Anda di halaman 1dari 36

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : Aliran Fluida

PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT

Tanggal Praktikum : 18 Maret 2015


Tanggal Penyerahan : 25 Maret 2015
(Laporan)

Oleh :
Kelompok 3

Dela Rianda Putri Lalenoh 131411


Rifaldi Hadiansyah 131411046
Sidna Kosim Amrulah 131411052
Kelas 2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
I. JUDUL
Aliran Fluida

II. TUJUAN PRAKTIKUM

1) Dapat menghitung harga koefisien orificemeter, venturimeter, elbowmeter dan


membandingkannya dengan literatur.
2) Dapat menghitung fanning friction factor pada pipa lurus.
3) Dapat membuat kurva antara koefisien venturimeter, koefisien orificemeter, koefisien
elbowmeter, dan fanning friction factor terhadap bilangan Reynold.
4) Membuktikan apakah presure drop harganya tetap untuk laju aliran fluida yang
berbeda.

III. DASAR TEORI

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen.
Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida itu akan
terbentuk lapisan, dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai
suatu bentuk baru.

Fluida terdiri dari 2 jenis yaitu fluida cair dan fluida gas. Ciri-ciri fluida cair,diantaranya:

- Tidak kompresibel, yaitu volume fluida akan tetap walaupun dikenai tekanan tertentu.
- Mengisi volume tertentu.
- Mempunyai permukaan bebas.
- Daya kohesi besar, jarak antar molekul rapat.
Ciri-ciri fluida gas,diantaranya:

- Kompresibel
- Mengisi seluruh bagian wadah.
- Jarak antar molekul besar, daya kohesi dapat diabaikan.
Sifat dasar dari setiap fluida statik ialah tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya
permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan terdapat pada
setiap titik di dalam volume fluida. Pada ketinggian yang sama, tekanan pada fluida adalah
sama.
Ada beberapa jenis alat yang untuk mengukur laju aliran suatu fluida Beberapa alat
yang biasa digunakan diantaranya:

1. Venturimeter
Meteran ini terbuat dari bagian masuk yang mempunyai flens, yang terdiri dari bagian
pendek berbentuk silinder dan kerucut terpotong. Bagian leher berflens dan bagian keluar
juga berflens yang terdiri dari kerucut terpotong yang panjang.

Dalam venturimeter, kecepatan fluida bertambah dan tekanannya berkurang di dalam


kerucut sebelah hulu. Penurunan tekanan di dalam kerucut hulu itu lalu dimanfaatkan,
untuk mengukur laju aliran melalui instrument itu. Kecepatan fluida kemudian berkurang
lagi dan sebagian besar tekanan awalnya kembali pulih didalam kerucut sebelah hilir. Agar
pemulihan lapisan batas dapat dicegah dan gesekan minimum. Oleh karena itu pada bagian
yang penampungannya mengecil tidak ada pemisahan, maka kerucut hulu dapat dibuat
lebih pendek dari pada kerucut hilir. Gesekannya pun di sini kecil juga. Dengan demikian
ruang dan bahan pun dapat dihemat. Walaupun meteran venturi dapat digunakan untuk
mengukur gas, namun alat ini biasanya digunakan juga untuk mengukur zat cair terutama
air.

Persamaan yang digunakan dalam venturimeter adalah

2 P
Vv Cv
1
4

2. Orificemeter
Venturimeter memiliki beberapa kekurangan pada kenyataanya. Untuk meteran tertentu
dengan sistem manometer tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat diukur terbatas,
sehingga apabila laju alir berubah, diameter leher menjadi terlalu besar untuk memberikan
bacaan yang teliti, atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang
baru. Meteran orifice dapat mengatasi kekurangan-kekurangan venturimeter, tetapi
konsumsi dayanya cukup tinggi.

Prinsip meteran orifice identik dengan meteran venturi. Penurunan penampang arus aliran
melalui orifice menyebabkan tinggi tekan kecepatan menjadi meningkat tetapi tinggi tekan
akan menurun, dan penurunan antara kedua titik sadap diukur dengan manometer.
Persamaan bernoulli memberikan dasar untuk mengkolerasikan peningkatan tinggi tekan
kecepatan dengan penurunan tinggi tekanan

Persamaan yang berlaku untuk persamaan orificemeter adalah:

2 P
Vo Co
1 4
Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan penambahan alat
tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat diukur. Nilai pressure
drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya pressure drop bias
disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju alir berubah), skin
friction, dan form friction.

Fluida cair yang mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan
energi karena adanya friksi selama fluida mengalir. Kehilangan energi ini akan berakibat
penurunan tekanan aliran aliran yang dikenal sebagai pressure drop (P). Friksi
(kehilangan energi) dapat ditimbulkan antara lain :

Faktor Gesekan Fanning (f)


Faktor gesekan fanning (f) didifinisikan sebagai perbandingan drag force per luas
permukaan terbasahi dengan perkalian densitas dan velocity head. Nilai f sangat penting
untuk menghitung energi yang hilang karena friksi di sistem perpipaan baik untuk laminar
maupun turbulen.Nilai faktor gesekan fanning f banyak di temui di buku pustaka dalam
bentuk kurva-kurva.
L. v 2
Pf = 4. f. .
2D

Energi yang hilang karena gesekan (friction loss = Ff) adalah :


Pf L. v 2
Ff = = 4. f.
2D

dimana, P : pressure drop karena gesekan


L : panjang pipa lurus
f : koefisien fanning
: massa jenis fluida
D : diameter pipa
v : laju alir fluida
Ff : friction loss.

Faktor Fitting dan Kerangan


Fitting dan kerangan akan mengganggu aliran normal yang akan menyebabkan
v2
penambahan friksi, hf = K f . 2

Dimana, hf : friction loss karena fitting dan kerangan


Kf : koefisien fitting dan kerangan.

Dalam aliran kondisi steady state dikenal 2 rejim aliran atau pola aliran yang tergantung
kepada kecepatan rata-rata aliran (v), densitas (), viskositas fluida () dan diameter pipa
(D).

Rejim aliran Laminer

Rejim aliran laminer mempunyai ciri-ciri:

- Terjadi pada kecepatan rendah.


- Fluida cenderung mengalir tanpa adanya pencampuran lateral.
- Berlapis-lapis seperti kartu.
- Tidak ada arus tegak lurus arah aliran.
- Tidak ada pusaran (arus eddy).
Rejim aliran Turbulen

Rejim aliran turbulen mempunyai ciri-ciri:

- Terbentuk arus eddy.


- Terjadi lateral mixing.
- Secara keseluruhan arah aliran tetap sama.
- Distribusi kecepatan lebih uniform atau seragam.
Rejim aliran Transisi

Rejim aliran transisi adalah rejim yang terjadi antara rejim aliran laminer dan rejim aliran
turbulen.
Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangan tak berdimensi yaitu
bilangan Reynolds (Reynolds Number/NRe). Bilangan Reynolds merupakan perbandingan
antara gaya dinamis dari aliran massa terhadap tegangan geser yang disebabkan oleh
vD
viskositas cairan. NRe =

Keterangan:

: massa jenis fluida.

v : kecepatan fluida.

: viskositas fluida.

D : diameter pipa dalam.

Untuk pipa circular lurus;

NRe < 2100 : rejim laminar

NRe > 4000 : rejim turbulen

2100 < NRe > 4000 : rejim transisi

Kecepatan kritis:

Kecepatan pada saat NRe = 2000

Gambar Pipa

Pipa Venturi

P1 P2 P3 P4

Pipa Orifice

P1 P2 P3 P4
IV. ALAT DAN BAHAN

1. Seperangkat alat aliran fluida


2. Orificemeter
3. Venturimeter
4. Elbowmeter
5. Pipa lurus
6. Stopwatch
7. Air

V. LANGKAH KERJA

Turbulen

Membuka valve proses dan membuka valve by pass

Membuat tinggi manometer raksa sejajar

Mencatat Po

Ulangi langkah ini


Menyalakan pompa
untuk pipa lainnya

Membuka kran aliran pada tabung

Membuka kran aliran pada manometer

Melakukan variasi bukaan by pass


sebanyak 3 kali

Mencatat P dan menghitung waktu untuk


masing2 volume yang ditentukan
Laminer

Membuka valve proses dan membuka valve by pass

Mencatat Po manometer minyak

Ulangi
Menyalakan pompa
langkah ini
untuk pipa
Menentukan Q untuk aliran laminer lainnya
dalam waktu 10 s

Mencatat volume dan pada t=10 s

Membuka aliran pada pipa

Membuka aliran pada manometer

Mencatat P

Memvariasikan Q dan mencatat P


VI. DATA PENGAMATAN
Setiap pengamatan dilakukan secara duplo
Laminer:Transisi= 1:3
Turbulen= 4
6.1 Elbow 90 Pengukuran H menggunakan manometer minyak

H (mmHg) Volume Waktu Debit


No. (L) (s) (L/s)
Jenis (a-b)-(c- (d-b)
a b c d
aliran d)

Po 562 417 660 497 -18 80

751 607 731 629 42 22 0,62 15 0,04067


1
751 608 731 628 40 20 0,6 15
Laminer
Rata- 0,61 15
751 607,5 731 628,5
rata 41 21

752 608 730 627 41 19 1,135 15 0,077167


1
753 608 729 626 42 18 1,180 15

Rata- 1,1575 15
Transisi 752,5 608 729,5 626,5
rata 41,5 18,5

754 611 727 625 41 14 1,550 15 0,10567


2
756 612 725 623 42 11 1,620 15
Rata- 1,585 15
755 611,5 726 624
rata 41,5 12,5

756 612 723 621 42 9 1,080 15 0,073


3
756 613 723 620 40 7 1,110 15

Rata- 1,095 15
756 612,5 723 620,5
rata 41 8

H (mmHg) Volume Waktu Debit


No. (L) (s) (L/s)
Jenis (a-b)- (d-b)
a b c d
aliran (c-d))

Po 665 522 555 450 38 -72

678 535 541 435 37 -100 2 2,20 0,9302


1
678 535 541 435 37 -100 2 2,10

Rata- 2 2,15
678 535 541 435
rata 37 -100

678 535 541 435 37 -100 3 2,89 1,0714


2
678 535 541 435 37 -100 3 2,71

Rata- 3 2,8
678 535 541 435
rata 37 -100
Turbulen
678 535 541 435 37 -100 4 4,01 1,0217
3
678 535 541 435 37 -100 4 3,82

Rata- 4 3,915
678 535 541 435
rata 37 -100

678 535 541 435 37 -100 5 5,41 0,9615


4
678 535 541 435 37 -100 5 4,99

Rata- 5 5,2
678 535 541 435
rata 37 -100

6.2 Orificemeter Pengukuran H untuk aliran turbulen menggunakan manometer


raksa
H (mmHg) Volume Waktu Debit
No. (L) (s) (L/s)
Jenis (a-b)-(c- (d-b)
a b c d
aliran d)

Po 697 552 634 531 42 -21

816 674 705 601 38 -73 0,425 15 0,0295


1
816 674 705 601 38 -73 0,460 15
Laminer
Rata- 0,4425 15
816 674 705 601
rata 38 -73

817 675 705 602 39 -73 0,630 15 0,04067


1
817 675 705 602 39 -73 0,590 15

Rata- 0,61 15
817 675 705 602
rata 39 -73

817 675 705 602 39 -73 0,560 15 0,0367


2
817 675 705 602 39 -73 0,540 15
Transisi
Rata- 0,550 15
817 675 705 602
rata 39 -73

817 675 705 602 39 -73 0,685 15 0,04583


3
817 675 705 602 39 -73 0,690 15

Rata- 0,6875 15
817 675 705 602
rata 39 -73

H (mmHg) Volume (L) Waktu (s) Debit (L/s)


No.
a b (b-a)
Turbulen

Po 304 315 11

285 334 49 1 1,19 0,8196


1
285 334 49 1 1,25
Rata- 1 1,22
285 334
rata 49

285 334 49 2 1,55 1,1142


2
285 334 49 2 2,04

Rata- 2 1,795
285 334
rata 49

285 334 49 3 3,16 0,9967


3
285 334 49 3 2,86

Rata- 3 3,01
285 334
rata 49

285 334 49 4 3,94 1,0230


4
285 334 49 4 3,88

Rata- 4 3,91
285 334
rata 49

6.3 Pipa Lurus Pengukuran H menggunakan manometer minyak

H (mmHg) Volume Waktu Debit


No. (L) (s) (L/s)
Jenis (a-b)-(c- (d-b)
a b c d
aliran d))

Po 697 552 683 580 42 28

755 611 694 591 41 -20 0,47 15 0,0303


1
755 611 694 591 41 -20 0,44 15
Laminer
Rata- 0,455 15
755 611 694 591
rata 41 -20

756 612 694 591 41 -21 1,39 15 0,088


Transisi 1
756 612 694 591 41 -21 1,25 15
Rata- 1,32 15
756 612 694 591
rata 41 -21

757 611 694 591 43 -20 1,41 15 0,09167


2
757 611 694 591 43 -20 1,34 15

Rata- 1,375 15
757 611 694 591
rata 43 -20

756 611 694 591 42 -20 1,13 15 0,075


3
756 611 694 591 42 -20 1,12 15

Rata- 1,125 15
756 611 694 591
rata 42 -20

H (mmHg) Volume Waktu Debit


No. (L) (s) (L/s)
Jenis (a-b)- (d-b)
a b c d
aliran (c-d)

Po 616 473 539 434 38 -39

685 543 543 438 37 -105 2 2,10 0,9259


1
685 543 543 438 37 -105 2 2,22

Rata- 2 2,16
685 543 543 438
rata 37 -105

684 543 543 438 36 -105 3 2,71 1,0563


2
684 543 543 438 36 -105 3 2,97
Turbulen
Rata- 684 543 543 438 3 2,84
rata 36 -105

684 543 543 438 36 -105 4 4,22 0,9720


3
684 543 543 438 36 -105 4 4,01

Rata- 684 543 543 438 4 4,115


rata 36 -105
684 541 543 438 38 -103 5 4,71 1,0471
4
684 541 543 438 38 -103 5 4,84

Rata- 684 541 543 438 5 4,775


rata 38 -103

6.4 Venturimeter Pengukuran H untuk aliran turbulen menggunakan manometer raksa

H (mmHg) Volume Waktu Debit


No. (L) (s) (L/s)
Jenis (a-b)-(c- (d-b)
a b c d
aliran d)

Po 691 546 711 608 42 62

798 655 681 581 43 -74 0,63 15 0,0405


1
798 655 681 581 43 -74 0,585 15
Laminer
Rata- 0,6075 15
798 655 681 581
rata 43 -74

807 664 686 583 40 -81 1,02 15 0,068


1
807 664 686 583 40 -81 1,02 15

Rata- 1,02 15
807 664 686 583
rata 40 -81

806 664 687 585 40 -79 1,28 15 0,0843


2
806 664 687 585 40 -79 1,25 15
Transisi
Rata- 1,265 15
806 664 687 585
rata 40 -79

805 662 687 584 40 -78 1,33 15 0,0883


3
805 662 687 584 40 -78 1,32 15

Rata- 1,325 15
805 662 687 584
rata 40 -78
H (mmHg) Volume (L) Waktu (s) Debit (L/s)
No.
a b (b-a)

Po 309 312 3

280 340 60 2 2,02 1,0075


1
280 340 60 2 1,95

Rata- 2 1,985
280 340
rata 60

280 340 60 3 3,16 0,9967


2
280 340 60 3 2,86
Turbulen

Rata- 3 3,01
280 340
rata 60

280 340 60 4 3,81 1,1019


3
280 340 60 4 3,45

Rata- 4 3,63
280 340
rata 60

280 340 60 5 5,42 0,9560


4
280 340 60 5 5,04

Rata- 5 5,23
280 340
rata 60

VII. PENGOLAHAN DATA


Elbow 90
Menghitung P (Menggunakan manometer minyak)

minyak = 805,55 kg/m3

air = 998,8 kg/m3

g = 9,8 m/s2

P = minyak . g . (H2 minyak H1 minyak ) + air . g . H2 air

= minyak . g . [(c-d) (a-b)] + air . g (d-b)


Jenis Aliran (a-b)-(c-d) (mHg) (d-b) (mHg) P (Pa)

Po 640,9602

-0,018 0,08

Laminer 1 0,042 0,022 529,223

0,04 0,02

Rata-rata 0,041 0,021

Transisi 1 0,041 0,019 508,6996

0,042 0,018

Rata-rata 0,0415 0,0185

2 0,041 0,014 449,9702

0,042 0,011

Rata-rata 0,0415 0,0125

3 0,042 0,009 401,9759

0,04 0,007

Rata-rata 0,041 0,008

Turbulen Po 0,038 -0,072 404,766

1 0,037 -0,1 686,732

0,037 -0,1

Rata-rata 0,037 -0,1

2 0,037 -0,1 686,732

0,037 -0,1

Rata-rata 0,037 -0,1

3 0,037 -0,1 686,732

0,037 -0,1

Rata-rata 0,037 -0,1

4 0,037 -0,1 686,732


0,037 -0,1

Rata-rata 0,037 -0,1

Menghitung Vo
Vo = Q/A
A = 0,001194 m2

Jenis Debit Debit Vo (m/s)


No.
aliran (L/s) (m3/s)

Laminer 1 0,04067 0,00004067 0,034062

1 0,077167 7,7167E-05 0,064629

Transisi 2 0,10567 0,00010567 0,088501

3 0,073 0,000073 0,061139

1 0,9302 0,0009302 0,779062

2 1,0714 0,0010714 0,89732


Turbulen
3 1,0217 0,0010217 0,855695

4 0,9615 0,0009615 0,805276

Menghitung konstanta elbow


2
= =
2

= 998.8 kg/m3
=1
Jenis Aliran P (Pa) Vo (m/s) Konstanta Elbow

Laminer 529,223 0,034062 913,3766

Transisi 508,6996 0,064629 243,8698

449,9702 0,088501 115,0373

401,9759 0,061139 215,3351

Turbulen 686,732 0,779062 2,26566

686,732 0,89732 1,707828


686,732 0,855695 1,878022

686,732 0,805276 2,120554

Menghitung Bilangan Reynold (Nre)



=

= 998.8 kg/m3
= 0.0009 kg/m.s
D= 0,039 m

Jenis Aliran Vo (m/s) Bilangan Reynold

Laminer 0,034062 1474,249

Transisi 0,064629 2797,229

0,088501 3830,441

0,061139 2646,177

Turbulen 0,779062 33718,84

0,89732 38837,21

0,855695 37035,62

0,805276 34853,42

Jadi secara keseluruhan:

Jenis Aliran Debit P (Pa) Vo (m/s) Konstanta Bilangan


(m3/s) Elbow Reynold

Laminer 0,00004067 529,223 0,034062 913,3766 1474,249

Transisi 7,7167E-05 508,6996 0,064629 243,8698 2797,229

0,00010567 449,9702 0,088501 115,0373 3830,441

0,000073 401,9759 0,061139 215,3351 2646,177

Turbulen 0,0009302 686,732 0,779062 2,26566 33718,84

0,0010714 686,732 0,89732 1,707828 38837,21


0,0010217 686,732 0,855695 1,878022 37035,62

0,0009615 686,732 0,805276 2,120554 34853,42

Kurva untuk Elbow

Kurva K. Elbow vs NRe


4500
4000
3500
3000
2500
NRe

2000 Transisi
1500
Linear (Transisi)
1000
500
0
0 100 200 300
Konstanta Elbow

Kurva K. Elbow vs NRe


40000
39000
38000
37000
NRe

36000 Turbulen
35000 Linear (Turbulen)
34000
33000
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konstanta Elbow
Kurva Q vs P
600

500

400
P (Pa)

300
Transisi
200
Linear (Transisi)
100

0
0.00E+00 5.00E-05 1.00E-04 1.50E-04
Q (m3/s)

Kurva Q vs P
800
700
600
500
P (Pa)

400
300 Turbulen
200
100
0
0.0009 0.00095 0.001 0.00105 0.0011
Q (m3/s)
Orificemeter
Diameter : 0.022 m
Luas : 0.00038m2
Densitas air : 998.8 kg/m3
Densitas minyak : 917.3 kg/m3
Densitas udara : 1.2 kg/m3
: 0.0009 kg/m.s

Laminer

P Volume rata- Waktu


No (mmHg) P (Pa) rata (m3) (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
1 38 5066,2500 0,000443 15 0,0000295 0,077573 1893,96 0,024355

Transien
delta P delta P Volume rata- Waktu
No (mmHg) (Pa) rata (m3) (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
1 39 5199,572 0,00061 15 0,00004067 0,106937 2610,882 0,033141
2 39 5199,572 0,00055 15 0,00003667 0,096419 2354,074 0,029881
3 39 5199,572 0,00069 15 0,00004583 0,120523 2942,593 0,037352

Turbulen
delta P delta P Volume Waktu
No (mmHg) (Pa) (m3) rata-rata (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
1 49 6532,796 0,001 1,22 0,00081967 2,155411 52624,61 0,595943
2 49 6532,796 0,002 1,795 0,00111421 2,929918 71534,28 0,810084
3 49 6532,796 0,003 3,01 0,00099668 2,620866 63988,72 0,724635
4 49 6532,796 0,004 3,91 0,00102302 2,69013 65679,82 0,743786
Pipa Lurus
Diameter : 0.039 m
Luas : 0.001195071 m2
Densitas air : 998.8 kg/m3
Densitas minyak : 917.3 kg/m3
Densitas udara : 1.2 kg/m3
: 0.0009 kg/m.s

Laminer

P Volume rata- Waktu


No P (Pa) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) rata (m3) (s)
1 41 5466.21711 0.000455 15 0.00003033 0.025382025 1098.568 0.007672

Transien

Volume
P Waktu
No P (Pa) rata-rata Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) (s)
(m3)
1 41 5466.21711 0.00132 15 0.00008800 0.073635766 3187.054 0.0222571
2 43 5732.86184 0.001375 15 0.00009167 0.076703923 3319.848 0.0226389
3 42 5599.53947 0.001125 15 0.00007500 0.062757755 2716.239 0.018742

Turbulen

P Volume Waktu rata-


No P (Pa) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) (m3) rata (s)
1 37 4932.92763 0.002 2.16 0.00092593 0.7747871 33533.82 0.2465209
2 36 4799.60526 0.003 2.84 0.00105634 0.883912043 38256.89 0.2851216
3 36 4799.60526 0.004 4.13 0.00096852 0.810431058 35076.54 0.261419
4 38 5066.25 0.005 4.775 0.00104712 0.876199024 37923.06 0.2750953
Kurva untuk Pipa Lurus

Kurva Nre vs Konstanta Pipa Lurus


3400
3300
3200
3100
Nre

3000
Transien
2900
2800
2700
0.018 0.019 0.020 0.021 0.022 0.023
Konstanta

Kurva Nre vs Konstanta Pipa Lurus


39000

38000

37000
Nre

36000

35000 Turbulen

34000

33000
0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29
Konstanta

Kurva P vs Q Pipa Lurus


5750

5700

5650
P (Pa)

5600

5550 Transien

5500

5450
0.00007 0.00008 0.00009 0.00010
Q(m3/s)
Kurva P vs Q Pipa Lurus
5750

5700

P (Pa) 5650

5600

5550 Turbulen

5500

5450
0.00007 0.00008 0.00009 0.00010
Q (m3/s)

Venturimeter
Diameter : 0.039 m
Luas : 0.001195071 m2
Densitas air : 998.8 kg/m3
Densitas minyak : 917.3 kg/m3
Densitas udara : 1.2 kg/m3
: 0.0009 kg/m.s
Laminer

P Volume rata-
No (mmHg) P (Pa) Waktu (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
rata (m3)

1 43 5,733 0.000608 15 0.0000405 0.033889 1466.769 0.010002

Transien

P Volume rata-
No P (Pa) Waktu (s) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) rata (m3)

1 40 5332.896 0.001024 15 0.00006827 0.057124 2472.381 0.017481

2 40 5332.896 0.001265 15 0.00008433 0.070568 3054.26 0.021595

3 40 5332.896 0.001325 15 0.00008833 0.073915 3199.126 0.022619


Turbulen

P Volume Waktu rata-


No P (Pa) Q (m3/s) v (m/s) Nre Konstanta
(mmHg) (m3) rata (s)

1 60 7999.344 0.001 1.985 0.00050378 0.421547 18245.1 0.105328

2 60 7999.344 0.002 3.01 0.00066445 0.555993 24064.14 0.13892

3 60 7999.344 0.003 3.63 0.00082645 0.691546 29931.01 0.172789

4 60 7999.344 0.004 5.23 0.00076482 0.639977 27699.06 0.159905

Kurva untuk Venturimeter

Kurva Nre vs Konstanta Venturimeter


3200

3000
Nre

2800
Transien
2600

2400
0.015 0.016 0.017 0.018 0.019 0.020 0.021 0.022 0.023
Konstanta

Kurva Nre vs Konstanta Venturimeter


30000

27000

24000
Nre

21000 Turbulen

18000

15000
0.1 0.15 0.2
Konstanta
Kurva P vs Q Venturimeter
5500

5000

4500
P (Pa)

4000 Transien

3500

3000
0.000065 0.000075 0.000085 0.000095
Q(m3/s)

Kurva P vs Q Venturimeter
8500
8000
7500
Nre

7000
6500
Turbulen
6000
5500
5000
0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009
Konstanta
VIII. PEMBAHASAN
Oleh Adi Kusmayadi (121424005)

Pada praktikum ini yaitu tentang aliran fluida. Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan
perubahan bentuk secara permanen. Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua
cara berlainan. Pada laju aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida bertambah secara langsung
berdasarkan kecepatan fluida tersebut, sedangan pada laju aliran tinggi maka pertambahan itu jauh
lebih cepat, yaitu kira-kira menurut kuadrat kecepatan. Perbedaan kedua jenis aliran ini pertama kali
dipelajari oleh Osborne Reynolds (1883).

Pada praktikum ini praktikan melakukan pengukuran dan pengendalian laju alir fluida
menggunakan berbagai jenis flowmeter serta koefisiennya. Flowmeter yang dipakai adalah elbow 90o,
orificemeter, pipa lurus dan venturimeter. Untuk masing masing alat dilakukan pengamatan beda
tekanan pada aliran turbulen, laminar dan transisi. Pembacaan beda tekanan menggunakan
manometer. Pada aliran turbulen, pembacaan beda tekanan menggunakan manometer raksa.
Sedangkan pada aliran laminar dan transisi menggunakan manometer minyak karena jika
menggunakan manometer raksa beda tekanannya tidak akan terbaca dikarenakan beda tekanan yang
dihasilkan pada aliran laminar dan transisi sangat kecil. Pada kondisi awal harus tidak ada gelembung
di pipa karena dapat menyebabkan kenaikan beda tekanan yang menyebabkan tidak terjadi
perubahan tekanan pada kondisi awal. Oleh karena itu, pada saluran perpipaan dilakukan
memperbesar laju alir agar gelembung dapat dihilangkan.
Fluida yang memiliki NRe< 2100 merupakan aliran laminer, aliran turbulen memiliki NRe>
4000 dan transien yaitu memiliki Nre antara 2100-4000. Berdasarkan hasil praktikum semakin tinggi
debit fluida, nilai Nre menjadi semakin tinggi. Nilai NRe juga berbanding lurus dengan nilai konstanta
pipanya. Semakin tinggi NRe menyebabkan nilai konstanta pipa semakin tinggi.
Pada penentuan besar debit aliran turbulen variabel volume dibuat konstan sedangkan
pada aliran laminar dan transisi variabel yang dibuat konstan adalah variabel waktu dimana
airnya ditampung di gelas ukur. Variabel waktu aliran turbulen tidak dibuat konstan dan volume airnya
tidak ditampung di gelas ukur dikarenakan debitnya terlalu tinggi sehingga tidak dapat ditampung di
gelas ukur. Hubungan debit dengan beda tekanan adalah linier dimana pada debit yang besar, beda
tekanan yang terbaca pada manometer juga besar, begitu juga sebaliknya jika debitnya kecil, maka
beda tekanannya yang terbaca juga kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan energi kinetik yang
diperlukan untuk menurukan tekanan semakin besar.
Oleh Aditya Febry N (121424006)

Pada praktikum aliran fluida dilakukan pengendalian dan pengukuran laju alir fluida untuk
diperoleh koefisien orifice (Co),koefisien venturi (Cv), dan konstanta elbow (Ke) setelah itu
dibandingkan dengan literatur. Selain variasi pada alat flowmeter (orifice, venturi, pipa lurus dan
elbow 90o), juga dilakukan variasi untuk rezim aliran fluidanya yaitu aliran laminer ,transien dan
turbulen. Untuk pembacaan beda tekanan digunakan manometer raksa yaitu pada aliran turbulen,
kecuali untuk elbowmeter dan pipa lurus. Jika perbedaan tekanan sangat kecil tidak dapat dibaca
dengan manometer raksa, tetapi menggunakan manometer minyak yaitu untuk aliran laminar
dan,transien.
Perlu diperhatikan supaya tidak ada gelembung di pipa pada kondisi awal karena gelembung
tersebut menyebabkan kenaikan beda tekanan sehingga tidak terjadi perubahan tekanan pada kondisi awal.
Untuk menghilangkan gelembung dilakukan pembesaran laju alir. Pada penentuan besar debit aliran
laminar dan transisi variabel yang dibuat konstan adalah variabel waktu dan volume air diukur dengan
gelas ukur. Sedangkan untuk aliran turbulen yang dibuat konstan adalah variabel volume karena jika
variable volume tidak konstan maka volume airnya tidak ditampung di gelas ukur dikarenakan
debitnya terlalu tinggi sehinggatidak dapat ditampung di gelas ukur.

Dari data dibuat kurva P vs Q dan NRe vs koefisien. Pada seluruh alat, nilai P berbeda untuk
setiap jenis aliran, namun nilai P sama untuk variasi debit. Hal ini tidak sesuai dengan hubungan debit
dengan beda tekanan dan NRe adalah linier dimana pada debit yang besar, beda tekanan dan NRe juga
semakin besar. Hal ini terjadi karena penggunaan energi kinetik yang diperlukan untuk menurukan
tekanan semakin besar. Kesalahan data lebih cenderung pada kesalahan pembacaan manometer, dikarenakan
perubahannya yang hanya sedikit, dan kesalahan pemberhentian stopwatch yang tidak selalu sama
untuk setiap debit aliran.

Oleh Sarah Eka Putri (121424030)

Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran dan pengendalian laju alir fluida menggunakan
berbagai jenis flowmeter serta koefisiennya. Dari data yang diperoleh, akan dibuat kurva P vs Q dan
NRe vs koefisien. Untuk aliran laminer dan transien, perbedaan tekanan yang muncul diukur
menggunakan manometer minyak, karena aliran laminer dan transien tidak dapat dideteksi oleh
manometer raksa. Sementara itu, manometer raksa digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan
pada aliran turbulen, kecuali untuk elbowmeter dan pipa lurus.

Ketika fluida melewati alat ukur, bilangan Reynold dapat diketahui. Fluida yang memiliki NRe <
2100 merupakan aliran laminer, sementara aliran turbulen memiliki NRe > 4000. Dari data yang
diperoleh, semakin tinggi debit fluida, nilai NRe menjadi semakin tinggi. Hal ini bersesuaian dengan
teori, karena aliran turbulen yang memiliki nilai NRe paling tinggi dibandingkan dengan jenis aliran lain
memiliki laju alir yang lebih tinggi. Selain itu, nilai NRe yang semakin tinggi menyebabkan nilai
konstanta pipa semakin tinggi pula.

Pada seluruh alat, dapat dilihat bahwa nilai P untuk setiap debit cenderung sama. Meskipun
begitu, nilai P cenderung berbeda untuk setiap jenis aliran. Hal ini tidak sesuai dengan teori, karena
seharusnya, semakin besar laju alir fluida, gesekan yang terjadi dan energi kinetik yang dihasilkan akan
semakin besar, yang mengakibatkan perubahan tekanan yang semakin besar. Dari rumus =
2
; dapat dilihat pula bahwa semakin besar nilai P, semakin besar pula nilai laju alirnya.
14

Kesalahan praktikum ini dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan manometer, dikarenakan
perubahannya yang hanya sedikit.

Oleh Ulfia Tiaravani (121424031)

Praktikum kali ini yaitu mengenai aliran fluida. Pengukuran laju alir fluida merupakan hal
penting di dunia industri. Aliran fluida dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berupa pipa elbow
90, orificemeter, pipa lurus, dan venturimeter. Praktikum aliran fluida ini bertujuan untuk
mengetahui harga koefisien orifice (Co), koefisien venturi (Cv), fanning friction pada pipa lurus dan
konstanta elbow (Ke); mengetahui hubungan antara koefisien/fanning friction/konstanta tersebut
terhadap bilangan Reynold; juga untuk membuktikan apakah pressure drop berharga tetap untuk Q
yang berbeda. Setiap pengukuran dilakukan secara duplo, 1 kali pengukuran untuk rezim aliran
laminer, 3 kali pengukuran untuk rezim aliran transisi, dan 4 kali pengukuran untuk rezim aliran
turbulen. Untuk aliran laminer dan transisi yang dijadikan tetap yaitu waktunya (15 detik) sedangkan
untuk aliran turbulen yaitu volumenya. Pembacaan volume ini dilihat dari skala pengukur volume.

Praktikum ini diawali dengan mengalirkan fluida ke dalam pipa (alat ukur) dengan memutar
valve aliran by pass. Fluida ini dialirkan sampai mencapai steady state, dimana steady state ini
ditunjukkan dengan terbasahinya semua pipa oleh fluida. Dan juga perlu diperhatikan agar tidak ada
lagi gelembung di pipa karena dengan adanya gelembung dapat mempengaruhi () . Keberadaan
gelembung ini dapat diatasi dengan memperbesar Q. Apabila sudah mencapai steady state, hal yang
harus diamati yaitu beda tekanan awal pada manometer. Pada setiap alat ukur, pengukuran
didasarkan pada beda ketinggian () yang dapat diamati pada manometer minyak ataupun raksa,
dimana () ini menunjukkan pula beda tekanan () yang melewati alat ukur. Fluida cair yang
mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan energi karena adanya friksi
selama fluida mengalir. Kehilangan energi ini akan berakibat pada penurunan tekanan aliran yang
dikenal sebagai pressure drop (P).Di setiap alat dilakukan pengukuran beda tekanan pada aliran
laminer (Nre>2100), transisi (2100<Nre>4000), dan turbulen (Nre>4000) dengan acuan batas rezim
aliran yang sudah diasumsikan dan dihitung sebelum praktikum. Manometer minyak digunakan untuk
setiap rezim aliran pada elbow 90 dan pipa lurus, sedangkan pada orificemeter dan venturimeter
hanya rezim aliran turbulen saja yang menggunakan manometer raksa. Hal ini dikarenakan
pembacaan pengukuran () rezim aliran laminer/transisi menggunakan manometer raksa tidak
akan terbaca karena () yang dihasilkan sangat kecil sehingga manometer minyak lah yang sesuai
digunakan.

Pengukuran () ini berjalan seiring dengan pengukuran Q. Q ini dapat dihitung dengan
membagi volume yang tertampung dengan waktu yang dibutuhkan untuk menampung sejumlah
volume tersebut. Hubungan debit dengan beda tekanan adalah linier dimana pada debit yang besar,
beda tekanan yang terbaca pada manometer juga besar, begitu juga sebaliknya jika debitnya kecil,
maka beda tekanannya yang terbaca juga kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan energi kinetik yang
diperlukan untuk menurukan tekanan semakin besar. Ketika sudah mengetahui nilai () dan
kecepatan aliran masing-masing pengukuran, akan diketahui nilai koefisien/fanning friction/konstanta
masing-masing alat dan juga bilangan Reynoldnya. Secara keseluruhan sebagai berikut (rata-rata),

Jenis Pipa K/Co/f/Cv NRe Q

Laminer Transisi Turbulen Laminer Transisi Turbulen Laminer Transis Turbul Lami Transisi Turbulen
i en ner

Elbow 90 913,376 191,41 1,993016 1474,249 3091,28 36111,27 4,067x 8,5279 9,962x 529, 453,54 686,732
6 4 10-5 x 10-5 10-4 223

Orificeme 0,02435 0,0334 0,718612 1893,96 2635,85 63456,86 0,000029 4,1056 0,000 5066 5199,572 6532,796
ter 5 58 5 7x 10-5 988 ,250
0

Pipa lurus 0,00767 0,0212 0,26703 1098,568 3074,38 36197,57 0,000030 8,489 x 9,99x1 5466 5599,53 4899,59
2 13 9 33 10-5 0-4 ,217

Venturim 0,01000 0,0205 0,144235 1466,769 2908,589 24984,82 0,000040 8,031x 6,898x 5,73 5332,896 7999,344
eter 2 65 5 10-5 10-4 3

Kurva meliputi kurva k/Co/f/Cv vs Nre dan Q vs P pada masing masing aliran. Kurva Co/f/Cv vs
Nre pada aliran turbulen, laminar dan transisi menunjukkan bahwa Nre dan Co/f/Cv berbanding lurus.
Semakin besar nilai Nre semakin besar pula nilai Co/f/Cv nya, terlihat dari kurva yang semakin naik.
Sedangkan untuk elbowmeter, menunjukkan bahwa hubungan k vs Nre berbanding terbalik dimana
semakin besar Nre konstanta akan semakin kecil. Untuk Kurva Q vs P pada setiap aliran tidak
menentu. Hanya tiap rezim aliran di venturimeter dan orificemeter saja yang nilai P nya berharga
tetap terhadap Q. Selebihnya fluktuatif. Tetapi jika dirata-ratakan P akan naik seiring dengan
bertambahnya Q, seperti data yang disajikan di tabel atas. Hal ini dapat dijelaskan, semakin besar laju
alir maka gesekan yang terjadi dan energi kinetik yang dihasilkan semakin besar. Karena energi
mekanik disetiap titik adalah sama, maka semakin kecil energi kinetik yang dihasilkan, semakin kecil
tekanan yang dihasilkan sehingga pressure dropnya semakin besar. Penyimpangan yang terjadi pada
praktikum ini dapat disebabkan karena kesalahan saat membaca manometer, pemberhentian waktu
dan volume yang ditampung pada saat penentuan laju alir.

IX. KESIMPULAN

Nilai konstanta untuk masing-masing pipa adalah sebagai berikut :


Nilai Konstanta
No Jenis Pipa
Aliran Transisi Aliran Turbulen

191,414 1,993016
1 Elbowmeter

2 Orificemeter 0,033458 0,718612

0,021213 0,267039
3 Pipa Lurus

4 Venturimeter 0,020565 0,144235

Semakin besar nilai konstanta pipa maka semakin besar pula bilangan reynoldnya,
berbeda dengan elbowmeter semakin besar konstanta, semakin kecil bilangan
reynoldnya.
Semakin besar nilai laju alir maka semakin besar pula nilai pressure drop-nya

X. DAFTAR PUSTAKA
No name. Jobsheet Praktikum:Aliran Fluida. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/manometer/. Diakses tanggal 20 April 2014.
V

LAMPIRAN
Manometer Pipa U Terbalik
Manometer tabung U terbalik digunakan untuk mengukur perbedaan
tekanan pada fluida cair. Ruangan diatas fluida cair pada manometer diisi
udara yang dapat dikeluarkan atau dimasukkan dari tap yang ada diatas,
sehingga tinggi fluida cair pada manometer dapat diatur.Dengan
menyamakan tekanan pada ketinggian XX',Untuk sisi sebelah kiri:
Px = P1 ( + )

Untuk sisi sebelah kanan:

Px = P2 ( + )

Jika Px = Px:

P1 ( + ) = P2 ( + )

P1 P2 = ( )

Jika fluida manometer dipilih sedemikian sehingga << maka P1 P2 =

Untuk manometer tabung U terbalik, fluida manometer yang digunakan biasanya udara.

Manometer Raksa

Prinsip kerja manometer:

Gambar a. Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi cairan setengahnya,
dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi.
Gambar b. Bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan kebawah
pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada ketinggian, h,
merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan adanya
tekanan.

Gambar c. Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung, cairan akan meningkat pada sisi
tersebut dan cairan akan turun pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian h merupakan hasil
penjumlahan pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum.

= 1 2
Alat untuk mengukur laju alir fluida, ada
beberapa macam yaitu venturimeter,
ellbowmeter,pipa lurus, orificemeter

Ellbowmeter dengan sudut 900

Alat pengukur beda tekanan, yaitu


manometer, ada beberapa manometer yaitu
manometer air, minyak dan raksa

Valve bukaan ,untuk pengukuran beda


tekanan
Valve, untuk variasi bukaan aliran by pass

Untuk menghidupkan dan mematikan


pompa, serta alat pengukur volume, untuk
pengukuran laju alir

Anda mungkin juga menyukai