FLUID FLOW
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalami perubahan-perubahan
bentuknya secara kontinyu / terus-menerus bila terkana tekanan atau gaya geser
walaupun relatuf kecil. Secara garis besar fluida dapat dibedakan atau dikelompok
sebagai berikut : aliran tunak, aliran tak tunak, aliran termampatkan, aliran tak
temampatkan , aliran laminar , aliran turbulen dan aliran transisi. Fluida bila
muncul dalam suatu pipa memiliki tipe aliran fluida dimana tipe airan fluida ini
ditentukan olh bilangan reynold. Pada saat fluida mengalir melauli system
perpiaan, terjadi kehilangan tekanan pada sepanjang jaringan pipa serta turbulensi
yang diakibatkan adanya gesekan fluida dengan kekasaran permukaan dinding
pipa bagian dalam.
Prosedur dalam percobaan ini terdapat dua tahap, yaitu kalibrasi dan
pengukuran penrunan tekanan (pressure drop) di dalam pipa dan fitting. Pada
tahap kalibrasi , valve pada pipa yang akan dilaliri oleh fluida dibuka terlebih
dahulu, sementara valve yang lainnya ditutup. Pertama, dilakukan percobaan
terhadap pipa B, valve pada pipa F ditutup sedangkan valve pipa B dibuka.
Setelah itu, dilihat nilai tekanan yang tertera pada manometer, kemudian ukur
volume fluida yang keluar dengan menggunakan gelas ukur. Percobaan ini
dilakukan sebanak lima kali. Lakukan percobaan yang sama terhadap pipa C.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai friction loss
dalam pipa yang dialiri fluida. Selain itu, mengetahui besarnya energy yang hilang
yang disebabkan oleh fittin padasistem perpipaan. Dari hasil perhitungan,
praktikan mengetahui nilai power pompa yang digunakan. Dengan demikian,
praktikan dapat membandingkan nilaieksperimentaldari fanning friction loss dan
koefisien kontraksi dari hasil percobaan dan dari literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara Umum
Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas.
Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai
gas,mempunyai volume yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas
tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat
maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan
dengan hukum gaya yang sesuai.
Sala satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalh dengan
membagi bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang
dapat dinamakan partikel fluida danmengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung
aliran,bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah
bentuknya dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah tatung akan
tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran
adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan
luas penampangnya.
Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dari
kecepatan
aliran,
menurut
(Mr.
Reynolds)
4000
Q =/t
Dimana :
(Khairul, 2014)
Friction Loss
Kehilangan gesekan pada sistem perpipaan (friction loss = Ff). Head loss
dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu:
1) Head loss karena tahapan pipa yang terbentang sepanjang pipa lurus.
2) Friction loss (F), karena adanya perlengkapan pipa friction loss (F) juga
dipengaruhi oleh karakteristik perlengkapan fluida seperti elbow
(belokan), kerangan, ekspansi dan lain-lain. Dengan memisahkan antara
pipa lurus dan pipa ber-fitting dan memasukan harga factor yang
tergantung pada jenis fitting masing-masing.
dianggap nol (0) karena diasumsikan tidak ada pipa lurus dan harga
kf tergantung pada besar dan jenis kerangan.
b) Friction loss karena adanya belokan (Ffelb)
harga Kfelb tergantung pada besarnya jari-jari elbow terhadap jarijari pipa.
c) Friction loss karena adanya kontraksi tiba-tiba (Ffc)
Dimana:
Terjadi penghilangan energi pada fluida yang disebabkan oleh fitting, yang mana
fitting tersebut atas empat jenis, yakni:
1. Contraction
Yaitu pipa yang mengalami pengukuran cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam, sehingga
tekanan yang melewatinya akan bertambah. Adapun gambaran dari
contraction :
2. Enlargement
Yaitu pipa yang mengalami penambahan cross sectional area secara
mendadak dari saluran, sehingga tekanan yang melewatinya semakin kecil.
Adapun gambaran dari enlargement :
Dimana,
hc =
friction
losses
(J/Kg)
Kc = coeficient contraction loss =0,55(1-A1/A2)
V2 = kecepatan rata-rata dalam wilayah lebih kecil atau aliran
rendah section (m/s)
= 1,0 untuk aliran turbulen
Persamaan Bernoulli
Asas Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa mendatar, tekanan fluida
paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil. Sebaliknya,
tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling besar.
10
= Perbedaan Tekanan
= Beda energy potensial
= Beda energi kinetis
= jumlah kehilangan energi akibat friksi yang terjadi
= energi yang diberikan dari luar ( power pompa)
(Yuniar,2014)
11
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang Digunakan
1. Air
III.2 Alat yang Digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
III.3
GambarAlat
Skema Rangkaian Alat Fluid Flow :
GelasUkur
Ember
Stopwatch
12
III.4 Variabel
1
4
1. Bukaan
2. Waktu (t)
3. Pipa
4. Satuan
= 5 detik
= B dan E
= SI
2
4
3
4
4
4
III.5 Prosedur
1. Nyalakan pompa dan buka valve F, tunggu hingga laju alir fluida yang
keluar dari valve F menjadi konstan
2. Kemudian buka valve pada pipa B yang akan dialiri fluida dengan
bukaan
1
4 , dan secara bersamaan tutup valve pada pipa F serta valve
2
4
3
4
dan
4
4
sama yaitu
1
4
2
4
3
4
dan
4
4
1.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
Viskositas
= 1 Pa s
Sg air
=1
air
= 1 x 10-6 gr/cm3
Effisiensi
= 65%
Wp
= 1 HP
Pada percobaan fluid flow menggunakan pipa B dan pipa E dengan bukaan
valve
1 2 3
4
, , dan
4 4 4
4
selama 5 detik
1) Pipa B
Bukaan
1/4
2/4
t (s)
Percobaan
ke-
Volume
(ml)
Manometer (cmHg)
Hijau
Hitam
1670
2.5
1800
2.7
5.2
1750
2.5
1690
2.8
5.2
1590
2.8
5.3
Rata-rata
1700
2.66
5.14
1870
5.3
1880
5.3
1890
3.1
5.4
1900
3.2
5.4
14
3/4
2000
3.2
5.4
Rata-rata
1908
3.1
5.36
1970
3.3
5.5
1980
3.3
5.5
2000
3.4
5.5
2100
3.5
5.6
2200
3.4
5.6
Rata-rata
2050
3.38
5.54
2350
3.5
6.9
2400
3.5
2450
3.7
2480
3.7
2490
3.7
Rata-rata
2434
3.62
5.98
4/4
2) Pipa E
Bukaan
1/4
t (s)
Percobaa
n ke-
Volume
(ml)
Manometer (cmHg)
Kuning
ungu
Biru
Hitam
850
0.9
0.7
0.8
870
0.7
0.8
900
0.9
0.9
3.2
910
1.1
0.9
0.9
3.2
920
1.1
0.9
0.9
3.3
Ratarata
890
1.02
0.82
0.88
3.14
15
2/4
3/4
4/4
1100
0.9
3.5
1160
1.1
1.3
3.5
1200
1.2
1.3
3.7
1250
1.2
1.3
1.1
3.7
1300
1.3
1.4
1.2
3.7
Ratarata
1202
1.16
1.26
1.04
3.62
1450
1.5
1.3
1600
1.7
1.3
4.1
1650
1.4
1.2
4.1
1780
1.5
1.2
4.2
1800
1.5
1.2
4.2
Ratarata
1656
1.84
1.4
1.12
4.2
1830
1.9
1.7
1.9
4.3
1850
1.9
1.7
1.9
4.4
1760
1.9
1.8
1.9
4.6
1790
1.8
1.8
1770
1.8
Ratarata
1800
1.94
1.8
1.86
4.64
16
Bukaan
Manometer (grf/cm2)
P
(grf/cm2)
(gr/cm3)
P/
Hijau
Hitam
1/4
36.176
69.904
53.04
53.04
1/2
43.52
72.896
58.208
58.208
3/4
45.968
75.344
60.656
60.656
49.232
81.328
65.28
65.28
43.724
74.868
59.296
59.296
Rata-rata
Bukaan
Z2 (cm)
Z1 (cm)
Z (cm)
g/gc
(grf/gr )
Ep = Z
(g/gc)
1/4
149
61
88
88
1/2
149
61
88
88
3/4
149
61
88
88
149
61
88
88
17
FLUID FLOW
Volume
(ml)
t (s)
Q
(cm3/s)
A (cm2)
v (cm/s)
D (cm)
(gr/cm3)
(gr/cm.s)
NRe
gc
(cm/s2)
Ek
(cm.gf/gr)
1700
340
5.5711
61.0292
2.664
0.00891
18247.1264
980
1.9003
1908
381.6
5.5711
68.4963
2.664
0.00891
20479.7159
980
2.3937
2050
410
5.5711
73.5941
2.664
0.00891
22003.8877
980
2.7633
2434
486.8
5.5711
87.3795
2.664
0.00891
26125.5915
980
3.8955
18
FLUID FLOW
Bukaan
Gesekan
f=
16/Nre
L
(cm)
gc
(cm/s2)
D
(cm)
ft
hf teori
(cm gf/gr)
0.00015
0.00088
831
980
2.664
2037.5029
Elbow 90 ( 1" )
0.75
980
11.4017
0.17
980
0.3230
0.00015
0.00078
831
980
2.664
2286.7973
Elbow 90 ( 1" )
0.75
980
14.3625
0.17
980
0.4069
0.00015
0.75
0.00073
-
831
980
2.664
980
2456.9887
16.5799
0.17
980
0.4698
0.00015
0.00061
831
980
2.664
2917.2247
Elbow 90 ( 1" )
0.75
980
23.3730
0.17
980
0.6622
3/4
v (cm/s)
61.0292
68.4963
73.5941
87.3795
19
hf teori
2049.2277
2301.5668
2474.0384
2941.2599
Bukaan
P/
Ek
Ep
hf
(cm gf/gr)
1/4
53.04
1.9003
88
2049.2277
340
745337.1
2/4
58.208 2.3937
88
2301.5668
381.6
934984.31
410
1076437.7
486.8
1508318.4
3/4
60.656 2.7633
88
2474.0384
65.28
88
2941.2599
3.8955
(-) Wp
percobaan
FLUID FLOW
v (cm/s)
A
(cm2)
(gr/cm3)
(gr/s)
Power pompa
(cm grf/s)
Power rata
-rata
(cm grf/s)
Power pompa
(HP)
404.6
0.000053208
Bukaan
P/
Ek
Ep
1/4
53.04
1.9003
88
1/2
58.208
2.3937
88
3/4
60.656
2.7633
88
65.28
3.8955
88
Power pompa
(cm grf/s)
Effisiensi
Power
percobaan
0.65
1066269.356
0.65
0.65
1640414.394
0.65
20
(gr/s)
Wp percobaan
hf percobaan
340
4824.75
4681.8079
381.6
4298.78
4150.1781
410
4001.01
3849.5914
486.8
3369.79
3212.6158
2) Pipa E
a) Tabel Perhitungan
Manometer (grf/cm2)
Bukaan
1/4
2/4
3/4
1
Rata-rata
Kuning
13.872
15.776
25.024
26.384
20.264
Biru
11.968
14.144
15.232
25.296
16.66
Ungu
11.152
17.136
19.04
24.48
17.952
Hitam
42.704
49.232
56.032
63.104
52.768
P
(grf/cm2)
(gr/cm3)
P/
19.924
24.072
28.832
34.816
26.911
1
1
1
1
1
19.924
24.072
28.832
34.816
26.911
Bukaan
Z2 (cm)
Z1 (cm)
Z (cm)
1/4
1/2
3/4
1
84
84
84
84
28
28
28
28
56
56
56
56
g/gc (grf/gr
)
1
1
1
1
Ep = Z
(g/gc)
56
56
56
56
21
FLUID FLOW
Bukaan
Volume
(ml)
t (s)
Q
(cm3/s)
A
(cm2)
v (cm/s)
D
(cm)
(gr/cm3) (gr/cm.s)
NRe
gc
(cm/s2)
Ek
(cm.gf/gr)
1/4
890
178
1.959
90.86268504
1.58
0.00891
16112.5749
980
4.2123
1/2
1202
240.4
1.959
122.7156713
1.58
0.00891
21761.0281
980
7.6832
3/4
1656
331.2
1.959
169.0658499
1.58
0.00891
29980.2517
980
14.5833
1800
360
1.959
183.7672282
1.58
0.00891
32587.2301
980
17.2298
Bukaan
1/4
Gesekan
0.00015
0.00015
Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" )
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR
0.75
0.75
0.357
24
1.5
0.35
f=
16/Nre
0.0009
9
0.0009
9
-
L
(cm)
gc
(cm/s2)
D
(cm)
ft
980
2.664
723
980
1.58
980
980
980
980
980
980
1
1
1
1
1
1
9
8
1
1
2
2
433
v (cm/s)
90.8627
22
hf teori
(cm gf/gr)
hf teori
180.9180
2.7195
4.5408
28.4327
25.2736
1.5018
101.0942
12.6368
2.9486
1/2
3/4
0.420
0.00015
0.00015
Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" )
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Ekspansi ( 1" - 0,5" )
0.75
0.75
0.357
5.6
1.5
0.35
0.420
0.00015
0.00015
Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" ) 3/4
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Ekspansi ( 1" - 0,5" )
Pipa Lurus 1" sch 40
0.75
0.75
0.357
1.15
1.5
0.35
0.420
0.00015
0.0007
4
0.0007
4
0.0005
3
0.0005
3
0.0004
FLUID FLOW
980
433
980
2.664
723
980
1.58
980
980
980
980
980
980
980
1
1
1
1
1
1
1
9
8
1
1
2
2
1
433
980
2.664
723
980
1.58
433
980
980
980
980
980
980
980
980
1
1
1
1
1
1
1
1
2.664
9
8
1
1
2
2
1
1
122.716
169.066
183.767
23
1.7701
3.6728
6.1327
51.8618
46.0994
2.7393
43.0261
23.0497
5.3783
3.2286
185.1887
5.0600
8.4490
98.4373
87.4998
5.1994
16.7708
43.7499
10.2083
6.1281
5.5000
281.5026
337.3417
0.00015
0.75
0.75
0.357
1.5
1.5
0.35
0.420
9
0.0004
9
-
FLUID FLOW
723
980
1.58
980
980
980
980
980
980
980
1
1
1
1
1
1
1
9
8
1
1
2
2
1
9.1837
116.3011
103.3788
6.1430
25.8447
51.6894
12.0609
7.2402
Bukaa
n
P/
Ek
Ep
v
(cm/s)
A
(cm2)
(gr/cm3)
(gr/s)
Power pompa
(cm grf/s)
1/4
19.924
2.9913
56
180.9180
259.8333
90.8627
1.959
178
46250.32879
1/2
24.072
3.5757
56
185.1887
268.8364
122.7157
1.959
240.4
64628.26928
3/4
28.832
3.9331
56
281.5026
370.2677
169.0658
1.959
331.2
122632.6523
34.816
4.3074
56
337.3417
432.4652
183.7672
1.959
360
155687.4594
hf
(-) Wp
(cm gf/gr) percobaan
24
Power rata
-rata
(cm grf/s)
Power
pompa (hp)
277.4
0.000036480
FLUID FLOW
Bukaan
P/
Ek
Ep
1/4
2.1
0.8970
88
2/4
2.525
1.1457
88
3/4
2.65
1.2704
88
4/4
2.75
1.7891
88
Power pompa
(cm grf/s)
Effisiensi
Power
percobaan
0.65
97299.677
0.65
0.65
149691.8114
0.65
25
(gr/s)
Wp percobaan
hf percobaan
150
997.945
906.9484
164
912.755
821.0843
172
870.301
778.3808
180
831.621
739.0821
IV.3 Grafik
1) Pipa B
a)
Bukaan Valve vs Q
500
486.8
450
400
Q (cm3/s) 350
381.6
410
340
300
250
0
1/ 4
1/ 2
3/ 4
Bukaan Valve
Bukaan Valve vs Q
Bukaan Valve vs Q
26
b)
Bukaan Valve vs Hf
4900
4681.8079
4400
4150.1781
3900
Hf
3849.5914
3400
3212.6158
2941.2599
2900
2400
2049.2277
1900
0
1/ 4
2301.5668
1/ 2
2474.0384
3/ 4
Bukaan Valve
Bukaan Valve vs Hf Percobaan
Bukaan Valve vs Hf
27
c)
Q vs Hf
5000
4500
4681.8079
4150.1781
3849.5914
4000
3500
Hf 3000
Q vs Hf Percobaan
Q vs Hf teori
2500
2000
2049.2277
1500
300
350
3212.6158
2941.2599
2474.0384
2301.5668
400
450
500
Q (cm3/s)
Q vs Hf
2) Pipa E
28
a)
Bukaan Valve vs Q
400
350
360
331.2
300
Q (cm3/s)
250
200
150
0
240.4
178
1/ 4
1/ 2
3/ 4
Bukaan Valve
Bukaan valve vs Q
Bukaan Valve vs Q
29
b)
Bukaan Valve vs Hf
906.9484
1000
821.0843
800
778.3808
739.0821
600
Hf
400
200
180.9180
185.1887
1/ 4
1/ 2
0
0
281.5026
337.3417
3/ 4
Bukaan valve
Bukaan valve vs Hf Percobaan
Bukaan Valve vs Hf
30
c)
Q vs Hf
1000
906.9484
821.0843
778.3808
739.0821
800
600
Hf
400
200
0
150
180.9180
200
281.5026
185.1887
250
300
350
337.3417
400
Q (cm3/s)
Q Vs Hf Percobaan
Q vs Hf Teori
Q vs Hf
IV. 1.
Pembahasan
Pada percobaan ini kami menggunakan pipa B dan pipa E dengan empat variabel
bukaan valve yang berbeda yaitu 1/8, 3/8, 5/8 dan 7/8. Dalam percobaan fluid flow ini
pengamatan yang dilakukan yaitu terhadap perbedaan tekanan yang ditunjukan oleh
manometer dan jumlah volume air yang keluar dari pipa dan mengukurnya dengan gelas
ukur selama 5 detik fluida mengalir, dengan empat kali percobaan untuk masing-masing
bukaan valve. Seluruh perhitungan dalam percobaan ini menggunakan satuan SI.
31
Pada pipa B hasil yang diperoleh antara lain saat bukaan 1/8 diperoleh debit air
sebesar 233.6 cm3/s, untuk bukaan 3/8 diperoleh debit air sebesar 264 cm3/s ,untuk
bukaan 5/8 diperoleh debit air sebesar 278 cm3/s dan untuk bukaan 7/8 didapat debit air
sebesar 289.9 cm3/s. Sedangkan untuk pipa E hasil yang didapat antara lain saat bukaan
1/8 diperoleh debit air sebesar 150cm3/s, untuk bukaan 3/8 diperoleh debit air sebesar 164
cm3/s ,untuk bukaan 5/8 diperoleh debit air sebesar 172 cm3/s dan untuk bukaan 7/8
didapat debit air sebesar 180 cm3/s. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa semakin
besar pipa dan bukaan valve, maka debit aliran fluida semakin besar nilainya. Hal ini
dikarenakan bahwa debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas penampang pipa
dan bukaannya.
Untuk data yang diperoleh dari grafik Q (debit aliran) versus bukaan valve pada
pipa B maupun E, diperoleh grafik yang menanjak. Artinya semakin besar bukaan pada
gate valve maka kecepatan linier suatu fluida semakin tinggi. Untuk data yang diperoleh
dari grafik Hf versus bukaan pada pipa B maupun E, diperoleh nilai Hf percobaan jauh
lebih besar daripada nilai Hf teori. Pada grafik tersebut ditunjukkan bahwa semakin besar
bukaan valve maka head loss semakin kecil, hal ini dikarenakan bahwa gaya gesekan
yang terjadi antara air yang mengalir dan pipa semakin kecil. Dan untuk data pada grafik
Q (debit aliran) versus Hf, diperoleh nilai Hf percobaan juga jauh lebih besar daripada
nilai Hf teori. Pada grafik tersebut ditunjukkan bahwa semakin besar debit air, maka
semakin kecil nilai Hf. Hal ini dikarenakan semakin besar tekanan yang mempengaruhi
maka debit aliran air semakin besar dan menyebabkan gaya gesek dalam pipa semakin
kecil.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1. Kesimpulan
1. Semakin besar bukaan valve, maka volume air yang tertampung selama 5 detik
dari pipa B dan E semakin besar.
2. Semakin besar bukaan valve, debit air yang mengalir dalam pipa semakin besar
dikarenakan tekanan yang ada didalam pipa pada saat air mengalir semakin besar
3. Semakin besar bukaan valve maka semakin kecil nilai Hf, hal ini dikarenakan
bahwa gaya gesekan yang terjadi antara air yang mengalir dan pipa semakin kecil
4. Semakin besar Q maka semakin kecil nilai Hf, hal ini dikarenakan semakin
besar tekanan yang mempengaruhi maka debit aliran air semakin besar dan
menyebabkan gaya gesek dalam pipa semakin kecil
V. 2. Saran
1. Pada percobaan fluid flow ini, sebaiknya praktikan memperhatikan dengan teliti,
pada saat valve akan dibuka dan ditutup, karena jika tidak tepat dan tepat waktu,
nilai yang didapat dalam perhitungan akan tidak sesuai.
2. Perhatikan dengan teliti untuk menghitung tinggi manometer agar tidak terjadi
kesalahan dalam perhitungan dan pembuatan grafik.
3. Sebaiknya sebelum praktikum diperhatikan untuk kebersihan alat fluid flow yang
akan digunakan agar hasil pengamatan yang didapat sesuai dengan yang
seharusnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. II. Tinjauan Pustaka. (digilib.unila.ac.id/6872/15/ 15%20BAB
%20II.pdf). Diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 21:04 WIB
Anonim. 2012. Praktikum Operasi Teknik Kimia I Modul 8: Fluid Flow. Surabaya:
UPN Veteran Jawa Timur
Anonim. 2015. Air (https://id.wikipedia.org/wiki/Air). Diakses pada tanggal 26
Februari 2016 pukul 18:00 WIB
Kustiningsih, Indar. 2008. Aliran Fluida. (http://che.ft-untirta.ac.id/downloadcenter/category/1-operasi-teknik-kimia?download=2%3Aaliran-fluida). Diakses
pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 19:35 WIB
Mc.Cabe. 1983. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Suryani, Irma. 2013. Pengertian atau Definisi Fluida Serta Contoh dan Aplikasi Fluida.
(http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluidaserta.html). Diakses pada 6 Maret 2016 pukul 21:57 WIB.
34
APPENDIX
Perhitungan untuk pipa B bukaan valve 1/4:
1. Menghitung
43.724+74.868 grf
=
2
59.296grf/cm2
2
cm
Diketahui = 1 gr/cm 3
Sehingga
= 59.296
cm. grf
gr
2. Menghitung Ep
Ep= Z
-
g
gc
Menghitung Z:
Diketahui data sebagai berbagai:
Tinggi pompa ke lantai (Z1)
Tinggi valve B ke lantai (Z2)
Jadi, Z
Nilai g
= 980 cm/s2
Nilai gc
= 980 cm/s2
= 61 cm
= 149 cm
= 88 cm
g
980 cm/s 2
Sehingga, Ep = Z gc =88 cm x 980 cm/s 2
= 88 cm
35
3. Menghitung Ek
Ek =
v2
2 gc
v2
2 gc
Menghitung niai debit air yang keluar pipa (Q), diketahui data:
Volume rata-rata bukaan valve 1/4 = 1700 ml
t
= 5 detik
Sehingga, Q =
Volume
t
1700 ml
5 detik
= 340
cm3
s
= 5,5711 cm2
Sehingga, v=
cm3
s
Q
A
cm 3
340
s
5,5711 cm2
= 61.0292 cm/s
gr
3
cm
air
=1
= 2.664 cm
= 61.0292 cm/s
air
= 0.00891
NRe =
x Dxv
gr /cm
s
cm
gr
x1 3
s
cm
gr /cm
0.00891
s
2.664 cm x 61.0292
=
= 18247.1143
36
Jadi, Ek =
v
2 gc
(61.0292 cm/s)
= 2x1x980 cm/s 2
= 1.9003 cm.gf/gr
37
16
NRe
= 18247.1143
16
= 0.000876
18247.1143
gc = 980 cm/s2
= 1 (aliran turbulen)
D = 2,664 cm
v = 61.0292 cm/s
4f
Jadi, Hf =
L v2
D 2 gc
cm 2
)
83 1 cm
s
= 4 x 0.00128 x 2,664 cm x
cm
21(980 2 )
s
(61.0292
= 2037.5029 cm.grf/gr
b) Elbow 90, diketahui data-data sebagai berikut:
k = 0.75
v = 61.0292 cm/s
gc = 980 cm/s2
Jadi, Hf
v
2 gc
cm 2
)
s
= 0.75
cm
2(980 2 )
s
(61.0292
= 11.4017 cm.grf/gr
Karena ada total 8 fitting elbow 90 pada pipa B, maka Hf dikalikan dengan
jumlah fitting (ft) elbow. Sehingga, nilai Hf menjadi 11.4017 cm.grf/gr
c) Gate valve (1), diketahui data-data sebagai berikut:
k = 0.17
v = 61.0292 cm/s
gc = 980 cm/s2
Jadi, Hf =
v
2 gc
38
cm 2
)
s
= 0.17
cm
2(980 2 )
s
(61.0292
= 0.3230 cm.grf/gr
d) Total Hf (Hf) pada pipa B bukaan valve 1/8
Hf = Hf pipa lurus 1 sch 40 + Hf Elbow 90 (1) + Hf Gate Valve (1)
= (2037.5029 + 11.4017 + 0.3230) cm.grf/gr
= 2049.2276cm.grf/gr
7. Menghitung Wp percobaan, diketahui data-data sebagai berikut:
Hf = 2049.2277
= 53.04
- Wp percobaan
cm. grf
gr
cm. grf
gr
Ep = 88
v2
2 gc
P
g
+ Z
gc
P
+ Ep + Ek + Hf
cm. grf
gr
+ Hf
= 2192.1679
cm. grf
gr
Ek = 1.9003
cm. grf
gr
cm. grf
gr
air = 1 gr/cm3
m=v x A x air
39
61.0292
340
cm
gr
x 5.5711 cm2 x 1 3
s
cm
gr
s
cm. grf
gr
gr
s
m = 340
= -Wp x m
= 2192.1679
cm. grf
gr
= 745337.086
cm. grf
s
x 340
gr
s
cm. grf
s
cm. grf
s
1 hp = 550
= 0.0328084 x 0.0022046
ft .lbf
s
ft .lbf
s
cm. grf
= 53.04
gr
Ek = 1.9003
cm. grf
gr
Power
pompa
rata-rata
1066269.356
cm. grf
s
Effisiensi pompa = 65% = 0.65
40
Ep = 88
cm. grf
gr
gr
s
m = 340
Power pomparatarata
Effisiensi pompa
cm. grf
s
1066269.356
0.65
= 1640414.394
Wp percobaan
cm. grf
s
Power pompa
m
cm . grf
s
gr
340
s
1640414.394
= 4824.75
Hf percobaan = Wp percobaan =
cm. grf
gr
P
Ep - Ek
(4824.7553.04881.9003)
= 4681.8079
cm. grf
gr
cm. grf
gr
41