sudut dengan jari-jari tangki.

3. bilangan tak berdimensi pada proses pencampuran

-Bilangan Reynold

Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida.

Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer
terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan
transisi berada diantara keduanya.

-Bilangan Fraude

Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi.

Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada sistem
pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi,
sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya
inersia.

4. 5N H2SO4 dalam 475 mL

rho= 1.84 gr/ml

Mr= 98.08 gr/mol

N=(10*%*rho*valensi)/Mr

v1.n1=v2.n2
5. - aliran

-ukuran partikel

- kelarutan

-efisiensi alat pengaduk

-posisi pengaduk dalam tangki

6. buat slurry 114 ppm sebanyak 350 L =420 mg

ppm= berat zat/berat larutan*100000

7. Perpindahan Kalor (Heat Transfer)

Perpindahan panas ada tiga jenis:

-Konduksi

Perpindahan panas dari partikel yang berenergi lebih besar menuju ke partikel dengan energi yang lebih kecil,
sehubungan dengan hubungan antar partikel (perpindahan panas tanpa diikuti perpindahan zat perantaranya)

Contoh: perpindahan panas pada batang besi

Temperatur tinggi à energi molekul tinggi à

Terjadi transfer panas

q = k A DT / Dx

dimana:

q = laju perpindahan kalor

DT / Dx = gradien suhu ke arah perpindahan kalor

k = konduktivitas atau kehantaran termal benda

A = luas permukaan

-Konveksi

Perpindahan panas yang diikuti oleh zat perantaranya.

Konveksi terbagi dua yaitu : konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection). Bila gerakan
mencampur berlangsung sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien temperatur maka
disebut konveksi bebas. Dan bila gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar, seperti pompa atau kipas
maka prosesnya disebut dengan konveksi paksa. Keefektifan perpindahan kalor konveksi tergantung sebagian
besarnya pada gerakan mencampur fluida.

Contoh: Konveksi bebas pada alat penukar panas (heat exchanger) dan aliran air pada radiator panas, konveksi pada
saat merebus air, meniup teh yang panas dan pemanasan air yang disertai pengadukan merupakan konveksi paksa,.

q = h A DT

dimana:

q = laju perpindahan kalor


h = koefisien perpindahan kalor konveksi

A = Luas Permukaan

DT = Beda temperature

-Radiasi

Radiasi panas adalah pancaran gelombang elektromagnetik dari permukaan atau gas yang beradiasi yang mempunyai
temperatur tinggi Radiasi panas tidak membutuhkan media penghantar seperti halnya pada konduksi atau konveksi
panas. Media yang berada antara sumber radiasi panas dengan penerima panas menurunkan intensitas radiasi panas
karena adanya penyerapan radiasi panas oleh media itu. Perpindahan panas radiasi terjadi dari sumber panas pada
temperatur tinggi ke penerima panas dengan temperatur yang lebih rendah yang dibatasi oleh ruang yang transparan

Contoh: radiasi panas dari api unggun, pemanasan bumi oleh sinar matahari

q = e A s (Ts4 - Tsur4)

q = laju perpindahan kalor

e = emisivitas termal

A = luas permukaan

s = Konstanta Steven-Boltzman

(Ts4 - Tsur4) = Beda temperatur

8.

L=3.5 cm

T=45.5K

k=21.6 W/m.K

qx/A=28080

9.-

10. aliran uniform dan aliran non uniform

Aliran seragam dan tak seragam (uniform and non-uniform flows)

Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah terhadap jarak. Contoh aliran di saluran/sungai
pada kondisi tidak ada pengaruh pembendungan/terjunan, tidak ada penyempitan/pelebaran yang ekstrim.

Aliran tidak seragam (non-uniform flow) adalah kondisi dimana komponen aliran berubah terhadap jarak. Contoh
aliran di saluran/sungai pada kondisi ada pengaruh pembendungan/terjunan, ada penyempitan/pelebaran yang
ekstrim.
non uniform flow

Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada gambar di bawah ini, (a) untuk kondisi aliran seragam dan (b)
untuk kondisi aliran tidak seragam

Sistem Newton

Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan
bahwa makin besar viskositas suatu cairan, akan makin besar pula gaya persatuan luas (shearing stress) yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung
dengan shearing stress.

Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh
jarak yang sangat kecil (dr).

Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.

F’/A = η dv/dr

Cairan yang mempunyai tipe alir Newton misalnya ; air, etanol, gliserin, minyak pelumas serta larutan yang
mempunyai senyawa terlarut dengan ukuran partikel kecil, misalnya larutan gula. Untuk menentukan viskositas cairan
Newton dapat digunakan semua alat pengukur viskositas, misalnya viskometer Ostwald, Hoppler, Brookfield,
Stormer, dll.

Sistem non-Newton

Non-Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton; dispersi heterogen cairan dan
padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk dalam kelas ini. Dalam
farmasi, lebih besar kemungkinan menjumpai cairan non-Newton dibanding dengan cairan biasa. Jika bahan-bahan
non-Newton dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva konsistensi yang
menggambarkan adanya 3 kelas aliran, yaitu : plastis, pseudoplastis, dan dilatan.
a. Aliran plastis (Bingham Bodies)

Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang terflokulasi dalam suatu suspensi pekaqt.Akibatnya
terbetuk struktur kontinue diseluruh sistem.

b. Aliran pseudoplastis

Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom alam dan sintesis, misalnya: disperse cair dari tragakan, Na alginat,
metil selulosa dan CMC Na menunjukkan aliran pseudoplastis, sering disebut sebagai shear-thining system.
Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya pengadukan.

c. Aliran dilatan

Suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdisper tinggi missalnya: cat, tinta atau pasta menunjukkan
peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of shear.
11.-

12.-persamaan benouli

-bilangan reynold

Re = ρ VD / µ

13. -

14.a. Filter Gravitasi (Gravity Filter)

Merupakan tipe yang paling tua dan sederhana.

Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori
dimana fluida mengalir secara laminer.

Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan. Contohnya :
pada pemurnian air.

Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air biasa digunakan beton. Saluran
dibagian bawah yang berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar
memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi. Bagian
bawah yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa
digunakan dalam pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas
yang dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur biasanya digunakan untuk
membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi.

Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar (batu atau kerikil) diletakkan bagian
atas balok berpori (cake) untuk menahan materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda
ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur dan ukuran untuk setiap
materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan kemampuan yang maksimal.
15. -hukum fourier

-hukum pendinginan newton

dT/dt = k ( T-To )

Dimana dT/dt merupakan fungsi temperatur (suhu) terhadap waktu, k adalah konstanta, T adalah suhu pada saat t
sekon, dan T0 adalah suhu pada saat t= 0 sekon.

-hukum stefan boltzman

16. a. Secara mekanik

Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-faktor yang penting yang
mempengaruhi sedimentasi secara mekanik antara lain :

 Sumber material batuan sedimen, Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh
material-material asalnya.

 Lingkungan pengendapan , Lingkungan Pengendapan Darat, Transisi dan Laut.

 Pengangkutan (transportasi) , Media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun yang memiliki
peranan yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air.

 Pengendapan,Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik daya
angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll.

 Kompaksi , Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/gravitasi dari material-material sedimen sendiri,

 Lithifikasi dan Sementasi, Bila kompaksi meningkat terus menerus akan terjadi pengerasan terhadap
material-material sedimen. Sehingga meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi),
 Replacement dan Rekristalisasi, Proses replacement adalah proses penggantian mineral oleh
pelarutan-pelarutan kimia hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan
kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang relatif rendah.

 Diagenesis , Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur
maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika.

b. Secara Kimia dan Organik

Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme atau akumulasi dari sisa skeleton organisme. Sedimen
kimia dan organik dapat terjadi pada kondisi darat, transisi, dan lautan, seperti halnya dengan sedimen mekanik.

17. 1. Reaktor Batch, Reaktor Semi Batch

2. Reaktor Konyinyu; CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor);PFR (Plug Flow Reaktor); PBR (Packed Bed
Reaktor)

3. Bio Reaktor

18. Konveksi alami (konveksi bebas) terjadi karena fluida bergerak secara alamiah dimana pergerakan fluida tersebut
lebih disebabkan oleh perbedaan massa jenis fluida akibat adanya variasi suhu pada fluida tersebut. Logikanya, kalau
suhu fluida tinggi, tentunya dia akan menjadi lebih ringan dan mulai bergerak keatas. Sementara konveksi paksa trjadi
karena bergeraknya fluida bukan karena faktor alamiah. Fluida bergerak karena adanya alat yang digunakan untuk
menggerakkan fluida tersebut, seperti kipas, pompa, blower dan sebagainya.

19.

20. baapak fauzi

Anda mungkin juga menyukai