Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA


(PLTS)

DISUSUN OLEH
Nama : Mariana Kartika KD Sihaan
NIM : 201912017
Kelas :A
Mata Kuliah : Pengujian Pembangkit

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI BISNIS DAN ENERGI
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah inibisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 Januari 2023

Mariana Kartika KD Sihaan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan
hujan. Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan
intensitasnya berkurang. Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi
alternatif sumber energi masa depan di Indonesia. Selain matahari, Indonesia juga
mempunyai cadangan minyak dangas bumi yang relatif banyak. Sebagian telah
dieksploitasi. Masalahnya minyak dan gas bumi adalah sumber energi yang tidak
terbaharui. Tanpa pemakaian yang bijaksana suatu saat sumber tersebut akan
habis. Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi udara.
Ketika isu lingkungan makin keras disuarakan oleh kelompok ‘hijau’, sumber energi
yang ramah lingkungan dan terbarui menjadi aset berharga. Apalagi penggunaan
energi surya Indonesia saat ini masih kurang dari 5% total pemakaian energi
nasional.

Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan
asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu
rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
uranium,plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu
bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar
non-fosil. Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat
energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat
bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui
seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi,tenaga matahari, dan lainnya.
Dunia pun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya,
dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang
tidak terbatas.
Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat
digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja, seperti bangunan besar,
pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya
nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.
Pada negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa
negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-
program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-
negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber
energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu
pembangkit listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan
ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS,
sistem kelistrikan tenaga surya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah:
a. Mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya
b. Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya

1.3 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini kami membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya
secara umum meliputi, prinsip kerja sitem PLTS, Komponen PLTS, Kelebihan PLTS.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Pembangkit Listrik Tenaga Surya / PLTS Atap – Listrik menjadi kebutuhan primer
bagi kehidupan manusia. Tanpa listrik, peralatan elektronik tidak dapat digunakan
atau berfungsi sebagaimana mestinya. Listrik juga menjadi sumber penerangan
bagi kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan dasar untuk segala aktivitas.
Kebutuhan akan listrik konvensional atau PLN yang semakin meningkat dapat
mengakibatkan krisis listrik terjadi kapan saja.

Untuk mencegah terjadinya krisis tersebut, saat ini banyak yang mulai beralih
menggunakan sumber energi alternatif. Salah satu sumber energi alternatif yang
paling banyak digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau yang lebih
dikenal sebagai PLTS. Pembangkit listrik ini dapat menjadi solusi terbaik bagi Anda
yang ingin lebih hemat energi dan hemat biaya.

2.2 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi dari cahaya matahari untuk menghasilkan energi listrik.
Komponen utama dari PLTS adalah panel surya fotovoltaik yang dapat
mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik sehingga dapat digunakan
untuk kebutuhan listrik sehari-hari. Arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya
fotovoltaik adalah arus listrik searah (DC) sehingga dibutuhkan komponen lainnya
seperti inverter untuk mengkonversi arus listrik searah (DC) ini menjadi arus listrik
bolak-balik (AC).

2.3 Prinsip Kerja PLTS


Di Indonesia, pengguna listrik konvensional sudah banyak yang mulai beralih dan
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS / PLTS Atap) dan jumlahnya
pun semakin bertambah dari waktu ke waktu. Pembangkit listrik tenaga surya
menggunakan dua metode. Yang pertama fotovoltaik dan yang kedua adalah
dengan memusatkan energi surya.
1. Prinsip Kerja PLTS Dengan Fotovoltaik
Prinsip kerja ini mengubah energi cahaya menjadi listrik secara langsung dengan
menggunakan efek bernama fotolistrik.
2. Prinsip Kerja PLTS Dengan Pemusatan Energi Surya
Prinsip kerja ini menggunakan lensa maupun cermin yang sudah dikombinasikan
dengan sistem pelacak. Tujuannya agar dapat terfokus ke energi matahari di
satu titik sehingga menggerakkan mesin panas atau kalornya. Perbedaan antara
fotovoltaik dengan pemusatan energi surya terletak pada cara kerja keduanya.

2.4 Komponen Utama PLTS


Kapasitas komponen utama ditentukan sesuai tipe dan desain dari PLTS yang akan
dibangun. Pada sistem PLTS, menghitung kapasitas masing-masing komponen
atau disebut juga sizing, sangat penting karena jika kapasitas komponen terlalu
kecil, maka sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan energi yang diinginkan, tetapi
jika kapasitasnya terlalu besar, maka biaya untuk PLTS akan sangat besar. Sistem
PLTS memiliki komponen utama yaitu:
1. Modul surya

Gambar 2. Modul Surya


Modul surya digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan
teknologi fotovoltaik. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat modul surya
ialah semikonduktor. Komponen semikonduktor ini memiliki kemampuan untuk
mengubah energi surya menjadi energi listrik.
2. Inverter/power conditioner unit (PCU)

Gambar 3. Inverter PCU


Inverter mengubah DC ke AC, dan juga mengubah tegangan. Dengan kata lain,
ini adalah adaptor daya. Ini dapat memungkinkan sistem daya independen
berbasis baterai untuk menjalankan peralatan konvensional melalui kabel rumah
konvensional.
3. Solar charge controller (SCC)/battery charge controller (BCC)

Gambar 4. Solar Charge Controller


Pengontrol pengisian daya surya atau Solar Charge Controller (SCC) salah satu
fungsinya mencegah pengisian energi baterai yang berlebihan dengan
membatasi jumlah dan laju pengisian daya ke baterai. Solar Charge Controller
(SCC) juga mencegah pengurasan baterai dengan mematikan sistem jika daya
yang tersimpan turun di bawah kapasitas 50 persen dan mengisi baterai pada
level voltase yang benar. Ini membantu menjaga baterai lebih awet dan sehat.
4. Storage system (Battery).

Gambar 5. Storage System


Battery Energy Storage System (BESS) banyak digunakan sebagai sumber
penyedia/penyimpan energi baik untuk aplikasi bergerak seperti kendaraan listrik
ataupun untuk aplikasi stasioner seperti peralatan telekomunikasi, data center,
pembangkit listrik energi terbarukan, dan sistem kompleks seperti smart
microgrid. Dalam operasinya, kinerja BESS dipengaruhi oleh siklus
charging/discharging, profil beban, rangkaian baterai, dan keadaan lingkungan
di sekitarnya. Berdasarkan kondisi ini, battery management system (BMS) yang
dilengkapi sistem manajemen thermal menjadi bagian yang sangat penting untuk
menjaga kondisi operasi dan kinerja sistem baterai agar berada pada daerah
kerja yang aman untuk mendapatkan kinerja maksimum, meminimalisasi
degradasi, dan memperpanjang umur penggunaan baterai.

2.5 Keuntungan dan Kerugian PLTS


a. Kelebihan Energi Surya
- Tersedia bebas dan dapat diperoleh secara gratis di alam.
- Persediaan energi surya hampir tak terbatas, yang bersumber dari matahari.
- Tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi
pemanasan global.
- Dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi
energi maupun transportasi sumber energi.
b. Kekurangan Energi Surya
- Secara umum membutuhkan investasi awal yang besar (mahal).
- Untuk mencapai efisiensi rata-rata yang tinggi, pada umumnya tipe sel surya
memerlukan permukaan area yang luas. Oleh karenanya anda seringkali
menjumpai panel-panel fotovoltaik berbentuk persegi empat yang
menyerupai lembaran papan kayu lapis.
- Efisiensi sel surya sangat dipengaruhi oleh polusi udara dan kondisi cuaca.
- Sel surya hanya mampu membangkitkan energi sepanjang siang hari saja.
- Pembuatan sel surya masih mahal.

Karena berbagai kekurangan tersebut, kemampuan sel surya dalam


menghasilkantenaga listrik belum dapat mencapai efisiensi tertinggi. Tambahan
pula sel-sel suryatersebut jika belum dapat diproduksi sendiri mak harus
diadakan dengan cara impor. Maka pemanfaatannya menjadi lebih mahal
dibandingkan dengan pemanfaatanenergi fosil (minyak, gas dan batubara). Saat
ini biaya energi surya diperkirakan mencapai dua kali lipat biaya energi fosil.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk
energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel
surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidakterbatas
langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak
memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
ramah lingkungan.
3.2 Saran
1. Agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya, mohon sebaiknya waktu
penyelesaiannya diperpanjang agar dapat memperoleh makalah dengan hasil
yang lebih baik.
2. Agar semua pihak kiranya dapat membantu kami dengan lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai