Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PEMANFAATAN SINAR MATAHARI


UNTUK KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK
MELALUI PANEL SURYA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Jimat Susilo, M.Pd.

Disusun Oleh :
ADIT SAPUTRA
2123201009

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON
2023
PENDAHULUAN
Energi baru dan terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional
dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang semakin
menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Selain itu, di Indonesia yang
merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar. Adapun letak geografis
Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi mengakibatkan Indonesia memiliki banyak sumber air
panas. Tetapi dalam pemanfaatannya, baik energi matahari maupun energi panas yang dihasilkan
sumber air panas masih belum banyak dimanfaatkan secara optimal.

A. Latar Belakang

Setiap tahun tarif dasar listrik akan mengalami peningkatan akibat konsumsi listrik yang terus
meningkat. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 143K/20/MEM/2019 tentang Rencana
Umum Ketenagalistrikan Nasional Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2038, ESDM memproyeksikan
rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik nasional mencapai 6,9 persen per tahun.

Seiring dengan meningkatnya populasi manusia, krisis listrik sangat mungkin terjadi. Ditambah
lagi dengan peningkatan harga bahan bakar dan penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik
konvensional dalam jangka waktu yang panjang sehingga cadangannya juga semakin menipis. Krisis
listrik ini harus menjadi perhatian semua masyarakat karena jika tidak diantisipasi krisis ini akan
semakin cepat terjadi. Selain lebih bijak dalam pemakaian listrik, beralih menggunakan energi baru dan
terbarukan dengan pemasangan panel surya dapat menjadi solusi untuk penghematan listrik.

Maka diperlukan alternatif lain berupa panel surya dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai
energinya, mengingat Indonesia merupakan negara yang dilewati oleh garis Khatulistiwa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sel surya?


2. Bagaimana cara kerja sel surya?
3. Apa saja jenis-jenis panel surya?
4. Apa saja faktor pengoprasian panel surya?

C. Tujuan

Mendeskripsikan apa itu panel surya, cara kerja panel surya, jenis–jenisnya, dan faktor
pengoperasian panel surya

D. Manfaat

Manfaat dari panel maupun energi surya yang sangat terasa adalah mampu untuk menghemat
pengeluaran. Selain itu, energi surya mampu berkontribusi untuk mengurangi pemanasan global. Anda
juga terhindar dari ketergantungan listrik konvensional. Manfaat dari pasang panel surya adalah panel
tenaga surya ini tidak memerlukan lahan yang luas dan pemasangannya sangat mudah.
PEMBAHASAN
1. Pengertian sel surya

Panel Photovoltaic Panel photovoltaic adalah sumber listrik pada sistem pembangkit listrik
tenaga surya, merupakan matrial semi konduktor yang merubah secara langsung energi sinar
matahari menjadi enerji listrik, daya listrik yang di hasilkan berupa daya DC. Tenaga matahari
pertama kali di temukan oleh alexendre- edmund becquarel seorang ahli fisika dari prancis pada
tahun 1839.
Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar
energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan
listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat
kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya
matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial
menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere
per cm2.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah
sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-
36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar
(Air Mass 1.5).

Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan
dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar 1 dibawah
menunjukan ilustrasi dari modul surya.

Gambar 1 Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk
memperbesar total daya output.

2. Cara kerja sel surya

Cara Kerja Sel Surya Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu
junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom
yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai
kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole
(muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi
dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material
silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon
tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction
semikonduktor tipe-p dan tipe-n dengan kelebihan electron.

Gambar 2 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n


(kelebihan electron)

Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole)
bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan
tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p
sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada
semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang
mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong electron
bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik,
dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron dating. Penelitian ini
menggunakan tembaga oksida (CuO) yang dapat mengumpulkan photon dari matahari kemudian
melepaskan elektron dan Hole, elektron ini lah yang akan membawa arus listrik.

3. Jenis-jenis panel surya:

a. Monokristal (Mono-crystalline) Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan


dengan teknologi terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada
tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat ganas. Memiliki
efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik
ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca
berawan.
b. Polikristal (Poly-Crystalline) Merupakan Panel Surya yang memiliki susunan kristal acak
karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan yang lebih
besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Panel
suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe monokristal, sehingga
memiliki harga yang cenderung lebih rendah.
c. Thin Film Photovoltaic Merupakan Panel Surya (dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis
mikrokristalsilicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5% sehingga untuk luas
permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar daripada monokristal &
polykristal. Inovasi terbaru adalah Thin Film Triple Junction Photovoltaic (dengan tiga lapisan)
dapat berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan daya
listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang ditera setara.

4. Pada pengoperasian sel surya pastinya terdapat komponen yang menjadi faktor X agar sel
surya dapat beroperasi secara maksimal, faktor X tersebut adalah:

a. Ambien Air Temperature


Sel surya dapat beroperasi secara maksimal jika temperatur sel tetap normal pada 25 derajat
celsius. Kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada sel surya akan
melemahkan tegangan Voc.
b. Radiasi Matahari
Radiasi matahari di bumi pada lokasi yang berbeda akan bervariabel dan sangat tergantung
dengan keadaan spektrum matahari ke bumi. Insolasion matahari akan banyak berpengaruh
terhadap arus (I) dan sedikit terhadap tegangan (V).
c. Atmosfir Bumi
Keadaan atmosfir bumi yang berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air
udara, kabut dan polusi sangat berpengaruh untuk menentukan hasil maksimal arus listrik dari
sel surya.
d. Tiupan Angin
Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi sel surya sangat membantu terhadap pendinginan
temperatur permukaan sel surya sehingga temperatur dapat terjaga dikisaran 25 derajat celsius.
e. Orientasi Panel
Orientasi dari rangkaian panel ke arah matahari secara optimal memiliki efek yang sangat
besar untuk menghasilkan energi yang maksimum. Selain arah orientasi sudut, orientasi
(tiltengle) dari panel juga sangat mempengaruhi hasil energi yang maksimum. Untuk lokasi
yang terletak di belahan utara latitude, maka panel sebaiknya diorientasikan ke selatan. Begitu
juga yang letaknya di belahan selatan latitude, maka panel sebaiknya diorientasikan ke utara.
f. Posisi letak sel surya terhadap matahari
Posisi letak sel surya terhadap matahari Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah
permukaan modul surya secara tegak lurus akan memperoleh energi maksimum ± 1000 w/m2
atau 1 kw/m2. Untuk mempertahankan tegak lurusnya sinar matahari terhadap panel surya
dibutuhkan pengaturan posisi modul surya, karena sun altitude akan berubah setiap jam dalam
sehari.
KESIMPULAN

Panel surya merupakan alternatif yang penting kehidupan karena dengan panel surya kita dapat
membantu mengurangi pemanasan global yang terus menerus naik setiap tahun nya, pemasangan panel
surya cocok dengan kondisi iklim di Indonesia karena Indonesia merupakan negara ber-iklim tropis.
Banyak manfaat yang kita dapat dari menggunakan panel surya, diantaranya menghemat biaya
pembayaran listrik, menghemat penggunaan batu bara, membantu merawat bumi, dan masih banyak
yang lainnya.

Oleh karena itu kedepannya orang-orang diharapkan menggunakan panel surya sebagai alternatif
energi listrik mereka, karena dengan menggunakan panel surya kita dapat mengurangi pemanasan
global yang terus menerus naik setiap tahun nya.
DAFTAR PUSTAKA

Sukmajati S & Hafidz M: “Perancangan dan Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 10
MW on Grid di Yogyakarta” Jurnal Energi & Kelistrikan Vol.7 No.1

Purwoto, H. B: “Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif” Jurnal Teknik
Elektro Vol.18 No. 01

Setiawan F.: “Pembuatan Prototype Solar Cell Sedethana Menggunakan Bahan Tembaga Dengan
Media Air Laut” Jurnal Teknika Vol.4 No.1

Mashya I, Trisno B & Hasbullah: “Pemanfaatan Tenaga Surya Menggunakan Rancangan Panel Surya
Berbasis Transitor 2N3055 dan Thermoelectric Cooler” Jurnal Teknik Elektro Vol.12 N0.2

Pahlevi R.: “Pengujian Karakteristik Panel Surya Berdasarkan Intensitas Tenaga Surya” Tugas Akhir
Teknik Elektro

SNI 04-6392-2000 Sel dan baterai sekunder untuk penggunaan sistem pembangkit listrik fotovoltaik
individual - Persyaratan umum dan metode pengujian

Anda mungkin juga menyukai