Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

POLITEKNIK ATI PADANG

Disusun Oleh :
MOHAMMAD KERISNA DARMAWAN SAPUTRA
NO BP. 2113025

Dosen :
(Ibu) Dr. Harmiwati NH, ST, MT

TEKNOLOGI REKAYASA BIOPROSES ENERGI TERBARUKAN


POLITEKNIK ATI PADANG
2021

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan hidayah
dan inayahnya sehingga penulis berhasil menyusun makalah ini sebagai tugas oleh setiap
mahasiswa, Mata Kuliah bahan baku energi terbarukan, pada politeknik ati padang.

Makalah ini disusun atas dasar kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan segala hormat saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sehingga makalah yang selanjutnya akan dapat disusun dengan lebih
baik lagi. Penulis tentu sangat berharap makalah ini nantinya bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih ini. Semoga makalah ini bermanfaatbagi
kita semua, Amin.

Padang, 16 Maret 2022

Mohammad Kerisna D Saputra


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada zaman yang penuh teknologi ini kebutuhan listrik mengalami peningkatan. Sebagian besar
peralatan-peralatan yang digunakan oleh masyarakat umum maupun dikalangan industri menggunakan
energi listrik. Namun meningkatnya kebutuhan listrik ini tidak diiringi oleh penambahan pasokan listrik
untuk konsumen sehingga perusahan listrik di Indonesia khususnya PLN (Perusahaan Listrik Negara)
menghimbau kepada seluruh konsumennya agar melakukan penghematan listrik dari pukul 17.00 – 22.00.
Hal ini dilakukan agar krisis ketenagalistrikan tidak terjadi atau paling tidak dapat diminimalisir sedini
mungkin.

Krisis ketenagalistrikan juga disebabkan oleh berkurangnya sumber energi, seperti PLTGU
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) yang mengandalkan batu bara sebagai sumber energi. Namun
keberadaan batu bara di dalam bumi semakin menipis karena terus-menerus digunakan. Oleh karena itu
kita harus mencari alternatif lain untuk mengantisipasi hal ini yaitu dengan memanfaatkan energi
matahari sebagai sumber energi istrik.

Energi listrik tenaga surya ini dimanfaatkan sebagai energi listrik alternatif khususnya bagi
perumahan di daerah daerah terpencil ataupun untuk keperluan lainnya. Pemanfaatan energi surya ini
dipilih karena, di Indonesia merupakan negara tropis yang berada di jalur khatulistiwa.

Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga surya ini adalah dengan menangkap radiasi cahaya
matahari oleh panel surya fotovoltaik. Panel surya ini merupakan suatu pengkombinasian dari beberapa
sel surya yang ukurannya sangat kecil dan tipis baik secara seri, paralel ataupun campuran (seri dan
paralel), sehingga menjadi sebuah panel surya yang cukup besar dan dapat menghasilkan arus dan
tegangan yang besar pula.

2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah yang ditemui
dalam proses pemanfaatan listrik tenaga surya sebagai berikut:

a. Apa itu pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?

b. Bagaimana prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)?

c. Apa saja komponen dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)?

d. Apa keunggulan dan kelemahan dari PLTS

3. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

b. Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip kerja dari PLTS

c. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen dari PLTS

d. Untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan menggunakan PLTS.


BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS )

Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke
permukaan bumi. Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi
matahari per-meter persegi .Sehingga bisa dikatakan bahwa sumber segala energi adalah energi matahari.

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) adalah suatu sistem yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan energi surya/panas dari matahari yang diserap oleh
panel surya melalui proses fotovoltaik.

Energi matahari (surya) adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. dapat dimanfaatkan dengan
berbagai cara yang berlainan bahan bakar minyak adalah hasil fotosintesis, tenaga hidro elektrik adalah
hasil sirkulasi hujan tenaga angin adalah hasil perbedaan suhu antar daerah dan sel surya (sel fotovoltaik)
yang menjanjikan masa depan yang cerah sebagai sumber energi listrik.

2. PRINSIP KERJA PLTS

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam.
Sumber daya alam matahari sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi
melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatasdantidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya ini dikatakan bersih dan ramah
lingkungan.

Sel surya adalah dioda semikonduktor yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik dan merupakan
komponen utama dalam sistem PLTS. Selain terdiri atas modul-modul sel surya, komponen lain dalam
sistem PLTS adalah Balance of System (BOS) berupa inverter dan kontroller. PLTS sering dilengkapi
dengan batere sebagai penyimpan daya, sehingga PLTS dapat tetap memasok daya listrik ketika tidak ada
cahaya matahari.

Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi berdasarkan efek fotolistrik, atau disebut juga
efek fotovoltaik, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang gelombang tertentu yang jika
energinya lebih besar daripada energi ambang semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga
elektron berpindah dari pita valensi (N) menuju pita konduksi (P) dan meninggalkan hole pada pita
valensi, selanjutnya dua buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan. Aliran elektron-hole
yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui penghantar akan menghasilkan arus listrik.
Dalam cahaya matahari terkandung energi dalam bentuk foton. Ketika foton ini mengenai
permukaan sel surya, elektron-elektronnya akan tereksitasi dan menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini
dikenal sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material
semikonduktor yang mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif: lapisan
negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p). Sel surya ini mudah pecah dan berkarat jika terkena air.
Karena itu sel ini dibuat dalam bentuk panel-panel ukuran tertentu yang dilapisi plastic atau kaca bening
yang kedap air. Panel ini dikenal sebagai panel surya.

Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung digunakan atau disimpan lebih dahulu ke
dalam batere. Arus listrik yang dihasilkan adalah listrik dengan arus searah (DC) sebesar 3.5 A. Besar
tegangan yang dihasilkan adalah 0.4-0.5V. Kita dapat mendesain rangkaian panel-panel surya, secara seri
atau paralel, untuk memperoleh output tegangan dan arus yang diinginkan. Untuk memperoleh arus bolak
balik (AC) diperlukan alat tambahan yang disebut inverter.

Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel surya, maka elektron – elektron
yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke P, sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan
menghasilkan energi listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya berbeda – beda
tergantung dari jumlah sel surya yang dikombinasikan didalam panel surya tersebut. Keluaran dari panel
surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC) yang besar tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah
sel surya yang dipasang didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari yang menyinari panel surya
tersebut.

Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban yang memerlukan sumber
tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar energi listrik yang dihasilkan juga dapat digunakan
pada kondisi – kondisi seperti pada malam hari (kondisi saat panel surya tidak disinari cahaya matahari),
maka keluaran dari panel surya ini harus di hubungkan ke sebuah media penyimpanan (storage). Dalam
hal ini adalah batere. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan begitu saja dari panel surya ke batere, tetapi
harus dihubungkan ke rangkaian Regulator, dimana didalam rangkaian tersebut terdapat rangkaian pengisi
Batere otomatis (Automatic charger).

Fungsi dari Regulator ini adalah untuk meregulasi tegangan keluaran dari panel surya dan mengatur arus
yang masuk ke Batere secara otomatis. Selain itu Regulator berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus dari Panel Surya ke Batere secara otomatis dan juga berfungsi untuk memutuskan aliran
arus dari batere kebeban bila terjadi hubungsingkat ataupun beban yang berlebihan. Tipe regulator yang
dirancang disini adalah tipe modifikasi atau gabungan antara seri dan paralel.

Panel Surya sebenarnya dapat langsung digunakan tanpa diberi rangkaian regulator ataupun batere, tetapi
ini tidak dilakukan karena dapat membebani kinerja dari panel (akibat adanya beban yang berlebihan)
sehingga tidak akan terjadi kerusakan yang fatal pada panel surya tersebut. Selain itu regulator ini juga
berfungsi untuk mengamankan dari terjadinya kelebihan beban dari panel surya sehingga panel surya
tidak cepat rusak.

Hubungan batere dengan beban adalah dihubungkan paralel langsung ke beban. Jika batere tersebut telah
terisi dengan penuh. Untuk melindungi batere akibat adanya beban yang berlebihan (over load) ataupun
hubungsingkat pada beban, maka sebelum batere dihubungkan langsung harus melewati rangkaian
proteksi. Dimana fungsinya sudah cukup jelas, yaitu untuk memproteksi ataupun melindungi batere akibat
adanya beban yang berlebihan (over load) ataupun hubungsingkat pada beban.

Jika kita menginginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik arus bolak-balik (AC) maka
PLTS yang sudah dapat mengeluarkan listrik arus searah (DC) ini harus dihubungkan ke sebuah
rangkaian elektronik / modul elektronik yang bernama Inverter DC – AC. Dimana Inverter DC – AC.
berfungsi untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak – balik (AC). Setelah arus
listrik searah diubah menjadi arus listrik bolak – balik, selanjutnya keluaran dari inverter ini yang telah
berupa arus bolak – balik ini dapat langsung digunakan untuk mencatu peralatan listrik dan elektronika
yang membutuhkan arus bolak-balik.

Besarnya tegangan dan daya keluaran yang dapat dihubungkan kebeban nantinya harus sesuai dengan
kemampuan inverter yang dipakai dan besarnya sistem penyimpanan yang digunakan (besarnya ampere
hour (AH) atau amper jam dari batere).

3. KOMPONEN – KOMPONEN DARI PLTS

a. Panel surya

Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel-sel surya yang digabung dan dihubungkan secara seri dan
paralel tergantung ukuran atau kapasitas. Panel surya berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik.
Bentuk moduler dari panel surya memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk
berbagai skala kebutuhan.

b. Controler regulator

Control reguler berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari Panel Surya ke beban.

c. Battery ACCU

Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar Panel) sebelum dimanfaatkan
untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau peralatan elektronik dan
peralatan lainnya yang membutuhkan listrik

d. Inverter AC

Berfungsi merubah arus DC dari battrey ACCU 12volt menjadi arus AC bertegangan 220v,arus yang di
hasilkan oleh INVERTER sangatlah setabil, sehingga sudah tidak memerlukan alat setabilizer lagi,serta
aman dan berprotexion tinggi. Sangat flexible dalam penempatan Design Pembangkit Listrik Tenaga
Matahari Yang Praktis dan Flexible.

4. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PLTS

Keunggulan-keunggulan PLTS :
• Tidak memerlukan bahan bakar, karena menggunakan sumber energi matahari yangdapat diperoleh
dimana saja secara cuma-cuma sepanjang tahun, sehingga hampirtidak memerlukan biaya operasi.

• Tidak memerlukan konstruksi yang berat dan menetap, sehingga dapat dipasangdimana saja dan
dapat dipindahkan bilamana dibutuhkan.

• Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditempatkan di suatu area dan listrik yang dihasilkan
disalurkan melalui jaringan distribusi ke tempat-tempat yangmembutuhkan) maupun desentralisasi
(sistem PLTS dipasang pada setiap rumah,dengan demikian tidak diperlukan jaringan distribusi).

• Pada pola desentralisasi, gangguan pada satu sistem tidak akan mempengaruhisistem yang lain dan
tidak banyak energi yang terbuang pada jaringan distribusi.

• Bersifat moduler; kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengankebutuhan dengan cara
merangkai modul secara seri dan paralel.

• Dapat dioperasikan secara otomatis (unattendable) maupun menggunakan operator (attendable).

• Ramah lingkungan. Tidak menimbulkan polusi suara maupun polusi asap.

• Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga hampir tidak memerlukan biayapemeliharaan, yang
diperlukan hanya membersihkan modul apabila kotor danmenambah air accu (aquades).

• Umur pakai (life time) lebih dari 25 tahun

Kelemahan – kelemahan PLTS :

• Modul surya memiliki efisiensi konversi yang rendah dibandingkan jenispembangkit lainnya.

• Untuk bekerja dengan baik, modul surya harus cukup mendapatkan penyinaranmatahari
(tergantung pada musim).

• Memerlukan area yang luas untuk pemasangan modul surya untuk mendapatkandaya keluaran yang
tinggi.

• Harga modul surya (skala kecil) masih mahal sehingga biaya pembangkitan yangdihasilkan juga
mahal.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Energi matahari (surya) adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. PLTS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya) adalah suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan
memanfaatkan energi surya/panas dari matahari yang diserap oleh panel surya melalui proses fotovoltaik.

Komponen dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terdiri dari panel surya yang berfungsi
merubah cahaya matahari menjadi listrik, controler regulator, battery ACCU, dan interverter AC.

2. SARAN

Mengingat meningkatnya kebutuhan penggunaan listrik dan mulai berkurangnya sumber energi
listrik, akan menimbulkan krisis ketenagalistrikan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mencari alternatif lain
untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan energi matahari.

Indonesia terletak di daerah katulistiwa, sehingga kita selalu mendapatkan sinar matahari. Bagi
masyarakat Indonesia, sebaiknya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya karena dapat digunakan
untuk keperluan apa saja dan stop global warming. Dan kepada pemerintah hendaknya segera
mengembangkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya di kalanganan masyarkat.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/48731574/14/Prinsip-Kerja-PLTS

http://panelselsurya.blogspot.com/2009/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html

http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/566--pembangkit-
listrik-tenaga-surya-sebagai-alternatif.html

http://elektrojiwaku.blogspot.com/2011/04/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.html

http://amalimunajat.com/index.php/sollar-cell/artikel-sollar-cell/51-komponen-dan-

Anda mungkin juga menyukai