Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Oleh :

Bernando Girsang 13119002

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS BATAM
2023
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Tarifikasi dan Prakiraan Beban. Tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu Pembangkit Listrik
Tenaga Surya, pengaplikasiannya serta memperkirakan dalam perancangan sebuah
Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Makalah ini terdiri dari 3 Bab . Pembahasan akan dimulai dari Bab I
Pendahuluan hingga Bab III sebagai penutup. Setiap bagian akan membahas tentang
latar belakang, pengertian, komponen, pengaplikasian dari PLTS dan lain sebagainya.
Tujuan dari setiap bagian adalah untuk memperkaya pemahaman kita tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Dengan demikian, makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk
memahami PLTS. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
pengetahuan tentang Energi Baru Terbarukan ini. Kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk perbaikan pembuatan makalah di masa mendatang. Terima
kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Pembahasan ...................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 3


2.1 Pengertian PLTS ............................................................................................. 3
2.2 Pemasangan PLTS .......................................................................................... 4
2.3 Komponen PLTS ............................................................................................ 5
2.4 Kelebihan dan Kekurangan PLTS ................................................................ 10
2.5 Perkembangan PLTS di Indonesia ............................................................... 12
2.6 Perencanaan dalam Pembuatan PLTS .......................................................... 16

BAB III. PENUTUP .................................................................................................. 20


3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat sekarang ini listrik menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan
manusia. Tanpa listrik, peralatan elektronik tidak dapat digunakan atau berfungsi
sebagaimana mestinya. Listrik juga menjadi sumber penerangan bagi kehidupan
manusia dan merupakan kebutuhan dasar untuk segala aktivitas. Kebutuhan akan
listrik konvensional atau PLN yang semakin meningkat dapat mengakibatkan krisis
listrik terjadi kapan saja. Untuk mencegah terjadinya krisis tersebut, saat ini banyak
yang mulai beralih menggunakan sumber energi alternatif. Salah satu sumber energi
alternatif yang paling banyak digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya
atau yang lebih dikenal sebagai PLTS.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan sumber energi alternatif


yang berasal dari matahari. PLTS memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan
listrik melalui sebuah panel surya. Keuntungan dari PLTS adalah sumber energinya
terbarukan dan tidak menghasilkan polusi lingkungan. Dalam beberapa tahun
terakhir, teknologi PLTS semakin maju dan populer sebagai solusi energi alternatif
untuk mengatasi masalah energi dan lingkungan. Oleh karena itu, jurnal PLTS
memfokuskan pada penelitian dan pengembangan teknologi PLTS untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem PLTS.

1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk merancang suatu system Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan
kapasitas tertentu diperlukan kajian dan analisis yang mendalam dan teliti serta
komprehensif. Kajian tersebut meliputi :

a. Berapa modul Photovoltaic Cell yang dibutuhkan


untuk membangkitkan listrik yang sesuai dengan kapasitas permintaan?
b. Berapa luas lahan terbuka yang diperlukan untuk menggelar modul-modul
Photovoltaic Cell Cell?
c. Konfigurasi Sistem yang sesuai
d. Komponen dan peralatan yang dibutuhkan
e. Perhitungan efisiensi, losses, energi yields dan analisis finansialnya.

1.3 Tujuan Pembahasan


a. Menjelaskan pengertian dan prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
b. Menjelaskan komponen – komponen pendukung dalam membuat sebuah
PLTS.
c. Menjelaskan system kerja PLTS bagaimana secara On Grid, Off Grid dan
Hybrid
d. Menghitung perkiraan biaya yang digunakan untuk membuat suatu PLTS
beserta efesiensinya.
e. Menjelaskan perkembangan pengaplikasian PLTS yang ada sejarang dan
rencana capaian dimasa yang akan dating.

1.4 Manfaat Pembahasan


Dengan adanya makalah ini, pembaca diharapakan dapat mengerti lebih
banyaktentang PLTS serta dapat menerapkannya dengan menganilisis serta
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam penerapannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTS

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah suatu teknologi pembangkit


yang mengkonversikan energi foton(cahaya) dari surya menjadi energi listrik. Secara
garis besar, ada dua alur cara kerja Pembangkit Listrik Tenag Surya, yaitu:

a. Fotovoltaik atau cara kerja langsung

Fotovoltaik adalah sel pengubah energi cahaya menjadi listrik. Kinerja sel
ini menggunakan efek fotoelektrik dalam menghasilkan arus listrik. Cara kerja
sistem ini sangat sederhana, yaitu menggunakan perbedaan tegangan yang dihasilkan
dari efek fotoelektrik untuk memproduksi listrik. Efek fotolistrik adalah pengeluaran
elektron dari suatu permukaan ketika permukaan itu dikenai dan menyerap radiasi
elektromagnetik.

b. Pemusatan energi surya atau secara tidak langsung.

Sistem Pemusatan energi surya ini menggunakan cermin atau lensa serta sistem
pelacak sehingga energi matahari yang diterima di luas permukaan tertentu akan
difokuskan ke satu titik. Selanjutnya, panas yang sudah terkonsentrasi digunakan
sebagai sumber panas pembangkit listrik untuk menggerakkan generator atau media
penyimpan panas lainnya.

3
2.2 Pemasangan PLTS

Pada umumnya ada 3 cara pemasangan PLTS, yaitu :

a. On Grid

PLTS On Grid adalah istilah untuk menyebut sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) yang berfungsi untuk mengubah energi dari panas matahari menjadi
energi listrik. Sistem ini yang pada umumnya digunakan pada bangunan rumah,
kantor, atau pabrik. Salah satu solusi paling efektif untuk efisiensi biaya listrik karena
mampu menghemat biaya listrik bulanan secara signifikan. PLTS tipe ini dipasang
pada bagian atap atau gedung, supaya dapat menerima panas matahari secara optimal.
Nantinya panas yang diterima akan diubah menjadi arus listrik searah DC dan oleh
inverter diubah menjadi arus bolak-balik AC. Setelahnya baru kemudian
disinkronkan dengan arus listrik dari PLN.

b. Off Grid

PLTS Off Grid adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan sistem yang
mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi. Sehingga berbeda
dengan tipe on-grid, tipe ini tidak disinkronkan dengan listrik PLN. Biasanya sebagai
cadangan, didukung dengan genset atau baterai untuk menyimpan energi.
Sistem yang juga disebut dengan Stand Alone PV (Photovoltaic) ini sangat cocok
untuk gedung yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN, karena sifatnya yang mandiri
dan mengandalkan baterai. Kementrian ESDM menyarankan penggunaan baterai
dengan cadangan minimal 3 hari sebagai bentuk antisipasi cuaca yang kurang
mendukung dengan intensitas cahaya matahari rendah.

c. PLTS Hybrid

PLTS Hybrid adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang didukung oleh
teknologi Hybrid, maksudnya, sistem listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat
digabungkan dengan listrik dari pembangkit listrik lainnya seperti biomass, sampah,
angina air dan bahkan juga PLN. Dengan harapan nantinya sistem tersebut

4
memudahkan pengguna untuk mendapatkan dukungan energi listrik yang optimal
sekaligus antisipasi saat terjadi kekurangan daya atau pemadaman.

2.3 Komponen PLTS

Dalam merenacanakan dan membuat sebuah PLTS sebaiknya harus mengetetahui


apa saja peraltan dan komponen – komponen pendukungnya. Di bawah ini akan
dijelaskan secara lengkap material apa saja yang kita perlukan dalam membuat
sebuah PLTS.

a. Panel surya (Solar Panel)

Solar panel adalah komponen pertama dalam mengubah energy surya (foton )
dari cahaya matahari menjadi listrik. Ada beberapa jenis dari solar panel ini, antara
lain: monocrystalline, polycrystalline, dan thin film. Perbedaan ketiganya yakni
proses pembuatan, tampilan, kinerja, harga, cara pemasangan.

- Monocrystalline
Panel surya monocrystalline tersusun atas sel surya yang terbuat dari bahan
silikon jenis crystalline tunggal yang diiris tipis dan dibentuk batangan. Jenis panel
ini punya efisiensi tertinggi karena elektron yang ada didalamnya memiliki ruang
lebih banyak untuk mengalirkan listrik. Tampilan panel ini bisa dibedakan dari fisik
luarnya dengan sel-sel berwarna hitam gelap dan bertekstur terpotong-potong pada
sudutnya. Jenis ini merupakan salah satu panel surya dengan tingkat efisiensi
tertinggi, sebab bahan yang digunakan bisa menyerap radiasi sinar matahari lebih
baik dibanding bahan lainnya. Efisiensi konversi sinar matahari ke listrik dapat
mencapai 15 – 20%, angka ini termasuk tingkat efisiensi yang tinggi jika
dibandingkan bahan lain dengan ukuran yang sama. Tingginya tingkat efisiensi dan
kecocokan dengan kondisi geografis di Indonesia, menjadikan panel surya
monocrystalline sebagai panel surya dengan pemakaian terbanyak. Sayangnya panel
soalr model ini lebih mahal dibandingkan dengan yang lain.
- Polycrystalline

5
Panel surya polycrystalline tersusun atas sel surya atau sel photovoltaic
terbuat dari bahan silikon jenis multi crystalline. Dibuat dengan melebur batangan
kristal silikon sampai cair untuk kemudian dituangkan ke cetakan persegi. Jenis ini
tidak terbuat dari kristal silikon semurni sel sel surya monocrystalline. Hal ini
mempengaruhi tingkat efisiensi konversi (sinar matahari ke listrik) menjadi sekitar
13-16%. Panel surya multicrystalline bisa dikenali dari fisik sel surya yang berwarna
biru, berbentuk persegi, dan bermotif pecahan kaca. Apabila disusun menjadi panel
surya, tidak memperlihatkan sisa ruang kosong seperti pada monocrystaline. Proses
pembuatan yang lebih mudah menjadikan harga panel jenis ini lebih murah dan
banyak digunakan. Susunan sel surya pada panel jenis ini lebih rapat dan lebih rapi,
selain itu terlihat seperti ada retakan-retakan didalamnya.
- Thin film
Panel surya thin film (film tipis) tersusun dari lapisan sel surya dan lapisan
dasar, keduanya digabungkan menjadi satu bagian yang masih tetap ringan, tipis, dan
fleksibel. Apabila diamati lebih dekat terlihat dua lapisan pada panel jenis ini. Bahkan
ketebalan lapisannya bisa seukuran nanometer sampai micrometer, ketipisan lapisan
ini menjadi keunggulan jenis panel film. Hal ini menyebabkan panel thin film
menjadi panel surya dengan harga paling terjangkau. Sayangnya harga yang lebih
murah harus diimbangi dengan tingkat efisiensi yang rendah, hanya sekitar 8,5%
untuk panel surya seluas ukuran monocrystalline. Jika ingin menggunakan panel
semacam ini maka perlu jumlah yang lebih banyak untuk bisa mencapai jumlah
energi yang diinginkan.

b. Baterai

Baterai berfungsi untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya dalam
bentuk energi kimia. Baterai untuk pemakaian PLTS lazim dikenal dan menggunakan
deep cycle lead acid, artinya muatan baterai jenis ini dapat dikeluarkan (discharge)
secara terus menerus secara maksimal mencapai kapasitas nominal. Ada beberapa
kriteria baterai yang digunakan untuk PLTS, antara lain:

6
- baterai adalah jenis deep cycle,
- baterai memiliki sistem ventilasi atau katup pengatur Valve Regulated
Lead Acid (VRLA) battery,
- media elektrolit jenis cair, gel atau AGM (Absorbed Glass Mat),
- elektroda positip jenis tubular,
- tegangan per sel (VPC) 2 volt dc,
- kapasitas per sel baterai minimal 1800 Ah pada C20 discharge,
- Mampu bertahan hingga temperature 45 0C.

c. Solar Charge Controller

Dalam penggunaan panel surya dengan sistem off-grid, terdapat sebuah alat yang
penting untuk diperhatikan. Alat tersebut adalah SCC (Solar Charge Controller),
terpasang di antara panel surya dan baterai. SCC adalah sebuah alat elektronik yang
berguna mengatur arus listrik yang masuk ke dalam baterai. Fungsi Utama dari Solar
Charge Controller antara lain:

- Menyesuaiakan arus listrik yang masuk ke dalam baterai, supaya baterai


tidak mengalami overcharge atau kelebihan pengisian yang berakibat beterai
bisa cepat rusak. Dengan begitu, baterai selalu dalam keadaan kondisi penuh,
tetapi tanpa harus overcharge.

- Menghindari baterai Over Discharge atau baterai dalam keadaan lemah.


Artinya, apabila baterai dalam kondisi lemah atau tegangannya turun terlalu
rendah, SCC akan menghentikan aliran ke beban. Ini penting, kerena apabila
baterai dalam kondisi tegangan sangat rendah, beterai akan cepat rusak.

- Menghentikan arus terbalik ketika tidak ada sumber energi matahari yang
memadai. Ketika mendung yang sangat gelap atau pada malam hari, beterai
tidak bisa di charge. Itu memungkinkan terjadinya aliran listrik dari baterai
ke solar panel. Dengan adanya SCC, hal itu tidak akan terjadi.

7
Ada beberapa jenis Solar Charge Controller yang umum digunakan, antara lain
seperti tabel dibawah ini :

Nomor Nama Solar Charge Kelebihan


Controller
1 MPPT (Maximum Power - Memiliki efisiensi yang tiggi.
Point Tracking) - Cocok digunakan untuk pemasangan panel surya
dengan skala besar.
- Ketika beterai dalam keadaan lemah, kinerjanya
malah lebih baik.
- Dapat mengambil mengambil daya maksimum
dari PV.

2 PWM (Pulse Widh - Memiliki harga yang lebih ekonomis.


Modulation) - Cocok digunakan untuk pemasangan panel surya
dengan skala kecil.
- Ketika beterai dalam keadaan penuh, kinerjanya
malah lebih baik.
- Lebih awat karena PWM menggunakan
komponen yang lebih sedikit.

Tabel 2.1 Jenis Solar Charger Controller

8
d. Inverter

Inverter Inverter adalah “jantung” dalam sistem suatu PLTS. Inverter berfungsi
mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus bolak
balik (AC). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan inverter adalah:

- Kapasitas/daya inverter
Daya inverter harus mampu melayani beban pada kondisi daya rata-rata,
tipikal dan surja. Secara praktis, kapasitas inverter dihitung sebesar 1,3 x
beban puncak.
- Tegangan masukan inverter
Pada kondisi beban naik turun, tegangan keluaran panel surya dapat mencapai
tegangan tanpa beban (Voc). Untuk menghindarkan kerusakan akibat kenaikan
tegangan, tegangan masukan inverter dihitung = 1,1 – 1,15 Voc string PV.
- Arus masukan inverter
Pada kondisi sinar matahari sangat terik, panel surya dapat menghasilkan arus
seolah-olah pada kondisi tanpa beban (Isc). Untuk menghindarkan kerusakan
akibat kenaikan tegangan, secara praktek kapasitas arus input inverter
dihitung = 1,1 – 1,15 Isc string PV.
- Inverter memiliki beberapa kualitas berdasarkan mutu daya keluarannya.
Ada yang sinus murni, modified square wave atau square wave. Pilihlah yang
memiliki kualitas sinus murni agar mampu memberikan suplai bagi seluruh
jenis beban.
- Pilih inverter yang menggunakan sistem komutasi elektronik dengan
Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT).
- Memiliki sistem pengaturan MPPT (Maximum Power Point Tracking)
dengan metoda PWM (Pulse Width Modulation).
- Mampu bekerja pada temperatur sampai dengan 45° C.

9
2.4 Kelebihan dan Kekurangan PLTS

Pada perencanaan dalam membuat suatu pembangkitan, kita juga tidak bias
lepas dari apa kelebihan dan kekurangan pembangkitan yang akan kita buat. Begitu
juga dengan PLTS, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembangkitan ini
yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Kelebihan PLTS
- Sumber Energi Terbarukan
Di antara semua manfaat panel surya, yang terpenting adalah karena energi
matahari merupakan sumber energi yang benar-benar terbarukan. Itu dapat
dimanfaatkan di semua wilayah di dunia dan tersedia setiap hari. Kita tidak bisa
kehabisan energi matahari, tidak seperti beberapa sumber energi lainnya. Energi
matahari akan dapat diakses selama kita memiliki matahari, oleh karena itu sinar
matahari akan tersedia bagi kita setidaknya selama 5 miliar tahun ketika menurut
para ilmuwan matahari akan mati.
- Mengurangi Tagihan Listrik
Karena Kamu akan memenuhi sebagian kebutuhan energimu dengan listrik yang
dihasilkan tata surya, tagihan listrikmu akan turun. Berapa banyak kamu
menghemat tagihan akan tergantung pada ukuran tata surya dan penggunaan
listrik atau panas. Selain itu, kamu tidak hanya akan menghemat tagihan listrik,
tetapi juga kemungkinan untuk menerima pembayaran atas kelebihan energi yang
kamu ekspor kembali ke jaringan. Jika kamu menghasilkan lebih banyak listrik
daripada yang kamu gunakan (mengingat sistem panel surya Kamu terhubung ke
jaringan).
- Biaya Perawatan Rendah
Sistem energi surya umumnya tidak membutuhkan banyak perawatan. Kamu
hanya perlu menjaganya tetap bersih, jadi membersihkannya beberapa kali dalam
setahun sudah cukup. Jika ragu, kamu selalu dapat menghubungi perusahaan
pembersih khusus, yang menawarkan layanan ini. Beberapa produsen panel surya
paling menawarkan garansi 20-25 tahun. Juga, karena tidak ada bagian yang

10
bergerak, tidak ada keausan. Inverter biasanya satu-satunya bagian yang perlu
diganti setelah 5-10 tahun karena terus bekerja mengubah energi matahari menjadi
listrik dan panas.
- Pengembangan Teknologi
Teknologi dalam industri tenaga surya terus berkembang dan peningkatannya akan
meningkat di masa depan. Inovasi dalam fisika kuantum dan nanoteknologi
berpotensi dapat meningkatkan efektivitas panel surya dan menggandakan, atau
bahkan tiga kali lipat, input listrik dari sistem tenaga surya.

b. Kekurangan PLTS
- Biaya pemasangan yang mahal
Biaya awal untuk membeli tata surya cukup tinggi. Ini termasuk pembayaran panel
surya, inverter, baterai, kabel, dan untuk pemasangan. Namun demikian, teknologi
tenaga surya terus berkembang, jadi dapat diasumsikan bahwa harga akan turun di
masa mendatang.
- Ketergantungan Pada Cuaca
Meskipun energi matahari masih dapat dikumpulkan selama hari mendung dan
hujan, efisiensi tata surya menurun. Panel surya bergantung pada sinar matahari
untuk mengumpulkan energi matahari secara efektif. Oleh karena itu, beberapa
hari hujan yang mendung dapat memberikan efek yang nyata pada sistem
energi. Kamu juga harus memperhitungkan bahwa energi matahari tidak dapat
dikumpulkan pada malam hari. Di sisi lain, jika kamu juga memerlukan solusi
pemanas air untuk bekerja di malam hari atau selama musim dingin, panel
termodinamika adalah alternatif untuk dipertimbangkan.
- Penyimpanan Energi Surya Mahal
Energi matahari harus segera digunakan, atau dapat disimpan dalam baterai
besar. Baterai ini, yang digunakan dalam sistem tata surya off-the-grid, dapat diisi
daya pada siang hari sehingga energinya digunakan pada malam hari. Ini adalah
solusi yang bagus untuk menggunakan energi matahari sepanjang hari, tetapi juga
cukup mahal. Dalam kebanyakan kasus, akan lebih cerdas jika hanya

11
menggunakan energi matahari di siang hari dan mengambil energi dari jaringan
pada malam hari (kamu hanya dapat melakukan ini jika sistemmu terhubung ke
jaringan).
- Menggunakan Banyak Ruang
Semakin banyak listrik yang ingin kamu hasilkan, semakin banyak panel surya
yang kamu butuhkan, karena ingin mengumpulkan sinar matahari sebanyak
mungkin. Panel surya PV membutuhkan banyak ruang dan beberapa atap tidak
cukup besar untuk memuat jumlah panel surya yang kamu inginkan. Alternatifnya
adalah memasang beberapa panel di halamanmu tetapi mereka harus memiliki
akses ke sinar matahari. Jika kamu tidak memiliki ruang untuk semua panel yang
kamu inginkan, kamu dapat memilih untuk memasang lebih sedikit untuk tetap
memenuhi sebagian kebutuhan energimu.
- Terkait dengan Polusi
Meskipun polusi yang terkait dengan sistem energi matahari jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan sumber energi lain, energi matahari dapat dikaitkan dengan
polusi. Transportasi dan pemasangan tata surya telah dikaitkan dengan emisi gas
rumah kaca. Ada juga beberapa bahan beracun dan produk berbahaya yang
digunakan selama proses pembuatan sistem fotovoltaik surya, yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi lingkungan. Namun demikian, polusi energi
matahari jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi alternatif lainnya.

2.5 Perkembangan PLTS di Indonesia

Sebagai upaya Pemerintah dalam mencapai target energi baru dan terbarukan
(EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) telah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 26 Tahun 2021 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang
Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik untuk Kepentingan Umum (IUPTLU).

12
Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, target PLTS
Atap sebesar 3,6 GW yang akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2025, akan
berdampak positif pada hal-hal diantaranya:

a. Berpotensi menyerap 121.500 orang tenaga kerja;

b. Berpotensi meningkatkan investasi sebesar Rp. 45 Triliun s/d Rp. 63,7 Triliun
untuk pembangunan fisik PLTS dan Rp. 2,04 Triliun s/d Rp. 4,1 Triliun untuk
pengadaan kWh Exim;

c. Mendorong tumbuhnya industri pendukung PLTS di dalam negeri dan


meningkatkan daya saing dengan semakin tingginya Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN);

d. Mendorong green product sektor jasa dan green industry untuk menghindari
penerapan carbon border tax di tingkat global;

e. Menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 4,58 Juta Ton CO2e;

f. Berpotensi mendapatkan penerimaan dari penjualan Nilai Ekonomi Karbon


sebesar Rp 0,06 Triliun/tahun (asumsi harga karbon 2 USD/ton CO2e).

Adapun substansi pokok dari Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2021 yaitu:

1. Ketentuan ekspor kWh listrik ditingkatkan dari 65% menjadi 100%;

2. Kelebihan akumulasi selisih tagihan dinihilkan, diperpanjang dari 3 bulan


menjadi 6 bulan;

3. Jangka waktu permohonan PLTS Atap menjadi lebih singkat (5 hari tanpa
penyesuaian Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dan 12 hari dengan adanya
penyesuaian PJBL);

13
4. Mekanisme pelayanan berbasis aplikasi untuk kemudahan penyampaian
permohonan, pelaporan, dan pengawasan program PLTS Atap;

5. Dibukanya peluang perdagangan karbon dari PLTS Atap;

6. Tersedianya Pusat Pengaduan PLTS Atap untuk menerima pengaduan dari


pelanggan PLTS Atap atau Pemegang IUPTLU; dan

7. Perluasan pengaturan tidak hanya untuk pelanggan PLN saja tetapi juga
termasuk pelanggan di Wilayah Usaha non-PLN (Pemegang IUPTLU).

Berikut adalah beberapa contoh PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di


Indonesia beserta besar kapasitasnya:

- PLTS Likupang

PLTS terbesar di Indonesia yang pertama adalah 64.620 panel surya yang tersusun
di Desa Wineru, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi
Sulawesi Utara. Panel surya ini terbentang di ladang seluas 29 hektar. PLTS
Likupang digunakan secara masif sebagai sumber energi listrik terbaru sejak 5
September 2019. Rata-rata panel surya ini mampu menyalurkan listrik sebesar 15
MW setiap harinya. PLTS Likupang dapat dianggap menjadi PLTS terbesar di
Indonesia karena mampu mendukung sistem jaringan listrik dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN) di kawasan Sulawesi Utara-Gorontalo. Sistem produksi listrik PLTS
Likupang terhubung langsung jaringan listrik milik PLN secara online tanpa baterai.
PLTS Likupang dibangun sejak adanya Power Purchase Agreement (PPA) pada akhir
2017 dan memakan waktu pembangunan sekitar 1,5 tahun dengan total biaya
investasi mencapai USD 29,2 juta.

- PLTS Oelpuah

PLTS terbesar di Indonesia yang kedua adalah PLTS Oelpuah, NTT panel surya
dengan kapasitas sebesar 5 MW. PLTS milik PT Lembaga Elektronik Nasional
(LEN) tersebut membantu PLN mengatasi defisit di sistem Timor di mana terdapat

14
pemadaman bergilir selama siang hari. Pemadaman bergilir tersebut bisa diatasi sejak
akhir Desember 2016 lalu yang menjadi awal beroperasinya PLTS ini. Ribuan panel
surya terbentang di atas lahan seluas 7,5 Ha di mana satu unit panel mampu
menghasilkan listrik sekitar 230 watt. Energi ini bisa dijual kembali ke pihak PLN
dengan harga US¢25 per kWh dengan waktu kontrak selama 20 tahun. Listrik akan
didistribusikan ke konsumen sesuai kebutuhan. Diketahui, PLTS Oelpuah tidak
memerlukan biaya operasional yang besar layaknya diesel yang membutuhkan ribuan
liter solar untuk melistriki daerah NTT. PLTS Oelpuah beroperasi dari jam 07.30-
17.00 WITA setiap harinya dengan rata-rata produksi sekitar 3-4 MW. Angka
produksi ini tergantung kondisi cuaca. PLTS ini memang membutuhkan biaya
investasi yang cukup mahal. Meski begitu, potensi besar dari PLTS ini cukup wajar
untuk dilirik mengingat kelebihannya.

- PLTS CCA (CocaCola Amatil)

PLTS terbesar di Indonesia yang ketiga adalah PLTS Coca Cola Amatil yang
berada di Cikarang Barat. PLTS ini memiliki atap panel surya terbesar di ASEAN
dan telah diresmikan pada September 2020. Seperti yang dijelaskan di atas, saat ini
pemerintah memang sedang mendorong kontribusi renewable energy (energi baru
terbarukan) menjadi 23% di tahun 2025 dan akan ditingkatkan setiap tahunnya.
Melalui PLTS CCA ini, pemerintah berharap negara Indonesia bisa terus
mengakselerasi pengembangan energi terbarukan dan memiliki panel surya terbesar
di wilayah Asia Pasifik.

15
- PLTS Waduk Cirata

Terakhir adalah PLTS Waduk Cirata yang berada di Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat (Jabar) yang mulai dibangun tahun ini. Diketahui, PLTS ini merupakan
PLTS yang terbesar di Asia dan PLTS terapung pertama di Indonesia.

PLTS Terapung Cirata ini dibangun oleh PT Pembangkit Jawa-Bali Investasi (PJI),
anak perusahaan PT PLN yang bermitra dengan Masdar. Masdar adalah perusahaan
yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA). PLTS Waduk Cirata merupakan salah satu
project solar panel ramah lingkungan dan terbesar di Asia Tenggara dengan besaran
145 megawatt.

2.6 Perencanaan dalam Pembuatan PLTS

Dalam pembuatan sebuah PLTS tentu saja harus dilakukan perencanaan secara
matang dan meyeluruh. Perencanaan tersebut harus mencakup berapa besar kapasitas
pembangkit yang akan dibangun, jumlah komponen pendukung untuk menghasilkan
daya yang ditentukan,daerah dan luas area yang akan digunakan sebagai lahan
pembangkitan, jalur distribusi kepada pelanggan dan juga keamanan serta
kenyamanan dari lingkungan sekitar. Berikut ini saya lampirkan sebuah contoh
perencanaan dari PLTS Atap yang bisa diaplikasikan di rumah tangga.

16
No Pemakaian Jumlah Konsumsi Waktu Total Pemakaian
Daya (Watt) Pemakaian Daya (WHr)
1 Lampu Taman 1 10 12 120
2 Lampu Teras 2 10 1 120
3 Lampu Ruang 2 30 2 180
Tamu
4 Lampu Kamar 3 30 6 180
5 Lampu Kamar 3 18 6 72
Mandi
6 Lampu Dapur 2 30 4 180
7 Kipas angin 1 50 6 300
8 AC Kamar 1/2 3 1200 8 9600
PK
9 AC ruang 1 700 4 2400
tamu 1 PK
10 Kulkas 1 100 24 2400
11 Rice Cooker 1 300 2 600
12 TV 2 200 4 800
13 Pompa Air 1 150 2 300
14 Dispenser 1 300 4 1200
Total Pemakaian 3128 Watt 18,452WHr
Daya

Tabel 2.2 Contoh beban listrik di rumah tangga

Dengan kebutuhan beban seperti tabel diatas, maka kebtuhuna listrik rata - rata
18 – 20 Kwh / hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka kita harus
mengakumulasi berapa besar komponen yang harus kita sediakan seperti berikut ini.

a. Baterai

Dengan Pemakaian Daya Harian 18-20 Kwh dengan spesifikasi baterai 12V
200aH maka baterai yang diperlukan sebanyak :

17
- Total Daya : 12 x 200 = 2400 Wh
- Agar baterai awet maka kita batasi penggunaan nya sekitar 80%. Sehingga
kapasitas 1 baterai : 12x200x80% = 1920 Wh = 1,9 KWh
- Jadi, total baterai yang dibutuhkan : 20 KWh / 1,9 Kwh = 10,5 = 11
Baterai

b. Solar Panel

Rata-Rata tingkat radiasi matahari di batam adalah 6 jam per hari, dan dengan
Menggunakan Panel 300 WP Polycrystaline maka :
- 20 KWh / 300x6 = 20.000/1800 = 11.1 atau 12 Panel 300 WP
c. Inverter

- Firstquarter : Beban puncak bila semua alat elektronik terpakai adalah


3128 Watt
- Secondquarter : Kapasitas inverter minimal 1.3 x beban puncak.
- Thirdquarter : 3128 watt x 1.3 = 4000 Watt
- Fourthquarter : Dapat menggunakan inverter Pure Sine Wave 4000 Watt
d. Solar Charge Controller

Dengan kapasitas baterai 20 KWh Solar Charge Controller (SSC) yang dibutuhkan
adalah SSC 30A.
Dengan kebutuhan komponen seperti siatas, bisa kita hitung biaya yang
dibutuhkan dalam membuat PLTS Atap sebagai berikut.

No Nama Komponen Harga / Unit Jumlah Unit Total Harga


1 Baterai Rp 3,590,000 11 Rp 39,490,000

2 Panel Solar Rp 1,680,000 12 Rp 20,160,000

3 Inverter + SCC Rp 5,500,000 1 Rp 5,500,000

Tabel 2.3 Harga komponen – kompoen PLTS Atap

18
Dengan harga yang telah tertera di atas, maka total biaya adalah:

No Nama Komponen Harga Keseluruhan


1 Baterai Rp. 39.490.000,-
2 Solar Panel Rp. 20.160.000,-
3 SSC+Inverter Rp. 5.500.000,-
4 Biaya Instalasi Rp. 5.000.000,-
Total Biaya Rp. 70.150.000

Tabel 2.4 Total Biaya Investasi PLTS Atap

Dengan Pemakaian Rata-Rata Harian 18,45 Kw


- Total Pemakaian sebulan 30 x 18.45 Kwh = 553.5 Kwh
- Tarif Listrik BRIGHT Batam untuk R1/TR 2200VA :Rp 1.360,-/Kwh,
- Biaya Beban R1/TR 2200VA : Rp 54.119
Total Tagihan Listrik PLN : Rp. 1.360 x 553.5 = Rp 752.760 + Rp 54.119 = Rp.
806.879 per Bulan
Dengan demikian dapat dihitung Break Even Point (BEP) hasil akhir dari investasi
dibagi dengan rata – rata jumlah tagihan listrik perbulan :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖


𝐵𝐸𝑃 =
𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

70.150.000
=
807.000

= 87 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 = 7,25 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Break Even Point ini hanya dihitung untuk total awal investasi nya saja sedangkan
ketika system PLTS sudah berjalan maka harus ada biaya perawatan dan
pemeliharaan yang berjalan secara berkala. Untuk biaya tersebut bisa dihitung
berdasarkan besarnya PLTS yang dibangun. Yang mana semakin besar PLTS maka
akan semakin tinggi pula biaya pemeliharaannya.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi PLTS


memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi dan memperkuat
infrastruktur energi. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti
ketersediaan lahan, biaya, dan dampak lingkungan. Implementasi yang tepat dan
terukur sangat penting agar PLTS dapat berkembang sebagai sumber energi yang
dapat diandalkan. Dengan mempelajari dan mengimprovisasi kekurangan yang ada
pada PLTS sekarang, mungkin dimasa yang akan datang PLTS akan menjadi salah
satu Energi Terbarukan yang paling banyak digunakan.

3.2 Saran

a. Peningkatan Edukasi: Edukasi mengenai PLTS harus ditingkatkan agar masyarakat


lebih mengerti tentang manfaat dan potensi dari PLTS sebagai sumber energi
alternatif.
b. Perlindungan Lingkungan: Dalam pengembangan PLTS, penting untuk
memperhatikan aspek lingkungan dan mengambil tindakan untuk meminimalisir
dampak negatif pada lingkungan.
c. Peningkatan Infrastruktur: Infrastruktur yang mendukung pengembangan PLTS
harus ditingkatkan, termasuk jaringan listrik dan akses ke pasokan material.
d. Penggunaan Teknologi Terbaru: Teknologi terbaru dalam PLTS harus
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangkit listrik tenaga
surya.
e. Dukungan Pemerintah: Pemerintah harus memberikan dukungan keuangan dan
regulasi yang memadai untuk mempromosikan pengembangan PLTS.

20
f. Kerjasama Internasional: Kerjasama dengan negara lain yang memiliki pengalaman
dan keahlian dalam PLTS harus ditingkatkan untuk mempercepat pengembangan
PLTS di Indonesia.
g. Partisipasi Masyarakat: Partisipasi masyarakat harus ditingkatkan dalam
pengembangan PLTS, baik dalam bentuk investasi maupun dalam bentuk edukasi dan
keterlibatan dalam proses pengembangan.
h. Studi Kebutuhan Energi: Studi mengenai kebutuhan energi di wilayah-wilayah
tertentu harus dilakukan sebelum pembangunan PLTS dilakukan, agar dapat
memastikan bahwa PLTS dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat setempat.
i. Peningkatan Akses Listrik: Akses listrik harus ditingkatkan, terutama di wilayah-
wilayah yang belum teraliri listrik, agar masyarakat dapat memanfaatkan potensi
PLTS sebagai sumber energi.
j. Pengembangan PLTS Skala Kecil: Pengembangan PLTS skala kecil harus
ditingkatkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah energi di daerah-daerah
terpencil.
Dengan melakukan hal-hal di atas, diharapkan pengembangan PLTS di Indonesia
dapat berkembang dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat
serta membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/solar-kita/4-lokasi-plts-terbesar-di-indonesia-1wOnBgurkwS

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2020). Panduan Perencanaan dan
Pemanfaatan PLTS atap di Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2021 tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik
Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum
(IUPTLU).

https://www.plnbatam.com/wp-content/uploads/2022/08/PERGUB-KEPRI-NO-22-
TAHUN-2017-TMP-dan-Biaya-yang-terkait-dengan-Penyaluran-Tenaga-Listrik-
oleh-PLN-Batam_lamp-UJL-baru

22

Anda mungkin juga menyukai