PERCOBAAN 5
OSBORNE REYNOLDS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X (SEPULUH)
2022
ABSTRAK
Reynolds number adalah bilangan yang dapat menentukan suatu jenis aliran. Aliran
fluida terbagi menjadi tiga jenis yaitu laminar, transisi dan turbulen. Aliran laminar adalah aliran
fluida yang bergerak dengan kondisi yaitu lapisan-lapisan membentuk garis-garis aliran yang tidak
berpotongan satu sama lain. Aliran transisi berada antara aliran laminar dan turbulen. Aliran
turbulen adalah aliran fluida dimana partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil
dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Tujuan dari percobaan Osborne Reynolds
adalah menyelidiki karakteristik aliran fluida dalam pompa berdasarkan Reynolds number aliran
fluida tersebut. Pengamatan dilakukan dengan mengamati aliran zat warna dalam fluida (air) dan
memvisualisasikan jenis aliran yang terjadi pada setiap sudut putar pada flow control valve adalah
30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255° . Pada bukaan tetap nilai Re perobaan sebagai berikut: 521,
8183 ; 1726,9700 ; 2956,9702 ; 4820,6068 ; 6659,3950 dan 8510,6074. Adapun jenis aliran yang
terjadi pada bukaan dari sudut putar adalah 30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255° adalah laminar,
laminar, transisi, turbulen, turbulen, dan turbulen.
V-i
PERCOBAAN 5
OSBORNE REYNOLDS
5.1 PENDAHULUAN
V-1
V-2
Fluida dapat mengalir melalui pipa atau saluran dengan dua cara yang
berbeda. Brain out menemukan bahwa pada laju aliran rendah pancaran air
mengalir secara utuh tanpa adanya pencampuran silang, dalam peristiwa ini juga
menunjukkan bahwa air mengalir dalam gelas lurus paralel dan alirannya laminer.
Ketika laju aliran ditingkatkan kecepatan yang disebut kecepatan kritis tercapai
yang mana gelombang air bertahap akan menyebar secara merata diseluruh
penampang aliran air. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa air tidak lagi
mengalir dalam gerakan laminar tetapi bergerak tidak menentu dan bentuk arus
hilang dan pusaran. Reynolds number adalah salah satu kelompok tak berdimensi
yang besarnya tidak bergantung pada satuan yang digunakan asalkan satuannya
konsisten (McCabe dkk., 1993).
Hasil studi telah menunjukkan bahwa transisi dari aliran laminer turbulen
dalam tabung tidak hanya fungsi kecepatan tetapi juga dipengaruhi oleh kepadatan
atau densitas dan viskositas fluida dan diameter tabung. Variabel-variabel ini
digabungkan ke dalam bilangan reynolds yang tidak berdimensi, sehingga
menghasilkan rumus sebagai berikut (Geankoplis, 1993):
D. V . p
NRe =
μ
...(5.1)
Keterangan :
NRe = Reynolds number
D = Diameter (m)
p = Densitas fluida (kg/m³, g/cm3, lbm/ft2)
μ = Viskositas (Pa.S, lbm/ft.s)
v = Kecepatan aliran (m/s)
V-3
cairan. Pada waktu dan volume tertentu terdapat spektrum ukuran pasaran yang
luas. Pusaran terbesar sebanding dengan dimensi terkecil dari aliran turbulen,
diameter terkecil adalah 10 hingga 100¥m. Energi pusaran terbesar disuplai oleh
energi potensial dari aliran massal fluida titik energi kinetik Ini akhirnya diubah
menjadi panas ketika pusaran terkecil dilenyapkan oleh aksi kental (McCabe dkk.,
1993).
Aliran laminar dan turbulen akan lebih mudah dilihat dengan eksperimen
Reynolds. Eksperimen Reynolds yang ditunjukkan pada Gambar 5.1. Air akan
dialirkan pada keadaan lunak melewati pipa dengan transparan dengan laju alir
yang kontrol oleh katup pada bagian dari pipa. Sebuah aliran lunak dan air yang
berwarna akan dimasukkan dari sebuah pancaran seperti yang terlihat dan pola
aliran diamati. Pada kecepatan rendah dari aliran air, pola air berwarna akan
teratur dan membentuk garis lurus atau seperti jarum sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 5.1 (a). Tidak ada campuran ke arah samping dari fluida dan air
berwarna akan mengalir pada garis sepanjang aliran tabung. Dengan
menambahkan pancaran pada titik lain dalam pipa, terbukti bahwa tidak ada
campuran dalam setiap bagian pada tabung dan fluida mengalir pada garis lurus
paralel. Tipe aliran ini disebut laminar atau aliran viskos. Ketika kecepatan
dinaikkan, aliran seperti jarum tersebut akan terdispersi dan polanya menjadi tidak
teratur. Jenis aliran ini dikenal dengan aliran turbulen seperti Gambar 5.1 (b)
(Geankoplis, 1993).
V-5
secara tak termampatkan. Tetapi malah suatu gas yang sangat bermanfaat
kan pun kadang-kadang dapat mengalami perubahan-perubahan massa
jenis yang tak penting. Maka aliran gas tersebut secara praktis adalah tak
termampatkan. Di dalam kasus-kasus seperti itu maka massa jenis P
adalah sebuah konstan yang tak tergantung dari x y z dan t dengan
demikian maka perubahan aliran fluida secara matematis akan sangat
sederhana.
d. Akhirnya, aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak
kental (nonviscous). Viskositas gerak fluida adalah analogi dari gesekan di
dalam gerak benda padat. Di dalam banyak kasus, seperti persoalan
pelumasan, viskositas tersebut adalah sangat penting. Akan tetapi, kadang-
kadang viskositas tersebut dapat diabaikan. Viskositas memperkenalkan
gaya gaya tangensial diantara lapisan lapisan fluida di dalam gerak relatif
dan mengakibatkan disipasi tenaga mekanis.
Rasio antara viskositas absolut dan densitas fluida m/L, biasanya
sangat berguna. Sifat ini disebut viskositas kinematik dan ditandai dengan
lambang v. Untuk membedakan μ dan v, maka μ dinamakan viskositas dinamik.
Dalam satuan SI, satuan v adalah m²/s. Dalam rg2, viskositas kinematik disebut
stoke (st) yang didefinisikan ialah 1 cm²/s . Satuannya adalah tps (Square test per
second), faktor-faktor konversi adalah (McCabe dkk., 1993):
Untuk cairan, viskosita kinematik bervariasi dengan suhu pada rentang yang
kurang lebih sempit daripada viskositas absolut. Untuk gas, viskositas kinematik
meningkat lebih cepat dengan suhu daripada viskositas absolut.
V-7
5.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Rangkaian Alat:
1 Keterangan :
2 1. Tangki zat warna
3
2. Keran zat warna
4
4 3. Sekrup pengatur ketinggian
5
6 tangki zat warna
7 4. Tangki air
5. Overflow pipe
8 6. Jarum suntik
7. Bell mouth entry
9 8. Kelereng kaca
9
9. Pipa pemasukan
10. Test section
10
11. Flow control valve
12. Pipa pengeluaran
13. Penyangga yang dapat diatur
11
12
13
V-8
V-9
5.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu air dan zat warna
biru (tinta biru).
V-10
V-10
5.4.3 Pembahasan
Aliran laminar pada laju aliran rendah dan akan memperlihatkan zat warna
yang mengalir membentuk garis lurus tanpa adanya gangguan serta memiliki nilai
reynolds number di bawah 2100 detik aliran turbulen terbentuk apabila kecepatan
aliran nya sangat besar dan membentuk adalah aliran yang tidak tertentu terjadi
gejolak singkat diikuti oleh aliran yang bersifat laminar, serta memiliki diatas
4000 titik antara aliran laminer dan turbulen terdapat aliran transisi
yang tidak beraturan yang memiliki reynolds number di antara 2100 - 4.000
(McCabe dkk., 1993).
Percobaan ini dilakukan pada pengamatan aliran jenis fluida pada bukaan
kran tandon tetap serta sudut putar flowcontrol 30° , 75° , 120° , 165° , 210° dan 255
° . Pada percobaan ini digunakan zat warna berupa tinta biru yang berfungsi
memperjelas aliran yang timbul saat prida melalui test section pada rangkaian alat
terdapat menteri yang berfungsi untuk memasukkan aliran tinta ketika keluar dari
jarum suntik menuju test section sedangkan overflow berfungsi untuk
menstabilkan cairan jarum suntik dapat menjaga ketinggian volume air yang ada
pada tangki air. Selain itu, percobaan ini menggunakan tangki yang berisi banyak
kelereng kaca yang berfungsi untuk menahan gejolak aliran air yang berasal dari
pompa.
Jenis aliran laminar ditandai pada aliran seperti garis lurus yang dibentuk
oleh zat warna dalam air kecepatan alirannya sangat lambat. Jenis aliran turbulen
ditandai dengan pola yang tidak stabil dan partikel fluida yang bergerak tidak
pada garis normalnya sehingga pada saat pengamatan pada test section zat warna
terlihat menyatu bersama air dengan kecepatan aliran fluida nya sangat cepat.
Jenis aliran transisi merupakan perpaduan antara laminar dan turbulen, di mana
pada saat pengamatan mula-mula alirannya tampak bergerak lurus tidak beraturan
kemudian menyatu dengan air. Kecepatan alirannya tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil pada suhu yang diperoleh tetap 27℃ karena tidak terjadi perubahan
temperatur titik bukaan tetap hasil perhitungan nilai reynolds number yang
diperoleh berturut-turut adalah 521, 8183 ; 1726,9700 ; 2956,9702 ; 4820,6068 ;
6659,3950 dan 8510,6074. Hubungan antara sudut putar terhadap reynolds
number pada bukaan tetap dapat dilihat pada gambar 5.4 sebagai berikut :
V-11
10500
Reynolds Number
8500
6500
4500
2500
500
30 75 120 165 210 255
Sudut Putar (o)
D. V . p
NRe =
μ
...(5.3)
Semakin besar densitas maka reynolds number akan semakin besar titik semakin
besar diameter pipa maka Reynolds number beraliran semakin besar. Hubungan
antara viskositas absolut akan mencegah aliran menuju turbulen karena kecepatan
aliran fluida menjadi lambat sehingga nilain reynolds numbernya semakin kecil.
Faktor terakhir adalah salah velocity, semakin besar kalau velocity maka akan
semakin besar yang reynolds numbernya (McCabe dkk., 1993).
5.5. PENUTUP
5.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah pada bukaan
tetap aliran laminar terbentuk pada sudut 30° dan 75° , aliran transisi pada sudut
putar 120° , aliran turbulen pada sudut putar 165° , 210° dan 255° dengan nilai
reynolds number berturut-turut 521, 8183 ; 1726,9700 ; 2956,9702 ; 4820,6068 ;
6659,3950 dan 8510,6074. Hasil yang didapat meningkat sesuai dengan besaran
bukaan sudut putar.
5.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah menggunakan
fluida dengan suhu yang berbeda titik misalnya digunakan air dengan suhu 10 ℃.
Hal ini dilakukan agar praktikan dapat mengamati Pengaruh suhu terhadap aliran
yang tampak
V-13
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, E. S. 2018. Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Acrylic Diameter 12,7 MM
(0,5 inci) dan 38,1 MM (1,5 inci).
DP V-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Pada bukaan Keran tandon tetap dan Sudut Putaran Flow Control Valve 30o
a. Flowrate (Qt)
Diketahui: V = 1,4 x 10-6 m3
t =4s
Ditanya : Qt = . . . . .?
V 1,4 x 10−6 m3
Jawab :Q= = = 0,35 x10-5 m3/s
t 4s
b. Velocity (v)
Diketahui : Qt = 0,35 x10-5 m3/s
A = 7,854 x10-5 m2
Ditanya :v=...?
Qt 0,35 x 10−5 m 3/s
Jawab :v= = =0,0446 m/s
A 7,854 x 10−5 m2
LP V-1
LP V-2
v . d (0,0446 m/ s).(0,01m)
Re = =
v −6
0,854 x 10 10 m2/ s
= 521,8183
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan 5.2