Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

FLUID FLOW

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalami perubahan-perubahan

bentuknya secara kontinyu / terus-menerus bila terkana tekanan atau gaya geser
walaupun relatuf kecil. Secara garis besar fluida dapat dibedakan atau dikelompok
sebagai berikut : aliran tunak, aliran tak tunak, aliran termampatkan, aliran tak
temampatkan , aliran laminar , aliran turbulen dan aliran transisi. Fluida bila
muncul dalam suatu pipa memiliki tipe aliran fluida dimana tipe airan fluida ini
ditentukan olh bilangan reynold. Pada saat fluida mengalir melauli system
perpiaan, terjadi kehilangan tekanan pada sepanjang jaringan pipa serta turbulensi
yang diakibatkan adanya gesekan fluida dengan kekasaran permukaan dinding
pipa bagian dalam.
Prosedur dalam percobaan ini terdapat dua tahap, yaitu kalibrasi dan
pengukuran penrunan tekanan (pressure drop) di dalam pipa dan fitting. Pada
tahap kalibrasi , valve pada pipa yang akan dilaliri oleh fluida dibuka terlebih
dahulu, sementara valve yang lainnya ditutup. Pertama, dilakukan percobaan
terhadap pipa B, valve pada pipa F ditutup sedangkan valve pipa B dibuka.
Setelah itu, dilihat nilai tekanan yang tertera pada manometer, kemudian ukur
volume fluida yang keluar dengan menggunakan gelas ukur. Percobaan ini
dilakukan sebanak lima kali. Lakukan percobaan yang sama terhadap pipa C.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai friction loss
dalam pipa yang dialiri fluida. Selain itu, mengetahui besarnya energy yang hilang
yang disebabkan oleh fittin padasistem perpipaan. Dari hasil perhitungan,
praktikan mengetahui nilai power pompa yang digunakan. Dengan demikian,
praktikan dapat membandingkan nilaieksperimentaldari fanning friction loss dan
koefisien kontraksi dari hasil percobaan dan dari literatur.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

I.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui nilai friction loss dalam pipa yang dialiri fluida.
2. Mencari nilai-nilai fanning friction factors dari koefisien untuk
dibandingkan hasil perhitungan secara eksperimental dengan yang
didapatkan dari literature.
3. Mengetahui besarnya energy yang hilang karena adanya fitting dalam
system perpipaan.
I.3 Manfaat Percobaan
1. Agar praktikan dapat menentukan jenis aliran fluida secara eksperimental.
2. Agar praktikan dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi suatu
aliran fluida.
3. Agar praktikan dapat mengetahui sifat-sifat fluida yang melalui suatu
system perpipaan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara Umum
Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas.
Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai
gas,mempunyai volume yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas
tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat
maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan
dengan hukum gaya yang sesuai.
Sala satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalh dengan
membagi bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang
dapat dinamakan partikel fluida danmengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung
aliran,bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah
bentuknya dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah tatung akan
tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran
adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan
luas penampangnya.
Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hukum kekentalan Massa


Hukum Kekentalan energi
Hukum kekentalan momentum
Katup
Orifacemeter
Arcameter (rotarimeter).

Aliran fluida dapat diaktegorikan:


1) Aliran laminar
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisanlapisan, atau lamina


lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar
ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan
relatif

antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum

viskositas Newton yaitu : = dy/du


2) Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan
aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan
geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian
kerugian aliran.
3) Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.
(Kahirul, 2014)
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak

berdimensi yang dapat

membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.


Re = VD /
Dimana :
-

V kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)


D adalah diameter dalam pipa (m)
adalah masa jenis fluida (kg/m3)
adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)
Dilihat

dari

kecepatan

aliran,

menurut

(Mr.

Reynolds)

diasumsikan/dikategorikan laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re


kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

4000

biasa juga disebut sebagai bilangan Reynolds kritis, sedangkan aliran

turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.


(Mc Cabe, 1993)
Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat
cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini
disebabkan gaya gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat
tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan
dengan cara menghitung nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin
tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena
disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida semakin berkurang.
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan
pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula
untuk masing masing jenis aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen
mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
(Dedek,2013)
Debit Aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing
masing pipa experimen diaman rumus debit aliran
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

Q =/t
Dimana :

Q adalah debit aliran ( m3/s)


V adalah kecepatan aliran ( m/s )
A adalah luas penampang ( m2)
adalah volume fluida ( m3 )

(Khairul, 2014)
Friction Loss
Kehilangan gesekan pada sistem perpipaan (friction loss = Ff). Head loss
dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu:
1) Head loss karena tahapan pipa yang terbentang sepanjang pipa lurus.

Dimana: Ff = friction loss / head loss (J/Kg)


L = panjang pipa (m)
F = factor friction / fanning factor
D = kecepatan rata-rata (m)
Harga f dapat dipengaruhi oleh besarnya E/D dari Nre, untuk menentukan
bilangan renold dapat menggunakan :

2) Friction loss (F), karena adanya perlengkapan pipa friction loss (F) juga
dipengaruhi oleh karakteristik perlengkapan fluida seperti elbow
(belokan), kerangan, ekspansi dan lain-lain. Dengan memisahkan antara
pipa lurus dan pipa ber-fitting dan memasukan harga factor yang
tergantung pada jenis fitting masing-masing.

Dimana : kf = koefisien kehilangan masing-masing fitting.


Untuk koefisien tersebut dapat dilihat pada:
a) Friction loss karena kerangan (Ffv)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

dianggap nol (0) karena diasumsikan tidak ada pipa lurus dan harga
kf tergantung pada besar dan jenis kerangan.
b) Friction loss karena adanya belokan (Ffelb)

harga Kfelb tergantung pada besarnya jari-jari elbow terhadap jarijari pipa.
c) Friction loss karena adanya kontraksi tiba-tiba (Ffc)
Dimana:

A1 = luas permukaan terkecil (m2)


A2 = luas permukaan terbesar (m2)
V = kecepatan rata-rata pipa kecil (m/det)
Koefisien untuk turbulen = 1
Koefisien untuk laminar = -1/2
d) Friction loss karena adanya ekspansi tiba-tiba (Ffex)

Terjadi penghilangan energi pada fluida yang disebabkan oleh fitting, yang mana
fitting tersebut atas empat jenis, yakni:
1. Contraction
Yaitu pipa yang mengalami pengukuran cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam, sehingga
tekanan yang melewatinya akan bertambah. Adapun gambaran dari
contraction :

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

Gambar II.2 Contraction


Dengan persamaan :

2. Enlargement
Yaitu pipa yang mengalami penambahan cross sectional area secara
mendadak dari saluran, sehingga tekanan yang melewatinya semakin kecil.
Adapun gambaran dari enlargement :

Gambar II.3 Enlargement


3. Long Bend
Yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanan kecil. Adapun gambaran long
bend pada pipa

Gambar II.4 Long Bend


4. Short Bend
Yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross
sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar. Adapun
gambaran dari short bend adalah:

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

Gambar II.5 Short Bend


5. Elbow Bend
Yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk pipa siku-siku (900)
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga menimbulkan
tekanan yang sangat besar. Adapun gambaran dan elbow bends adalah:

Gambar II.6 Elbow Bend


6. Mitre Bend
Yaitu pipa yang memiliki cross sectional area yang besar sehingga pada
pipa yang dialiri oleh fluida akan menimbulkan tekanan yang kecil.
Metode untuk memperkirakan beberapa losses, dipaparkan sebagai berikut:
1. Sudden enlargement losses. Jika cross section dari pembesaran pipa
berangsur-angsur, sangat kecil atau tidak ada extra losses maka tidak terjadi.
Akan tetapi, jika perubahan secara tiba-tiba hasil dalm pertambahaan losses
karena terbentuk putaran dari jet expanding dalam enlarge section.
Friction losses ini bisa ditentukan dengan mengikuti aliran dalam kedua
section. Berikut persamaannya:

Dimana, hex = friction losses (J/Kg)


kex = coeficient expansion loss (1-A1/A2)
v1 = kecepatan tinggi aliran dalam wilayah lebih kecil (m/s)
v2 = kecepatan rendah aliran (m/s) = 1,0
Jika aliran laminer dalam kedua section, faktor dalam persamaan menjadi .

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

2. Sudden contraction losses. Ketika cross section dari pipa berangsur-angsur


berkurang, aliran tidak dapat melewati tikungan tajam, dan pertambahan
friction loss karena terjadi putaran. Untuk aliran turbulen, persamaannya
sebagai berikut:

Dimana,

hc =

friction

losses

(J/Kg)
Kc = coeficient contraction loss =0,55(1-A1/A2)
V2 = kecepatan rata-rata dalam wilayah lebih kecil atau aliran
rendah section (m/s)
= 1,0 untuk aliran turbulen
Persamaan Bernoulli
Asas Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa mendatar, tekanan fluida
paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil. Sebaliknya,
tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling besar.

Gambar : Fluida yang mengalir pada pipa


Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida di mana
berhubungan dengan tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari
suatu pipa yang fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir
dengan aliran yang tak turbulen
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR

10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

P/ + Z g/gc +v/2gc + hf = -wp


Dimana :
P/
Z g/gc
v/2gc
Hf
-wp

= Perbedaan Tekanan
= Beda energy potensial
= Beda energi kinetis
= jumlah kehilangan energi akibat friksi yang terjadi
= energi yang diberikan dari luar ( power pompa)

(Yuniar,2014)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang Digunakan
1. Air
III.2 Alat yang Digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
III.3

Rangkaian alat fluid flow


Gelas ukur
Ember
Corong
Stopwatch

GambarAlat
Skema Rangkaian Alat Fluid Flow :

GelasUkur

Ember

Stopwatch

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

III.4 Variabel

1
4

1. Bukaan

2. Waktu (t)
3. Pipa
4. Satuan

= 5 detik
= B dan E
= SI

2
4

3
4

4
4

III.5 Prosedur
1. Nyalakan pompa dan buka valve F, tunggu hingga laju alir fluida yang
keluar dari valve F menjadi konstan
2. Kemudian buka valve pada pipa B yang akan dialiri fluida dengan

bukaan

1
4 , dan secara bersamaan tutup valve pada pipa F serta valve

pada pipa-pipa lain yang tidak dialiri fluida (A, C, D, E)


3. Fluida akan mengalir melalui pipa B, lalu menuju orifice meter
4. Selanjutnya, orifice meter akan berujung pada manometer raksasa, ukur
pressure drop dari penampang pipa lurus dan penampang berbagai
macam fitting, catat data pressure drop
5. Tampung air yang keluar dalam waktu 5 detik, ukur dan catat
volumenya
6. Lakukan percobaan diatas sebanyak 5 kali.
7. Ulangi prosedur diatas dengan variabel bukaan

2
4

3
4

dan

4
4

8. Lakukan prosedur diatas untuk pipa E dengan variabel bukaan yang

sama yaitu

1
4

2
4

3
4

dan

4
4

1.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
Viskositas

= 1 Pa s

Sg air

=1

air

= 1 x 10-6 gr/cm3

Effisiensi

= 65%

Wp

= 1 HP

Pada percobaan fluid flow menggunakan pipa B dan pipa E dengan bukaan

valve

1 2 3
4
, , dan
4 4 4
4

selama 5 detik

1) Pipa B
Bukaan

1/4

2/4

t (s)

Percobaan
ke-

Volume
(ml)

Manometer (cmHg)
Hijau

Hitam

1670

2.5

1800

2.7

5.2

1750

2.5

1690

2.8

5.2

1590

2.8

5.3

Rata-rata

1700

2.66

5.14

1870

5.3

1880

5.3

1890

3.1

5.4

1900

3.2

5.4

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

3/4

2000

3.2

5.4

Rata-rata

1908

3.1

5.36

1970

3.3

5.5

1980

3.3

5.5

2000

3.4

5.5

2100

3.5

5.6

2200

3.4

5.6

Rata-rata

2050

3.38

5.54

2350

3.5

6.9

2400

3.5

2450

3.7

2480

3.7

2490

3.7

Rata-rata

2434

3.62

5.98

4/4

2) Pipa E
Bukaan

1/4

t (s)

Percobaa
n ke-

Volume
(ml)

Manometer (cmHg)
Kuning

ungu

Biru

Hitam

850

0.9

0.7

0.8

870

0.7

0.8

900

0.9

0.9

3.2

910

1.1

0.9

0.9

3.2

920

1.1

0.9

0.9

3.3

Ratarata

890

1.02

0.82

0.88

3.14

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

2/4

3/4

4/4

1100

0.9

3.5

1160

1.1

1.3

3.5

1200

1.2

1.3

3.7

1250

1.2

1.3

1.1

3.7

1300

1.3

1.4

1.2

3.7

Ratarata

1202

1.16

1.26

1.04

3.62

1450

1.5

1.3

1600

1.7

1.3

4.1

1650

1.4

1.2

4.1

1780

1.5

1.2

4.2

1800

1.5

1.2

4.2

Ratarata

1656

1.84

1.4

1.12

4.2

1830

1.9

1.7

1.9

4.3

1850

1.9

1.7

1.9

4.4

1760

1.9

1.8

1.9

4.6

1790

1.8

1.8

1770

1.8

Ratarata

1800

1.94

1.8

1.86

4.64

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

16

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan


1) Pipa B
a) Tabel Perhitungan

Bukaan

Manometer (grf/cm2)

P
(grf/cm2)

(gr/cm3)

P/

Hijau

Hitam

1/4

36.176

69.904

53.04

53.04

1/2

43.52

72.896

58.208

58.208

3/4

45.968

75.344

60.656

60.656

49.232

81.328

65.28

65.28

43.724

74.868

59.296

59.296

Rata-rata

b) Tabel Perhitungan Ep (Energi Potensial)

Bukaan

Z2 (cm)

Z1 (cm)

Z (cm)

g/gc
(grf/gr )

Ep = Z
(g/gc)

1/4

149

61

88

88

1/2

149

61

88

88

3/4

149

61

88

88

149

61

88

88

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

17

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

FLUID FLOW

c) Tabel Perhitungan Ek (Energi Kinetik)


Bukaan

Volume
(ml)

t (s)

Q
(cm3/s)

A (cm2)

v (cm/s)

D (cm)

(gr/cm3)

(gr/cm.s)

NRe

gc
(cm/s2)

Ek
(cm.gf/gr)

1700

340

5.5711

61.0292

2.664

0.00891

18247.1264

980

1.9003

1908

381.6

5.5711

68.4963

2.664

0.00891

20479.7159

980

2.3937

2050

410

5.5711

73.5941

2.664

0.00891

22003.8877

980

2.7633

2434

486.8

5.5711

87.3795

2.664

0.00891

26125.5915

980

3.8955

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

FLUID FLOW

d) Tabel Perhitungan Head Loss, Hf (Teoritis)

Bukaan

Gesekan

f=
16/Nre

L
(cm)

gc
(cm/s2)

D
(cm)

ft

hf teori
(cm gf/gr)

Pipa Lurus 1" sch 40

0.00015

0.00088

831

980

2.664

2037.5029

Elbow 90 ( 1" )

0.75

980

11.4017

Gate Valve ( 1" )

0.17

980

0.3230

0.00015

0.00078

831

980

2.664

2286.7973

Elbow 90 ( 1" )

0.75

980

14.3625

Gate Valve ( 1" )

0.17

980

0.4069

0.00015
0.75

0.00073
-

831

980

2.664

980

2456.9887
16.5799

0.17

980

0.4698

0.00015

0.00061

831

980

2.664

2917.2247

Elbow 90 ( 1" )

0.75

980

23.3730

Gate Valve ( 1" )

0.17

980

0.6622

Pipa Lurus 1" sch 40


2/4

3/4

Pipa Lurus 1" sch 40


Elbow 90 ( 1" )
Gate Valve ( 1" )
Pipa Lurus 1" sch 40

v (cm/s)

61.0292

68.4963

73.5941

87.3795

e) Tabel Perhitungan Power Pompa (Teoritis)


Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR

19

hf teori

2049.2277

2301.5668

2474.0384

2941.2599

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

Bukaan

P/

Ek

Ep

hf
(cm gf/gr)

1/4

53.04

1.9003

88

2049.2277

2192.1679 61.0292 5.5711

340

745337.1

2/4

58.208 2.3937

88

2301.5668

2450.1685 68.4963 5.5711

381.6

934984.31

2625.4577 73.5941 5.5711

410

1076437.7

3098.4354 87.3795 5.5711

486.8

1508318.4

3/4

60.656 2.7633

88

2474.0384

65.28

88

2941.2599

3.8955

(-) Wp
percobaan

FLUID FLOW

v (cm/s)

A
(cm2)

(gr/cm3)

(gr/s)

Power pompa
(cm grf/s)

Power rata
-rata
(cm grf/s)

Power pompa
(HP)

404.6

0.000053208

f) Tabel Perhitungan Hf dengan Effisiensi Pompa 65%

Bukaan

P/

Ek

Ep

1/4

53.04

1.9003

88

1/2

58.208

2.3937

88

3/4

60.656

2.7633

88

65.28

3.8955

88

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

Power pompa
(cm grf/s)

Effisiensi

Power
percobaan

0.65
1066269.356

0.65
0.65

1640414.394

0.65

20

(gr/s)

Wp percobaan

hf percobaan

340

4824.75

4681.8079

381.6

4298.78

4150.1781

410

4001.01

3849.5914

486.8

3369.79

3212.6158

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

2) Pipa E
a) Tabel Perhitungan

Manometer (grf/cm2)

Bukaan
1/4
2/4
3/4
1
Rata-rata

Kuning
13.872
15.776
25.024
26.384
20.264

Biru
11.968
14.144
15.232
25.296
16.66

Ungu
11.152
17.136
19.04
24.48
17.952

Hitam
42.704
49.232
56.032
63.104
52.768

P
(grf/cm2)

(gr/cm3)

P/

19.924
24.072
28.832
34.816
26.911

1
1
1
1
1

19.924
24.072
28.832
34.816
26.911

b) Tabel Perhitungan Ep (Energi Potensial)

Bukaan

Z2 (cm)

Z1 (cm)

Z (cm)

1/4
1/2
3/4
1

84
84
84
84

28
28
28
28

56
56
56
56

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

g/gc (grf/gr
)
1
1
1
1

Ep = Z
(g/gc)
56
56
56
56

21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

FLUID FLOW

c) Tabel Perhitungan Ek (Energi Kinetik)

Bukaan

Volume
(ml)

t (s)

Q
(cm3/s)

A
(cm2)

v (cm/s)

D
(cm)

(gr/cm3) (gr/cm.s)

NRe

gc
(cm/s2)

Ek
(cm.gf/gr)

1/4

890

178

1.959

90.86268504

1.58

0.00891

16112.5749

980

4.2123

1/2

1202

240.4

1.959

122.7156713

1.58

0.00891

21761.0281

980

7.6832

3/4

1656

331.2

1.959

169.0658499

1.58

0.00891

29980.2517

980

14.5833

1800

360

1.959

183.7672282

1.58

0.00891

32587.2301

980

17.2298

d) Tabel Perhitungan Head Loss, Hf (Teoritis)

Bukaan
1/4

Gesekan

Pipa Lurus 1" sch 40

0.00015

Pipa Lurus 0,5" sch 40

0.00015

Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" )
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN VETERAN JAWA TIMUR

0.75
0.75
0.357
24
1.5
0.35

f=
16/Nre
0.0009
9
0.0009
9
-

L
(cm)

gc
(cm/s2)

D
(cm)

ft

980

2.664

723

980

1.58

980
980
980
980
980
980

1
1
1
1
1
1

9
8
1
1
2
2

433

v (cm/s)
90.8627

22

hf teori
(cm gf/gr)

hf teori
180.9180

2.7195
4.5408
28.4327
25.2736
1.5018
101.0942
12.6368
2.9486

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

1/2

3/4

Ekspansi ( 1" - 0,5" )

0.420

Pipa Lurus 1" sch 40

0.00015

Pipa Lurus 0,5" sch 40

0.00015

Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" )
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Ekspansi ( 1" - 0,5" )

0.75
0.75
0.357
5.6
1.5
0.35
0.420

Pipa Lurus 1" sch 40

0.00015

Pipa Lurus 0,5" sch 40

0.00015

Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" ) 3/4
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Ekspansi ( 1" - 0,5" )
Pipa Lurus 1" sch 40

0.75
0.75
0.357
1.15
1.5
0.35
0.420
0.00015

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

0.0007
4
0.0007
4
0.0005
3
0.0005
3
0.0004

FLUID FLOW

980

433

980

2.664

723

980

1.58

980
980
980
980
980
980
980

1
1
1
1
1
1
1

9
8
1
1
2
2
1

433

980

2.664

723

980

1.58

433

980
980
980
980
980
980
980
980

1
1
1
1
1
1
1
1

2.664

9
8
1
1
2
2
1
1

122.716

169.066

183.767

23

1.7701
3.6728
6.1327
51.8618
46.0994
2.7393
43.0261
23.0497
5.3783
3.2286

185.1887

5.0600
8.4490
98.4373
87.4998
5.1994
16.7708
43.7499
10.2083
6.1281
5.5000

281.5026

337.3417

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

Pipa Lurus 0,5" sch 40


Elbow 90 ( 1" )
Elbow 90 ( 0,5" )
Kontraksi 1" - 0,5"
Gate Valve ( 0,5" ) 1
Long Bend ( 0,5" )
Elbow 45 ( 0,5 )
Ekspansi ( 1" - 0,5" )

0.00015
0.75
0.75
0.357
1.5
1.5
0.35
0.420

9
0.0004
9
-

FLUID FLOW

723

980

1.58

980
980
980
980
980
980
980

1
1
1
1
1
1
1

9
8
1
1
2
2
1

9.1837
116.3011
103.3788
6.1430
25.8447
51.6894
12.0609
7.2402

e) Tabel Perhitungan Power Pompa (Teoritis)

Bukaa
n

P/

Ek

Ep

v
(cm/s)

A
(cm2)

(gr/cm3)

(gr/s)

Power pompa
(cm grf/s)

1/4

19.924

2.9913

56

180.9180

259.8333

90.8627

1.959

178

46250.32879

1/2

24.072

3.5757

56

185.1887

268.8364

122.7157

1.959

240.4

64628.26928

3/4

28.832

3.9331

56

281.5026

370.2677

169.0658

1.959

331.2

122632.6523

34.816

4.3074

56

337.3417

432.4652

183.7672

1.959

360

155687.4594

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

hf
(-) Wp
(cm gf/gr) percobaan

24

Power rata
-rata
(cm grf/s)

Power
pompa (hp)

277.4

0.000036480

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I

FLUID FLOW

f) Tabel Perhitungan Hf dengan Effisiensi Pompa 65%

Bukaan

P/

Ek

Ep

1/4

2.1

0.8970

88

2/4

2.525

1.1457

88

3/4

2.65

1.2704

88

4/4

2.75

1.7891

88

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

Power pompa
(cm grf/s)

Effisiensi

Power
percobaan

0.65
97299.677

0.65
0.65

149691.8114

0.65

25

(gr/s)

Wp percobaan

hf percobaan

150

997.945

906.9484

164

912.755

821.0843

172

870.301

778.3808

180

831.621

739.0821

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

IV.3 Grafik
1) Pipa B
a)

Bukaan Valve vs Q
500

486.8

450
400
Q (cm3/s) 350

381.6

410

340

300
250
0

1/ 4

1/ 2

3/ 4

Bukaan Valve
Bukaan Valve vs Q

Bukaan Valve vs Q

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

26

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

b)

Bukaan Valve vs Hf
4900

4681.8079

4400

4150.1781

3900
Hf

3849.5914

3400

3212.6158
2941.2599

2900
2400
2049.2277

1900
0

1/ 4

2301.5668
1/ 2

2474.0384

3/ 4

Bukaan Valve
Bukaan Valve vs Hf Percobaan

Bukaan valve vs Hf Teori

Bukaan Valve vs Hf

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

27

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

c)

Q vs Hf
5000
4500

4681.8079
4150.1781
3849.5914

4000
3500
Hf 3000

Q vs Hf Percobaan

Q vs Hf teori

2500
2000

2049.2277

1500
300

350

3212.6158
2941.2599

2474.0384
2301.5668

400

450

500

Q (cm3/s)

Q vs Hf
2) Pipa E

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

28

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

a)

Bukaan Valve vs Q
400
350

360

331.2

300
Q (cm3/s)

250
200
150
0

240.4
178
1/ 4

1/ 2

3/ 4

Bukaan Valve
Bukaan valve vs Q

Bukaan Valve vs Q

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

29

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

b)

Bukaan Valve vs Hf
906.9484

1000

821.0843

800

778.3808

739.0821

600
Hf

400
200

180.9180

185.1887

1/ 4

1/ 2

0
0

281.5026
337.3417

3/ 4

Bukaan valve
Bukaan valve vs Hf Percobaan

Bukaan valve vs Hf teori

Bukaan Valve vs Hf

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

30

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

c)

Q vs Hf
1000

906.9484

821.0843

778.3808
739.0821

800
600
Hf

400
200
0
150

180.9180

200

281.5026

185.1887

250

300

350

337.3417

400

Q (cm3/s)

Q Vs Hf Percobaan

Q vs Hf Teori

Q vs Hf

IV. 1.

Pembahasan

Pada percobaan ini kami menggunakan pipa B dan pipa E dengan empat variabel
bukaan valve yang berbeda yaitu 1/8, 3/8, 5/8 dan 7/8. Dalam percobaan fluid flow ini
pengamatan yang dilakukan yaitu terhadap perbedaan tekanan yang ditunjukan oleh
manometer dan jumlah volume air yang keluar dari pipa dan mengukurnya dengan gelas
ukur selama 5 detik fluida mengalir, dengan empat kali percobaan untuk masing-masing
bukaan valve. Seluruh perhitungan dalam percobaan ini menggunakan satuan SI.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

31

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

Pada pipa B hasil yang diperoleh antara lain saat bukaan 1/8 diperoleh debit air
sebesar 233.6 cm3/s, untuk bukaan 3/8 diperoleh debit air sebesar 264 cm3/s ,untuk
bukaan 5/8 diperoleh debit air sebesar 278 cm3/s dan untuk bukaan 7/8 didapat debit air
sebesar 289.9 cm3/s. Sedangkan untuk pipa E hasil yang didapat antara lain saat bukaan
1/8 diperoleh debit air sebesar 150cm3/s, untuk bukaan 3/8 diperoleh debit air sebesar 164
cm3/s ,untuk bukaan 5/8 diperoleh debit air sebesar 172 cm3/s dan untuk bukaan 7/8
didapat debit air sebesar 180 cm3/s. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa semakin
besar pipa dan bukaan valve, maka debit aliran fluida semakin besar nilainya. Hal ini
dikarenakan bahwa debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas penampang pipa
dan bukaannya.

Untuk data yang diperoleh dari grafik Q (debit aliran) versus bukaan valve pada
pipa B maupun E, diperoleh grafik yang menanjak. Artinya semakin besar bukaan pada
gate valve maka kecepatan linier suatu fluida semakin tinggi. Untuk data yang diperoleh
dari grafik Hf versus bukaan pada pipa B maupun E, diperoleh nilai Hf percobaan jauh
lebih besar daripada nilai Hf teori. Pada grafik tersebut ditunjukkan bahwa semakin besar
bukaan valve maka head loss semakin kecil, hal ini dikarenakan bahwa gaya gesekan
yang terjadi antara air yang mengalir dan pipa semakin kecil. Dan untuk data pada grafik
Q (debit aliran) versus Hf, diperoleh nilai Hf percobaan juga jauh lebih besar daripada
nilai Hf teori. Pada grafik tersebut ditunjukkan bahwa semakin besar debit air, maka
semakin kecil nilai Hf. Hal ini dikarenakan semakin besar tekanan yang mempengaruhi
maka debit aliran air semakin besar dan menyebabkan gaya gesek dalam pipa semakin
kecil.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

32

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1. Kesimpulan
1. Semakin besar bukaan valve, maka volume air yang tertampung selama 5 detik
dari pipa B dan E semakin besar.
2. Semakin besar bukaan valve, debit air yang mengalir dalam pipa semakin besar
dikarenakan tekanan yang ada didalam pipa pada saat air mengalir semakin besar
3. Semakin besar bukaan valve maka semakin kecil nilai Hf, hal ini dikarenakan
bahwa gaya gesekan yang terjadi antara air yang mengalir dan pipa semakin kecil

4. Semakin besar Q maka semakin kecil nilai Hf, hal ini dikarenakan semakin
besar tekanan yang mempengaruhi maka debit aliran air semakin besar dan
menyebabkan gaya gesek dalam pipa semakin kecil
V. 2. Saran
1. Pada percobaan fluid flow ini, sebaiknya praktikan memperhatikan dengan teliti,
pada saat valve akan dibuka dan ditutup, karena jika tidak tepat dan tepat waktu,
nilai yang didapat dalam perhitungan akan tidak sesuai.
2. Perhatikan dengan teliti untuk menghitung tinggi manometer agar tidak terjadi
kesalahan dalam perhitungan dan pembuatan grafik.
3. Sebaiknya sebelum praktikum diperhatikan untuk kebersihan alat fluid flow yang
akan digunakan agar hasil pengamatan yang didapat sesuai dengan yang
seharusnya.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

33

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. II. Tinjauan Pustaka. (digilib.unila.ac.id/6872/15/ 15%20BAB
%20II.pdf). Diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 21:04 WIB
Anonim. 2012. Praktikum Operasi Teknik Kimia I Modul 8: Fluid Flow. Surabaya:
UPN Veteran Jawa Timur
Anonim. 2015. Air (https://id.wikipedia.org/wiki/Air). Diakses pada tanggal 26
Februari 2016 pukul 18:00 WIB
Kustiningsih, Indar. 2008. Aliran Fluida. (http://che.ft-untirta.ac.id/downloadcenter/category/1-operasi-teknik-kimia?download=2%3Aaliran-fluida). Diakses
pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 19:35 WIB
Mc.Cabe. 1983. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Suryani, Irma. 2013. Pengertian atau Definisi Fluida Serta Contoh dan Aplikasi Fluida.
(http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluidaserta.html). Diakses pada 6 Maret 2016 pukul 21:57 WIB.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

34

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

APPENDIX
Perhitungan untuk pipa B bukaan valve 1/4:

1. Menghitung

Rata-rata tekanan manometer hijau


= 3.215 cmHg
Rata-rata tekanan manometer hitam
= 5.505 cmHg
1 cmHg = 13.6 grf/cm2
Dikonversikan untuk rata-rata tekanan manometer hijau, sehingga nilainya menjadi:
3.215 cmHg = 3.215 x 13.6 = 43.724 grf/cm2
Dikonversikan untuk rata-rata tekanan manometer hijau, sehingga nilainya menjadi:
5.505 cmHg = 3.73125 x 13.6 = 74.868 grf/cm2
Jadi, P rata-rata =

43.724+74.868 grf
=
2
59.296grf/cm2
2
cm

Diketahui = 1 gr/cm 3
Sehingga

59.296 grf /cm2


1
gr /cm 3

= 59.296

cm. grf
gr

2. Menghitung Ep

Ep= Z
-

g
gc

Menghitung Z:
Diketahui data sebagai berbagai:
Tinggi pompa ke lantai (Z1)
Tinggi valve B ke lantai (Z2)
Jadi, Z
Nilai g
= 980 cm/s2
Nilai gc
= 980 cm/s2

= 61 cm
= 149 cm
= 88 cm

g
980 cm/s 2
Sehingga, Ep = Z gc =88 cm x 980 cm/s 2

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

= 88 cm

35

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

3. Menghitung Ek
Ek =

v2
2 gc

v2
2 gc

Menghitung niai debit air yang keluar pipa (Q), diketahui data:
Volume rata-rata bukaan valve 1/4 = 1700 ml
t

= 5 detik

Sehingga, Q =

Volume
t

1700 ml
5 detik

= 340

Menghitung nilai v, diketahui data sebagaiberikut :


Q = 340

cm3
s
= 5,5711 cm2

Luas penampang (A) pipa 1 sch 40

Sehingga, v=

cm3
s

Q
A

cm 3
340
s
5,5711 cm2

= 61.0292 cm/s

Mencari nilai , dengan menghitung NRe, dengan diketahui data sebagai


berikut :

gr
3
cm

air

=1

Diameter pipa 1 sch 40

= 2.664 cm

= 61.0292 cm/s

air

= 0.00891

NRe =

x Dxv

gr /cm
s

cm
gr
x1 3
s
cm
gr /cm
0.00891
s

2.664 cm x 61.0292
=

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

= 18247.1143

36

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

NRe > 4000, maka jenis alirannya turbulen dengan = 1


2

Jadi, Ek =

v
2 gc

(61.0292 cm/s)
= 2x1x980 cm/s 2

= 1.9003 cm.gf/gr

4. Mengitung k diketahui data sebagai berikut:


a) Pipa lurus 1sch 40
= 0.00015
b) Elbow 90 (1) = 0.75
c) Gate Valve (1) = 0.17

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

37

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

5. Menghitung Friction Factor


Nilai NRe pada pipa lurus bukaan 1/4
Jadi f =

16
NRe

= 18247.1143

16
= 0.000876
18247.1143

6. Menghitung nilai Hf secara teoritis


a) Pipa lurus 1 sch 40, diketahui data-data sebagai berikut:
f = 0.00128
L = 831 cm

gc = 980 cm/s2
= 1 (aliran turbulen)

D = 2,664 cm
v = 61.0292 cm/s

4f

Jadi, Hf =

L v2
D 2 gc

cm 2
)
83 1 cm
s
= 4 x 0.00128 x 2,664 cm x
cm
21(980 2 )
s
(61.0292

= 2037.5029 cm.grf/gr
b) Elbow 90, diketahui data-data sebagai berikut:
k = 0.75

v = 61.0292 cm/s

gc = 980 cm/s2

Jadi, Hf

v
2 gc

cm 2
)
s
= 0.75
cm
2(980 2 )
s
(61.0292

= 11.4017 cm.grf/gr
Karena ada total 8 fitting elbow 90 pada pipa B, maka Hf dikalikan dengan
jumlah fitting (ft) elbow. Sehingga, nilai Hf menjadi 11.4017 cm.grf/gr
c) Gate valve (1), diketahui data-data sebagai berikut:
k = 0.17

v = 61.0292 cm/s

gc = 980 cm/s2

Jadi, Hf =

v
2 gc

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

38

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

cm 2
)
s
= 0.17
cm
2(980 2 )
s
(61.0292

= 0.3230 cm.grf/gr
d) Total Hf (Hf) pada pipa B bukaan valve 1/8
Hf = Hf pipa lurus 1 sch 40 + Hf Elbow 90 (1) + Hf Gate Valve (1)
= (2037.5029 + 11.4017 + 0.3230) cm.grf/gr
= 2049.2276cm.grf/gr
7. Menghitung Wp percobaan, diketahui data-data sebagai berikut:
Hf = 2049.2277

= 53.04

- Wp percobaan

cm. grf
gr
cm. grf
gr

Ep = 88

v2
2 gc

P
g
+ Z

gc

P
+ Ep + Ek + Hf

cm. grf
gr

+ Hf

= (53.04 + 88 + 1.9003 + 2049.2277)

= 2192.1679

cm. grf
gr

Ek = 1.9003

cm. grf
gr

cm. grf
gr

8. Menghitung m, diketahui data-data sebagai berikut:


v = 61.0292 cm/s
A pipa 1 sch 40 = 5.5711 cm2

air = 1 gr/cm3

m=v x A x air

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

39

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

61.0292
340

cm
gr
x 5.5711 cm2 x 1 3
s
cm

gr
s

9. Menghitung power pompa percobaan, diketahui data-data sebagai berikut:


-Wp percobaan = 2192.1679
Power pompa percobaan

cm. grf
gr

gr
s

m = 340

= -Wp x m
= 2192.1679

cm. grf
gr

= 745337.086

cm. grf
s

x 340

gr
s

cm. grf
s

Power pompa rata-rata (dari seluruh variable bukaan valve) =404.6


Koversi power pompa ke dalam satuan Horse Power (HP):
1

cm. grf
s

1 hp = 550

= 0.0328084 x 0.0022046

ft .lbf
s

ft .lbf
s

Sehingga power pompa =

(404.6 cm .sgrf x 0.0328084 x 0.0022046 ft .slbf )


550
5.3208 x 105 HP

10. Menghitung nilai Hf percobaan, diketahui data-data sebagai berikut:

cm. grf
= 53.04
gr

Ek = 1.9003

cm. grf
gr

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

Power

pompa

rata-rata

1066269.356

cm. grf
s
Effisiensi pompa = 65% = 0.65
40

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I


FLUID FLOW

Ep = 88

cm. grf
gr

gr
s

m = 340

Power pompa percobaan

Power pomparatarata
Effisiensi pompa

cm. grf
s

1066269.356

0.65

= 1640414.394
Wp percobaan

cm. grf
s

Power pompa
m

cm . grf
s
gr
340
s

1640414.394

= 4824.75
Hf percobaan = Wp percobaan =

cm. grf
gr
P
Ep - Ek

(4824.7553.04881.9003)

= 4681.8079

cm. grf
gr

cm. grf
gr

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN VETERAN JAWA TIMUR

41

Anda mungkin juga menyukai