Anda di halaman 1dari 51

TRANSMISI DAYA ELEKTRIK

DISUSUN OLEH :
Feldeo Syahrian
NPM 13119007
Felix Tampubolon
NPM 13119010
1. Perhitungan RLC saluran transmisi

Resistansi dari kawat penghantar saluran transmisi adalah penyebab yang terpenting dari
rugi-rugi daya (trtower /osses) pada saluran transmisi. Jika tidak ada keterangan lain, maka
yang dimaksudkan dengan istilah resistansi adalah resistansi efektif. Resistansi efektif dari
suatu kawat penghantar adalah :

di mana rugi daya dinyatakan dalam Watt dan I adalah arus rms pada kawat penghantar
dalam Amper. Resistansi efektif adalah sama dengan resistansi arus searah (dc) dari saluran
jika terdapat distribusi arus yang merata (uniform) di seluruh kawat penghantar. Akan
dibahas sedikit tentang distribusi arus yang tidak merata setelah mengulang beberapa konsep
dasar dari resistansi dc. Resistansi dc diberikan oleh persamaan di bawah ini.

dengan F adalah resistivitas kawat penghantar dalam satuan ohm meter, I adalah panjang
kawat penghantar dalam satuan meter, dan A adalah luas penampang kawat penghantar
dalam satuan meter.

Resistansi dc dari kawat penghantar lilitan (stranded) adalah yang lebih besar dihitung dari
Persamaan (4.2), karena pembentukan lilitan-lilitan membuatnya menjadi lebih panjang dari
kawat penghantar itu sendiri. Kenaikan resistansi karena pembentukan lilitan diperkirakan
mencapai I % untuk kawat penghantar yang tiga serat dan 2 o/o tnbtk kawat penghantar
lilitan konsentris.

Perubahan resistansi kawat penghantar logam dengan berubahnya temperatur boleh


dikatakan linier pada batas-batas pengoperasian yang normal. Jika temperatur dilukiskan
pada sumbu tegak dan resistansi pada sumbu mendatar, seperti pada Gambar 4.1,
perpanjangan dari bagian garis lurus dari grafik memberikan suatu cara yang mudah untuk
mengoreksi resistansi jika temperatur berubah-ubah. Titik pertemuan dari perpanjangan
garis dengan sumbu temperatur di mana resistansi sama dengan nol adalah konstanta untuk
bahan logam bersangkutan. Dalam Gambar 4.1 dapat ditentukan persamaan
*Resistansi kawat penghantar logam sebagai fungsi temperatur

dengan R1 dan R2 berturut-turut adalah resistansi kawat penghantar pada temperatur-


temperatur tr dan fu dalam satuan derajat Celcius dan T adalah konstanta yang ditentukan
dari grafik. Harga-harga dari konstanta T adalah sebagai berikut

Distribusi arus yang merata di seluruh penampang suatu kawat penghantar hanya terdapat
pada arus searah (direct current). Dengan meningkatnya frekuensi arus bolak-balik, distribusi
arus makin tidak merata (nonunifurm). Meningkatnya frekuensi menyebabkan tidak
meratanya kerapatan arus (current density). Fenomena ini disebut juga efek kulit (sftin
effect). Dalam suatu kawat penghantar yang berpenampang bulat, kerapatan arus meningkat
dari dalam kawat penghantar ke arah permukaannya. Tetapi untuk kawat penghantar dengan
jari-jari yang cukup besar maka mungkin terjadi kerapatan arus yang berosilasi terhadap jarak
radial dari titik tengah penampang kawat penghantar.

Seperti dapat dilihat dalam pembahasan tentang induktansi, beberapa garis fluks magnetis
juga terdapat di sebelah dalam kawat penghantar. Serat-serat dalam kawat penghantar tidak
diliputi oleh fluks dalam (internal) dan fluks yang meliputi serat dekat permukaan lebih sedikit
dari fluks yang meliputi serat di bagian dalam kawat penghantar. Fluks bolak-balik
mengimbaskan tegangan yang lebih tinggi pada serat-serat di bagian dalam, daripada yang
diimbaskan pada serat-serat di dekat permukaan kawat penghantar. Menurut hukum Lenz,
tegangan yang diimbaskan akan melawan perubahan arus yang menyebabkannya, dan
meningkatkan tegangan imbas pada serat-serat di bagian dalam yang menyebabkannya,
meningkatnya kerapatan arus pada serat-serat yang lebih dekat ke permukaan kawat
penghantar, dan karena itu resistansi efektif pun meningkat. Untuk kawat penghantar yang
besar, bahkan pada frekuensi tenaga listrik, efek kulit sudah merupakan faktor yang penting.
Definisi Induktansi
Untuk mendefenisikan induktansi pada suatu rangkaian, tentukan tegangan induksi pada
suatu rangkaian. Tegangan induksi pada suatu rangkaian dinyatakan sebagai

dengan y menyatakan garis-garis fluks pada rangkaian dalam satuan Weber-Turns (Wb-T). Jika
garis-garis fluks ini berbanding lurus dengan arus, dan tegangan induksi adalah sebanding
dengan kecepatan arus. Jadi persamaan dasar kedua adalah

dengan L adalah induktansi rangkaian dalam satuan rupakan fungsi dari arus i(l). Dalam suatu
rangkaian rangkaian dengan permeabilitas konstan, garis-garis dengan arus, begitu pula
dengan induktansi, sehingga Henry, yang memagnetik, seperti fluks sebanding

Jika arusnya bolak-balik, persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut

dengan mengubah dldt menjadi ia dapat diperoleh tegangan jatuh pada arus bolak-balik
dalam kondisi stabil sehingga sehubungan dengan garisgaris fluks ini adalah

Jika arus I2 menghasilkan garis-garis fluks dengan rangkaian yang satu terhadap yang lain,
maka induktansi bersama antara dua rangkaian adalah:
Tegangan jatuh pada rangkaian yang satu karena rangkaian yang lainnya adalah

Konsep impedansi bersama diperlukan ketika membahas hubungan antara saluran paralel
dan pengaruh saluran daya pada saluran telepon.

INDUKTANSI PADA KAWAT PENGHANTAR PEMBAWA ARUS


Dalam pembahasan ini akan ditentukan induktansi pada kawat penghan- tar pembawa arus.
Induktansi ini didapat dari persamaan hubungan fluks pada kawat penghantar silinder
panjang tak terhingga yang terisolasi dengan arus bolak-balik. Pada sistem yang membenfuk
rangkaian tunggal, fluks yang menghubungkannya berupa suatu garis lingkaran konsentris.
Dari sistem ini didapat dua pembahasan untuk menentukan induktansi dari persamaan
hubungan fluks, yaitu induktansi dari fluks internal dan induktansi dari fluks eksternal pada
kawat penghantar.

INDUKTANSI KARENA FLUKS INTERNAL


Gambar 4.2 menunjukkan tampilan penampang kawat penghantar silinder panjang dengan
membawa arus I.

*Penampang suatu kawat penghantar berbentuk silinder


3. Macam – Macam Konduktor
2. Konfigurasi Saluran
3. Macam – Macam Konduktor

Jenis kawat penghantar yang digunakan pada saluran transmisi adalah tembaga dengan
konduktivitas 100% (Cu 100%), tembaga dengan konduktivitas 97,5o/o (Cu 97,5o/o) atau
aluminium dengan konduktivitas 6l% (Al 6l%). Kawat penghantar aluminium terdiri dari
berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut:
AAC
All-Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya dibuat dari aluminium.

AAAC
All-Aluminium-Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
campuran aluminium.

ACSR
Aluminium conductor, steel-Reinforced, yait.t kawat penghantar aluminium berinti kawat
baja.

ACAR
Aluminium conductor, Alloy Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat
dengan logam campuran.

Kawat penghantar tembaga mempunyai kelebihan dibanding kawat penghantar aluminium


karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Kelemahannya, untuk besar tahanan yang
sama, tembaga lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal. oleh karena itu kawat
penghantar aluminium telah menggantikan kedudukan kawat tembaga.

Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium digunakan campuran aluminium
(Aluminium Altoy). untuk saluran transmisi tegangan tinggi, di mana jarak
antartianglmenarajauhnya sampai ratusan meter) maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih
tinggi. Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.

Gambar 1.4 memperlihatkan penampang dari suatu kawat penghantar ACSR yang banyak
digunakan. penghantar tersebut terdiri dari 7 serat bajalsteel (.sl) yang membentuk inti
tengah, sedangkan di sekelilingnya terdapat dua lapisan serat aluminfum (AI) dengan 24
serat. Kawat penghantar semacam ini dispesifikasikan sebagai 24All7st atau2417 saja.

Kawat Tanah

Kawat tanah atau ground wires disebut juga sebagai kawat pelindung atau shield wires yang
berguna untuk melindungi kawat penghantar atau kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi
kawat tanah itu dipasang di atas kawat fasa. Sebagai kawat tanah umumnya dipakai kawat
baja (steel wires) yang lebih murah tetapi tidak jarang juga memakai kawat ACSR.

Anda mungkin juga menyukai