Anda di halaman 1dari 5

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

A. MACAM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA


Aliran dalam fluida terdiri dari tiga tipe yaitu
1. Aliran laminar
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel fluidanya sejajar
dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida seolaholah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu
lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan
zat cair berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat
steady maksudnya alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh aliran air,
debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran laminar
tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen.
Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu:
-

fluida bergerak mengikuti garis lurus


kecepatan fluidanya rendah
viskositasnya tinggi
lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.

2. Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang
skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan
oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran
terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang aliran.
Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa silindris
merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re). Dalam menganalisa aliran di dalam
saluran tertutup, sangatlah penting untuk mengetahui type aliran yang mengalir dalam
pipa tersebut. Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan Reynold dengan mengetahui

parameter-parameter yang diketahui besarnya. Bilangan Reynold (Re) dapat dihitung


dengan menggunakan persamaan:

Re=

dimana:
= massa jenis fluida (kg/m3)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
= viskositas dinamik fluida (Pa.s)
Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas
kinematik (v) maka bilangan Reynold dapat juga dinyatakan:
=
Sehingga Re =

Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada 2000,
aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada
4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat
laminer atau turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
3. Aliran Transisi
Merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran berdasarkan
bisa tidaknya dicompress:
o Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut.
Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
o Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat. Aliran tak-termampatkan
adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan
massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida taktermampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
Kecepatan fluida

Friksi/gesekan fluida dengan pipa


Viskositas/kekentalan fluida
Densitas/kerapatan fluida

B. PERSAMAAN YANG DIGUNAKAN DALAM ALIRAN


1. Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida di mana
berhubungan dengan tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari suatu
pipa yang fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir dengan
aliran yang tak turbulen.
Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah usaha,
energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut mempunyai
nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi kinetik persatuan
volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
2. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas berlaku untuk :
- Untuk semua fluida (gas atau cairan).
- Untuk semua jenis aliran (laminer atau turbulen).
- Untuk semua keadaan (steady dan unsteady)
- Dengan atau tanpa adanya reaksi kimia di dalam aliran tersebut.
Banyaknya fluida yang masuk ke tabung alir dalam waktu t detik adalah
. A1 . V1 . t dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan tabung
alir sebanyak . A2 . V2 . t. Jumlah ini tentulah sama dengan jumlah fluida yang
masuk ke tabung alir sehingga :
. A1 . V1 . t = . A2 . V2 . t
A , V yang merupakan debit fluida sepanjang tabung alir selalu konstan (tetap sama
nilainya), walaupun A dan V masing-masing berbeda dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Maka dapat disimpulkan:
Q = A1 . V1 = A2 . V2 = KONSTAN

3. Perhitugan Mayor Losses


HfMayor = f x ( L /D )x(v2/2g)
Dimana :
HfMayor = Mayor Losses
L = Panjang Pipa ( m )
D = Diameter yang di gunakan (m)
v = Kecepatan aliran Fluida ( m /s )
f = Faktor gesekan pipa = 64 / Re ( Untuk aliran Laminer )
= f(Re/D) (Untuk aliran turbulen)
4. Perhitungan Minor Losses
Hi = K x v2/2g
Dimana :
Hi = Minor losses
K = koefisien gesekan
v = Kecepatan aliran
g = Gaya grafitasi

C. APLIKASI ALIRAN LAMINER DAN ALIRAN TURBULEN

Aplikasi dari aliran laminer adalah pada tahap penyemenan dalam proses
well completion, dimana laju penginjeksian semen yang terlalu cepat akan
menimbulkan aliran turbulen. Terjadinya aliran turbulen akan sangat
merugikan, karena menyebabkan terjadinya ruang kosong di dalam
cetakannya yang akan memperpendek umur hasil pengecoran. Adapula
penggunaan aliran laminar pada kepala pipa pemadam kebakaran yang
berguna untuk meningkatkan daya jangkau dari fluida pemadam agar bisa
mencapai dan menembus area yang sulit untuk dipadamkan. Selain itu
aliran laminar juga berlaku pada aliran lumpur dalam drill pipe yang
mengalir dari pompa sampai ke mata bor agar tenaga putar yang
dihasilkan maksimal.
Contoh keuntungan aliran turbulen adalah pada piston, dimana partikel
fluida akan saling bertumbukan oleh aliran yang tidak beraturan, sehingga

terjadi energy yang cukup untuk ditransmisikan untuk menggerakkan


piston.

Anda mungkin juga menyukai