Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN HIDROLIKA

Dosen pengampuh : SAFRUDIN.S.T.,M.T

Oleh :

SITTI NURHALISA

NIM : 4042022040

PROGRAM STUDI

TEKNOLLOGI REKAYASA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK BOMBANA

2022
Aliran fluida dapat dibagi menjadi dua jenis yang berbeda : aliran laminar dan
aliran turbulen. Aliran laminar terjadi ketika fliuda mengalir dalam lapisan parallel
yang sangat kecil tanpa gangguan di antara mereka. Dalam aliran laminar,lapisan
fliuda meluncur secara parallel, tanpa pusaran, atau arus normal pada aliran itu
sendiri.jenis aliran ini disebut juga sebagai aliran streamline karena dicirikan oleh
streamline yang tidak bersilangan.

1. ALIRAN LAMINAR DALAM PIPA

Aliran laminar adalah geraka fluida dimana setiap partikel dalam fluida
mengikuti lintasan yang sama dengan partikel sebelumnya. Dalam dinamika fluida,
aliran laminar dicirikan oleh lintasan partikel fluida yang halus atau teratur, berbeda
dengan aliran turbulen,yang dicirikan oleh pergerakan partikel fluida yang tidak
teratur. Fluida mengalir dalam lapisan parallel (dngan pencampuran lateral minimal),
tanpa interupsi antar lapisan. Oleh karena itu aliran laminar disebut juga aliran
aerodinamis atau aliran viskos.

Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminar kemudian padafase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminar menjadi
turbulen disebut aliran ttransisi. Aliran laminar mengikuti hokum newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut.
Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak
stabil dan berubah menjadi aliran turbulen .

Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri-ciri aliran laminar yaitu :

- Fluida bergerak mengikuti garis lurus


- Kecepatan fluidanya rendah
- Viskositasnya tinggi
- Lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.

Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa silindris
merupakan fungsi dari bilangan reynold (Re). dalam menganalisa aliran didalam
saluran tertutup, sangatlah penting untuk mengeahui type aliran yang mengalir dalam
pipa tersebut. Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan reynold dengan mengetahui
parameter-parameter yang diketahui bbesarnya. Bilangan reynold dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
pd v pd v
ℜ=
µµ

Dimana:
p = massa jenis fluida (kg/m²)
d =diameter pipa (m)
v =kecepatan alirann fluia (m/s)
µ =viskositas dinamik fluida (pa.s)
karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fliuda meupakan viskositas
kinemmatik (v) maka bilangan reynold dapat juga dinyatakan :
µµ dvdv
vv= sehingga ℜ=
pp µµ

Menurut hasil percobaan reynold, apabila anggka reynol kurang daripada 2000,
aliran biasanya merupaka aliran laminar. Apabila angka reynold lebih daripada 4000,
aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat laminar
atau turbulen tergantung pada factor- factor yang mempengaruhi.
Empat factor penting dalam pengukuran aliiran fluida dalam pipa adalah:

 Kecepatan fluida
 Fiksi/gesekan fluida dengan pipa
 Viskositas atau kekentalan fliuda
 Densitas/kerapatan fluida
2. ANALISA KOMPONEN LAMINAR PADA PIPA SIRKULAR

Beberapa komponen pipa yang ttersedia secara komersial (seperti katup, siku,
tee, dan sebagai berikut ), nilai koefisien kerugian K sangat bergantung pada bentuk
komponen dan sangat lemah pada bilangan Reynolds yang besar.
3. ANALISA PERHITUNGAN PRESURE DROP (PENURUNAN TEKANAN)
Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa atau tabung kehilir
titik. “penurunan tekanan adalah hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir
melalui tabung yang di sebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Penentuan utama
resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan fluida melalui pipa dan viskositas
fluida. Aliran cairan atau gas akan selalu mengalir dalam arah perlawanan paling
sedikit (tekanan kurang).
Penurunan tekanann dapat dihitung dengan 2 nilai : Reynolds nomor
NRE(menentukan laminar atau aliran turbulen), dan kekasaran relative pipa, ƹ /
D.NRE =Dvp / µ dimana D adalah diameter pipa dalam meter, v adalah kecepatan
aliran dalam meter per detik, p adalah densitas dalam kilogram per meter kubik, dan
µ adalah kilogram dalam meter –kubik.

Selain itu, pressure drop berfungsi sebagai sifat aliran / arus termasuk jumlah
dan jari – jari serta tingkat turbulensi. Didalam penggunaannya dilaut , dimana
saluran pipa biasanya pendek , bagian terbesar dari jumlah pressure drop dalam
sebuah system akan terjadi didalam saluran keran.
Penurunan tekanan dapat dihitung menggunakkan rumus berikut :
y²xf xLx p
∆ p=
2D

Dimana :
Δp = penurunan tekanan dalam pascal (Pa)
V = kecepatan dalam meter per detik (m/detik)
F = factor gesekan
L = panjang pipa atau selang dalam meter(m)
P = densitas cairan dalam kilogram per meter kubik (870-890 kg/m³ untuk
minyak hidrolik )
D = diameter dalam pipa atau selang dalam meter (m)
Untuk menentukan penurunan tekanan fluida (cairan atau gas ) sepanjang pipa atau
pipa komponen adalah sebagai berikut :
v .D
Tentukan nomor Reynolds : ℜ=
V

Dimana :
Re =Reynolds nomor
v =kecepatan aliran
D =diameter pipa
V =kinematika viskositas
Jika bilangan rynolds <2320,disebut aliran laminar.
Aliran laminar ditandai dengan meluncur dari lapisan konsentris silinder
melwati satu sama lain dalam mode tertib. Kecepatan fluida pada maksimum pada
sumbu pipa dan menurun tajam ke nol pada dinding. Penurunan tekanan yang
disebabkan oleh gesekan aliran laminar tidak tergantung dari kekasaran pipa.
Koefisien gesekan pada pipa aliran laminar:
64
λ=

Dimana :
λ =koefisien gesekan pipa
Re =bilangan Reynolds
Catatan :pipa mulus sempurna akan memiliki kekasaran nol.
Jika bilangan Reynolds > 2320, disebut aliran turbulen.
Dikatann aliiran turbulen jika ada gerakan tidak teratur partikel fluida dalam
arah melintang terhadap arah aliran utama. Distribusi kecepatan aliran turbulen lebih
seragam di seluruh diameter pipa daripada di aliran laminar. Penurunan tekanan yang
disebabkan oleh gesekan aliran tubulen tergantung pada kekasaran pipa. Koefisien
gesekkan pada pipa aliran turbulen :
1 2,51 k
=−2 log [¿ + x o ,269]¿
√λ ℜ. √ λ D

Dimana:
λ=koefisien gesekan pipa
g=percepatan gravitasi
Re=Reynolds nomor
K=mutlak (kekerasan)
D=diameter pipa
Penurunan tekanan dalam pipa melingkar:
L p
Δp = λ . .V²
D 2

Penurunan tekanan oleh gravitasi dan elevasi:


Δp=p.g. ΔH
Dimana:
Δp= penurunan tekanan
P= kepadatan (massa jenis )
G= percepatann gravitasi
ΔH= ketinggian vertical atau gugurkan
4. PERSAMAAN DARCY-WEISBACH
Dalam dinamika fluida, persamaan darcy-weisbach adalah persamaan
fenomenologika yang berkaittan dengan head loss, atau kehilangan tekanan akibat
gesekan sepanjang pipa terhadap kecepatan aliran rataa-rata. Persamaan ini terbentuk
atas konstribusi henry darcy dan Julius weisbach.
Persamaan darcy-weisbach, menggandung factor gesekan tak berdimensi, tang
dinamai factor gesekan darcy, atau factor gesekan moody.faktor gesekan darcy
besarnya empat kali factor gesekan fanning,dan tidak boleh disamakan.
Han loss dapat dihitung dengan:
L V²
hf = f . .
D 2g

Dimana:
H= head loss akibat gesekan
L= panjang pipa
D= diameter hidrolik daro pipa(untuk pipa yang berbentuk melingkar, diameter
hidraulis sebanding dengan diameter pipa tersebut)
V= kecepatan rata-rata dari aliran
g= percepatan gravitasi
f= koefisien tak berdimensi
5. KOMPONEN PRESH-DARCY-WEISBACH
6. HEAD LOSS
Head losses merupakan kehilangan energy mekanik persatuan massa. Satuan head
losses adalah satuan panjang yang setara dengan satu satuan energy yang dibutuhkan
untuk memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang yang
bersesuaian.
Menurut wahyudi dan pratikto (2010) head loss dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu,
major losses dan minor losses.

 Major losses adalah kerugian pada system perpipaan akibat adanya gesekan
fluida dengan sepanjang dinding pipa yang mempunyai luas penampang tetap.
 Minor losses adalah kerugian pada system perpipaan akibat adanya
sambungan pipa, belokan, luas penampangg pipa, dam valve.
Minor losses pada pipa dibedakan menjadi dua, yaitu belokan karena adanya
saambungan yang terkesan tiba-tiba atau tajam ,belokan ini disebut elbow dan
pembengkokan secara berangsur-angsur disebut bend.
Untuk mengetahui head losses pada aliran pipa yang disebabkan oleh gesekan dalam
pipa dan sambungan dalam pipa dan sambungan pada pipa digunakan rumus sebagai
berikut (sularso, 2010).
H = Hf + Hm
Dimana:
H = head losses (m)
Hf = major losses (m)
Hm = minor losses (m)
1. Major losses (kerugian akibat gesekan dalam pipa)
2
l v
Hf = f
d 2g
Dimana:
Hf = head major (m)
ℓ = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan (m/s
g = gravitasi (m/s²)
f = factor gesek (pada diagram moody )(k)
2. Minor losses (kerugian akibat sambungan)

Hm = KL
2g

Dimana:
Hm = head minor (m)
V = kecepatan (m/s)
g = gravitasi (m/s²)
KL = koefisien kerugian pada fitting
Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting) seperti
katup(valve), belokan (elbow), saringan (strainer), percabangan (tee), losses pada
bagian entrance, losses pada bagian exit, pembesaran pipa (expansion) , pengecilan
pipa (contraction) , dan sebagainya.
7. HUKUM POISEUILLE
Berdasarkan prinsip Bernoulli, pada suatu aliran fluida peningkatan kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini merupakan
penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energy
pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energy di
titik lain pada jalur aliran yang sama (sutrisno, 1984:22). Dari pengembangan prinsi
Bernoulli ada sebuah hokum yang membahas tentang beda tekanan pada fluida, yang
bertujuan agar dapat menaikan fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang
lebih tinggi .
Hukum yang dimaksud adalah hokum poiseuille, yang menyatakan bahwa untuk
suatu penurunan tekanan per satuan panjang yang diberikan, laju volume aliran
berbanding terbalik dengan viskositas , dan sebanding dengan jari- jari pipa pagkat
empat (sutrisno 1984:22).
Hukum poiseuille dapat dituliskan dalm bentuk berikut:
P1-p2= V 8Nl /πr^ 4
Penjelasan:
E = I.R yang mana E = tegangan (P1-P2), I= aliran (V), dan R = tahanan (8nL/ /πr^ 4)
atau tahanan poiseuille dalam satuan N.S/m^5.
Kelajuan aliran rata-rata yang dinyatakan dalam Q dituli sebagai berikut:
Q= Av = Δv /Δt
Persamaan diatas adalah persamaan debit aliran.
8. PENGARUH GRAVITASI TERHADAP DEBIT FLUIDA PADA ALIRAN
LAMINAR
9. ALIRAN LAMINAR PADA PIPA NON-SIRKULAR
Penampang padasetiap aliran fluidaa tidak semua berbentuk cicular. Penampang ini
biasa dikategorikan sebagai penampangg non-circular. Pada dasarnya detail aliran
pada fluida sangat bergantung terhadap bentuk penampang aslinya dan pendekatan
pada pip acicular dapat digunakanpada aliran dengan berbagai macam bentuk
sehingga digunakanlah sebuah pendekatan diameter hidrolik yang mana adalah suatu
panjang karakteristik yang menjelaskan tentang bagaimana bentuk penampang
tersebut. Persamaannya adalah sebagai berikut :
A
Dh = 4.
P

Dengan A dan P masing-masing adalah luas penampang dan perimeter.

Anda mungkin juga menyukai