Anda di halaman 1dari 159

.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK

KURIKULUM SMK 2013


BIDANG KEAHLIAN1. TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN 1.18 TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
PAKET KEAHLIAN : TEKNIK ENERGI HIDRO (060)

MATA PELAJARAN

5. TURBIN AIR
DAN KELENGKAPAN MEKANIK

BUKU TEKS
BAHAN AJAR SISWA SMK

5.1 DESAIN
TURBIN PLTMH
Sem 3

Penyusun:
Drs, Iman Permina, M.Pd.

Jakarta, Desember 2013

Kurikulum SMK 2013

Bidang Keahlian 1.
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Program Keahlian 1.18
TEKNIK ENERGI BARU TERBARUKAN
Paket Keahlian 060
TEKNIK ENERGI HIDRO

Mata Pelajaran 5
TURBIN AIR DAN KELENGKAPAN MEKANIKNYA

Semester 3

BUKU TEKS BAHAN AJAR SISWA SMK

DESAIN TURBIN PLTMH


Disusun oleh:
Drs. Iman Permana, M.Pd.

Diterbitkan oleh:

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK


Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Edisi 1
Jakarta, Desember 2013

KATA PENGANTAR

Ketahanan dan ketersedian energi nasional merupakan salah satu pilar terpenting
dalam pembangunan suatu negara. Indonesia sebagai sebuah negara yang sedang
berkembang pesat memerlukan banyak energi. Sayangnya energi yang digunakan
berasal dari energi fosil yaitu minyak bumi, batu bara dan gas. Seiring dengan
eksploitasi energi fosil yang berlebihan, baik sebagai pilar teknologi maupun
komoditas, cadangan energi fosil Indonesia hanya bertahan dalam hitungan belasan
tahun saja, jika eksplorasi terhadap sumber-sumber energi fosil tidak berhasil
menemukan sumber-sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang baru. Untuk
itulah Indonesia kini sedang berlomab dengan bangsa-bangsa lain di dunia dalam
mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin energi terbarukan di
dalam perencanaan energi baurannya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan energi, pemerintah telah mengundangkan
Undang-undang No 30 tahun 2007 tentang Energi, dimana dalam implementasinya
pemerintah telah menetapkan Ketahanan Energi sebagai salah satu dari sebelas
prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009-2014.
Prioritas program Ketahanan Energi ini pun akan tetap menjadi prioritas
pembangunan pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu melalui Peraturan Pemerintah
no 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menetapkan
bahwa 17% energi bauran berasal dari sumber energi terbarukan. Bahkan seiring
dengan peningkatan konsumsi energi nasional yang begitu banyak menghabiskan
devisa negara untuk mensubsidinya, pemerintah pun sedang merancang peraturan,
bahwa 25% energi bauran berasal dari energi terbarukan. Target pemerintah ini
tidaklah berlebihan, mengingat Indonesia sangat kaya dengan sumber-sumber
energi terbarukan yang bersumber dari panas bumi, angin, bioenergy/ biomassa,
sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan
laut.
Target pembangunan energi terabrukan sebanyak 25% dari energi bauran itu hanya
akan berhasil dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia apabila didukung dengan
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dalam penyediaan, pemanfaatan
dan pengusahaan energi terbarukan. Salah satu sumber daya manusia yang
dibutuhkan adalah teknisi tingkat menengah bidang energi terbarukan yang
dihasilkan oleh SMK-SMK yang tersebar luas di seluruh penjuru negara.
Untuk itulah Direktorat Pembinaan SMK pada tahun 2013 ini telah melakukan review
terhadap

Spektrum

Pendidikan

Menengah

Kejuruan,

dimana

salah

satu

rekomendasinya memasukan Teknik Energi Terbarukan sebagai salah satu Program


Keahlian di dalam Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Program Keahlian
Teknik Energi Terbarukan memiliki tiga Paket Keahlian yaitu:
1) Paket Keahlian Teknik Energi Hidro (no. Kode 060)
2) Paket Keahlian Teknik Energi Surya dan Energi Angin(no. Kode 061)
3) Paket Keahlian Teknik Energi Biomassa (no. Kode 062)
Program

Keahlian

Teknik

Energi

Terbarukan

meiliki

tujuan

umum

yaitu

menghasilkan lulusan teknisi tingkat menengah yang memiliki kompetensi untuk


bekerja dalam bidang penyediaan, pengusahaan dan pemanfaatan energi dari
sumber energi terbarukan. Sedangkan tujuan khsusu yang ingin dicapai adalah
mengembangkan kompetensi siswa agar mampu:
1) Membentuk sikap profesional, yakni bekerja cepat, tepat, produktif, kreatif,
inovatif dan kompetitif serta mengikuti prosedur atau kode etik yang berlaku.
2) Memupuk kemampuan interaksi sosial, yaitu berkomunikasi, jujur dan
memiliki integritas, inisiatif, beradaptasi, dan dapat bekerjasama dengan
orang lain baik secara formal maupun informal.
3) Memasang, mengoperasikan, memelihara instalasi sistem energi terbarukan.
4) Merencanakan

dan

mengorganisasikan

pekerjaan

serta

memecahkan

masalah sesuai tanggung jawabnya sebagai teknisi bidang energi terbarukan


5) Memilih dan membuat komponen dan peralatan sistem pemanfaatan energi
terbarukan.
6) Melakukan studi kelayakan pemanfaatan energi terbarukan, baik untuk
pembangkit listrik, mekanik maupun panas.
7) Mengelola instalasi pemanfaatan energi terbarukan, baik untuk pembangkit
listrik, mekanik, maupun panas.
Setiap paket keahlian terdiri dari sejumlah mata pelajaran untuk dasar bidang
keahlian, dasar program keahlian maupun mata-mata pelajaran untuk paket
keahlian. Paket Keahlian Teknik Energi Hidro memiliki sejumlah mata pelajaran
diantaranya mata pelajaran Turbin dan Kelengkapan Mekanik. Untuk melaksanakan
kompetensi-kompetensi dasar di dalam mata pelajaran ini, Direktorat Pembinaan
SMK telah mengembangkan dua buku teks, yaitu Desain Turbin PLTMH dan
Pengoperasian dan Teknik Pemesinan dan Pengelasan Lanjut.

Dengan mempelajari buku teks Desain Turbin PLTMH ini diharapkan para siswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membuat komponen-komponen
turbin PLTMH. Bahkan dapat mebuat turbin skala piko hidro.

Penulis

PETA KOMPETENSI DAN MODUL PLTMH UNTUK CAREER CENTRE


Nama dan Kode Modul ET-PLTMH untuk SMK
01-2

03-2
02-1

03-1

01-1

02-2

01-3

04-1

04-2

03-3
01-4
06-1
07-1

05-2

06-3

05-1
06-2

07-2

2.

3.

4.

5.

6.

04-4

07-4
07-5

N0
1.

04-5

05-3

07-7
07-3

04-3

08-1

09-1

07-6
Nama Modul

Kode

Pengoperasian PLTMH

ET-PLTMH-S02-01

1.1 Pengetahuan Dasar PLTMH

ET-PLTMH-S02-01-1

1.2 Pengoperasian dan Perawatan PLTMH

ET-PLTMH-S02-01-2

1.3 Pemeliharaan Bangunan Sipil PLTMH

ET-PLTMH-S02-01-3

1.4 Pengelolaan dan Pemanfaatan Produktif PLTMH

ET-PLTMH-S02-01-4

Gambar Teknik

ET-PLTMH-S02-02

2.1 Gambar Teknik Dasar

ET-PLTMH-S02-02-1

2.2 Gambar Teknik Lanjut (Auto Cad)

ET-PLTMH-S02-02-2

Keterampilan Dasar Teknik PLTMH

ET-PLTMH-S02-03

3.1 Perkakas Tangan dan Alat Ukur

ET-PLTMH-S02-03-1

3.2 Kerja Bangku

ET-PLTMH-S02-03-2

3.3 Kerja Batu

ET-PLTMH-S02-03-3

Studi Kelayakan dan Perencanaan Awal PLTMH

ET-PLTMH-S02-04

4.1 Rekayasa Survey dan Pemetaan untuk PLTMH

ET-PLTMH-S02-04-1

4.2 Prinsip-prinsip PLTMH

ET-PLTMH-S02-04-2

4.3 Studi Kelayakan Sosekling PLTMH

ET-PLTMH-S02-04-3

4.4 Studi Kelayakan Teknis Bangunan PLTMH

ET-PLTMH-S02-04-4

4.5 Perencanaan Teknis PLTMH

ET-PLTMH-S02-04-5

Perancangan Struktur Sipil PLTMH

ET-PLTMH-S02-05

5.1 Rekayasa Hidrologi dan Hidrolika untuk PLTMH

ET-PLTMH-S02-05-1

5.2 Perancangan Bangunan Air PLTMH

ET-PLTMH-S02-05-2

5.3 Perancangan Rumah Pembangkit PLTMH

ET-PLTMH-S02-05-3

Perancangan Sistem Mekanik PLTMH

ET-PLTMH-S02-06

6.1 Fabrikasi PLTMH

ET-PLTMH-S02-06-1

6.2 Permesinan PLTMH

ET-PLTMH-S02-06-2

6.3 Perancangan Turbin dan Kelengkapan Mekanik PLTMH

ET-PLTMH-S02-06-3

PerancanganSistem Kelistrikan PLTMH

ET-PLTMH-S02-07

7.1 Dasar-dasar Kelistrikan PLTMH

ET-PLTMH-S02-07-1

7.2 Generator dan Transformator

ET-PLTMH-S02-07-2

7.3 Instrumentasi dan Kontrol

ET-PLTMH-S02-07-3

7.4 Proteksi dan Switch Gear

ET-PLTMH-S02-07-4

7.5 Sistem Transmisi dan Distribusi

ET-PLTMH-S02-07-5

7.6 Sistem Tenaga Listrik

ET-PLTMH-S02-07-6

7.7 Perancangan Sistem Kelistrikan PLTMH

ET-PLTMH-S02-07-7

8.

Pemasangan Sistem PLTMH

ET-PLTMH-S02-08-1

9.

Kewirausahaan PLTMH

ET-PLTMH-S02-09-1

7.

Desain Turbin PLTMH

DAFTAR ISI
BAGIAN I PRINSIP-PINSIP TEKNIK PLTMH
BAB I PENDAHULUAN
Deskripsi

Prasyarat

Komptensi

Tujuan Akhir
Penolakan Sanggahan (Discleaner

Petunjuk Penggunaan Modul

Cek Kemampuan

Peta Kompetensi dan Modul PLTMH

BAB II PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1 : ENERGI DAN DAYA
1.1 Tujuan Umum

1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1

1.3 Strategi Pembelajaran

1.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 1

1.4.1 PENDAHULUAN.

1. Energi

2. Listrik

3. Daya

4. Tinggi Jatuh Dan Debit Air

5. Tinggi Jatuh (Head)

6. Debit

7. Energi potensial dan energi kinetik di dalam air

8. Potensi tenaga air

9. Output daya listrik

1.4.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air

1.4.3 Rangkuman Kegiatan Belajar 1w

1.4.4 Tugas Kegiatan Pembelajaran 1

Kegiatan Belajar 2 : Dasar-Dasar Hidrolika

15

2.1 Tujuan Umum

15

2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2

15

2.3 Strategi Pembelajaran

15

2.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 2

15

2.4.1 Persamaan Kontinuitas

16

2.4.2 Kekekalan Energi: Persamaan Bernoulli

16

2.4.3 Aliran Air Dalam Pipa

18

2.4.4 Aliran Permukaan Bebas

21

Desain Turbin PLTMH

2.4.5 Rangkuman Kegiatan Belajar 2

22

2.4.6 Tugas Kegiatan Pembelajaran 2

22

2.4.7 Glosarry

22

Kegiatan Belajar 3 : Dasar Dasar Hidrologi

28

3.1 Tujuan Umum

28

3.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3

28

3.3 Strategi Pembelajaran

28

3.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 3

28

3.4.1 Definisi Hidrologi

28

3.4.2 Analisa Hidrologi

28

3.4.3 Siklus Hidrologi

29

3.4.4 Sejarah Pengembangan Hidrologi

31

3.4.5 Perkenalan Sistem Sirkulasi Air

34

3.4.6 Mengenal Macam-Macam Peta

34

3.4.7 Peta Peta Lain

35

3.4.8 Rangkuman Kegiatan Belajar 3

36

3.4.9 Tugas Kegiatan Pembelajaran 3

38

3.4.10 Kunci Jawaban Tugas Kegiatan Pembelajaran 3

38

KEGIATAN BELAJAR 4 : BEDA TINGGI

40

4.1Tujuan Umum

40

4.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4

40

4.3 Strategi Pembelajaran

40

4.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 4

40

4.4.1 Satuan

40

4.4.2 Penentuan Beda Tinggi Metode Barometris

45

4.4.3 Penentuan Beda Tinggi Metode Trigonometris

50

4.4.4Penentuan Beda Tinggi Dengan Theodolite

52

4.4.5 Penentuan Beda Tinggi Metode Sipat Datar

53

4.4.6 Rangkuman Kegiatan Belajar 4

54

4.4.7 Tugas Kegiatan Pembelajaran 4

55

4.4.8 Kunci Jawaban Tugas Pembelajaran 4.

56

Daftar Pustaka

59

BAGIAN II PERENCANAAN TURBIN AIR


BAB I ....................................................................................................................................................68
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................68
BAB II ....................................................................................................................................................71
TURBIN AIR ..........................................................................................................................................71
2.1 Pengenalan Turbin Air............................................................................................................... 72
2.1.1

Turbin Impuls ..............................................................................................................73

2.1.2

Turbin Reaksi ..............................................................................................................74

Desain Turbin PLTMH

2.2 Batasan dan Penggunaan Turbin ............................................................................................. 75


2.3 Karakteristik Turbin Air .............................................................................................................. 80
2.3.1

Pengertian Umum .......................................................................................................80

2.3.2

Grafik Hill .....................................................................................................................81

2.3.3

Efisiensi Turbin Saat Pasokan Air Berkurang .............................................................82

2.4 Rumus Dan Persamaan ............................................................................................................ 83


2.4.1

Daya Hidrolis Secara Teoritis .....................................................................................83

2.4.2

Output Daya Listrik......................................................................................................83

2.5 Turbin Cross Flow ..................................................................................................................... 86


2.6 Turbin Pelton ............................................................................................................................. 90
2.7 Turbin Propeler .......................................................................................................................... 96
BAB III ................................................................................................................................................100
PERHITUNGAN MEKANIK DAN KOMPONEN ..................................................................................100
3.1 Tegangan dan Regangan........................................................................................................ 101
3.1.1

Tegangan ..................................................................................................................101

3.1.2

Regangan ..................................................................................................................102

3.1.3

Tegangan dan Regangan Tarik ................................................................................102

3.1.4

Tegangan dan Regangan Tekan ..............................................................................103

3.1.5

Tegangan dan Regangan Geser ..............................................................................103

3.2 Komponen-Komponen Mekanik .............................................................................................. 105


3.2.1

Kopling ......................................................................................................................105

3.2.2

Macam-macam Kopling Tetap .....................................................................................105

3.2.3

Bantalan ....................................................................................................................106

3.2.4

Puli dan Sabuk ..........................................................................................................112

3.2.5

Roda Gila (Fly Wheel) ...............................................................................................118

BAB IV .................................................................................................................................................120
TATA LETAK TURBIN DILOKASI MHP .............................................................................................120
4.1 Pengertian Umum ................................................................................................................... 121
4.2 Turbin Yang Dihubungkan Secara Langsung ......................................................................... 122
4.3 Turbin Yang Dihubungkan Secara Tidak Langsung ............................................................... 124
PERHITUNGAN DAN KAREKTERISTIK TURBIN CROSSFLOW.....................................................129

Desain Turbin PLTMH

BAGIAN 1 PRINSIP-PRINSIP TEKNIK


BAB I PENDAHULUAN
DESKRIPSI
Modul ini menggunakan system pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi,
yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan,
penyelesaian soal-soal dan melakukan percobaan yang dibutuhkan dalam
pengembangan sumber daya air dan yang lainnya. Modul Dasar-dasar Teknologi
PLTMH (Pusat Listrik Tenaga Micro Hidro) ini meliputi Energy dan Daya,Teknik
Hidrolika, Komponen-komponen dasar, Konfigurasi Lokasi, Prinsip dasar pemilihan
lokasi dan Syarat-syarat Keseluruhan. Modul ini merupakan dasar perencanaan
dalam pembuatan PLTMH
Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah
mempelajari modul ini.Modul ini merupakan modul dasar yang bertujuan untuk
mempersiapkan dalam meningkatkan pengetahuan hidrolika dan menerapkannya di
lapangan pekerjaan

PRASYARAT
Kemampuan yang harus dimiliki peserta diklat sebelum mempelajarai buku teks
ini adalah telah memahami buku teks tentang konversi energi

KOMPETENSI
1.1 Memahami dasar-dasar teknologi energi baru terbarukan jenis pembangkit
listrik tenaga mikro hidro (PLTMH)
1.2 Memahami energi, daya dan teknik hidrolika
1.3 Memahami dasar-dasar hidrologi dan beda tinggi

TUJUAN
Setelah pelatiha peserta dapat :
1. Menentukan Energi dan Daya
2. Menentukan Teknik Hidrolika
3. Memahami Dasar-Dasar Beda Tinggi

Desain Turbin PLTMH


PENOLAKAN/ SANGGAHAN (DISCLAIMER)

Meskipun modul ini disusun oleh tim yang terlatih, para penulis tidak
bertangungjawab atas luka-luka atau kematian yang diakibatkan dari penerapan
atau interpretasi yang salah atas modul ini. Tangungjawab penuh untuk kualitas,
ketahanan dan keselamatan tetap pada perancang, pelaksana dan operator PLTMH.
Oleh karena itu sangat dianjurkan bahwa setiap rancangan dan tugas-tugas
perencanaan dilakukan dan/ atau diawasi serta diperiksa oleh tim teknisi yang
memenuhi syarat, para ahli, atau orang-orang yang telah dilatih secara baik.
Untuk menyamakan persepsi para pelatih dalam melaksanakan pelatihan, akan
digunakan sistem unit standar yang dikenal dengan SI unit atau sistem metrik,
dimana satuan meter untuk panjang, detik untuk waktu, kg untuk massa, Newton (N)
untuk gaya: dimana berat massa 1kg sama dengan 9,81N atau dibulatkan 10 N

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Baca semua isi dan petunjuk pembelajaran modul mulai halaman judul hingga
akhir modul ini. Ikuti semua petunjuk pembelajaran yang harus diikuti pada
setiap Kegiatan Belajar
2. Belajar dan bekerjalah dengan penuh tanggung jawab dan sepenuh hati, baik
secara kelompok maupun individual sesuai dengan tugas yang diberikan.
3. Kerjakan semua tugas yang diberikan dan kumpulkan sebanyak mungkin
informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap
modul ini.
4. Jagalah keselamatan dan keamanan kerja dan peralatan baik di kelas,
laboratorium maupun di lapangan.
5. Laporkan semua pengelamana belajar yang Ana peroleh baik tertulis maupun
lisan sesuai dengan tugas setiap modul.

CEK KEMAMPUAN
Kontrak Belajar
Nama

: _____________________

No Peserta : _____________________
Asal

: _____________________

Menyatakan siap/ tidak siap * mempelajari kompetensi modul ini hingga tuntas
2

Desain Turbin PLTMH

Cek Kemampuan
Kompetensi-kompetensi berikut sudah dipelajari hingga tuntas:
KompetensiNo
1.

Dapatkah anda ketahui tentang Energi

Dapatkah Anda menjelaskan apa yang

Ya

Tidak

Rekomendasi

dimaksud Gaya
3

Dapatkah Anda menjelaskan apa yang


dimaksud Hidrolika

Dapatkah Anda menjelaskan apa yang


dimaksud Hidrologi

Dapatkah Anda menjelaskan apa yang


dimaksud Beda tinggi

Rekomendasi
Peserta Pelatihan

Widyaiswara/ Pelatih

Desain Turbin PLTMH

BAB II PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1

ENERGI DAN DAYA


1.1 Tujuan Umum
Memahami energi dan daya yang diterapkan dalam pekerjaan PLTMH

1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1


1. Memahami tinggi jatuh dan debit air
2. Memahmi energi potensial dan energi kinetic di dalam air
3. Memahmi out put daya listrik
1.3 Strategi Pembelajaran
1. Menemukan informasi yang diperlukan, baik melalui modul, referensi, internet
maupun video yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Mendiskusikan semua informasi yang diperoleh dan menyajikannya ke dalam
laporan
1.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1.1
Pengukuran debit air dengan metode bendung (weir)

Desain Turbin PLTMH

1.4.1 PENDAHULUAN

1. Energi adalah usaha dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan, diukur alam
Joules.
2. Listrik adalah bentuk dari energi, tetapi umumnya diberikan dalam satuannya
sendiri yaitu kilowatt-hours (kWh) dimana 1 kWh = 3600 kilojoule yang berarti
listrik tersebut disuplai sebasar 1 kW selama 1 jam.
3. Daya adalah energi yang diubah tiap satuan detik, contoh menghitung pekerjaan
yang akan selesai. Diukur dalam watt, dimana 1 watt = 1 Joule/detik.
4. Tinggi Jatuh dan Debit Air
Terdapat beberapa faktor-faktor penting yang harus dipikirkan ketika akan
membangunsistem mikrohidro. Faktor pertama adalah jumlah aliran air yang
tersedia; periodedimana hanya ada sedikit hujan atau tak ada sama sekali hujan
maka dapat berdampakbesar pada pengoperasian pembangkit. Faktor kedua
adalah yang dikenal sebagaitinggi jatuh (head), ini merupakan jumlah jatuhnya
air yang ada diantara saluranpemasukan (intake) dan sistem keluaran sistem.
Makin besar tinggi jatuhnya, makinbesar juga daya yang dapat dibangkitkan.

5. Tinggi Jatuh (Head)


Walaupun kita dapat menggunakan pipa yang halus untuk membawa air
menuruni bukitmenuju turbin, sebagian energi akan hilang akibat gesekan dan
gangguan yang lainnya(katup, belokan,dll). Sepanjang saluran pembawa air juga
akan terjadi kerugian akibatgesekan dan turbulensi.Kehilangan energi ini
biasanya dicatat untuk perhitungan output daya dengan caramengurangi tinggi
jatuh total yang ada di lapangan. Ketentuan yang berlaku sebagaiberikut:

a. Tinggi jatuh kotor atautinggi jatuh statis:


Hg (m) didefinisikansebagai perbedaanketinggian air di saluranpembawa atas
danketinggian air di saluranpembuangan (tailrace). Ini merupakan tinggi jatuh
teoritis yang akan tersedia apabila tidak terjadi loses.

Desain Turbin PLTMH


b. Tinggi jatuh bersih atau efektif:

Hn (m) dihasilkan dari perbedaan antara tinggi jatuh kotor dan kerugian tinggi
jatuh (head losses) . Ini merupakan tinggi jatuh sebenarnya yang tersedia untuk
membangkitan daya. Kehilangan tinggi jatuh untuk skema PLTMH biasanya
sekitar 10% dari tinggi jatuh kotor.

Gambar 1.2. Head dalam perhitungan sistem tenaga air

6. Debit

Aliran atau debit: Q (m3/detik) merupakan bagian penting lain dalam


menentukanoutput daya dari sebuah skema MHP. Besarnya debit dalam sebuah
skema tidak samadengan debit total atau debit maksimum yang tersedia di sungai.
Hal inidipertimbangkan untuk menghindari struktur bangunan sipil yang besar, pipa
pesat,runner turbin dan fasilitas pembuangan air untuk mengakomodasi aliran yang
besar.Jadi, debit diperlukan untuk mengetahui batasan arus tertinggi sampai arus
terendahyang terjadi dalam aliran sungai.Variasi dari besarnya debit sepanjang
tahun dan perubahannya selama musim hujandan musim kering perlu diketahui dan
dianalisa dengan cermat untuk menentukan debitdesain yang akan diaplikasikan
dalam sistem. Debit desain biasanya ditentukan sedikit diatas batas minimum untuk
menjaga fermormansi dan efisiensi peralatan pembangkit. Metode pengukuran dan
penjelasan mengenai debit akan di bahas pada modul berikutnya.

Desain Turbin PLTMH


7. Energi potensial dan energi kinetik di dalam air

Energi dapat terjadi dalam berbagai bentuk: potensial, kinetik, panas, dll. Air di
penampungan di atas bukit mempunyai energi potensial yang lebih besar daripada
air yang berada di bawah bukit. Apabila air dilepaskan dari atas bukit menuju sungai,
akan melepaskan energi potensialnya melalui gesekan di dasar sungai dan
turbulansi. Apabila air mengalir menuruni bukit melewati pipa yang halus, sedikit
energi akan hilang akibat gesekan dan turbulansi dan energi yang terkandung dalam
air dapat digunakan untuk membangkitkan daya mekanis di dalam turbin. Energi
total yang tersedia dari volume air di atas bukit merupakan berat air dikalikan
dengan jarak vertical (tinggi jatuh) secara teoritis menuju turbin.

E pot

dimana ;

mgH
m = masa air --- kg
g = gaya gravitasi ---- (9.81 m/s2 )
H = tinggi jatuh dalam --- m

Karena berat air adalah volume (V) dikalikan kekentalan () kita dapat menuliskan:

E pot = Vxx mx gx H

Persamaan 1:

8. Potensi tenaga air

Daya dapat ditunjukkan sebagai energi per satuan waktu

Vxx gx H
=

Karena volume per satuan waktu sama dengan debit kita dapat menuliskan:

Persamaan 2:

Phydr= QxxgxHn

Desain Turbin PLTMH


dimana ;
Phydr = daya hidrolik dalam Watt [W], tidak mempertimbangkan pengurangan
karena efisiensi peralatan (turbin, generator, dll.)
Q

= debit dalam m3/detik

= kekentalan air = kira-kira 1000 kg/m3

= percepatan gravitasi = 9.81 m/m2

Hnett = tinggi jatuh bersih dalam meter [m]

9. Output daya listrik

Turbin air mengkonversikan tekanan air menjadi daya mekanikal shaft, yang
dapatdigunakan untuk memutar generator listrik, atau mesin yang lain. Daya yang
tersediasebanding dengan hasil dari tinggi jatuh dan kecepatan aliran. Persamaan 2
menggambarkan daya hidrolik yang tersedia di turbin. Bagaimanapun, perubahan
energi di turbin hidrolik menjadi mekanikal dan di dalam generator mekanikal
menjadi elektrikal selalu berhubungan dengan kehilangan energi. Hal ini
ditunjukkan dengan istilah efisiensi dimana rasio antara daya output dan daya input
(untuk mesin pembangkitan). Dengan demikian, output elektrik dari skema MHP
dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Persamaan 3 :

Pel = Phydrx totalatau

Persamaan 4:

P el = Q x x g xHnx htotal

dengan Pel = output daya elektrik dalam [W]


htotal= keseluruhan efisiensi dari peralatan
Turbin dengan kualitas bagus dapat memberikan efisiensi hidrolik antara 80 sampai
90% (lebih tinggi dibandingkan dengan semua penggerak utama), walaupun
demikian efisiensinya akan berkurang sebanding dengan ukuran. Efisiensi sistem
mikrohidro (<100 kW) cenderung di antara 60 sampai 80%. Efisiensi keseluruhan
atau efisiensi total ( total) sistem MHP yang berupa turbin, transmisi mekanik ,
generator, transfomer dan transmisi listrik. biasanya berkisar di antara 50 sampai
70% dari potensi air yang tersedia.

Desain Turbin PLTMH

Penyederhanaan Persamaan daya untuk perkiraan tahap awal Untuk perkiraan


paling awal beberapa literature menyarankan persamaan yang disederhanakan,
yang secara singkat akan diperkenalkan disini.

Beberapa komponen di persamaan 4 dikenal dengan:


= kekentalan air = ~ 1000 kg/m3
g = gaya gravitasi = 9.81 m/detik2
Untuk efisiensi keseluruhan total kita mengasumsikan 70%, dengan anggapan
peralatan terpasang memiliki kualitas yang baik, jika tidak pengurangan mungkin
diperlukan). olehkarena itu persamaan dapat disederhanakan menjadi:

P = 7 xQx H
Dengan : Tx w x g =

70%x1000 x 9.81
1000 (W kW

[kW]

= 7

Contoh Soal 1:
Dketahui :

Debit air

Q = 0,0135 m3/det

Beda Tinggi H = 47,88 m


Grafitasi

g = 9,81 m/det
w = 1000 kg/ m3

Ditanyakan: Hitunglah besarnya Daya ?

Penyelesaian:
P el = x g xQ x x Hn
= 1000 kg/ m3 x 9,81 m/det x 0,0135 m3/det x 47,88 m

= 6341 Watt
= 6,341 Kw

Latihan ; Hitunglah besarnya Daya , dimana besarnya debit air disesuaikan dengan
nomor absen dibagi 100?

Desain Turbin PLTMH

1.4.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkit listrik tenaga air di kelompokan berdasarkan ukuran kapasitasnya.
Walaupun ada sejumlah definisi yang berbeda, dalam hal ini kita akan memakai
klasifikasi berdasarkan standard UNIDO:

Tabel 1: Definisi tenaga air berdasarkan kapasitas daya

Istilah Power

Output

Pico Hydro

< 500 W

Micro Hydro

500 W to 100 kW

Mini Hydro

100 kW to 1 MW

Small Hydro 1

MW to 10 MW

Full-scale (large) hydro

> 10 MW

Pada training ini pembahasan akan difokuskan pada jenis mikrohidro (0,5 sampai
100kW). Walaupun demikian dalam manual kadang kadang kita akan sering
menyebuttenaga air skala kecil (small scale hydropower) yang menyiratkan bahwa
istilah daninformasi juga sesuai untuk sistem yang lebih besar sampai dengan 10
MW. Dapatdipastikan banyak informasi dan istilah yang ada dalam training ini juga
terpakai dalamistilah Tenaga Air secara umum, tanpa tergantung kepada ukuran
pembangkit.

1.4.3 Rangkuman 1

1.

Energi adalah pekerjaan yang dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan,
diukurdalam Joules.

2.

Listrik adalah bentuk dari energi, tetapi umumnya diberikan dalam satuannya
sendiriyaitu kilowatt-hours (kWh) dimana 1 kWh = 3600 kilojoule yang berarti
listrik tersebutdisuplai sebasar 1 kW selama 1 jam.

3.

Daya adalah energi yang diubah tiap satuan detik, contoh menghitung
pekerjaan yang

4.

akan selesai. Diukur dalam watt, dimana 1 watt = 1 Joule/detik.

Desain Turbin PLTMH


5.

Rumus-rumus yang digunakan : -

E pot

=Vx x mx gx H

Phydr = QxxgxHn

Pel

= Phydrxtotalatau

P el

= Qx xg xHnxhtotal

= 7 x Qx H

1.4.4 Tugas Kegiatan Belajar 1

1. Coba jelaskan dan gambarkan secara sketsa tinggi jatuh (beda tinggi) untuk
PLTMH ?
2. Tuliskan rumus-rumus apakah dalam menentukan energi potensial dan energi
kinetic di dalam air ?
3. Berapa besarnya kapasitas daya untuk micro hydro power (PLTMH) dan rumus
apa yang digunakan untuk perhitungan daya?

Desain Turbin PLTMH

KEGIATAN BELAJAR 2

DASAR-DASAR HIDROLIKA

2.1 Tujuan Umum


Memahami dasar-dasar hidrolika yang diterapkan dalam pekerjaan PLTMH

2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2


1. Memahami persamaan kontinuitas
2. Memahmi persamaan Bernoulli
3. Memahmi Aliran air

2.3 Strategi Pembelajaran


1. Menemukan informasi yang diperlukan, baik melalui modul, referensi, internet
maupun video yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Mendiskusikan semua informasi yang diperoleh dan menyajikannya ke dalam
laporan

2.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2.1
Pemahaman tentang prinsip hidrolika di dalam memilih pipa akan
meningkatkan efisiensi PLTMH

Desain Turbin PLTMH


2.4.1 PERSAMAAN KONTINUITAS

Persamaan kontinuitas adalah salah satu persamaan dasar dari mekanika


fluida; ini menunjukkan prinsip kekekalan massa. Pertimbangkan sebuah elemen
dari suatu jalurpipa (lihat gambar di bawah ini) yang dapat dikatakan bahwa massa
per detik yangmemasuki pipa harus sama dengan massa per detik yang keluar dari
pipa denganasumsi tidak ada rugi-rugi sepanjang dinding tabung.

Gambar 2.2: Persamaan kontinuitas

Dapat dirumuskan:

wxv1 x A1= wxv2 x A2

Dimana vi adalah rata-rata aliran stationer di saluran masuk dan keluar, Ai adalah
luaspenampang melintang pada saluran masuk dan keluar (tegak lurus dengan garis
tengahtabung) dan ri adalah kekentalan zat cair. Untuk kebanyakan aplikasi dalam
pembahasan mikrohidro, dapat diasumsikan bahwaair tidak dipadatkan dan
kekentalan pada persamaan di atas tetap konstan darimasukan sampai sampai
keluaran; sehingga persamaan kontinuitasnya menjadi:

Persamaan 5:

v1 x A1= v2 x A2 = Q = constant

dimana Q adalah kecepatan volumetrik dari aliran atau debit dengan satuan
m3/detik.

10

Desain Turbin PLTMH


2.4.2

Kekekalan Energi: Persamaan Bernoulli

Energi tidak dapat dihasilkan ataupun dimusnahkan tetapi hanya diubah.


Energi potensial air disimpan di kolam penampungan di atas bukit diubah menjadi
energi kinetik (dan panas akibat gesekan dan turbulansi) apabila air dilepas melalui
saluranmenuruni bukit.
Di bawah bukit, energi kinetiknya maksimum (air telah dipercepatsampai
kecepatan maksimum) ketika energi potensialnya nol; total kandungan energi
airadalah sama dengan yang berada di atas bukit, di bawah bukit dan pada semua
titik diantaranya, apabila gesekan dari kehilangan energinya diabaikan.
Energi potensial + energi kinetik = konstan

Pertimbangkan aliran di dalam saluran tertutup, bentuk ketiga energi dalam aliran
fluida harus ditentukan, yaitu energi yang berasal dari daya aksi atau tekanan,
karena itu dinamakan energi tekanan. Sebagai contoh energi tekanan adalah kerja
yang dilakukan pada air oleh gerakan piston yang memindahkan sejumlah air
dengan jarak tertentu. Penerapan dasar-dasar kekekalan energi ke dalam tiga
bentuk energi ini (kinetik,tekanan dan energi potensial) akan mengantar kita ke
persamaan Bernoulli. Penerapan persamaan ini hanya untuk sistem dengan aliran
stasioner (steady flow), yaitu dimana kecepatan aliran Q tetap konstan sepanjang
waktu. Rugi-rugi tinggi jatuh akibat gesekan pipa dan turbulansi dapat juga
dimasukkan ke dalam persamaan.

Ketiga bentuk energi di dalam persamaan Bernoulli dapat diperlihatkan secara grafik
dalam potongan memanjang dari sebuah sistem jalur pipa (tenaga air dan suplai air).
Ini merupakan metode yang sangat sesuai untuk memeriksa tekanan yang terdapat
pada tiap titik dalam sebuah jaringan pipa. Perhatikan bahwa datum (level referensi)
dapat dipilih pada sembarang level karena energi bukan merupakan jumlah yang
mutlak oleh karena itu dapat diukur pada datum yang dikehendaki.

11

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.3.Energi dan garis tekanan untuk sebuah pipa dari reservoar

Jarak diantara datum ini dan garis tengah pipa menunjukkan energi potensial di
setiap titik (lihat gambar di atas). Garis energi untuk air di dalam reservoar adalah
permukaan air yang bebas (praktis kecepatannya adalah nol, tekanannya
atmosperik yang biasanya diambil sebagai referensi tekanan). Dalam sebuah fluida
ideal tanpa rugi-rugi, garis energi akan horizontal sepanjang pipa.
Bagaimanapun, akibat gesekan dan turbulansi garis energi turun secara perlahan
(gesekan) atau sekaligus (turbulansi/rugi rugi lokal) dari mulai penampungan sampai
keluaran pipa. Garis tekanan digambar pada setiap titik pada jalurpipa dalam suatu
jarak velositi head v2/(2g) dibawah garis energi. Jarak antara garis tengah pipa dan
garis tekanannya adalah kemudian ukuran untuk menskala untuk daya tekanan yang
terkandung dalam air. Apabila pipa berdiri dipasang pada jalurpipa di berbagai titik,
level air disetiap titik akan naik sampai ke garis tekanan.

Z1

Persamaan 6:
Dimana

dengan :

P1
pg

P1 V12
P V2

Z 2 2 2 + HL

2g
2g

= pressure head

p = tekanan (N/m2) dan


p= kekentalan fluida (kg/m3),
z1 = elevasi or head potensial (m)
2
=2head kinetic atau head velocity
g
12

Desain Turbin PLTMH


Dengan,

v = velocity ( m/s)
g =percepatan gravitasi 9.81 m/s2
HL= rugi daya akibat gesekan dan formasi eddy (eddies expressed).
dengan satuan (m) fluid column

Perhatian: dalam setiap bentuk ini setiap istilah dari persamaan memiliki
dimensipanjang, oleh karena itu dinamakan head.

2.4.3

Aliran Air Dalam Pipa

1) Aliran mantap dan aliran tidak mantap


Untuk aliran mantap, parameter aliran seperti kecepatan, tekanan dan
kekentalan untuk setiap titik adalah independen terhadap waktu sedangkan yang
tergantung oleh waktu adalah aliran tidak tetap.
Contoh untuk aliran mantap: aliran melalui pipa berdiameter konstan atau
diameter berubah-ubah pada tekanan konstan (misalnya; reservoir yang tinggi
airnya tidak berubah, yaitu air yang keluar secara terus menerus terisi kembali).
Contoh untuk aliran tidak mantap: aliran melalui pipa pada tekanan berubah-ubah
akibat pergantian tinggi air yang dihubungkan dengan tangki atas.

2) Rugi-rugi head akibat gesekan

Pada aliran air sebenarnya, energi atau rugi-rugi head yang terjadi akibat
resistansi dinding pipa, gangguan terhadap aliran ini akan mengakibatkan
transformasi yang takterbalikan dari energi dalam aliran menjadi panas.
Kehilangan energi akibat gesekan berasal dari tegangan geser antara lapisan yang
bersebelahan antara air yang meluncur satu sama lain pada kecepatan yang
berbeda.. Lapisan air yang paling tipis melekat pada dinding pipa dengan pasti tidak
bergerak sedangkan kecepatan setiap lapisan konsentrik meningkat untuk mencapai
kecepatan maksimum di garis tengah pipa.
Apabila partikel fluida bergerak sepanjang lapisan-lapisan halus pada jalur
yang telah ditentukan, alirannya disebut dengan laminar atau viscous dan tegangan
geser

antara

lapisan-lapisan

mendominasi.

Pada

keadaan

teknisnya,

bagaimanapun, aliran di dalam pipa biasanya turbulen, yaitu partikel bergerak pada
jalur yang tidak teratur dan merubah kecepatan.
13

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.4
Distribusi kecepatan dalam aliran pipa a) laminar and b) aliran turbulen

Untuk mengkarakteristikan tipe aliran di dalam sistem pemipaan tertentu,


bilanganReynolds (Re) digunakan (catatan Re adalah rasio antara gaya inersia dan
gesekanakibat kecepatan fluida n):

Persamaan 7: Re =

dimana :

v = kecepatan aliran rata-rata (m/s)


d = diameter dalam pipa (m)
= kecepatan kinematik dalam m2/detik

untuk air pada saat 10 C: n = 1.31 * 10-6 m2/detik


untuk air pada saat 20 C: n = 1.0 * 10-6 m2/detik

Apabila Re < 2000, maka disebut aliran laminar dan Re = 2500 sampai 4000,
disebut aliran turbulen, batasan di antaranya dinamakan zona kritis tak terdefinisi
dimana kedua bentuk aliran tersebut ada dengan bilangan Reynold yang sama.
Contoh aliran laminar adalah aliran bawah tanah yang melalui acquifer; dalam
teknologi MHP air yang mengalir melalui saluran dan pipa hampir selalu turbulen.
Untuk perhitungan Rugi gesekan untuk aliran turbulen, rumus berikut (DarcyWeisbach) diterapkan
:
L
V2
---- ---Persamaan 8 : H friction=
d
2g

14

Desain Turbin PLTMH


(rugi-rugi head akibat gesekan dalam meter fluid column)
Dimana :
- = faktor gesekan menurut diagram Moody (lihat dibawah)
- L = panjang penampang pipa dengan diameter konstan dalam meter
- d = diameter pipa dalam meter
- v = kecepatan rata-rata dalam m/s

Percobaan telah dilakukan untuk menentukan l, faktor gesekan, untuk pipa


komersial; hal ini telah membawa menuju sebuah rumus empirik dan cukup komplek
yang kemudian disebut Colebrook and White. Moody (Amerika Serikat) merupakan
orang pertama yang menciptakan diagram untuk keperluan praktek dimana angka l
(dihitung dengan rumusan Colebrook) digambarkan sebagai sebuah fungsi bilangan
Reynold (lihat literatur yang relevan).

Terlepas dari bilangan Reynold, faktor gesekan juga tergantung pada kekasaran
absolute dari pipa; nilainya untuk material pipa dan kondisi yang berbeda-beda
biasanya disediakan oleh pabrik dan dapat ditemukan dalam literatur yang relevan.
Perhatikan

bahwa apabila

pabrik pipa komersial menyediakan tabel dan

diagramdiagram untuk menentukan kerugian head akibat gesekan, informasi seperti


ini biasanya agak menyimpang dimana sejauh mungkin mereka menyediakan nilai
terbaik untukkoefisen kekasaran. Misalnya, untuk yang baru, pipa buatan pabrik
digunakan, dalam kenyataannya, pipa tidak tetap halus ketika dalam operasional.
Pipa logam rentan akan korosi sedangkan pipa plastik (PE, PVC) akan tertutup
lumpur setelah beberapa tahun beroperasi.

Pada kenyataannya, semua tipe pipa akan memiliki nilai kekasaran yang lebih tinggi
setelah beberapa tahun beroperasi. Kerusakan ini harus diperhatikan ketika memilih
pipa saluran pembawa atau pipa pesat dan oleh karena itu dianjurkan untuk
menggunakan rumusan Darcy-Weisbach yang digabungkan dengan diagram Moody
dibandingkan menggunakan tabel dan diagram-diagram dari pabrik.

15

Desain Turbin PLTMH


2.4.4

Aliran Permukaan Bebas

1) Definisi umum
Aliran dalam saluran alami seperti sungai dan di dalam saluran buatan adalah
jenisaliran permukaan bebas. Daya penggerak aliran air dalam saluran terbuka
denganpermukaan bebas (tekanan atmosfir) adalah gaya gravitasi; dengan kata lain
airdigerakan oleh kemiringan saluran dan tidak seperti di saluran tertutup yaitu
denganperbedaan tekanan head di antara dua bagian (lihat Bab 2 di atas).

2) Aliran seragam dan aliran tidak seragam


Bab diatas telah menunjukkan bahwa aliran fluida dalam keadaan mantap
apabila kecepatan aliran tidak berubah-ubah terhadap waktu. karena itu, kecepatan
dan kedalaman air tidak berubah terhadap waktu pada bagian tertentu.
Ketika melihat perbedaan bagian pada saluran kita mungkin menemukan bahwa
kecepatan dan kedalaman air konstan terhadap jarak; aliran seperti ini dinamakan
seragam dan level air paralel dengan dasar saluran (lihat gambar di bawah). Tipe
aliran ini biasanya terjadi pada salauran pembawa (headrace) dengan potongan
melintang dan kemiringan dasar saluran yang konstan.
Dalam kejadian yang lain aliran mungkin berubah berangsur-angsur terhadap
jarak, yaitu menjadi aliran tidak seragam, seperti belokan dari aliran air yang
tertahan di hulubendungan dari sebuah skema MHP atau permukaan air akan
berubah secara cepat ketika terjadi perubahan ukuran atau kemiringan saluran.

Gambar 2.4Aliran mantap (Q = konstan) yang seragam di beberapa bagian dan


berubah ditempat yang lain

16

Desain Turbin PLTMH


Di dalam MHP, kita sebagian besar akan berurusan dengan aliran seragam untuk
aliransaluran terbuka. Kedalaman air pada aliran seragam dapat ditentukan dengan
rumusansederhana seperti rumusan Manning-Strickler.

2.4.5 Rangkuman Kegiatan Belajar 2

Rumus-rumus yang digunakan adalah


1.

v1 x A1= v2 x A2 = Q

2.

Z1

3.
L

Re =

P1 V12
P V2

Z 2 2 2 + HL

2g
2g

V2

---- ---4.
H friction =
d
2g

2.4.6 Tugas Kegiatan Pembelajaran2

1. Jelaskan persamaan kontinuitas dan uraikan penurunan rumusnya


2. Jelaskanpersamaan Bernoullidan uraikan penurunan rumusnya
3) Jelaskan Aliran air dan tentukan aliran air dalam permukaan bebas

17

Desain Turbin PLTMH


ANNEX 1. GLOSSARY / DAFTAR KATA-KATA

Alternating current (AC), Arus bolak-balik Arus listrik yang polaritasnya berbalik
secara priodik (berlawanan dengan arus DC
Arus listrik di Indonesia dan kebanyakan negara memiliki frekuensi standar sebesar
50 Hz.
Arus bolak-balik digunakan secara universal pada sistem tenaga karena dapat
ditransmisikan dan didistribusikan lebih ekonomis dibandingkan dengan arus searah.
Average Daily Flow debit rata-rata harian,Jumlah rata-rata harian dari air yang
melewati alat ukur yang ditentukan.
Baseflow Aliran dasar, Bagian dari debit di sungai yang berasal dari air tanah yang
mengalir perlahan melalui tanah dan muncul kesungai melalui tepian dan dasar
sungai.
Base load Beban dasar Jumlah daya listrik yang perlu disampaikan/dibutuhkan
setiap saat dan selama tanpa tergantung musim.
BFI baseflow index Perbandingan dari run-off yang dikontribusikan oleh baseflow.
Buckets mangkok dalam turbin impuls, bucket diletakkan pada turbin dekat dengan
runner, dan berfungsi untuk menangkap air. Tenaga air yang menumbuk bucket
akan memutar runner, yang memutar shaft generator , menyebabkan generator
membangkitkan daya.
Butterfly Valve, Katup Butterfly,Katup kontrol air tipe cakram, semuanya tertutup
dalam bulatan pipa, yang memungkinkan untuk dibuka dan ditutup oleh tuas dari
luar. Seringkali dioperasikan dengan sistem hidrolik.
Capacitor,Kapasitor Sebuah alat dielectric yang menyerap dan menyimpan energi
listrik sementara.
Capacity,

Kapasitas

Kemampuan

daya

maksimum

dari

sebuah

sistem

pembangkitan daya. Satuan yang umum digunakan adalah kilowatt atau megawatt.
Capacity factor, Faktor kapasitas Rasio energi yang dihasilkan pembangkit
terhadap energi yang akan dihasilkan jika dioperasikan pada kapasitas penuhnya
sepanjang periode yang ditentukan, biasanya satu tahun.

18

Desain Turbin PLTMH


Catchment Area, Daerah tangkapan,Keseluruhan tanah dan daerah permukaan air
yang berkontribusi terhadap besarnya debit pada suatu titik tertentu di sungai.
Cavitation Kavitasi,Fenomena hidrolik dimana cairan manjadi gas pada tekanan
rendah dan membentuk gelembung dan secara cepat pecah yang menyebabkan
goncangan hidrolik pada struktur yang tertimpa. Pada beberapa kasus hal ini dapat
menyebabkan kerusakan fisik yang parah.
Compact fluorescent light (CFL),Bola lampu modern dengan integral ballast yang
menggunakan sedikit listrik disbanding bola lampu incandescent biasa.
Compensation flow Aliran kompensasiAliran minimum yang dibutuhkan untuk
dilepaskan pada aliran sungai dibawah intake, dam atau bendungan, untuk
memastikan aliran yang cukup dibagian hilir untuk lingkungan, pertanian atau
perikanan.
Current Arus, tingkat aliran listrik, diukur dalam ampere, atau amps. Dapat
dianalogikan seperti kecepatan aliran air diukur dalam liter per detik.
Demand (Electric),Permintaan (Listrik)Kebutuhan/permintaan daya pada sistem
kelistrikan (kW atau MW).
Direct current (DC) Arus searah,Listrik yang mengalir secara terus menerus dalam
satu arah, seperti dari baterai.
Diversion Pengalihan,Sistem pengalihan air mengalihkan aliran air dari jalur
alaminya. Pengalihan dapat sebagai terbuka seperti saluran atau parit, atau tertutup
seperti jalur pipa. Lihat juga: Intake, penstok, tail race,trashrack, weir.
Draft tube, tabung perpanjangan dari bawah turbin sampai di bawah level air
minimum saluran pembuang.
Dynamic pressure, Tekanan dinamis,Tekanan air di dalam jalur pipa sewaktu air
mengalir. Sama dengan tekanan statis (diukur di dalam pipa tertutup) dikurangi
kehilangan tekanan akibat gesekan, turbulansi dan kavitasi didalam jalurpipa dan
perlengkapannya.
Efficiency,EfisiensiRasio antara output dengan input dari energi atau daya,
ditunjukkan dengan persentase.

19

Desain Turbin PLTMH


Energy, Energi,Kemampuan untuk melakukan kerja; jumlah listrik yang dikirimkan
selama suatu periode waktu. Istilah energi listrik yang digunakan biasanya adalah
kilowatt hours (kWh), yang menggambarkan daya (kW) beroperasi selama periode
waktu (jam); 1 kWh = 3600 kilojoules.
Fish Ladder,Sebuah struktur yang terdiri dari rangkaian yang disusun seperti untu
pijakan setinggi 30 cm dalam yang berguna untuk migrasi ikan menuju hulu sungai
melewati dam atau bendungan.
Flow, Aliran / Debitsejumlah air yang digunakan untuk menghasilkan daya.
Biasanya diukur dalam satuan meter kubik per detik, cubic feet per menit, liter per
detik atau gallon per menit.
Flow Duration Curve(FDC)
Grafik debit vs persentase waktu (dari periode yang tercatat) selama besaran
tertentu dari debit sama atau dilampaui.
Forebay,Bak penennang, Bak terbuka untuk memperlambat aliran yang datang
dan menyaring lumpur dan batu kerikil sebelum aliran masuk pipa pesat.
Frequency, Frekuensi,Sejumlah siklus yang dilewati arus bolak-balik dalam satu
detik, diukur dalam Hertz (Hz).
Gauging Station Lokasi dimana aliran air sungai diukur.
Generator Mesin berputar yang merubah energi mekanikal menjadi energi listrik.
Grid Jaringan ,Istilah untuk jaringan kabel yang mendistribusikan listrik dari sumber
yang beragam melalui daerah yang luas.
Gross Head Perbedaan antara level air di hulu dan di hilir.
Guide Vanes,Sudu pengarah,Digunakan pada turbin reaksi untuk merubah arah
aliran air sebesar 90 derajat, menyebabkan air berputar dan masuk ke turbin runner
bucket secara bersamaan, menambah efisiensiturbin..
Head Tinggi Jatuh, Perbedaan ketinggian antara dua permukaan air, diukur dalam
meter atau feet (lihat juga tinggi jatuh kotor dan tinggi jatuhbersih).
Headrace Saluran yang membawa air dari intake sampai ke forebay

20

Desain Turbin PLTMH


Hertz (Hz),Satuan pengukuran frekuensi untuk AC. Equivalen dengan siklus per
detik, perlatan rumah tangga di Indonesai pada umumnya adalah 50 Hz.
Impulse Turbine,Turbin impuls menghasilkan daya ketika pancaran air dari pipa
pengalihan tertutup menembak melalui nozzle kecil langsung ke dalam runner
turbin. Turbin impuls cocok untuk head tinggi (>20 feet), tetapi tidak membutuhkan
kecepatan aliran yang sangat tinggi. Turbin Pelton dan Turgo merupakan turbin yang
umumnya dipakai.
Installed Capacity Kapasitas Terpasang,Total output maksimum (kW/MW) dari
suatu system pembangkitan daya.
Intake,Titik yang mana air dialihkan dari sungai ke saluran pembawamelalui struktur
pengalihan. Saringan dan bak penenang sering kali dipasang pada titik intake untuk
mencegah sampah dan pasir atau lumpur masuk ke turbin.
Inverter,Alat elektronik yang digunakan untuk merubah arus DC menjadi AC,
biasanya dengan kenaikan tegangan.
Joule (J),Satuan internasional untuk energi. Energi yang dihasilkan oleh daya satu
watt yang mengalir dalam satu detik.
Kilowatt (kW) Satuan (komersil) dari daya listrik; 1000 watt.
Kilowatt hour (kWh): Ukuran dari energi. Satu kilowatt jam sama dengan satu
kilowatt
Kilowatt jam (kWh) yang digunakan selama satu jam. (1 kWh = 3600 Joules)
Load (beban) sejumlah peralatan yang dihubungkan dengan sumber daya.
Megawatt (MW): Ukuran daya sama dengan 1 juta watt.
Micro Hydro Sistem hydropower dengam output daya kurang dari 100 kW.
Net Head,Tinggi jatuh bersih, Tinggi jatuh tekan yang tersedia menuju turbin
setelah rugi-rugi gesekan dalam sistem hidrolik (dari intake sampai turbin).
Off-grid,Tidak tersambung dengan jaringan besar; penyedian listrik dalam jaringan
tersendiri.
Output,Sejumlah

daya

(atau

energi

tergantung

dari

definisinya)

yang

dikirimkan/dikeluarkan oleh suatu alat atau sistem.

21

Desain Turbin PLTMH


Over speed,Kecepatan runner turbin ketika kondisi sesuai dengan design, semua
beban dilepaskan.
Peak load Beban listrik pada saat kebutuhan maksimum.
Pelton Turbine, Suatu Tipe turbin impuls dengan satu atau lebih jet air menembak
bucket (mangkok) runner. Runner menyerupai miniature kincir air. Turbin Pelton
digunakan pada lokasi dengan head tinggi (7 2000 m), dan dapat menghasilkan
daya sampai sebesar 200 MW.
Penstock, Pipa pesat,Pipa (biasanya baja, beton atau plastik) yang mengalirkan air
bertekanan dari forebay sampai ke turbin.
Phantom loads,Peralatan yang menggunakan daya selama 24 jam sehari, bahkan
pada saat dimatikan. Televisi, VCR, oven microwave dengan jam dan komputer,
semuanya mengandung beban phantom.
Power Daya,Kemampuan untuk melakukan kerja, atau lebih umumnya, kemampuan
untuk merubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Diukur dalam joule
per detik atau watt (1 W = 1 J/detik). Daya listrik diukur dalam kilowatt (kW).
Power factor ,Faktor daya,Rasio jumlah daya, diukur dalam kilowatt (kW) terhadap
daya hayal diukur dalam kilovolt-amperes (kVA).
Propeller Turbine, Jenis turbin reaksi dengan jenis runner propeller. Air mengalir
melalui runner dan menggerakkan sudu propeller. Turbin propeller dapat digunakan
untuk head < 1 sampai 100 m, dan dapat mencapai 100 MW.
Lihat juga: Aliran, Tinggi jatuh
Reynolds Number,Parameter ukuran yang digunakan dalam perhitungan gesekan
pipa (interalia), dan diambil dari diameter pipa, kecepatan cairan dan viskositas
kinematik.
Runner Bagian dari turbin air yang berputar dan dipasang ke shaft generator.
Bucket pada runner adalah apa yang didorong oleh air untuk memutar runner dan
membangkitkan listrik.
Spillway, Pelimpah,Mengontrol kelebihan air dan mengalirkan kembali ke sungai.
Suction Head,Energi tambahan pada sistem turbin air reaksi, dihasilkan oleh draft
tube yang menyalurkan air ke luar. Tekanan inlet, dari air yang mendorong runner

22

Desain Turbin PLTMH


turbin ketika masuk, menciptakan ~80% energi pada sistem reaksi. Suction head,
dari vacuum diciptakan oleh sistem outlet tertutup, tarikan di runner karena air
keluar dari sistem, menambah sampai ~20% output daya sistem.
Tailrace Saluran air dari turbin sebelum bergabung dengan sungai utama.
TrashrackSaringan pelindung untuk mencegah cabang-cabang besar, batangbatang pohon dan sampah memasuki dan merusak turbin. Biasanya terdiri dari
batang-batang vertical dengan jarak satu dengan yang lain antara 30-100 mm.
Saringan ini dibersihkan dengan alat pengeruk otomatis ataupun manual.
Turgo Turbine,Sebuah turbin impuls yang dapat menghasilkan output daya yang
lebih besar pada beberapa lokasi head tinggi dibandingkan dengan tipe Pelton.
Desain Runner Turgo memungkinkan untuk pengeluaran air yang telah digunakan
dengan lebih efisien, dan pancaran air yang lebih besar, untuk meningkatkan
produksi daya di lokasi dengan debit yang besar. Runner Turgo umumnya lebih
mahal dibandingkan jenis Pelton, yang disebabkan proses pembuatan yang lebih
sulit.
Tegangan (V) ukuran potensial elektrik; tekanan elektrik yang memaksa arus listrik
untuk mengalir melalui rangkain tertutup.
Watt (W), Satuan ilmiah untuk daya listrik; satuan pekerjaan yang dilakukan dengan
satuan satu joule per detik. Umumnya digunakan untuk menentukan ukuran
konsumsi listrik pada alat-alat listrik.

Annex 2. Abbreviations / Singkatan


AC

alternating current

CFL

compact fluorescent lamp

DC

direct current

DILC

distributed intelligent load controller

ELC

electronic load controller

FDC

flow duration curve

head of a hydropower plant

Hg

gross head of a hydropower plant

Hn

net head of a hydropower plant

Hz

hertz (dimension for frequency)

23

Desain Turbin PLTMH


IGC

induction generator controller

MAD

mean annual discharge

MHP

Mini/Micro hydro power

power

PSI

pounds per square inch

flow rate (discharge)

rpm

rotations per minute

IMAG

Induction motor as generator

Annex 3. Dimensions / Satuan


A

Ampere

Ah

Ampere hour

Hz

Hertz (dimension for frequency)

kW

Kilowatt

kWh

Kilowatt hour

Meter

Volt

Watt

24

Desain Turbin PLTMH

KEGIATAN BELAJAR3

DASAR DASAR HIDROLOGI

3.1 Tujuan Umum


Memahami dasar-dasar Hidrologi yang diterapkan dalam pekerjaan PLTMH

3.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3


1. Memahami Hidrologi,
2. Memahami Analisa Hidrologi
3.Memahami Siklus Hidrologi
4. Memahami Sejarah Perkembangan Hidrologi
5. Memahami Pengenalan Sistem Sirkulasi Air

3.3 Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran 4 lebih berpusat pada guru. Metoda yang digunakan
antara lain ceramah, Tanya jawab, diskusi dan tes. Kelompok peserta
diorganisasikan secara klasikal.

3.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 3.


3.4.1 Definisi hidrologi.
Ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi,
baik di atas, pada maupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat physik, kimia air
serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungannya kehidupan.
Secara umum dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah
Kuantitas dan Kualitas air di bumi.

3.4.2 Analisa Hidrologi


Sebelum memahami tentang analisa Hidrologi, kita pahami terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan Hidrologi pemeliharaan dan Hidrologi Terapan. Hidrologi
pemeliharaan adalah sesuatu yang menyangkut masalah pemasangan alat-alat ukur
berikut penentuan jaringan stasiun pengamatannya, pengumpulan data hidrologi ,
pengolahan data mentah dan publikasi data.
25

Desain Turbin PLTMH


Hidrologi terapan adalah ilmu yang langsung berhubungan dengan penggunaan
hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni pada kejadian praktis dalam
kehidupan.

Analisa hidrologi adalah suatu kegiatan analisa yang berhubungan dengan air yang
bertujuan

antara lain untuk perencanaan suatu bangunan air, misalnya

perencanaan reservoir untuk mengendalikan banjir dan mengatasi kebutuhan air.


Beberapa step analisa hidrologi antara lain :
-

Memperkirakan jumlah air permukaan yang tersedia

Memperkirakan kehilangan air (akibat penguapan, rembesan dsbnya)

Memperkirakan kebutuhan air (domestik, pertanian, perindustrian)

Memperkirakan banjir rencana

Memperkirakan kapasitas/ volume reservoir dan tinggi M.A (Muka Air)

maksimum dalam reservoir.


-

Setelah itu baru dilanjutkan dengan perencanaan bangunan air yaitu :

Merencanakan bangunan pengendalian banjir

Merencanakan bangunan drainase pada daerah perkotaan atau daerah aliran

Merencanakan /menentukan bentuk, ukuran konstruksi dll.

Latihan Soal :
1. Jelaskan dengan singkat difinisi Hidrologi?
2. Jelaskan dengan singkat tentang Hidrologi Terapan?

Kunci Jawaban :
1. Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah Kuantitas dan Kualitas air di
bumi.
2. Hidrologi terapan adalah ilmu yang langsung berhubungan dengan
penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni pada
kejadian praktis dalam kehidupan

26

Desain Turbin PLTMH


3.4.3

Siklus Hidrologi

Akibat panas yang bersumber dari matahari, maka terjadilah :Evaporasi dan
Transpirasi.Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air terbuka pada
permukaan tanah.Transpirasi adalah penguapan dari permukaan tanaman.
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian
karena beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi (yang
diendapkan/ yang jatuh), bisa dalam bentuk salju, hujan es, hujan, embun.
Sedangkan air hujan yang jatuh kadang kadang tertahan oleh tajuk (ujung ujung
daun),

oleh

daunnya

sendiri

atau

oleh

bangunan

dsbnya

disebut

Intersepsi.Besarnya intersepsi pada tanaman tergantung dari jenis tanaman, tingkat


pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada hujan hujan pertama, kemudian
sekitar 20% pada hujan hujan berkutnya.

Air

hujan

yang

mencapai

tanah,

sebagian

menembus

permukaan

tanah

(berinfiltrasi), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow),
kemudian terkumpul pada saluran yang disebut surface run off.
Dari hasil infiltrasi di atas sebagian mengalir menjadi aliran bawah permukaan
(interflow/ sub surface flow/ through flow), sebagian lagi akan membasahi tanah.
Air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori pori tanah tersebut
disebut air Soil.Apabila kapasitas kebasahan tanah (Soil Moisture) ini terlampaui,
maka kelebihan airnya akan mengalir vertikal (berperkolasi) mencapai air tanah.
Aliran air tanah (ground water flow) akan terjadi sesuai dengan hukum-hukum
fisika.

Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau,
sungai, laut, dan menjadi simpanan air yang disebabkan oleh kubangan/ cekungan
yang biasa disebut depression storage, serta saluran dsbnya, mencari tempat yang
lebih rendah.
Untuk itu secara garis besar pada sistem sirkulasi tersebut dapat dikategorikan
menjadi 2 variabel, yaitu ada yang berperan sebagai variabel input dan ada yang
berperan sebagai variabel output.

27

Desain Turbin PLTMH


Lihat Gambar 1 berikut :

Gambar 3.1
Siklus Hidrologi

Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup kehidupan,
maka untuk melakukan analisa hidrologi diperlukan pula ilmu ilmu pengetahuan
lainnya, antara lain :

Meteorologi, Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena fisik dari


atfosfir. Adapun yang termasuk dalam meteorologi yaitu: tekanan gas,
kelembaban absolut, kelembaban relativ, kelembaban nisbi, kejenuhan titik
pengembunan, titik beku dan temperatur.

Klimatologi,yaitu ilmu yang membahas segala sesuatu yang berhubungan


dengan cuaca, termasuk interpretasi statistik, catatan catatan cuaca jangka
panjang untuk mendapatkan harga rata rata, trend terhadap waktu, gambaran
lokal dari cuaca dengan perhitungan perhitungan radiasi matahari, derajat hari,
angin, hujan, temperatur rata rata bulanan, temperatur rata rata harian,
temperatur maksimum, temperatur minimum dan penguapan.

Geografi, yaitu ilmu yang membahas tentang ciri ciri fisik permukaan bumi.

28

Desain Turbin PLTMH


-

Agronomi, yaitu ilmu yang membahas tentang dunia tumbuh tumbuhan, yang
pengaruhnya besar terhadap distribusi air hasil prespiasi setelah mencapai tanah
dan penguapannya.

Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari komposisi kerak bumi yang berperanan
pada distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam.

Hidrolika, yaitu ilmu (hukum) yang mempelajari tentang gerakan air beraturan
dalam sistem sederhana.

Satistik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik
menjadi informasi yang berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan keputusan
dsbnya.Statistik diperlukan dalam menganalisa data data hidrologi.

Latihan Soal :
Jelaskan dengan singkat tentang Siklus Hidrologi?
Kunci Jawaban :
Yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi adalah suatu sistem dimana karena
adanya panas matahari, maka air permukaan (sungai, laut dsb) menguap..
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian
karena beberapa sebab awan akan berkondensasi sehingga bisa menjadi dalam
bentuk salju, hujan es, hujan, embun.Sedangkan air hujan yang jatuh kadang
kadang tertahan oleh tajuk (ujung ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh
bangunan dsbnya. Air hujan yang mencapai tanah, sebagian menembus permukaan
tanah , sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow),
kemudian terkumpul pada saluran yang disebut surface run off.Dan karena panas
matahari maka terjadi penguapan, dan seterusnya sistem tersbut di atas berulang
yang biasa disebut Siklus Hidrologi.

29

Desain Turbin PLTMH


3.4.4

Sejarah Perkembangan Hidrologi

1. Perkembangan awal (sebelum masehi)


Aplikasi praktis dalam hidrologi telah mulai diterapkan, misalnya dalam
pembuatan :

sumur-sumur jaman purba di Arab

sistim irigasi di Cina

dam/reservoir air terbesar di dunia pada saat itu (+4800 tahun yang lalu di Mesir).

Design Hidrologi dari pekerjaan teknik Hidrolik hanya didasarkan pada pengalaman
dan pengamatan.

2. Perkembangan pada Abad sesudah Masehi


Secara praktis, Ilmu Hidrologi baru dimulai pada abad 16 yaitu :

Leonardo Da Vinci & Bernard Palissy menemukan konsep siklus Hidrologi secara
besar, melalui penyelidikan (hubungan infiltrasi sampai kepada terjadinya mata
air).

Pierre Perrault &Edme Mariotte (1686) mengadakan pengukuran aliran sungai


pertama kali (Pengukuran penampung melintang & kecepatan aliran), kemudian
membandingkannya dengan hujan & evaporasi D,A,S. Sehingga dengan adanya
alat pengukur & pengembangan hidrolika, membuka kemungkinan dilaksanakan
percobaan-percobaan hidrologi.

3. Hidrologi Modern
Perkembangan Hidrologi:
1850 1900 : Pengukuran-pengukuran sesaat dari Debit.
1900 1930 : Perioda penggunaan rumus-rumus empiris (mulai dilakukan
pengumpulan data MA Debit sungai secara sistimatis).
1930 1950 : Periode penggunaan konsep secara rational (teori infiltrasi,
teori unit hydrograph, rumus-rumus semi empiris).
1950 kini

: Periode menggunakan teori-teori (analisa Linear & Non Linear dari

sistim hidrologi, teori UnsteadiFlow dalam air tanah, aplikasi & teori Mass-Transfer
menjadi analisa Evaporasi, study dari dinamika SoilMoisture, pengumpulan dari data

30

Desain Turbin PLTMH


hidrologi yang berkesimnambungan). Penggunaan komputer untuk perhitungan
matematik dan fisika Hidrologi.
Terbaru

: Penggunaan alat-alat modern (sinar Gamma, Sinar Lasser, Super

Sonic & Planet) untuk berbagai tujuan penyelidikan, pengumpulan data dll.

Latihan Soal :
Jelaskan dengan singkat sejarah perkembangan Hidrologi?

Jawaban Soal :
1. Perkembangan awal (sebelum masehi)
Hidrologi telah mulai diterapkan, misalnya dalam pembuatan :
sumur-sumur jaman purba di Arab
sistim irigasi di Cina
dam/reservoir air terbesar di dunia pada saat itu (+4800 tahun yang
lalu di Mesir).
2. Perkembangan pada Abad sesudah Masehi
Secara praktis, Ilmu Hidrologi baru dimulai pada abad 16 yaitu :
Leonardo Da Vinci & Bernard Palissy menemukan konsep siklus Hidrologi
secara besar, melalui penyelidikan (hubungan infiltrasi sampai kepada
terjadinya mata air).
3. Perkembangan Hidrologi:
18501900 :Pengukuran-pengukuran sesaat dari Debit.
19001930 :Perioda penggunaan rumus-rumus empiris (mulai dilakukan
pengumpulan data MA Debit sungai secara sistimatis).
19301950:Periode

penggunaan

konsep

secara

rational

(teori

infiltrasi,teori unit hydrograph, rumus-rumus semi empiris)


1950kini:Periode menggunakan teori-teori.

31

Desain Turbin PLTMH


4.

Kedudukan HidrologiPada Teknik Hidrolik Masa Kini.

Hidrologi

adalah

suatu

alat

pembantu

dalam

hidrolika.Ilmu ini sebanding dengan mekanika terapan

perencanaan

teknik

(applied mechanics) &

mekanika fluida.Tetapi kedudukan/posisi Hidrologi secara keseluruhan berbeda


karena :

Hidrologi penuh dengan kerumitan dan sistimnya maha luas .Makin luas sistim
maka makin berfariasi nilai ukur/parameter physik, sehingga secara praktis tidak
mungkin menerapkan/menaksir nilai-nilai ukur di tiap titik.Misalnya untuk suatu
d.a.s, mempunyai formasi/susunan geologi dan susunan tanah yang berbeda
sehingga sangat sulit memperkirakan lithologi di suatu titik sebarang tanpa
adanya data-data pemboran.

Prinsip-prinsip design suatu stuktur telah ditetapkan, dan nilai-nilai ukur/dimensi


material bangunan telah diketahui dengan pasti karena campuran meterial
bangunan dibuat.Berbeda dengan konsep-konsep dalam disain hidrologi, metode
yang akan dipakai sangat tergantung kepada jenis data yang tersedia.

Faktor keamanan/safety pada desain stuktur dipakai juga pada desain hidrologi
tetapi kadang-kadang tidak terlalu besar, mengingat faktor ekonomisasi.

3.4.5

Pengenalan Sistem Sirkulasi Air

Seperti telah dimaklumi dengan pasti bahwa realitas fisik suatu sistem
hidrologi sesungguhnya sangat komplek untuk menjelaskan dan analisa secara
tepat sebagai mana adanya, maka penyederhanaan tertentu harus dilakukan, agar
dapat ditentukan suatu model (konsep) yang mewakili keadaan sebenarnya.
Derajat penyederhanaannya tergantung pada banyaknya informasi yang dapat
disediakan.
Informasi tentang suatu sistem sirkulasi air didapat dengan :
a. Studi terhadap peta-peta, pustaka, foto udara/landsat yang tersedia mengenai
wilayah tinjau.
b. Menginvestarisir sifat-sifat alam secara langsung di lapangan (survai).
c. Mengolah data dan Memetakan informasi yang telah diperoleh; sehingga
hasilnya lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan untuk berbagai tujuan.
32

Desain Turbin PLTMH

3.4.6

Mengenal macam-macam peta

Peta-peta digunakan untuk :

menentukan gambaran physik dari sistem sirkulasi air di lokasi / daerah.

meyakinkan perencana agar lebih mengenal sistem sirkulasi air di daerah itu
dengan menyajikan/menampilkan/mengolah peta-peta dan gambar secara
jelas,dan detail.

Supaya ketentuan-ketentuan yang akan berlaku pada media pergerakan air


sebagai satu sistem mendekati keadaan di alam sebenarnya.

Contoh peta-peta :

Peta-peta

isoline/peta

kontur

adalah

peta

dengan

garis-garis

yang

menghubungkan titik tempat dengan nilai suatu besaran yang sama.

Peta topografi : peta dengan garis-garis yang menunjukkan ketinggian


permukaan tanah sama

Peta isohyte : peta dengan garis-garis yang menghubungkan tempat dengan


hujan yang sama.

Peta isothermis : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat dengan


suhu sama.

Isobar :

peta dengan garis-garis yang menunjukkan tekanan udara yang

sama

Isopachus :

peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat dengan

ketebalan lapisan tanah yang sama.

Isohyps : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tinggi M.A yang sama.

Peta lokasi pos-pos pengamatan :

Peta pos hujan adalah peta yang akan memberi gambaran tentang distribusi
pos pengamanan hujan. Dari peta ini ditentukan pos pengamanan hujan
mana saja yang datanya dapat mewakili curah hujan sebagai imput dari
sistem sirkulasi air.

33

Desain Turbin PLTMH

Peta pos KlimatologiPeta yang akan memberi gambaran tentang penyebaran


pos-pos yang mencatat sifat iklim di daerah itu dan dari data pos-pos
klimatologi ini dapat dianalisa untuk memperkirakan Evaporasi sebagai autput
dari sistem.

Peta Pos Pengukuran muka air sungai (Automatik water /AWLR atau Staff
Gauge ).
Pos ini dilengkapi dengan alat pengukur tinggi muka air sungai secara
autometik atau manual berikut alat pengukuran debetnya.Dari peta ini,
perencana akan lebih yakin bahwa aliran sungai pada pengukuran pos
tertentu adalah merupakan output /input dari sistem Hidrologi yang sedang
ditinjau.

Peta pos pengukuran muka air tanah (groundwater level Recorder).Pada pos
ini terdapat alat pencatat tinggi muka air tanah automatik.Data tinggi muka air
ini dipakai sebagai pembanding dalam perhitungan air tanah.

3.4.7

Peta-Peta Lain

Peta geologi : adalah peta yang mengklasifikasikan jenis tanah pada suatu
daerah tinjau baiktanah permukaan maupun tanah di bawah permukaan.

Peta ini dipakai dalam menentukan ciri-ciri/sifat-sifat tanah sebagai media


pergerakan air tanah.

Peta tata guna tanah Peta ini dipakai untuk mengindentifisir penggunaan
tanah permukaan. Dari sini perencana dapat memperkirakan bagaimana dan
berapa pengaruh berbagai penggunaan tanah terhadap sistem hidrologi dan
lain sebagainya.

Penentuan batas sistem sirkulasi air (daerah aliran, daerah tangkap).


Dari peta-peta yang ada terutama peta topografi, peta situasi maka dapat
ditentukan sistem sirkulasi air yang hendak diamati. Penentuan kondisi
batas/boundary conditions tergantung kepada:

Gambaran/ kondisi fisik yang sebenarnya

Data pengamatan yang tersedia

Tujuan analisa

Ketelitian yang diharapkan

34

Desain Turbin PLTMH


Sehingga dari sirkulasi hidrologi ini dapat dinyatakan suatu persamaan bahwa
input = output + perubahan simpanan dari sistem tertentu.
Persamaan ini sering dipakai dalam analisa hidrologi dan disebut persamaan
keseimbangan air ( Water balance equation ).
Masing masing elemen dari persamaan ini dapat dihitung berdasarkan :

data pengukuran

pendekatan dengan rumus-rumus ilmu murni ( fisika, matematika dan lain


sebagainya ).

Latihan Soal :
1. Jelaskan dengan singkat kegunaan peta?
2. Sebutkan macam-macam peta?
Jawaban Soal :
1. Peta-peta digunakan untuk :
-

menentukan gambaran physik dari sistem sirkulasi air di lokasi / daerah.

meyakinkan perencana agar lebih mengenal sistem sirkulasi air di daerah


itu dengan menyajikan/menampilkan/mengolah peta-peta dan gambar
secara jelas,dan detail.

2. Macam-macam peta :
Peta topografi
Peta isohyte
Peta isothermis
Peta Isobar
Peta sopachus
Peta Isohyps :

3.4.8 Rangkuman Kegiatan Belajar 3

Definisi/ Pengertian Hidrologi

Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut
masalah Kuantitas dan Kualitas air di bumi

Hidrologi Pemeliharaan :Hidrologi pemeliharaan adalah sesuatu yang


menyangkut masalah pemasangan alat-alat ukur berikut penentuan jaringan
stasiun pengamatannya, pengumpulan data hidrologi

35

Desain Turbin PLTMH

Hidrologi Terapan :Yang dimaksud terapan disini adalah ilmu yang langsung
berhubungan dengan penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmuilmu murni/pure science pada kejadian praktis dalam kehidupan.

Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air terbuka pada permukaan


tanah.

Transpirasi adalah penguapan dari permukaan tanaman.

Intersepsi.yaitu air hujan yang jatuh kadang kadang tertahan oleh tajuk
(ujung ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dsbnya

Surface run off yaitu air hujan yang mencapai tanah, sebagian menembus
permukaan tanah (berinfiltrasi), sebagian lagi menjadi aliran air di atas
permukaan (over land flow), kemudian terkumpul pada saluran.

Air Soil yaitu air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori pori
tanah.

Depression storage yaitu air yang mengalir pada suatu situasi dan kondisi
tertentu akan mencapai danau, sungai, laut, dan menjadi simpanan air yang
disebabkan oleh kubangan/ cekungan.

Sejarah pengembangan hidrologi


-

Pengembangan awal (sebulum masehi)

Pengembangan pada Abad sesudah Masehi

Hidrologi Modern

Kedudukan Hidrologi pada teknik Hidrolik masa kini.

Informasi tentang suatu sistem sirkulasi air didapat dengan


-

Studi terhadap peta-peta, pustaka, foto udara/landsat yang tersedia


mengenai wilayah tinjau.

Menginvestarisir sifat-sifat alam secara langsung di lapangan (survai).

Mengolah data dan Memetakan informasi yang telah diperoleh; sehingga


hasilnya lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan untuk berbagai
tujuan.

Macam macam Peta


-

Peta topografi : peta dengan garis-garis yang menunjukkan ketinggian


permukaan tanah sama.

Peta isohyte : peta dengan garis-garis yang menghubungkan tempat


dengan hujan yang sama.

36

Desain Turbin PLTMH


-

Peta isothermis : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat


dengan suhu sama.

Isobar : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tekanan udara yang


sama.

Isopachus : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat dengan


ketebalan lapisan tanah yang sama.

Isohyps : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tinggi M.A yang


sama.

3.4.9

Tugas Kegiatan Pembelajaran 3


Jawablah Pertanyaan Atau Tugas-Tugas Di Bawah Ini:

1. Jelaskan secara singkat apa yang anda ketahui tentang hidrologi?


2. Jelaskan

secara

singkat

apa

yang

dimaksud

dengan

Hidrologi

Pemeliharaan?
3. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan Hidrologi terapan?
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan Intersepsi?
5. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan Transpirasi?
6. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan Evaporasi?
7. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan hidrologi ?
8. Jelaskan secara singkat tentang dari mana sistem sirkulasi air didapat?
9. Jelaskan secara singkat tentang Isopachus?
10. Jelaskan secara singkat tentang Peta topografi?
11. Jelaskan secara singkat tentang Peta isohyte?
12. Jelaskan secara singkat tentang Peta isothermis?
13. Jelaskan secara singkat tentang Isobar?
14. Jelaskan secara singkat tentang Isohyps?
15. Jelaskan secara singkat tentang air Soil?

37

Desain Turbin PLTMH


3.4.10 KUNCI JAWABAN TUGAS KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut
masalah Kuantitas dan Kualitas air di bumi.
2. Hidrologi

pemeliharaan

pemasangan

alat-alat

adalah
ukur

sesuatu
berikut

yang

menyangkut

penentuan

jaringan

masalah
stasiun

pengamatannya, pengumpulan data hidrologi


3. Yang dimaksud terapan disini adalah ilmu yang langsung berhubungan
dengan

penggunaan

hukum-hukum

yang

berlaku

menurut

ilmu-ilmu

murni/pure science pada kejadian praktis dalam kehidupan.


4. Intersepsi adalah air hujan yang jatuh kadang kadang tertahan oleh tajuk
(ujung ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dsbnya
5. Yang

dimaksud

dengan

Transpirasi

adalah

adalah

penguapan

dari

permukaan tanaman
6. Yang dimaksud dengan Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air
terbuka pada permukaan tanah.
7. .Sejarah pengembangan hidrologi
A. Pengembangan awal (sebulum masehi)
B. Pengembangan pada Abad sesudah Masahi
C. Hidrologi Modern

8. Informasi tentang suatu sistem sirkulasi air didapat dengan

Studi terhadap peta-peta, pustaka, foto udara/landsat yang tersedia


mengenai wilayah tinjau.

Menginvestarisir sifat-sifat alam secara langsung di lapangan (survai).

Mengolah data dan Memetakan informasi yang telah diperoleh; sehingga


hasilnya lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan untuk berbagai
tujuan.

9. Isopachus :

peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat dengan

ketebalan lapisan tanah yang sama.


10. Peta topografi : peta dengan garis-garis yang menunjukkan ketinggian
permukaan tanah sama

38

Desain Turbin PLTMH


11. Peta isohyte : peta dengan garis-garis yang menghubungkan tempat dengan
hujan yang sama.
12. Peta isothermis : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat dengan
suhu sama.
13. Isobar :

peta dengan garis-garis yang menunjukkan tekanan udara yang

sama.
14. Isohyps : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tinggi M.A yang sama.
15. Air Soil.adalah air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori
pori tanah

39

Desain Turbin PLTMH

KEGIATAN BELAJAR 4

BEDA TINGGI
SATUAN UKURAN DAN BEDA TINGGI

4.1 Tujuan Umum


Memahami dasar-dasar Pengukuran Beda Tinggi yang diterapkan dalam
pekerjaan PLTMH

4.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4


1. Memahami satuan panjang, luas, sudut dan skala
2. Memahami beda tinggi antara titik-titik dengan metode barometris
3.Memahami beda tinggi antara titik-titik dengan metode trigoniometris
4. Memahami beda tinggi antara titik-titik dengan metode sipat datar

4.3 Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran 4 lebih berpusat pada guru. Metoda yang digunakan
antara lain ceramah, Tanya jawab, diskusi dan tes. Kelompok peserta
diorganisasikan secara klasikal, pemberian tugas praktek secara kelompok
dengan pembuatan laporan.
4.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 4
4.4.1 Satuan
Satuan ukuran panjang.
Satuan ukuran panjang yang sering digunakan dalam ilmu ukur tanah
adalah:
1 km (kilometer)

= 1000 m

1 hm (hectometer)

= 100 m

1 dam (dekameter)

= 10 m

1 dm (desimeter)

= 0,1 m

1 cm (centimeter)

= 0,01 m

1 mm (milimeter)

= 0,001 m

1 (mu)

= 0,0001 mm = 0,000001 m

1 Yard (Inggris)

= 3 feet = 0,914 m

40

Desain Turbin PLTMH


Satuan ukuran Luas
Satuan ukuran luas yang digunakan untuk ukur tanah adalah :
1 ha (hectare)

= 10.000

m2 =

1 hm2 (kwadrat)

1 a (are)

= 100

m2 =

1 dam2

1 ca (centiare)

= 1

m2

1 km2 (kwadrat)

= 1.000.000

m2

1 hm2

= 10.000

m2

1 dam2

= 100

m2

1 dm2

= 0,001

m2

1 cm2

= 0,00001

m2

1 bau

= 500 tumbak =

7096 m2

1 tumbak/ubin/bata

= 14 m2

Ukuran Sudut
Untuk menyatakan besaran sudut, dasarnya adalah lingkaran yang dibagi
menjadi empat bagian, yang disebut kwadran.
Untuk selanjutnya kita mengenal 3 cara untuk menentukan besarannya sudut.

a. Cara seksagesimal, yaitu dengan membagi lingkaran dalam 360 bagian


yang dinamakan derajat, menulisnya 3600. Dengan demikian satu
kwadran = 360o : 4 = 90o. Satu derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian, yang
disebut menit, menulisnya 60. Satu menit dibagi lagi menjadi 60 bagian
yang disebut sekon, menulisnya 60.
Jadi 10 = 60
1 = 60
b. Cara Centisimal
Yaitu dengan membagi lingkaran dalam 400 bagian yang dinamakan
grade, menulisnya 400g.
Satu grade dibagi menjadi 100 bagian, yang dinamakan centrigrade,
menulisnya 100c.
Satu centrigrade dibagi lagi menjadi 100 bagian yang disebut centicentrigrade, menulisnya 100cc.
Jadi 1g = 100c
1c = 100cc
41

Desain Turbin PLTMH

c. Cara Radial

Sudut pusat didalam lingkaran yang mempunyai busur yang sama dengan
jari-jari lingkaran sebesar satu radial.
Kita tahu bahwa keliling lingkaran 2 r
Satu lingkaran mempunyai sudut sebesar

2r
= 2 radial
r

Hubungan dari ketiga cara tersebut di atas adalah :


3600 = 400g = 2 radial
Satu radial disingkat dengan (zeta)

Hubungan antara radial dengan seksagesimal

3600 360 x60 360 x60 x60

2
2
2

3600
3600

570 ,295779
2
6,283185308

360 x60
21600

343774677
2
6,283185308

360 x60 x60


1296000

206264,8062
2
6,283185308

Keterangan : 2 = 6,283185308 dihitung dengan mesin hitung (kalkulator).


Hubungan antara radial dengan sentisimal

400 g
400 g

63g ,66197722
2
6,283185308

400 x100c
40000c

6366c ,197722
2
6,283185308

400 x100 x100cc


4000000cc

636619cc ,7722
2
6,283185308

42

Desain Turbin PLTMH


Hubungan antara seksagesimal dengan sentisimal

10

400
1g ,11111111
360

1g

400 x100c
111c ,11111111
360

10

400 x100 x100cc


11111cc ,11111111
360

400 x100c 40000c

1c ,8518511851
360 x60
21600

400 x100 x100cc 4000000c

3cc ,08641975
360 x60 x60
12960000

1g

3600
0,90
400

1g

360 x60
54
400

1g

36 x60 x60
3240
400

1c

360 x60
0,54
400 x100

1cc

360 x60 x60


0,324
400 x100 x100

Setelah anda mempelajari ketiga cara untuk menyatakan besaran sudut


dan hubungan ketiga cara tersebut, marilah kita coba merubah besaran
sudut yang telah diketahui pada cara seksagesimal ke cara sentisimal
atau radial dan sebaliknya.

Perhatikan contoh di bawah ini :


Contoh I :
Diketahui sudut = 1270 28 12
Besaran sudut akan dirubah secara sentisimal.
Penyelesaian : 1270 = 127 x 1g,11111111 = 141g,11111111
28

= 28 x 1c,8518511851 = 0,51851

12

= 12 x 3cc,0841975

= 0,00370370370
141g,63333
43

Desain Turbin PLTMH

Dapat pula dihitung secara langsung sebagai berikut :


1270 28 12 =

1270 2812
x 400g = 141g,63333
3600

Sekarang kita rubah besaran sudut tersebut secara radial


1270 =

2
360

28

2
x 28
360 x60

= 0,008 144 869 rad

12

2
360 x60 x60

= 0,000 058 177 rad

x 127

= 2,216 586 15 rad

2,224 771 197 rad


Dapat pula dihitung secara langsung sebagai berikut :
1270 28 12 =

1270 2812
x 2 rad = 2,224 771 195 rad
3600

Contoh II :
Diketahui = 3,779 350 506 rad
Besaran sudut itu akan rubah ke cara seksagesimal
Penyelesaian :
3,779350506 rad =

3,779350506
x 3600 = 2160 32 27
2

Sekarang kita ubah besaran sudut tersebut ke cara sentisimal


3,779350506 rad =

3,779350506
x 400g = 240g 60c 09cc 258
2

Contoh III :
Diketahui 316g 13c 24cc
Besaran tersebut akan kita ubah ke cara seksagesimal

316 g13c 24cc


316 13 24 =
x 3600 = 2840 31 8,98
g
400
g

cc

Sekarang kita ubah besaran sudut tersebut ke cara radial


316g 13c 24cc =

316 g13c 24cc


x 2 rad = 4,965796127 rad
400 g

44

Desain Turbin PLTMH

Skala.
Skala peta dapat dinyatakan secara umum sebagai :
Perbandingan antara suatu jarak di atas peta dengan jarak yang sama di
atas permukaan bumi atau lapangan.
Cara menyatakan skala
Ada tiga cara untuk menyatakan skala peta :

1).

Skala numeris atau skala peta :


Yaitu yang menyatakan perbandingan antara jarak di atas peta dengan
jarak yang bersangkutan di lapangan atau di atas bumi.
Contoh : 1 : 25.000 atau

2).

1
25.000

Skala cm per km
Yang menyatakan 1 cm di peta sama dengan beberapa km di atas
bumi atau lapangan.
Contoh : 1 cm per 5 km

3).

Skala garis (skala grafis)


Yang menunjukkan ukuran km suatu garis dengan pembagian interval
sama.
Contoh :
Bagian kiri garis skala itu dibagi lagi dalam 10 bagian untuk mendapat
sepersepuluh. Skala-skala ini ditulis atau digambar dibagian bawah
dari peta-peta yang bersangkutan, untuk memberi tanda besarnya
skala peta tersebut.
Cara menggambar dengan skala
Contoh :
Jarak

pengukuran

lurus

antara

dua buah titik = 46,5 km skala

gambar = 1 : 50.000.
Jarak dua titik dalam kertas gambar =

46,5km
= 93 cm
50.000

45

Desain Turbin PLTMH


4.4.2 Penentuan Beda Tinggi Metode Barometris.
Metode penentuan beda tinggi dengan cara barometris adalah semua cara
penentuan beda tinggi yang berdasarkan terhadap tekanan udara seperti :
penentuan beda tinggi dengan cara slang plastik, altimeter, pressure
gauge, waterpas tangan, dan tabung gelas.
Metode ini sangat tidak teliti dibanding dengan metode trigoniometris dan
sipat datar, karena pengukurannya berdasarkan tekanan udara. Sedang
tekanan udara disetiap tempat tidak sama.

4.4.2.1 Penentuan Beda Tinggi Dengan Cara Slang Plastik.


Alat ukur beda tinggi yang paling sederhana, murah dan mudah
didapat adalah slang plastik.
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan
alat ini :

Didalam slang tidak boleh ada gelembung udara.

Tidak boleh ada kebocoran.

Slang jangan sampai terpuntir atau terlipat.

Tidak boleh ada kotoran yang menyumbat didalam slang.

Cara pengukuran beda tinggi dengan slang plastik.

Gambar 4.1
Untuk mengukur beda tinggi antara dua titik dengan slang plastik dapat
dilakukan sebagai berikut :

46

Desain Turbin PLTMH


Pengukuran beda tinggi dengan slang plastik

Pekerjaan ini dapat dilakukan oleh dua orang

Siapkan slang plastik diameter 10 mm dengan panjang secukupnya


(antara 25 m sampai 100 m), kemudian di isi dengan air yang bersih.

Pasang tongkat ukur atau rambu ukur pada kedua titik A dan B yang
akan di ukur beda tingginya, kemudian tempelkan ujung-ujung plastik
pada kedua tongkat atau rambu di A dan di B.

Pastikan bahwa tongkat atau rambu dalam keadaan tegak lurus dan
slang bebas dari gelembung atau terpuntir.

Setelah kedua permukaan dalam keadaan tenang, kemudian baca dan


catat hasil bacaannya. Atau dapat dengan cara mengukur tinggi
permukaan air sampai ke titik A maupun titik B.

Jika hasil bacaan di titik A adalah h1 dan bacaan di titik b h2, maka
beda tinggi titik A dan B adalah :
h = h1 h2

4.4.2.2

Penentuan Beda Tinggi Dengan Cara Altimeter.

Penentuan beda tinggi dengan cara altimeter sangat dipengaruhi oleh


perubahan cuaca, sehingga hasil pengukuran beda tinggi yang
diperoleh kurang teliti, dimana akurasi berkisar antara 5m sampai 20m
yang

berarti

bahwa

altimeter

hanya

dapat

digunakan

untuk

memperkirakan beda tinggi kotor di lokasi PLTMH.


Untuk menggunakan altimeter sebagai alat orientasi di lapangan, maka
altimeter harus terlebih dahulu disesuaikan dengan ketinggian
sebenarnya . Hal ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan altimeter
dengan ketinggian titik benchmark yang ada dilapangan.
Langkah kerja :

Baca altimeter pada titik awal (titik 1).

Pindahkan altimeter pada titik yang lain (titik 2) kemudian baca.

Lakukan pembacaan kembali di titik awal dan bandingkan


dengan pembacaan awal.

Hitung beda tinggi dengan mengurangai pembacaan altimeter di


titik 2 dan di titik 1.

47

Desain Turbin PLTMH

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Ulangi langkahlangkah diatas untuk mendapatkan nilai rata-rata beda tinggi.

4.4.2.3

Penentuan Beda Tinggi Dengan Cara Pressure Gauge.

Alat ini dihubungkan slang plastik sehingga cara bekerjanyapun hampir


sama dengan pengukuran beda tinggi menggunakan slang plastik.
Oleh karena itu persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi juga
sama dengan persyaratan pada pengukuran beda tinggi cara slang
plastik Yakni :

Didalam slang tidak boleh ada gelembung udara.

Tidak boleh ada kebocoran.

Slang jangan sampai terpuntir atau terlipat.

Tidak boleh ada kotoran yang menyumbat didalam slang.

Gambar 4.2.
Langkah kerja :
Masukkan slang pada nevelnya dan kunci dengan klem yang telah
disediakan.
Pastikan valve-2 dalam posisi tertutup sedang valve-1 dan valve-3
dalam posisi terbuka sebelum slang diisi dengan air.
Isi slang dengan air dengan menggunakan jeregen.(pressure gauge
diletakkan pada titik awal/titik 1 dan ujung slang yang lain diletakkan
di titik 2)

48

Desain Turbin PLTMH


Jika semua persyaratan diatas sudah terpenuhi (tidak ada
gelembung udara dalam slang, slang tidak bocor dan terpuntir )
maka maka bukalah valve-2, sehingga jarum pada pressure gauge
akan berputar.
Baca/catat

bacaan pada pressure gauge yang merupakan beda

tinggi antara kedua titik tersebut.

4.4.2.4

Penentuan Beda Tinggi Dengan Cara Waterpas Tangan.

Alat sipat datar tangan ini terbuat dari logam yang berbentuk kotak
panjang. Pada ujungnya dipasang kawat mendatar tepat pada
sumbunya sebagai benang-benang untuk pembacaan. Pada ujung
yang lain ada lobang untuk membidik pada sasaran atau target.
Dibagian atas alat ini dipasangkan nivo tabung yang gelembungnya
dapat dilihat dari lobang pembidik melalui pantulan cermin yang berada
di dalam kotaknya.

Gambar 4.3
Alat sipat datar tangan (hand level)
Kegunaan dari alat ini untuk membuat bidang datar dengan
membidikkan secara langsung dengan tangan kepada sasaran atau
obyek. Untuk mengukur beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan
sebagai berikut:

Gambar 4.4

Pengukuran ini dapat dilakukan oleh dua orang

49

Desain Turbin PLTMH

Pasang tongkat ukur pada titik B tegak lurus

Pasang tongkat ukur di titik A tegak lurus

Tempelkan alat hand level pada tongkat ukur di titik A dengan cara di
pegangi dengan tangan.

Bidik sasaran tongkat ukur di B, sambil mendatarkan hand level


sehingga gelembung nivo yang terlihat melalui cermin di dalam kotak,
tepat ditengah-tengah kawat mendatar.

Ukur tinggi bidikan tongkat di B dan tinggi alat hand level di A.

Jika tinggi alat di atas titik A adalah h1 dan tinggi bidikan di atas titik B
adalah h2, maka beda tinggi antara titik A dan titik B adalah :h = h1
h2

Cara pengukuran dengan hand level ini hasilnya adalah kasar. Jarak yang
di ukur terbatas, tergantung dari ketajaman mata di pengukur.

4.4.2.5

Penentuan Beda Tinggi Dengan Cara Tabung Gelas.

Alat ukur ini sangat sederhana sekali terdiri dari dua tabung gelas yang
dihubungkan dengan pipa logam yang diletakkan di atas kaki tiga (statif).
Tabung gelas dan pipa logam diisi dengan zat cair yang berwarna.
Pengisian zat cair pada tabung gelas jangan terlalu penuh sehingga dapat
dilihat permukaan zat cair pada kedua tabung gelas tersebut.

Gambar 4.5
Alat sipat datar tabung gelas pada saat sekarang ini sudah jarang
digunakan karena disamping ketelitian membidik sangat terbatas, juga
penggunaan alat ini harus ekstra hati-hati karena tabung gelasnya mudah
pecah. Cara penggunaan alat ini adalah sebagai berikut .

50

Desain Turbin PLTMH

Gambar 4.6
Tempatkan sipat datar tabung gelas yang sudah diisi dengan air
berwarna di antara dua titik A dan B yang akan di ukur beda tingginya.
Pasang patok pada titik A dan tempatkan tongkat ukur atau rambu ukur
di atas patok A tegak lurus.
Bidik tongkat ukur atau rambu ukur di A melalui kedua permukaan zat
cair pada tabung gelas dan catat bacaan belakang.
Pasang patok pada titik B dan tempatkan tongkat ukur atau rambu ukur
di atas patok B tegak lurus.
Bidik tongkat ukur atau rambu di B melalui kedua permukaan zat cair
pada tabung gelas dan catat bacaannya sebagai hasil bacaan muka.
Misalkan bacaan rambu belakang sama dengan b dan bacaan rambu
muka adalah m, maka beda tinggi antara A dan B adalah :
h = b m

Jika ketinggian titik A telah diketahui, maka tinggi titik B dapat dihitung,
yaitu :
TB = TA + h

4.4.3 Penentuan Beda Tinggi Metode Trigoniometris.


Metode penentuan beda tinggi dengan metode trigoniometris adalah
semua cara penentuan beda tinggi yang berdasarkan terhadap rumusrumus segitiga seperti : clinometer dan theodolit.
Metode ini lebih teliti dibandingkan metode barometris, dan lebih praktis
digunakan

untuk

daerah

yang

terjal

seperti

pada

lokasi

suatu

pembangunan micro hydro power.

51

Desain Turbin PLTMH


4.4.3.1 Penentuan beda tinggi dengan clinometer.

Gambar 4.7
Oleh karena alat ini termasuk alat-alat ukur yang sederhana maka
penggunaannyapun juga terbatas disebabkan jarak bidiknya yang terbatas.
Untuk penentuan beda tinggi yang jaraknya jauh maka pengukurannya
dilakukan dengan membagi beberapa seksi.
Pada metode ini yang diukur adalah jarak dan sudut, sedangkan tinggi alat
diusahakan sama dengan tinggi target.

Langkah kerja :

Tancapkan yalon I lengkap dengan clinometer pada titik A (seperti

gambar).

Ukur tinggi clinometer misalnya h.

Letakkan yalon II diatas titik B dengan posisi tegak dan ukur tinggi h

dan tandai.

Orang pertama membidik dengan menggunakan clinometer di titik A

kearah yalon titik B yang diberi tanda.(gelembung nivo didalam clinometer


sisetel sehingga berada ditengah-tengah).

Orang ke tiga membaca sudut kemiringan pada clinometer.

Ukur jarak miring dari A ke B misalnya d.

Maka jarak datar A B = d . cos


Dan beda tinggi A B = h = d . sin

52

Desain Turbin PLTMH

4.4.4

Penentuan Beda Tinggi Dengan Theodolite.

Penentuan beda tinggi dengan menggunakan theodolit lebih praktis serta


jarak jangkauannya lebih jauh. Oleh karena itu orang lebih banyak
menggunakan cara ini.
Prinsip dasar penentuan beda tinggi dengan cara ini sama dengan prinsip
dasar penentuan beda tinggi menggunakan clinometer yakni hanya
mengukur sudut dan jarak.

Gambar 4.8
Dari gambar diatas diperoleh :
TA + Ddtr . Sin m = H + BT
HA-B = (TA BT) + Ddtr . Sin m
Dan jarak datar A B = (BA BB) . 100 . cos m.
Langkah kerja :

Tempatkan theodolit diatas statip pada titik awal A dan stel sehingga

siap untuk digunakan.

Tempatkan rambu secara tegak pada titik B.

Ukur tinggi alat theodolit ( h).

Bidik rambu di titik B dan baca benang atas BA, benang tengah BT dan

benang bawah BB.

Baca sudut vertical theodolit misalnya m.

53

Desain Turbin PLTMH


4.4.5 Penentuan Beda Tinggi Metode Sipat Datar.

Jenis Instrumen Sipat Datar Optik

Cara penentuan tinggi titik ataupun beda tinggi, yang paling teliti adalah
dengan alat sipat datar optik. Ada beberapa jenis instrumen sipat datar yang
sering dipergunakan untuk pengukuran, diantaranya adalah sebagai berikut :

- Instrumen Sipat Datar Jenis Y (wye)

Instrumen sipat datar jenis Y ini terdiri sebuah teropong yang didukung oleh
penyangga yang berbentuk huruf Y. Teropong ini dapat diangkat dari
penopangnya dan diputar ujungnya dengan melepas pasak pengancing
bagian atas penopang teropong. Karena instrumen ini banyak bagian yang
dapat disetel pada waktu pengukuran, maka konstruksinya dibuat agar
mudah penyetelannya pada saat pengukuran. Akibat seringnya disetel-setel,
maka kemungkinan aus adalah besar. Sehingga alat ini sekarang sudah tidak
digunakan lagi.

- Instrumen Sipat Datar Semua Tetap (Dumpy Levels)


Instrumen sipat datar Dumpy level ini hampir sama dengan instrumen sipat
datar Y. Hanya saja bagian yang dapat digerakkan telah dipasang mati dari
pabriknya, sehingga sumbu ke II telah tegak lurus dengan sumbu ke I.
Secara mekanis instrumen ini sangat stabil, sehingga ada yang menyebutkan
tipe kasar. Bagian-bagian dari instrumen Dumpy level ini adalah sebagai
berikut .

Gambar 4.9Instrumen sipat datar Dumpy level

54

Desain Turbin PLTMH

Instrumen Sipat Datar Semua Tetap Dengan Pengungkit (Tilting Levels).

Instrumen sipat datar tilting levels ini adalah satu jenis alat sipat datar yang
banyak dipergunakan dalam dunia pengukuran dan cocok untuk hampir
semua pekerjaan pengukuran sipat datar. Instrumen tilting level ini berbeda
dengan Dumpy level karena sumbu ke I dan sumbu ke II tidak dipasang mati,
Melainkan dapat diatur. Teropongnya dapat diungki sedikit dengan sekrup
pengungkit. Oleh karena itu jenis ini juga sering disebut tipe jungkit. Dengan
adanya teropong dapat diungkit sedikit dari sendinya, maka apabila sumbu
ke I penyetelannya kurang vertikal sedikit, sumbu ke II dapat didatarkan
dengan sekrup pengungkit. Bagian-bagian dari instrumen sipat datar tilting
level ini adalah sebagai berikut .

Gambar 4.10
Instrumen Sipat Datar Otomatik

Instrumen sipat datar otomatic ini mempunyai prisma kompensator yang


terdapat di dalam teropong. Dengan adanya prisma kompensasator ini maka
jika kedudukan teropong kurang datar sedikit, garis bidik akan dapat
mendatar dengan sendirinya.

Gambar 4.11
Prisma kompensator

55

Desain Turbin PLTMH


Prisma kompensator yang digantung ini berfungsi untuk membuat garis bidik
tetap mendatar walaupun teropong kurang mendatar sedikit. Jadi berbeda
dengan tilting level maupun Dumpy level yang menggunakan pertolongan
nivo tabung untuk membuat garis bidik mendatar. Pada otomatic level ini
hanya mempunyai satu nivo yaitu nivo kotak yang berfungsi untuk membuat
sumbu ke satu vertikal.

Gambar 4.12
Instrumen Sipat Datar Otomatic

4.4.5.1 Syarat Instrumen Sipat Datar.

Instrumen sipat datar atau pesawat sipat datar sebelum digunakan untuk
mengukur perlu diadakan pengecekan dan penyetelan untuk mengetahui
kebenaran dari alat tersebut. Alat sipat datar yang rusak atau tidak memenuhi
persyaratan, jika digunakan untuk mengukur akan menyebabkan hasil
ukurannya tidak benar atau kurang teliti. Adapun persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pesawat sipat datar adalah :
Syarat Utama : Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
Syarat Kedua : Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu ke satu.
Syarat Ketiga :Garis mendatar benang silang harus tegak lurus pada
sumbu kesatu.
Sebelum pesawat sipat datar digunakan untuk mengukur,

maka ketiga

syarat tersebut di atas harus dipenuhi.

56

Desain Turbin PLTMH


4.4.5.2 Perlengkapan Instrumen/Pesawat Sipat Datar

Untuk dapat mengukur beda tinggi dengan pesawat sipat datar, perlu adanya
perlengkapan lain, yaitu rambu ukur atau bak pembacaan.

Rambu ukur merupakan bagian yang sangat penting dalam pengukuran


beda tinggi, sebab teliti atau tidaknya hasil pengukuran salah satunya
ditentukan oleh rambu ukur/bak pembacaan. Pada umumnya rambu ukur
mempunyai panjang 3 m, 4 m, atau 5 m. Bahannya terbuat dari kayu atau
logam alumunium dan mempunyai pembagian skala feet dan desimal, atau
meter dan desimal. Mengenai model, pola, warna dan pembagian skala pada
rambut ukur ada bermacam-macam menurut kota atau negara bagian yang
mengeluarkannya .

Gambar 4.13
Macam-macam rambu ukur

4.4.5.3 Pembacaan Benang Diafragma Pada Rambu Ukur

Walaupun bentuk dari benang diafragma pada pesawat sipat datar


bermacam-macam tetapi pada umumnya terdiri dari tiga benang yaitu :
benang atas, benang tengah dan benang bawah. Untuk benang tengah
dari pabrik dibuat sedemikian rupa sehingga letaknya ditengah-tengah
antara benang atas dan benang bawah. Pembacaan benang tengah inilah
yang dipakai untuk menentukan beda tinggi. Jadi pembacaannya harus
benar-benar teliti. Sedang benang atas dan benang bawah diperlukan
untuk mengontrol bacaan benang tengah.
57

Desain Turbin PLTMH


Misal, bacaan benang atas = BA
bacaan benang tengah

= BT

bacaan benang bawah

= BB

Pada pembacaan akan benar jika terpenuhi persamaan sebagai berikut :


BA BT = BT BB atau
2 BT = (BA + BB).

Gambar 4.14
Dengan menyetel sekrup okuler dan sekrup pada rambu ukur, maka dari
teropong benang silang dan rambu akan terlihat jelas seperti gambar di
atas.
Pembacaannya adalah sebagai berikut :
Bacaan benang tengah BT = 1,275 m
Bacaan benang atas BA = 1,315 m
Bacaan benang bawah BB = 1,235 m
Dari hasil bacaan di atas, jika dikontrol rumus persamaan adalah :
BA BT = BT BB
1,315 1,275 = 1,275 1,275
0,04 = 0,04
2 BT = (BA = BB)
2 x 1,275 = (1,315 + 1,235)
2,55 = 2,55
Jika jarak rambu ke pesawat tidak terlalu jauh, maka pembacaan dapat
dikatakan cukup baik bila tercapai :
2 BT (BB + BA) 2 mm
58

Desain Turbin PLTMH


Disamping untuk kontrol bacaan, fungsi lain dari benang atas dan benang
bawah dapat dipakai untuk menghitung jarak rambu ke pesawat secara
optis :
D = 100 (BA BB).

4.4.5.4 Prosedur Pengukuran Sipat Datar Optik

Di depan telah diuraikan tentang cara pengukuran beda tinggi antara dua
titik dengan alat ukur sederhana. Di sini akan kita uraikan bagaimana cara
pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat ukur optis/pesawat
sipat datar.

Pengukuran Beda Tinggi Antara Dua Titik Dilapangan


Prinsip penentuan beda tinggi dilapangan adalah sebagai berikut.
Ketinggian permukaan air sering juga disebut bidang nivo. Permukaan
bidang nivo ini sebenarnya adalah melengkung, tetapi titik yang ada
dipermukaan air mempunyai ketinggian yang sama sehingga bidang ini
disebut bidang nivo. Cara membuat pertolongan bidang datar atau bidang
nivo, dengan menggunakan hukum gaya berat. Akibat dari pengaruh gaya
berat ini maka permukaan air menjadi datar, sehingga alat-alat penyipat
datar dikontruksi dengan berpedoman pada sifat gaya berat. Arah gaya
berat ini dinamakan arah vertikal dan bidang yang tegak lurus arah gaya
berat dinamakan bidang horizontal.

Gambar 4.15
Perbedaan tinggi antara titik P dan Q adalah perbedaan tinggi antara
bidang horisontal yang melalui titik P dan bidang horizontal yang melalui
titik Q.

59

Desain Turbin PLTMH


Jika jarak titik P terhadap garis mendatar/garis bidik adalah h 1 = 0,755
m.,Maka :
Beda tinggi titik P dan Q adalah t = h 2 h1= 1,675 m 0,755 m = 0,920
m.

Dengan menggunakan prinsip tersebut di atas, maka untuk mengukur


beda tinggi antara dua titik dilapangan dengan menggunakan pesawat
sipat datar adalah sebagai berikut.

Gambar 4.16
Pekerjaan ini paling sedikit dilakukan oleh dua orang yaitu seorang juru
ukur dan seorang pembantu juru ukur sebagai pemegang rambu.
o Pasang patok pada titik P dan Q yang akan di ukur beda tingginya.
o Dirikan kaki pesawat ditengah-tengah antara P dan Q
o Pasang pesawat di atas kakinya dan disetel
o Pasang rambu ukur di atas patok titik P tegak lurus/arah gaya berat.
o Arahkan pesawat pada rambu di titik P sebagai rambu belakang
kemudian baca benang tengah, benang atas dan benang bawah dan
catat hasilnya pada daftar ukur.
o Pasang/pindahkan rambu ukur di atas titik Q tegak lurus
o Putar pesawat searah jarum jam ke rambu muka titik Q kemudian baca
benang tengah, benang atas dan benang bawah dan catat hasilnya
pada daftar ukur.
Disini yang dipakai sebagai perhitungan beda tinggi hanyalah bacaan
benang tengah saja, untuk bacaan benang atas dan benang bawah
hanya dipakai untuk kontrol bacaan benang tengah dan menghitung jarak
antara titik P dan titik Q.
60

Desain Turbin PLTMH


Misal dari sket gambar di atas bacaan benang tengah rambu belakang
pada titik P adalah 2,235 m dan bacaan benang rambu belakang
dikurangi dengan bacaan tengah rambu muka.
Jadi : t = 2,235 m 1,215 m = + 1,02 m
Dengan kata lain permukaan tanah dari titik P ke titik Q naik setinggi
1,020 m.

Pada contoh di atas jika misalkan tinggi titik P dari permukaan air laut
rata-rata/datum diketahui = + 500.000 m, maka tinggi titik Q dapat
dihitung.
Karena titik Q kedudukannya naik setinggi 1,020 m dari titik P, sedang titik
P mempunyai ketinggian + 500.000 m, maka tinggi titik Q adalah :
500.000 m + 1,020 m = 501,020 m.
Cara menghitung dengan menggunakan tabel pengukuran adalah
sebagai berikut :
Contoh
No.

Bacaan Rambu

Titik

Belakang

2,235

Jarak

Muka

Beda Tinggi
Naik

Turun

1,020
1,215

Tinggi
Titik
500,00
501,020

4.4.6 Rangkuman 4

Kegiatan belajar 4 membahas tentang :


4.4.6.1 Satuan ukuran panjang, luas dan sudut.
4.4.6.2 Penentuan beda tinggi metode barometris.
a. Penentuan beda tinggi cara slang plastik.
b. Penentuan beda tinggi cara altimeter.
c. Penentuan beda tinggi cara pressure gauge.
d. Penentuan beda tinggi cara waterpas tangan.
e. Penentuan beda tinggi cara tabung gelas.

61

Desain Turbin PLTMH


4.4.6.3 Penentuan beda tinggi metode trigoniometris.
a Penentuan beda tinggi cara clinometer.
b. Penentuan beda tinggi cara theodolit.
4.4.6.4 Penentuan beda tinggi metode sipat datar.
a. Jenis instrumen sipat datar.
b. Syarat instrument sipat datar.
c. Perlengkapan instrument sipat datar.
d. Pembacaan benang diafragma pada rambu.
e. Prosedur pengukuran sipat datar.

4.4.7 Tugas Kegiatan Pembelajaran 4


1. Ubahlah besaran sudut di bawah ini ke cara sentisimal cocokkanlah jawaban
Anda dengan kunci jawaban di bawahnya.
1240 27 21 =
160 24 42 =
1720 24 42 =
760 34 28 =
2420 14 13 =
2. Sekarang ubahlah besaran sudut di bawah ini ke cara seksagesimal
144g 26c 16cc =
137g 48c 81cc =
67g 12c 48cc =
174g 51c 95cc =
225g 63c 38cc =
3. Sebut metode-metode penentuan tinggi yang Anda ketahui ?
4. Dari hasil pengukuran sipat datar tabung gelas di dapat bacaan rambu:
(A) belakang

= 1,236 m

(B) muka

= 1,842 m

Jika ketinggian titik A diketahui = + 638,297 m dari permukaan air laut rata-rata,
berapa ketinggian titi B.
5. Bagaimana cara memeriksa alat ukur waterpas tangan (spirit level) sebelum
digunakan ?
6. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan alat sipat datar
slang plastik.
62

Desain Turbin PLTMH


7. Dalam menggunakan alat sipat datar tangan (hand level), bagaimana cara
mendatarkan alat tersebut ?
8. Sebutkan jenis-jenis Instrumen sipat datar yang Anda ketahui
9. Sebutkan syarat-syarat pesawat sipat datar
10. Sebutkan bagian-bagian dan fungsinya dari instrumen sipat datar Otomatic.
11. Sebutkan fungsi benang silang/benang diafragma pada pesawat sipat datar.
12. Pada pengukuran sipat datar keliling atau sipat datar dengan jalur tertutup,
maka pengukuran akan benar jika beda tinggi yang sebenarnya yaitu t = 0.
Tetapi di dalam praktek hal ini jarang terjadi, kecuali secara kebetulan.
Bagaimana caranya supaya beda tingginya t = 0

63

Desain Turbin PLTMH


UMPAN BALIK
SOAL-SOAL KEGIATAN BELAJAR 4

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes yang ada pada bagian akhir
kegiatan belajar 4 ini.
Hitung jumlah nilai seluruh soal yang Anda dapat (tiap soal nilai maksimum 10).
Kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi kegiatan belajar 1.
Rumus :
Jumlah nilai seluruh soal
Tingkat Penguasaan :

x 100%
Jumlah Soal x 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100%

Baik Sekali

80% - 89%

Baik

70% - 79%

Cukup

- 69%

Kurang

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80%, maka Anda harus
mengulangi kegiatan belajar 5 terutama bagian yang belum Anda kuasai.

4.4.8 Kunci Jawaban Tugas Pembelajaran 4.


1.
138g 26c 42cc,6
18g 12c 06cc,79
191g 56c 85cc,184
85g 08c 27cc,16
269g 15c 21cc,604
2.
1290 50 7,59
1230 44 21,4
600 24 44,35
1570 4 3,18
2030 4 13,51
64

Desain Turbin PLTMH


3. Cara penentuan tinggi titik ada 3 (tiga) :
1.

Cara Barometris

2.

Cara Trigonometris

3.

Cara Sipat Datar

4. Beda tinggi antara titik A dan B = h = b m


h = 1,236 m 1,842 m = - 0,606 m.
Tinggi titik B, (TB) = (TA) h
TB = (638,297 m) (- 0,606 m) = 638,903 m.
5. a. Tempatkan alat waterpas tangan di atas bidang yang rata (misal meja)
b. Atur kedudukan meja sehingga kedudukan gelembung nivo alat tangan
berada di tengah.
c. Putar kedudukan alat 1800, jika gelembung tidak berada ditengah lagi, berarti
bidang dasar alat waterpas tidak sejajar dengan garis arah nivo. Maka alat
harus diperbaiki dulu sebelum dipergunakan.

6. a. Di dalam slang tidak boleh ada gelembung udara


b.

Jangan sampai ada kebocoran

c. Slang jangan terpuntir atau terlipat


d. Jangan ada kotoran yang menyumbat dalam slang

7. a. Tempatkan alat hand level pada tongkat ukur dengan cara dipegangi dengan
tangan.
b. Bidikkan ke sasaran sambil didatarkan sehingga gelembung nivo yang terlihat
melalui di dalam kotak, tepat berada ditengah-tengah kawat mendatar.

8. a. Instrumen sipat datar (Wye)


b. Instrumen sipat datar semua tetap (dumpy level)
c. Instrumen sipat datar dengan pengungkit (Tilting level)
d. Instrumen sipat datar Otomatik (Automatic level)

65

Desain Turbin PLTMH


9. Syarat-syarat pesawat sipat datar adalah :
a.Syarat utama: Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
b. Syarat kedua: Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu ke satu.
c. Syarat ketiga: Garis mendatar benang silang harus tegak lurus pada sumbu ke
satu.

10.a.

Landasan (trivel stage) dengan lubang sekrup ditengahnya untuk


pemasangan pada statipnya.

b. Tiga sekrup penyetel nivo kotak


c. Landasan utama (tribrach) sebagai landasan putar instrumen terhadap
sumbu ke satu.
d. Nivo kotak untuk membuat sumbu ke satu vertikal
e. Sekrup gerak halus mendatar
f. Teropong yang dilengkapi dengan lensa obyektif, lensa okuler dan
prisma kompesator untuk membuat garis bidik mendatar secara otomatis.

11. Benang atas dan bawah untuk kontrol bacaan. apakah bacaan benang
tengahnya sudah tepat atau belum. Disamping itu dapat dipakai untuk mengukur
jarak dan pesawat ke rambu ukur. Sedang benang tengah dipakai untuk
menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih.

12.Supaya selisih beda tingginya t = 0 (nol) maka :


a.Selisih jumlah pembacaan benang tengah belakang dengan jumlah
pembacaan benang tengah muka = 0 atau b m = 0.
b.Jumlah beda tinggi positif + jumlah beda tinggi negatif = 0 atau t (positif +
t (negatif) = 0.
c. Jika ternyata selisih beda tingginya t tidak sama dengan 0 (nol), maka t
ini perlu diberikan koreksi sampai beda tingginya t = 0 (nol).

66

Desain Turbin PLTMH

Daftar Pustaka

Martha Joyce, Ir. Mengenal Dasar Dasar Hidrologi, Penerbit NOVA Bandung

Sosrodarsono Suyon, Ir. Hidrologi untuk pengairan, Penerbit Pradya Paramita,


Jakarta

67

Desain Turbin PLTMH

BAGIAN II PERENCANAAN TURBIN AIR

1.1 BAB IPENDAHULUAN


1.1.1.1 A. DESKRIPSI
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi,
yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Penekanan
utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti
pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang
berdasarkan pendekatan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di
tempat kerja.
Dalam sistem pelatihan, standar kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan
bagi peserta pelatihan untuk dapat:

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan;

mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan;

memeriksa kemajuan peserta pelatihan; dan

meyakinkan bahwa semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan


indikator telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Mudul ini merupakan modul inti yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang
teknisi PLTMH agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang
dasar-dasar penggunaan dan pengoperasian mesin-mesin perkakas, peralatan las
dan fabrikasi logam dalam pembuatan komponen-komponen PLTMH.

1.1.1.2 B. PRASYARAT
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal dan dinyatakan telah
menyelesaikan modul-modul berikut :
1. Pengenalan PLTMH (RET-MHP 01)
2. Dasar-Dasar PLTMH (RET-MHP 02)
3. Studi Kelayakan dan Perencanaan Awal (RET-MHP 03)

68

Desain Turbin PLTMH

1.1.1.3 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Modul ini dirancang agar pengguna modul ini dapat belajar sendiri tanpa bimbingan
langsung dari pembimbing atau melalui bimbingan. Adapun hal-hal yang teknis
dapat didemonstrasikan secara bersama-sama (grup) dalam waktu yang
bersamaan.
Agar dapat menguasai materi modul ini, maka beberapa hal yang harus Anda
perhatikan adalah:
Pahami terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai setelah Anda mempelajari
modul ini.
Pelajari dan kuasai yakinkan dari Anda bahwa Anda telah benar-benar
menguasai kompetensi tersebut sebelum Anda mempelajari kompetensi
selanjutnya.
Jika Anda mempelajari modul ini melalui bimbingan maka Anda boleh
bertanya dan meminta mendemonstrasikan hal-hal yang belum Anda pahami.
Kerjakanlah latihan / tugas / evaluasi yang diberikan setelah Anda
mempelajari dan kuasai materi tersebut, agar Anda dapat mengukur
kemampuan Anda.
Untuk memberikan kebenaran dari hasil latihan / tugas / evaluasi Anda,
gunakan kunci jawaban yang disediakan.
Untuk kegiatan praktek, gunakan format penilaian yang disediakan, agar
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

1.1.1.4 D. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu:
1. Membaca gambar kerja dan mampu mengerjakan komponen tersebut dengan
bantuan mesin-mesin produksi dan fabrikasi logam.
2. Mengetahui dan mampu mengidentifikasi Jenis-jenis turbin; terutama turbin
crossflow, turbin pelton, dan turbin propeller. Dapat memilih jenis turbin yang
cocok untuk untuk suatu situasi tertentu.
3. Mengetahui komponen-komponen utama berikut fungsinya dari tiap-tiap jenis
turbin.
4. Mengetahui komponen-komponen utama PLTMH terutama bagian Mekanik.

69

Desain Turbin PLTMH

1.1.1.5 E. KOMPETENSI
Adapun Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pembelajaran yang harus dicapai
melalui modul ini adalah sebagai berikut :

Kompetensi Dasar
1. Membaca dan

Indikator
1.1 Gambar aksonometri

menerapkan gambar

dan proyeksi

teknik komponen-

ortogonal diterapkan

komponen mekanik

sesuai dengan

Materi Pembelajaran
Gambar aksonometri dan
proyeksi orthogonal

standar ISO
1.2 Gambar bentangan

Gambar bentangan

dibuat menggunakan
metode paralel, radial
dan segi-3
1.3 Gambar kerja dibuat

Gambar kerja

secara rinci (gambar


detail)

70

Desain Turbin PLTMH

BAB Ii
TURBIN AIR
Tujuan Umum Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat mengenal jenisjenis turbin, prinsip kerjanya dan mengenal komponen-komponen
PLTMH.

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Mengklasifikasikan jenis-jenis turbin air
2. Mengidentifikasi jenis-jenis turbin air beserta karakteristik masingmasing turbin
3. Memilih jenis turbin air yang cocok untuk suatu kondisi lapangan.
4. Menghitung daya yang dihasilkan oleh turbin.

71

Desain Turbin PLTMH

MATERI PEMBELAJARAN
2.1

Pengenalan Turbin Air


Turbin air merupakan salah satu komponen utama dari sebuah PLTMH,

berfungsi untuk mengubah energi hidrolis (baik energi potensial maupun energi
kinetis) menjadi gerakan mekanis, yaitu gerakan berputar. Gerakan putar yang
dihasilkan turbin nantinya digunakan untuk menggerakan generator, dari putaran
generator akan dihasilkan suatu tegangan listrik.

Contoh paling mudah yang dapat kita lihat adalah kincir air. Kincir air banyak
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Seluruh penjuru dunia masih menggunakan
kincir air untuk penggilingan atau menggerakkan generator kecil. Dalam konstruksi
mesin yang klasik, kincir air ditandai oleh poros mendatar (horisontal).
Pada dasarnya kita dapat membedakan kincir air menjadi 3 tipe:

Kincir air tipe undershot


Tipe ini adalah yang tertua. Vitruv membuat tipe
kincir air ini pada abad pertama sebelum
masehi. Kincir air ini dapat digunakan di sungai
dengan aliran yang cepat. Efisiensinya sekitar
25%. Pada abad ke-19, tipe kincir ini menjadi
lebih berkembang. Terutama yang didisain oleh
Poncelet yang mencapai efisiensi sebesar 70%.
Kincir air tipe overshot
Kincir air tipe overshot sudah digunakan sejak
abad ke-14. Jika kincir ini dibuat dengan baik
dan

ketinggian

reservoir

air

bagian

atas

memperbolehkan diameter kincir yang besar,


efisiensinya

mencapai

75%

atau

bahkan

kadang-kadang mencapai 80%.

72

Desain Turbin PLTMH

Kincir ini adalah tipe kincir yang paling terbaru,


yang dikembangkan pada abad ke-16. Kincir ini
adalah gabungan antara dua buah konstruksi
dasar.

Versi

terdahulunya

dapat

mencapai

efisiensi sebesar 45%, tipe-tipe modern dapat


mencapai efisiensi sebesar 75%.

Perkembangan turbin air tidak hanya berhenti di kincir air tersebut diatas,
berbagai penemuan dan penelitian dilakukan untuk mendapatkan turbin air yang
lebih efisien, lebih mudah dibuat, dan dapat membangkitkan daya yang besar
walaupun dengan ukuran turbin yang relatif lebih kecil (kincir air yang efisien dengan
diameter 8 m dapat digantikan dengan turbin cross flow dengan diameter 0.5 m).
Saat ini terdapat beberapa jenis turbin air modern yang sangat umum dipakai,
dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang dapat mencakup daya
sekitar mulai puluhan Watt hingga puluhan MegaWatt.
Turbin modern dapat dibagi dalam dua klasifikasi utama, yaitu:

2.1.1 Turbin Impuls


Memanfaat energi kinetik fluida, terutama dipengaruhi tekanan air (beda
tinggi). Air yang jatuh bekerja hanya pada beberapa bagian runner. Seluruh energi
hidrolis diubah menjadi energi kinetik. Tidak terjadi perubahan tekanan pada air
sebelum dan sesuah melewati runner. Runner adalah bagian utama turbin yang
mengubah energi hidrolis menjadi energi kinetis ( putaran).

73

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.1. Turbin Impuls

2.1.2 Turbin Reaksi


Memanfaatkan energi gravitasi pada fluida, terutama dipengaruhi oleh debit air.
Seluruh bagian runner ditenggelamkan / dipenuhi oleh air. Terdapat perbedaan
tekanan air, dimana tekanan sebelum melewati runner lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan air setelah melewati runner.

74

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.2. Turbin Reaksi

2.2

Batasan dan Penggunaan Turbin

Setiap turbin memiliki aplikasi dengan batas spesifiknya masing-masing. Adalah


mungkin, bahwa tipe turbin yang berbeda tersebut layak untuk suatu pembangkit.
Penawaran dari pabrikan yang berbeda harus dibandingkan dahulu. Dalam banyak
kasus, pertimbangan ekonomi cukup menentukan dalam pemilihan turbin.

75

Desain Turbin PLTMH


Penentuannya tidak selalu jelas dan mudah dan memerlukan pengetahuan
mengenai karakteristik spesifik turbin.

Terdapat sumber-sumber diagram dan rekomendasi aplikasi yang berbeda untuk


memilih tipe turbin yang sesuai. Pabrikan turbin besar dan kecil menyajikan program
pabrikasi turbin mereka pada diagram pemilihan.

Gambar 2.3. Aplikasi untuk batasan umum tipe-tipe turbin air yang berbeda
(sumber: MHPG Publication Vol. 11)

Seperti dilihat pada Gambar 2.3, turbin air jenis pelton hanya cocok dipergunakan
untuk kondisi head yang tinggi (turbin impuls). Sedangkan turbin air jenis propeller /
kaplan lebih cocok dipergunakan untuk head yang rendah dengan debit yang lebih
besar (turbin reaksi). Turbin crossflow berada di area pertengahan, dengan head
yang tidak terlalu tinggi dan flow yang juga tidak terlalu besar. Sedangkan turbin

76

Desain Turbin PLTMH


Francis dapat mencakup luasan yang sangat besar, dengan catatan tiap turbin
didisain untuk satu keperluan yang spesifik.

2. Buat garis tegak lurus


garis 1 dan mengarah
pada kecepatan putar
runner

1. Tarik garis yang


menghubungkan design
head dan Bearing
lKopling
ow

3. Panjangkan garis 2
sehingga didapat jenis
turbin yang cocok

Gambar 2.4. Contoh untuk penaksiran yang cepat untuk tipe dan kecepatan turbin
yang sesuai, dalam fungsi head dan debit

77

Desain Turbin PLTMH

LATIHAN 1:
Diketahui sebuah situs memiliki potensi tinggi jatuh air/Head (Hr) = 40 m, debit
perkiraan awal (Qr) = 250 l/dtk. Rencananya akan menggunakan generator dengan
desain1000 rpm (sambungan langsung dengan kopling).
1. Tentukan jenis turbin yang cocok untuk. (menggunakan tabel pemilihan pada
lembar berikutnya)
2. Apa yang terjadi bila kemudian diputuskan untuk memakai transmisi belt
dengan rasio nrunner:ngenerator = 1:2
3. Apa yang akan terjadi bila ternyata saat dioperasikan, putaran turbin lebih
rendah dibandingkan dengan putaran yang direncanakan. Bagaimanakah
efisiensi turbin tersebut ? Apakah daya yang dihasilkan lebih besar atau lebih
kecil ?
Catatan: Jelaskan dengan melihat grafik karakteristik turbin terhadap putaran
di halaman berikutnya.

78

Desain Turbin PLTMH

79

Desain Turbin PLTMH

2.3

Karakteristik Turbin Air

1.1.2 2.3.1 Pengertian Umum


Spesifikasi disain berikut ini harus diketahui untuk mendapatkan ukuran turbin yang
akurat untuk instalasi:
efisiensi turbin pada debit puncak dan debit sebagian
kecepatan turbin
kinerja turbin pada kondisi beban sebagian, overload dan runaway
ukuran dimensi runner dan turbin
Spesifikasi-spesifikasi ini dikembangkan dari pengukuran di laboratorium dengan
cara model turbin disambungkan ke brake dan throttled stepwise mulai dari
kecepatan run-away sampai berhenti. Headnya tetap konstan. Semua parameter
(debit, tenaga putaran dan daya) diukur untuk setiap titik dan dihitung efisiensinya.
Prosedur yang sama diulangi untuk bukaan guide vane yang berbeda untuk

Flow Q

mendapatkan mendapatkan karakteristik turbin yang lengkap.

Qr

Keterangan:

torque T

speed
Tr

power P

speed

nr

nru

= Debit air [m^3/s]


= Torsi pada shaft runner [Nm]
= Daya terbangkitkan [W]
= Efisiensi Turbin [%]
perbandingan antara daya
hidrolis dgn daya yang
dihasilkan turbine
Speed
= Putaran runner [rpm]
Rated speed
= Putaran desain [rpm]
Run-away speed = Putaran runner saat tidak
dihubungkan dengan
beban

speed

opt

efficiency

Flow
Torque
Power
Efficiency

speed
rated
speed

run
away
speed

Gambar 2.5. Mengukur karakteristik-karakteristik turbin dengan menghentikan


turbin dari kecepatan run-away sampai berhenti (posisi guide vane konstan)

80

Desain Turbin PLTMH


Dalam istilah praktis, kecepatan variabel seperti pada grafik di atas hanya akan
terjadi pada pembangkit yang berdiri sendiri (tidak tersambung dengan jaringan)
tanpa governor, atau turbin pada saat kondisi start-up, shut-down dan run-away
(pemutusan hubungan mendadak dari beban). Bagaimanapun, untuk pemilihan
turbin yang akurat dan prediksi kinerjanya, penting untuk mengetahui debit dan
efisiensi selain daripada kecepatan nominal karena kondisi pembangkit aktual akan
sangat sulit bersesuaian sepenuhnya dengan data disain mesin (= nilai dasar).

1.1.3 2.3.2 Grafik Hill


Ini memungkinkan untuk menggabungkan efisiensi dan debit versus kurva
kecepatan dalam satu grafik. Yaitu hill grafik turbin. Ini menunjukkan karakteristik
kecepatan debit dan kurva untuk efisiensi yang sama dari mesin unit.
Hill chart berlaku untuk semua turbin yang sama secara geometris. Ini berarti bahwa
turbin yang diukur adalah didisain sama persis tetapi dengan skala yang berbeda.
Skalanya merupakan rasio antara diameter runner. Karakteristik turbin yang
menyeluruh ditampilkan dalam hill chart, yaitu menggambarkan kinerja turbin secara
lengkap.

Keterangan:
Flow :
Debit air [m^3/s]
Efficiency:
Efisiensi Turbin [%] perbandingan antara daya
hidrolis dgn daya yang dihasilkan turbine
Speed: Putaran runner [rpm]
Unit Flow Q11= nilai unit untuk suatu jenis
propeller (spesifik untuk
propeller tertentu)
Unit speed n11 = nilai unit untuk suatu jenis
propeller (spesifik untuk

propeller tertentu)

Gambar 2.6. Contoh Hill grafik untuk turbin propeller

81

Desain Turbin PLTMH


Turbin sering tidak beroperasi dengan debit dasar sebagai contoh selama musim
kemarau dikarenakan tidak terdapatnya cukup air atau konsumen tidak memerlukan
daya puncak selama waktu tertentu. Gambar di bawah ini menunjukkan efisiensi
beban sebagian dari berbagai desain turbin.

1.1.4 2.3.3 Efisiensi Turbin Saat Pasokan Air Berkurang


Dalam sebuah perencanaan pembangunan PLTMH tentu saja diharapkan sumber
air selalu cukup tersedia, namun ada kalanya sumber air sebagai sumber tenaga
berkurang (misalnya pada musim kemarau). Berikut tabel yang memperlihatkan
pengaruh besarnya pasokan air dan hubungannya dengan efisiensi turbin.

Gambar 2.7. Effisiensi turbin dengan pasokan air hanya sebagian

82

Desain Turbin PLTMH

2.4

Rumus Dan Persamaan

2.4.1 Daya Hidrolis Secara Teoritis

Phydr Q g Hn

Persamaan 1:

Dimana : Phydr

= daya hidrolikdalam Watt [W],


tidak mempertimbangkan pengurangan

karena efisiensi peralatan (turbin, generator,dll.)


Q

= debit dalam m3/detik

= kekentalan air = kira-kira 1000 kg/m3

= percepatan gravitasi = 9.81 m/m2

Hnett = tinggi jatuh bersih dalam meter [m]

2.4.2 Output Daya Listrik


Turbin air mengkonversikan tekanan air menjadi daya mekanik poros, yang dapat
digunakan untuk memutar generator listrik, atau mesin yang lain. Daya yang tersedia
sebanding dengan hasil dari tinggi jatuh (head) dan kecepatan aliran.
Persamaan 1 menggambarkan daya hidrolik yang tersedia di turbin. Bagaimanapun,
perubahan energi di turbin (hidrolik menjadi mekanik) dan di dalam generator (
mekanik menjadi elektrik) selalu berhubungan dengan kehilangan energi. Hal ini
ditunjukkan dengan istilah efisiensi dimana rasio antara daya output dan daya input
(untuk mesin pembangkitan). Dengan demikian, output elektrik dari skema MHP
dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Persamaan 2 :

Pel Phydr total

Persamaan 3:

Pel Q g Hn total

atau

total

Dengan: Pel = output daya elektrik dalam Watt [W]

= keseluruhan efisiensi dari peralatan

83

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.8. Gambaran besarnya kerugian(loses) pada sistem PLTMH. Contoh


sebuah sistem PLTMH dengan efisiensi total 50.2%

84

Desain Turbin PLTMH


LATIHAN:
1. Sebuah saluran irigasi memiliki potensi air dengan tinggi jatuh (head) 14.4m
dan debit air yang tersedia sekitar 0.675 m 3/s.

tentukan jenis turbin yang cocok bila diharapkan agar turbin yang terpilih
dihubungkan langsung dengan generator yang memiliki kecepatan putar
nominal 1000 rpm

Berapa besar daya potensi ( hidrolis ) yang dapat dibangkitkan?

2. Apabila ditentukan bahwa akan dipakai turbin propeller dengan effisiensi


maksimum sebesar 89%, juga diketahui data-data sebagai berikut:

Akan dihubungkan melalui kopling yang memiliki loses sebesar 5%

Lalu dihubungan dengan generator yang memiliki efisiensi hingga 90%

Loses pada step up transformer sebesar 4%

Loses pada jaringan transmisi dianggap 0% karena daya yang diperoleh


dihubungkan dengan jaringan PLN yang melewati PLTMH, dan seluruh
daya yang diperoleh akan dijual kepada PLN.

Loses pada bangunan sipil, baik saluran, intake, dan penstock sekitar 15%

Berapakan total daya yang bisa diterima oleh konsumen, atau dalam hal ini
dijual kepada PLN?

85

Desain Turbin PLTMH

2.5

Turbin Cross Flow

Turbin ini mudah untuk difabrikasi dan ditawarkan oleh banyak pabrikan (misalnya
Ossberger dan Volk di Jerman). SKAT dan BYS (Nepal) mengembangkan disain
berbiaya rendah dan mempublikasikannya (MHPG Publication Volume 3 dan 4)
sekitar tahun 1980. Beberapa turbin telah dibuat di Nepal dan di Indonesia. Pada
tahun 1990 disain turbin yang disempurnakan dan lebih efisien yaitu Model T14/T15
dikembangkan dan sekarang digunakan.

Gambar

2.9.Batas

aplikasi

turbin

cross

flow

T15

dengan

diameter

300

(sumber: ENTEC)

Karakteristik turbin crossflow:

Variabel penting: Diameter runner (D) dan lebar guide vane (Bo).

Dapat diproduksi dengan menggunakan bantuan mesin-mesin konvensional


(mesin bubut, frais, las, kerja bangku)

Sudah banyak pabrikan lokal yang berpengalaman untuk memproduksi turbin


tersebut, sehingga harganya relatif cukup murah.

Effisiensi yang dicapai secara teori hanya bisa mencapai 87 %

86

Desain Turbin PLTMH


Dengan mengubah lebar Bo, turbin crossflow dapat dipakai untuk kondisi debit yang
berbeda. Apalagi bila dikombinasikan dengan mengubah ukuran diameter runner.
Komponen Utama Turbin Crossflow:

1. Housing, sebagai dudukan runner dan guide vane, pengarah aliran.


2. Runner, berupa bilah-bilah pelat (dgn kontur tertentu) memanjang yang dilas
pada side disk dan poros runner
3. Guide Vane, berfungsi sebagai valve, bentuknya seperti airfoil pada sayap
pesawat udara.

Gambar 2.10. Gambar susunan utama turbin cross flow

Gambar 2.11. Ukuran-ukuran utama turbin crossflow. Contoh T14 dengan D 200 x
Bo 400

87

Desain Turbin PLTMH


Ukuran-ukuran utama sebuah turbin crossflow adalah:
1. Ukuran diameter runner atau disingkat D
2. Ukuran lebar guide vane, biasa disebut sebagai Bo
3. Diameter shaft runner
4. Ukuran-ukuran total turbin

Gambar 2.12. Aliran fluida melewati runner crossflow

Contoh Perhitungan Turbin Crossflow T14

Langkah 1 : Kita harus mengetahui dulu nilai unit mesin turbin yang akan kita
hitung. Unit mesin didapat dari hasil pengukuran model turbin yang
kemudian dikonversikan melalui rumus-rumus dengan anggapan
bahwa turbin tersebut dibuat dengan besaran diameter 1m dan lebar
Bo 1m. Dalam contoh ini diketahui bahwa:
Data dasar utama dari turbin T14 adalah:
N11 = 38 rpm/min
Q11

= 0.8 m3/dtk

Eta11

= 76 - 80%

88

Desain Turbin PLTMH


Langkah 2 : Kumpulkan data hasil survey di lapangan. Data yang dibutuhkan::
H = 60 m
Q = 600 l/s atau 0.6 m^3/s

Langkah 3 : Tentukan diameter runner yang akan dibuat. Perkiraan awal adalah:
D = 300 mm atau 0.3 m

Langkah 4 : Hitung Lebar Bo

Bt

Qt
Dt H t q11

0.6
0.3 60 0.8

0.323m

Langkah 5 : Hitung kecepatan putar runner


nt

H t*
Dt*

n11

60
38 981rpm
0.3

Langkah 6 : Hitung kecepatan bebas beban / runaway speed

1,8 nt 1.8 981 1766rpm

Langkah 7 : Hitung daya yang terbangkitkan (efisiensi dianmbil 76.5%)

Pt g H t Qt t 1 9.81 60 0.6 76.5% 270kW

Langkah 8 : Periksa lagi hasil perhitungan, ubah beberapa variabel jika diperlukan.
Dalam hal ini lebar Bo yang asalnya 323mm diubah menjadi 320mm
dengan alasan angka 323 lebih sulit diingat oleh operator. Maka
dilakukan perhitungan ulang.
Debit jika Lebar Guide Vane diubah menjadi 320mm, maka :

320

Qt
Dt H t q11

Qt 594.9 l

Qt
0.3 60 0.8

Daya :

Pt g H t Qt t 1 9.81 60 0.595 76.5% 267.8kW

89

Desain Turbin PLTMH

Keterangan:
Flow, Q

= Debit air [m^3/s]

Torque, H

= Torsi pada shaft runner [Nm]

Power, P

= Daya terbangkitkan [W]

Speed, n

= Putaran runner [rpm]

Diameter, D = Diameter runner [m]


n11, h11, q11, p11 adalah unit mesin untuk turbin dengan tipe tertentu ( T14 )
Nr, hr, qr, pr adalah nilai real di lapangan.

2.6

Turbin Pelton

Permasalahan dalam produksi turbin Pelton adalah bentuk runner yang kompleks.
Rumah turbin dan nozzlenya mudah untuk dipabrikasi.
Buku Panduan SKAT/MHPG Vol. 9 menjelaskan disain turbin Pelton kecil yang
menggunakan bucket standard hasil pabrikasi. Gbr. 20 menunjukkan batasan
aplikasi untuk turbin Pelton mikro tersebut hingga 50 kW.

Gambar 2.13. Batasan aplikasi dari turbin pelton mikro (Sumber: Buku panduan
SKAT/MHPG Vol. 9)

90

Desain Turbin PLTMH


Karakteristik Turbin Pelton:

Variable penting: Diameter PCD runner dan jumlah nozzle / jet

Konstruksi housing yang sangat sederhana

Dengan ukuran turbin yang relatif kecil, daya yang dibangkitkan bisa cukup
besar

Secara teori effisiensi bisa mencapai 97 %

Kesulitan terutama pada desain dan produksi bucket, biasanya memakai


teknik pengecoran.

Bentuk bucket pelton (mangkok pelton) sangat tergantung pada kecepatan spesifik
(dipengaruhi oleh Head, Debit, dan putaran runner yang dikehendaki). Sebuah
turbin pelton dengan jumlah nozzle 2 buah memiliki diameter runner yang lebih kecil
bila turbin tersebut hanya memiliki 1 buah nozzle, walaupun keduanya menghasilkan
daya yang relatif sama besar.

Komponen Utama Turbin Pelton:


1. Housing, terdiri dari housing bawah dan cover atas.
2. Runner, terdiri atas bucket-bucket pelton yang diikat pada shaft. Satu shaft
dapat terdiri dari satu atau lebih runner, dari masing-masing runner terdapat
14 atau lebih bucket atau mangkok pelton.
3. Nozzle (bisa berupa nozzle biasa ataupun dilengkapi dengan Jet). Secara
teori, walau pada prakteknya cukup sulit untuk dilakukan, nozzle pada turbin
pelton bisa mencapai 6 buah untuk setiap runner.

Jet Deflector, berfungsi untuk mengalihkan sebagian atau seluruh aliran dari nozzle
yang menuju runner. Biasa dipakai untuk mengatur putaran runner atau saat
emergency runaway speed.

91

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.14. Gambar susunan utama Turbin Pelton

Gambar 2.15. Kondisi air saat menyentuh mangkok pelton

92

Desain Turbin PLTMH

Gambar 2.16. Nozzle, Jet Deflector, dan mangkok pelton

Gambar 2.17. Ilustrasi Perhitungan Turbin Pelton

93

Desain Turbin PLTMH


Langkah-langkah perhitungan Turbin Pelton

Langkah 1 : Tentukan Data Potensi air ( H dan Q ). Contoh Diketahui Lokasi untuk
Simbai memiliki potensi air Hr = 70m dan Qr = 130 l/s
Langkah 2 : Tentukan kecepatan runner yang memungkinkan dari Tabel. Contoh
diambil pelton rpm 500, maka didapat pelton dengan single jet
Langkah 3 : Tentukan kecepatan alir jet di nozzle. cv = Velocity coefficient
0.95~0.99

v jet cv 2 * g * Hr 0.95 * 2 * 9.81* 70 35.2 m

Langkah 4 : Tentukan ukuran diameter jet.

d jet

4*Q
4 * 0.13

0.068 m 68 mm
* vjet
* 35.2

Langkah 5 : Tentukan ukuran mangkok pelton


b 3 * djet 3 * 68 204 mm ... Lebar mangkok
h 1

0.9

*b 1

0.9

* 204 226 mm ...Tinggi mangkok

Langkah 6 : Tentukan PCD runner. ku adalah koefisien kecepatan mangkok pelton.


nilai ku = 0.46
PCD

60 * ku * 2 * g * Hr

*n

60 * 0.46 * 2 * 9.81 * 70
651 mm
* 500

Nilai PCD biasanya bisa juga didapat dari


PCD '

djet
68

618 mm
0.11 0.11

Dalam hal ini diambil nilai PCD 650 mm

94

Desain Turbin PLTMH


Langkah 7 : Perhitungan Daya yang terbangkitkan, bila diambil efisiensi sebesar
92%
P * g * Hr * Q * 1000 * 9.81 * 70 * 0.13 * 0.92 82.1 kW

Langkah 8 : Check apakah dimensi-dimensi di atas cukup memadai, coba hitung


dengan alternatif penggunaan 2 jet / lebih.

Contoh aplikasi turbin pelton

95

Desain Turbin PLTMH

2.7

Turbin Propeler

Pengembangan turbin terbaru untuk head rendah di Indonesia telah dimungkinkan


untuk memproduksi turbin propeller open flume untuk tinggi air (head) rendah (di
bawah 7 meter)
Contoh aplikasi turbin open flume :

Gambar 2.18. Turbin propeller open flume buatan Lokal


(Sumber : Cihajuang Inti Teknik)

Head (m) D= 125 mm

D= 200 mm

D= 300 mm

D= 430 mm

2m

26 l/s 290 W

67 l/s 700 W

150 l/s 1680 W

300 l/s 3400 W

3m

36 l/s 600 W

92 l/s 1500 W

207 l/s 3450 W

425 l/s 7150 W

4m

45 l/s 1000 W

117 l/s 2600

260 l/s 5850 W

535 l/s 12000 W

310 l/s 8700 W

640 l/s 17500 W

360 l/s 1200 W

740 l/s 24500 W

W
5m

140 l/s 3850


W

6m

160 l/s 5400


W

96

Desain Turbin PLTMH


Karakteristik turbin propeller:

Variable penting: diameter propeller

Sangat cocok digunakan untuk head yang sangat rendah (hingga 2 m)

Proses pembuatan relatif murah dan mudah, terutama bila dibantu dengan
proses pengecoran, untuk komponen-komponen dengan bentuk khusus
seperti blade runner, guide vane dan housing.

Effisiensi bisa mencapai 89%

Komponen Utama Turbin Propeller:


1. Housing
2. Runner, berupa beberapa blade propeller
3. Guide Vane, bisa berupa fixed guide vane ataupun adjustable.

Gambar 2.19. Turbin Propeller dengan housing tubular, dapat menjangkau head
yang lebih tinggi dibandingkan dengan turbin propeller open flume

97

Desain Turbin PLTMH


Langkah langkah perhitungan Turbin Propeller

Langkah 1 : Kita harus mengetahui dulu nilai unit mesin turbin yang akan kita
hitung. Unit mesin didapat dari hasil pengukuran model turbin yang
kemudian dikonversikan melalui rumus-rumus dengan anggapan
bahwa turbin tersebut dibuat dengan head 1m dan diameter turbin 1m.
Dalam contoh ini diketahui bahwa:
Data dasar utama dari sebuah turbin Propeller dengan karakteristik:
N11 = 131 rpm/min
Q11

= 1.12 m3/dtk

Eta11

= 89%

Langkah 2 : Kumpulkan data-data hasil survey di lapangan. Data yang dibutuhkan


adalah:
H

= 13.2 m

= 1000 rpm . Dihubungkan langsung dengan generator

Langkah 3 : Hitung diameter propeller

Dt

H n11
13.2 131

0.476m
n
1000

Langkah 4 : Hitung debit yang dibutuhkan untuk mencapai efisiensi 89%

m3
Qt q11 D H 1.12 0.476 13.2 0.922
s
2

Langkah 5 : Hitung daya pada shaft runner

Pt g H Q 9.81 13.2 0.922 0.89 106.3kW

Berbeda dengan turbin crossflow, untuk mendapatkan efisiensi puncak, turbin


propeller yang beroperasi pada head tertentu membutuhkan debit yang tertentu
pula. Bila debit tidak mencukupi maka efisiensi akan berkurang ( dapat diatasi oleh
jenis turbin dengan bilah runner yang dapat diatur sudutnya, namanya turbin jenis
kaplan ).

98

Desain Turbin PLTMH


Pada turbin crossflow debit yang berbeda dengan head yang sama dapat
diakomodasi dengan mengubah lebar Bo.
Ilustrasi turbin propeller :

Gambar 2.20. Ilustrasi aliran fluida yang melewati runner propeller

99

Desain Turbin PLTMH

BAB Iii
PERHITUNGAN MEKANIK DAN KOMPONEN
Tujuan Umum Pembelajaran :

Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat melakukan


perhitungan-perhitungan pada sistem mekanik dan komponen PLTMH.

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi macam-macam sambungan,
2. Menghitung kekuatan sambungan,
3. Mengenal gaya yang bekerja pada suatu konstruksi,
4. Menghitung gaya yang bekerja pada komponen mekanik PLTMH

100

Desain Turbin PLTMH

MATERI PEMBELAJARAN
1.2

3.1

Tegangan dan Regangan

Dalam suatu sistem mekanik, komponen-komponen mesin akan menopang berbagai


jenis gaya yang ada, seperti:
a. Tenaga yang ditransmisikan
b. Berat dari mesin itu sendiri
c. Tahanan gesek antara komponen
d. Perubahan temperatur.
Besarnya perbedaan gaya yang menopang pada suatu komponen mesin akan
menghasilkan berbagai jenis tegangan yang dialami komponen tersebut. Dalam bab
ini akan kita pelajari berbagai jenis gaya dan tegangan yang terjadi pada komponen
suatu mesin.Dalam suatu konstruksi mesin terdapat tiga macam jenis beban yang
biasa terjadi yaitu:
1. Beban statis / tetap: yaitu beban yang tetap baik besarnya maupun arah beban
tersebut.
2. Beban dinamis/ berubah-ubah: yaitu beban besarnya yang berubah-ubah
secara terus menerus.
3. Beban kejut / tiba-tiba: yaitu beban yang secara tiba tiba diberikan atau
dihilangkan pada komponen suatu mesin.
1.3
1.3.1 3.1.1 Tegangan
Jika pada komponen suatu mesin diberikan gaya dari luar, maka akan menimbulkan
gaya reaksi dari komponen tersebut yang besarnya sama dengan gaya dari luar
tetapi arahnya berlawananan.Gaya reaksi persatuan luas yang bekerja pada suatu
komponen mesin dikenal dengan tegangan.Secara matematika persamaan
tegangan adalah sebagai berikut:

P
A

Dimana: f = Satuan tegangan,


P = Gaya atau beban yang bekerja
A = Luas penampang yang menderita beban.
Dalam SI (Standar International) satuan tegangan adalah dalam Newton/ mm2

101

Desain Turbin PLTMH


1.3.2 3.1.2 Regangan

Jika suatu komponen mesin diberikan gaya atau beban, hal ini akan
mengakibatkan terjadinya deformasi (perubahan panjang). Perubahan panjang yang
terjadi persatuan panjang semula dikenal sebagai regangan, secara matematis
persamaan regangangan adalah sebagai berikut:

.l
l

Dimana : e = Adalah regangan,

.l = Perubahan panjang yang terjadi


l = Panjang semula
1.3.3 3.1.3 Tegangan dan Regangan Tarik
X

ft

ft

PP

Jika pada suatu komponen diberikan dua gaya tarik yang sama besar tetapi
arahnya berlawanan dalam arah aksial atau sejajar garis sumbu, maka akan timbul
tegangan yang dikenal sebagai tegangan tarik. Seperti terlihat pada gambar
halaman 44, beban tarik akan mengakibatkan pertambahan panjang dari suatu
komponen. Perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang semula
dikenal sebagai regangan tarik.
Dimana:

P = Gaya tarik aksial pada komponen


A = luas penampang komponen

= Panjang semula

l = pertambahan panjang yang terjadi.


Tegangan tarik yang terjadi, ft= P/A,

dan

Regangan tarik yang terjadi adalah: e = l / l

102

Desain Turbin PLTMH


1.4

Tegangan dan regangan


1.4.1 3.1.4 Tegangan dan Regangan Tekan

Jika pada suatu komponen mesin diberikan beban atau gaya tekan yang sama
besar dan berlawanan arah yang sejajar sumbu maka akan menimbulkan tegangan
yang dikenal sebagai tegangan tekan:
X

fc
P

fc
P

Seperti terlihat pada gambar, beban tekan akan mengakibatkan pengurangan


panjang dari suatu komponen mesin. Perbandingan antara pengurangan panjang
dengan panjang semula dari suatu komponen mesin dikenal sebagai regangan
tekan.
Lihat :

P = Gaya tekan aksial


A = Luas penampang
I = Panjang semula

.l = pengurangan panjang yang terjadi.


Tegangan tekan yang terjadi, fc= P/A,

dan

Regangan tekan yang terjadi adalah: ec = l / l


1.4.2 3.1.5 Tegangan dan Regangan Geser

Jika pada suatu komponen mesin diberikan dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah dengan posisi melintang akan menimbulkan bidang geser,
tegangan yang terjadi pada bidang geser tersebut dikenal dengan tegangan geser.
Secara matematis ditulis dalam bentuk persamaan.

103

Desain Turbin PLTMH

Tegangan. Geser

Gaya Tangensial
Bidang Gesek

Dianggap suatu komponen terdiri dari dua plat yang dihubungkan oleh suatu paku
keling seperti terlihat pada gambar diatas. Dalam kasus ini, gayan tangensial P
mengakibatkan tegangan geser pada paku keling. Oleh karena itu tegangan geser pada
luas penampang paku keling adalah:
fs= P/A
Dimana A = Luas penampang pakukeling
d = Diameter paku keling
Contoh. Hitung gaya yang diperlukan untuk melubangi suatu lingkaran plat diameter
6 cm dengan ketebalan plat 5 mm. Tegangan geser dari plat tersebut
adalah 3.500 kg/cm2 .

Jawaban:
Diketahui: -

Diameter lingkaran: d = 6 cm

- Ketebalan plat: t = 5 mm
-

Tegangan geser dari plat s = 3.500 kg/cm2 .

Diketahui bahwa luas plat yang mengalami tegangan geser adalah :


A=dt
= x6x
= 9.426 cm2
Ambil: P = Gaya yang diperlukan untuk melubangi plat
Dengan menggunakan persamaan fs= P/A
P = fs x A
= 3.500 x 9.426
= 32.990 kg

104

Desain Turbin PLTMH

1.5 3.2 Komponen-Komponen Mekanik


1.5.1 3.2.1

Kopling

Kopling adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai penerus


putaran dan daya dari suatu poros penggerak ke poros yang digerakan. Posisi
sumbu poros penggerak dan poros yang digerakan terletak pada satu garis
lurus. Hubungan kopling yang tidak dapat dilepaskan dalam kondisi berputar
disebut kopling tetap, sedangkan hubungan kopling yang dapat dilepaskan dan
dihubungkan bila diperlukan disebut kopling tidak tetap. Proses pemasangan
kopling harus benar, karena jika proses pemasangan tidak benar akan
mengakibatkan umur pakai kopling akan berkurang.

1.5.2 3.2.2 Macam-macam Kopling Tetap


Kopling tetapmeliputi kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidak
lurusankedua sumbu poros, kopling luwes yangmengizinkan sedikit ketidak lurusan
sumbu poros, dan kopling universalyang dipergunakan bila kedua poros akan
membentuk sudut yang cukup besar.
(1)

Kopling kaku
(1) Kopling bus

(2) Kopling flens kaku

(3) Kopling flens tempa.

(2)Kopling luwes
(1)Kopling flens luwes

(2) Koping karet ban

(3) Kopling karet bintang

(4) Kopling gigi

(5) Kopling rantai

(3) Kopling universal


(I) Kopling universal Hook (2) Kopling universal kecepatan tetap

Hal-hal Penting dalam Perencanaan Kopling tetap :


Dalam merencanakan suatu kopling tetap, hal-hal berikut ini menjadi pertimbangan.
1) Pemasangan yang mudah dan cepat.
2) Ringkas dan ringan.
3) Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan kecil
4) Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menjorok (menonjol).
5) Dapat mencegah pembebanan lebih.
6) Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya terjadi
pemuaian karena panas, dJL

105

Desain Turbin PLTMH


Macam-macam kopling tetap :

Gambar 3.1. Macam-macam kopling tetap.

1.5.3 3.2.3 Bantalan


Bantalan adalah komponen mesin yang menumpu suatu poros, sehingga
putaran suatu poros dapat berjalan dengan halus, aman, dan tahan lama. Sifat
bantalan harus kokoh, hal ini agar komponen mesin yang lainnya dapat bekerja

106

Desain Turbin PLTMH


dengan baik. Jika bantalan tidak dapat berfungsi dengan baik maka kinerja
seluruh sistem akan menemui kegagalan atau tidak dapat bekerja sebagaimana
semestinya. Jadi kehandalan suatu bantalan dalam suatu sistem mekanik dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada suatu gedung.

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros :


(a) Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan.
(b) Bantaian gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan bagian yang diam melalui komponen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

Atas Dasar Arah Beban Terbadap Poros :


(a) Bantalan radial :Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros,
(b) Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros,
(c) Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya
sejajardan tegak lurus sumbu poros.

3.2.3.1

Bantalan Luncur

Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban


besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang
dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan
luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak
begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar terutama pada
beban besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena
adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran
sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi
bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah.

107

Desain Turbin PLTMH

Macam-macam bantalan luncur:


a. bantalan radial polos
b. bantalan radial berkerah
c. bantalan aksial berkerah
d. bantalan aksial
e. bantalanradial ujung
f. bantalan radial tengah
Gambar 3.2 Macam macam bantalan luncur

Cara Pelumasan Untuk Bantalan Luncur

Dalam pemilihan cara pelumasan sangat perlu diperhatikan konstruksi,


kondisi kerja, dan letak bantalan. Tempat pelumasan, dan lokasi, bentuk
dankekasaran alur minyak merupakan faktor-faktor penting. Jadi cara
pelumasan harus direncanakan atas dasar pengalaman.
(a) Pelumasan tangan
Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja yang
tidak terus-menerus. Kekurangannya adalah bahwa aliran pelumas tidak
selalu tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur,

(b) Pelumasan Tetes


Dari sebuah wadah. minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan
teratur melalui sebuah katup jarum, Cara ini adalah untuk beban ringan
dan sedang.

108

Desain Turbin PLTMH


(c) Pelumasan Sumbu.
Cara ini menggunakani sebuah sumbu yang dicelupkan dalam mangkok
minyak sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut (seperti Gambar 4.3).
Pelumasan ini dipakaii seperti dalam hal pelumasan tetes,

(d) Pelumasan Percik


Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan seperti dalam Gambar
4.3 Cara ini dipergunakan untuk melumasi torak dan silinder motor bakar
torak yang berputaran linggi.

Gambar. 3.3 Macam-macam cara pelumasan bantalan luncur

(e) Pelumasan Cincin


Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros sehingga
akan berputar bersama poros sambil mengangkat minyak dari bawah
(Gambar 4.3. Cara ini dipakai untuk beban sedang.

(f) Pelumasan Pompa


Di sini pompa dipergunakun unluk mengalirkan minyak ke dalam bantalan.
Cara inii dipakai untuk melumasi bantalan yang sulit letaknya seperti bantalan
utama motor yang berputaran tinggi. PeIumasan pompa adalah sesuai untuk
keadaan kerja dengan kecepatan tinggi dan beban besar.

(g) Pelumasan Gravitasi


Dari sebuah tangki yang diletakkan diatas bantalan, minyak dialirkan oleh
gaya beratnya. Cara ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi pada
kecepatan kelilingsebesar 10-15(m/s),

109

Desain Turbin PLTMH


(h) Pelumasan Celup
Sebagian dari bantalan dicelupkan dalam minyak. Cara ini cocok untuk
bantalan dengan poros Iegak, seperti pada turbin air. Di sini perlu diberikan
perhatian pada besarnya daya gesekan karena tahanan minyak, kenaikan
temperatur, dan kemungkinanmasuknya kotoran dan benda asing.

3.2.3.2

Bantalan Gelinding

Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untukbeban kecil dari pada
luncur, tergantung pada bentuk komponen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini
dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul padad komponen gelinding tersebut.
Karena konstruksinya yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan
gelinding hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja. Adapaun harganya
pada umumnya lebih mahal dari pada bantalan luncur. Kenggulan bantalan ini
adalah gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannyapun relatif sangat
sederhana, cukup dengan gemuk.
Pada waktu memlilih bantalan, ciri masing masing harus dipertimbangkan
sesuai dengan pemakaian , lokasi dan macam yang akan dialami.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang
sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Seperli diperlihatkan dalam
Gambar 3.4, komponen gelinding seperti bola atau rol, dipasang di antara
cincin luar dan cincin dalam. Dengar memutar salah satu cincin tersebut, bola
atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan di antaranya akan
jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran
merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan
cincinnya sangat kecil maka besarnya beban persatuan luas atau tekanannya
menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai
ketahanan dan kekerasan yang tinggi.
Bantalan gelinding, seperti pada bantalan luncur, dapat dlklasifikasikan
atas banlalan radial, yang terutama membawa beban radial dan sedikit beban
aksial dan bantalan aksial yang membawa beban yang sejajar sumbu poros.
Menurut bentuk komponen gelindingnya, dapat pula dibagi atas bantalan bola
danm bantalan rol. Demikian pula dapat dibedakan menurut banyaknya baris
dan konstruksi dalamnya.

110

Desain Turbin PLTMH

Gambar 3.4 Macam-macam bantalan Gelinding

Pelumasan Bantalan Gelinding


Pelumasan bantalan gelinding terutama dimaksud untuk mengurangi
gesekan dan keausan anatara komponen gelinding dansanghkar, membawa
keluar panas yang terjadi, mencegah korosi dan menghindari masuknya debu.
Cara pelumsan gemuk dan pelumsan minyak.
Pelumasan gemuk lebih disukai karena lebeih penyekatnya lebih
sederhana, dan semua gemuk yanmg bermutu baik dapat memberikan umur
panjang. Cara yang umum untuk penggemukan (pelumas) adalah dengan
mengisi bagian dalam bantalan dengan gemuk (stempet) sebanyak mungkin,

111

Desain Turbin PLTMH


untuk ruangan yang cukup besar, jika harga d.n mendekati batas 40 % dari
seluruh ruangan yang ada dapat diisi, untuk harga d.n

1.5.4 3.2.4 Puli dan Sabuk


Sabuk (belt) dalam suatu sistem mekanik digunakan untuk memindahkan daya
dari satu poros ke poros yang lainnya dengan bantuan puli, putaran pada poros yang
digerakan maupun poros penggerak dapat mempunyai kecepatan yang sama atau
kecepatan yang berbeda. Jumlah daya yang dapat ditransmisikan tergantung pada
beberapa faktor, yaitu:
1. Kecepatan sabuk (belt)
2. Tegangan sabuk pada puli
3. Luas bidang kontak antara sabuk dan puli.
4. Kondisi dimana sabuk digunakan.

Beberapa hal penting mengenai puli dan sabuk:


1. Sabuk dan puli akan digunakan jika kecepatan putar generator tidak sama
dengan kecepatan putar dari turbin.
2. Merupakan

komponen

transmisi

daya

yang

handal,

mudah

dalam

pemasangan dan perawatannya, serta murah harganya.


3. Kondisi sabuk harus mempunyai tegangan tertentu agar dapat menghantarkan
daya dengan baik dan tidak terjadi slip.
4. Kondisi poros harus lurus betul untuk menjamin keseragaman tegangan pada
bagian sabuk.
5. Jarak anatara puli tidak boleh terlalu dekat agar luas bidang kontak pada puli yang
lebih kecil dapat seluas mungkin.
6. Jarak puli jangan terlalu jauh untuk menghindari berat dari sabuk terhadap poros,
hal ini akan meningkatkan tahanan gesek antara bantalan dan beban.
7. Untuk menghasilkan transmisi yang baik pada sabuk datar, jarak maksimum antara
poros tidak boleh lebih dari 10 meter dan jarak minimum tidak kurang dari 3.5 kali
diameter puli terbesar.

112

Desain Turbin PLTMH


Macam-macam sabuk yaitu:

Sabuk Datar

Sabuk V

Sabuk Bulat

Gambar 3.5. Macam-macam jenis sabuk.

Di industri penggunaan sabuk sangat beragam sesuai keperluan. Adapun jenis


sabuk banyak digunakan antara lain:
1. Sabuk Datar (Flat Belt).
Sabuk datar paling banyak digunakan dalam suatu pabrik dan bengkel,
penggunaan sabuk jenis ini sangat sesuai untuk transmisi daya yang sedang
dengan jarak antar puli tidak lebih dari 10 meter.
2. Sabuk V (Belt V).
Sabukjenis ini paling banyak digunakan pada industri dan bengkel dimana
daya yang besar dapat ditransmisikan dengan sabuk jenis ini.
3. Sabuk Bulat (Belt Circular)
Sabuk bulat paling banyak digunakan pada industri danbengkel dimana daya
yang besar ditransmisikan dengan jarak antara puli lebih dari 5 meter.

Jenis-jenis Penggerak Sabuk Datar


Dalam proses pemindahan daya dan putaran, beberapa cara penggerakan dari
suatu sabuk dan puli dilakukan untuk menghasilkan daya dan putaran yang tertentu.
Macam-macam penggerak sabuk yang biasa dijumpai dalam industri adalah sebagai
berikut:

1. Penggerak Sabuk Terbuka.


Penggerak sabuk terbuka seperti yang terlihat pada gambar dibawah digunakan
untuk poros yang disusun secara paralel dan putaran kedua poros tersebut
mempunyai arah yang sama.

113

Desain Turbin PLTMH


Poros Penggerak (Driver)
Poros Yang Digerakan (Driven)

2. Penggerak Sabuk Silang.


Penggerak sabuk silang seperti diperlihatkan pada gambar dibawah digunakan
pada poros yang dipasang secara paralel dan putaran poros mempunyai arah
yang berlawanan.

3. Pengerak Sabuk Seperempat Putaran (Quarter Turn Belt Drive)

Penggerak sabuk jenis ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah digunakan
pada poros yang diatur menyudut dan berputar pada arah yang terbatas. Untuk
mencegah sabuk lepas dari puli, lebar puli harus lebih besar dari lebar sabuk atau
lebar puli 1.4 x lebar sabuk.

114

Desain Turbin PLTMH


Poros Penggerak

Poros Yg Digerakan

Puli Pengarah

4.

Penggerak Sabuk dengan Puli Pengarah

Puli Pengarah

Suatu sabuk dengan idle puli, seperti ditunjukan pada gambar digunakan pada
poros yang diatur secara paralel,jika penggerak sabukterbuka tidak dapat
digunakan karena sudut kontak yang terlalu kecil pada puli yang lebih kecil.
Penggerak jenis ini menghasilkan rasio kecepatan yang tinggi.
Jika diperlukan untuk mentransmisikan gerakan dari satu poros ke beberapa
poros yang semua diatur dalam susunan paralel, penggerak sabuk dengan
banyak puli seperti diperlihatkan gambar berikut bisa digunakan.

115

Desain Turbin PLTMH

5. Penggerak Sabuk Kombinasi


Penggerak sabuk kombinasi seperti pada gambar dibawah digunakan jika daya yang
ditransmisikan dari satu poros ke poros yang lain melalui suatu puli.

6. Penggerak Puli Bertingkat


Suatu penggerak puli bertingkat seperti pada gambar dibawah digunakan untuk
merubah kecepatan poros yang digerakan bilamana poros penggerak atau poros
utama berputar pada kecepatan tetap. Hal dilakukan dengan menggeser sabuk dari
satu tingkat ke tingkat yang lainnya.

116

Desain Turbin PLTMH

7. Perbandingan Kecepatan Suatu Penggerak Sabuk


Perbandingan kecepatan antara poros penggerak dan poros yang digerakan
digambarkan secara matematis adalah sebagai berikut:
Poros
Penggerak

Poros Yang
Digerakan

Ambil:
d1 = Diameter poros penggerak,
d2 = Diameter poros yang digerakan,
N1 = Kecepatan poros penggerak dalam rpm,
N2 = Kecepatan poros yang digerakan dalam rpm.
Maka perbandingan kecepatan antara poros penggerak dan poros yang
digerakan

adalah:

N2 / N1 = d1 / d2

117

Desain Turbin PLTMH


8. Daya Yang Ditransmisikan Oleh Sabuk.

Gambar diatas menunjukan puli penggerak A dan puli yang digerakan B.


Seperti yang telah dijelaskan puli penggerak menarik sabuk dari satu sisi dan
mengirimkan kepada sisi yang lain.
Misal:
T1: Teganganpada sisi kuat dalam kg,
T2: Tegangan pada sisi kendor dalam kg,
V:Kecepatan sabuk dalam meter/detik.
Daya yang ditransmisikan oleh poros penggerak adalah:
Power = ((T1 T2) x V / 75 ) HP

Roda Gila (Fly Wheel)


Roda gila (fly wheel)merupakan komponen mekanik yang digunakan untuk
pemindah daya dengan karakterintik sbb :

Berfungsi sebagai komponen penyeimbang putaran, seperti halnya kapasitor


dalam suatu rangkaian elektronik.

Merupakan kumpulan massa yang diputar sesuai dengan putaran shaft

Semakin cepat desain putaran fly wheel, fungsi balancing akan menjadi
sangat penting

Pada PLTMH, hanya diperlukan bila PLTMH tersebut tidak terinterkoneksi dengan
jaringan PLN.

118

Desain Turbin PLTMH

1.5.4.1 LATIHAN 1

119

Desain Turbin PLTMH

BAB iv
TATA LETAK TURBIN DILOKASI MHP
Tujuan Umum Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat memahami tata
letak dan metode pemasangan/ hubungan antar komponen mekanik
PLTMH.
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasiunit turbin dan komponen-komponen mekanik
PLTMH.
2. Mengidentifikasi metode-metode pemasangan/ menghubungkan
antar bagian/ komponen PLTMH.
3. Menerapkan metode-metode pemasangan komponen-komponen
PLTH.

120

Desain Turbin PLTMH

MATERI PEMBELAJARAN
4.1 Pengertian Umum
Tata letak turbin secara umum di dalam rumah pembangkit tergantung pada
peralatan yang berhubungan dan tinggi permukaan yang dibutuhkan dari poros
turbin di atas (atau di bawah) tinggi permukaan saluran pembuang.

Turbin impuls memerlukan ventilasi di runner dan harus dipasang di atas


permukaan air tail. (Selama banjir tinggi permukaan air tail tidak boleh
menjangkau poros turbin untuk menghindari banjir didalam rumah pembangkit
akibat kebocoran di shaft turbin).

Turbin reaksi memerlukan tinggi permukaan tertentu di atas atau di bawah


permukaan air tail yang tergantung pada disain dan tinggi permukaan
instalasi untuk mencegah kavitasi runner.

Gambar 4.1. Contoh tata letak komponen mekanik (Kondisi siap di kirim ke lokasi )

121

Desain Turbin PLTMH

1.6

4.2

Turbin Yang Dihubungkan Secara Langsung

Generator, kopling, fly wheel besar bertumpu pada plummer block bearings, kopling
ke turbin (kadang-kadang belt drive untuk pengontrol kecepatan/debit)

Turbin

Turbin

Kopling
Generator

Kopling
Bearing
Roda
Gila

Bearing
Kopling
Kopling

Generator

Gambar 4.2. Generator dihubungkan langsung. Ilustrasi saat pelindung roda gila
dan kopling dibuka.

122

Desain Turbin PLTMH

Gambar 4.3. Contoh Dewata: Generator yang dihubungkan langsung dengan


flywheel pada shaft generator. Kontrol debit elektronik dengan sensor
kecepatan dan posisi

Gambar 4.4. Contoh Tengpoche: Generator yang dihubungkan langsung dengan


flywheel pada shaft turbin dan kontrol mekanis yang dihubungkan
dengan gearbox

123

Desain Turbin PLTMH

1.7 4.3 Turbin Yang Dihubungkan Secara Tidak Langsung


Pada disain turbin jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan generator
untuk dihubungkan langsung maka diperlukan gear box atau belt drive. Parameter
utamanya untuk pengukuran adalah rasio transmisi.

I=nturbin / ngenerator

Pada daya yang akan ditransmisikan, dimensi dan gaya dari belt dan layout
gearbox diberikan oleh pabrikan atau supplier transmisi. Proyek-proyek elektrifikasi
di desa hingga 50 kW hampir selalu dapat menggunakan belt. V-belt lebih mudah
untuk proses alignment tetapi memiliki efisiensi yang lebih rendah dan lifetime yang
lebih pendek daripada flat belts. Jika daya di atas 20-30 kW maka dianjurkan untuk
menggunakan flat belts karena kinerjanya yang lebih baik dan juga karena beberapa
V-belts harus digunakan dan diganti dalam satu perangkat. Gearbox hanya
dianjurkan jika rasio transmisi atau daya (lebih dari 100 - 200 kW) tidak
memungkinkan untuk belt drive. Gearboxes untuk daya tinggi dan transmisi dengan
rasio tinggi memerlukan pendinginan ekstra dengan air blower atau dengan heat
exchanger.
Contoh turbin yang dihubungkan secara tidak langsung :

124

Desain Turbin PLTMH

Sabuk Datar

Gambar 4.5. Generator yang dihubungkan tidak langsung menggunakan flat


beltdrive pada turbin dan generator.

Gambar

4.6.

Generator

dan

turbin

yang

dihubungkan

tidak

langsung

menggunakan flat belt drive dan fly wheel dengan, plummer


block bearing dan kopling.

125

Desain Turbin PLTMH

Gambar 4.7. Generator yang dihubungkan tidak langsung menggunakan gear box

126

Desain Turbin PLTMH

127

Desain Turbin PLTMH

DAFTAR PUSTAKA

Judul:

Machine Design

Pengarang:

R.S.Khurmi,
JK Gupta

Penerbit:

Eurasia Publishing House(Pvt) LTD

Tahun Terbit:

1982

Judul:

Elemen Mesin

Pengarang:

Sularso,
Kiyokatsu Suga

Penerbit:

Padnya Paramita

Tahun terbit:

1978

128

Desain Turbin PLTMH

PERHITUNGAN DAN KARAKTERISTIK TURBIN CROS FLOW


Pokok Bahasan
Karakteristik Turbin secara Umum
Efisiensi
Turbin Crossflow
Perhitungan Turbin Crossflow

PERHITUNGAN POWER PLTMH

P g H t Qt t
Perhitungan Power:t
Berapa Total Efisiensi pada Gambar ?

APLIKASI TURBIN

129

Desain Turbin PLTMH

VARIASI MANGKOK PELSTON

130

Desain Turbin PLTMH

KARAKTERISTIK TURBIN

Range Aplikasi

Efisiensi

Perhitungan Dimensi Turbin

Karakteristik turbin adalah bagaimana performa suatu jenis turbin dengan bentuk
runner tertentu & ukuran tertentu apabila dipasang pada lokasi dengan potensi head
dan debit tertentu

131

Desain Turbin PLTMH

132

Desain Turbin PLTMH

133

Desain Turbin PLTMH

134

Desain Turbin PLTMH

135

Desain Turbin PLTMH

136

Desain Turbin PLTMH

137

Desain Turbin PLTMH

138

Desain Turbin PLTMH

139

Desain Turbin PLTMH

140

Desain Turbin PLTMH

141

Desain Turbin PLTMH

142

Desain Turbin PLTMH

143

Desain Turbin PLTMH

144

Desain Turbin PLTMH

145

Desain Turbin PLTMH

146

Anda mungkin juga menyukai