PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga dari keseluruhan
instalasi itu, ongkos pemasangan, dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin.Rugi-rugi
daya listrik yang hilang harus sekecilmungkin, Rugi tegangan maksimal 5 % dari tegangan
sumber.
Syarat Keamanan
Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan keselamatan jiwa
manusia, terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya
gangguan seperti : gangguan hubung singkat, gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih,
dan sebagainya.
Syarat Keandalan
Tujuan percobaan instalasi Instalasi Tenaga (Dasar) yaitu agar mahasiswa mampu
memahami dasar-dasar instalasi tenaga, melakukan instalasi tenaga listrik dan mampu
memahami dan mengembangkan aplikasi instalasi listrik tenaga
1.3 Tujuan Percobaan
Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana
penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat beban. Sementara untuk “Sistem Instalasi”
adalah cara pemasangan penyalur tenaga listrik, dimana pemasangannya harus sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan di dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Oleh
karena sumber tenaga listrik untuk beban memiliki kondisi dan persyaratan-persyaratan
tertentu, maka sarana penyampaiannya pun dikehendaki memenuhi persyaratan tertentu pula.
Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan tersebut antara lain :
a) Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan, frekuensi dan daya
nominal tertentu.
b) Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
c) Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan itu
sendiri, bagi manusia pengguna dan bagi lingkungannya.
Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem penyampaian tenaga listrik
dituntut beberapa kriteria :
2.2 Kontaktor
Penyaluran energi listrik dan pusat listrik dilakukan dengan kabel dan dengan saluran
udara. Untuk mengurangi kerugian, digunakan tegangan tinggi. Keuntungan transmisi dengan
saluran udara dibandingkan dengan penggunaan kabel tanah adalah :
b. Pendinginannya baik
Sistem tegangan yang digunakan berbeda-beda. Di Indonesia untuk transmisi dari pusat
listrik ke gardu induk kebanyakan digunakan 70 kV. Untuk transmisi ini umumnya digunakan
saluran udara. Untuk penyaluran dari gardu induk ke gardu transformator menggunakan
tegangan 20 kV. Penyaluran ini menggunakan saluran udara atau kabel bawah tanah. Untuk
distribusi lokal, yaitu penyaluran dan gardu transformator ke konsumen, menggunakan
tegangan 220/380 V. Untuk jaringan distribusi ini kebanyakan digunakan saluran udara,
kecuali di bagian-bagian kota yang padat atau kalau keindahan lingkungannya harus
diutamakan. Oleh karena itu perlu pertimbangan yang cukup matang.
BAB 3
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 alat dan bahan
Lihat di pdf
Lihat di pdf
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Prinsip kerja contactor sama seperti relay, dalam contactor terdapat beberapa saklar yang
dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar dengan
jenis NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil
elektromagnetik untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik contactor
diberikan sumber tegangan listrik AC maka saklar pada contactor akan terhubung, atau berubah
kondisinya, yang semula FF menjadi ON dan sebaliknya yang awalnya ON menjadi OFF.
Untuk memahami prinsip kerja contactor dapat dilihat dari gambar skema contactor berikut.
4.2 Pembahasan
1. untuk tujuan keamanan, sebuah kontaktor dapat saja dihubungkan dengan fungsi
alarm, skring maupun sensor panas atau peralatan lainnya. Fungsi kontaktor
listrik dan cara kerjanya untuk otomasi banyak dipakai pada mesin produksi
otomatis. Signal dari alat kontrol yang memiliki amper kecil hanya dipergunakan
sebagai pemicu, sedangkan arus utama akan dipasang melalui pole di kontaktor
untuk mengalirkan arus yang lebih besar. Pada ilustrasi di atas, merupakan sebuah
kontaktor dengan output 3 phase. Namun untuk penggunaan pada listrik 1 phase
adalah dimungkinkan. Cara pemasangannya cukup menggunakan salah satu pole
pada kontaktor tersebut saja jika dipergunakan pada listrik 1 phase.
H.Hazairin Samaulah. 2002, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Penerbit Unsri, Bandung.
Daryanto. 2006. Teknik Pengerjaan Listrik. Cetakan Ketiga. Edisi pertama. Jakarta : Bumi
Aksara