Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 1


(STK4227)

PERCOBAAN 5
OSBORNE REYNOLDS

DOSEN PEMBIMBING : RINNY JELITA, ST., M.Eng

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X (SEPULUH)

AHMAD RAIHAN FIRDAUS (2010814310002)

BELLA FEBRIANTY PUTRI S. (2010814220021)

RAYHAN MAHESWARA R. (2010814210020)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
ABSTRAK

Reynolds number adalah bilangan yang dapat menentukan suatu jenis aliran. Aliran
fluida terbagi menjadi tiga jenis yaitu laminar, transisi dan turbulen. Aliran laminar adalah aliran
fluida yang bergerak dengan kondisi yaitu lapisan-lapisan membentuk garis-garis aliran yang tidak
berpotongan satu sama lain. Aliran transisi berada antara aliran laminar dan turbulen. Aliran
turbulen adalah aliran fluida dimana partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil
dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Tujuan dari percobaan Osborne Reynolds
adalah menyelidiki karakteristik aliran fluida dalam pompa berdasarkan Reynolds number aliran
fluida tersebut. Pengamatan dilakukan dengan mengamati aliran zat warna dalam fluida (air) dan
memvisualisasikan jenis aliran yang terjadi pada setiap sudut putar pada flow control valve adalah
30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255° . Pada bukaan tetap nilai Re perobaan sebagai berikut: 521,
8183 ; 1726,9700 ; 2956,9702 ; 4820,6068 ; 6659,3950 dan 8510,6074. Adapun jenis aliran yang
terjadi pada bukaan dari sudut putar adalah 30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255° adalah laminar,
laminar, transisi, turbulen, turbulen, dan turbulen.

Kata kunci : Fluida, Laminar, Reynolds Number, Transisi , Turbulen,

V-i
PERCOBAAN 5
OSBORNE REYNOLDS

5.1 PENDAHULUAN

5.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah menyelidiki karakteristik aliran fluida
dalam pipa berdasarkan Reynolds number aliran fluida tersebut.

5.1.2 Latar Belakang


Reynolds number adalah salah satu kelompok tak berdimensi yang
besarnya tidak bergantung pada satuan yang digunakan titik menemukan bahwa
pada laju aliran rendah pancaran air mengalir secara utuh tanpa adanya
pencampuran silang. Ketika laju aliran ditingkatkan kecepatan yang disebut
kecepatan kritis tercapai, gelombang air akan menyebar merata ke seluruh
penampang aliran air (McCabe dkk., 1993).
Ketidakstabilan aliran yang menyebabkan aliran terganggu atau turbulen
ditentukan oleh rasio gaya kinetik atau inersia terhadap gaya viskos dalam aliran
fluida. Untuk pipa melingkar lurus ketika nilai bilangan genap kurang dari 2100
maka alirannya selalu laminar. Ketika nilainya lebih dari 4000 maka alirannya
akan turbulen, kecuali dalam kasus yang sangat khusus (Geankoplis, 1993).
Reynolds number banyak digunakan dalam aplikasi di bidang industri titik
pengaplikasian aliran banyak menggunakan pipa dalam pendistribusian fluida cair
dalam melakukan proses produksi. Misalnya saja pada perusahaan air minum
(PDAM) dan perusahaan tambang minyak negara (Pertamina) (Priyanto, 2018).
Oleh karena itu, percobaan ini penting dilakukan agar praktik and dapat
memahami mengaplikasikan osborne reynolds dalam dunia industri.

V-1
V-2

5.2 DASAR TEORI

Fluida dapat mengalir melalui pipa atau saluran dengan dua cara yang
berbeda. Brain out menemukan bahwa pada laju aliran rendah pancaran air
mengalir secara utuh tanpa adanya pencampuran silang, dalam peristiwa ini juga
menunjukkan bahwa air mengalir dalam gelas lurus paralel dan alirannya laminer.
Ketika laju aliran ditingkatkan kecepatan yang disebut kecepatan kritis tercapai
yang mana gelombang air bertahap akan menyebar secara merata diseluruh
penampang aliran air. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa air tidak lagi
mengalir dalam gerakan laminar tetapi bergerak tidak menentu dan bentuk arus
hilang dan pusaran. Reynolds number adalah salah satu kelompok tak berdimensi
yang besarnya tidak bergantung pada satuan yang digunakan asalkan satuannya
konsisten (McCabe dkk., 1993).
Hasil studi telah menunjukkan bahwa transisi dari aliran laminer turbulen
dalam tabung tidak hanya fungsi kecepatan tetapi juga dipengaruhi oleh kepadatan
atau densitas dan viskositas fluida dan diameter tabung. Variabel-variabel ini
digabungkan ke dalam bilangan reynolds yang tidak berdimensi, sehingga
menghasilkan rumus sebagai berikut (Geankoplis, 1993):

D. V . p
NRe =
μ
...(5.1)

Keterangan :
NRe = Reynolds number
D = Diameter (m)
p = Densitas fluida (kg/m³, g/cm3, lbm/ft2)
μ = Viskositas (Pa.S, lbm/ft.s)
v = Kecepatan aliran (m/s)
V-3

Ketidakstabilan aliran yang menyebabkan aliran terganggu atau turbulen


ditentukan oleh rasio gaya kinetik atau inersia terhadap gaya viskos dalam aliran
fluida. Untuk pipa melingkar lurus ketika nilai bilangan reynolds kurang dari 2100
maka alirannya selalu laminar. Ketika nilainya lebih dari 4000 maka alirannya
akan turbulen, kecuali dalam kasus yang sangat khusus.
Jenis-jenis aliran terbagi menjadi tiga macam yaitu (Darmawan, 2018):
a. Aliran Laminar
Laminar dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan dengan 1
lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminer ini viskositas berfungsi
untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Aliran
laminer mempunyai nilai bilangan reynolds < 2300
b. Aliran Turbulen
Aliran di mana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami pencampuran serta putaran partikel antar lapisan yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bilangan fluida ke bilangan
fluida yang lain dalam skala yang besar titik dimana nilai bilangan reynolds nya
lebih besar dari 4000
c. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen. Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida. Kecepatan dan
lain-lain yang menyangkut geometri aliran di mana nilai bilangan reynoldsnya
antara 2300 sampai dengan 4.000
Turbulent dapat dihasilkan dengan cara lain selain dengan aliran melalui
pipa. Secara umum, ini dapat terjadi baik dari kontak aliran yang mengalir dengan
batas-batas padat atau dari kontak antara dua lapisan fluida yang bergerak pada
kecepatan yang berbeda titik turbulensi jenis pertama disebut turbulensi dinding
dan turbulensi jenis kedua disebut turbulensi bebas titik turbulensi dinding muncul
ketika fluida mengalir melalui saluran tertutup atau terbuka bisa juga melewati
bentuk padat yang terbenam/tenggelam di dalam aliran titik turbulensi bebas
muncul dalam aliran yang memancar ke dalam masa aliran yang landai atau ketika
lapisan batas terpisah dari dinding padat dan mengalir melalui sebagian besar
V-4

cairan. Pada waktu dan volume tertentu terdapat spektrum ukuran pasaran yang
luas. Pusaran terbesar sebanding dengan dimensi terkecil dari aliran turbulen,
diameter terkecil adalah 10 hingga 100¥m. Energi pusaran terbesar disuplai oleh
energi potensial dari aliran massal fluida titik energi kinetik Ini akhirnya diubah
menjadi panas ketika pusaran terkecil dilenyapkan oleh aksi kental (McCabe dkk.,
1993).
Aliran laminar dan turbulen akan lebih mudah dilihat dengan eksperimen
Reynolds. Eksperimen Reynolds yang ditunjukkan pada Gambar 5.1. Air akan
dialirkan pada keadaan lunak melewati pipa dengan transparan dengan laju alir
yang kontrol oleh katup pada bagian dari pipa. Sebuah aliran lunak dan air yang
berwarna akan dimasukkan dari sebuah pancaran seperti yang terlihat dan pola
aliran diamati. Pada kecepatan rendah dari aliran air, pola air berwarna akan
teratur dan membentuk garis lurus atau seperti jarum sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 5.1 (a). Tidak ada campuran ke arah samping dari fluida dan air
berwarna akan mengalir pada garis sepanjang aliran tabung. Dengan
menambahkan pancaran pada titik lain dalam pipa, terbukti bahwa tidak ada
campuran dalam setiap bagian pada tabung dan fluida mengalir pada garis lurus
paralel. Tipe aliran ini disebut laminar atau aliran viskos. Ketika kecepatan
dinaikkan, aliran seperti jarum tersebut akan terdispersi dan polanya menjadi tidak
teratur. Jenis aliran ini dikenal dengan aliran turbulen seperti Gambar 5.1 (b)
(Geankoplis, 1993).
V-5

Gambar 5.1 Eksperimen Reynolds untuk Tipe-Tipe Aliran

Karakteristik umum aliran fluida sebagai berikut (Halliday dan Resnick,


1999):
a. Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (steady) dan tak tunak (non-
steady). Bila Kecepatan aliran fluida V setiap titik yang diberikan adalah
konstanta dalam waktu, maka gerak benda tersebut dikatakan aliran tunak.
Yakni, di setiap titik yang diberikan didalam aliran tunak maka kecepatan
setiap partikel fluida yang lewat adalah selalu sama. Di suatu titik yang
lain sebuah partikel dapat berjalan dengan kecepatan yang berbeda, tetapi
tiap-tiap partikel yang lewat melalui titik kedua ini berperilaku di titik
tersebut persis seperti perilaku partikel ini ketika melewati titik ini.
b. Aliran fluida dapat merupakan aliran berolak (rotasional) atau tak berolak
(irrotational). Jika setiap elemen fluida di setiap titik tidak mempunyai
kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut, maka aliran fluida tersebut
adalah aliran tak berolak. Kita dapat membayangkan sebuah kincir air
yang kecil yang dicelupkan di dalam fluida yang bergerak. Jika Kincir
tersebut bergerak tanpa adanya rotasi, maka gerak tersebut adalah tak
berolak; jika tidak maka gerak tersebut adalah berolak. Gerak vortex,
seperti putaran air adalah gerakan yang masuk ke dalam aliran berolak.
c. Aliran fluida dapat termampatkan (compresibel) atau tak termampatkan
(inkompresibel). Cairan, biasanya dapat ditinjau sebagai yang mengalir
V-6

secara tak termampatkan. Tetapi malah suatu gas yang sangat bermanfaat
kan pun kadang-kadang dapat mengalami perubahan-perubahan massa
jenis yang tak penting. Maka aliran gas tersebut secara praktis adalah tak
termampatkan. Di dalam kasus-kasus seperti itu maka massa jenis P
adalah sebuah konstan yang tak tergantung dari x y z dan t dengan
demikian maka perubahan aliran fluida secara matematis akan sangat
sederhana.
d. Akhirnya, aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak
kental (nonviscous). Viskositas gerak fluida adalah analogi dari gesekan di
dalam gerak benda padat. Di dalam banyak kasus, seperti persoalan
pelumasan, viskositas tersebut adalah sangat penting. Akan tetapi, kadang-
kadang viskositas tersebut dapat diabaikan. Viskositas memperkenalkan
gaya gaya tangensial diantara lapisan lapisan fluida di dalam gerak relatif
dan mengakibatkan disipasi tenaga mekanis.
Rasio antara viskositas absolut dan densitas fluida m/L, biasanya
sangat berguna. Sifat ini disebut viskositas kinematik dan ditandai dengan
lambang v. Untuk membedakan μ dan v, maka μ dinamakan viskositas dinamik.
Dalam satuan SI, satuan v adalah m²/s. Dalam rg2, viskositas kinematik disebut
stoke (st) yang didefinisikan ialah 1 cm²/s . Satuannya adalah tps (Square test per
second), faktor-faktor konversi adalah (McCabe dkk., 1993):

1 m2/s = 104 st = 10,7639 ft2/s …(5.2)

Untuk cairan, viskosita kinematik bervariasi dengan suhu pada rentang yang
kurang lebih sempit daripada viskositas absolut. Untuk gas, viskositas kinematik
meningkat lebih cepat dengan suhu daripada viskositas absolut.
V-7
5.3 METODOLOGI PERCOBAAN

5.3.1 Alat dan Rangaian Alat


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah termometer,
stopwatch, pompa air, bak penampung air, gelas ukur (100 mL, 250 mL dan 500
mL) dan rangkaian alat Osborne Reynolds (F1-20)

Rangkaian Alat:

1 Keterangan :
2 1. Tangki zat warna
3
2. Keran zat warna
4
4 3. Sekrup pengatur ketinggian
5
6 tangki zat warna
7 4. Tangki air
5. Overflow pipe
8 6. Jarum suntik
7. Bell mouth entry
9 8. Kelereng kaca
9
9. Pipa pemasukan
10. Test section

10
11. Flow control valve
12. Pipa pengeluaran
13. Penyangga yang dapat diatur

11

12
13

Gambar 5.3 Rangkaian Alat Percobaan Osborne Reynolds

V-8
V-9

5.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu air dan zat warna
biru (tinta biru).

5.3.3 Prosedur Percobaan


5.3.3.1 Persiapan Alat
1. Alat dirangkai seperti pada Gambar 5.3
2. Tangki zat warna diisi dengan zat warna secukupnya.
3. Pipa pemasukkan dihubungkan dengan keran tandon dan overflow pipe
diletakkan ke tempat penampungan.
4. Pompa dihidupkan dengan keran tandon dibuka pada bukaan tertentu serta
tangki dibiarkan terisi penuh hingga overflow.
5. Test section dipastikan sudah terisi dengan baik tanpa adanya gelembung
udara.
6. Flow control valve dibuka secara perlahan.
7. Keran zat warna diatur hingga zat warna terlihat jelas membentuk garis
lurus pada test section.

5.3.3.2 Pengambilan Data


1. Flow control valve dibuka dengan sudut putar 30o, 75o, 165o, 210o dan
255o. Setelah itu aliran zat warna diamati pada test section.
2. Air yang keluar pada pipa pengeluaran ditampung dengan gelas ukur
selama 4 detik. Kemudian air yang telah tertampung diukur volume dan
suhunya. Penampungan air diulang sebanyak 3 kali.
3. Langkah 1 dan 2 diulangi dengan flow control valve dibuka sesuai sudut
putar yang telah ditentukan dan aliran zat warna diamati pada test section.
4. Data yang didapat dari hasil pengamatan dan pengukuran dicatat pada
tabel pengamatan.
5.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan pada Bukaan Tetap
Volume Waktu Visualisasi
Bukaan flow Suhu
penampungan penampungan sifat aliran
control valve (˚) (˚C)
rata-rata (m3) rata-rata (s) fluida
30 1,4 x 10-5 4 27 Laminar
75 4,6333 x 10-5 4 27 Laminar
120 7,9333 x 10-5 4 27 Transisi
165 1,2933 x 10-4 4 27 Turbulen
210 1,7867 x 10-4 4 27 Turbulen
255 2,2833 x 10-4 4 27 Turbulen

5.4.2 Hasil Perhitungan


Dimensi pipa test section
A = 7,854 x 10-5 m2
d = 0,01 m
Karakteristik fluida
T = 27oC
μ = 3,54 x 10-7 m2/s
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan pada Bukaan Tetap
Bukaan flow
Flowrate Velocity Reynolds
control valve Sifat aliran fluida
(m3/s) (m/s) number
(˚)
30 0,35 x 10-5 0,0446 521,81830 Laminar
75 1,1583 x 10-5 0,1475 1726,9700 Laminar
120 1,9833 x 10-5 0,2525 2956,9702 Transisi
165 3,2333 x 10-5 0,4117 4820,6068 Turbulen
210 4,4667 x 10-5 0,5687 6659,3950 Turbulen
255 5,703 x 10-5 0,7268 8510,6074 Turbulen

V-10
V-10

5.4.3 Pembahasan
Aliran laminar pada laju aliran rendah dan akan memperlihatkan zat warna
yang mengalir membentuk garis lurus tanpa adanya gangguan serta memiliki nilai
reynolds number di bawah 2100 detik aliran turbulen terbentuk apabila kecepatan
aliran nya sangat besar dan membentuk adalah aliran yang tidak tertentu terjadi
gejolak singkat diikuti oleh aliran yang bersifat laminar, serta memiliki diatas
4000 titik antara aliran laminer dan turbulen terdapat aliran transisi
yang tidak beraturan yang memiliki reynolds number di antara 2100 - 4.000
(McCabe dkk., 1993).
Percobaan ini dilakukan pada pengamatan aliran jenis fluida pada bukaan
kran tandon tetap serta sudut putar flowcontrol 30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255
° . Pada percobaan ini digunakan zat warna berupa tinta biru yang berfungsi
memperjelas aliran yang timbul saat prida melalui test section pada rangkaian alat
terdapat menteri yang berfungsi untuk memasukkan aliran tinta ketika keluar dari
jarum suntik menuju test section sedangkan overflow berfungsi untuk
menstabilkan cairan jarum suntik dapat menjaga ketinggian volume air yang ada
pada tangki air. Selain itu, percobaan ini menggunakan tangki yang berisi banyak
kelereng kaca yang berfungsi untuk menahan gejolak aliran air yang berasal dari
pompa.
Jenis aliran laminar ditandai pada aliran seperti garis lurus yang dibentuk
oleh zat warna dalam air kecepatan alirannya sangat lambat. Jenis aliran turbulen
ditandai dengan pola yang tidak stabil dan partikel fluida yang bergerak tidak
pada garis normalnya sehingga pada saat pengamatan pada test section zat warna
terlihat menyatu bersama air dengan kecepatan aliran fluida nya sangat cepat.
Jenis aliran transisi merupakan perpaduan antara laminar dan turbulen, di mana
pada saat pengamatan mula-mula alirannya tampak bergerak lurus tidak beraturan
kemudian menyatu dengan air. Kecepatan alirannya tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil pada suhu yang diperoleh tetap 27℃ karena tidak terjadi perubahan
temperatur titik bukaan tetap hasil perhitungan nilai reynolds number yang
diperoleh berturut-turut adalah 521, 8183 ; 1726,9700 ; 2956,9702 ; 4820,6068 ;
6659,3950 dan 8510,6074. Hubungan antara sudut putar terhadap reynolds
number pada bukaan tetap dapat dilihat pada gambar 5.4 sebagai berikut :
V-11

10500
Reynolds Number
8500

6500

4500

2500

500
30 75 120 165 210 255
Sudut Putar (o)

Gambar 5.4 Hubungan antara Sudut Putar Terhadap Reynolds


Number Pada Bukaan Tetap

Berdasarkan gambar 5.4 menjelaskan hubungan linear dan cepat sedikit


menguat antara hubungan putar dengan reynolds number semakin besar sudah
putarannya maka nilai reynolds number juga semakin besar titik dari hasil
perhitungan didapatkan nilai flow rate dan velocity yang berbanding lurus dengan
sudut putar pada flow control valve maka flowrate dan velocity akan semakin
besar pula. Jika Kecepatan aliran semakin besar maka aliran semakin cenderung
aliran turbulen, karena nilai-nilai akan semakin besar sehingga dapat dikatakan
berbanding lurus dengan nilai Reynods numbernya.
Dari nilai-nilai reynolds number tersebut aliran yang terjadi pada sudut
putar 30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255° , berturut-turut berdasarkan perhitungan
adalah laminar, laminar, laminar, transisi, turbulen, turbulen, dan turbulen.
Sedangkan, berdasarkan pengamatan aliran yang terjadi pada sudut putar 30° , 75° ,
120° , 165° , 210° dan 255° , berturut-turut laminar, laminar, laminar, transisi,
turbulen, turbulen, dan turbulen. Hasil dari yang didapat sesuai dengan
pengamatan dan perhitungan dari nilai reynolds number yang di dapat kan
Faktor-faktor yang mempengaruhi number adalah densitas, diameter pipa,
kavitas absolut dan velocity. Dimana dapat dilihat pada persamaan berikut:
V-12

D. V . p
NRe =
μ
...(5.3)

Semakin besar densitas maka reynolds number akan semakin besar titik semakin
besar diameter pipa maka Reynolds number beraliran semakin besar. Hubungan
antara viskositas absolut akan mencegah aliran menuju turbulen karena kecepatan
aliran fluida menjadi lambat sehingga nilain reynolds numbernya semakin kecil.
Faktor terakhir adalah salah velocity, semakin besar kalau velocity maka akan
semakin besar yang reynolds numbernya (McCabe dkk., 1993).
5.5. PENUTUP

5.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah pada bukaan
tetap aliran laminar terbentuk pada sudut 30° dan 75° , aliran transisi pada sudut
putar 120° , aliran turbulen pada sudut putar 165° , 210° dan 255° dengan nilai
reynolds number berturut-turut 521, 8183 ; 1726,9700 ; 2956,9702 ; 4820,6068 ;
6659,3950 dan 8510,6074. Hasil yang didapat meningkat sesuai dengan besaran
bukaan sudut putar.

5.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah menggunakan
fluida dengan suhu yang berbeda titik misalnya digunakan air dengan suhu 10 ℃.
Hal ini dilakukan agar praktikan dapat mengamati Pengaruh suhu terhadap aliran
yang tampak

V-13
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, D. 2018. Analisis Bilangan Reynolds (Re) untuk Menetukan Jenis


Aliran Fluida Menggunakan CFD (Computation Fluid Dynamic) Sebagai
Rancangan Bahan Ajar di SMA. Skripsi.

Geankoplis, C. J. 1993. Transport Processes and Unit Operation. Third Edition.


Prentice-Hall INternational, Inc. New Jersey

Halliday, D. dan Resnick, R. 1999. Fisika. Erlangga. Jakarta

McCabe, W. L., Smith, J. C. dan Harriot, P. 1993. Unit Operations of Chemical


Engineering. Fifth Edition. Mc Graw Hill. New York

Priyanto, E. S. 2018. Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Acrylic Diameter 12,7 MM
(0,5 inci) dan 38,1 MM (1,5 inci).

DP V-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Data yang tersedia


- Diameter pipa pada test section (d) d = 0,01 m
- Luas permukaan pipa test section (A) A = 7,854 x 10-5 m2
- Viskositas kinematik pada suhu 78°C (V) v= 0,854 x10-6 m2/s

Pada bukaan Keran tandon tetap dan Sudut Putaran Flow Control Valve 30o
a. Flowrate (Qt)
Diketahui: V = 1,4 x 10-6 m3
t =4s
Ditanya : Qt = . . . . .?
V 1,4 x 10−6 m3
Jawab :Q= = = 0,35 x10-5 m3/s
t 4s

b. Velocity (v)
Diketahui : Qt = 0,35 x10-5 m3/s
A = 7,854 x10-5 m2
Ditanya :v=...?
Qt 0,35 x 10−5 m 3/s
Jawab :v= = =0,0446 m/s
A 7,854 x 10−5 m2

c. Reynolds number Perhitungan (Re Perhitungan)


Diketahui : v = 0,0446 m/s
d= 0,01 m
v= 0,854 x10-6 m2/s
Ditanya : Re Perhitungan = ………..?

LP V-1
LP V-2

v . d (0,0446 m/ s).(0,01m)
Re = =
v −6
0,854 x 10 10 m2/ s

= 521,8183

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan 5.2

Anda mungkin juga menyukai