PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pemakaian dan pemeliharaan
transformator arus beserta pengertian transformator arus serta sistem kerjanya
dan untuk persyaratan matakuliah yang diambil.
1
BAB II
DASAR TEORI
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan,
misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak
jauh.
Dasar teori dari transformator adalah apabila ada arus listrik bolak-balik yang
mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi
magnet dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet,
sehingga akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL).
Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat,
diantaranya adalah :
2
1. Trafo Daya
Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI Pembangkit dan
GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI
Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan
transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI Distribusi, trafo digunakan untuk
menurunkan tegangan transmisi ke tegangan primer/menengah (11,6/20kV).
3
2. Trafo Distribusi
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran
tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.
4
Gambar 2.3 Trafo Tegangan
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.
Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran
arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.
5
Gambar 2.4 Trafo arus
6
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan
pengukuran.
- Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5
Amp
Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan
GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai
jarak.
Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah pada titik
saturasinya seperti pada kurva saturasi dibawah
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga
menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut
7
dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang
terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan
yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan
lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi
kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh
arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari
kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo
dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan.
Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas
maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh
(full load) dari trafo.
Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi
menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan
tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.
Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran
pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini
mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan
dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo.
a) Flash Over
8
Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi
seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan
yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka
kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur
api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat
phasa ke tanah.
b) Bushing Kotor
Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak
trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.
9
BAB III
TRANSFORMATOR ARUS
N1 N2
P2
P1
S1
I1 I2
S2
E1 N1
E2 N 2
Dimana
N1
a ,
N2
I1 I 2 sehingga N1 N 2 ,
Rangkaian Ekivalen
I1Z1 I2Z2
U1 I0 E2 I2 I2Zb = U2
E2 4,44 B A f N 2 Volt
E2 I 2 Z 2 Z b Volt
f frekuensi (Hz)
U1 I1 Z1
I2 Z2
E
U2 IO I1
I2
IO
Im
12
o Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian
tinggi pada daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% - 120% arus
nominalnya tergantung dari kelasnya dan tingkat kejenuhan
yang relatif rendah dibandingkan trafo arus untuk proteksi.
Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan
GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai
jarak.
V
proteksi
pengukuran
13
CT Pengukuran CT Proteksi
A2
A1
Tipe Konstruksi
Tipe cincin (ring / window type) Gbr. 1a dan 1b.
Tipe cor-coran cast resin (mounded cast resin type) Gbr. 2.
Tipe tangki minyak (oil tank type) Gbr. 3.
Tipe trafo arus bushing
Tipe Pasangan.
Pasangan dalam (indoor)
Pasangan luar (outdoor)
14
Gambar 1.6. Bar Primary
Trafo arus dengan inti besi adalah trafo arus yang umum
digunakan, pada arus yang kecil (jauh dibawah nilai nominal)
terdapat kecenderungan kesalahan dan pada arus yang besar
(beberapa kali nilai nominal) trafo arus akan mengalami saturasi.
15
Trafo arus tanpa inti besi tidak memiliki saturasi dan rugi histerisis,
transformasi dari besaran primer ke besaran sekunder adalah linier
di seluruh jangkauan pengukuran, contohnya adalah koil rogowski
(coil rogowski)
16
Jenis trafo arus berdasarkan pemasangan
17
Gambar 1.9 Trafo Arus Pemasangan Dalam Ruangan
Contoh:
18
P1 P2
300/5 A
300/5 A
P1 P2
300/5 A
300/5 A
300/5 A
300/5 A
19
Jenis trafo arus berdasarkan pengenal
Pengenal primer yang biasanya dipakai adalah 150, 200, 300, 400,
600, 800, 900, 1000, 1200, 1600, 1800, 2000, 2500, 3000 dan
3600.
o Primer seri
P1 P2 P1 P2
S1 S2 S1 S2
o Primer paralel
Contoh:
P1 P2 P1 P2
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S4
21
3.4 Komponen Trafo Arus
Keterangan
22
CT tipe cincin dan cor-coran cast resin biasanya digunakan pada
kubikel penyulang (tegangan 20 kV dan pemasangan indoor). Jenis
isolasi pada CT cincin adalah Cast Resin
Tipe Tangki
4. Penjepit (clamps).
23
6. Inti dengan kumparan sekunder (core with secondary
windings).
7. Tangki (tank).
Jenis isolasi pada trafo arus tipe tangki adalah minyak. Trafo
arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran arus
tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar
ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe bushing yang
digunakan pada pengukuran arus penghantar tegangan 70 kV,
150 kV dan 500 kV.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penilisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Trafo arus yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder.
2. Sebuah trafo arus dikatakan bagus dan baik jika memiliki kekuatan isolasi yang
kuat dan baik untuk menahan arus yang besar.
3. Gangguan terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, dapat
menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut
dan menimbulkan gangguan pada trafo
4.2 Saran
1. Untuk menjaga keandalan system maka pada pemeliharaan Transformator Arus
(CT) harus dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditemtukan.
2. Fasilitas belajar dipertahankan dan perlu adanya fasilitas pendukung seperti :
buku-buku, laboratorium dan computer.
25
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agus F. Suyatno, Teknik Listrik Motor & generator Arus Bolak Balik, 1984
[2] Bakhtiar hasan, system proteksi system tenaga listrik, kuliah teknik elektro
IKIP bandung, 1989.
[3] Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik,
PT PLN (Persero).
[4] Joko Prakoso, Isna (2010). Laporan Kerja Praktek Transformator Arus dan
Pemeliharaannya pada Gardu Induk 150 kV Srondol PT. PLN (PERSERO)
P3B JB Region Jawa Tengah dan DIY UPT Semarang. Semarang: Universitas
Diponegoro
26