Anda di halaman 1dari 10

Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No.

1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin


ISSN: 2088-088X

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN VARIASI JUMLAH SUDU


TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL
Firman Aryanto, I Made Mara, Made Nuarsa
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jln. Majapahit No.62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos: 83125
Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087

Abstrak
Turbin angin merupakan suatu alat yang mampu mengubah energi angin menjadi
energi mekanik dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin angin
poros horizontal ini dapat ditingkatkan efisiensinya untuk mendapat koefisien daya yang
maksimal. Salah satunya dengan mengunakan sudu berjumlah banyak. Efisiensi sistem
yang maksimal ini akan meningkatkan jumlah Watt (daya) yang dihasilkan sehingga untuk
mendapatkan jumlah watt tertentu cukup dengan menggunakan jumlah kincir angin yang
lebih sedikit.
Objek penelitian ini adalah pengujian performansi turbin angin poros horizontal
dengan variasi kecepatan angin dan variasi jumlah blade ditinjau dari Efisiensi system ( )
dan Tip Speed Ratio (TSR). Pengujian dilakukan dengan sumber angin berasal dari kipas
angin dengan Wind Tunnel untuk mengarahkan angin. Kecepatan angin yang digunakan
terdapat tiga variasi yaitu 3 m/s, 3.5 m/s, dan 4 m/s serta variasi jumlah blade yaitu 3, 4, 5
dan 6 blade.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai terbaik diperoleh pada kecepatan angin
maksimal 4 m/s dan jumlah blade 5 dengan nilai 3.07% sedangkan untuk nilai terkecil
diperoleh pada kecepatan angin 3 m/s dan jumlah blade 3 yaitu dengan nilai 0.05%. Untuk
nilai TSR maksimal pada kecepatan maksimal 4 m/s terjadi pada jumlah blade 5 yaitu
sebesar λ = 2.11, sedangkan untuk nilai terendah pada kecepatan angin 3 m/s dihasilkan
pada jumlah blade 3 yaitu sebesar λ = 1.49.

Kata kunci : Turbin angin, Poros horizontal. Efisiensi sistem, Tip Speed Ratio dan Daya
Angin.

Abstract
The wind turbine is a device that converts wind energy into mechanical energy and
then converted into electrical energy through a generator. Horizontal axis wind turbines can
increase the efficiency to get the maximum power coefficient. One was using the blade
numerous. Maximum efisiensi system will increase the number of watts (power) generated
so as to obtain a certain number of watts by simply using the number of windmills less
The object of this research is the performance testing horizontal axis wind turbine
with wind speed variation and variation in terms of the number of blade Efisiensi system ( )
and Tip Speed Ratio (TSR). Research conducted with the wind coming from the source to
the Wind Tunnel fan to direct wind. Wind speed is used there are three variations of the 3
m/s, 3.5 m/s, and 4 m/s and varying the amount of blade that is 3, 4, 5 and 6 blade.
The results showed that the best values obtained at a maximum wind speed of 4
m / s and the number of blade 5 with a value of 3.07% , whereas smallest value obtained
at wind speeds of 3 m/s and the number of blade 3 that the value of 0.05% . For TSR
maximum value at a maximum speed of 4 m/s occurred in the number of blade 5 is equal to
λ = 2.11, while the lowest value at wind speeds of 3 m/s resulting in blade number 3 is equal
to λ = 1.49.

Keywords: Wind turbines, Horizontal rotor, Efisiensi system, Tip Speed Ratio and Wind
Power.

50
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

PENDAHULUAN produksi menyebabkan kelangkaan bahan


bakar minyak dan gas, sehingga akan
1.PENDAHULUAN
terjadi kenaikan harga. Pemerintah
Tenaga listrik sebagai salah satu maupun swasta dihampir semua negara
sistem energi mempunyai peranan yang kemudian berpacu untuk membangkitkan
sangat penting dalam pembangunan energi dari sumber energi-energi baru dan
ekonomi suatu negara. Terlebih pada masa terbarukan untuk menjaga ketahanan
sekarang ini, muncul tantangan dan energi negara. Perubahan iklim yang mulai
dimensi-dimensi baru yang dihadapi umat terlihat saat ini menuntut banyak pihak
manusia sejalan dengan bertambahnya dalam penggunaan bahan bakar fosil,
jumlah penduduk menyebabkan aspek- khususnya bahan bakar minyak dan gas
aspek kehidupan yang harus dipenuhi oleh yang sangat berperan sekali dalam
pengadaan tenaga listrik semakin pemanasan gobal. (Daryanto, 2007)
meningkat. Kebutuhan akan listrik Salah satu solusi energi terbarukan
sangatlah besar di daerah perkotaan yang saat ini digunakan secara komersil di
maupun di pedesaan, sejalan dengan indonesia diantaranya adalah energi air,
meningkatnya pembangunan panas bumi, bio energi, energi angin, sinar
kesejahteraan masyarakat, berbagai upaya matahari dan masih banyak lagi energi
telah dilakukan untuk penyediaan listrik terbarukan yang masih dalam
sampai pada pelosok-pelosok desa. (Yuni, pengembangan. Yang mana dalam
2002) pengembangan tentu terdapat beberapa
Di pulau Lombok sebagai salah satu kendala diantaranya dalam pengunaan
wilayah negara Indonesia yang sedang giat tenaga air, ketersediaan lahan dan
melakukan pembangunan di berbagai pasokan air, sedangkan untuk penggunaan
bidang tentunya sangat membutuhkan energi panas bumi kendalanya adalah
energi listrik yang cukup besar. teknologi dan biaya ekplorasi yang besar
Sebagaimana yang diketahui bersama serta harus pada daerah tertentu seperti
bahwa di pulau Lombok ini masih ada daerah pegunungan berapi. Salah satu
daerah-daerah yang belum terjangkau sumber energi terbarukan yang bisa
akan energi listrik. Melihat keadaan digunakan dalam sekala kecil adalah
tersebut maka perlu adanya solusi energi angin. ( Jaras, 1980 )
alternatif yang dapat digunakan untuk Sistem Konversi Energi Angin
memenuhi kebutuhan listrik di pedesaan (SKEA) yang kita kenal adalah dua turbin
khususnya yang jaringan aliran listriknya angin pada umumnya yaitu turbin angin
tidak dapat terjangkau oleh Perusahaan poros horizontal dan turbin angin poros
Listrik Negara (PLN). Selain itu pada sisi vertikal merupakan salah satu jenis energi
lain telah terjadi krisis minyak, maka faktor terbarukan yang memanfaatkan angin
penghematan dan penggunaan energi sebagai energi pembangkitnya. Karena
primer khususnya energi yang berasal dari angin terdapat dimana-mana sehingga
minyak bumi untuk pembangkit energi mudah untuk didapatkan serta tidak
listrik harus mendapat pemikiran serius. membutuhkan biaya yang banyak. Karena
Perkembangan ilmu pengetahuan listrik tidak dihasilkan langsung oleh alam
dan teknologi (IPTEK) telah membawa maka untuk memanfaatkan energi angin ini
kemajuan besar dalam kehidupan manusia di perlukan sebuah alat yang bekerja dan
baik di bidang kebudayaan maupun menghasilkan energi listrik. Diantaranya
perubahan sosial, dimana penggunaan dari Alat yang digunakan adalah kincir angin.
kemajuan teknologi tersebut diharapkan Kincir angin ini akan menangkap angin dan
semakin mempermudah manusia dalam akan menggerakan generator yang
pencapaian tujuannya. Begitupun nantinya akan menghasilkan energi listrik.
perkembangan IPTEK di bidang konversi Dalam rangka pengembangan turbin
energi dari bahan bakar fosil yang angin poros horizontal (Horizontal Axis
menyebabkan polusi terutama polusi udara Wind Turbin ) telah dilakukan banyak
( CO2) yang tinggi dan jumlah persediaan penelitian untuk menghasilkan sistem yang
di alam juga semakin menipis, menjadi mampu bekerja secara optimal. Dimana
energi terbarukan yang ramah lingkungan kincir ini dapat ditingkatkan efisiensinya
dan dapat diperbaharui kembali. untuk mendapat koefisien daya yang
(Alamsyah, 2007) maksimal. Salah satunya dengan
Kebutuhan akan minyak dan gas mengunakan sudu berjumlah banyak.
yang tidak diimbangi oleh kapasitas Koefisien daya yang maksimal ini akan

51
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

meningkatkan jumlah Watt (daya) yang 2.2.2. Teori Momentum Elementer


dihasilkan sehingga untuk mendapatkan Betz.
jumlah watt tertentu cukup dengan Menurut Betz, seorang insinyur
menggunakan jumlah kincir angin yang Jerman, besarnya energy yang maksimum
lebih sedikit. Dari hasil penelitian yang dapat diserap dari angin adalah hanya
dilakukan diharapkan mampu dijadikan 0.59259 dari energi yang tersedia.
sebagai acuan dalam penelitian Sedangkan hal tersebut juga dapat dicapai
selanjutnya selain itu juga diharapkan dengan daun turbin yang dirancang
mampu menghasilkan sistem yang ramah dengan sangat baik serta dengan
lingkungan dan dapat di aplikasikan skala kecepatan keliling daun pada puncak daun
kecil di daerah yang belum tersentuh listrik. sebesar 6 kali kecepatan angin. Pada
(Andika dkk. 2007) dasarnya turbin angin untuk generator
listrik hanya akan bekerja antara suatu
kecepatan angin minimum, yaitu kecepatan
BAB II
star Cs, dan kecepatan nominalnya Cr.
LANDASAN TEORI (Andika dkk, 2007)
Teori momentum elementer Betz
2.1. Energi Angin
sederhana berdasarkan pemodelan
2.2.1. Energi energi yang terdapat
aliran dua dimensi angin yang mengenai
pada angin
rotor menjelaskan prinsip konversi
Secara sederhana energi potensial
energi angin pada turbin angin.
yang terdapat pada angin dapat
Kecepatan aliran udara berkurang dan
memutarkan blade-blade yang terdapat
garis aliran membelok ketika melalui
pada kincir angin, dimana blade-blade ini
rotor dipandang pada satu bidang.
terhubung dengan poros dan memutarkan
Berkurangnya kecepatan aliran udara
poros yang telah terhubung dengan
disebabkan sebagian energi kinetik
generator dan menimbulkan arus listrik.
angin diserap oleh rotor turbin angin.
Kincir yang besar dapat digabungkan
Pada kenyataannya, putaran rotor
secara bersama-sama sebagai energi
menghasilkan perubahan kecepatan
tenaga angin, dimana akan memberikan
angin pada arah tangensial yang
daya kedalam sistem transmisi kelistrikan
akibatnya mengurangi jumlah total
Model sederhana dari turbin angin
energi yang dapat diambil dari angin.
mengambil dasar teori dari momentum,
Walaupun teori elementer Betz telah
angin dengan kecepatan tertentu
mengalami penyederhanaan, namun
menabrak rotor yang memiliki performa
teori ini cukup baik untuk menjelaskan
sayap atau propeller. Dalam model
bagaimana energi angin dapat
sederhana, dimana memungkinkan
dikonversikan menjadi bentuk energi
Newtonian mechanics digunakan, aliran
lainnya.
diasumsikan steady dan mendatar,
udara diasumsikan incompressibel dan
inviscid, dan aliran downstream (aliran
setelah melalui rotor) diasumsikan konstan
di sekeliling bagian streamtube dengan
tidak ada diskonuitas tekanan di
seberang perbatasan streamtube.
Aplikasi dari momentum dan energi
diperlihatkan dalam gambar berikut :

Gambar 2.4 Model Aliran dari Teori


Momentum Beltz ( Hau, 2006)

Koefisien daya hasil dari konversi


Gambar 2.3 Teori Momentum Dengan daya angin ke daya mekanis turbin
Mempertimbangkan Bangun Rotor tergantung pada perbandingan dari
Berputar. ( Hau, 2006) kecepatan angin sebelum dan sesudah
dikonversikan. Jika keterkaitan ini di plot
ke dalam grafik, secara langsung solusi

52
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

analitis juga dapat ditemukan dengan Tenaga total aliran angin adalah sama
mudah. Dapat dilihat bahwa koefisien dengan laju energi kinetik aliran yang
daya mencapai maksimum pada rasio datang, maka : (Nursuhud 2008)
kecepatan angin tertentu seperti pada
terlihat pada gambar . (2.3)

Dengan :
Wtot = tenaga total (watt)
gc = faktor koreksi = 1 (kg/N.s2)

Dengan melihat persamaan 2.1 dan 2.2


maka :
……. (W) (2.4)
Daya per luas, sebagai potensi daya
angin atau kerapatan daya angin (wind
power density), yaitu :
2
Gambar 2.5 Koefisien Daya Berbanding ……… (W/m )
Dengan Rasio Kecepatan Aliran Sebelum
dan Setelah Konversi Energi (Hau, 2006). (2.5)
Energi kinetik yang terkandung dalam
Besarnya effisiensi teoritis atau angin inilah yang ditangkap oleh turbin
maksimum dari turbin angin Cp adalah : angin untuk memutar rotor. Untuk
menganalis seberapa besar energi angin
yang dapat diserap oleh turbin angin,
digunakan Teori Momentum Elementer
Denga kata lain, turbin angin Betz.
dapat mengkonversikan tidak lebih dari
60% tenaga total angin menjadi tenaga 2.2.4. Daya Angin.
berguna. Betz adalah orang pertama Daya adalah energi per satuan
yang menemukan nilai ini, untuk itu nilai ini waktu. Daya angin berbanding lurus
disebut juga dengan Betz factor. dengan kerapatan udara, dan kubik
kecepatan angin, seperti diungkapkan
2.2.3. Energi Kinetik Angin. dengan persamaan berikut:
Menurut ilmu fisika klasik energi (Umanand,2007)
kenetik dari sebuah benda dengan
massa m dan kecepatan v adalah E=
2
0.5.m.v , dengan asumsi bahwa (2.6)
kecepatan v tidak mendekati kecepatan Dengan :
cahaya. Rumus tersebut diatas berlaku P = Daya angin (watt)
3
juga untuk menghitung energi kinetik ρ = massa jenis angin (kg/m )
yang diakibatkan oleh gerakan angin. A = luas penampang melintang
2
Sehingga biasa dituliskan sebagai berikut aliran (m )
: (Nursuhud 2008) v = kecepatan angin (m/s)
(2.1)
2.2. Turbin Angin
Dengan : 2.3.1. Jenis turbin angin
E = energi (joule) Dalam perkembangannya, turbin
m = massa udara (kg) angin dibagi menjadi dua jenis turbin
v = kecepatan angin (m/s) angin Propeller dan turbin angin
Bila suatu blok udara yang mempunyai Darrieus. Kedua jenis turbin inilah yang
2
penampang A m , dan bergerak dengan kini memperoleh perhatian besar untuk
kecepatan v m/s, maka jumlah massa yang dikembangkan. Pemanfaatannya yang
melewati sesuatu tempat adalah: umum sekarang sudah digunakan
(2.2) adalah untuk memompa air dan
pembangkit tenaga listrik. Turbin angina
Dengan
terdiri atas dua jenis, yaitu :
m = laju aliran massa (kg/s)
2
A = luas penampang melintang aliran (m )
3
ρ = massa jenis angin (kg/m )

53
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

A. Turbin angin poros horizontal ilmuwan Jerman Albert Betz). Angka ini
(HAWT). secara teori menunjukkan efisiensi
Turbin angin Propeller adalah jenis maksimum yang dapat dicapai oleh rotor
turbin angin dengan poros horizontal turbin angin tipe sumbu horisontal. Pada
seperti baling – baling pesawat terbang kenyataannya karena ada rugi-rugi
pada umumnya. Turbin angin ini harus gesekan dan kerugian di ujung blade,
diarahkan sesuai dengan arah angin efisiensi aerodinamik dari rotor, ηrotor ini
yang paling tinggi kecepatannya. akan lebih kecil lagi yaitu berkisar pada
Mukund R. Patel menambahkan, harga maksimum 0.45 saja untuk blade
seperti yang terlihat dalam persamaan yang dirancang dengan sangat baik.
daya angin sebelumnya, keluaran daya Maka Efisiensi rotor turbin angin menjadi:
dari turbin angin bervariasi linear dengan (2.10)
daerah yang melawati rotor blade. Untuk
turbin sumbu horisontal, daerah yang Keterangan:
melewati rotor blade adalah: (Alamsyah, Pt = Daya turbin (watt)
2007) Cp = Coefisien Power
ρ = massa jenis angin (kg/m³)
A = Luas penampang melintang
aliran (m²)
(2.7)
v = kecepatan angin (m/s)
B. Turbin angin poros vertical (VAWT).
B. Efisiensi Transmisi dan Generator
Turbin angin Darrieus merupakan
Gearbox mengubah laju putar
suatu sistem konversi energi angin yang
menjadi lebih cepat, konsekuensinya
digolongkan dalam jenis turbin angin
dengan momen gaya yang lebih kecil,
berporos tegak. Turbin angin ini pertama
sesuai dengan kebutuhan generator yang
kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun
ada di belakangnya. Generator
1920. Keuntungan dari turbin jenis Darrieus
kemudian mengubah energi kinetik putar
adalah tidak memerlukan mekanisme
menjadi energi listrik. Efisiensi transmisi
orientasi pada arah angin (tidak perlu
gearbox dan bearings (Nb, bisa
mendeteksi arah angin yang paling tinggi
mencapai 95%),dan efisiensi generator(Ng,
kecepatannya) seperti pada turbin angin
~ 80%). (Pikatan, 1999).
propeller (Alamsyah, 2007).
Sehingga efisiensi total turbin angin
Mukund R. Patel menambahkan,
dapat dituliskan sebagai berikut:
untuk turbin angin Darrieus-sumbu
vertikal, penetapan luas sapuan rotor
rumit karena melibatkan integral elips. (2.11)
Namun, dengan menganggap blade 2.3.3. Daya Turbin Angin
sebagai parabola persamaannya menjadi Dengan menggabungkan persamaan
sederhana: 2.10 dan persamaan 2.11 sehingga di
peroleh persamaan daya turbin angin:
(2.8)
Setiap jenis turbin angin memiliki
ukuran dan efisiensi yang berbeda. Untuk (2.12)
memilih jenis turbin angin yang tepat 2.3.4. TIP SPEED RATIO
untuk suatu kegunaan diperlukan tidak Tip speed ratio (rasio kecepatan
hanya sekedar pengetahuan tetapi juga ujung) adalah rasio kecepatan ujung
pengalaman. rotor terhadap kecepatan angin bebas.
Untuk kecepatan angin nominal yang
2.3.2. Efisiensi Turbin Angin tertentu, tip speed ratio akan
A. Efisiensi rotor berpengaruh pada kecepatan rotor.
Daya angin maksimum yang dapat Turbin angin tipe lift akan memiliki tip
diekstrak oleh turbin angin dengan luas speed ratio yang relatif lebih besar
sapuan rotor A adalah: (Daryanto 2007) dibandingkan dengan turbin angin drag.
Tip speed ratio dihitung dengan
persamaan :
(2.9)
Angka 16/27 (=59.3%) ini disebut
( 2.13 )
batas Betz (Betz limit, diambil dari

54
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

dengan : permasalahan. Yang menjadi variable


λ : tip speed ratio
terikat pada penelitian ini adalah :
r : jari-jari rotor (m)
n : putaran rotor (rpm) a. Daya Alternator ( P alternator ) di ukur
v : kecepatan angin (m/s)
dengan (V dan I generator).
Gambar berikut menunjukkan b. Putaran ( n ).
variasi nilai tip speed ratio dan
c. Tip speed ratio ( TSR ) dan Efisiensi
koefisien daya untuk berbagai macam
turbin angin. sistem ( ).
2. Variabel bebas
Variable bebas yaitu variable yang
mempengaruhi variable terikat. Adapun
yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu :
a. Jumlah blade yang digunakan adalah
3,4,5dan 6 blade.
b. Kecepatan angin yang digunakan
Gambar 2.12 Variasi Tip Speed Ratio Dan
Koefisien Daya Pada Berbagai Jenis adalah mulai dari 3m/s, 3.5m/s, 4m/s
Turbin Angin. (Hau, 2006) yang di ukur dengan menggunakan
alat anemometer.
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2. Waktu dan Tempat. Dalam bab IV ini akan dibahas hasil
Proses produksi elemen-elemen dari pengaruh kecepatan angin dan jumlah
turbin angin poros horizontal dilakukan blade terhadap unjuk kerja turbin angin
dengan cara manual. Setelah pembuatan poros horizontal yang telah didapatkan
dan assembly objek penelitian selesai, pada saat penelitian, dan pada bab ini juga
pengujian turbin angin dapat dilakukan. akan dibahas hasil analisa data yang telah
Semua proses penelitian dilakukan di dilakukan.
Laboratorium Mesin Proses Poduksi
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik 4.2 PEMBAHASAN.
Universitas Mataram. 4.2.1 Hubungan Kecepatan Angin
Penelitian ini mulai dikerjakan dari Terhadap RPM
tanggal 10 agustus 2012 sampai tanggal Di bawah ini adalah grafik hubungan
31 September 2012. antara kecepatan angin dengan putaran
Variabel terikat yaitu variable yang yang dihasilkan oleh turbin dengan
menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan kecepatan angin 3m/s, 3,5m/s, 4m/s pada
utama peneliti adalah menjelaskan variable variasi jumlah blade 3,4,5, dan 6.
terikat. Dengan menganalisa variable
terikat, diharapkan dapat ditemukan
jawabanya dan pernyelesaian

55
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

bahwa dengan dilakukannya variasi


kecepatan angin dan variasi jumlah blade
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
putaran yang dihasilkan oleh turbin dengan
taraf signifikan 1% hal ini terbukti dari nilai F
(F hitung) yang lebih besar dari F crit (F
tabel). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
hubungan interaksi yang terjadi dari kedua
variasi yang dilakukan.

4.2.2 Hubungan Kecepatan Angin


dengan Daya Alternator.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kecepatan
Angin dengan Putaran.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa
kecepatan angin berbanding lurus dengan
putaran yang dihasilkan, artinya semakin
besar kecepatan angin yang diberikan,
maka semakin besar putaran turbin yang
dihasilkan, semakin besar energi yang
diberikan oleh angin terhadap turbin maka
energi yang dapat dikonversikan turbin
menjadi putaran semakin meningkat.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa
putaran maksimal yang dihasilkan turbin Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kecepatan
angin sebesar 538.60 rpm dengan Angin dengan Daya alternator.
kecepatan angin maksimal yaitu 4 m/s pada
jumlah blade 5, sedangkan untuk putaran Dari grafik di atas dapat kita lihat
minimal yang terjadi pada kecepatan yaitu 3 bahwa daya maksimum yang dihasilkan
m/s sebesar 284.27 rpm pada jumlah pada jumlah blade 5 dan kecepatan angin
blade3. terbesar 4 m/s sebesar P alternator 0.0833
Dari variasi jumlah blade yang watt, sedangkan daya minimum terjadi pada
dilakukan juga terlihat memiliki karakteristik kecepatan angin 3 m/s dan jumlah blade 3
putaran yang berbeda satu sama lain. sebesar P alternator 0.0006 watt yang
Dengan putaran yang dihasilkan maksimum dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus
pada jumlah 5 blade lebih besar bila rata-rata yang diukur pada generator pada
dibanding dengan jumlah blade yang lain. saat penelitian.
Pada jumlah blade yang lebih sedikit pada Dari variasi jumlah blade yang
penelitian ini memiliki putaran yang lebih dilakukan juga memiliki nilai daya yang
rendah bila dibandingkan dengan jumlah 5 berbeda, dimana daya maksimum terjadi
blade karena jarak antar blade yang satu pada jumlah blade 5 lebih besar bila
dengan yang lain terlalu jauh sehingga dibandingkan dengan jumlah sudu yang lain.
distribusi energi angin yang diterima oleh Untuk penggunaan jumlah sudu yang
blade tidak diterima secara maksimal karena kurang dari 5 blade akan menghasilkan
banyak losses energi yang hilang melalui putaran yang lebih kecil karena terdapat
celah antar blade, sedangkan jumlah blade jarak yang renggang antara blade yang satu
yang lebih banyak dari 5 blade pada dengan blade yang lain sehingga
penelitian ini banyak gaya yang merugikan menghasilkan putaran yang rendah karena
akibat pengurangan kecepatan angin banyak energi yang hilang melalui celah
setelah melewati blade sehingga antar blade, sedangkan untuk penggunaan
pengurangan kecepatan ini menjadi beban jumlah blade yang lebih banyak dari 5 blade
diantara blade. Akibatnya, performasi secara juga akan mengurangi putaran turbin
umum dapat dikatakan menurun seiring dimana aliran angin seakan-akan menabrak
dengan pertambahan jumlah blade pada dinding yang terdapat antara blade justru
penelitian ini. manyebabkan beban bagi blade yang lain
Jika melihat data berdasarkan analisa karena jarak antara blade yang terlalu rapat.
statistik anova diatas maka jelas terlihat Karena penggunaan variasi jumlah blade

56
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

sangat mempengaruhi hasil putaran pada 4.2.3 Hubungan Kecepatan Angin


turbin yang nantinya akan menghasilkan
dengan Efisiensi Sistem.
arus dan tegangan. Dimana nilai daya yang
dihasilkan alternator merupakan hasil dari
perkalian antara arus (I) dan tegangan(V)
yang dihasilkan pada saat pengukuran yang
mana nilai dari arus dan tegangan
berbanding lurus dengan putaran , semakin
tinggi putaran maka daya listrik dari
alternator yang dihasilkan juga akan
semakin besar.
Daya adalah energi per satuan waktu.
Pada dasarnya daya listrik yang dihasilkan
akan lebih kecil jika dibandingkan dengan
daya angin, hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor di antaranya adalah faktor gesekan
yang terjadi pada turbin, effisiensi transmisi Gambar 4.3 Grafik Hubungan Kecepatan
dan effisiensi generator yang menyebabkan
daya yang dihasilkan oleh sistem tersebut Angin Dengan Efisiensi Sistem.
semakin kecil. Dari grafik dapat dilihat Efisiensi Sistem adalah
bahwa kecepatan angin berbanding lurus perbandingan daya alternator dengan daya
dengan daya listrik yang dihasilkan, artinya angin, semakin besar daya yang mampu
bahwa peningkatan kecepatan angin seiring diserap oleh rotor maka efisiensi sistem
dengan daya listrik yang dihasilkan semakin juga akan semakin meningkat. Dari grafik
meningkat. Hal ini tidak terlepas dari diatas terlihat bahwa kecepatan angin
putaran, peningkatan putaran pada turbin berbanding lurus dengan efisiensi sistem,
sejalan dengan peningkatan putaran pada semakin meningkat kecepatan angin maka
generator. Ketika poros generator mulai coefisient power juga akan semakin
berputar maka akan terjadi perubahan fluks meningkat, karena semakin besar
pada stator yang akhirnya karena terjadi kecepatan angin maka daya angin yang
perubahan fluks ini akan dihasilkan dihasilkan juga semakin besar.
tegangan dan arus tertentu yang nilainya Nilai ini diperoleh dengan cara
juga berbanding lurus dengan kecepatan membandingkan nilai daya elektrik real
angin. dengan nilai daya teoritis. Dari perhitungan
diketahui bahwa nilai terbaik diperoleh
Jika melihat data berdasarkan analisa pada kecepatan angin maksimal 4 m/s dan
statistik anova diatas maka jelas terlihat jumlah blade 5 dengan nilai = 3.07%,
bahwa dengan dilakukannya variasi sedangkan untuk nilai terkecil diperoleh
kecepatan angin dan variasi jumlah blade pada kecepatan angin 3 m/s dan jumlah
berpengaruh sangat nyata terhadap daya blade 3 yaitu dengan nilai = 0.05%. Nilai ini
alternator yang dihasilkan oleh turbin sangat kecil sekali, hal ini dimungkinkan
dengan taraf signifikan 1% hal ini terbukti karena untuk sistem turbin angin dengan
dari nilai F (F hitung) yang lebih besar dari F rasio gearbox yang kecil sehingga rasio
crit (F tabel). Hal yang sama juga gearbox yang diijinkan juga kecil, oleh
ditunjukkan oleh hubungan interaksi yang karenanya generator tidak dapat bekerja
terjadi dari kedua variasi yang dilakukan. dengan baik karena jumlah putaran yang
diterima kurang dari jumlah putaran range
kerjanya.
Jika melihat data berdasarkan analisa
statistik anova diatas maka jelas terlihat
bahwa dengan dilakukannya variasi
kecepatan angin dan variasi jumlah blade
berpengaruh sangat nyata terhadap efisiensi
sistem yang dihasilkan oleh turbin dengan
taraf signifikan 1% hal ini terbukti dari nilai F
(F hitung) yang lebih besar dari F crit (F
tabel). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
hubungan interaksi yang terjadi dari kedua
variasi yang dilakukan.

57
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

4.2.4 Hubungan Kecepatan Angin dengan jumlah blade 5, yaitu arus (I)
0.0298 A dan tegangan(V) = 2.80 volt.
dengan Tip Speed Ratio (TSR)
2. Putaran yang dihasilkan pada turbin
angin sumbu horizontal dengan jumlah
blade 5 lebih baik bila dibandingkan
dengan jumlah blade 3,4,dan 6.
Semakin besar kecepatan angin maka
putaran yang dihasilkan juga semakin
besar.
3. Daya Alternator maksimum yang
dihasilkan oleh turbin angin pada
kecepatan 4 m/s dengan jumlah blade 3
adalah P alternator 0.0358 watt pada
putaran 445.63 rpm, jumlah blade 4
adalah P alternator 0.0565 watt pada
putaran 499.5 rpm, jumlah blade 5
adalah P alternator 0.0833 watt pada
putaran 538.60, dan jumlah blade 6
adalah P alternator 0.0520 watt pada
putaran 467.83.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kecepatan 4. Turbin angin poros horizontal memiliki
Angin dengan TSR Efisiensi system ( ) maksimum 3.07%
dengan jumlah blade 5 pada kecepatan
Dari grafik hubungan antara 4 m/s, sedangkan untuk TSR
kecepatan angin dengan Tip Speed Ratio maksimum λ= 2.11 pada jumlah blade 5
(TSR) terlihat nilai TSR maksimal pada dengan kecepatan 4 m/s.
jumlah blade 5 dan kecepatan angin 5. Unjuk kerja turbin yang dihasilkan pada
maksimal 4 m/s lebih besar dibandingkan keceptan maksimum 4 m/s dengan
jumlah blade yang lain, ini dikarenakan jumlah blade 5 lebih baik bila
faktor penentu dari TSR seperti kecepatan dibandingkan jumlah blade yang lainnya.
angin dan putaran, sehingga dengan 5.2 Saran
semakin meningkatnya putaran turbin maka Dalam penelitian ini turbin angin yang
TSR yang dihasilkan akan meninggkat. digunakan adalah turbin angin poros
Untuk semua pengujian blade, nilai horizontal dengan blade berbentuk
TSR maksimal pada kecepatan maksimal 4 taperlinier terbalik, perlu dilakukan beberapa
m/s terjadi pada jumlah blade 5 yaitu modifikasi dari bentuk blade yang berbentuk
sebesar λ = 2.11, sedangkan untuk nilai persegi dengan memvariasikan sudut blade
terendah pada kecepatan angin 3 m/s dan untuk pemilihan generator sebaiknya
dihasilkan pada jumlah blade 3 yaitu dipilih generator yang mampu mengeluarkan
sebesar λ = 1.49. arus dan tegangan yang besar pada
Jika melihat data berdasarkan analisa kecepatan angin yang rendah sehingga
statistik anova di atas maka jelas terlihat mampu meningkatkan performansi dari
bahwa dengan dilakukannya variasi turbin angin tersebut.
kecepatan angin dan variasi jumlah blade Selain itu perlu penelitian lebih lanjut
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai tip untuk mengetahui apakah besar atau luasan
speed ratio yang dihasilkan oleh turbin blade turbin angin dapat mempengaruhi
dengan taraf signifikan 1% hal ini terbukti unjuk kerja yang dihasilkan oleh turbin angin
dari nilai F (F hitung) yang lebih besar dari F poros horizontal.
crit (F tabel).
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Alamsyah, Hery., 2007, Pemanfaatan Turbin
5.1 Kesimpulan Angin Dua Sudu Sebagai
Dari rangkaian penelitian yang telah Penggerak Mula Alternator
dilakukan bisa ditarik beberapa kesimpulan Pada Pembangkit Listrik
sebagai berikut : Tenaga Angin. Semarang :
1. Besar arus (I) dan tegangan (V) Universitas Negeri Semarang.
maksimum yang terjadi pada Turbin
Angin Sumbu Horizontal (TASH) terjadi Andika M.N, Trharyanto Y.T, Prasetya R.O.,
pada kecepatan maksimum 4m/s 2007, Kincir Angin Sumbu

58
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Firman, Mara, Nuarsa: Pengaruh Kecepatan Angin
ISSN: 2088-088X

Horizontal Bersudu Banyak, Nursuhud, Djati dan Astu Pudjanarsa., 2008.


Yogyakarta : Universitas Mesin Konversi Energi. Yogyakarta:
Sanata Dharma. Penerbit Andi.

Anonim 3, 2012, Keuntungan Kerugian Sularso., 1980. Dasar Perancangan Dan


Angin, ( Sumber : Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya
www.surya.co.id), di unduh Paramita.
pada tanggal 21 April 2012
pukul 08.30 wita. Tambunan, Robert Maraluli Tua., 2008.
“Perancangan dan Pembutan
Bastomi, Akhwan., 2010, Simulasi Konversi Turbin Angin Sumbu
Energy Angin Menjadi Energi Horizontal Dua Sudu
Listrik Pada Turbin Angin Berdiameter 3.5 m dengn
Sumbu Horizontal. Malang : Modifikasi Pemotongan dan
Universitas Islam Negeri Pengaturan Sudut Pitch”.
Maulana Malik Ibrahim.
Umanand, Prof. L., 2007, Non-Conventional
Daryanto, Y., 2007, Kajian Potensi angin Energy Systems. Bangalore :
Untuk Pembangkit Listrik Indian Institute of Science
Tenaga Bayu. Yogyakarta: Bangalore.
BALAI PPTAGG – UPT-LAGG.
Tong, C.W., 1997, The Design And Testing
El-Wakil, M., 1984. Power Plant Technology, Of A Wind Turbin For
International Edition. Malaysian Wind Condition,
Hau, Erich. 2006. Wind Turbines thesis, UTM.
Fundamentals, Technologies,
Application, Economics. Edisi Pikatan, Sugata., 1999, Konversi Energi
Kedua. Germany. Springer. Angin. Surabaya : Departemen
Mipa Universitas Surabaya.
Jarass., 1980, Strom aus Wind - Integration
einer regenerativen
EnergieQuelle, Springer-Verlag,
Berlin.

Manwell, J.F ., 2002. Wind Energy


Explained Theory, Design
and Application. Amherst :
John Wiley and Sons, Ltd.

59

Anda mungkin juga menyukai