Oleh :
Kelompok 3
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen.
Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida itu akan
terbentuk lapisan, dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai
suatu bentuk baru.
Fluida terdiri dari 2 jenis yaitu fluida cair dan fluida gas. Ciri-ciri fluida cair,diantaranya:
- Tidak kompresibel, yaitu volume fluida akan tetap walaupun dikenai tekanan tertentu.
- Mengisi volume tertentu.
- Mempunyai permukaan bebas.
- Daya kohesi besar, jarak antar molekul rapat.
Ciri-ciri fluida gas,diantaranya:
- Kompresibel
- Mengisi seluruh bagian wadah.
- Jarak antar molekul besar, daya kohesi dapat diabaikan.
Sifat dasar dari setiap fluida statik ialah tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya
permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan terdapat pada
setiap titik di dalam volume fluida. Pada ketinggian yang sama, tekanan pada fluida adalah
sama.
Ada beberapa jenis alat yang untuk mengukur laju aliran suatu fluida Beberapa alat
yang biasa digunakan diantaranya:
1. Venturimeter
Meteran ini terbuat dari bagian masuk yang mempunyai flens, yang terdiri dari bagian
pendek berbentuk silinder dan kerucut terpotong. Bagian leher berflens dan bagian keluar
juga berflens yang terdiri dari kerucut terpotong yang panjang.
2 P
Vv Cv
1
4
2. Orificemeter
Venturimeter memiliki beberapa kekurangan pada kenyataanya. Untuk meteran tertentu
dengan sistem manometer tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat diukur terbatas,
sehingga apabila laju alir berubah, diameter leher menjadi terlalu besar untuk memberikan
bacaan yang teliti, atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang
baru. Meteran orifice dapat mengatasi kekurangan-kekurangan venturimeter, tetapi
konsumsi dayanya cukup tinggi.
Prinsip meteran orifice identik dengan meteran venturi. Penurunan penampang arus aliran
melalui orifice menyebabkan tinggi tekan kecepatan menjadi meningkat tetapi tinggi tekan
akan menurun, dan penurunan antara kedua titik sadap diukur dengan manometer.
Persamaan bernoulli memberikan dasar untuk mengkolerasikan peningkatan tinggi tekan
kecepatan dengan penurunan tinggi tekanan
2 P
Vo Co
1 4
Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan penambahan alat
tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat diukur. Nilai pressure
drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya pressure drop bias
disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju alir berubah), skin
friction, dan form friction.
Fluida cair yang mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan
energi karena adanya friksi selama fluida mengalir. Kehilangan energi ini akan berakibat
penurunan tekanan aliran aliran yang dikenal sebagai pressure drop (P). Friksi
(kehilangan energi) dapat ditimbulkan antara lain :
Dalam aliran kondisi steady state dikenal 2 rejim aliran atau pola aliran yang tergantung
kepada kecepatan rata-rata aliran (v), densitas (), viskositas fluida () dan diameter pipa
(D).
Rejim aliran transisi adalah rejim yang terjadi antara rejim aliran laminer dan rejim aliran
turbulen.
Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangan tak berdimensi yaitu
bilangan Reynolds (Reynolds Number/NRe). Bilangan Reynolds merupakan perbandingan
antara gaya dinamis dari aliran massa terhadap tegangan geser yang disebabkan oleh
vD
viskositas cairan. NRe =
Keterangan:
v : kecepatan fluida.
: viskositas fluida.
Kecepatan kritis:
Gambar Pipa
Pipa Venturi
P1 P2 P3 P4
Pipa Orifice
P1 P2 P3 P4
IV. ALAT DAN BAHAN
V. LANGKAH KERJA
Turbulen
Mencatat Po
Ulangi
Menyalakan pompa
langkah ini
untuk pipa
Menentukan Q untuk aliran laminer lainnya
dalam waktu 10 s
Mencatat P
Rata- 1,1575 15
Transisi 752,5 608 729,5 626,5
rata 41,5 18,5
Rata- 1,095 15
756 612,5 723 620,5
rata 41 8
Rata- 2 2,15
678 535 541 435
rata 37 -100
Rata- 3 2,8
678 535 541 435
rata 37 -100
Turbulen
678 535 541 435 37 -100 4 4,01 1,0217
3
678 535 541 435 37 -100 4 3,82
Rata- 4 3,915
678 535 541 435
rata 37 -100
Rata- 5 5,2
678 535 541 435
rata 37 -100
Rata- 0,61 15
817 675 705 602
rata 39 -73
Rata- 0,6875 15
817 675 705 602
rata 39 -73
Po 304 315 11
Rata- 2 1,795
285 334
rata 49
Rata- 3 3,01
285 334
rata 49
Rata- 4 3,91
285 334
rata 49
Rata- 1,375 15
757 611 694 591
rata 43 -20
Rata- 1,125 15
756 611 694 591
rata 42 -20
Rata- 2 2,16
685 543 543 438
rata 37 -105
Rata- 1,02 15
807 664 686 583
rata 40 -81
Rata- 1,325 15
805 662 687 584
rata 40 -78
H (mmHg) Volume (L) Waktu (s) Debit (L/s)
No.
a b (b-a)
Po 309 312 3
Rata- 2 1,985
280 340
rata 60
Rata- 3 3,01
280 340
rata 60
Rata- 4 3,63
280 340
rata 60
Rata- 5 5,23
280 340
rata 60
g = 9,8 m/s2
Po 640,9602
-0,018 0,08
0,04 0,02
0,042 0,018
0,042 0,011
0,04 0,007
0,037 -0,1
0,037 -0,1
0,037 -0,1
Menghitung Vo
Vo = Q/A
A = 0,001194 m2
= 998.8 kg/m3
=1
Jenis Aliran P (Pa) Vo (m/s) Konstanta Elbow
0,088501 3830,441
0,061139 2646,177
0,89732 38837,21
0,855695 37035,62
0,805276 34853,42
2000 Transisi
1500
Linear (Transisi)
1000
500
0
0 100 200 300
Konstanta Elbow
36000 Turbulen
35000 Linear (Turbulen)
34000
33000
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konstanta Elbow
Kurva Q vs P
600
500
400
P (Pa)
300
Transisi
200
Linear (Transisi)
100
0
0.00E+00 5.00E-05 1.00E-04 1.50E-04
Q (m3/s)
Kurva Q vs P
800
700
600
500
P (Pa)
400
300 Turbulen
200
100
0
0.0009 0.00095 0.001 0.00105 0.0011
Q (m3/s)
Orificemeter
Diameter : 0.022 m
Luas : 0.00038m2
Densitas air : 998.8 kg/m3
Densitas minyak : 917.3 kg/m3
Densitas udara : 1.2 kg/m3
: 0.0009 kg/m.s
Laminer
Transien
delta P delta P Volume rata- Waktu
No (mmHg) (Pa) rata (m3) (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
1 39 5199,572 0,00061 15 0,00004067 0,106937 2610,882 0,033141
2 39 5199,572 0,00055 15 0,00003667 0,096419 2354,074 0,029881
3 39 5199,572 0,00069 15 0,00004583 0,120523 2942,593 0,037352
Turbulen
delta P delta P Volume Waktu
No (mmHg) (Pa) (m3) rata-rata (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
1 49 6532,796 0,001 1,22 0,00081967 2,155411 52624,61 0,595943
2 49 6532,796 0,002 1,795 0,00111421 2,929918 71534,28 0,810084
3 49 6532,796 0,003 3,01 0,00099668 2,620866 63988,72 0,724635
4 49 6532,796 0,004 3,91 0,00102302 2,69013 65679,82 0,743786
Pipa Lurus
Diameter : 0.039 m
Luas : 0.001195071 m2
Densitas air : 998.8 kg/m3
Densitas minyak : 917.3 kg/m3
Densitas udara : 1.2 kg/m3
: 0.0009 kg/m.s
Laminer
Transien
Volume
P Waktu
No P (Pa) rata-rata Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) (s)
(m3)
1 41 5466.21711 0.00132 15 0.00008800 0.073635766 3187.054 0.0222571
2 43 5732.86184 0.001375 15 0.00009167 0.076703923 3319.848 0.0226389
3 42 5599.53947 0.001125 15 0.00007500 0.062757755 2716.239 0.018742
Turbulen
3000
Transien
2900
2800
2700
0.018 0.019 0.020 0.021 0.022 0.023
Konstanta
38000
37000
Nre
36000
35000 Turbulen
34000
33000
0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29
Konstanta
5700
5650
P (Pa)
5600
5550 Transien
5500
5450
0.00007 0.00008 0.00009 0.00010
Q(m3/s)
Kurva P vs Q Pipa Lurus
5750
5700
P (Pa) 5650
5600
5550 Turbulen
5500
5450
0.00007 0.00008 0.00009 0.00010
Q (m3/s)
Venturimeter
Diameter : 0.039 m
Luas : 0.001195071 m2
Densitas air : 998.8 kg/m3
Densitas minyak : 917.3 kg/m3
Densitas udara : 1.2 kg/m3
: 0.0009 kg/m.s
Laminer
P Volume rata-
No (mmHg) P (Pa) Waktu (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
rata (m3)
Transien
P Volume rata-
No P (Pa) Waktu (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) rata (m3)
3000
Nre
2800
Transien
2600
2400
0.015 0.016 0.017 0.018 0.019 0.020 0.021 0.022 0.023
Konstanta
27000
24000
Nre
21000 Turbulen
18000
15000
0.1 0.15 0.2
Konstanta
Kurva P vs Q Venturimeter
5500
5000
4500
P (Pa)
4000 Transien
3500
3000
0.000065 0.000075 0.000085 0.000095
Q(m3/s)
Kurva P vs Q Venturimeter
8500
8000
7500
Nre
7000
6500
Turbulen
6000
5500
5000
0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009
Konstanta
VIII. PEMBAHASAN
Oleh Adi Kusmayadi (121424005)
Pada praktikum ini yaitu tentang aliran fluida. Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan
perubahan bentuk secara permanen. Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua
cara berlainan. Pada laju aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida bertambah secara langsung
berdasarkan kecepatan fluida tersebut, sedangan pada laju aliran tinggi maka pertambahan itu jauh
lebih cepat, yaitu kira-kira menurut kuadrat kecepatan. Perbedaan kedua jenis aliran ini pertama kali
dipelajari oleh Osborne Reynolds (1883).
Pada praktikum ini praktikan melakukan pengukuran dan pengendalian laju alir fluida
menggunakan berbagai jenis flowmeter serta koefisiennya. Flowmeter yang dipakai adalah elbow 90o,
orificemeter, pipa lurus dan venturimeter. Untuk masing masing alat dilakukan pengamatan beda
tekanan pada aliran turbulen, laminar dan transisi. Pembacaan beda tekanan menggunakan
manometer. Pada aliran turbulen, pembacaan beda tekanan menggunakan manometer raksa.
Sedangkan pada aliran laminar dan transisi menggunakan manometer minyak karena jika
menggunakan manometer raksa beda tekanannya tidak akan terbaca dikarenakan beda tekanan yang
dihasilkan pada aliran laminar dan transisi sangat kecil. Pada kondisi awal harus tidak ada gelembung
di pipa karena dapat menyebabkan kenaikan beda tekanan yang menyebabkan tidak terjadi
perubahan tekanan pada kondisi awal. Oleh karena itu, pada saluran perpipaan dilakukan
memperbesar laju alir agar gelembung dapat dihilangkan.
Fluida yang memiliki NRe< 2100 merupakan aliran laminer, aliran turbulen memiliki NRe>
4000 dan transien yaitu memiliki Nre antara 2100-4000. Berdasarkan hasil praktikum semakin tinggi
debit fluida, nilai Nre menjadi semakin tinggi. Nilai NRe juga berbanding lurus dengan nilai konstanta
pipanya. Semakin tinggi NRe menyebabkan nilai konstanta pipa semakin tinggi.
Pada penentuan besar debit aliran turbulen variabel volume dibuat konstan sedangkan
pada aliran laminar dan transisi variabel yang dibuat konstan adalah variabel waktu dimana
airnya ditampung di gelas ukur. Variabel waktu aliran turbulen tidak dibuat konstan dan volume airnya
tidak ditampung di gelas ukur dikarenakan debitnya terlalu tinggi sehingga tidak dapat ditampung di
gelas ukur. Hubungan debit dengan beda tekanan adalah linier dimana pada debit yang besar, beda
tekanan yang terbaca pada manometer juga besar, begitu juga sebaliknya jika debitnya kecil, maka
beda tekanannya yang terbaca juga kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan energi kinetik yang
diperlukan untuk menurukan tekanan semakin besar.
Oleh Aditya Febry N (121424006)
Pada praktikum aliran fluida dilakukan pengendalian dan pengukuran laju alir fluida untuk
diperoleh koefisien orifice (Co),koefisien venturi (Cv), dan konstanta elbow (Ke) setelah itu
dibandingkan dengan literatur. Selain variasi pada alat flowmeter (orifice, venturi, pipa lurus dan
elbow 90o), juga dilakukan variasi untuk rezim aliran fluidanya yaitu aliran laminer ,transien dan
turbulen. Untuk pembacaan beda tekanan digunakan manometer raksa yaitu pada aliran turbulen,
kecuali untuk elbowmeter dan pipa lurus. Jika perbedaan tekanan sangat kecil tidak dapat dibaca
dengan manometer raksa, tetapi menggunakan manometer minyak yaitu untuk aliran laminar
dan,transien.
Perlu diperhatikan supaya tidak ada gelembung di pipa pada kondisi awal karena gelembung
tersebut menyebabkan kenaikan beda tekanan sehingga tidak terjadi perubahan tekanan pada kondisi awal.
Untuk menghilangkan gelembung dilakukan pembesaran laju alir. Pada penentuan besar debit aliran
laminar dan transisi variabel yang dibuat konstan adalah variabel waktu dan volume air diukur dengan
gelas ukur. Sedangkan untuk aliran turbulen yang dibuat konstan adalah variabel volume karena jika
variable volume tidak konstan maka volume airnya tidak ditampung di gelas ukur dikarenakan
debitnya terlalu tinggi sehinggatidak dapat ditampung di gelas ukur.
Dari data dibuat kurva P vs Q dan NRe vs koefisien. Pada seluruh alat, nilai P berbeda untuk
setiap jenis aliran, namun nilai P sama untuk variasi debit. Hal ini tidak sesuai dengan hubungan debit
dengan beda tekanan dan NRe adalah linier dimana pada debit yang besar, beda tekanan dan NRe juga
semakin besar. Hal ini terjadi karena penggunaan energi kinetik yang diperlukan untuk menurukan
tekanan semakin besar. Kesalahan data lebih cenderung pada kesalahan pembacaan manometer, dikarenakan
perubahannya yang hanya sedikit, dan kesalahan pemberhentian stopwatch yang tidak selalu sama
untuk setiap debit aliran.
Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran dan pengendalian laju alir fluida menggunakan
berbagai jenis flowmeter serta koefisiennya. Dari data yang diperoleh, akan dibuat kurva P vs Q dan
NRe vs koefisien. Untuk aliran laminer dan transien, perbedaan tekanan yang muncul diukur
menggunakan manometer minyak, karena aliran laminer dan transien tidak dapat dideteksi oleh
manometer raksa. Sementara itu, manometer raksa digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan
pada aliran turbulen, kecuali untuk elbowmeter dan pipa lurus.
Ketika fluida melewati alat ukur, bilangan Reynold dapat diketahui. Fluida yang memiliki NRe <
2100 merupakan aliran laminer, sementara aliran turbulen memiliki NRe > 4000. Dari data yang
diperoleh, semakin tinggi debit fluida, nilai NRe menjadi semakin tinggi. Hal ini bersesuaian dengan
teori, karena aliran turbulen yang memiliki nilai NRe paling tinggi dibandingkan dengan jenis aliran lain
memiliki laju alir yang lebih tinggi. Selain itu, nilai NRe yang semakin tinggi menyebabkan nilai
konstanta pipa semakin tinggi pula.
Pada seluruh alat, dapat dilihat bahwa nilai P untuk setiap debit cenderung sama. Meskipun
begitu, nilai P cenderung berbeda untuk setiap jenis aliran. Hal ini tidak sesuai dengan teori, karena
seharusnya, semakin besar laju alir fluida, gesekan yang terjadi dan energi kinetik yang dihasilkan akan
semakin besar, yang mengakibatkan perubahan tekanan yang semakin besar. Dari rumus =
2
; dapat dilihat pula bahwa semakin besar nilai P, semakin besar pula nilai laju alirnya.
14
Kesalahan praktikum ini dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan manometer, dikarenakan
perubahannya yang hanya sedikit.
Praktikum kali ini yaitu mengenai aliran fluida. Pengukuran laju alir fluida merupakan hal
penting di dunia industri. Aliran fluida dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berupa pipa elbow
90, orificemeter, pipa lurus, dan venturimeter. Praktikum aliran fluida ini bertujuan untuk
mengetahui harga koefisien orifice (Co), koefisien venturi (Cv), fanning friction pada pipa lurus dan
konstanta elbow (Ke); mengetahui hubungan antara koefisien/fanning friction/konstanta tersebut
terhadap bilangan Reynold; juga untuk membuktikan apakah pressure drop berharga tetap untuk Q
yang berbeda. Setiap pengukuran dilakukan secara duplo, 1 kali pengukuran untuk rezim aliran
laminer, 3 kali pengukuran untuk rezim aliran transisi, dan 4 kali pengukuran untuk rezim aliran
turbulen. Untuk aliran laminer dan transisi yang dijadikan tetap yaitu waktunya (15 detik) sedangkan
untuk aliran turbulen yaitu volumenya. Pembacaan volume ini dilihat dari skala pengukur volume.
Praktikum ini diawali dengan mengalirkan fluida ke dalam pipa (alat ukur) dengan memutar
valve aliran by pass. Fluida ini dialirkan sampai mencapai steady state, dimana steady state ini
ditunjukkan dengan terbasahinya semua pipa oleh fluida. Dan juga perlu diperhatikan agar tidak ada
lagi gelembung di pipa karena dengan adanya gelembung dapat mempengaruhi () . Keberadaan
gelembung ini dapat diatasi dengan memperbesar Q. Apabila sudah mencapai steady state, hal yang
harus diamati yaitu beda tekanan awal pada manometer. Pada setiap alat ukur, pengukuran
didasarkan pada beda ketinggian () yang dapat diamati pada manometer minyak ataupun raksa,
dimana () ini menunjukkan pula beda tekanan () yang melewati alat ukur. Fluida cair yang
mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan energi karena adanya friksi
selama fluida mengalir. Kehilangan energi ini akan berakibat pada penurunan tekanan aliran yang
dikenal sebagai pressure drop (P).Di setiap alat dilakukan pengukuran beda tekanan pada aliran
laminer (Nre>2100), transisi (2100<Nre>4000), dan turbulen (Nre>4000) dengan acuan batas rezim
aliran yang sudah diasumsikan dan dihitung sebelum praktikum. Manometer minyak digunakan untuk
setiap rezim aliran pada elbow 90 dan pipa lurus, sedangkan pada orificemeter dan venturimeter
hanya rezim aliran turbulen saja yang menggunakan manometer raksa. Hal ini dikarenakan
pembacaan pengukuran () rezim aliran laminer/transisi menggunakan manometer raksa tidak
akan terbaca karena () yang dihasilkan sangat kecil sehingga manometer minyak lah yang sesuai
digunakan.
Pengukuran () ini berjalan seiring dengan pengukuran Q. Q ini dapat dihitung dengan
membagi volume yang tertampung dengan waktu yang dibutuhkan untuk menampung sejumlah
volume tersebut. Hubungan debit dengan beda tekanan adalah linier dimana pada debit yang besar,
beda tekanan yang terbaca pada manometer juga besar, begitu juga sebaliknya jika debitnya kecil,
maka beda tekanannya yang terbaca juga kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan energi kinetik yang
diperlukan untuk menurukan tekanan semakin besar. Ketika sudah mengetahui nilai () dan
kecepatan aliran masing-masing pengukuran, akan diketahui nilai koefisien/fanning friction/konstanta
masing-masing alat dan juga bilangan Reynoldnya. Secara keseluruhan sebagai berikut (rata-rata),
Laminer Transisi Turbulen Laminer Transisi Turbulen Laminer Transis Turbul Lami Transisi Turbulen
i en ner
Elbow 90 913,376 191,41 1,993016 1474,249 3091,28 36111,27 4,067x 8,5279 9,962x 529, 453,54 686,732
6 4 10-5 x 10-5 10-4 223
Orificeme 0,02435 0,0334 0,718612 1893,96 2635,85 63456,86 0,000029 4,1056 0,000 5066 5199,572 6532,796
ter 5 58 5 7x 10-5 988 ,250
0
Pipa lurus 0,00767 0,0212 0,26703 1098,568 3074,38 36197,57 0,000030 8,489 x 9,99x1 5466 5599,53 4899,59
2 13 9 33 10-5 0-4 ,217
Venturim 0,01000 0,0205 0,144235 1466,769 2908,589 24984,82 0,000040 8,031x 6,898x 5,73 5332,896 7999,344
eter 2 65 5 10-5 10-4 3
Kurva meliputi kurva k/Co/f/Cv vs Nre dan Q vs P pada masing masing aliran. Kurva Co/f/Cv vs
Nre pada aliran turbulen, laminar dan transisi menunjukkan bahwa Nre dan Co/f/Cv berbanding lurus.
Semakin besar nilai Nre semakin besar pula nilai Co/f/Cv nya, terlihat dari kurva yang semakin naik.
Sedangkan untuk elbowmeter, menunjukkan bahwa hubungan k vs Nre berbanding terbalik dimana
semakin besar Nre konstanta akan semakin kecil. Untuk Kurva Q vs P pada setiap aliran tidak
menentu. Hanya tiap rezim aliran di venturimeter dan orificemeter saja yang nilai P nya berharga
tetap terhadap Q. Selebihnya fluktuatif. Tetapi jika dirata-ratakan P akan naik seiring dengan
bertambahnya Q, seperti data yang disajikan di tabel atas. Hal ini dapat dijelaskan, semakin besar laju
alir maka gesekan yang terjadi dan energi kinetik yang dihasilkan semakin besar. Karena energi
mekanik disetiap titik adalah sama, maka semakin kecil energi kinetik yang dihasilkan, semakin kecil
tekanan yang dihasilkan sehingga pressure dropnya semakin besar. Penyimpangan yang terjadi pada
praktikum ini dapat disebabkan karena kesalahan saat membaca manometer, pemberhentian waktu
dan volume yang ditampung pada saat penentuan laju alir.
IX. KESIMPULAN
191,414 1,993016
1 Elbowmeter
0,021213 0,267039
3 Pipa Lurus
Semakin besar nilai konstanta pipa maka semakin besar pula bilangan reynoldnya,
berbeda dengan elbowmeter semakin besar konstanta, semakin kecil bilangan
reynoldnya.
Semakin besar nilai laju alir maka semakin besar pula nilai pressure drop-nya
X. DAFTAR PUSTAKA
No name. Jobsheet Praktikum:Aliran Fluida. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/manometer/. Diakses tanggal 20 April 2014.
V
LAMPIRAN
Manometer Pipa U Terbalik
Manometer tabung U terbalik digunakan untuk mengukur perbedaan
tekanan pada fluida cair. Ruangan diatas fluida cair pada manometer diisi
udara yang dapat dikeluarkan atau dimasukkan dari tap yang ada diatas,
sehingga tinggi fluida cair pada manometer dapat diatur.Dengan
menyamakan tekanan pada ketinggian XX',Untuk sisi sebelah kiri:
Px = P1 ( + )
Px = P2 ( + )
Jika Px = Px:
P1 ( + ) = P2 ( + )
P1 P2 = ( )
Untuk manometer tabung U terbalik, fluida manometer yang digunakan biasanya udara.
Manometer Raksa
Gambar a. Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi cairan setengahnya,
dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi.
Gambar b. Bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan kebawah
pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada ketinggian, h,
merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan adanya
tekanan.
Gambar c. Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung, cairan akan meningkat pada sisi
tersebut dan cairan akan turun pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian h merupakan hasil
penjumlahan pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum.
= 1 2
Alat untuk mengukur laju alir fluida, ada
beberapa macam yaitu venturimeter,
ellbowmeter,pipa lurus, orificemeter