MATA PELAJARAN
5. TURBIN AIR
DAN KELENGKAPAN MEKANIK
BUKU TEKS
BAHAN AJAR SISWA SMK
5.1 DESAIN
TURBIN PLTMH
Sem 3
Penyusun:
Drs, Iman Permina, M.Pd.
Bidang Keahlian 1.
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Program Keahlian 1.18
TEKNIK ENERGI BARU TERBARUKAN
Paket Keahlian 060
TEKNIK ENERGI HIDRO
Mata Pelajaran 5
TURBIN AIR DAN KELENGKAPAN MEKANIKNYA
Semester 3
Diterbitkan oleh:
Edisi 1
Jakarta, Desember 2013
KATA PENGANTAR
Ketahanan dan ketersedian energi nasional merupakan salah satu pilar terpenting
dalam pembangunan suatu negara. Indonesia sebagai sebuah negara yang sedang
berkembang pesat memerlukan banyak energi. Sayangnya energi yang digunakan
berasal dari energi fosil yaitu minyak bumi, batu bara dan gas. Seiring dengan
eksploitasi energi fosil yang berlebihan, baik sebagai pilar teknologi maupun
komoditas, cadangan energi fosil Indonesia hanya bertahan dalam hitungan belasan
tahun saja, jika eksplorasi terhadap sumber-sumber energi fosil tidak berhasil
menemukan sumber-sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang baru. Untuk
itulah Indonesia kini sedang berlomab dengan bangsa-bangsa lain di dunia dalam
mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin energi terbarukan di
dalam perencanaan energi baurannya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan energi, pemerintah telah mengundangkan
Undang-undang No 30 tahun 2007 tentang Energi, dimana dalam implementasinya
pemerintah telah menetapkan Ketahanan Energi sebagai salah satu dari sebelas
prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009-2014.
Prioritas program Ketahanan Energi ini pun akan tetap menjadi prioritas
pembangunan pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu melalui Peraturan Pemerintah
no 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menetapkan
bahwa 17% energi bauran berasal dari sumber energi terbarukan. Bahkan seiring
dengan peningkatan konsumsi energi nasional yang begitu banyak menghabiskan
devisa negara untuk mensubsidinya, pemerintah pun sedang merancang peraturan,
bahwa 25% energi bauran berasal dari energi terbarukan. Target pemerintah ini
tidaklah berlebihan, mengingat Indonesia sangat kaya dengan sumber-sumber
energi terbarukan yang bersumber dari panas bumi, angin, bioenergy/ biomassa,
sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan
laut.
Target pembangunan energi terabrukan sebanyak 25% dari energi bauran itu hanya
akan berhasil dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia apabila didukung dengan
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dalam penyediaan, pemanfaatan
dan pengusahaan energi terbarukan. Salah satu sumber daya manusia yang
dibutuhkan adalah teknisi tingkat menengah bidang energi terbarukan yang
dihasilkan oleh SMK-SMK yang tersebar luas di seluruh penjuru negara.
Untuk itulah Direktorat Pembinaan SMK pada tahun 2013 ini telah melakukan review
terhadap
Spektrum
Pendidikan
Menengah
Kejuruan,
dimana
salah
satu
Keahlian
Teknik
Energi
Terbarukan
meiliki
tujuan
umum
yaitu
dan
mengorganisasikan
pekerjaan
serta
memecahkan
Dengan mempelajari buku teks Desain Turbin PLTMH ini diharapkan para siswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membuat komponen-komponen
turbin PLTMH. Bahkan dapat mebuat turbin skala piko hidro.
Penulis
03-2
02-1
03-1
01-1
02-2
01-3
04-1
04-2
03-3
01-4
06-1
07-1
05-2
06-3
05-1
06-2
07-2
2.
3.
4.
5.
6.
04-4
07-4
07-5
N0
1.
04-5
05-3
07-7
07-3
04-3
08-1
09-1
07-6
Nama Modul
Kode
Pengoperasian PLTMH
ET-PLTMH-S02-01
ET-PLTMH-S02-01-1
ET-PLTMH-S02-01-2
ET-PLTMH-S02-01-3
ET-PLTMH-S02-01-4
Gambar Teknik
ET-PLTMH-S02-02
ET-PLTMH-S02-02-1
ET-PLTMH-S02-02-2
ET-PLTMH-S02-03
ET-PLTMH-S02-03-1
ET-PLTMH-S02-03-2
ET-PLTMH-S02-03-3
ET-PLTMH-S02-04
ET-PLTMH-S02-04-1
ET-PLTMH-S02-04-2
ET-PLTMH-S02-04-3
ET-PLTMH-S02-04-4
ET-PLTMH-S02-04-5
ET-PLTMH-S02-05
ET-PLTMH-S02-05-1
ET-PLTMH-S02-05-2
ET-PLTMH-S02-05-3
ET-PLTMH-S02-06
ET-PLTMH-S02-06-1
ET-PLTMH-S02-06-2
ET-PLTMH-S02-06-3
ET-PLTMH-S02-07
ET-PLTMH-S02-07-1
ET-PLTMH-S02-07-2
ET-PLTMH-S02-07-3
ET-PLTMH-S02-07-4
ET-PLTMH-S02-07-5
ET-PLTMH-S02-07-6
ET-PLTMH-S02-07-7
8.
ET-PLTMH-S02-08-1
9.
Kewirausahaan PLTMH
ET-PLTMH-S02-09-1
7.
DAFTAR ISI
BAGIAN I PRINSIP-PINSIP TEKNIK PLTMH
BAB I PENDAHULUAN
Deskripsi
Prasyarat
Komptensi
Tujuan Akhir
Penolakan Sanggahan (Discleaner
Cek Kemampuan
BAB II PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1 : ENERGI DAN DAYA
1.1 Tujuan Umum
1.4.1 PENDAHULUAN.
1. Energi
2. Listrik
3. Daya
6. Debit
15
15
15
15
15
16
16
18
21
22
22
2.4.7 Glosarry
22
28
28
28
28
28
28
28
29
31
34
34
35
36
38
38
40
4.1Tujuan Umum
40
40
40
40
4.4.1 Satuan
40
45
50
52
53
54
55
56
Daftar Pustaka
59
2.1.2
2.3.2
2.3.3
2.4.2
Tegangan ..................................................................................................................101
3.1.2
Regangan ..................................................................................................................102
3.1.3
3.1.4
3.1.5
Kopling ......................................................................................................................105
3.2.2
3.2.3
Bantalan ....................................................................................................................106
3.2.4
3.2.5
BAB IV .................................................................................................................................................120
TATA LETAK TURBIN DILOKASI MHP .............................................................................................120
4.1 Pengertian Umum ................................................................................................................... 121
4.2 Turbin Yang Dihubungkan Secara Langsung ......................................................................... 122
4.3 Turbin Yang Dihubungkan Secara Tidak Langsung ............................................................... 124
PERHITUNGAN DAN KAREKTERISTIK TURBIN CROSSFLOW.....................................................129
PRASYARAT
Kemampuan yang harus dimiliki peserta diklat sebelum mempelajarai buku teks
ini adalah telah memahami buku teks tentang konversi energi
KOMPETENSI
1.1 Memahami dasar-dasar teknologi energi baru terbarukan jenis pembangkit
listrik tenaga mikro hidro (PLTMH)
1.2 Memahami energi, daya dan teknik hidrolika
1.3 Memahami dasar-dasar hidrologi dan beda tinggi
TUJUAN
Setelah pelatiha peserta dapat :
1. Menentukan Energi dan Daya
2. Menentukan Teknik Hidrolika
3. Memahami Dasar-Dasar Beda Tinggi
Meskipun modul ini disusun oleh tim yang terlatih, para penulis tidak
bertangungjawab atas luka-luka atau kematian yang diakibatkan dari penerapan
atau interpretasi yang salah atas modul ini. Tangungjawab penuh untuk kualitas,
ketahanan dan keselamatan tetap pada perancang, pelaksana dan operator PLTMH.
Oleh karena itu sangat dianjurkan bahwa setiap rancangan dan tugas-tugas
perencanaan dilakukan dan/ atau diawasi serta diperiksa oleh tim teknisi yang
memenuhi syarat, para ahli, atau orang-orang yang telah dilatih secara baik.
Untuk menyamakan persepsi para pelatih dalam melaksanakan pelatihan, akan
digunakan sistem unit standar yang dikenal dengan SI unit atau sistem metrik,
dimana satuan meter untuk panjang, detik untuk waktu, kg untuk massa, Newton (N)
untuk gaya: dimana berat massa 1kg sama dengan 9,81N atau dibulatkan 10 N
CEK KEMAMPUAN
Kontrak Belajar
Nama
: _____________________
No Peserta : _____________________
Asal
: _____________________
Menyatakan siap/ tidak siap * mempelajari kompetensi modul ini hingga tuntas
2
Cek Kemampuan
Kompetensi-kompetensi berikut sudah dipelajari hingga tuntas:
KompetensiNo
1.
Ya
Tidak
Rekomendasi
dimaksud Gaya
3
Rekomendasi
Peserta Pelatihan
Widyaiswara/ Pelatih
BAB II PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Gambar 1.1
Pengukuran debit air dengan metode bendung (weir)
1.4.1 PENDAHULUAN
1. Energi adalah usaha dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan, diukur alam
Joules.
2. Listrik adalah bentuk dari energi, tetapi umumnya diberikan dalam satuannya
sendiri yaitu kilowatt-hours (kWh) dimana 1 kWh = 3600 kilojoule yang berarti
listrik tersebut disuplai sebasar 1 kW selama 1 jam.
3. Daya adalah energi yang diubah tiap satuan detik, contoh menghitung pekerjaan
yang akan selesai. Diukur dalam watt, dimana 1 watt = 1 Joule/detik.
4. Tinggi Jatuh dan Debit Air
Terdapat beberapa faktor-faktor penting yang harus dipikirkan ketika akan
membangunsistem mikrohidro. Faktor pertama adalah jumlah aliran air yang
tersedia; periodedimana hanya ada sedikit hujan atau tak ada sama sekali hujan
maka dapat berdampakbesar pada pengoperasian pembangkit. Faktor kedua
adalah yang dikenal sebagaitinggi jatuh (head), ini merupakan jumlah jatuhnya
air yang ada diantara saluranpemasukan (intake) dan sistem keluaran sistem.
Makin besar tinggi jatuhnya, makinbesar juga daya yang dapat dibangkitkan.
Hn (m) dihasilkan dari perbedaan antara tinggi jatuh kotor dan kerugian tinggi
jatuh (head losses) . Ini merupakan tinggi jatuh sebenarnya yang tersedia untuk
membangkitan daya. Kehilangan tinggi jatuh untuk skema PLTMH biasanya
sekitar 10% dari tinggi jatuh kotor.
6. Debit
Energi dapat terjadi dalam berbagai bentuk: potensial, kinetik, panas, dll. Air di
penampungan di atas bukit mempunyai energi potensial yang lebih besar daripada
air yang berada di bawah bukit. Apabila air dilepaskan dari atas bukit menuju sungai,
akan melepaskan energi potensialnya melalui gesekan di dasar sungai dan
turbulansi. Apabila air mengalir menuruni bukit melewati pipa yang halus, sedikit
energi akan hilang akibat gesekan dan turbulansi dan energi yang terkandung dalam
air dapat digunakan untuk membangkitkan daya mekanis di dalam turbin. Energi
total yang tersedia dari volume air di atas bukit merupakan berat air dikalikan
dengan jarak vertical (tinggi jatuh) secara teoritis menuju turbin.
E pot
dimana ;
mgH
m = masa air --- kg
g = gaya gravitasi ---- (9.81 m/s2 )
H = tinggi jatuh dalam --- m
Karena berat air adalah volume (V) dikalikan kekentalan () kita dapat menuliskan:
E pot = Vxx mx gx H
Persamaan 1:
Vxx gx H
=
Karena volume per satuan waktu sama dengan debit kita dapat menuliskan:
Persamaan 2:
Phydr= QxxgxHn
Turbin air mengkonversikan tekanan air menjadi daya mekanikal shaft, yang
dapatdigunakan untuk memutar generator listrik, atau mesin yang lain. Daya yang
tersediasebanding dengan hasil dari tinggi jatuh dan kecepatan aliran. Persamaan 2
menggambarkan daya hidrolik yang tersedia di turbin. Bagaimanapun, perubahan
energi di turbin hidrolik menjadi mekanikal dan di dalam generator mekanikal
menjadi elektrikal selalu berhubungan dengan kehilangan energi. Hal ini
ditunjukkan dengan istilah efisiensi dimana rasio antara daya output dan daya input
(untuk mesin pembangkitan). Dengan demikian, output elektrik dari skema MHP
dapat diperlihatkan sebagai berikut:
Persamaan 3 :
Persamaan 4:
P el = Q x x g xHnx htotal
P = 7 xQx H
Dengan : Tx w x g =
70%x1000 x 9.81
1000 (W kW
[kW]
= 7
Contoh Soal 1:
Dketahui :
Debit air
Q = 0,0135 m3/det
g = 9,81 m/det
w = 1000 kg/ m3
Penyelesaian:
P el = x g xQ x x Hn
= 1000 kg/ m3 x 9,81 m/det x 0,0135 m3/det x 47,88 m
= 6341 Watt
= 6,341 Kw
Latihan ; Hitunglah besarnya Daya , dimana besarnya debit air disesuaikan dengan
nomor absen dibagi 100?
Istilah Power
Output
Pico Hydro
< 500 W
Micro Hydro
500 W to 100 kW
Mini Hydro
100 kW to 1 MW
Small Hydro 1
MW to 10 MW
> 10 MW
Pada training ini pembahasan akan difokuskan pada jenis mikrohidro (0,5 sampai
100kW). Walaupun demikian dalam manual kadang kadang kita akan sering
menyebuttenaga air skala kecil (small scale hydropower) yang menyiratkan bahwa
istilah daninformasi juga sesuai untuk sistem yang lebih besar sampai dengan 10
MW. Dapatdipastikan banyak informasi dan istilah yang ada dalam training ini juga
terpakai dalamistilah Tenaga Air secara umum, tanpa tergantung kepada ukuran
pembangkit.
1.4.3 Rangkuman 1
1.
Energi adalah pekerjaan yang dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan,
diukurdalam Joules.
2.
Listrik adalah bentuk dari energi, tetapi umumnya diberikan dalam satuannya
sendiriyaitu kilowatt-hours (kWh) dimana 1 kWh = 3600 kilojoule yang berarti
listrik tersebutdisuplai sebasar 1 kW selama 1 jam.
3.
Daya adalah energi yang diubah tiap satuan detik, contoh menghitung
pekerjaan yang
4.
E pot
=Vx x mx gx H
Phydr = QxxgxHn
Pel
= Phydrxtotalatau
P el
= Qx xg xHnxhtotal
= 7 x Qx H
1. Coba jelaskan dan gambarkan secara sketsa tinggi jatuh (beda tinggi) untuk
PLTMH ?
2. Tuliskan rumus-rumus apakah dalam menentukan energi potensial dan energi
kinetic di dalam air ?
3. Berapa besarnya kapasitas daya untuk micro hydro power (PLTMH) dan rumus
apa yang digunakan untuk perhitungan daya?
KEGIATAN BELAJAR 2
DASAR-DASAR HIDROLIKA
Gambar 2.1
Pemahaman tentang prinsip hidrolika di dalam memilih pipa akan
meningkatkan efisiensi PLTMH
Dapat dirumuskan:
Dimana vi adalah rata-rata aliran stationer di saluran masuk dan keluar, Ai adalah
luaspenampang melintang pada saluran masuk dan keluar (tegak lurus dengan garis
tengahtabung) dan ri adalah kekentalan zat cair. Untuk kebanyakan aplikasi dalam
pembahasan mikrohidro, dapat diasumsikan bahwaair tidak dipadatkan dan
kekentalan pada persamaan di atas tetap konstan darimasukan sampai sampai
keluaran; sehingga persamaan kontinuitasnya menjadi:
Persamaan 5:
v1 x A1= v2 x A2 = Q = constant
dimana Q adalah kecepatan volumetrik dari aliran atau debit dengan satuan
m3/detik.
10
Pertimbangkan aliran di dalam saluran tertutup, bentuk ketiga energi dalam aliran
fluida harus ditentukan, yaitu energi yang berasal dari daya aksi atau tekanan,
karena itu dinamakan energi tekanan. Sebagai contoh energi tekanan adalah kerja
yang dilakukan pada air oleh gerakan piston yang memindahkan sejumlah air
dengan jarak tertentu. Penerapan dasar-dasar kekekalan energi ke dalam tiga
bentuk energi ini (kinetik,tekanan dan energi potensial) akan mengantar kita ke
persamaan Bernoulli. Penerapan persamaan ini hanya untuk sistem dengan aliran
stasioner (steady flow), yaitu dimana kecepatan aliran Q tetap konstan sepanjang
waktu. Rugi-rugi tinggi jatuh akibat gesekan pipa dan turbulansi dapat juga
dimasukkan ke dalam persamaan.
Ketiga bentuk energi di dalam persamaan Bernoulli dapat diperlihatkan secara grafik
dalam potongan memanjang dari sebuah sistem jalur pipa (tenaga air dan suplai air).
Ini merupakan metode yang sangat sesuai untuk memeriksa tekanan yang terdapat
pada tiap titik dalam sebuah jaringan pipa. Perhatikan bahwa datum (level referensi)
dapat dipilih pada sembarang level karena energi bukan merupakan jumlah yang
mutlak oleh karena itu dapat diukur pada datum yang dikehendaki.
11
Gambar 2.3.Energi dan garis tekanan untuk sebuah pipa dari reservoar
Jarak diantara datum ini dan garis tengah pipa menunjukkan energi potensial di
setiap titik (lihat gambar di atas). Garis energi untuk air di dalam reservoar adalah
permukaan air yang bebas (praktis kecepatannya adalah nol, tekanannya
atmosperik yang biasanya diambil sebagai referensi tekanan). Dalam sebuah fluida
ideal tanpa rugi-rugi, garis energi akan horizontal sepanjang pipa.
Bagaimanapun, akibat gesekan dan turbulansi garis energi turun secara perlahan
(gesekan) atau sekaligus (turbulansi/rugi rugi lokal) dari mulai penampungan sampai
keluaran pipa. Garis tekanan digambar pada setiap titik pada jalurpipa dalam suatu
jarak velositi head v2/(2g) dibawah garis energi. Jarak antara garis tengah pipa dan
garis tekanannya adalah kemudian ukuran untuk menskala untuk daya tekanan yang
terkandung dalam air. Apabila pipa berdiri dipasang pada jalurpipa di berbagai titik,
level air disetiap titik akan naik sampai ke garis tekanan.
Z1
Persamaan 6:
Dimana
dengan :
P1
pg
P1 V12
P V2
Z 2 2 2 + HL
2g
2g
= pressure head
v = velocity ( m/s)
g =percepatan gravitasi 9.81 m/s2
HL= rugi daya akibat gesekan dan formasi eddy (eddies expressed).
dengan satuan (m) fluid column
Perhatian: dalam setiap bentuk ini setiap istilah dari persamaan memiliki
dimensipanjang, oleh karena itu dinamakan head.
2.4.3
Pada aliran air sebenarnya, energi atau rugi-rugi head yang terjadi akibat
resistansi dinding pipa, gangguan terhadap aliran ini akan mengakibatkan
transformasi yang takterbalikan dari energi dalam aliran menjadi panas.
Kehilangan energi akibat gesekan berasal dari tegangan geser antara lapisan yang
bersebelahan antara air yang meluncur satu sama lain pada kecepatan yang
berbeda.. Lapisan air yang paling tipis melekat pada dinding pipa dengan pasti tidak
bergerak sedangkan kecepatan setiap lapisan konsentrik meningkat untuk mencapai
kecepatan maksimum di garis tengah pipa.
Apabila partikel fluida bergerak sepanjang lapisan-lapisan halus pada jalur
yang telah ditentukan, alirannya disebut dengan laminar atau viscous dan tegangan
geser
antara
lapisan-lapisan
mendominasi.
Pada
keadaan
teknisnya,
bagaimanapun, aliran di dalam pipa biasanya turbulen, yaitu partikel bergerak pada
jalur yang tidak teratur dan merubah kecepatan.
13
Gambar 2.4
Distribusi kecepatan dalam aliran pipa a) laminar and b) aliran turbulen
Persamaan 7: Re =
dimana :
Apabila Re < 2000, maka disebut aliran laminar dan Re = 2500 sampai 4000,
disebut aliran turbulen, batasan di antaranya dinamakan zona kritis tak terdefinisi
dimana kedua bentuk aliran tersebut ada dengan bilangan Reynold yang sama.
Contoh aliran laminar adalah aliran bawah tanah yang melalui acquifer; dalam
teknologi MHP air yang mengalir melalui saluran dan pipa hampir selalu turbulen.
Untuk perhitungan Rugi gesekan untuk aliran turbulen, rumus berikut (DarcyWeisbach) diterapkan
:
L
V2
---- ---Persamaan 8 : H friction=
d
2g
14
Terlepas dari bilangan Reynold, faktor gesekan juga tergantung pada kekasaran
absolute dari pipa; nilainya untuk material pipa dan kondisi yang berbeda-beda
biasanya disediakan oleh pabrik dan dapat ditemukan dalam literatur yang relevan.
Perhatikan
bahwa apabila
Pada kenyataannya, semua tipe pipa akan memiliki nilai kekasaran yang lebih tinggi
setelah beberapa tahun beroperasi. Kerusakan ini harus diperhatikan ketika memilih
pipa saluran pembawa atau pipa pesat dan oleh karena itu dianjurkan untuk
menggunakan rumusan Darcy-Weisbach yang digabungkan dengan diagram Moody
dibandingkan menggunakan tabel dan diagram-diagram dari pabrik.
15
1) Definisi umum
Aliran dalam saluran alami seperti sungai dan di dalam saluran buatan adalah
jenisaliran permukaan bebas. Daya penggerak aliran air dalam saluran terbuka
denganpermukaan bebas (tekanan atmosfir) adalah gaya gravitasi; dengan kata lain
airdigerakan oleh kemiringan saluran dan tidak seperti di saluran tertutup yaitu
denganperbedaan tekanan head di antara dua bagian (lihat Bab 2 di atas).
16
v1 x A1= v2 x A2 = Q
2.
Z1
3.
L
Re =
P1 V12
P V2
Z 2 2 2 + HL
2g
2g
V2
---- ---4.
H friction =
d
2g
17
Alternating current (AC), Arus bolak-balik Arus listrik yang polaritasnya berbalik
secara priodik (berlawanan dengan arus DC
Arus listrik di Indonesia dan kebanyakan negara memiliki frekuensi standar sebesar
50 Hz.
Arus bolak-balik digunakan secara universal pada sistem tenaga karena dapat
ditransmisikan dan didistribusikan lebih ekonomis dibandingkan dengan arus searah.
Average Daily Flow debit rata-rata harian,Jumlah rata-rata harian dari air yang
melewati alat ukur yang ditentukan.
Baseflow Aliran dasar, Bagian dari debit di sungai yang berasal dari air tanah yang
mengalir perlahan melalui tanah dan muncul kesungai melalui tepian dan dasar
sungai.
Base load Beban dasar Jumlah daya listrik yang perlu disampaikan/dibutuhkan
setiap saat dan selama tanpa tergantung musim.
BFI baseflow index Perbandingan dari run-off yang dikontribusikan oleh baseflow.
Buckets mangkok dalam turbin impuls, bucket diletakkan pada turbin dekat dengan
runner, dan berfungsi untuk menangkap air. Tenaga air yang menumbuk bucket
akan memutar runner, yang memutar shaft generator , menyebabkan generator
membangkitkan daya.
Butterfly Valve, Katup Butterfly,Katup kontrol air tipe cakram, semuanya tertutup
dalam bulatan pipa, yang memungkinkan untuk dibuka dan ditutup oleh tuas dari
luar. Seringkali dioperasikan dengan sistem hidrolik.
Capacitor,Kapasitor Sebuah alat dielectric yang menyerap dan menyimpan energi
listrik sementara.
Capacity,
Kapasitas
Kemampuan
daya
maksimum
dari
sebuah
sistem
pembangkitan daya. Satuan yang umum digunakan adalah kilowatt atau megawatt.
Capacity factor, Faktor kapasitas Rasio energi yang dihasilkan pembangkit
terhadap energi yang akan dihasilkan jika dioperasikan pada kapasitas penuhnya
sepanjang periode yang ditentukan, biasanya satu tahun.
18
19
20
daya
(atau
energi
tergantung
dari
definisinya)
yang
21
22
alternating current
CFL
DC
direct current
DILC
ELC
FDC
Hg
Hn
Hz
23
MAD
MHP
power
PSI
rpm
IMAG
Ampere
Ah
Ampere hour
Hz
kW
Kilowatt
kWh
Kilowatt hour
Meter
Volt
Watt
24
KEGIATAN BELAJAR3
Analisa hidrologi adalah suatu kegiatan analisa yang berhubungan dengan air yang
bertujuan
Latihan Soal :
1. Jelaskan dengan singkat difinisi Hidrologi?
2. Jelaskan dengan singkat tentang Hidrologi Terapan?
Kunci Jawaban :
1. Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah Kuantitas dan Kualitas air di
bumi.
2. Hidrologi terapan adalah ilmu yang langsung berhubungan dengan
penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni pada
kejadian praktis dalam kehidupan
26
Siklus Hidrologi
Akibat panas yang bersumber dari matahari, maka terjadilah :Evaporasi dan
Transpirasi.Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air terbuka pada
permukaan tanah.Transpirasi adalah penguapan dari permukaan tanaman.
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian
karena beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi (yang
diendapkan/ yang jatuh), bisa dalam bentuk salju, hujan es, hujan, embun.
Sedangkan air hujan yang jatuh kadang kadang tertahan oleh tajuk (ujung ujung
daun),
oleh
daunnya
sendiri
atau
oleh
bangunan
dsbnya
disebut
Air
hujan
yang
mencapai
tanah,
sebagian
menembus
permukaan
tanah
(berinfiltrasi), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow),
kemudian terkumpul pada saluran yang disebut surface run off.
Dari hasil infiltrasi di atas sebagian mengalir menjadi aliran bawah permukaan
(interflow/ sub surface flow/ through flow), sebagian lagi akan membasahi tanah.
Air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori pori tanah tersebut
disebut air Soil.Apabila kapasitas kebasahan tanah (Soil Moisture) ini terlampaui,
maka kelebihan airnya akan mengalir vertikal (berperkolasi) mencapai air tanah.
Aliran air tanah (ground water flow) akan terjadi sesuai dengan hukum-hukum
fisika.
Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau,
sungai, laut, dan menjadi simpanan air yang disebabkan oleh kubangan/ cekungan
yang biasa disebut depression storage, serta saluran dsbnya, mencari tempat yang
lebih rendah.
Untuk itu secara garis besar pada sistem sirkulasi tersebut dapat dikategorikan
menjadi 2 variabel, yaitu ada yang berperan sebagai variabel input dan ada yang
berperan sebagai variabel output.
27
Gambar 3.1
Siklus Hidrologi
Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup kehidupan,
maka untuk melakukan analisa hidrologi diperlukan pula ilmu ilmu pengetahuan
lainnya, antara lain :
Geografi, yaitu ilmu yang membahas tentang ciri ciri fisik permukaan bumi.
28
Agronomi, yaitu ilmu yang membahas tentang dunia tumbuh tumbuhan, yang
pengaruhnya besar terhadap distribusi air hasil prespiasi setelah mencapai tanah
dan penguapannya.
Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari komposisi kerak bumi yang berperanan
pada distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam.
Hidrolika, yaitu ilmu (hukum) yang mempelajari tentang gerakan air beraturan
dalam sistem sederhana.
Satistik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik
menjadi informasi yang berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan keputusan
dsbnya.Statistik diperlukan dalam menganalisa data data hidrologi.
Latihan Soal :
Jelaskan dengan singkat tentang Siklus Hidrologi?
Kunci Jawaban :
Yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi adalah suatu sistem dimana karena
adanya panas matahari, maka air permukaan (sungai, laut dsb) menguap..
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian
karena beberapa sebab awan akan berkondensasi sehingga bisa menjadi dalam
bentuk salju, hujan es, hujan, embun.Sedangkan air hujan yang jatuh kadang
kadang tertahan oleh tajuk (ujung ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh
bangunan dsbnya. Air hujan yang mencapai tanah, sebagian menembus permukaan
tanah , sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow),
kemudian terkumpul pada saluran yang disebut surface run off.Dan karena panas
matahari maka terjadi penguapan, dan seterusnya sistem tersbut di atas berulang
yang biasa disebut Siklus Hidrologi.
29
dam/reservoir air terbesar di dunia pada saat itu (+4800 tahun yang lalu di Mesir).
Design Hidrologi dari pekerjaan teknik Hidrolik hanya didasarkan pada pengalaman
dan pengamatan.
Leonardo Da Vinci & Bernard Palissy menemukan konsep siklus Hidrologi secara
besar, melalui penyelidikan (hubungan infiltrasi sampai kepada terjadinya mata
air).
3. Hidrologi Modern
Perkembangan Hidrologi:
1850 1900 : Pengukuran-pengukuran sesaat dari Debit.
1900 1930 : Perioda penggunaan rumus-rumus empiris (mulai dilakukan
pengumpulan data MA Debit sungai secara sistimatis).
1930 1950 : Periode penggunaan konsep secara rational (teori infiltrasi,
teori unit hydrograph, rumus-rumus semi empiris).
1950 kini
sistim hidrologi, teori UnsteadiFlow dalam air tanah, aplikasi & teori Mass-Transfer
menjadi analisa Evaporasi, study dari dinamika SoilMoisture, pengumpulan dari data
30
Sonic & Planet) untuk berbagai tujuan penyelidikan, pengumpulan data dll.
Latihan Soal :
Jelaskan dengan singkat sejarah perkembangan Hidrologi?
Jawaban Soal :
1. Perkembangan awal (sebelum masehi)
Hidrologi telah mulai diterapkan, misalnya dalam pembuatan :
sumur-sumur jaman purba di Arab
sistim irigasi di Cina
dam/reservoir air terbesar di dunia pada saat itu (+4800 tahun yang
lalu di Mesir).
2. Perkembangan pada Abad sesudah Masehi
Secara praktis, Ilmu Hidrologi baru dimulai pada abad 16 yaitu :
Leonardo Da Vinci & Bernard Palissy menemukan konsep siklus Hidrologi
secara besar, melalui penyelidikan (hubungan infiltrasi sampai kepada
terjadinya mata air).
3. Perkembangan Hidrologi:
18501900 :Pengukuran-pengukuran sesaat dari Debit.
19001930 :Perioda penggunaan rumus-rumus empiris (mulai dilakukan
pengumpulan data MA Debit sungai secara sistimatis).
19301950:Periode
penggunaan
konsep
secara
rational
(teori
31
Hidrologi
adalah
suatu
alat
pembantu
dalam
perencanaan
teknik
Hidrologi penuh dengan kerumitan dan sistimnya maha luas .Makin luas sistim
maka makin berfariasi nilai ukur/parameter physik, sehingga secara praktis tidak
mungkin menerapkan/menaksir nilai-nilai ukur di tiap titik.Misalnya untuk suatu
d.a.s, mempunyai formasi/susunan geologi dan susunan tanah yang berbeda
sehingga sangat sulit memperkirakan lithologi di suatu titik sebarang tanpa
adanya data-data pemboran.
Faktor keamanan/safety pada desain stuktur dipakai juga pada desain hidrologi
tetapi kadang-kadang tidak terlalu besar, mengingat faktor ekonomisasi.
3.4.5
Seperti telah dimaklumi dengan pasti bahwa realitas fisik suatu sistem
hidrologi sesungguhnya sangat komplek untuk menjelaskan dan analisa secara
tepat sebagai mana adanya, maka penyederhanaan tertentu harus dilakukan, agar
dapat ditentukan suatu model (konsep) yang mewakili keadaan sebenarnya.
Derajat penyederhanaannya tergantung pada banyaknya informasi yang dapat
disediakan.
Informasi tentang suatu sistem sirkulasi air didapat dengan :
a. Studi terhadap peta-peta, pustaka, foto udara/landsat yang tersedia mengenai
wilayah tinjau.
b. Menginvestarisir sifat-sifat alam secara langsung di lapangan (survai).
c. Mengolah data dan Memetakan informasi yang telah diperoleh; sehingga
hasilnya lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan untuk berbagai tujuan.
32
3.4.6
meyakinkan perencana agar lebih mengenal sistem sirkulasi air di daerah itu
dengan menyajikan/menampilkan/mengolah peta-peta dan gambar secara
jelas,dan detail.
Contoh peta-peta :
Peta-peta
isoline/peta
kontur
adalah
peta
dengan
garis-garis
yang
Isobar :
sama
Isopachus :
Isohyps : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tinggi M.A yang sama.
Peta pos hujan adalah peta yang akan memberi gambaran tentang distribusi
pos pengamanan hujan. Dari peta ini ditentukan pos pengamanan hujan
mana saja yang datanya dapat mewakili curah hujan sebagai imput dari
sistem sirkulasi air.
33
Peta Pos Pengukuran muka air sungai (Automatik water /AWLR atau Staff
Gauge ).
Pos ini dilengkapi dengan alat pengukur tinggi muka air sungai secara
autometik atau manual berikut alat pengukuran debetnya.Dari peta ini,
perencana akan lebih yakin bahwa aliran sungai pada pengukuran pos
tertentu adalah merupakan output /input dari sistem Hidrologi yang sedang
ditinjau.
Peta pos pengukuran muka air tanah (groundwater level Recorder).Pada pos
ini terdapat alat pencatat tinggi muka air tanah automatik.Data tinggi muka air
ini dipakai sebagai pembanding dalam perhitungan air tanah.
3.4.7
Peta-Peta Lain
Peta geologi : adalah peta yang mengklasifikasikan jenis tanah pada suatu
daerah tinjau baiktanah permukaan maupun tanah di bawah permukaan.
Peta tata guna tanah Peta ini dipakai untuk mengindentifisir penggunaan
tanah permukaan. Dari sini perencana dapat memperkirakan bagaimana dan
berapa pengaruh berbagai penggunaan tanah terhadap sistem hidrologi dan
lain sebagainya.
Tujuan analisa
34
data pengukuran
Latihan Soal :
1. Jelaskan dengan singkat kegunaan peta?
2. Sebutkan macam-macam peta?
Jawaban Soal :
1. Peta-peta digunakan untuk :
-
2. Macam-macam peta :
Peta topografi
Peta isohyte
Peta isothermis
Peta Isobar
Peta sopachus
Peta Isohyps :
Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut
masalah Kuantitas dan Kualitas air di bumi
35
Hidrologi Terapan :Yang dimaksud terapan disini adalah ilmu yang langsung
berhubungan dengan penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmuilmu murni/pure science pada kejadian praktis dalam kehidupan.
Intersepsi.yaitu air hujan yang jatuh kadang kadang tertahan oleh tajuk
(ujung ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dsbnya
Surface run off yaitu air hujan yang mencapai tanah, sebagian menembus
permukaan tanah (berinfiltrasi), sebagian lagi menjadi aliran air di atas
permukaan (over land flow), kemudian terkumpul pada saluran.
Air Soil yaitu air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori pori
tanah.
Depression storage yaitu air yang mengalir pada suatu situasi dan kondisi
tertentu akan mencapai danau, sungai, laut, dan menjadi simpanan air yang
disebabkan oleh kubangan/ cekungan.
Hidrologi Modern
36
3.4.9
secara
singkat
apa
yang
dimaksud
dengan
Hidrologi
Pemeliharaan?
3. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan Hidrologi terapan?
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan Intersepsi?
5. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan Transpirasi?
6. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan Evaporasi?
7. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan hidrologi ?
8. Jelaskan secara singkat tentang dari mana sistem sirkulasi air didapat?
9. Jelaskan secara singkat tentang Isopachus?
10. Jelaskan secara singkat tentang Peta topografi?
11. Jelaskan secara singkat tentang Peta isohyte?
12. Jelaskan secara singkat tentang Peta isothermis?
13. Jelaskan secara singkat tentang Isobar?
14. Jelaskan secara singkat tentang Isohyps?
15. Jelaskan secara singkat tentang air Soil?
37
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut
masalah Kuantitas dan Kualitas air di bumi.
2. Hidrologi
pemeliharaan
pemasangan
alat-alat
adalah
ukur
sesuatu
berikut
yang
menyangkut
penentuan
jaringan
masalah
stasiun
penggunaan
hukum-hukum
yang
berlaku
menurut
ilmu-ilmu
dimaksud
dengan
Transpirasi
adalah
adalah
penguapan
dari
permukaan tanaman
6. Yang dimaksud dengan Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air
terbuka pada permukaan tanah.
7. .Sejarah pengembangan hidrologi
A. Pengembangan awal (sebulum masehi)
B. Pengembangan pada Abad sesudah Masahi
C. Hidrologi Modern
9. Isopachus :
38
sama.
14. Isohyps : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tinggi M.A yang sama.
15. Air Soil.adalah air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori
pori tanah
39
KEGIATAN BELAJAR 4
BEDA TINGGI
SATUAN UKURAN DAN BEDA TINGGI
= 1000 m
1 hm (hectometer)
= 100 m
1 dam (dekameter)
= 10 m
1 dm (desimeter)
= 0,1 m
1 cm (centimeter)
= 0,01 m
1 mm (milimeter)
= 0,001 m
1 (mu)
= 0,0001 mm = 0,000001 m
1 Yard (Inggris)
= 3 feet = 0,914 m
40
= 10.000
m2 =
1 hm2 (kwadrat)
1 a (are)
= 100
m2 =
1 dam2
1 ca (centiare)
= 1
m2
1 km2 (kwadrat)
= 1.000.000
m2
1 hm2
= 10.000
m2
1 dam2
= 100
m2
1 dm2
= 0,001
m2
1 cm2
= 0,00001
m2
1 bau
= 500 tumbak =
7096 m2
1 tumbak/ubin/bata
= 14 m2
Ukuran Sudut
Untuk menyatakan besaran sudut, dasarnya adalah lingkaran yang dibagi
menjadi empat bagian, yang disebut kwadran.
Untuk selanjutnya kita mengenal 3 cara untuk menentukan besarannya sudut.
c. Cara Radial
Sudut pusat didalam lingkaran yang mempunyai busur yang sama dengan
jari-jari lingkaran sebesar satu radial.
Kita tahu bahwa keliling lingkaran 2 r
Satu lingkaran mempunyai sudut sebesar
2r
= 2 radial
r
2
2
2
3600
3600
570 ,295779
2
6,283185308
360 x60
21600
343774677
2
6,283185308
206264,8062
2
6,283185308
400 g
400 g
63g ,66197722
2
6,283185308
400 x100c
40000c
6366c ,197722
2
6,283185308
636619cc ,7722
2
6,283185308
42
10
400
1g ,11111111
360
1g
400 x100c
111c ,11111111
360
10
1c ,8518511851
360 x60
21600
3cc ,08641975
360 x60 x60
12960000
1g
3600
0,90
400
1g
360 x60
54
400
1g
36 x60 x60
3240
400
1c
360 x60
0,54
400 x100
1cc
= 28 x 1c,8518511851 = 0,51851
12
= 12 x 3cc,0841975
= 0,00370370370
141g,63333
43
1270 2812
x 400g = 141g,63333
3600
2
360
28
2
x 28
360 x60
12
2
360 x60 x60
x 127
1270 2812
x 2 rad = 2,224 771 195 rad
3600
Contoh II :
Diketahui = 3,779 350 506 rad
Besaran sudut itu akan rubah ke cara seksagesimal
Penyelesaian :
3,779350506 rad =
3,779350506
x 3600 = 2160 32 27
2
3,779350506
x 400g = 240g 60c 09cc 258
2
Contoh III :
Diketahui 316g 13c 24cc
Besaran tersebut akan kita ubah ke cara seksagesimal
cc
44
Skala.
Skala peta dapat dinyatakan secara umum sebagai :
Perbandingan antara suatu jarak di atas peta dengan jarak yang sama di
atas permukaan bumi atau lapangan.
Cara menyatakan skala
Ada tiga cara untuk menyatakan skala peta :
1).
2).
1
25.000
Skala cm per km
Yang menyatakan 1 cm di peta sama dengan beberapa km di atas
bumi atau lapangan.
Contoh : 1 cm per 5 km
3).
pengukuran
lurus
antara
gambar = 1 : 50.000.
Jarak dua titik dalam kertas gambar =
46,5km
= 93 cm
50.000
45
Gambar 4.1
Untuk mengukur beda tinggi antara dua titik dengan slang plastik dapat
dilakukan sebagai berikut :
46
Pasang tongkat ukur atau rambu ukur pada kedua titik A dan B yang
akan di ukur beda tingginya, kemudian tempelkan ujung-ujung plastik
pada kedua tongkat atau rambu di A dan di B.
Pastikan bahwa tongkat atau rambu dalam keadaan tegak lurus dan
slang bebas dari gelembung atau terpuntir.
Jika hasil bacaan di titik A adalah h1 dan bacaan di titik b h2, maka
beda tinggi titik A dan B adalah :
h = h1 h2
4.4.2.2
berarti
bahwa
altimeter
hanya
dapat
digunakan
untuk
47
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Ulangi langkahlangkah diatas untuk mendapatkan nilai rata-rata beda tinggi.
4.4.2.3
Gambar 4.2.
Langkah kerja :
Masukkan slang pada nevelnya dan kunci dengan klem yang telah
disediakan.
Pastikan valve-2 dalam posisi tertutup sedang valve-1 dan valve-3
dalam posisi terbuka sebelum slang diisi dengan air.
Isi slang dengan air dengan menggunakan jeregen.(pressure gauge
diletakkan pada titik awal/titik 1 dan ujung slang yang lain diletakkan
di titik 2)
48
4.4.2.4
Alat sipat datar tangan ini terbuat dari logam yang berbentuk kotak
panjang. Pada ujungnya dipasang kawat mendatar tepat pada
sumbunya sebagai benang-benang untuk pembacaan. Pada ujung
yang lain ada lobang untuk membidik pada sasaran atau target.
Dibagian atas alat ini dipasangkan nivo tabung yang gelembungnya
dapat dilihat dari lobang pembidik melalui pantulan cermin yang berada
di dalam kotaknya.
Gambar 4.3
Alat sipat datar tangan (hand level)
Kegunaan dari alat ini untuk membuat bidang datar dengan
membidikkan secara langsung dengan tangan kepada sasaran atau
obyek. Untuk mengukur beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan
sebagai berikut:
Gambar 4.4
49
Tempelkan alat hand level pada tongkat ukur di titik A dengan cara di
pegangi dengan tangan.
Jika tinggi alat di atas titik A adalah h1 dan tinggi bidikan di atas titik B
adalah h2, maka beda tinggi antara titik A dan titik B adalah :h = h1
h2
Cara pengukuran dengan hand level ini hasilnya adalah kasar. Jarak yang
di ukur terbatas, tergantung dari ketajaman mata di pengukur.
4.4.2.5
Alat ukur ini sangat sederhana sekali terdiri dari dua tabung gelas yang
dihubungkan dengan pipa logam yang diletakkan di atas kaki tiga (statif).
Tabung gelas dan pipa logam diisi dengan zat cair yang berwarna.
Pengisian zat cair pada tabung gelas jangan terlalu penuh sehingga dapat
dilihat permukaan zat cair pada kedua tabung gelas tersebut.
Gambar 4.5
Alat sipat datar tabung gelas pada saat sekarang ini sudah jarang
digunakan karena disamping ketelitian membidik sangat terbatas, juga
penggunaan alat ini harus ekstra hati-hati karena tabung gelasnya mudah
pecah. Cara penggunaan alat ini adalah sebagai berikut .
50
Gambar 4.6
Tempatkan sipat datar tabung gelas yang sudah diisi dengan air
berwarna di antara dua titik A dan B yang akan di ukur beda tingginya.
Pasang patok pada titik A dan tempatkan tongkat ukur atau rambu ukur
di atas patok A tegak lurus.
Bidik tongkat ukur atau rambu ukur di A melalui kedua permukaan zat
cair pada tabung gelas dan catat bacaan belakang.
Pasang patok pada titik B dan tempatkan tongkat ukur atau rambu ukur
di atas patok B tegak lurus.
Bidik tongkat ukur atau rambu di B melalui kedua permukaan zat cair
pada tabung gelas dan catat bacaannya sebagai hasil bacaan muka.
Misalkan bacaan rambu belakang sama dengan b dan bacaan rambu
muka adalah m, maka beda tinggi antara A dan B adalah :
h = b m
Jika ketinggian titik A telah diketahui, maka tinggi titik B dapat dihitung,
yaitu :
TB = TA + h
untuk
daerah
yang
terjal
seperti
pada
lokasi
suatu
51
Gambar 4.7
Oleh karena alat ini termasuk alat-alat ukur yang sederhana maka
penggunaannyapun juga terbatas disebabkan jarak bidiknya yang terbatas.
Untuk penentuan beda tinggi yang jaraknya jauh maka pengukurannya
dilakukan dengan membagi beberapa seksi.
Pada metode ini yang diukur adalah jarak dan sudut, sedangkan tinggi alat
diusahakan sama dengan tinggi target.
Langkah kerja :
gambar).
Letakkan yalon II diatas titik B dengan posisi tegak dan ukur tinggi h
dan tandai.
52
4.4.4
Gambar 4.8
Dari gambar diatas diperoleh :
TA + Ddtr . Sin m = H + BT
HA-B = (TA BT) + Ddtr . Sin m
Dan jarak datar A B = (BA BB) . 100 . cos m.
Langkah kerja :
Tempatkan theodolit diatas statip pada titik awal A dan stel sehingga
Bidik rambu di titik B dan baca benang atas BA, benang tengah BT dan
53
Cara penentuan tinggi titik ataupun beda tinggi, yang paling teliti adalah
dengan alat sipat datar optik. Ada beberapa jenis instrumen sipat datar yang
sering dipergunakan untuk pengukuran, diantaranya adalah sebagai berikut :
Instrumen sipat datar jenis Y ini terdiri sebuah teropong yang didukung oleh
penyangga yang berbentuk huruf Y. Teropong ini dapat diangkat dari
penopangnya dan diputar ujungnya dengan melepas pasak pengancing
bagian atas penopang teropong. Karena instrumen ini banyak bagian yang
dapat disetel pada waktu pengukuran, maka konstruksinya dibuat agar
mudah penyetelannya pada saat pengukuran. Akibat seringnya disetel-setel,
maka kemungkinan aus adalah besar. Sehingga alat ini sekarang sudah tidak
digunakan lagi.
54
Instrumen sipat datar tilting levels ini adalah satu jenis alat sipat datar yang
banyak dipergunakan dalam dunia pengukuran dan cocok untuk hampir
semua pekerjaan pengukuran sipat datar. Instrumen tilting level ini berbeda
dengan Dumpy level karena sumbu ke I dan sumbu ke II tidak dipasang mati,
Melainkan dapat diatur. Teropongnya dapat diungki sedikit dengan sekrup
pengungkit. Oleh karena itu jenis ini juga sering disebut tipe jungkit. Dengan
adanya teropong dapat diungkit sedikit dari sendinya, maka apabila sumbu
ke I penyetelannya kurang vertikal sedikit, sumbu ke II dapat didatarkan
dengan sekrup pengungkit. Bagian-bagian dari instrumen sipat datar tilting
level ini adalah sebagai berikut .
Gambar 4.10
Instrumen Sipat Datar Otomatik
Gambar 4.11
Prisma kompensator
55
Gambar 4.12
Instrumen Sipat Datar Otomatic
Instrumen sipat datar atau pesawat sipat datar sebelum digunakan untuk
mengukur perlu diadakan pengecekan dan penyetelan untuk mengetahui
kebenaran dari alat tersebut. Alat sipat datar yang rusak atau tidak memenuhi
persyaratan, jika digunakan untuk mengukur akan menyebabkan hasil
ukurannya tidak benar atau kurang teliti. Adapun persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pesawat sipat datar adalah :
Syarat Utama : Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
Syarat Kedua : Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu ke satu.
Syarat Ketiga :Garis mendatar benang silang harus tegak lurus pada
sumbu kesatu.
Sebelum pesawat sipat datar digunakan untuk mengukur,
maka ketiga
56
Untuk dapat mengukur beda tinggi dengan pesawat sipat datar, perlu adanya
perlengkapan lain, yaitu rambu ukur atau bak pembacaan.
Gambar 4.13
Macam-macam rambu ukur
= BT
= BB
Gambar 4.14
Dengan menyetel sekrup okuler dan sekrup pada rambu ukur, maka dari
teropong benang silang dan rambu akan terlihat jelas seperti gambar di
atas.
Pembacaannya adalah sebagai berikut :
Bacaan benang tengah BT = 1,275 m
Bacaan benang atas BA = 1,315 m
Bacaan benang bawah BB = 1,235 m
Dari hasil bacaan di atas, jika dikontrol rumus persamaan adalah :
BA BT = BT BB
1,315 1,275 = 1,275 1,275
0,04 = 0,04
2 BT = (BA = BB)
2 x 1,275 = (1,315 + 1,235)
2,55 = 2,55
Jika jarak rambu ke pesawat tidak terlalu jauh, maka pembacaan dapat
dikatakan cukup baik bila tercapai :
2 BT (BB + BA) 2 mm
58
Di depan telah diuraikan tentang cara pengukuran beda tinggi antara dua
titik dengan alat ukur sederhana. Di sini akan kita uraikan bagaimana cara
pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat ukur optis/pesawat
sipat datar.
Gambar 4.15
Perbedaan tinggi antara titik P dan Q adalah perbedaan tinggi antara
bidang horisontal yang melalui titik P dan bidang horizontal yang melalui
titik Q.
59
Gambar 4.16
Pekerjaan ini paling sedikit dilakukan oleh dua orang yaitu seorang juru
ukur dan seorang pembantu juru ukur sebagai pemegang rambu.
o Pasang patok pada titik P dan Q yang akan di ukur beda tingginya.
o Dirikan kaki pesawat ditengah-tengah antara P dan Q
o Pasang pesawat di atas kakinya dan disetel
o Pasang rambu ukur di atas patok titik P tegak lurus/arah gaya berat.
o Arahkan pesawat pada rambu di titik P sebagai rambu belakang
kemudian baca benang tengah, benang atas dan benang bawah dan
catat hasilnya pada daftar ukur.
o Pasang/pindahkan rambu ukur di atas titik Q tegak lurus
o Putar pesawat searah jarum jam ke rambu muka titik Q kemudian baca
benang tengah, benang atas dan benang bawah dan catat hasilnya
pada daftar ukur.
Disini yang dipakai sebagai perhitungan beda tinggi hanyalah bacaan
benang tengah saja, untuk bacaan benang atas dan benang bawah
hanya dipakai untuk kontrol bacaan benang tengah dan menghitung jarak
antara titik P dan titik Q.
60
Pada contoh di atas jika misalkan tinggi titik P dari permukaan air laut
rata-rata/datum diketahui = + 500.000 m, maka tinggi titik Q dapat
dihitung.
Karena titik Q kedudukannya naik setinggi 1,020 m dari titik P, sedang titik
P mempunyai ketinggian + 500.000 m, maka tinggi titik Q adalah :
500.000 m + 1,020 m = 501,020 m.
Cara menghitung dengan menggunakan tabel pengukuran adalah
sebagai berikut :
Contoh
No.
Bacaan Rambu
Titik
Belakang
2,235
Jarak
Muka
Beda Tinggi
Naik
Turun
1,020
1,215
Tinggi
Titik
500,00
501,020
4.4.6 Rangkuman 4
61
= 1,236 m
(B) muka
= 1,842 m
Jika ketinggian titik A diketahui = + 638,297 m dari permukaan air laut rata-rata,
berapa ketinggian titi B.
5. Bagaimana cara memeriksa alat ukur waterpas tangan (spirit level) sebelum
digunakan ?
6. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan alat sipat datar
slang plastik.
62
63
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes yang ada pada bagian akhir
kegiatan belajar 4 ini.
Hitung jumlah nilai seluruh soal yang Anda dapat (tiap soal nilai maksimum 10).
Kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi kegiatan belajar 1.
Rumus :
Jumlah nilai seluruh soal
Tingkat Penguasaan :
x 100%
Jumlah Soal x 10
Baik Sekali
80% - 89%
Baik
70% - 79%
Cukup
- 69%
Kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80%, maka Anda harus
mengulangi kegiatan belajar 5 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Cara Barometris
2.
Cara Trigonometris
3.
7. a. Tempatkan alat hand level pada tongkat ukur dengan cara dipegangi dengan
tangan.
b. Bidikkan ke sasaran sambil didatarkan sehingga gelembung nivo yang terlihat
melalui di dalam kotak, tepat berada ditengah-tengah kawat mendatar.
65
10.a.
11. Benang atas dan bawah untuk kontrol bacaan. apakah bacaan benang
tengahnya sudah tepat atau belum. Disamping itu dapat dipakai untuk mengukur
jarak dan pesawat ke rambu ukur. Sedang benang tengah dipakai untuk
menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih.
66
Daftar Pustaka
Martha Joyce, Ir. Mengenal Dasar Dasar Hidrologi, Penerbit NOVA Bandung
67
Mudul ini merupakan modul inti yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang
teknisi PLTMH agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang
dasar-dasar penggunaan dan pengoperasian mesin-mesin perkakas, peralatan las
dan fabrikasi logam dalam pembuatan komponen-komponen PLTMH.
1.1.1.2 B. PRASYARAT
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal dan dinyatakan telah
menyelesaikan modul-modul berikut :
1. Pengenalan PLTMH (RET-MHP 01)
2. Dasar-Dasar PLTMH (RET-MHP 02)
3. Studi Kelayakan dan Perencanaan Awal (RET-MHP 03)
68
69
1.1.1.5 E. KOMPETENSI
Adapun Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pembelajaran yang harus dicapai
melalui modul ini adalah sebagai berikut :
Kompetensi Dasar
1. Membaca dan
Indikator
1.1 Gambar aksonometri
menerapkan gambar
dan proyeksi
teknik komponen-
ortogonal diterapkan
komponen mekanik
sesuai dengan
Materi Pembelajaran
Gambar aksonometri dan
proyeksi orthogonal
standar ISO
1.2 Gambar bentangan
Gambar bentangan
dibuat menggunakan
metode paralel, radial
dan segi-3
1.3 Gambar kerja dibuat
Gambar kerja
70
BAB Ii
TURBIN AIR
Tujuan Umum Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat mengenal jenisjenis turbin, prinsip kerjanya dan mengenal komponen-komponen
PLTMH.
71
MATERI PEMBELAJARAN
2.1
berfungsi untuk mengubah energi hidrolis (baik energi potensial maupun energi
kinetis) menjadi gerakan mekanis, yaitu gerakan berputar. Gerakan putar yang
dihasilkan turbin nantinya digunakan untuk menggerakan generator, dari putaran
generator akan dihasilkan suatu tegangan listrik.
Contoh paling mudah yang dapat kita lihat adalah kincir air. Kincir air banyak
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Seluruh penjuru dunia masih menggunakan
kincir air untuk penggilingan atau menggerakkan generator kecil. Dalam konstruksi
mesin yang klasik, kincir air ditandai oleh poros mendatar (horisontal).
Pada dasarnya kita dapat membedakan kincir air menjadi 3 tipe:
ketinggian
reservoir
air
bagian
atas
mencapai
75%
atau
bahkan
72
Versi
terdahulunya
dapat
mencapai
Perkembangan turbin air tidak hanya berhenti di kincir air tersebut diatas,
berbagai penemuan dan penelitian dilakukan untuk mendapatkan turbin air yang
lebih efisien, lebih mudah dibuat, dan dapat membangkitkan daya yang besar
walaupun dengan ukuran turbin yang relatif lebih kecil (kincir air yang efisien dengan
diameter 8 m dapat digantikan dengan turbin cross flow dengan diameter 0.5 m).
Saat ini terdapat beberapa jenis turbin air modern yang sangat umum dipakai,
dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang dapat mencakup daya
sekitar mulai puluhan Watt hingga puluhan MegaWatt.
Turbin modern dapat dibagi dalam dua klasifikasi utama, yaitu:
73
74
2.2
75
Gambar 2.3. Aplikasi untuk batasan umum tipe-tipe turbin air yang berbeda
(sumber: MHPG Publication Vol. 11)
Seperti dilihat pada Gambar 2.3, turbin air jenis pelton hanya cocok dipergunakan
untuk kondisi head yang tinggi (turbin impuls). Sedangkan turbin air jenis propeller /
kaplan lebih cocok dipergunakan untuk head yang rendah dengan debit yang lebih
besar (turbin reaksi). Turbin crossflow berada di area pertengahan, dengan head
yang tidak terlalu tinggi dan flow yang juga tidak terlalu besar. Sedangkan turbin
76
3. Panjangkan garis 2
sehingga didapat jenis
turbin yang cocok
Gambar 2.4. Contoh untuk penaksiran yang cepat untuk tipe dan kecepatan turbin
yang sesuai, dalam fungsi head dan debit
77
LATIHAN 1:
Diketahui sebuah situs memiliki potensi tinggi jatuh air/Head (Hr) = 40 m, debit
perkiraan awal (Qr) = 250 l/dtk. Rencananya akan menggunakan generator dengan
desain1000 rpm (sambungan langsung dengan kopling).
1. Tentukan jenis turbin yang cocok untuk. (menggunakan tabel pemilihan pada
lembar berikutnya)
2. Apa yang terjadi bila kemudian diputuskan untuk memakai transmisi belt
dengan rasio nrunner:ngenerator = 1:2
3. Apa yang akan terjadi bila ternyata saat dioperasikan, putaran turbin lebih
rendah dibandingkan dengan putaran yang direncanakan. Bagaimanakah
efisiensi turbin tersebut ? Apakah daya yang dihasilkan lebih besar atau lebih
kecil ?
Catatan: Jelaskan dengan melihat grafik karakteristik turbin terhadap putaran
di halaman berikutnya.
78
79
2.3
Flow Q
Qr
Keterangan:
torque T
speed
Tr
power P
speed
nr
nru
speed
opt
efficiency
Flow
Torque
Power
Efficiency
speed
rated
speed
run
away
speed
80
Keterangan:
Flow :
Debit air [m^3/s]
Efficiency:
Efisiensi Turbin [%] perbandingan antara daya
hidrolis dgn daya yang dihasilkan turbine
Speed: Putaran runner [rpm]
Unit Flow Q11= nilai unit untuk suatu jenis
propeller (spesifik untuk
propeller tertentu)
Unit speed n11 = nilai unit untuk suatu jenis
propeller (spesifik untuk
propeller tertentu)
81
82
2.4
Phydr Q g Hn
Persamaan 1:
Dimana : Phydr
Persamaan 2 :
Persamaan 3:
Pel Q g Hn total
atau
total
83
84
tentukan jenis turbin yang cocok bila diharapkan agar turbin yang terpilih
dihubungkan langsung dengan generator yang memiliki kecepatan putar
nominal 1000 rpm
Loses pada bangunan sipil, baik saluran, intake, dan penstock sekitar 15%
Berapakan total daya yang bisa diterima oleh konsumen, atau dalam hal ini
dijual kepada PLN?
85
2.5
Turbin ini mudah untuk difabrikasi dan ditawarkan oleh banyak pabrikan (misalnya
Ossberger dan Volk di Jerman). SKAT dan BYS (Nepal) mengembangkan disain
berbiaya rendah dan mempublikasikannya (MHPG Publication Volume 3 dan 4)
sekitar tahun 1980. Beberapa turbin telah dibuat di Nepal dan di Indonesia. Pada
tahun 1990 disain turbin yang disempurnakan dan lebih efisien yaitu Model T14/T15
dikembangkan dan sekarang digunakan.
Gambar
2.9.Batas
aplikasi
turbin
cross
flow
T15
dengan
diameter
300
(sumber: ENTEC)
Variabel penting: Diameter runner (D) dan lebar guide vane (Bo).
86
Gambar 2.11. Ukuran-ukuran utama turbin crossflow. Contoh T14 dengan D 200 x
Bo 400
87
Langkah 1 : Kita harus mengetahui dulu nilai unit mesin turbin yang akan kita
hitung. Unit mesin didapat dari hasil pengukuran model turbin yang
kemudian dikonversikan melalui rumus-rumus dengan anggapan
bahwa turbin tersebut dibuat dengan besaran diameter 1m dan lebar
Bo 1m. Dalam contoh ini diketahui bahwa:
Data dasar utama dari turbin T14 adalah:
N11 = 38 rpm/min
Q11
= 0.8 m3/dtk
Eta11
= 76 - 80%
88
Langkah 3 : Tentukan diameter runner yang akan dibuat. Perkiraan awal adalah:
D = 300 mm atau 0.3 m
Bt
Qt
Dt H t q11
0.6
0.3 60 0.8
0.323m
H t*
Dt*
n11
60
38 981rpm
0.3
Langkah 8 : Periksa lagi hasil perhitungan, ubah beberapa variabel jika diperlukan.
Dalam hal ini lebar Bo yang asalnya 323mm diubah menjadi 320mm
dengan alasan angka 323 lebih sulit diingat oleh operator. Maka
dilakukan perhitungan ulang.
Debit jika Lebar Guide Vane diubah menjadi 320mm, maka :
320
Qt
Dt H t q11
Qt 594.9 l
Qt
0.3 60 0.8
Daya :
89
Keterangan:
Flow, Q
Torque, H
Power, P
Speed, n
2.6
Turbin Pelton
Permasalahan dalam produksi turbin Pelton adalah bentuk runner yang kompleks.
Rumah turbin dan nozzlenya mudah untuk dipabrikasi.
Buku Panduan SKAT/MHPG Vol. 9 menjelaskan disain turbin Pelton kecil yang
menggunakan bucket standard hasil pabrikasi. Gbr. 20 menunjukkan batasan
aplikasi untuk turbin Pelton mikro tersebut hingga 50 kW.
Gambar 2.13. Batasan aplikasi dari turbin pelton mikro (Sumber: Buku panduan
SKAT/MHPG Vol. 9)
90
Dengan ukuran turbin yang relatif kecil, daya yang dibangkitkan bisa cukup
besar
Bentuk bucket pelton (mangkok pelton) sangat tergantung pada kecepatan spesifik
(dipengaruhi oleh Head, Debit, dan putaran runner yang dikehendaki). Sebuah
turbin pelton dengan jumlah nozzle 2 buah memiliki diameter runner yang lebih kecil
bila turbin tersebut hanya memiliki 1 buah nozzle, walaupun keduanya menghasilkan
daya yang relatif sama besar.
Jet Deflector, berfungsi untuk mengalihkan sebagian atau seluruh aliran dari nozzle
yang menuju runner. Biasa dipakai untuk mengatur putaran runner atau saat
emergency runaway speed.
91
92
93
Langkah 1 : Tentukan Data Potensi air ( H dan Q ). Contoh Diketahui Lokasi untuk
Simbai memiliki potensi air Hr = 70m dan Qr = 130 l/s
Langkah 2 : Tentukan kecepatan runner yang memungkinkan dari Tabel. Contoh
diambil pelton rpm 500, maka didapat pelton dengan single jet
Langkah 3 : Tentukan kecepatan alir jet di nozzle. cv = Velocity coefficient
0.95~0.99
d jet
4*Q
4 * 0.13
0.068 m 68 mm
* vjet
* 35.2
0.9
*b 1
0.9
60 * ku * 2 * g * Hr
*n
60 * 0.46 * 2 * 9.81 * 70
651 mm
* 500
djet
68
618 mm
0.11 0.11
94
95
2.7
Turbin Propeler
D= 200 mm
D= 300 mm
D= 430 mm
2m
26 l/s 290 W
67 l/s 700 W
3m
36 l/s 600 W
92 l/s 1500 W
4m
45 l/s 1000 W
W
5m
6m
96
Proses pembuatan relatif murah dan mudah, terutama bila dibantu dengan
proses pengecoran, untuk komponen-komponen dengan bentuk khusus
seperti blade runner, guide vane dan housing.
Gambar 2.19. Turbin Propeller dengan housing tubular, dapat menjangkau head
yang lebih tinggi dibandingkan dengan turbin propeller open flume
97
Langkah 1 : Kita harus mengetahui dulu nilai unit mesin turbin yang akan kita
hitung. Unit mesin didapat dari hasil pengukuran model turbin yang
kemudian dikonversikan melalui rumus-rumus dengan anggapan
bahwa turbin tersebut dibuat dengan head 1m dan diameter turbin 1m.
Dalam contoh ini diketahui bahwa:
Data dasar utama dari sebuah turbin Propeller dengan karakteristik:
N11 = 131 rpm/min
Q11
= 1.12 m3/dtk
Eta11
= 89%
= 13.2 m
Dt
H n11
13.2 131
0.476m
n
1000
m3
Qt q11 D H 1.12 0.476 13.2 0.922
s
2
98
99
BAB Iii
PERHITUNGAN MEKANIK DAN KOMPONEN
Tujuan Umum Pembelajaran :
100
MATERI PEMBELAJARAN
1.2
3.1
P
A
101
Jika suatu komponen mesin diberikan gaya atau beban, hal ini akan
mengakibatkan terjadinya deformasi (perubahan panjang). Perubahan panjang yang
terjadi persatuan panjang semula dikenal sebagai regangan, secara matematis
persamaan regangangan adalah sebagai berikut:
.l
l
ft
ft
PP
Jika pada suatu komponen diberikan dua gaya tarik yang sama besar tetapi
arahnya berlawanan dalam arah aksial atau sejajar garis sumbu, maka akan timbul
tegangan yang dikenal sebagai tegangan tarik. Seperti terlihat pada gambar
halaman 44, beban tarik akan mengakibatkan pertambahan panjang dari suatu
komponen. Perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang semula
dikenal sebagai regangan tarik.
Dimana:
= Panjang semula
dan
102
Jika pada suatu komponen mesin diberikan beban atau gaya tekan yang sama
besar dan berlawanan arah yang sejajar sumbu maka akan menimbulkan tegangan
yang dikenal sebagai tegangan tekan:
X
fc
P
fc
P
dan
Jika pada suatu komponen mesin diberikan dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah dengan posisi melintang akan menimbulkan bidang geser,
tegangan yang terjadi pada bidang geser tersebut dikenal dengan tegangan geser.
Secara matematis ditulis dalam bentuk persamaan.
103
Tegangan. Geser
Gaya Tangensial
Bidang Gesek
Dianggap suatu komponen terdiri dari dua plat yang dihubungkan oleh suatu paku
keling seperti terlihat pada gambar diatas. Dalam kasus ini, gayan tangensial P
mengakibatkan tegangan geser pada paku keling. Oleh karena itu tegangan geser pada
luas penampang paku keling adalah:
fs= P/A
Dimana A = Luas penampang pakukeling
d = Diameter paku keling
Contoh. Hitung gaya yang diperlukan untuk melubangi suatu lingkaran plat diameter
6 cm dengan ketebalan plat 5 mm. Tegangan geser dari plat tersebut
adalah 3.500 kg/cm2 .
Jawaban:
Diketahui: -
Diameter lingkaran: d = 6 cm
- Ketebalan plat: t = 5 mm
-
104
Kopling
Kopling kaku
(1) Kopling bus
(2)Kopling luwes
(1)Kopling flens luwes
105
106
3.2.3.1
Bantalan Luncur
107
108
109
3.2.3.2
Bantalan Gelinding
Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untukbeban kecil dari pada
luncur, tergantung pada bentuk komponen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini
dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul padad komponen gelinding tersebut.
Karena konstruksinya yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan
gelinding hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja. Adapaun harganya
pada umumnya lebih mahal dari pada bantalan luncur. Kenggulan bantalan ini
adalah gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannyapun relatif sangat
sederhana, cukup dengan gemuk.
Pada waktu memlilih bantalan, ciri masing masing harus dipertimbangkan
sesuai dengan pemakaian , lokasi dan macam yang akan dialami.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang
sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Seperli diperlihatkan dalam
Gambar 3.4, komponen gelinding seperti bola atau rol, dipasang di antara
cincin luar dan cincin dalam. Dengar memutar salah satu cincin tersebut, bola
atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan di antaranya akan
jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran
merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan
cincinnya sangat kecil maka besarnya beban persatuan luas atau tekanannya
menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai
ketahanan dan kekerasan yang tinggi.
Bantalan gelinding, seperti pada bantalan luncur, dapat dlklasifikasikan
atas banlalan radial, yang terutama membawa beban radial dan sedikit beban
aksial dan bantalan aksial yang membawa beban yang sejajar sumbu poros.
Menurut bentuk komponen gelindingnya, dapat pula dibagi atas bantalan bola
danm bantalan rol. Demikian pula dapat dibedakan menurut banyaknya baris
dan konstruksi dalamnya.
110
111
komponen
transmisi
daya
yang
handal,
mudah
dalam
112
Sabuk Datar
Sabuk V
Sabuk Bulat
113
Penggerak sabuk jenis ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah digunakan
pada poros yang diatur menyudut dan berputar pada arah yang terbatas. Untuk
mencegah sabuk lepas dari puli, lebar puli harus lebih besar dari lebar sabuk atau
lebar puli 1.4 x lebar sabuk.
114
Poros Yg Digerakan
Puli Pengarah
4.
Puli Pengarah
Suatu sabuk dengan idle puli, seperti ditunjukan pada gambar digunakan pada
poros yang diatur secara paralel,jika penggerak sabukterbuka tidak dapat
digunakan karena sudut kontak yang terlalu kecil pada puli yang lebih kecil.
Penggerak jenis ini menghasilkan rasio kecepatan yang tinggi.
Jika diperlukan untuk mentransmisikan gerakan dari satu poros ke beberapa
poros yang semua diatur dalam susunan paralel, penggerak sabuk dengan
banyak puli seperti diperlihatkan gambar berikut bisa digunakan.
115
116
Poros Yang
Digerakan
Ambil:
d1 = Diameter poros penggerak,
d2 = Diameter poros yang digerakan,
N1 = Kecepatan poros penggerak dalam rpm,
N2 = Kecepatan poros yang digerakan dalam rpm.
Maka perbandingan kecepatan antara poros penggerak dan poros yang
digerakan
adalah:
N2 / N1 = d1 / d2
117
Semakin cepat desain putaran fly wheel, fungsi balancing akan menjadi
sangat penting
Pada PLTMH, hanya diperlukan bila PLTMH tersebut tidak terinterkoneksi dengan
jaringan PLN.
118
1.5.4.1 LATIHAN 1
119
BAB iv
TATA LETAK TURBIN DILOKASI MHP
Tujuan Umum Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat memahami tata
letak dan metode pemasangan/ hubungan antar komponen mekanik
PLTMH.
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasiunit turbin dan komponen-komponen mekanik
PLTMH.
2. Mengidentifikasi metode-metode pemasangan/ menghubungkan
antar bagian/ komponen PLTMH.
3. Menerapkan metode-metode pemasangan komponen-komponen
PLTH.
120
MATERI PEMBELAJARAN
4.1 Pengertian Umum
Tata letak turbin secara umum di dalam rumah pembangkit tergantung pada
peralatan yang berhubungan dan tinggi permukaan yang dibutuhkan dari poros
turbin di atas (atau di bawah) tinggi permukaan saluran pembuang.
Gambar 4.1. Contoh tata letak komponen mekanik (Kondisi siap di kirim ke lokasi )
121
1.6
4.2
Generator, kopling, fly wheel besar bertumpu pada plummer block bearings, kopling
ke turbin (kadang-kadang belt drive untuk pengontrol kecepatan/debit)
Turbin
Turbin
Kopling
Generator
Kopling
Bearing
Roda
Gila
Bearing
Kopling
Kopling
Generator
Gambar 4.2. Generator dihubungkan langsung. Ilustrasi saat pelindung roda gila
dan kopling dibuka.
122
123
I=nturbin / ngenerator
Pada daya yang akan ditransmisikan, dimensi dan gaya dari belt dan layout
gearbox diberikan oleh pabrikan atau supplier transmisi. Proyek-proyek elektrifikasi
di desa hingga 50 kW hampir selalu dapat menggunakan belt. V-belt lebih mudah
untuk proses alignment tetapi memiliki efisiensi yang lebih rendah dan lifetime yang
lebih pendek daripada flat belts. Jika daya di atas 20-30 kW maka dianjurkan untuk
menggunakan flat belts karena kinerjanya yang lebih baik dan juga karena beberapa
V-belts harus digunakan dan diganti dalam satu perangkat. Gearbox hanya
dianjurkan jika rasio transmisi atau daya (lebih dari 100 - 200 kW) tidak
memungkinkan untuk belt drive. Gearboxes untuk daya tinggi dan transmisi dengan
rasio tinggi memerlukan pendinginan ekstra dengan air blower atau dengan heat
exchanger.
Contoh turbin yang dihubungkan secara tidak langsung :
124
Sabuk Datar
Gambar
4.6.
Generator
dan
turbin
yang
dihubungkan
tidak
langsung
125
Gambar 4.7. Generator yang dihubungkan tidak langsung menggunakan gear box
126
127
DAFTAR PUSTAKA
Judul:
Machine Design
Pengarang:
R.S.Khurmi,
JK Gupta
Penerbit:
Tahun Terbit:
1982
Judul:
Elemen Mesin
Pengarang:
Sularso,
Kiyokatsu Suga
Penerbit:
Padnya Paramita
Tahun terbit:
1978
128
P g H t Qt t
Perhitungan Power:t
Berapa Total Efisiensi pada Gambar ?
APLIKASI TURBIN
129
130
KARAKTERISTIK TURBIN
Range Aplikasi
Efisiensi
Karakteristik turbin adalah bagaimana performa suatu jenis turbin dengan bentuk
runner tertentu & ukuran tertentu apabila dipasang pada lokasi dengan potensi head
dan debit tertentu
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146