Disusun Oleh :
NIM : 1905051048
KELAS : EN-4B
T.A 2020/2021
Abstrak
Headloss adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan total
(total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Total head, seperti
ini merupakan kombinasi dari elevation head (tekanan karena ketinggian suatu fluida), Velocity
head, (tekanan karena kecepatan alir suatu fluida) dan pressure head (tekanan normal dari
fluida itu sendiri) . Percobaan bertujuan untuk mempelajari head loss dan friction loss aliran
fluida pada pipa no.2 dan 4, elbow 900 dan 450, enlargement dan contraction. Percobaan ini
menggunakan serangkaian alat yang secara skematik yaitu ‘’general Arrangement of
Apparatus” dan “Manometer Connection Diagram”. Percobaan dilakukan dengan
memvariasikan bukaan yaitu pada bukaan 75% dan 100% dan volume 10, 15, dan 20 liter.
Head loss terbesar cenderung pada bukaan 100% yaitu pada pipa no.2 sebesar 11,218 inHg;
pipa no.4 sebesar 1,58; pipa elbow 900 sebesar 0,196 inHg; pipa elbow 450 sebesar 0,184; pipa
enlargemant sebesar 0,223 inHg sedangkan pipa contraction penurunan tekanan terbesar pada
bukaan 75% sebesar 0,14 inHg. Friction loss terbesar pada bukaan 100% pada pipa no.2
adalah 100,09 ft/lbm; pada pipa no.4 sebesar 2,18 ft/lbm; elbow 900 sebesar 2,173 ft/lbm; elbow
450 sebesar 2,20 ft/lbm; pipa enlargement adalah 99,2 ft/lbm;namun pada pipa contraction
friction loss terbesar pada bukaan 75% sebesar 34,02 ft/lbm. Dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi aliran turbulen pada setiap pipa yang diuji, karena bilangan reynold
nya >4000.
Kata kunci : aliran fluida, head loss, friction loss, enlargement, contraction.
BAB I
PENDAHULUAN
f L. V 2
F= .
2 gc . D ……………………………...(1)
Untuk aliran turbulen dengan N Re > 4000, berlaku persamaan:
32. μ L .V 2
F= .
g c D2 ρ …………………………..(2)
ΔV 2 Δp
−F= +
2 gc ρ ……………………….(3)
2
∆p ∆v
Jika sangat kecil,dan bisa diabaikan terhadap harga dari , maka :
ρ 2 gc
∆ v2
=−F....................................................(4)
2 gc
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Head Loss & Friction Loss pada Pipa No.2 dan Pipa No.4
Pipa no.2 dan pipa no.4 yang dilakukan pengukuran head loss dan friction lossnya pada
percobaan ini dalam keadaan horizontal/lurus, dimana keadaan diameter dari pipa sama
ukurannya mulai dari awal hingga ujung. Head loss biasanya dinyatakan dengan satuan panjang.
Sehingga nilai head loss adalah harga H yang dinyatakan dengan satuan panjang mmHg atau
inchHg menggunakan persamaan H = ha - hb. Data percobaan pada pipa no.2 dan pipa no.4 yang
dilakukan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
12
10
6
Pipa
4 No.2
0
5 10 15 20 25 30
Grafik 3.1 Hubungan kecepatan (V) terhadap Head Loss (H) pipa no.2 dan
pipa pada bukaan valve 75%, 100% pipa no.2
1.2
0.8
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Grafik 3.2 Hubungan Log V terhadap Log H pipa no.2 dan pipa no.4 pada
bukaan valve 75%, 100%
60000
50000
40000
30000
pipa no.2
20000 pipa no.4
10000
0
0 20 40 60 80 100 120
Grafik 3.3 Hubungan Friction Loss terhadap NRe pipa no.2 dan pipa no.4
pada bukaan valve 75%, 100%
Pengukuran head loss pada pipa nomor 2 dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (H = ha – hb), nilai head loss yang diperoleh dari percobaan berdasarkan grafik 3.1
pipa no.2 ,dapat diketahui head loss terkecil terjadi pada saat kecepatan fluida 16,7113 ft/detik
dengan nilai head loss 10,9956 inHg dan yang terbesar yaitu pada kecepatan 25.23 ft/detik
dengan head loss 11,218 inHg. Pengukuran head loss pada pipa nomor 4 juga dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan (H = ha – hb), dari grafik 3.1 pipa nomor 4 dapat dilihat
hubungan antara kecepatan fluida dengan head loss nya. Puncak head loss terjadi pada V= 10,21
ft/s dan H= 1,58 inHg. Pada V= 8,80 ft/s dan H= 1,413 inHg terjadi penurunan head loss. Dari
percobaan ini dapat diketahui semakin besar kecepatan aliran fluida semakin besar pula head loss
yang terjadi pada aliran pipa, ini disebabkan karena aliran dengan kecepatan tinggi maka gesekan
fluida dengan dinding pipa semakin besar sehingga energy yang hilang(head loss) juga semakin
banyak. Bukaan valve 100% mempunyai kecepatan dan head loss yang lebih besar dari pada
bukaan 75%. Hal ini dikarenakan dengan bukaan 100% maka kecepatan fluida yang mengalir
semakin cepat.
Dari percobaan yang dilakukan selain diperoleh nilai head loss yang ada serta kecepatan
dari aliran dapat juga dilihat kenaikan dan penurunan yang terjadi dengan membandingkan nilai
dari logaritma antara kecepatan dan head loss, hal ini dapat dilihat dari grafik 3.2, untuk pipa
nomor 2 terjadi kenaikan log H pada setiap peningkatan nilai log V. Nilai Log V terendah adalah
1,22 dengan Log H sebesar 1,041 sedangkan Log V tertinggi adalah sebesar 1,401 dengan nilai
Log H sebesar 1,049. Pada pipa nomor 4 terjadi kenaikan log H pada setiap peningkatan nilai log
V. Nilai Log V terendah adalah 0,945 dengan Log H sebesar 0,15 sedangkan Log V tertinggi
adalah sebesar 1,01 dengan nilai Log H sebesar 0,19. Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan
Log V berbanding lurus terhadap Log H dimana semakin besar Log V, maka semakin besar Log
H. Kecepatan,friction loss dan head loss pada pipa nomor 2 lebih besar dibandingkan pada pipa
nomor 4, hal ini dikarenakan pada pipa nomor 2 memiliki diameter yang lebih kecil dibanding
dengan diameter pipa nomor 4 yang lebih besar.Perbedaan diameter ini memiliki hubungan
dengan persamaan kontinuitas,semakin kecil luas pipa maka semakin besar kecepatan sehingga
akibatnya friction loss dan head loss juga semakin besar(White.1988).
Q
Q=Av v= A
Percobaan ini juga terlihat bahwa jenis aliran yang digunakan adalah jenis aliran
turbulens yaitu lebih besar dari 4000 .Berdasarkan grafik 3.3 dapat dilihat bahwa semakin besar
friction loss maka bilangan Reynold semakin besar. Dari persamaan dibawah bahwa bilangan
Reynold berbanding lurus dengan nilai friction loss.
32 µ3 L ℜ2
F= gc ρ2 D 4
3.3 Head Loss & Friction Loss didalam elbow 450 dan 900
Pada percobaan ini akan ditentukan besar laju aliran dan head loss pada pipa elbow 450
dan 900. Besarnya laju aliran fluida dan head loss yang terjadi dipengaruhi oleh besar kecilnya
elbow yang diberikan. Perhitungan rata-rata pada pipa elbow 450 dan 900 dari data percobaan
yang dilakukan serta kecenderungan grafik yang terjadi, dapat dilihat pada grafik dibawah :
0.25
0.2
0.15
0.1 elbow 45
elbow 90
0.05
0
8.6 8.8 9 9.2 9.4 9.6 9.8 10 10.2 10.4
Grafik 3.4 Hubungan kecepatan (V) terhadap Head Loss (H) pada bukaan
75%, 100% pipa elbow 450 dan 900
Grafik 3.4 adalah hubungan kecepatan dengan head loss, dimana nilai head loss terbesar
pada elbow 450 bernilai 0,184 inHg dan nilai dari kecepatannya sebesar 10.27 ft/s. Sedangkan
untuk elbow 900 nilai head loss terbesar senilai 0,196 inHg dan nilai dari kecepatan sebesar 10.19
ft/s . Dari grafik 3.4 kita juga dapat membandingkan bahwa nilai kecepatan pada elbow 45 lebih
besar dari pada nilai kecepatan pada elbow 90. Hal ini sudah sesuai dengan literature bahwa
kecepatan air berbanding terbalik dengan sudut belokan pipa,semakin besar sudut belokan pipa
maka kecepatan air semakin kecil,dan sebaliknya semakin kecil sudut sambungan pipa maka
kecepatan air semakin besar (Haruo Tahara,Sularso.2000). Dari grafik tersebut juga dapat
membandingkan bahwa nilai head loss pada elbow 900 lebih besar dari pada elbow 450.Hal ini
sudah sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa besar sudut belokan pipa berbanding
lurus dengan head loss. Semakin besar sudut belokan pipa maka nilai head loss semakin
besar,dan sebaliknya semakin kecil sudut belokan pipa maka semakin kecil pula head loss
pipa(Haruo Tahara,Sularso.2000).
0
0.94 0.95 0.96 0.97 0.98 0.99 1 1.01 1.02
-0.2
-0.4
-0.6 elbow
45
-0.8
-1
-1.2
Grafik 3.5 Hubungan Log V terhadap Log H pada bukaan 75%, 100% pipa
elbow 450 dan 900
Selain menentukan perhitungan nilai head loss serta nilai kecepatan aliran, dapat juga
dilihat kenaikan dan penurunan yang terjadi dengan membandingkan nilai dari logaritma antara
head loss dan kecepatan pada elbow 450 dan 900, hal ini dapat dilihat dari grafik 3.5 pada elbow
450 keadaan minimum dari log V terhadap log H yaitu ketika log V 0.94859 dan log H
-1,006894 serta maksimum pada saat log V 1.011734 dan log H -0,735. .Pada elbow 90 0
keadaan minimum dari log V 0.945136 dan log H -0.8027 serta maksimum pada saat log V
1.0084136 dan log H -0,70864. Dari grafik diatas dapat dilihat semakin besar Log V nya maka
semakin besar pula Log H nya.
56000
54000
52000
50000
elbow 45
48000
elbow 90
46000
44000
42000
1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3
Grafik 3.7 Hubungan Faktor gesekan terhadap NRe pada bukaan valve 75%
dan 100% pada pipa enlargement dan contraction.
Berdasarkan grafik 3.7 terdapat dua perbedaan yang mencolok friction loss pada
enlargement yang naik dan contraction yang turun. Enlargement untuk pipa dimana diameter
berubah dari kecil ke besar,sehingga luas penampang juga berubah dari kecil ke besar.Dari
persamaan kontinuitas bahwa kecepatan fluida adalah perbandingan debit air dengan luas
penampang pipa. Semakin kecil luas penampang pipa maka semakin besar kecepatan fluida yang
mengalir. Hal ini karena luas penampang berbanding terbalik dengan kecepatan fluida. Pada
enlargement luas pipa pertama lebih kecil dibanding dengan luas pipa dua,hal ini mengakibatkan
kecepatan fluida pada penampang kecil lebih besar dari pada kecepatan pada penampang besar.
Berbeda dengan contraction diameter berubah dari besar kekecil sehingga kecepatan pada
penampang pertama lebih kecil dari penampang kedua. .Hal ini mengakibatkan friction loss pada
enlargement lebih besar dari pada contraction. Pada enlargement dari bukaan 75 % sampai 100%
friction loss akan naik dengan semakin besarnya bukaan valve. Berbeda dengan contraction
friction loss akan menurun dengan semakin besarnya bukaan valve. Hal ini terjadi karena
perubahan diameter besar kekecil dengan bukaan yang semakin besar luas penampang kecil tidak
mampu mengalirkan fluida dengan cepat sehingga membutuhkan waktu yang lama akibatnya
kecepatan fluida juga semakin kecil(Tipler.1998). Dari grafik juga tahu bahwa jenis aliran yang
digunakan adalah jenis aliran turbulens dimana NRe > 40000.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Semakin besar bukaan yang diberikan, maka semakin besar head loss dan friction loss
yang diperoleh. Head loss terbesar cenderung pada bukaan 100% yaitu pada pipa no.2
sebesar 11,21 inHg; pada pipa no.4 sebesar 1,58 inHg; pipa elbow 90 o sebesar 0,196
inHg; pipa elbow 450 sebesar 0,183; pipa perbesaran sebesar 0,223 inHg sedangkan pipa
pengecilan terbesar pada bukaan 75 % yaitu sebesar 0,14 inHg. Friction loss terbesar
pada bukaan 100% pada pipa no.2 adalah 100,09 ft/lbm; pipa no.4 adalah 2,18 ft/lbm ;
elbow 90o adalah 2,17 ft/lbm; elbow 450 adalah 2,20 ft/lbm; enlargement sebesar 99,09
ft/lbm sedangkan contraction sebesar 34,02 ft/lbm pada bukaan 75%.
2. Semakin besar kecepatan fluida yang mengalir, maka kerugian gesekan atau friction loss
nya juga akan semakin besar. Friction loss pipa no.2 sebesar 100,09 ft/lbm pada
kecepatan 25,23 ft/s ; friction loss pipa no.4 sebesar 2,18 ft/lbm pada kecepatan 10,2
ft/s ; friction loss pada elbow 90o sebesar 2,17 ft/lbm pada kecepatan 10,19 ft/s ; friction
loss pada elbow 450 sebesar 2,20 ft/lbm pada kecepatan 10,2 ft/s ; friction loss pada
enlargement sebesar 99,09 ft/lbm pada kecepatan 79,82 ft/s dan friction loss pada
contraction sebesar 34,02 ft/lbm dengan kecepatan 10,51 ft/s.
3. Semakin kecil diameter pipa yang digunakan, maka semakin besar kecepatan fluida dan
head loss yang diperoleh, begitu juga sebaliknya semakin besar diameter pipa yang
digunakan, maka semakin kecil kecepatannya dan head loss.
4. Semakin kecil diameter pipa yang digunakan, maka semakin besar kecepatan fluida dan
friction loss yang diperoleh,begitu juga sebaliknya semakin besar diameter pipa yang
digunakan, maka semakin kecil kecepatannya dan friction loss.
4.2 Saran
Pratikan harus teliti dalam pembukaan dan penutupan katup yang digunakan sehingga
diperoleh hasil yang akurat. Kesalahan dalam pembukaan dan penutupan katup ini akan sangat
berpengaruh terhadap hasil perhitungan selanjutnya.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
NO Katup Galvanis Katup Std Blok 3/4 Katup Std Blok 1/2 Katup PVC 1/2
h9 h 10 V(m/s) h 11 h 12 V(m/s) h 13 h 14 V(m/s) h 15 h 16 V(m/s)
1. 49 48 0.78 64.2 63.3 0.72 64.1 63.4 0.62 68.5 61 0.45
2. 49.5 43.2 0.79 64 63.1 0.73 59.3 58.6 0.63 58 57.5 0.46
3. 44 43.1 0.8 62 61 0.74 56.4 56.7 0.64 54 53.3 0.47