MATA PELAJARAN
5. TURBIN AIR
DAN KELENGKAPAN MEKANIK
BUKU TEKS
BAHAN AJAR SISWA SMK
5.1 DESAIN
TURBIN PLTMH
Sem 3
Penyusun:
Drs, Iman Permina, M.Pd.
Mata Pelajaran 5
TURBIN AIR DAN KELENGKAPAN MEKANIKNYA
Semester 3
Disusun oleh:
Drs. Iman Permana, M.Pd.
Diterbitkan oleh:
Edisi 1
Jakarta, Desember 2013
KATA PENGANTAR
Ketahanan dan ketersedian energi nasional merupakan salah satu pilar terpenting
dalam pembangunan suatu negara. Indonesia sebagai sebuah negara yang sedang
berkembang pesat memerlukan banyak energi. Sayangnya energi yang digunakan
berasal dari energi fosil yaitu minyak bumi, batu bara dan gas. Seiring dengan
eksploitasi energi fosil yang berlebihan, baik sebagai pilar teknologi maupun
komoditas, cadangan energi fosil Indonesia hanya bertahan dalam hitungan belasan
tahun saja, jika eksplorasi terhadap sumber-sumber energi fosil tidak berhasil
menemukan sumber-sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang baru. Untuk
itulah Indonesia kini sedang berlomab dengan bangsa-bangsa lain di dunia dalam
mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin energi terbarukan di
dalam perencanaan energi baurannya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan energi, pemerintah telah mengundangkan
Undang-undang No 30 tahun 2007 tentang Energi, dimana dalam implementasinya
pemerintah telah menetapkan Ketahanan Energi sebagai salah satu dari sebelas
prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009-2014.
Prioritas program Ketahanan Energi ini pun akan tetap menjadi prioritas
pembangunan pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu melalui Peraturan Pemerintah
no 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menetapkan
bahwa 17% energi bauran berasal dari sumber energi terbarukan. Bahkan seiring
dengan peningkatan konsumsi energi nasional yang begitu banyak menghabiskan
devisa negara untuk mensubsidinya, pemerintah pun sedang merancang peraturan,
bahwa 25% energi bauran berasal dari energi terbarukan. Target pemerintah ini
tidaklah berlebihan, mengingat Indonesia sangat kaya dengan sumber-sumber
energi terbarukan yang bersumber dari panas bumi, angin, bioenergy/ biomassa,
sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan
laut.
Target pembangunan energi terabrukan sebanyak 25% dari energi bauran itu hanya
akan berhasil dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia apabila didukung dengan
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dalam penyediaan, pemanfaatan
dan pengusahaan energi terbarukan. Salah satu sumber daya manusia yang
dibutuhkan adalah teknisi tingkat menengah bidang energi terbarukan yang
dihasilkan oleh SMK-SMK yang tersebar luas di seluruh penjuru negara.
Untuk itulah Direktorat Pembinaan SMK pada tahun 2013 ini telah melakukan review
terhadap Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan, dimana salah satu
rekomendasinya memasukan Teknik Energi Terbarukan sebagai salah satu Program
Keahlian di dalam Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Program Keahlian
Teknik Energi Terbarukan memiliki tiga Paket Keahlian yaitu:
1) Paket Keahlian Teknik Energi Hidro (no. Kode 060)
2) Paket Keahlian Teknik Energi Surya dan Energi Angin(no. Kode 061)
3) Paket Keahlian Teknik Energi Biomassa (no. Kode 062)
Program Keahlian Teknik Energi Terbarukan meiliki tujuan umum yaitu
menghasilkan lulusan teknisi tingkat menengah yang memiliki kompetensi untuk
bekerja dalam bidang penyediaan, pengusahaan dan pemanfaatan energi dari
sumber energi terbarukan. Sedangkan tujuan khsusu yang ingin dicapai adalah
mengembangkan kompetensi siswa agar mampu:
1) Membentuk sikap profesional, yakni bekerja cepat, tepat, produktif, kreatif,
inovatif dan kompetitif serta mengikuti prosedur atau kode etik yang berlaku.
2) Memupuk kemampuan interaksi sosial, yaitu berkomunikasi, jujur dan
memiliki integritas, inisiatif, beradaptasi, dan dapat bekerjasama dengan
orang lain baik secara formal maupun informal.
3) Memasang, mengoperasikan, memelihara instalasi sistem energi terbarukan.
4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan serta memecahkan
masalah sesuai tanggung jawabnya sebagai teknisi bidang energi terbarukan
5) Memilih dan membuat komponen dan peralatan sistem pemanfaatan energi
terbarukan.
6) Melakukan studi kelayakan pemanfaatan energi terbarukan, baik untuk
pembangkit listrik, mekanik maupun panas.
7) Mengelola instalasi pemanfaatan energi terbarukan, baik untuk pembangkit
listrik, mekanik, maupun panas.
Setiap paket keahlian terdiri dari sejumlah mata pelajaran untuk dasar bidang
keahlian, dasar program keahlian maupun mata-mata pelajaran untuk paket
keahlian. Paket Keahlian Teknik Energi Hidro memiliki sejumlah mata pelajaran
diantaranya mata pelajaran Turbin dan Kelengkapan Mekanik. Untuk melaksanakan
kompetensi-kompetensi dasar di dalam mata pelajaran ini, Direktorat Pembinaan
SMK telah mengembangkan dua buku teks, yaitu Desain Turbin PLTMH dan
Pengoperasian dan Teknik Pemesinan dan Pengelasan Lanjut.
Dengan mempelajari buku teks Desain Turbin PLTMH ini diharapkan para siswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membuat komponen-komponen
turbin PLTMH. Bahkan dapat mebuat turbin skala piko hidro.
Penulis
PETA KOMPETENSI DAN MODUL PLTMH UNTUK CAREER CENTRE
Nama dan Kode Modul ET-PLTMH untuk SMK
01-2
03-2
03-1 02-1 02-2 01-1 01-3 04-1 04-2
03-3
01-4
07-2 07-4
07-7 08-1 09-1
07-3 07-5 07-6
DAFTAR ISI
BAGIAN I PRINSIP-PINSIP TEKNIK PLTMH
BAB I PENDAHULUAN
Deskripsi 1
Prasyarat 1
Komptensi 1
Tujuan Akhir
Penolakan Sanggahan (Discleaner 1
Petunjuk Penggunaan Modul 2
Cek Kemampuan 2
Peta Kompetensi dan Modul PLTMH 3
BAB II PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1 : ENERGI DAN DAYA
1.1 Tujuan Umum 4
1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1 4
1.3 Strategi Pembelajaran 4
1.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 1 4
1.4.1 PENDAHULUAN. 5
1. Energi 5
2. Listrik 5
3. Daya 5
4. Tinggi Jatuh Dan Debit Air 5
5. Tinggi Jatuh (Head) 5
6. Debit 6
7. Energi potensial dan energi kinetik di dalam air 6
8. Potensi tenaga air 7
9. Output daya listrik 7
1.4.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air 8
1.4.3 Rangkuman Kegiatan Belajar 1w 8
1.4.4 Tugas Kegiatan Pembelajaran 1 8
Kegiatan Belajar 2 : Dasar-Dasar Hidrolika 15
2.1 Tujuan Umum 15
2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2 15
2.3 Strategi Pembelajaran 15
2.4 Informasi Kegiatan Pembelajaran 2 15
2.4.1 Persamaan Kontinuitas 16
2.4.2 Kekekalan Energi: Persamaan Bernoulli 16
2.4.3 Aliran Air Dalam Pipa 18
2.4.4 Aliran Permukaan Bebas 21
1
Desain Turbin PLTMH
2
Desain Turbin PLTMH
3
Desain Turbin PLTMH
BAB I PENDAHULUAN
DESKRIPSI
Modul ini menggunakan system pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi,
yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan,
penyelesaian soal-soal dan melakukan percobaan yang dibutuhkan dalam
pengembangan sumber daya air dan yang lainnya. Modul Dasar-dasar Teknologi
PLTMH (Pusat Listrik Tenaga Micro Hidro) ini meliputi Energy dan Daya,Teknik
Hidrolika, Komponen-komponen dasar, Konfigurasi Lokasi, Prinsip dasar pemilihan
lokasi dan Syarat-syarat Keseluruhan. Modul ini merupakan dasar perencanaan
dalam pembuatan PLTMH
Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah
mempelajari modul ini.Modul ini merupakan modul dasar yang bertujuan untuk
mempersiapkan dalam meningkatkan pengetahuan hidrolika dan menerapkannya di
lapangan pekerjaan
PRASYARAT
Kemampuan yang harus dimiliki peserta diklat sebelum mempelajarai buku teks
ini adalah telah memahami buku teks tentang konversi energi
KOMPETENSI
1.1 Memahami dasar-dasar teknologi energi baru terbarukan jenis pembangkit
listrik tenaga mikro hidro (PLTMH)
1.2 Memahami energi, daya dan teknik hidrolika
1.3 Memahami dasar-dasar hidrologi dan beda tinggi
TUJUAN
Setelah pelatiha peserta dapat :
1. Menentukan Energi dan Daya
2. Menentukan Teknik Hidrolika
3. Memahami Dasar-Dasar Beda Tinggi
1
Desain Turbin PLTMH
Meskipun modul ini disusun oleh tim yang terlatih, para penulis tidak
bertangungjawab atas luka-luka atau kematian yang diakibatkan dari penerapan
atau interpretasi yang salah atas modul ini. Tangungjawab penuh untuk kualitas,
ketahanan dan keselamatan tetap pada perancang, pelaksana dan operator PLTMH.
Oleh karena itu sangat dianjurkan bahwa setiap rancangan dan tugas-tugas
perencanaan dilakukan dan/ atau diawasi serta diperiksa oleh tim teknisi yang
memenuhi syarat, para ahli, atau orang-orang yang telah dilatih secara baik.
Untuk menyamakan persepsi para pelatih dalam melaksanakan pelatihan, akan
digunakan sistem unit standar yang dikenal dengan ”SI unit” atau sistem metrik,
dimana satuan meter untuk panjang, detik untuk waktu, kg untuk massa, Newton (N)
untuk gaya: dimana berat massa 1kg sama dengan 9,81N atau dibulatkan 10 N
CEK KEMAMPUAN
Kontrak Belajar
Nama : _____________________
No Peserta : _____________________
Asal : _____________________
Menyatakan siap/ tidak siap * mempelajari kompetensi modul ini hingga tuntas
2
Desain Turbin PLTMH
Cek Kemampuan
Kompetensi-kompetensi berikut sudah dipelajari hingga tuntas:
KompetensiNo Ya Tidak Rekomendasi
1. Dapatkah anda ketahui tentang Energi
2 Dapatkah Anda menjelaskan apa yang
dimaksud Gaya
3 Dapatkah Anda menjelaskan apa yang
dimaksud Hidrolika
4 Dapatkah Anda menjelaskan apa yang
dimaksud Hidrologi
5 Dapatkah Anda menjelaskan apa yang
dimaksud Beda tinggi
Rekomendasi
Peserta Pelatihan Widyaiswara/ Pelatih
( ) ( )
3
Desain Turbin PLTMH
BAB II PEMBELAJARAN
1 KEGIATAN BELAJAR 1
Gambar 1.1
Pengukuran debit air dengan metode bendung (weir)
1
Desain Turbin PLTMH
1.4.1 PENDAHULUAN
1. Energi adalah usaha dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan, diukur alam
Joules.
2. Listrik adalah bentuk dari energi, tetapi umumnya diberikan dalam satuannya
sendiri yaitu kilowatt-hours (kWh) dimana 1 kWh = 3600 kilojoule yang berarti
listrik tersebut disuplai sebasar 1 kW selama 1 jam.
3. Daya adalah energi yang diubah tiap satuan detik, contoh menghitung pekerjaan
yang akan selesai. Diukur dalam watt, dimana 1 watt = 1 Joule/detik.
4. Tinggi Jatuh dan Debit Air
Terdapat beberapa faktor-faktor penting yang harus dipikirkan ketika akan
membangunsistem mikrohidro. Faktor pertama adalah jumlah aliran air yang
tersedia; periodedimana hanya ada sedikit hujan atau tak ada sama sekali hujan
maka dapat berdampakbesar pada pengoperasian pembangkit. Faktor kedua
adalah yang dikenal sebagaitinggi jatuh (head), ini merupakan jumlah jatuhnya
air yang ada diantara saluranpemasukan (intake) dan sistem keluaran sistem.
Makin besar tinggi jatuhnya, makinbesar juga daya yang dapat dibangkitkan.
2
Desain Turbin PLTMH
Hn (m) dihasilkan dari perbedaan antara tinggi jatuh kotor dan kerugian tinggi
jatuh (head losses) . Ini merupakan tinggi jatuh sebenarnya yang tersedia untuk
membangkitan daya. Kehilangan tinggi jatuh untuk skema PLTMH biasanya
sekitar 10% dari tinggi jatuh kotor.
6. Debit
3
Desain Turbin PLTMH
Energi dapat terjadi dalam berbagai bentuk: potensial, kinetik, panas, dll. Air di
penampungan di atas bukit mempunyai energi potensial yang lebih besar daripada
air yang berada di bawah bukit. Apabila air dilepaskan dari atas bukit menuju sungai,
akan melepaskan energi potensialnya melalui gesekan di dasar sungai dan
turbulansi. Apabila air mengalir menuruni bukit melewati pipa yang halus, sedikit
energi akan hilang akibat gesekan dan turbulansi dan energi yang terkandung dalam
air dapat digunakan untuk membangkitkan daya mekanis di dalam turbin. Energi
total yang tersedia dari volume air di atas bukit merupakan berat air dikalikan
dengan jarak vertical (tinggi jatuh) secara teoritis menuju turbin.
E pot = mgH
dimana ; m = masa air --- kg
g = gaya gravitasi ---- (9.81 m/s2 )
H = tinggi jatuh dalam --- m
Karena berat air adalah volume (V) dikalikan kekentalan (ρ) kita dapat menuliskan:
Persamaan 1: E pot = Vxρx mx gx H
4
Desain Turbin PLTMH
dimana ;
Phydr = daya hidrolik dalam Watt [W], tidak mempertimbangkan pengurangan
karena efisiensi peralatan (turbin, generator, dll.)
Q = debit dalam m3/detik
ρ = kekentalan air = kira-kira 1000 kg/m3
g = percepatan gravitasi = 9.81 m/m2
Hnett = tinggi jatuh bersih dalam meter [m]
Turbin air mengkonversikan tekanan air menjadi daya mekanikal shaft, yang
dapatdigunakan untuk memutar generator listrik, atau mesin yang lain. Daya yang
tersediasebanding dengan hasil dari tinggi jatuh dan kecepatan aliran. Persamaan 2
menggambarkan daya hidrolik yang tersedia di turbin. Bagaimanapun, perubahan
energi di turbin – hidrolik menjadi mekanikal – dan di dalam generator – mekanikal
menjadi elektrikal – selalu berhubungan dengan kehilangan energi. Hal ini
ditunjukkan dengan istilah efisiensi dimana rasio antara daya output dan daya input
(untuk mesin pembangkitan). Dengan demikian, output elektrik dari skema MHP
dapat diperlihatkan sebagai berikut:
Turbin dengan kualitas bagus dapat memberikan efisiensi hidrolik antara 80 sampai
90% (lebih tinggi dibandingkan dengan semua penggerak utama), walaupun
demikian efisiensinya akan berkurang sebanding dengan ukuran. Efisiensi sistem
mikrohidro (<100 kW) cenderung di antara 60 sampai 80%. Efisiensi keseluruhan
atau efisiensi total (η total) sistem MHP yang berupa turbin, transmisi mekanik ,
generator, transfomer dan transmisi listrik. biasanya berkisar di antara 50 sampai
70% dari potensi air yang tersedia.
5
Desain Turbin PLTMH
70%x1000 x 9.81
Dengan : µTx ρw x g = 1000 (W→ kW = 7
Contoh Soal 1:
Dketahui : Debit air Q = 0,0135 m3/det
Beda Tinggi H = 47,88 m
Grafitasi g = 9,81 m/det
ρw = 1000 kg/ m3
Ditanyakan: Hitunglah besarnya Daya ?
Penyelesaian:
P el = ρ x g xQ x x Hn
= 1000 kg/ m3 x 9,81 m/det x 0,0135 m3/det x 47,88 m
= 6341 Watt
= 6,341 Kw
Latihan ; Hitunglah besarnya Daya , dimana besarnya debit air disesuaikan dengan
nomor absen dibagi 100?
6
Desain Turbin PLTMH
Pada training ini pembahasan akan difokuskan pada jenis mikrohidro (0,5 sampai
100kW). Walaupun demikian dalam manual kadang kadang kita akan sering
menyebuttenaga air skala kecil (small scale hydropower) yang menyiratkan bahwa
istilah daninformasi juga sesuai untuk sistem yang lebih besar sampai dengan 10
MW. Dapatdipastikan banyak informasi dan istilah yang ada dalam training ini juga
terpakai dalamistilah Tenaga Air secara umum, tanpa tergantung kepada ukuran
pembangkit.
1.4.3 Rangkuman 1
1. Energi adalah pekerjaan yang dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan,
diukurdalam Joules.
2. Listrik adalah bentuk dari energi, tetapi umumnya diberikan dalam satuannya
sendiriyaitu kilowatt-hours (kWh) dimana 1 kWh = 3600 kilojoule yang berarti
listrik tersebutdisuplai sebasar 1 kW selama 1 jam.
3. Daya adalah energi yang diubah tiap satuan detik, contoh menghitung
pekerjaan yang
4. akan selesai. Diukur dalam watt, dimana 1 watt = 1 Joule/detik.
7
Desain Turbin PLTMH
1. Coba jelaskan dan gambarkan secara sketsa tinggi jatuh (beda tinggi) untuk
PLTMH ?
2. Tuliskan rumus-rumus apakah dalam menentukan energi potensial dan energi
kinetic di dalam air ?
3. Berapa besarnya kapasitas daya untuk micro hydro power (PLTMH) dan rumus
apa yang digunakan untuk perhitungan daya?
8
Desain Turbin PLTMH
KEGIATAN BELAJAR 2
2 DASAR-DASAR HIDROLIKA
Gambar 2.1
Pemahaman tentang prinsip hidrolika di dalam memilih pipa akan
meningkatkan efisiensi PLTMH
9
Desain Turbin PLTMH
10
Desain Turbin PLTMH
Pertimbangkan aliran di dalam saluran tertutup, bentuk ketiga energi dalam aliran
fluida harus ditentukan, yaitu energi yang berasal dari daya aksi atau tekanan,
karena itu dinamakan energi tekanan. Sebagai contoh energi tekanan adalah kerja
yang dilakukan pada air oleh gerakan piston yang memindahkan sejumlah air
dengan jarak tertentu. Penerapan dasar-dasar kekekalan energi ke dalam tiga
bentuk energi ini (kinetik,tekanan dan energi potensial) akan mengantar kita ke
persamaan Bernoulli. Penerapan persamaan ini hanya untuk sistem dengan aliran
stasioner (steady flow), yaitu dimana kecepatan aliran Q tetap konstan sepanjang
waktu. Rugi-rugi tinggi jatuh akibat gesekan pipa dan turbulansi dapat juga
dimasukkan ke dalam persamaan.
Ketiga bentuk energi di dalam persamaan Bernoulli dapat diperlihatkan secara grafik
dalam potongan memanjang dari sebuah sistem jalur pipa (tenaga air dan suplai air).
Ini merupakan metode yang sangat sesuai untuk memeriksa tekanan yang terdapat
pada tiap titik dalam sebuah jaringan pipa. Perhatikan bahwa datum (level referensi)
dapat dipilih pada sembarang level karena energi bukan merupakan jumlah yang
mutlak oleh karena itu dapat diukur pada datum yang dikehendaki.
11
Desain Turbin PLTMH
Gambar 2.3.Energi dan garis tekanan untuk sebuah pipa dari reservoar
Jarak diantara datum ini dan garis tengah pipa menunjukkan energi potensial di
setiap titik (lihat gambar di atas). Garis energi untuk air di dalam reservoar adalah
permukaan air yang bebas (praktis kecepatannya adalah nol, tekanannya
atmosperik yang biasanya diambil sebagai referensi tekanan). Dalam sebuah fluida
ideal tanpa rugi-rugi, garis energi akan horizontal sepanjang pipa.
Bagaimanapun, akibat gesekan dan turbulansi garis energi turun secara perlahan
(gesekan) atau sekaligus (turbulansi/rugi rugi lokal) dari mulai penampungan sampai
keluaran pipa. Garis tekanan digambar pada setiap titik pada jalurpipa dalam suatu
jarak velositi head v2/(2g) dibawah garis energi. Jarak antara garis tengah pipa dan
garis tekanannya adalah kemudian ukuran untuk menskala untuk daya tekanan yang
terkandung dalam air. Apabila pipa berdiri dipasang pada jalurpipa di berbagai titik,
level air disetiap titik akan naik sampai ke garis tekanan.
P1 V12 P V2
Persamaan 6: Z1 Z 2 2 2 + HL
2g 2g
Dimana
P1
pg = pressure head
ν2
=2head kinetic atau head velocity
g
12
Desain Turbin PLTMH
Pada aliran air sebenarnya, energi atau rugi-rugi head yang terjadi akibat
resistansi dinding pipa, gangguan terhadap aliran ini akan mengakibatkan
transformasi yang takterbalikan dari energi dalam aliran menjadi panas.
Kehilangan energi akibat gesekan berasal dari tegangan geser antara lapisan yang
bersebelahan antara air yang meluncur satu sama lain pada kecepatan yang
berbeda.. Lapisan air yang paling tipis melekat pada dinding pipa dengan pasti tidak
bergerak sedangkan kecepatan setiap lapisan konsentrik meningkat untuk mencapai
kecepatan maksimum di garis tengah pipa.
Apabila partikel fluida bergerak sepanjang lapisan-lapisan halus pada jalur
yang telah ditentukan, alirannya disebut dengan laminar atau viscous dan tegangan
geser antara lapisan-lapisan mendominasi. Pada keadaan teknisnya,
bagaimanapun, aliran di dalam pipa biasanya turbulen, yaitu partikel bergerak pada
jalur yang tidak teratur dan merubah kecepatan.
13
Desain Turbin PLTMH
Gambar 2.4
Distribusi kecepatan dalam aliran pipa a) laminar and b) aliran turbulen
ν x d
Persamaan 7: Re = V
Apabila Re < 2000, maka disebut aliran laminar dan Re = 2500 sampai 4000,
disebut aliran turbulen, batasan di antaranya dinamakan zona kritis tak terdefinisi
dimana kedua bentuk aliran tersebut ada dengan bilangan Reynold yang sama.
Contoh aliran laminar adalah aliran bawah tanah yang melalui acquifer; dalam
teknologi MHP air yang mengalir melalui saluran dan pipa hampir selalu turbulen.
Untuk perhitungan Rugi gesekan untuk aliran turbulen, rumus berikut (Darcy-
Weisbach) diterapkan :
L V2
---- ----
Persamaan 8 : H friction=
d 2g
14
Desain Turbin PLTMH
Terlepas dari bilangan Reynold, faktor gesekan juga tergantung pada kekasaran
absolute dari pipa; nilainya untuk material pipa dan kondisi yang berbeda-beda
biasanya disediakan oleh pabrik dan dapat ditemukan dalam literatur yang relevan.
Perhatikan bahwa apabila pabrik pipa komersial menyediakan tabel dan
diagramdiagram untuk menentukan kerugian head akibat gesekan, informasi seperti
ini biasanya agak menyimpang dimana sejauh mungkin mereka menyediakan nilai
terbaik untukkoefisen kekasaran. Misalnya, untuk yang baru, pipa buatan pabrik
digunakan, dalam kenyataannya, pipa tidak tetap halus ketika dalam operasional.
Pipa logam rentan akan korosi sedangkan pipa plastik (PE, PVC) akan tertutup
lumpur setelah beberapa tahun beroperasi.
Pada kenyataannya, semua tipe pipa akan memiliki nilai kekasaran yang lebih tinggi
setelah beberapa tahun beroperasi. Kerusakan ini harus diperhatikan ketika memilih
pipa saluran pembawa atau pipa pesat dan oleh karena itu dianjurkan untuk
menggunakan rumusan Darcy-Weisbach yang digabungkan dengan diagram Moody
dibandingkan menggunakan tabel dan diagram-diagram dari pabrik.
15
Desain Turbin PLTMH
1) Definisi umum
Aliran dalam saluran alami seperti sungai dan di dalam saluran buatan adalah
jenisaliran permukaan bebas. Daya penggerak aliran air dalam saluran terbuka
denganpermukaan bebas (tekanan atmosfir) adalah gaya gravitasi; dengan kata lain
airdigerakan oleh kemiringan saluran dan tidak seperti di saluran tertutup yaitu
denganperbedaan tekanan head di antara dua bagian (lihat Bab 2 di atas).
16
Desain Turbin PLTMH
Di dalam MHP, kita sebagian besar akan berurusan dengan aliran seragam untuk
aliransaluran terbuka. Kedalaman air pada aliran seragam dapat ditentukan dengan
rumusansederhana seperti rumusan Manning-Strickler.
ν x d
3. Re = V
L V2
---- ----
4. H friction =
d 2g
17
Desain Turbin PLTMH
Alternating current (AC), Arus bolak-balik Arus listrik yang polaritasnya berbalik
secara priodik (berlawanan dengan arus DC
Arus listrik di Indonesia dan kebanyakan negara memiliki frekuensi standar sebesar
50 Hz.
Arus bolak-balik digunakan secara universal pada sistem tenaga karena dapat
ditransmisikan dan didistribusikan lebih ekonomis dibandingkan dengan arus searah.
Average Daily Flow debit rata-rata harian,Jumlah rata-rata harian dari air yang
melewati alat ukur yang ditentukan.
Baseflow Aliran dasar, Bagian dari debit di sungai yang berasal dari air tanah yang
mengalir perlahan melalui tanah dan muncul kesungai melalui tepian dan dasar
sungai.
Base load Beban dasar Jumlah daya listrik yang perlu disampaikan/dibutuhkan
setiap saat dan selama tanpa tergantung musim.
BFI baseflow index Perbandingan dari run-off yang dikontribusikan oleh baseflow.
Buckets mangkok dalam turbin impuls, bucket diletakkan pada turbin dekat dengan
runner, dan berfungsi untuk „menangkap‟ air. Tenaga air yang menumbuk bucket
akan memutar runner, yang memutar shaft generator , menyebabkan generator
membangkitkan daya.
Butterfly Valve, Katup Butterfly,Katup kontrol air tipe cakram, semuanya tertutup
dalam bulatan pipa, yang memungkinkan untuk dibuka dan ditutup oleh tuas dari
luar. Seringkali dioperasikan dengan sistem hidrolik.
listrik sementara.
18
Desain Turbin PLTMH
Compact fluorescent light (CFL),Bola lampu modern dengan integral ballast yang
menggunakan sedikit listrik disbanding bola lampu incandescent biasa.
Current Arus, tingkat aliran listrik, diukur dalam ampere, atau amps. Dapat
dianalogikan seperti kecepatan aliran air diukur dalam liter per detik.
Direct current (DC) Arus searah,Listrik yang mengalir secara terus menerus dalam
satu arah, seperti dari baterai.
Draft tube, tabung perpanjangan dari bawah turbin sampai di bawah level air
minimum saluran pembuang.
Dynamic pressure, Tekanan dinamis,Tekanan air di dalam jalur pipa sewaktu air
mengalir. Sama dengan tekanan statis (diukur di dalam pipa tertutup) dikurangi
kehilangan tekanan akibat gesekan, turbulansi dan kavitasi didalam jalurpipa dan
perlengkapannya.
19
Desain Turbin PLTMH
Fish Ladder,Sebuah struktur yang terdiri dari rangkaian yang disusun seperti untu
pijakan setinggi ±30 cm dalam yang berguna untuk migrasi ikan menuju hulu sungai
melewati dam atau bendungan.
Grafik debit vs persentase waktu (dari periode yang tercatat) selama besaran
tertentu dari debit sama atau dilampaui.
Generator Mesin berputar yang merubah energi mekanikal menjadi energi listrik.
Grid Jaringan ,Istilah untuk jaringan kabel yang mendistribusikan listrik dari sumber
yang beragam melalui daerah yang luas.
Head Tinggi Jatuh, Perbedaan ketinggian antara dua permukaan air, diukur dalam
meter atau feet (lihat juga tinggi jatuh kotor dan tinggi jatuhbersih).
20
Desain Turbin PLTMH
Hertz (Hz),Satuan pengukuran frekuensi untuk AC. Equivalen dengan “siklus per
detik”, perlatan rumah tangga di Indonesai pada umumnya adalah 50 Hz.
Impulse Turbine,Turbin impuls menghasilkan daya ketika pancaran air dari pipa
pengalihan tertutup „menembak‟ melalui nozzle kecil langsung ke dalam runner
turbin. Turbin impuls cocok untuk head tinggi (>20 feet), tetapi tidak membutuhkan
kecepatan aliran yang sangat tinggi. Turbin Pelton dan Turgo merupakan turbin yang
umumnya dipakai.
Intake,Titik yang mana air dialihkan dari sungai ke saluran pembawamelalui struktur
pengalihan. Saringan dan bak penenang sering kali dipasang pada titik intake untuk
mencegah sampah dan pasir atau lumpur masuk ke turbin.
Joule (J),Satuan internasional untuk energi. Energi yang dihasilkan oleh daya satu
watt yang mengalir dalam satu detik.
Kilowatt hour (kWh): Ukuran dari energi. Satu kilowatt jam sama dengan satu
kilowatt
Kilowatt jam (kWh) yang digunakan selama satu jam. (1 kWh = 3600 Joules)
Micro Hydro Sistem hydropower dengam output daya kurang dari 100 kW.
Net Head,Tinggi jatuh bersih, Tinggi jatuh tekan yang tersedia menuju turbin
setelah rugi-rugi gesekan dalam sistem hidrolik (dari intake sampai turbin).
21
Desain Turbin PLTMH
Over speed,Kecepatan runner turbin ketika kondisi sesuai dengan design, semua
beban dilepaskan.
Pelton Turbine, Suatu Tipe turbin impuls dengan satu atau lebih jet air menembak
bucket (mangkok) runner. Runner menyerupai miniature kincir air. Turbin Pelton
digunakan pada lokasi dengan head tinggi (7 – 2000 m), dan dapat menghasilkan
daya sampai sebesar 200 MW.
Penstock, Pipa pesat,Pipa (biasanya baja, beton atau plastik) yang mengalirkan air
bertekanan dari forebay sampai ke turbin.
Power factor ,Faktor daya,Rasio jumlah daya, diukur dalam kilowatt (kW) terhadap
daya hayal diukur dalam kilovolt-amperes (kVA).
Propeller Turbine, Jenis turbin reaksi dengan jenis runner propeller. Air mengalir
melalui runner dan menggerakkan sudu propeller. Turbin propeller dapat digunakan
untuk head < 1 sampai 100 m, dan dapat mencapai 100 MW.
Runner Bagian dari turbin air yang berputar dan dipasang ke shaft generator.
Bucket pada runner adalah apa yang didorong oleh air untuk memutar runner dan
membangkitkan listrik.
Suction Head,Energi tambahan pada sistem turbin air reaksi, dihasilkan oleh draft
tube yang menyalurkan air ke luar. Tekanan inlet, dari air yang „mendorong‟ runner
22
Desain Turbin PLTMH
turbin ketika masuk, menciptakan ~80% energi pada sistem reaksi. Suction head,
dari vacuum diciptakan oleh sistem outlet tertutup, „tarikan‟ di runner karena air
keluar dari sistem, menambah sampai ~20% output daya sistem.
Tailrace Saluran air dari turbin sebelum bergabung dengan sungai utama.
Turgo Turbine,Sebuah turbin impuls yang dapat menghasilkan output daya yang
lebih besar pada beberapa lokasi head tinggi dibandingkan dengan tipe Pelton.
Desain Runner Turgo memungkinkan untuk pengeluaran air yang telah digunakan
dengan lebih efisien, dan pancaran air yang lebih besar, untuk meningkatkan
produksi daya di lokasi dengan debit yang besar. Runner Turgo umumnya lebih
mahal dibandingkan jenis Pelton, yang disebabkan proses pembuatan yang lebih
sulit.
Tegangan (V) ukuran potensial elektrik; “tekanan” elektrik yang memaksa arus listrik
untuk mengalir melalui rangkain tertutup.
Watt (W), Satuan ilmiah untuk daya listrik; satuan pekerjaan yang dilakukan dengan
satuan satu joule per detik. Umumnya digunakan untuk menentukan ukuran
konsumsi listrik pada alat-alat listrik.
23
Desain Turbin PLTMH
24
Desain Turbin PLTMH
KEGIATAN BELAJAR3
25
Desain Turbin PLTMH
Analisa hidrologi adalah suatu kegiatan analisa yang berhubungan dengan air yang
bertujuan antara lain untuk perencanaan suatu bangunan air, misalnya
perencanaan reservoir untuk mengendalikan banjir dan mengatasi kebutuhan air.
Beberapa step analisa hidrologi antara lain :
- Memperkirakan jumlah air permukaan yang tersedia
- Memperkirakan kehilangan air (akibat penguapan, rembesan dsbnya)
- Memperkirakan kebutuhan air (domestik, pertanian, perindustrian)
- Memperkirakan banjir rencana
- Memperkirakan kapasitas/ volume reservoir dan tinggi M.A (Muka Air)
maksimum dalam reservoir.
- Setelah itu baru dilanjutkan dengan perencanaan bangunan air yaitu :
- Merencanakan bangunan pengendalian banjir
- Merencanakan bangunan drainase pada daerah perkotaan atau daerah aliran
- Merencanakan /menentukan bentuk, ukuran konstruksi dll.
Latihan Soal :
1. Jelaskan dengan singkat difinisi Hidrologi?
2. Jelaskan dengan singkat tentang Hidrologi Terapan?
Kunci Jawaban :
1. Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah Kuantitas dan Kualitas air di
bumi.
2. Hidrologi terapan adalah ilmu yang langsung berhubungan dengan
penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni pada
kejadian praktis dalam kehidupan
26
Desain Turbin PLTMH
Akibat panas yang bersumber dari matahari, maka terjadilah :Evaporasi dan
Transpirasi.Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air terbuka pada
permukaan tanah.Transpirasi adalah penguapan dari permukaan tanaman.
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian
karena beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi (yang
diendapkan/ yang jatuh), bisa dalam bentuk salju, hujan es, hujan, embun.
Sedangkan air hujan yang jatuh kadang – kadang tertahan oleh tajuk (ujung – ujung
daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dsbnya disebut
Intersepsi.Besarnya intersepsi pada tanaman tergantung dari jenis tanaman, tingkat
pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada hujan – hujan pertama, kemudian
sekitar 20% pada hujan – hujan berkutnya.
Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau,
sungai, laut, dan menjadi simpanan air yang disebabkan oleh kubangan/ cekungan
yang biasa disebut depression storage, serta saluran dsbnya, mencari tempat yang
lebih rendah.
Untuk itu secara garis besar pada sistem sirkulasi tersebut dapat dikategorikan
menjadi 2 variabel, yaitu ada yang berperan sebagai variabel input dan ada yang
berperan sebagai variabel output.
27
Desain Turbin PLTMH
Gambar 3.1
Siklus Hidrologi
Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup kehidupan,
maka untuk melakukan analisa hidrologi diperlukan pula ilmu – ilmu pengetahuan
lainnya, antara lain :
- Geografi, yaitu ilmu yang membahas tentang ciri – ciri fisik permukaan bumi.
28
Desain Turbin PLTMH
- Agronomi, yaitu ilmu yang membahas tentang dunia tumbuh –tumbuhan, yang
pengaruhnya besar terhadap distribusi air hasil prespiasi setelah mencapai tanah
dan penguapannya.
- Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari komposisi kerak bumi yang berperanan
pada distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam.
- Hidrolika, yaitu ilmu (hukum) yang mempelajari tentang gerakan air beraturan
dalam sistem sederhana.
- Satistik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik
menjadi informasi yang berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan keputusan
dsbnya.Statistik diperlukan dalam menganalisa data – data hidrologi.
Latihan Soal :
Jelaskan dengan singkat tentang Siklus Hidrologi?
Kunci Jawaban :
Yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi adalah suatu sistem dimana karena
adanya panas matahari, maka air permukaan (sungai, laut dsb) menguap..
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian
karena beberapa sebab awan akan berkondensasi sehingga bisa menjadi dalam
bentuk salju, hujan es, hujan, embun.Sedangkan air hujan yang jatuh kadang –
kadang tertahan oleh tajuk (ujung – ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh
bangunan dsbnya. Air hujan yang mencapai tanah, sebagian menembus permukaan
tanah , sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow),
kemudian terkumpul pada saluran yang disebut surface run off.Dan karena panas
matahari maka terjadi penguapan, dan seterusnya sistem tersbut di atas berulang
yang biasa disebut Siklus Hidrologi.
29
Desain Turbin PLTMH
3. Hidrologi Modern
Perkembangan Hidrologi:
1850 – 1900 : Pengukuran-pengukuran sesaat dari Debit.
1900 – 1930 : Perioda penggunaan rumus-rumus empiris (mulai dilakukan
pengumpulan data MA – Debit sungai secara sistimatis).
1930 – 1950 : Periode penggunaan konsep secara rational (teori infiltrasi,
teori unit hydrograph, rumus-rumus semi empiris).
1950 – kini : Periode menggunakan teori-teori (analisa Linear & Non Linear dari
sistim hidrologi, teori UnsteadiFlow dalam air tanah, aplikasi & teori Mass-Transfer
menjadi analisa Evaporasi, study dari dinamika SoilMoisture, pengumpulan dari data
30
Desain Turbin PLTMH
Latihan Soal :
Jelaskan dengan singkat sejarah perkembangan Hidrologi?
Jawaban Soal :
1. Perkembangan awal (sebelum masehi)
Hidrologi telah mulai diterapkan, misalnya dalam pembuatan :
sumur-sumur jaman purba di Arab
sistim irigasi di Cina
dam/reservoir air terbesar di dunia pada saat itu (+4800 tahun yang
lalu di Mesir).
2. Perkembangan pada Abad sesudah Masehi
Secara praktis, Ilmu Hidrologi baru dimulai pada abad 16 yaitu :
Leonardo Da Vinci & Bernard Palissy menemukan konsep siklus Hidrologi
secara besar, melalui penyelidikan (hubungan infiltrasi sampai kepada
terjadinya mata air).
3. Perkembangan Hidrologi:
1850–1900 :Pengukuran-pengukuran sesaat dari Debit.
1900–1930 :Perioda penggunaan rumus-rumus empiris (mulai dilakukan
pengumpulan data MA – Debit sungai secara sistimatis).
1930–1950:Periode penggunaan konsep secara rational (teori
infiltrasi,teori unit hydrograph, rumus-rumus semi empiris)
1950–kini:Periode menggunakan teori-teori.
31
Desain Turbin PLTMH
- Hidrologi penuh dengan kerumitan dan sistimnya maha luas .Makin luas sistim
maka makin berfariasi nilai ukur/parameter physik, sehingga secara praktis tidak
mungkin menerapkan/menaksir nilai-nilai ukur di tiap titik.Misalnya untuk suatu
d.a.s, mempunyai formasi/susunan geologi dan susunan tanah yang berbeda
sehingga sangat sulit memperkirakan lithologi di suatu titik sebarang tanpa
adanya data-data pemboran.
- Prinsip-prinsip design suatu stuktur telah ditetapkan, dan nilai-nilai ukur/dimensi
material bangunan telah diketahui dengan pasti karena campuran meterial
bangunan dibuat.Berbeda dengan konsep-konsep dalam disain hidrologi, metode
yang akan dipakai sangat tergantung kepada jenis data yang tersedia.
- Faktor keamanan/safety pada desain stuktur dipakai juga pada desain hidrologi
tetapi kadang-kadang tidak terlalu besar, mengingat faktor ekonomisasi.
Seperti telah dimaklumi dengan pasti bahwa realitas fisik suatu sistem
hidrologi sesungguhnya sangat komplek untuk menjelaskan dan analisa secara
tepat sebagai mana adanya, maka penyederhanaan tertentu harus dilakukan, agar
dapat ditentukan suatu model (konsep) yang mewakili keadaan sebenarnya.
Derajat penyederhanaannya tergantung pada banyaknya informasi yang dapat
disediakan.
Informasi tentang suatu sistem sirkulasi air didapat dengan :
a. Studi terhadap peta-peta, pustaka, foto udara/landsat yang tersedia mengenai
wilayah tinjau.
b. Menginvestarisir sifat-sifat alam secara langsung di lapangan (survai).
c. Mengolah data dan Memetakan informasi yang telah diperoleh; sehingga
hasilnya lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan untuk berbagai tujuan.
32
Desain Turbin PLTMH
Contoh peta-peta :
33
Desain Turbin PLTMH
34
Desain Turbin PLTMH
Sehingga dari sirkulasi hidrologi ini dapat dinyatakan suatu persamaan bahwa
input = output + perubahan simpanan dari sistem tertentu.
Persamaan ini sering dipakai dalam analisa hidrologi dan disebut persamaan
keseimbangan air ( Water balance equation ).
35
Desain Turbin PLTMH
Hidrologi Terapan :Yang dimaksud terapan disini adalah ilmu yang langsung
berhubungan dengan penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-
ilmu murni/pure science pada kejadian praktis dalam kehidupan.
Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air terbuka pada permukaan
tanah.
Transpirasi adalah penguapan dari permukaan tanaman.
Intersepsi.yaitu air hujan yang jatuh kadang – kadang tertahan oleh tajuk
(ujung – ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dsbnya
Surface run off yaitu air hujan yang mencapai tanah, sebagian menembus
permukaan tanah (berinfiltrasi), sebagian lagi menjadi aliran air di atas
permukaan (over land flow), kemudian terkumpul pada saluran.
Air Soil yaitu air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori – pori
tanah.
Depression storage yaitu air yang mengalir pada suatu situasi dan kondisi
tertentu akan mencapai danau, sungai, laut, dan menjadi simpanan air yang
disebabkan oleh kubangan/ cekungan.
Sejarah pengembangan hidrologi
- Pengembangan awal (sebulum masehi)
- Pengembangan pada Abad sesudah Masehi
- Hidrologi Modern
- Kedudukan Hidrologi pada teknik Hidrolik masa kini.
Informasi tentang suatu sistem sirkulasi air didapat dengan
- Studi terhadap peta-peta, pustaka, foto udara/landsat yang tersedia
mengenai wilayah tinjau.
- Menginvestarisir sifat-sifat alam secara langsung di lapangan (survai).
- Mengolah data dan Memetakan informasi yang telah diperoleh; sehingga
hasilnya lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan untuk berbagai
tujuan.
Macam – macam Peta
- Peta topografi : peta dengan garis-garis yang menunjukkan ketinggian
permukaan tanah sama.
- Peta isohyte : peta dengan garis-garis yang menghubungkan tempat
dengan hujan yang sama.
36
Desain Turbin PLTMH
37
Desain Turbin PLTMH
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut
masalah Kuantitas dan Kualitas air di bumi.
2. Hidrologi pemeliharaan adalah sesuatu yang menyangkut masalah
pemasangan alat-alat ukur berikut penentuan jaringan stasiun
pengamatannya, pengumpulan data hidrologi
3. Yang dimaksud terapan disini adalah ilmu yang langsung berhubungan
dengan penggunaan hukum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu
murni/pure science pada kejadian praktis dalam kehidupan.
4. Intersepsi adalah air hujan yang jatuh kadang – kadang tertahan oleh tajuk
(ujung – ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dsbnya
5. Yang dimaksud dengan Transpirasi adalah adalah penguapan dari
permukaan tanaman
6. Yang dimaksud dengan Evaporasi adalah penguapan pada permukaan air
terbuka pada permukaan tanah.
7. .Sejarah pengembangan hidrologi
A. Pengembangan awal (sebulum masehi)
B. Pengembangan pada Abad sesudah Masahi
C. Hidrologi Modern
38
Desain Turbin PLTMH
11. Peta isohyte : peta dengan garis-garis yang menghubungkan tempat dengan
hujan yang sama.
12. Peta isothermis : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tempat dengan
suhu sama.
13. Isobar : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tekanan udara yang
sama.
14. Isohyps : peta dengan garis-garis yang menunjukkan tinggi M.A yang sama.
15. Air Soil.adalah air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori –
pori tanah
39
Desain Turbin PLTMH
KEGIATAN BELAJAR 4
4 BEDA TINGGI
SATUAN UKURAN DAN BEDA TINGGI
40
Desain Turbin PLTMH
Ukuran Sudut
Untuk menyatakan besaran sudut, dasarnya adalah lingkaran yang dibagi
menjadi empat bagian, yang disebut kwadran.
Untuk selanjutnya kita mengenal 3 cara untuk menentukan besarannya sudut.
41
Desain Turbin PLTMH
c. Cara Radial
Sudut pusat didalam lingkaran yang mempunyai busur yang sama dengan
jari-jari lingkaran sebesar satu radial.
Kita tahu bahwa keliling lingkaran 2 r
2r
Satu lingkaran mempunyai sudut sebesar = 2 radial
r
Hubungan dari ketiga cara tersebut di atas adalah :
3600 = 400g = 2 radial
Satu radial disingkat dengan (zeta)
42
Desain Turbin PLTMH
43
Desain Turbin PLTMH
Contoh II :
Diketahui = 3,779 350 506 rad
Besaran sudut itu akan rubah ke cara seksagesimal
Penyelesaian :
3,779350506
3,779350506 rad = x 3600 = 2160 32‟ 27”
2
Sekarang kita ubah besaran sudut tersebut ke cara sentisimal
3,779350506
3,779350506 rad = x 400g = 240g 60c 09cc 258
2
Contoh III :
Diketahui 316g 13c 24cc
Besaran tersebut akan kita ubah ke cara seksagesimal
44
Desain Turbin PLTMH
Skala.
Skala peta dapat dinyatakan secara umum sebagai :
Perbandingan antara suatu jarak di atas peta dengan jarak yang sama di
atas permukaan bumi atau lapangan.
Cara menyatakan skala
Ada tiga cara untuk menyatakan skala peta :
45
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.1
Untuk mengukur beda tinggi antara dua titik dengan slang plastik dapat
dilakukan sebagai berikut :
46
Desain Turbin PLTMH
47
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.2.
Langkah kerja :
Masukkan slang pada nevelnya dan kunci dengan klem yang telah
disediakan.
Pastikan valve-2 dalam posisi tertutup sedang valve-1 dan valve-3
dalam posisi terbuka sebelum slang diisi dengan air.
Isi slang dengan air dengan menggunakan jeregen.(pressure gauge
diletakkan pada titik awal/titik 1 dan ujung slang yang lain diletakkan
di titik 2)
48
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.3
Alat sipat datar tangan (hand level)
Kegunaan dari alat ini untuk membuat bidang datar dengan
membidikkan secara langsung dengan tangan kepada sasaran atau
obyek. Untuk mengukur beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan
sebagai berikut:
Gambar 4.4
Pengukuran ini dapat dilakukan oleh dua orang
49
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.5
Alat sipat datar tabung gelas pada saat sekarang ini sudah jarang
digunakan karena disamping ketelitian membidik sangat terbatas, juga
penggunaan alat ini harus ekstra hati-hati karena tabung gelasnya mudah
pecah. Cara penggunaan alat ini adalah sebagai berikut .
50
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.6
Tempatkan sipat datar tabung gelas yang sudah diisi dengan air
berwarna di antara dua titik A dan B yang akan di ukur beda tingginya.
Pasang patok pada titik A dan tempatkan tongkat ukur atau rambu ukur
di atas patok A tegak lurus.
Bidik tongkat ukur atau rambu ukur di A melalui kedua permukaan zat
cair pada tabung gelas dan catat bacaan belakang.
Pasang patok pada titik B dan tempatkan tongkat ukur atau rambu ukur
di atas patok B tegak lurus.
Bidik tongkat ukur atau rambu di B melalui kedua permukaan zat cair
pada tabung gelas dan catat bacaannya sebagai hasil bacaan muka.
Misalkan bacaan rambu belakang sama dengan b dan bacaan rambu
muka adalah m, maka beda tinggi antara A dan B adalah :
∆h = b – m
Jika ketinggian titik A telah diketahui, maka tinggi titik B dapat dihitung,
yaitu :
TB = TA + ∆h
51
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.7
Oleh karena alat ini termasuk alat-alat ukur yang sederhana maka
penggunaannyapun juga terbatas disebabkan jarak bidiknya yang terbatas.
Untuk penentuan beda tinggi yang jaraknya jauh maka pengukurannya
dilakukan dengan membagi beberapa seksi.
Pada metode ini yang diukur adalah jarak dan sudut, sedangkan tinggi alat
diusahakan sama dengan tinggi target.
Langkah kerja :
Tancapkan yalon I lengkap dengan clinometer pada titik A (seperti
gambar).
Ukur tinggi clinometer misalnya h.
Letakkan yalon II diatas titik B dengan posisi tegak dan ukur tinggi h
dan tandai.
Orang pertama membidik dengan menggunakan clinometer di titik A
kearah yalon titik B yang diberi tanda.(gelembung nivo didalam clinometer
sisetel sehingga berada ditengah-tengah).
Orang ke tiga membaca sudut kemiringan α pada clinometer.
Ukur jarak miring dari A ke B misalnya d.
Maka jarak datar A – B = d . cos α
Dan beda tinggi A – B = ∆ h = d . sin α
52
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.8
Dari gambar diatas diperoleh :
TA + Ddtr . Sin m = ∆H + BT
∆HA-B = (TA – BT) + Ddtr . Sin m
Dan jarak datar A – B = (BA – BB) . 100 . cos² m.
Langkah kerja :
Tempatkan theodolit diatas statip pada titik awal A dan stel sehingga
siap untuk digunakan.
Tempatkan rambu secara tegak pada titik B.
Ukur tinggi alat theodolit ( h).
Bidik rambu di titik B dan baca benang atas BA, benang tengah BT dan
benang bawah BB.
Baca sudut vertical theodolit misalnya m.
53
Desain Turbin PLTMH
Cara penentuan tinggi titik ataupun beda tinggi, yang paling teliti adalah
dengan alat sipat datar optik. Ada beberapa jenis instrumen sipat datar yang
sering dipergunakan untuk pengukuran, diantaranya adalah sebagai berikut :
Instrumen sipat datar jenis Y ini terdiri sebuah teropong yang didukung oleh
penyangga yang berbentuk huruf Y. Teropong ini dapat diangkat dari
penopangnya dan diputar ujungnya dengan melepas pasak pengancing
bagian atas penopang teropong. Karena instrumen ini banyak bagian yang
dapat disetel pada waktu pengukuran, maka konstruksinya dibuat agar
mudah penyetelannya pada saat pengukuran. Akibat seringnya disetel-setel,
maka kemungkinan aus adalah besar. Sehingga alat ini sekarang sudah tidak
digunakan lagi.
54
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.10
Instrumen Sipat Datar Otomatik
Gambar 4.11
Prisma kompensator
55
Desain Turbin PLTMH
Prisma kompensator yang digantung ini berfungsi untuk membuat garis bidik
tetap mendatar walaupun teropong kurang mendatar sedikit. Jadi berbeda
dengan tilting level maupun Dumpy level yang menggunakan pertolongan
nivo tabung untuk membuat garis bidik mendatar. Pada otomatic level ini
hanya mempunyai satu nivo yaitu nivo kotak yang berfungsi untuk membuat
sumbu ke satu vertikal.
Gambar 4.12
Instrumen Sipat Datar Otomatic
Instrumen sipat datar atau pesawat sipat datar sebelum digunakan untuk
mengukur perlu diadakan pengecekan dan penyetelan untuk mengetahui
kebenaran dari alat tersebut. Alat sipat datar yang rusak atau tidak memenuhi
persyaratan, jika digunakan untuk mengukur akan menyebabkan hasil
ukurannya tidak benar atau kurang teliti. Adapun persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pesawat sipat datar adalah :
Syarat Utama : Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
Syarat Kedua : Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu ke satu.
Syarat Ketiga :Garis mendatar benang silang harus tegak lurus pada
sumbu kesatu.
Sebelum pesawat sipat datar digunakan untuk mengukur, maka ketiga
syarat tersebut di atas harus dipenuhi.
56
Desain Turbin PLTMH
Untuk dapat mengukur beda tinggi dengan pesawat sipat datar, perlu adanya
perlengkapan lain, yaitu rambu ukur atau bak pembacaan.
Gambar 4.13
Macam-macam rambu ukur
57
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.14
Dengan menyetel sekrup okuler dan sekrup pada rambu ukur, maka dari
teropong benang silang dan rambu akan terlihat jelas seperti gambar di
atas.
Pembacaannya adalah sebagai berikut :
Bacaan benang tengah BT = 1,275 m
Bacaan benang atas BA = 1,315 m
Bacaan benang bawah BB = 1,235 m
Dari hasil bacaan di atas, jika dikontrol rumus persamaan adalah :
BA – BT = BT – BB
1,315 – 1,275 = 1,275 – 1,275
0,04 = 0,04
2 BT = (BA = BB)
2 x 1,275 = (1,315 + 1,235)
2,55 = 2,55
Jika jarak rambu ke pesawat tidak terlalu jauh, maka pembacaan dapat
dikatakan cukup baik bila tercapai :
2 BT – (BB + BA) 2 mm
58
Desain Turbin PLTMH
Disamping untuk kontrol bacaan, fungsi lain dari benang atas dan benang
bawah dapat dipakai untuk menghitung jarak rambu ke pesawat secara
optis :
D = 100 (BA – BB).
Di depan telah diuraikan tentang cara pengukuran beda tinggi antara dua
titik dengan alat ukur sederhana. Di sini akan kita uraikan bagaimana cara
pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat ukur optis/pesawat
sipat datar.
Gambar 4.15
Perbedaan tinggi antara titik P dan Q adalah perbedaan tinggi antara
bidang horisontal yang melalui titik P dan bidang horizontal yang melalui
titik Q.
59
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.16
Pekerjaan ini paling sedikit dilakukan oleh dua orang yaitu seorang juru
ukur dan seorang pembantu juru ukur sebagai pemegang rambu.
o Pasang patok pada titik P dan Q yang akan di ukur beda tingginya.
o Dirikan kaki pesawat ditengah-tengah antara P dan Q
o Pasang pesawat di atas kakinya dan disetel
o Pasang rambu ukur di atas patok titik P tegak lurus/arah gaya berat.
o Arahkan pesawat pada rambu di titik P sebagai rambu belakang
kemudian baca benang tengah, benang atas dan benang bawah dan
catat hasilnya pada daftar ukur.
o Pasang/pindahkan rambu ukur di atas titik Q tegak lurus
o Putar pesawat searah jarum jam ke rambu muka titik Q kemudian baca
benang tengah, benang atas dan benang bawah dan catat hasilnya
pada daftar ukur.
Disini yang dipakai sebagai perhitungan beda tinggi hanyalah bacaan
benang tengah saja, untuk bacaan benang atas dan benang bawah
hanya dipakai untuk kontrol bacaan benang tengah dan menghitung jarak
antara titik P dan titik Q.
60
Desain Turbin PLTMH
Misal dari sket gambar di atas bacaan benang tengah rambu belakang
pada titik P adalah 2,235 m dan bacaan benang rambu belakang
dikurangi dengan bacaan tengah rambu muka.
Jadi : t = 2,235 m – 1,215 m = + 1,02 m
Dengan kata lain permukaan tanah dari titik P ke titik Q naik setinggi
1,020 m.
Pada contoh di atas jika misalkan tinggi titik P dari permukaan air laut
rata-rata/datum diketahui = + 500.000 m, maka tinggi titik Q dapat
dihitung.
Karena titik Q kedudukannya naik setinggi 1,020 m dari titik P, sedang titik
P mempunyai ketinggian + 500.000 m, maka tinggi titik Q adalah :
500.000 m + 1,020 m = 501,020 m.
Cara menghitung dengan menggunakan tabel pengukuran adalah
sebagai berikut :
Contoh
No. Bacaan Rambu Jarak Beda Tinggi Tinggi
Titik Belakang Muka Naik Turun Titik
P 2,235 1,020 500,00
Q 1,215 501,020
4.4.6 Rangkuman 4
61
Desain Turbin PLTMH
62
Desain Turbin PLTMH
7. Dalam menggunakan alat sipat datar tangan (hand level), bagaimana cara
mendatarkan alat tersebut ?
8. Sebutkan jenis-jenis Instrumen sipat datar yang Anda ketahui
9. Sebutkan syarat-syarat pesawat sipat datar
10. Sebutkan bagian-bagian dan fungsinya dari instrumen sipat datar Otomatic.
11. Sebutkan fungsi benang silang/benang diafragma pada pesawat sipat datar.
12. Pada pengukuran sipat datar keliling atau sipat datar dengan jalur tertutup,
maka pengukuran akan benar jika beda tinggi yang sebenarnya yaitu t = 0.
Tetapi di dalam praktek hal ini jarang terjadi, kecuali secara kebetulan.
Bagaimana caranya supaya beda tingginya t = 0
63
Desain Turbin PLTMH
UMPAN BALIK
SOAL-SOAL KEGIATAN BELAJAR 4
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes yang ada pada bagian akhir
kegiatan belajar 4 ini.
Hitung jumlah nilai seluruh soal yang Anda dapat (tiap soal nilai maksimum 10).
Kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi kegiatan belajar 1.
Rumus :
Jumlah nilai seluruh soal
Tingkat Penguasaan : x 100%
Jumlah Soal x 10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
- 69% = Kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80%, maka Anda harus
mengulangi kegiatan belajar 5 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
64
Desain Turbin PLTMH
5. a. Tempatkan alat waterpas tangan di atas bidang yang rata (misal meja)
b. Atur kedudukan meja sehingga kedudukan gelembung nivo alat tangan
berada di tengah.
c. Putar kedudukan alat 1800, jika gelembung tidak berada ditengah lagi, berarti
bidang dasar alat waterpas tidak sejajar dengan garis arah nivo. Maka alat
harus diperbaiki dulu sebelum dipergunakan.
7. a. Tempatkan alat hand level pada tongkat ukur dengan cara dipegangi dengan
tangan.
b. Bidikkan ke sasaran sambil didatarkan sehingga gelembung nivo yang terlihat
melalui di dalam kotak, tepat berada ditengah-tengah kawat mendatar.
65
Desain Turbin PLTMH
11. Benang atas dan bawah untuk kontrol bacaan. apakah bacaan benang
tengahnya sudah tepat atau belum. Disamping itu dapat dipakai untuk mengukur
jarak dan pesawat ke rambu ukur. Sedang benang tengah dipakai untuk
menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih.
66
Desain Turbin PLTMH
Daftar Pustaka
Martha Joyce, Ir. Mengenal Dasar – Dasar Hidrologi, Penerbit NOVA Bandung
Sosrodarsono Suyon, Ir. Hidrologi untuk pengairan, Penerbit Pradya Paramita,
Jakarta
67
Desain Turbin PLTMH
1.1.1.1 A. DESKRIPSI
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi,
yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Penekanan
utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti
pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang
berdasarkan pendekatan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di
tempat kerja.
Dalam sistem pelatihan, standar kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan
bagi peserta pelatihan untuk dapat:
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan;
mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan;
memeriksa kemajuan peserta pelatihan; dan
meyakinkan bahwa semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Mudul ini merupakan modul inti yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang
teknisi PLTMH agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang
dasar-dasar penggunaan dan pengoperasian mesin-mesin perkakas, peralatan las
dan fabrikasi logam dalam pembuatan komponen-komponen PLTMH.
1.1.1.2 B. PRASYARAT
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal dan dinyatakan telah
menyelesaikan modul-modul berikut :
1. Pengenalan PLTMH (RET-MHP 01)
2. Dasar-Dasar PLTMH (RET-MHP 02)
3. Studi Kelayakan dan Perencanaan Awal (RET-MHP 03)
68
Desain Turbin PLTMH
Modul ini dirancang agar pengguna modul ini dapat belajar sendiri tanpa bimbingan
langsung dari pembimbing atau melalui bimbingan. Adapun hal-hal yang teknis
dapat didemonstrasikan secara bersama-sama (grup) dalam waktu yang
bersamaan.
Agar dapat menguasai materi modul ini, maka beberapa hal yang harus Anda
perhatikan adalah:
Pahami terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai setelah Anda mempelajari
modul ini.
Pelajari dan kuasai yakinkan dari Anda bahwa Anda telah benar-benar
menguasai kompetensi tersebut sebelum Anda mempelajari kompetensi
selanjutnya.
Jika Anda mempelajari modul ini melalui bimbingan maka Anda boleh
bertanya dan meminta mendemonstrasikan hal-hal yang belum Anda pahami.
Kerjakanlah latihan / tugas / evaluasi yang diberikan setelah Anda
mempelajari dan kuasai materi tersebut, agar Anda dapat mengukur
kemampuan Anda.
Untuk memberikan kebenaran dari hasil latihan / tugas / evaluasi Anda,
gunakan kunci jawaban yang disediakan.
Untuk kegiatan praktek, gunakan format penilaian yang disediakan, agar
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
69
Desain Turbin PLTMH
1.1.1.5 E. KOMPETENSI
Adapun Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pembelajaran yang harus dicapai
melalui modul ini adalah sebagai berikut :
70
Desain Turbin PLTMH
BAB Ii
TURBIN AIR
71
Desain Turbin PLTMH
MATERI PEMBELAJARAN
Turbin air merupakan salah satu komponen utama dari sebuah PLTMH,
berfungsi untuk mengubah energi hidrolis (baik energi potensial maupun energi
kinetis) menjadi gerakan mekanis, yaitu gerakan berputar. Gerakan putar yang
dihasilkan turbin nantinya digunakan untuk menggerakan generator, dari putaran
generator akan dihasilkan suatu tegangan listrik.
Contoh paling mudah yang dapat kita lihat adalah kincir air. Kincir air banyak
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Seluruh penjuru dunia masih menggunakan
kincir air untuk penggilingan atau menggerakkan generator kecil. Dalam konstruksi
mesin yang klasik, kincir air ditandai oleh poros mendatar (horisontal).
Pada dasarnya kita dapat membedakan kincir air menjadi 3 tipe:
72
Desain Turbin PLTMH
Perkembangan turbin air tidak hanya berhenti di kincir air tersebut diatas,
berbagai penemuan dan penelitian dilakukan untuk mendapatkan turbin air yang
lebih efisien, lebih mudah dibuat, dan dapat membangkitkan daya yang besar
walaupun dengan ukuran turbin yang relatif lebih kecil (kincir air yang efisien dengan
diameter 8 m dapat digantikan dengan turbin cross flow dengan diameter 0.5 m).
Saat ini terdapat beberapa jenis turbin air modern yang sangat umum dipakai,
dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang dapat mencakup daya
sekitar mulai puluhan Watt hingga puluhan MegaWatt.
Turbin modern dapat dibagi dalam dua klasifikasi utama, yaitu:
73
Desain Turbin PLTMH
Memanfaatkan energi gravitasi pada fluida, terutama dipengaruhi oleh debit air.
Seluruh bagian runner ditenggelamkan / dipenuhi oleh air. Terdapat perbedaan
tekanan air, dimana tekanan sebelum melewati runner lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan air setelah melewati runner.
74
Desain Turbin PLTMH
75
Desain Turbin PLTMH
Gambar 2.3. Aplikasi untuk batasan umum tipe-tipe turbin air yang berbeda
(sumber: MHPG Publication Vol. 11)
Seperti dilihat pada Gambar 2.3, turbin air jenis pelton hanya cocok dipergunakan
untuk kondisi head yang tinggi (turbin impuls). Sedangkan turbin air jenis propeller /
kaplan lebih cocok dipergunakan untuk head yang rendah dengan debit yang lebih
besar (turbin reaksi). Turbin crossflow berada di area pertengahan, dengan head
yang tidak terlalu tinggi dan flow yang juga tidak terlalu besar. Sedangkan turbin
76
Desain Turbin PLTMH
Francis dapat mencakup luasan yang sangat besar, dengan catatan tiap turbin
didisain untuk satu keperluan yang spesifik.
3. Panjangkan garis 2
sehingga didapat jenis
turbin yang cocok
Gambar 2.4. Contoh untuk penaksiran yang cepat untuk tipe dan kecepatan turbin
yang sesuai, dalam fungsi head dan debit
77
Desain Turbin PLTMH
LATIHAN 1:
Diketahui sebuah situs memiliki potensi tinggi jatuh air/Head (Hr) = 40 m, debit
perkiraan awal (Qr) = 250 l/dtk. Rencananya akan menggunakan generator dengan
desain1000 rpm (sambungan langsung dengan kopling).
1. Tentukan jenis turbin yang cocok untuk. (menggunakan tabel pemilihan pada
lembar berikutnya)
2. Apa yang terjadi bila kemudian diputuskan untuk memakai transmisi belt
dengan rasio nrunner:ngenerator = 1:2
3. Apa yang akan terjadi bila ternyata saat dioperasikan, putaran turbin lebih
rendah dibandingkan dengan putaran yang direncanakan. Bagaimanakah
efisiensi turbin tersebut ? Apakah daya yang dihasilkan lebih besar atau lebih
kecil ?
Catatan: Jelaskan dengan melihat grafik karakteristik turbin terhadap putaran
di halaman berikutnya.
78
Desain Turbin PLTMH
79
Desain Turbin PLTMH
Qr
Flow Q
Keterangan:
Flow = Debit air [m^3/s]
speed Torque = Torsi pada shaft runner [Nm]
Tr Power = Daya terbangkitkan [W]
torque T
nr nru speed
opt
efficiency
speed
rated run
speed away
speed
80
Desain Turbin PLTMH
Dalam istilah praktis, kecepatan variabel seperti pada grafik di atas hanya akan
terjadi pada pembangkit yang berdiri sendiri (tidak tersambung dengan jaringan)
tanpa governor, atau turbin pada saat kondisi start-up, shut-down dan run-away
(pemutusan hubungan mendadak dari beban). Bagaimanapun, untuk pemilihan
turbin yang akurat dan prediksi kinerjanya, penting untuk mengetahui debit dan
efisiensi selain daripada kecepatan nominal karena kondisi pembangkit aktual akan
sangat sulit bersesuaian sepenuhnya dengan data disain mesin (= nilai dasar).
Keterangan:
Flow :
Debit air [m^3/s]
Efficiency:
Efisiensi Turbin [%] perbandingan antara daya
hidrolis dgn daya yang dihasilkan turbine
Speed: Putaran runner [rpm]
Unit Flow Q11= nilai unit untuk suatu jenis
propeller (spesifik untuk
propeller tertentu)
Unit speed n11 = nilai unit untuk suatu jenis
propeller (spesifik untuk
propeller tertentu)
81
Desain Turbin PLTMH
Turbin sering tidak beroperasi dengan debit dasar sebagai contoh selama musim
kemarau dikarenakan tidak terdapatnya cukup air atau konsumen tidak memerlukan
daya puncak selama waktu tertentu. Gambar di bawah ini menunjukkan efisiensi
beban sebagian dari berbagai desain turbin.
82
Desain Turbin PLTMH
Persamaan 1: Phydr Q g Hn
Dimana : Phydr = daya hidrolikdalam Watt [W],
tidak mempertimbangkan pengurangan
karena efisiensi peralatan (turbin, generator,dll.)
Q = debit dalam m3/detik
ρ = kekentalan air = kira-kira 1000 kg/m3
g = percepatan gravitasi = 9.81 m/m2
Hnett = tinggi jatuh bersih dalam meter [m]
Turbin air mengkonversikan tekanan air menjadi daya mekanik poros, yang dapat
digunakan untuk memutar generator listrik, atau mesin yang lain. Daya yang tersedia
sebanding dengan hasil dari tinggi jatuh (head) dan kecepatan aliran.
Persamaan 1 menggambarkan daya hidrolik yang tersedia di turbin. Bagaimanapun,
perubahan energi di turbin (hidrolik menjadi mekanik) dan di dalam generator (
mekanik menjadi elektrik) selalu berhubungan dengan kehilangan energi. Hal ini
ditunjukkan dengan istilah efisiensi dimana rasio antara daya output dan daya input
(untuk mesin pembangkitan). Dengan demikian, output elektrik dari skema MHP
dapat diperlihatkan sebagai berikut:
83
Desain Turbin PLTMH
84
Desain Turbin PLTMH
LATIHAN:
1. Sebuah saluran irigasi memiliki potensi air dengan tinggi jatuh (head) 14.4m
dan debit air yang tersedia sekitar 0.675 m 3/s.
tentukan jenis turbin yang cocok bila diharapkan agar turbin yang terpilih
dihubungkan langsung dengan generator yang memiliki kecepatan putar
nominal 1000 rpm
Berapa besar daya potensi ( hidrolis ) yang dapat dibangkitkan?
2. Apabila ditentukan bahwa akan dipakai turbin propeller dengan effisiensi
maksimum sebesar 89%, juga diketahui data-data sebagai berikut:
Akan dihubungkan melalui kopling yang memiliki loses sebesar 5%
Lalu dihubungan dengan generator yang memiliki efisiensi hingga 90%
Loses pada step up transformer sebesar 4%
Loses pada jaringan transmisi dianggap 0% karena daya yang diperoleh
dihubungkan dengan jaringan PLN yang melewati PLTMH, dan seluruh
daya yang diperoleh akan dijual kepada PLN.
Loses pada bangunan sipil, baik saluran, intake, dan penstock sekitar 15%
Berapakan total daya yang bisa diterima oleh konsumen, atau dalam hal ini
dijual kepada PLN?
85
Desain Turbin PLTMH
Turbin ini mudah untuk difabrikasi dan ditawarkan oleh banyak pabrikan (misalnya
Ossberger dan Volk di Jerman). SKAT dan BYS (Nepal) mengembangkan disain
berbiaya rendah dan mempublikasikannya (MHPG Publication Volume 3 dan 4)
sekitar tahun 1980. Beberapa turbin telah dibuat di Nepal dan di Indonesia. Pada
tahun 1990 disain turbin yang disempurnakan dan lebih efisien yaitu Model T14/T15
dikembangkan dan sekarang digunakan.
Gambar 2.9.Batas aplikasi turbin cross flow T15 dengan diameter 300
(sumber: ENTEC)
86
Desain Turbin PLTMH
Dengan mengubah lebar Bo, turbin crossflow dapat dipakai untuk kondisi debit yang
berbeda. Apalagi bila dikombinasikan dengan mengubah ukuran diameter runner.
Komponen Utama Turbin Crossflow:
Gambar 2.11. Ukuran-ukuran utama turbin crossflow. Contoh T14 dengan D 200 x
Bo 400
87
Desain Turbin PLTMH
Langkah 1 : Kita harus mengetahui dulu nilai unit mesin turbin yang akan kita
hitung. Unit mesin didapat dari hasil pengukuran model turbin yang
kemudian dikonversikan melalui rumus-rumus dengan anggapan
bahwa turbin tersebut dibuat dengan besaran diameter 1m dan lebar
Bo 1m. Dalam contoh ini diketahui bahwa:
Data dasar utama dari turbin T14 adalah:
N11 = 38 rpm/min
Q11 = 0.8 m3/dtk
Eta11 = 76 - 80%
88
Desain Turbin PLTMH
Langkah 3 : Tentukan diameter runner yang akan dibuat. Perkiraan awal adalah:
D = 300 mm atau 0.3 m
Langkah 8 : Periksa lagi hasil perhitungan, ubah beberapa variabel jika diperlukan.
Dalam hal ini lebar Bo yang asalnya 323mm diubah menjadi 320mm
dengan alasan angka 323 lebih sulit diingat oleh operator. Maka
dilakukan perhitungan ulang.
Debit jika Lebar Guide Vane diubah menjadi 320mm, maka :
Qt Qt
320
Dt H t q11 0.3 60 0.8
Qt 594.9 l
s
Daya :
Pt g H t Qt t 1 9.81 60 0.595 76.5% 267.8kW
89
Desain Turbin PLTMH
Keterangan:
Flow, Q = Debit air [m^3/s]
Torque, H = Torsi pada shaft runner [Nm]
Power, P = Daya terbangkitkan [W]
Speed, n = Putaran runner [rpm]
Diameter, D = Diameter runner [m]
n11, h11, q11, p11 adalah unit mesin untuk turbin dengan tipe tertentu ( T14 )
Nr, hr, qr, pr adalah nilai real di lapangan.
Gambar 2.13. Batasan aplikasi dari turbin pelton mikro (Sumber: Buku panduan
SKAT/MHPG Vol. 9)
90
Desain Turbin PLTMH
Bentuk bucket pelton (mangkok pelton) sangat tergantung pada kecepatan spesifik
(dipengaruhi oleh Head, Debit, dan putaran runner yang dikehendaki). Sebuah
turbin pelton dengan jumlah nozzle 2 buah memiliki diameter runner yang lebih kecil
bila turbin tersebut hanya memiliki 1 buah nozzle, walaupun keduanya menghasilkan
daya yang relatif sama besar.
Jet Deflector, berfungsi untuk mengalihkan sebagian atau seluruh aliran dari nozzle
yang menuju runner. Biasa dipakai untuk mengatur putaran runner atau saat
emergency runaway speed.
91
Desain Turbin PLTMH
92
Desain Turbin PLTMH
93
Desain Turbin PLTMH
Langkah 1 : Tentukan Data Potensi air ( H dan Q ). Contoh Diketahui Lokasi untuk
Simbai memiliki potensi air Hr = 70m dan Qr = 130 l/s
Langkah 2 : Tentukan kecepatan runner yang memungkinkan dari Tabel. Contoh
diambil pelton rpm 500, maka didapat pelton dengan single jet
Langkah 3 : Tentukan kecepatan alir jet di nozzle. cv = Velocity coefficient
0.95~0.99
4*Q 4 * 0.13
d jet 0.068 m 68 mm
* vjet * 35.2
60 * ku * 2 * g * Hr 60 * 0.46 * 2 * 9.81 * 70
PCD 651 mm
*n * 500
djet 68
PCD ' 618 mm
0.11 0.11
94
Desain Turbin PLTMH
95
Desain Turbin PLTMH
96
Desain Turbin PLTMH
Gambar 2.19. Turbin Propeller dengan housing tubular, dapat menjangkau head
yang lebih tinggi dibandingkan dengan turbin propeller open flume
97
Desain Turbin PLTMH
Langkah 1 : Kita harus mengetahui dulu nilai unit mesin turbin yang akan kita
hitung. Unit mesin didapat dari hasil pengukuran model turbin yang
kemudian dikonversikan melalui rumus-rumus dengan anggapan
bahwa turbin tersebut dibuat dengan head 1m dan diameter turbin 1m.
Dalam contoh ini diketahui bahwa:
Data dasar utama dari sebuah turbin Propeller dengan karakteristik:
N11 = 131 rpm/min
Q11 = 1.12 m3/dtk
Eta11 = 89%
98
Desain Turbin PLTMH
Pada turbin crossflow debit yang berbeda dengan head yang sama dapat
diakomodasi dengan mengubah lebar Bo.
Ilustrasi turbin propeller :
99
Desain Turbin PLTMH
BAB Iii
PERHITUNGAN MEKANIK DAN KOMPONEN
100
Desain Turbin PLTMH
MATERI PEMBELAJARAN
P
f
A
Dimana: f = Satuan tegangan,
P = Gaya atau beban yang bekerja
A = Luas penampang yang menderita beban.
Dalam SI (Standar International) satuan tegangan adalah dalam Newton/ mm2
101
Desain Turbin PLTMH
Jika suatu komponen mesin diberikan gaya atau beban, hal ini akan
mengakibatkan terjadinya deformasi (perubahan panjang). Perubahan panjang yang
terjadi persatuan panjang semula dikenal sebagai regangan, secara matematis
persamaan regangangan adalah sebagai berikut:
.l
e
l
Dimana : e = Adalah regangan,
.l = Perubahan panjang yang terjadi
l = Panjang semula
ft ft
P
P PP
Jika pada suatu komponen diberikan dua gaya tarik yang sama besar tetapi
arahnya berlawanan dalam arah aksial atau sejajar garis sumbu, maka akan timbul
tegangan yang dikenal sebagai tegangan tarik. Seperti terlihat pada gambar
halaman 44, beban tarik akan mengakibatkan pertambahan panjang dari suatu
komponen. Perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang semula
dikenal sebagai regangan tarik.
Dimana: P = Gaya tarik aksial pada komponen
A = luas penampang komponen
I = Panjang semula
l = pertambahan panjang yang terjadi.
Tegangan tarik yang terjadi, ft= P/A, dan
Regangan tarik yang terjadi adalah: e = l / l
102
Desain Turbin PLTMH
Jika pada suatu komponen mesin diberikan beban atau gaya tekan yang sama
besar dan berlawanan arah yang sejajar sumbu maka akan menimbulkan tegangan
yang dikenal sebagai tegangan tekan:
X
fc fc
P
P P P
Jika pada suatu komponen mesin diberikan dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah dengan posisi melintang akan menimbulkan bidang geser,
tegangan yang terjadi pada bidang geser tersebut dikenal dengan tegangan geser.
Secara matematis ditulis dalam bentuk persamaan.
103
Desain Turbin PLTMH
Gaya Tangensial
Tegangan. Geser
Bidang Gesek
Dianggap suatu komponen terdiri dari dua plat yang dihubungkan oleh suatu paku
keling seperti terlihat pada gambar diatas. Dalam kasus ini, gayan tangensial P
mengakibatkan tegangan geser pada paku keling. Oleh karena itu tegangan geser pada
luas penampang paku keling adalah:
fs= P/A
Dimana A = Luas penampang pakukeling
d = Diameter paku keling
Contoh. Hitung gaya yang diperlukan untuk melubangi suatu lingkaran plat diameter
6 cm dengan ketebalan plat 5 mm. Tegangan geser dari plat tersebut
adalah 3.500 kg/cm2 .
Jawaban:
Diketahui: - Diameter lingkaran: d = 6 cm
- Ketebalan plat: t = 5 mm
- Tegangan geser dari plat s = 3.500 kg/cm2 .
Diketahui bahwa luas plat yang mengalami tegangan geser adalah :
A=πdt
= πx6x½
= 9.426 cm2
Ambil: P = Gaya yang diperlukan untuk melubangi plat
Dengan menggunakan persamaan fs= P/A
P = fs x A
= 3.500 x 9.426
= 32.990 kg
104
Desain Turbin PLTMH
105
Desain Turbin PLTMH
106
Desain Turbin PLTMH
dengan baik. Jika bantalan tidak dapat berfungsi dengan baik maka kinerja
seluruh sistem akan menemui kegagalan atau tidak dapat bekerja sebagaimana
semestinya. Jadi kehandalan suatu bantalan dalam suatu sistem mekanik dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada suatu gedung.
107
Desain Turbin PLTMH
108
Desain Turbin PLTMH
109
Desain Turbin PLTMH
110
Desain Turbin PLTMH
111
Desain Turbin PLTMH
untuk ruangan yang cukup besar, jika harga d.n mendekati batas 40 % dari
seluruh ruangan yang ada dapat diisi, untuk harga d.n
Sabuk (belt) dalam suatu sistem mekanik digunakan untuk memindahkan daya
dari satu poros ke poros yang lainnya dengan bantuan puli, putaran pada poros yang
digerakan maupun poros penggerak dapat mempunyai kecepatan yang sama atau
kecepatan yang berbeda. Jumlah daya yang dapat ditransmisikan tergantung pada
beberapa faktor, yaitu:
1. Kecepatan sabuk (belt)
2. Tegangan sabuk pada puli
3. Luas bidang kontak antara sabuk dan puli.
4. Kondisi dimana sabuk digunakan.
112
Desain Turbin PLTMH
113
Desain Turbin PLTMH
Penggerak sabuk jenis ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah digunakan
pada poros yang diatur menyudut dan berputar pada arah yang terbatas. Untuk
mencegah sabuk lepas dari puli, lebar puli harus lebih besar dari lebar sabuk atau
lebar puli 1.4 x lebar sabuk.
114
Desain Turbin PLTMH
Poros Penggerak
Poros Yg Digerakan
Puli Pengarah
Puli Pengarah
Suatu sabuk dengan idle puli, seperti ditunjukan pada gambar digunakan pada
poros yang diatur secara paralel,jika penggerak sabukterbuka tidak dapat
digunakan karena sudut kontak yang terlalu kecil pada puli yang lebih kecil.
Penggerak jenis ini menghasilkan rasio kecepatan yang tinggi.
Jika diperlukan untuk mentransmisikan gerakan dari satu poros ke beberapa
poros yang semua diatur dalam susunan paralel, penggerak sabuk dengan
banyak puli seperti diperlihatkan gambar berikut bisa digunakan.
115
Desain Turbin PLTMH
116
Desain Turbin PLTMH
Poros
Penggerak
Poros Yang
Digerakan
Ambil:
d1 = Diameter poros penggerak,
d2 = Diameter poros yang digerakan,
N1 = Kecepatan poros penggerak dalam rpm,
N2 = Kecepatan poros yang digerakan dalam rpm.
117
Desain Turbin PLTMH
118
Desain Turbin PLTMH
1.5.4.1 LATIHAN 1
119
Desain Turbin PLTMH
BAB iv
120
Desain Turbin PLTMH
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.1. Contoh tata letak komponen mekanik (Kondisi siap di kirim ke lokasi )
121
Desain Turbin PLTMH
Generator, kopling, fly wheel besar bertumpu pada plummer block bearings, kopling
ke turbin (kadang-kadang belt drive untuk pengontrol kecepatan/debit)
Turbin Turbin
Kopling Kopling
Generator Bearing
Roda
Bearing Gila
Kopling
Kopling
Generator
Gambar 4.2. Generator dihubungkan langsung. Ilustrasi saat pelindung roda gila
dan kopling dibuka.
122
Desain Turbin PLTMH
123
Desain Turbin PLTMH
I=nturbin / ngenerator
Pada daya yang akan ditransmisikan, dimensi dan gaya dari belt dan layout
gearbox diberikan oleh pabrikan atau supplier transmisi. Proyek-proyek elektrifikasi
di desa hingga 50 kW hampir selalu dapat menggunakan belt. V-belt lebih mudah
untuk proses alignment tetapi memiliki efisiensi yang lebih rendah dan lifetime yang
lebih pendek daripada flat belts. Jika daya di atas 20-30 kW maka dianjurkan untuk
menggunakan flat belts karena kinerjanya yang lebih baik dan juga karena beberapa
V-belts harus digunakan dan diganti dalam satu perangkat. Gearbox hanya
dianjurkan jika rasio transmisi atau daya (lebih dari 100 - 200 kW) tidak
memungkinkan untuk belt drive. Gearboxes untuk daya tinggi dan transmisi dengan
rasio tinggi memerlukan pendinginan ekstra dengan air blower atau dengan heat
exchanger.
Contoh turbin yang dihubungkan secara tidak langsung :
124
Desain Turbin PLTMH
Sabuk Datar
125
Desain Turbin PLTMH
Gambar 4.7. Generator yang dihubungkan tidak langsung menggunakan gear box
126
Desain Turbin PLTMH
127
Desain Turbin PLTMH
DAFTAR PUSTAKA
128
Desain Turbin PLTMH
Pokok Bahasan
Karakteristik Turbin secara Umum
Efisiensi
Turbin Crossflow
Perhitungan Turbin Crossflow
P g H t Qt t
Perhitungan Power:t
Berapa Total Efisiensi pada Gambar ?
APLIKASI TURBIN
129
Desain Turbin PLTMH
130
Desain Turbin PLTMH
KARAKTERISTIK TURBIN
• Range Aplikasi
• Efisiensi
• Perhitungan Dimensi Turbin
Karakteristik turbin adalah bagaimana performa suatu jenis turbin dengan bentuk
runner tertentu & ukuran tertentu apabila dipasang pada lokasi dengan potensi head
dan debit tertentu
131
Desain Turbin PLTMH
132
Desain Turbin PLTMH
133
Desain Turbin PLTMH
134
Desain Turbin PLTMH
135
Desain Turbin PLTMH
136
Desain Turbin PLTMH
137
Desain Turbin PLTMH
138
Desain Turbin PLTMH
139
Desain Turbin PLTMH
140
Desain Turbin PLTMH
141
Desain Turbin PLTMH
142
Desain Turbin PLTMH
143
Desain Turbin PLTMH
144
Desain Turbin PLTMH
145
Desain Turbin PLTMH
146