Anda di halaman 1dari 17

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

KARAKTERISTIK PANEL SURYA

I Tujuan Percobaan
Setalah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Mengetahui karakteristik panel surya akibat perubahan iradiasi dan
suhu,
2. Mengetahui perbedaan panel surya jenis monokristal dan
polikristal,
3. Menghitung faktor pengisian (fill factor) dari panel surya.
4. Menentukan sudut optimal keluaran panel surya,
5. Menjelaskan pengaruh sudut kemiringan terhadap keluaran panel
surya,
6. Menjelaskan pengaruh efek bayangan terhadap keluaran panel
surya.

II Teori Dasar
Cahaya sinar matahari terdiri dari banyak warna, merupakan
gabungan foton inframerah berenergi-rendah (1.1 eV) dengan foton
ultraviolet berenergi-tinggi (3.5 eV) dan foton dengan cahaya yang
terlihat diantaranya. Gambar 1 menunjukkan spektrum dari energi
solar (tenaga surya) yang jatuh pada suatu bidang, yang secara
langsung menghadap matahari, di luar atmosfer bumi pada jarak rata-
rata antara matahari dan bumi. Area/ luasan di bawah kurva adalah
energi total dalam spektrum yang dikenal sebagai “Solar Constant”
, sebesar 1367 Watt per meter persegi (W/m2). Radiasi energi
dalam spektrum yang dapat terlihat (visible spectrum) sekitar 43%
dari total dan 52% dalam inframerah dan 5% ultraviolet [1].
Berdasarkan [2], bahwa 1000 W/m2 setara dengan 120000 Lux atau
1 W/m2 = 119.97 Lux.
Proses perubahan energi surya menjadi energi listrik ini terjadi
pada photovoltaic (PV). Secara harfiah, photovoltaic (PV) berasal dari

Halaman 1 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(a) (b) (c)


Gambar 1. (a) Efek solar cell mengubah energi foton menjadi arus [3], (b)
sel sel surya dan (c) panel/modul surya.
dua kata photo dan volt, yang mempunyai arti cahaya listrik. Sel surya
merupakan komponen terkecil penyusun suatu panel surya yang
merupakan elemen aktif (semikonduktor) dengan memanfaatkan efek
photovoltaic untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Sel
surya pada umumnya menggunakan bahan Silicon dan memiliki
ketebalan minimum 0,3 mm dan biasanya menghasilkan tegangan 0,5
Volt [1], [3]. Secara fisik sel PV sangat mirip dengan Diode p-n
(Gambar 1a). Ketika cahaya mengenai permukaan sel surya,
beberapa foton dari cahaya diserap oleh atom semikonduktor untuk
membebaskan elektron dari ikatan atomnya sehingga menjadi
elektron yang bergerak bebas. Adanya perpindahan elektron-elektron
inilah yang menyebabkan terjadinya arus listrik seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 1a. Sebuah sel PV secara fisik ditunjukkan
oleh Gambar 1b dan panel PV pada Gambar 1c. Sebuah panel PV
tersusun secara seri dan paralel yang disesuaikan dengan tegangan
dan keluaran yang diinginkan.

Halaman 2 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(a) (b)
Gambar 2. Sel PV (a) poli kristal dan (b) kristal tunggal

Sel PV yang digunakan sampai saat ini telah mengalami


perkembangan sebanyak 3 generasi [4].
1. Generasi pertama
Teknologi pertama adalah teknologi yang menggunakan bahan
silikon kristal tunggal (Mono-crystalline). Jenis sel ini dapat dilihat
pada Gambar 2(a). Teknologi ini dalam mampu menghasilkan sel
surya dengan efisiensi yang sangat tinggi yang mencapai 16 sampai
17%. Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon
kristal tunggal ini adalah bahwa untuk dapat diproduksi secara
komersial sel surya ini harganya sangat mahal sehingga membuat
solar sel panel yang dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai sumber
energi alternatif.
Teknologi yang kedua adalah dengan menggunakan wafer
silikon poli kristal, seperti pada Gambar 2(b). Saat ini, hampir
sebagian besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial
berasal dari screen printing jenis silikon polikristal ini. Wafer silikon
polikristal dibuat dengan teknologi casting berupa balok silikon dan
dipotong-potong dengan metode wire-sawing menjadi kepingan
(wafer), dengan ketebalan sekitar 250-350 mikrometer. Dengan
teknologi ini bisa diperoleh sel surya lebih murah meskipun tingkat
efisiensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan silikon kristal
tunggal.
2. Generasi kedua
Generasi kedua adalah sel surya yang dibuat dengan teknologi
lapisan tipis (thin film). Teknologi pembuatan sel surya dengan lapisan

Halaman 3 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(a) (b) (c)


Gambar 3. (a) sel CdTe, (b) CIGS dan (c) a-Si, TF- Si

tipis ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pembuatan solar sel


mengingat teknologi ini hanya menggunakan kurang dari 1% dari
bahan baku silikon jika dibandingkan dengan bahan baku untuk tipe
polikristal.
Jenis sel thin film ini yaitu Cadmium telluride (CdTe) yang
memiliki tingkat efisiensi 9-11%. Copper indium gallium diselenide
(CIGS) memiliki efisiensi 10-12%, dengan efisiensi tertinggi yang
pernah diproduksi dalam skala lab adalah 21.7%, serta Amorphous
thin-film silicon (a-Si, TF- Si) yang memiliki efisiensi terendah 6-8%.
Keunggulan lainnya dengan menggunakan tipe lapisan tipis
adalah semikonduktor sebagai lapisan solar sel bisa dideposisi pada
substrat yang lentur sehingga menghasilkan perangkat solar sel yang
fleksibel. Persoalannya adalah material ini belum dapat diterima
dengan baik karena mengandung unsur cadmium. Bila rumah yang
atapnya dipasang sel surya CdTe terbakar, unsur cadmium ini akan
menimbulkan polusi yang membahayakan.
3. Generasi ketiga
Penelitian agar harga solar sel menjadi lebih murah selanjutnya
memunculkan teknologi generasi ketiga yaitu teknologi pembuatan sel
surya dari bahan polimer atau disebut juga dengan sel surya organik
dan sel surya foto elektrokimia. Sel Surya organik dibuat dari bahan
semikonduktor organik seperti polyphenylene vinylene dan fullerene.
Pada solar sel generasi ketiga ini foton yang datang tidak harus

Halaman 4 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

Gambar 4. Sel Dye Sensitized.

menghasilkan pasangan muatan seperti halnya pada teknologi


sebelumnya melainkan membangkitkan exciton. Exciton inilah yang
kemudian berdifusi pada dua permukaan bahan konduktor (yang
biasanya di rekatkan dengan organik semikonduktor berada di antara
dua keping konduktor) untuk menghasilkan pasangan muatan dan
akhirnya menghasilkan efek arus foto (photocurrent). Sedangkan sel
surya fotokimia merupakan jenis sel surya exciton yang terdiri dari
sebuah lapisan partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di
endapkan dalam sebuah perendam (dye). Teknologi ini pertama kali
diperkenalkan oleh Profesor Graetzel pada tahun 1991 sehingga jenis
solar sel ini sering juga disebut dengan Graetzel sel atau dye-
sensitized solar cells (DSSC).
Karakteristik suatu PV pada umumnya digambarkan pada kurva
I-V dengan radiasi yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5. Gambar 5a menunjukkan keluaran dari PV baik arus
maupun tegangan pada kondisi radiasi matahari yang berbeda-beda
akan menghasilkan arus dan tegangan yang berbeda-beda pula.
Gambar 5b menujukan kinerja PV pada kondisi radiasi matahari
standar akan tetapi dengan suhu yang berbeda-beda. Sedangkan
Gambar 5c menunjukkan titik daya maksimal yang diperoleh dari
tegangan dan arus maksimal.

Halaman 5 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(a) (b)

(c)
Gambar 5. Karakteristik I-V panel PV terhadap (a) radiasi dan (b) suhu
dan [5](c) hubungan I-V and P-V panel PV [6]

Iradiasi dan suhu merupakan faktor yang paling mempengaruhi


kinerja dari PV. Untuk melihat efek dari iradiasi dan suhu pada kinerja
PV ini dapat digambarkan dalam kurva I-V seperti ditunjukkan pada
Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5(a) penurunan iradiasi akan
menyebabkan penurunan secara signifikan. Sedangkan pada
Gambar 5(b) kenaikan suhu akan menyebabkan penurunan
secara signifikan.
Kinerja panel surya, selain dipengaruhi oleh radiasi dan suhu,
faktor lain juga adalah sudut datang sumber cahaya (deklinasi) dan
juga adanya bayangan (shading) yang menutupi sebagian dari panel
surya. Sudut datang ( ) mendekati nol, maka menghasilkan radiasi
yang optimal bagi suatu bidang. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi solar tracker yang dapat mengikuti
pergerakan matahari setiap saat. Namun sistem tersebut akan

Halaman 6 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

mengonsumsi energi dalam jumlah yang cukup besar sehingga tidak


dapat menghasilkan keuntungan ekonomis [7]. Pengaruh sudut
kedatangan ( ) terhadap tegangan, arus, daya dan efisiensi keluaran
panel surya dapat dilihat pada Gambar 6. Tegangan, arus, daya dan
efisiensi maksimal dicapai pada sudut datang 90° atau dengan kata
lain sumber cahaya tegak lurus terhadap panel surya [8].

Halaman 7 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

Gambar 8.
6. Hubungan Sudut datang
stringcahaya terhadap arus .
Gambar Dioda by-pass pada panel surya.

Efek bayangan merupakan kemungkinan terhalangnya panel


surya akibat dari bayangan suatu benda sehingga mengakibatkan
berkurangnya radiasi sinar matahari yang dapat diterima oleh sel-sel
pada panel surya. Dibanyak kasus panel surya akan tertutup oleh
bayangan, baik sebagian atau seluruhnya. Bayangan yang terjadi
sering disebabkan oleh awan yang lewat, bangunan tinggi, menara-
menara tinggi, pohon, kotoran burung, debu, dan juga bayangan dari
satu panel di sisi yang lain, seperti pada Gambar 7 [9].
Panel surya, terdiri dari beberapa silikon yang diserikan untuk

Gambar 7. Bayangan yang menutupi sebagian permukaan panel surya.

Halaman 8 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

menghasilkan daya yang diinginkan. Satu silikon menghasilkan 0.46


Volt, untuk membentuk panel surya 12 Volt, 36 silikon diserikan,
hasilnya adalah 0.46 Volt x 36 = 16.56. Shading adalah dimana salah
satu atau lebih sel silikon dari panel surya tertutup dari sinar matahari
[9]. Pada kasus shading ini, sel surya yang tertutupi akan berhenti
memproduksi energi listrik dan berubah menjadi beban pasif. Sel ini
akan berlaku seperti Dioda dalam kondisi memblok arus yang
diproduksi oleh sel lain dalam hubungan seri dan akan
membahayakan keseluruhan produksi dari modul surya tersebut,
terlebih dapat merusak modul akibat adanya panas yang berlebih
[10].
Untuk menghindari efek dari bayangan akibat shading pada
suatu string panel surya, maka diantisipasi dengan penggunaan
Dioda by-pass yang terpasang paralel pada masing-masing modul
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8. Berdasarkan gambar
tersebut, jika sebuah sel dari panel surya mendapat bayangan, maka
sel tersebut tidak dapat menghasilkan arus. Berhubung struktur panel
terdiri dari beberapa sel yang terhubung secara seri dan paralel, maka
arus yang dihasilkan oleh sel lain tidak dapat disalurkan. Hal ini akan
membuat panel tersebut akan menghasilkan panas dan ini akan
mempengaruhi kinerja dari panel tersebut bahkan dapat merusak
panel, jika berlangsung secara terus menerus. Adanya Dioda by-pass
akan melewatkan arus yang dihasilkan oleh sel lain yang terhubung
secara seri dengan sel yang mendapat bayangan.
Efek dari bayangan terhadap daya keluaran panel surya ini
adalah berkurangnya daya yang dihasilkan. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, bayangan ini menyebabkan jumlah sel yang terkena
bayangan, tidak dapat menghasilkan arus. Dengan demikian daya
yang dibangkitkan juga akan menurun. Kurva karakteristik I-V dan P-V
dengan adanya efek bayangan ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Daya yang dihasilkan oleh panel surya diberikan oleh [3]:

Halaman 9 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

(1)
FF (fill factor) dihitung dengan
[ ( )]⁄( ) (2)
dengan
adalah tegangan hubung buka (V)
adalah arus hubung singkat (I)
Sehingga efisiensi dari panel surya adalah dihitung dengan
⁄ (3)
merupakan daya input yang dihitung dengan
⁄ (4)
dengan
adalah iradiasi (W/m2)
adalah Luasan area permukaan panel surya (m2)

III Alat dan Bahan


1. Simulator panel surya : 1 set
2. Panel surya jenis monokristal dan polikristal : @1 buah
3. Multimeter : 1 buah
4. Resistor variabel : 1 buah
5. Lux Meter : 1 buah
6. Kabel Penghubung : secukupnya

Gambar 9. Kurva karakteristik I-V dan P-V panel surya dengan efek
bayangan.

Halaman 10 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

IV Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)


A Potensi Bahaya
1. Electric Shock yang dapat mempengaruhi aliran arus di badan
manusia.
2. Busur api (arcing) yang dapat menghasilkan panas dan dapat
mengakibatkan hubung singkat, kebakaran, luka sampai kematian.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi overload dari peralatan
dan kabel.

B Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai
mengoperasikan peralatan praktikum dengan pengawasan
pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau
mengubah koneksi apa pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet
bila diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan Emergency stop,
Alat pemadam api dan MCB

V Rangkaian Percobaan

VR

- +
Lampu
Port panel
A
TC

Panel Surya
RV
Saklar
TC Controller V

Air Heater

Gambar 10. Rangkaian percobaan karakteristik panel surya untuk


perubahan iradiasi.

Halaman 11 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

VI Prosedur Percobaan
A Perubahan Radiasi
1. Mempersiapkan Alat dan Bahan percobaan
2. Merangkai alat dan bahan sesuai rangkaian.
3. Mintalah kepada dosen pembimbing untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat,
4. Menyalakan sumber cahaya (lampu) dan mengukur besar
intensitas cahaya dengan menggunakan Lux meter (atur intensitas
cahaya lampu dengan menggunakan Voltage Regulator/VR)
5. Ukur (arus singkat) dan (tegangan terbuka) dengan cara
menghubungkan langsung port keluaran panel surya dan catat
hasilnya pada Tabel 1.
6. Hubungkan port + keluaran panel surya dengan + amperemeter
dan serikan dengan RV dan port - keluaran panel surya dengan -
amperemeter kemudian paralelkan RV dengan voltmeter.
7. Atur posisi RV sehingga menunjukkan voltmeter menunjukkan
tegangan sebesar 2V dan catat arusnya Tabel 1.
8. Ulangi langkah 5 sampai mencapai dengan kenaikan tegangan
sebesar 2V.
9. Mengulang langkah percobaan 3 – 6 untuk intensitas cahaya lebih
tinggi. Buatlah 2 jenis intensitas cahaya yang berbeda dan catat
hasilnya masing-masing pada Tabel 1.

B Perubahan suhu
1. Dengan menggunakan rangkaian yang sama seperti pada
percobaan Perubahan Radiasi,
2. Mintalah kepada dosen pembimbing untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat,
3. On-kan lampu kemudian ukur intensitas cahaya dan suhunya
seperti yang tertera pada TC Controller (di kolom PV),
4. Atur suhu pada TC Controller (di kolom SV) dengan menambahkan
10° dari yang didapatkan pada poin 3 dan On-kan Air Heater

Halaman 12 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

dengan menekan saklar, tunggu sampai suhu pada PV sama


dengan SV, lalu catat dan seperti pada percobaan
Perubahan Radiasi pada Tabel 1.
5. Lengkapi Tabel 1 dengan mengulangi langkah 7 - 8 seperti pada
percobaan Perubahan Radiasi,
6. Mengulang langkah 3 – 4 untuk suhu yang lebih tinggi dengan
kenaikan 10°. Buatlah 2 jenis suhu yang berbeda dan catat
hasilnya masing-masing pada Tabel 2.

C Sudut Optimal
1. Dengan menggunakan rangkaian yang sama seperti pada
percobaan Perubahan Radiasi,
2. Menyalakan sumber cahaya (lampu) dan mengukur besar
intensitas cahaya dengan menggunakan Lux meter dan posisikan
resistor variabel pada posisi minimum,
3. Posisikan panel surya tegak lurus terhadap lampu, kemudian catat
arus hubung singkat dan tegangan hubung buka yang tampil pada
alat ukur kemudian catat pada Tabel 3,
4. Putar panel surya sebesar 15° ke kiri, kemudian catat arus dan
tegangan yang tampil pada alat ukur dan catat pada Tabel 3,
5. Ulangi langkah 5 sampai posisi panel 90° dengan kenaikan 15°,
6. Ulangi langkah 6 sampai posisi panel 90° dengan kenaikan 15°,
akan tetapi diputar pada sebelah kanan.
7. Off-kan lampu.

D Efek Bayangan
1. Dengan menggunakan rangkaian sebelumnya, tutuplah permukaan
panel surya ¼ dari luasannya.
2. On-kan lampu, buatlah tegangannya sampai mendekati 0V dengan
memperkecil nilai tahanan geser, kemudian catat arusnya pada
Tabel 4.

Halaman 13 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

3. Naikkan tegangannya menjadi 2V kemudian catat arusnya pada


Tabel 4
4. Ulangi langkah 3 sampai mencapai tegangan maksimum dengan
kenaikan tegangan sebesar 2V,
5. Ulangi langkah 2- 4 masing-masing dengan permukaan panel surya
yang tertutup ½ dan ¾,
6. Off-kan lampu dan rapikan alat dan bahan.

VII Tabel Percobaan


Tabel 1. Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan variasi intensitas
cahaya.
Arus (A)
Tegangan (V) E = 20000 Lux E = 10000 Lux
Monokristal Polikristal Monokristal Polikristal
0 * * * *
2
4
6
8
10
12
14
Voc (V)

*)Isc
Tabel 2. Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan variasi suhu.
Arus (A)
Tegangan (V) T = 33°C T = 50°C
Monokristal Polikristal Monokristal Polikristal
0 * * * *
2
4
6
8
10
12

Halaman 14 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

Arus (A)
Tegangan (V) T = 33°C T = 50°C
Monokristal Polikristal Monokristal Polikristal
14
Voc (V)

*)Isc

Tabel 3. Hasil pengukuran arus dan tegangan pada berbagai sudut panel
surya.
Sudut Panel Surya Tegangan Hubung Buka Arus Hubung Singkat
(°) (V) (A)
-90
-75
-60
-45
-30
-15
0
15
30
45
60
75
90
Tanda – (minus) panel diputar ke kiri
t = ..........°C

Tabel 4. Hasil pengukuran arus panel surya pada berbagai luasan


bayangan yang menutupi panel surya.
Bayangan Tegangan Hubung Buka Arus Hubung Singkat
(V) (A)
¼
½
¾
t = ..........°C

Halaman 15 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

VIII Tugas
Buatlah analisis dari data yang diperoleh yang meliputi:
1. Kurva I-V dari panel surya berdasarkan perubahan iradiasi dan
suhu, kemudian uraikan karakteristik panel surya akibat perubahan
iradiasi dan suhu tersebut,
2. Perbedaan panel surya jenis monokristal dan polikristal,
3. Buat perhitungan FF dari kedua jenis panel surya pada setiap
kondisi dan efisiensinya serta berikan penjelasan dari hasil
perhitungan tersebut.
4. Buatlah kurva sudut panel surya terhadap I, V dan persamaannya
beserta koefisien determinasinya,
5. Hitunglah arus dugaan pada sudut datang di luar yang diuji,
6. hitunglah RMSE (Root Mean Square Error) dari persamaan yang
didapat pada poin 5,
7. Buatlah kurva I-V dan P-V berdasarkan data pengukuran pada
berbagai kondisi bayangan,
8. Hitunglah efisiensi panel surya pada berbagai kondisi bayangan
dan berikan penjelasan dari hasil perhitungan tersebut.

Halaman 16 dari 17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KARAKTERISTIK
LAB POWER SYSTEM SEMESTER V
PANEL SURYA

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Foster, M. Ghassemi, dan A. Cota, “Renewable Energy and The


Environment,” dalam Energy and Envirioment, A. Ghassemi, Ed.
New Jersey: CRC Press, 2009.
[2] Y. Chaibi, M. Malvoni, A. Allouhi, dan S. Mohamed, “Data on the I–V
characteristics related to the SM55 monocrystalline PV module at
various solar irradiance and temperatures,” Data in Brief, vol. 26,
hal. 104527, Okt. 2019, doi: 10.1016/j.dib.2019.104527.
[3] S. R. Wenham, M. A. Green, M. E. Watt, R. Corkish, dan A. Sproul,
Applied Photovoltaics, 3 ed. London, England: Routledge, 2013.
[4] Anonim, “Perkembangan Sel Surya,” https://ee.unud.ac.id/. Diakses:
Jun. 27, 2021. [Daring]. Tersedia pada:
https://ee.unud.ac.id/file_pendukung_data_riwayat/1446028751.pdf.
[5] U. Usman, A. R. Idris, Sofyan, dan I. Syamsuddin, “Pemodelan dan
Simulasi Photovoltaic Menggunakan Pendekatan Model Tiga
Diode,” Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, vol.
9, no. 4, hal. 423–429, Des. 2020, doi: 10.22146/jnteti.v9i4.688.
[6] K. Ishaque, Z. Salam, dan H. Taheri, “Simple, fast and accurate two-
diode model for photovoltaic modules,” Solar Energy Materials and
Solar Cells, vol. 95, no. 2, hal. 586–594, Feb. 2011, doi:
10.1016/J.SOLMAT.2010.09.023.
[7] B. Sutanto, Y. D. Herlambang, B. Bono, A. S. Alfauzi, dan D. A.
Munawwaroh, “Optimalisasi Arah Sudut Tilt dan Sudut Azimuth dari
Alat Pemanen Energi Radiasi Matahari di Semarang, Jawa Tengah,”
Eksergi: Jurnal teknik Energi, vol. 17, no. 2, hal. 145–154, 2021, doi:
10.32497/eksergi.v17i2.2545.
[8] S. Samsurizal, A. Makkulau, dan C. Christiono, “Analisis Pengaruh
Sudut Kemiringan terhadap Arus Keluaran pada Photovoltaic
dengan Menggunakan Regretion Quadratic Method,” Energi &
Kelistrikan, vol. 10, no. 2, hal. 137–144, Jan. 2019, doi:
10.33322/energi.v10i2.286.
[9] P. A. Mertasana, “Pengaruh Kebersihan Modul Surya Terhadap
Daya Output yang di Hasilkan Pada PLTS Kayubihi Kabupaten
Bangli,” Teknik Elektro dan Komputer, Jimbaran, 2017. Diakses:
Sep. 25, 2021. [Daring]. Tersedia pada:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/5068449822
011e54c7c364840be42083.pdf.
[10] B. F. Azarin, “Analisis Efisiensi Photovoltaic Ditinjau dari Variasi
Bayangan pada Panel Surya,” Politeknik Sriwijaya, Sriwijaya, 2016.

Halaman 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai