Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI SOLAR CELL DAN

APLIKASINYA


Kelompok 9 :
1. Anggit Fasyamtama 1206314693
2. Aryo Bodroseno 1206314705
3. Cesar Ichtiarso 1206314711
4. Devano Farisazaka B. 1206314724
5. Dielita Anggitria M. 1206314730


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK

I. Pendahuluan
Sel surya pada dasarnya adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
ramah lingkungan. Indonesia sendiri merupakan negara yang dilewati garis khatulistiwa dan
menerima panas matahari yang lebih banyak daripada negara lain, sehingga mempunyai
potensial yang sangat besar untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Dalam cahaya matahari terkandung energi dalam bentuk foton. Ketika foton ini mengenai
permukaan sel surya maka akan diserap oleh material semikonduktor seperti silikon. Elektron-
elektron pada semikonduktor tersebut akan terlepas dari atomnya sehingga akan mengalir
melalui bahan tersebut untuk menghasilkan listrik. Dikarenakan komposisi unik dari sel surya,
maka elektron hanya akan berpindah dalam satu arah tertentu. Terdapat sekelompok sel surya
yang mengubah energi matahari menjadi listrik DC yang dapat digunakan. Prinsip ini dikenal
sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material
semikonduktor yang mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif,
yaitu lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p).

Gambar 1. Sel Surya
Listrik yang dihasilkan oleh panel sel surya dapat langsung digunakan atau disimpan
terlebih dahulu ke dalam baterai. Penyimpanan muatan inilah yang nantinya akan kami bahas
dalam makalah ini.
II. Pembahasan
Sel surya pada dasarnya adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya
alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di
satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan
tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah
lingkungan. Indonesia sendiri merupakan Negara yang dilewati garis khatulistiwa dan menerima
panas matahari yang lebih banyak daripada Negara lain, sehingga mempunyai potensial yang
sangat besar untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Sel surya terbuat dari bahan yang mudah pecah dan berkarat jika terkena air. Karena itu
sel ini dibuat dalam bentuk panel-panel ukuran tertentu yang dilapisi plastik atau kaca bening
yang kedap air. Panel ini dikenal sebagai panel surya. Ada beberapa jenis panel surya,
diantaranya :
a) Jenis pertama, yaitu jenis yang terbaik dan yang terbanyak digunakan
masyarakat saat ini, adalah jenis monokristalin. Panel ini memiliki tingkat
efisiensi antara 12% sampai 14%. Merupakan panel yang paling efisien yang
dihasilkan dengan teknologi terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang
paling tinggi. Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi
listrik besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang
sangat ganas. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat
yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca
berawan.


b) Jenis kedua adalah jenis polikristalin atau multi kristalin, yang terbuat dari kristal
silikon dengan tingkat efisiensi antara 10% sampai 12%. Merupakan panel surya
yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Type
ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini memiliki
efisiensi lebih rendah dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki harga yang
cenderung lebih rendah.



c) Jenis ketiga adalah silikon jenis amorphous, yang berbentuk film tipis.
Efisiensinya sekitar 4-6%. Panel surya jenis ini banyak dipakai di mainan anak-
anak, jam dan kalkulator.


II.A. Cara Kerja Solar Cell
1. Proses Konversi
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni
jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang
memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif).
Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut
dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan
menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol
jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah
ini.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik
dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan
semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama.
Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun
panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud adalah silikon (Si).
Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B),
aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur
tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n
dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam
Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri
tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini
disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan
dengan berat Si yang hendak di-doping.
Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk
sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan
metalurgi / metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
a) Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

b) Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan
elektron-elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan
perpindahan hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor n.
Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari
batas sambungan awal.

c) Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p
yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang.
Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan negatif.
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron
yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di
daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.

d) Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion
region) ditandai dengan huruf W.
e) Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan
pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena
keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.
f) Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi,
maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke
sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan
elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan
dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya daerah
deplesi.

g) Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik
setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari
semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik
kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu pula dengan
jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi
dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan
medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh
elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke
semiikonduktor yang lain.
Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.
Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p
yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari
semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya
dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.


Ketika sebuah foton menghantam silikon, maka dapat terjadi tiga kemungkinan:
1. Foton akan menembus langsung melalui silikon. Ini biasanya terjadi untuk
foton yang berenergi rendah.
2. Foton akan dipantulkan.
3. Foton akan diserap oleh silikon, bila energi foton lebih besar dari nilai band
gap silikon. Maka timbullah pasangan elektron dan hole.
Ketika foton dari matahari diserap oleh sambungan semikonduktor ini, maka
elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari
semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini
meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut
dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni,
terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya matahari.

Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol
lambda sbgn di gambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada
sambungan pn berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula.
Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang lebih
panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p
yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan
panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor
n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron
hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang
tertarik ke arah semikonduktor p.
Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka elektron
akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu
tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul
akibat pergerakan elektron.


Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, ilustrasi
di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari
menjadi energi listrik.


II.B. Aplikasi Solar Cell
Aplikasi solar cell pada kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada lampu
penerangan jalan. Pada lampu penerangan jalan, solar cell berperan sebagai sumber
tegangan pengganti sumber tegangan dari PLN, sehingga pada aplikasi ini lebih
efisien dalam penggunaannya. Sumber tegangan dari solar cell tersebut berasal dari
energi matahari, dimana energi tersebut dapat disimpan sehingga dapat digunakan
pada jangka waktu yang lebih lama.

Prinsip kerja solar cell pada lampu penerangan jalan ini sebagai berikut bila sel
surya itu dikenakan pada sinar matahari, maka timbul yang dinamakan elektron dan
hole. Elektron-elektron dan hole-hole yang timbul di sekitar pn junction bergerak
berturut-turut ke arah lapisan n dan ke arah lapisan p. Sehingga pada saat elektron-
elektron dan hole-hole itu melintasi pn junction, timbul beda potensial pada kedua
ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel surya diberi beban maka timbul arus
listrik yang mengalir melalui beban.Bahan dan cara kerja yang aman terhadap
lingkungan menjadikan sel surya sebagai salah satu hasil teknologi pembangkit
listrik yang efisien bagi sumber energi alternatif masyarakat di masa depan.


Gambar aplikasi solar cell pada lampu penerangan jalan

Fungsi Tiap Bagian Sistem Diatas
Sell Surya
Sebagai sumber energi listrik. berdasarkan pengujian penulis (pada gambar fisik
sell surya yang paling besar) 1 buah sell surya pada saat sinar matahari cukup terik
menghasilkan 20v-23,..v/1,9 - 2,4..A (38 - 50 watt) atau sekitar 350 Watt/ hari.
Controll ON/OFF
Untuk mengontrol pengisian batery dan menghubungkan batery dengan beban
(inverter).
Batery
Untuk menyimpan energi listrik yang di hasilkan sell surya, biasanya batery yang di
gunakan memiliki Ampare hour yang cukup tinggi, sebab untuk menghidupkan
lampu 10 watt saja selama 1 malam (12 jam) idealnya membutuhkan batery
12V/10A.
Inverter
Untuk mengubah tegangan DC 12V dari batery menjadi 220 AC untuk hasil yang
lebih baik gunakan inverter yang menghasilkan gelombang sinus.
Contoh aplikasi solar cell yang digunakan pada aplikasi ini adalah SOLAR CELL
SUNRISE 80WP Polycrystalline.


Specification :
Maximum Power ( Pmax) 80W.
Type Cell Polycrystalline.
Voltage at Pmax ( Vmp) 17.4V
Current at Pmax ( Imp) 4.60A
Short circuit current ( Isc) 5.06A
Open circuit voltage ( Voc) 21.6V
Maximum system voltage 1000V
Number of cells 36 cells
Dimensions + -( mm) 1200 x 540 x 30
Weight ( kg) 8.5
Harga unit modul :
Pembelian 1 s/ d 10 unit = @ Rp.1.925.000, -





Contoh lampu yang digunakan adalah

Jenis lampu : Lampu tabung fluorescent tekanan rendah
Kekuatan lampu yang digunakan : 20 W, 40 W
Keterangan: digunakan untuk jalan kolektor dan lokal, efisiensi cukup tinggi tetapi
berumur pendek, harga biasa

Adapun kelebihan solar cell pada pengaplikasiannya adalah:
- Tidak Menimbulkan Polusi
Tenaga surya tidak melepaskan karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen
oksida atau merkuri ke atmosfir. Tidak membakar bahan bakar dan tidak
menghasilkan emisi.
- Menghemat Uang
Setelah investasi awal, kita akan menggunakan lebih sedikit energi, tagihan
listrik kita akan jauh lebih rendah dan sering kali tidak akan ada pengeluaran
sama sekali.
- Mengurangi Konsumsi
Karena tidak memerlukan bahan bakar, kita akan menghemat uang biaya
bensin.
- Hampir Bebas Perawatan
Produsen menawarkan jaminan 20 tahun dan lebih pada produk solar cell.
- Simpanan Energi
Kita dapat membangun sebuah simpanan energi jika sistem surya kita
menghasilkan energi lebih dari yang digunakan.
- Energi Berkelanjutan dan Terbarukan
Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam tidak terbarukan dan
berkurang. Energi matahari tidak akan pernah habis.
- Faktor Kebisingan
Panel surya diam dan tidak memiliki bagian yang bergerak.

Adapun kekurangan solar cell dalam pengaplikasiannya adalah:
- Harga
Kekurangan utama adalah harga. Panel dan instalasinya memiliki biaya awal
yang tinggi.
- Variabilitas Iklim
Meskipun panel surya dapat digunakan diberbagai iklim, namun jumlah jam
matahari akan menentukan jumlah panel yang kita perlukan dan watt yang
dihasilkan.
- Estetika
Solar panel mengambil sedikit ruang atap dan tidak menyenangkan untuk
dilihat.
- Tidak 24 Jam
Panel Surya hanya akan berfungsi ketika matahari bersinar. Pada malam hari
kita harus bergantung pada energi yang tersimpan atau dari sumber lain.

III. Kesimpulan

1. Solar cell menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar yang langsung diambil
dari sifat bahan solar cell tersebut yang diakibatkan oleh cahaya matahari,
sehingga solar cell merupakan energi yang ramah lingkungan.
2. Proses perpindahan muatan dari silikon tipe-p ke silikon tipe-n akan menimbulkan
arus listrik, dimana perpindahan tersebut disebabkan oleh cahaya matahari.

IV. Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:KaQrOkwXhVnK0M:http://encyclobeamia.solarbotics.net
/articles/_pix/DOE_solar_cell.gif
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:mdSg-MyXOnTOzM:http://www.global-greenhouse-
warming.com/images/SliverSolarCell.jpg
http://tenagasuryaku.wordpress.com/2011/12/03/solar-sell/

Anda mungkin juga menyukai