I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
2. Mengetahui pengaruh perubahan cahaya lampu terhadap keluaran PLTS.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan jenis sel surya terhadap keluaran PLTS.
1
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
disebut dengan positive type (p-type). Ikatan dari kedua sisi positif dan negatif menghasilkan
energi listrik internal yang akan mendorong elektron bebas dan hole untuk bergerak ke arah
berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi sisi negatif, sedangkan hole bergerak menjauhi
sisi positif. Ketika p-n junction ini dihubungkan dengan sebuah beban (lampu) maka akan
tercipta sebuah arus listrik (Pratama, 2017). Skema sederhana struktur sel surya diilustrasikan
pada gambar 1 dibawah ini.
2
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
Gambar 2. Grafik Arus Terhadap Tegangan dan Daya terhadap Tegangan sebagai
Karakteristik Solar Cell
(Sumber: Yuwono, 2005)
3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
B. Polikristal
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak. Jenis ini panel
surya ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur/dicairkan
kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Tipe ini
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Memiliki efisiensi
konversi berkisar antara 12% hingga 15%. Gambar 4 menunjukkan solar cell
jenis polikristal.
4
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
C. Amorfous
Sel surya bermateri Amorphous Silicon merupakan teknologi fotovoltaik
dengan lapisan tipis atau thin film. Ketebalannya sekitar 10μm (micron) dalam
bentuk modul surya. Memiliki efisiensi konversi berkisar 6% sampai dengan
9%. Gambar 5 menunjukkan solar cell jenis amorfous.
Keterangan:
𝑃𝑃𝑉 = Daya output model sel surya
𝑃𝑃𝑉,𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 = Daya maksimum model sel surya pada kondisi standar
𝐺 = Radiasi matahari pada permukaan array
𝜂𝑃𝑉,𝑐𝑜𝑛𝑣 = Efisiensi converter PV
Oleh karena itu, daya dan energi listrik yang dapat dibangkitkan array PV pada
waktu 𝑡 dibatasi oleh kapasitas daya PV yang terpasang dan radiasi matahari pada
waktu itu. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
5
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
2.7 Aki
Aki adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang
reversible (dapat berkebalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan
proses elektrokimia reversible adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan
kimia menjadi tenaga listrik (pengosongan) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga
kimia (pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
6
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel)
(Daryanto, 2015). Oleh karena itu, dengan menggunakan aki, diharapkan tegangan dan arus
yang dihasilkan dapat disimpan sementara dan dilanjutkan menuju inverter untuk disamakan
tegangannya untuk kemudian dilanjutkan ke sistem pembebanan. Pada penyimpanan ini
digunakan Aki QuickStart N70-65D31R dengan tegangan 12VDC dan kemampuan 70Ah.
Berikut ini adalah gambar kondisi fisik aki yang digunakan pada penelitian yang ditunjukan
pada gambar 7 berikut.
Gambar 7. Aki
2.8 Inverter
Inverter merupakan rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk
mengkonversikan tegangan searah (DC) ke tegangan bolak- balik (AC). Ada
beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan
tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa
menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Teknik kendali yang
digunakan agar inverter mampu menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling
sederhana adalah dengan cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter
ditiap lengannya. Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar
pulsa (PWM). Sinyal kontrol penyaklaran didapat dengan cara membandingkan
sinyal referensi (sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga).
Dengan cara ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang
sama dengan sinyal referensi sinusoidal (Kahfi, 2017). Inverter BL-500 VA memiliki
spesifikasi masukan tegangan 10.5-15 VDC, pengaman (fuse) 40A sebanyak dua,
7
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
dan kemudian di-step up kan ke 220VAC dengan transformator step up. Penggunaan
inverter ini biasanya digunakan di PLTB dan PLTS, berikut tampak inverter yang
digunakan pada penelitian yang ditunnjukkan pada gambar 8.
Gambar 8. Inverter
2.9 Sensor
Sensor digunakan sebagai penunjang dalam proses pengambilan data. Adapun dari
beberapa rangkaian sensor yang diperlukan diantaranya sebagai berikut:
8
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
30 k
7K4
-
GND
9
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
10
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
Pada Arduino Uno disediakan 20 pin I/O yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, yaitu
terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa
juga difungsikan sebagai output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin
yang sudah tersedia (Kahfi, 2017). Adapun karakteristik dari Arduino Uno dapat dilihat pada
tabel 1.
Item Spesifikasi
Mikrokontroler ATmega 328
Tegangan operasi 5V
Tegangan input yang disarankan 7-12 V
Batas tegangan 6-20 V
Jumlah pin I/O digital 14 (6 diantaranya menyediakan fitur PWM)
Jumlah pin input analog 6
Arus DC tiap pin 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3 V 50 mA
Memori flash 32 kB, 0.5 kB digunakan oleh bootloader
SRAM 2 kB
EEPROM 1 kB
Clock speed 16 Hz
Sumber: Wardoyo dan Pramudya, 2015
11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
12
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
2.12 Delphi 7
2.13 Database
Basis data (database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer
secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk
mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data
(Database Management System/DBMS) (Arrosyid, 2011).
13
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
gambar .
4.2 Berban
1. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan.
2. Menghubungkan input sumber cahaya (lampu) ke regulator AC.
3. Mengatur tegangan keluaran regulator AC menjadi 220V kemudian menyalakan
sumber cahaya (lampu)
4. Meng-ON-kan beban 1 buah lampu pijar AC.
14
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
gambar .
8. Mengukur besar tegangan, arus dan daya dengan menggunakan beban 1 buah lampu
Pijar AC.
10. Mengulangi langkah percobaan 4-9 untuk jenis beban lainnya, seperti: 2 buah lampu
pijar AC, 1 buah kipas AC, 1 buah lampu pijar DC, 1 buah lampu TL DC dan 1 buah
kipas DC.
V. Rangkaian Percobaan
15
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
1. 2 Lampu Pijar 11,76 8,36 98,29
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
Lampu Pijar +
1. 12,20 4.05 49,45
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
3 Lampu Pijar +
1. 11,5 10,70 123,57
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
1. 2 Lampu Pijar 12,00 4,93 59,23
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
Lampu Pijar +
1. 12,15 4,01 48,66
Kipas
16
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
3 Lampu Pijar + 10,85
1. 11,52 125,00
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
1. 2 Lampu Pijar 11,81 7,43 87,73
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
Lampu Pijar +
1. 12,12 4,25 51,53
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
3 Lampu Pijar +
1. 11,52 10,51 121,06
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
1. 2 Lampu Pijar 11,72 8,36 97.89
17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
Lampu Pijar +
1. 12,06 4,35 52,51
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
3Lampu Pijar +
1. 11,47 10,70 122,80
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
1. 2 Lampu Pijar 11,93 5,03 60,04
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
Lampu Pijar +
1. 12,10 3,91 47,29
Kipas
Pengukuran
No. Jenis Beban
Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)
3 Lampu Pijar +
1. 11,47 10,65 122,24
Kipas
18
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
VII. Analisis
19
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
20
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
21
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
22
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
23
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum PLTS dapat disimpulkan dengan melihat data dan grafik
yang diperoleh :
1.Pada saat dibebani dengan beban DC maka dayanya cenderung konstan adapun
perubahan.a sangat kecil, begitu juga dengan tgangan dan arus memiliki nilai
yang konstan
2.Pada saat dibebani dengan beban DC dan AC nilai daya terus mengalami
kenaikan yang sangat signifikan tetapi arus dan tegangan tetap konstan.
3.Pada saat dibebani dengan arus AC terjadi ketidak stabilan daya dan arus yang
setiap waktu berubah ubah terkadang naik dan terkadang juga turun, adapun
tegangan.a memiliki nilai yang hampir konstan dengan perubahan nilai yang
tidak terlalu signifikan.
4.Pada percobaan ini perubaha nilai lux tidak terlalu mempengaruhi nilai daya,
arus, dan tegangan
24
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PEMBANGKIT LISTRIK
SEMESTER I
PENYALURAN STL TENAGA SURYA
Daftar Pustaka
1. Afifuddin, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
2. Arrosyid, Moch Harun dkk. 2011. Implementasi Wireless Sensor Network Untuk Monitoring
Parameter Energi Listrik Sebagai Peningkatan Layanan Bagi Penyedia Energi Listrik.
Surabaya: Politeknik Negeri Surabaya.
3. Daryanto. 2015. Konsep Dasar Teknik Elektronika Kelistrikan. Bandung: Alfabeta.
4. Kahfi, Ashabul dan Rahmat Harianto. 2017. Perancangan Alat Monitoring Parameter Keluaran
Generator Turbin Angin. Skripsi. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
5. Muttaqin, Rusdan. 2017. Analisa Performansi dan Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga
Surya di Departemen Teknik Fisika FTI-ITS. Skripsi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November
6. Pratama, Andika Yudha. 2017. Simulasi dan Pemodelan Sistem Pembangkit Listrik Hibrida
Tenaga Angin dan Tenaga Surya sebagai Energi Alternatif yang Ramah Lingkungan dan
Berkelanjutan. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
7. Yuwono, Budi. 2005. Optimalisasi Panel Sel Surya dengan Menggunakan Sistem Pelacak
Berbasis Mikrokontroler AT89C51. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
25