Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam
klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan
mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah
kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input


data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan
primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung
beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa
juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman
jaringan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis membatasi tentang Prinsip kerja,
pengoperasian Transformator Arus (CT) dan pemeliharaannya secara umum dan
tidak membahas mengenai perhitungan dalam trafo arus baik itu perhitungan
burden dan perhitungan dalam pengujian trafo arus.

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pemakaian dan pemeliharaan
transformator arus beserta pengertian transformator arus serta sistem kerjanya
dan untuk persyaratan matakuliah yang diambil.
1
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Teori Trafo

Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam


klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan
mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah
kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan,
misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak
jauh.

Dasar teori dari transformator adalah apabila ada arus listrik bolak-balik yang
mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi
magnet dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet,
sehingga akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL).

2.2. Jenis-jenis Trafo dan Penggunaannya

Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat,
diantaranya adalah :

2
1. Trafo Daya

Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI Pembangkit dan
GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI
Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan
transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI Distribusi, trafo digunakan untuk
menurunkan tegangan transmisi ke tegangan primer/menengah (11,6/20kV).

Gambar 2.1 Trafo Daya

3
2. Trafo Distribusi

Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV)


menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini tersebar luas di lingkungan
masyarakat dan mudah mengenalinya karena biasa dicantol di tiang. Oleh karena
itu, biasa juga disebut dengan gardu cantol. Dalam tulisan ini, penulis hanya
membahas tentang trafo ini saja.

Gambar 2.2 Trafo Distribusi 3 fasa

3. Trafo Tegangan (Potensial Trafo)

Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran
tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.

4
Gambar 2.3 Trafo Tegangan

4. Trafo Arus (Current Trafo)

Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.
Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran
arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.

5
Gambar 2.4 Trafo arus

2.3 Pengertian Trafo Arus

Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan


untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik
disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang
kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.

2.4 Fungsi Trafo Arus

Fungsi dari trafo arus adalah:


- Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran
primer menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran
sistem metering dan proteksi

6
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan
pengukuran.
- Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5
Amp

Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:

a). Trafo arus pengukuran

o Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian


tinggi pada daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% - 120% arus
nominalnya tergantung dari kelasnya dan tingkat kejenuhan
yang relatif rendah dibandingkan trafo arus untuk proteksi.

o Penggunaan trafo arus pengukuran untuk Amperemeter, Watt-


meter, VARh-meter, dan cos meter.

b). Trafo arus proteksi

Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat


terjadi gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari
arus pengenalnya dan tingkat kejenuhan cukup tinggi.

Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan
GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai
jarak.

Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah pada titik
saturasinya seperti pada kurva saturasi dibawah

2.5 Penyebab Gangguan Trafo

1. Tegangan Lebih Akibat Petir

Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga
menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut
7
dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang
terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan
yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan
lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi
kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh
arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari
kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo
dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan.

2. Overload dan Beban Tidak Seimbang

Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas
maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh
(full load) dari trafo.

Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi
menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan
tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.

3. Loss Contact Pada Terminal Bushing

Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran
pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini
mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan
dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo.

4. Isolator Bocor/Bushing Pecah

Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :

a) Flash Over

8
Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi
seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan
yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka
kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur
api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat
phasa ke tanah.

b) Bushing Kotor

Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan


penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus
melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini
tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena
hujan/embun.

5. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/Packing Bocor

Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak
trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :

1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.

2. Karena umur minyak trafo sudah tua.

9
BAB III

TRANSFORMATOR ARUS

3.1 Pengertian Trafo Arus

Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan


untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik
disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang
kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.

Prinsip kerja trafo arus adalah sebagai berikut:

N1 N2
P2
P1
S1
I1 I2
S2

Gambar 1.1. Rangkaian pada Trafo Arus

Untuk trafo yang dihubung singkat : I1 N1 I 2 N 2

Untuk trafo pada kondisi tidak berbeban:

E1 N1

E2 N 2

Dimana

N1
a ,
N2

I1 I 2 sehingga N1 N 2 ,

N1 jumlah lilitan primer, dan


10
N 2 jumlah lilitan sekunder.

Rangkaian Ekivalen

I1Z1 I2Z2

U1 I0 E2 I2 I2Zb = U2

Gambar 1.2. Rangkaian Ekivalen

Tegangan induksi pada sisi sekunder adalah

E2 4,44 B A f N 2 Volt

Tegangan jepit rangkaian sekunder adalah

E2 I 2 Z 2 Z b Volt

Z b Z kawat Z inst Volt

Dalam aplikasinya harus dipenuhi U1 U 2

Dimana: B kerapatan fluksi (tesla)

A luas penampang (m)

f frekuensi (Hz)

N2 jumlah lilitan sekunder

U1 tegangan sisi primer

U2 tegangan sisi sekunder

Zb impedansi/tahanan beban trafo arus


11
Z kawat impedansi/tahanan kawat dari terminasi CT ke
instrumen

Z inst impedansi/tahanan internal instrumen, misalnya


relai proteksi atau peralatan meter.

Diagram Fasor Arus dan Tegangan pada Trafo Arus (CT)

U1 I1 Z1

I2 Z2
E
U2 IO I1

I2

IO

Im

Gambar 1.3. Diagram Fasor Arus dan Tegangan pada


Trafo Arus
3.2 Fungsi Trafo Arus

Fungsi dari trafo arus adalah:


- Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran
primer menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran
sistem metering dan proteksi
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan
pengukuran.
- Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5
Amp

Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:

a). Trafo arus pengukuran

12
o Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian
tinggi pada daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% - 120% arus
nominalnya tergantung dari kelasnya dan tingkat kejenuhan
yang relatif rendah dibandingkan trafo arus untuk proteksi.

o Penggunaan trafo arus pengukuran untuk Amperemeter, Watt-


meter, VARh-meter, dan cos meter.

b). Trafo arus proteksi

Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat


terjadi gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari
arus pengenalnya dan tingkat kejenuhan cukup tinggi.

Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan
GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai
jarak.

Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah


pada titik saturasinya seperti pada kurva saturasi dibawah
(Gambar 4).

V
proteksi

pengukuran

Gambar 1.4. Kurva kejenuhan CT untuk Pengukuran dan Proteksi

- Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh


dibandingkan trafo arus proteksi sehingga konstruksinya mempunyai
luas penampang inti yang lebih kecil (Gambar 5).

13
CT Pengukuran CT Proteksi
A2
A1

Gambar 1.5. Luas Penampang Inti Trafo Arus

3.3 Jenis Trafo Arus

Jenis trafo arus menurut tipe kontruksi dan pasangannya.

Tipe Konstruksi
Tipe cincin (ring / window type) Gbr. 1a dan 1b.
Tipe cor-coran cast resin (mounded cast resin type) Gbr. 2.
Tipe tangki minyak (oil tank type) Gbr. 3.
Tipe trafo arus bushing

Tipe Pasangan.
Pasangan dalam (indoor)
Pasangan luar (outdoor)

Jenis trafo arus berdasarkan konstruksi belitan primer:

o Sisi primer batang (bar primary) dan

14
Gambar 1.6. Bar Primary

o Sisi tipe lilitan (wound primary).

Gambar 1.7 Wound Primary

Jenis trafo arus berdasarkan konstruksi jenis inti

Trafo arus dengan inti besi

Trafo arus dengan inti besi adalah trafo arus yang umum
digunakan, pada arus yang kecil (jauh dibawah nilai nominal)
terdapat kecenderungan kesalahan dan pada arus yang besar
(beberapa kali nilai nominal) trafo arus akan mengalami saturasi.

Trafo arus tanpa inti besi

15
Trafo arus tanpa inti besi tidak memiliki saturasi dan rugi histerisis,
transformasi dari besaran primer ke besaran sekunder adalah linier
di seluruh jangkauan pengukuran, contohnya adalah koil rogowski
(coil rogowski)

Jenis trafo arus berdasarkan jenis isolasi

Berdasarkan jenis isolasinya, trafo arus dibagi menjadi dua


kelompok, yaitu:

o Trafo arus kering

Trafo arus kering biasanya digunakan pada tegangan rendah,


umumnya digunakan pada pasangan dalam ruangan (indoor).

o Trafo arus Cast Resin

Trafo arus ini biasanya digunakan pada tegangan menengah,


umumnya digunakan pada pasangan dalam ruangan (indoor),
misalnya trafo arus tipe cincin yang digunakan pada kubikel
penyulang 20 kV.

o Trafo arus isolasi minyak

Trafo arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran


arus tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di
luar ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe bushing yang
digunakan pada pengukuran arus penghantar tegangan 70 kV
dan 150 kV.

o Trafo arus isolasi SF6 / Compound

Trafo arus ini banyak digunakan pada pengukuran arus


tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar
ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe top-core.

16
Jenis trafo arus berdasarkan pemasangan

Berdasarkan lokasi pemasangannya, trafo arus dibagi menjadi dua


kelompok, yaitu:

o Trafo arus pemasangan luar ruangan (outdoor)

Trafo arus pemasangan luar ruangan memiliki konstruksi fisik


yang kokoh, isolasi yang baik, biasanya menggunakan isolasi
minyak untuk rangkaian elektrik internal dan bahan
keramik/porcelain untuk isolator ekternal.

Gambar 1.8. Trafo Arus Pemasangan Luar Ruangan

o Trafo arus pemasangan dalam ruangan (indoor)

Trafo arus pemasangan dalam ruangan biasanya memiliki ukuran


yang lebih kecil dari pada trafo arus pemasangan luar ruangan,
menggunakan isolator dari bahan resin.

17
Gambar 1.9 Trafo Arus Pemasangan Dalam Ruangan

Jenis Trafo arus berdasarkan jumlah inti pada sekunder

Trafo arus dengan inti tunggal

Contoh: 150 300 / 5 A, 200 400 / 5 A, atau 300 600 / 1


A.

Trafo arus dengan inti banyak

Trafo arus dengan inti banyak dirancang untuk berbagai


keperluan yang mempunyai sifat pengunaan yang berbeda dan
untuk menghemat tempat.

Contoh:

Trafo arus 2 (dua) inti 150 300 / 5 5 A (Gambar XX).

Penandaan primer: P1-P2

Penandaan sekunder inti ke-1: 1S1-1S2 (untuk pengukuran)

Penandaan sekunder inti ke-2: 2S1-2S2 (untuk relai arus lebih)

18
P1 P2

300/5 A

300/5 A

1S1 1S2 2S1 2S2


Gambar 1.10. Trafo Arus dengan 2 Inti

Trafo arus 4 (empat) inti 800 1600 / 5 5 5 5 A (Gambar 11).

Penandaan primer: P1-P2

Penandaan sekunder inti ke-1: 1S1-1S2 (untuk pengukuran)

Penandaan sekunder inti ke-2: 2S1-2S2 (untuk relai arus


lebih)

Penandaan sekunder inti ke-3: 3S1-3S2 (untuk relai jarak)

Penandaan sekunder inti ke-4: 4S1-4S2 (untuk proteksi rel)

Trafo arus 4 (empat) inti 800 1600 / 5 5 5 5 A

P1 P2

300/5 A

300/5 A

300/5 A
300/5 A

1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2

Gambar 1.11: Trafo Arus dengan 4 Inti

19
Jenis trafo arus berdasarkan pengenal

Trafo arus memiliki dua pengenal, yaitu pengenal primer dan


sekunder.

Pengenal primer yang biasanya dipakai adalah 150, 200, 300, 400,
600, 800, 900, 1000, 1200, 1600, 1800, 2000, 2500, 3000 dan
3600.

Pengenal sekunder yang biasa dipakai adalah 1 dan 5 A.

Berdasarkan pengenalnya, trafo arus dapat dibagi menjadi:

Trafo arus dengan dua pengenal primer

o Primer seri

Contoh: CT 800 1600 / 1 A

Untuk hubungan primer seri, maka didapat rasio CT

800 / 1 A, lihat Gambar 12.a. berikut.

P1 P2 P1 P2

S1 S2 S1 S2

Gambar 1.12 Gambar 1.13.


Primer Paralel Primer Seri

CT rasio 1600 / 1 A CT rasio 800 / 1 A

o Primer paralel

Contoh: CT dengan rasio 800 1600 / 1 A


20
Untuk hubungan primer paralel, maka didapat rasio CT

1600 A, lihat Gambar 12.b.

- Trafo arus multi rasio/sekunder tap

Trafo arus multi rasio memiliki rasio tap yang merupakan


kelipatan dari tap yang terkecil, umumnya trafo arus memiliki
dua rasio tap, namun ada juga yang memiliki lebih dari dua tap
(lihat Gambar 13).

Contoh:

Trafo arus dengan dua tap: 300 600 / 5 A

Pada Gambar 13.a., S1-S2 = 300 / 5 A, S1-S3 = 600 / 5 A.

Trafo arus dengan tiga tap: 150 300 600 / 5 A

Pada Gambar 13.b., S1-S2 = 150 / 5 A, S1-S3 = 300 / 5 A,


S1-S4 = 600 / 5 A.

P1 P2 P1 P2

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S4

Gambar 1.14 Gambar 1.15.

CT Sekunder 2 Tap CT Sekunder 3 Tap

21
3.4 Komponen Trafo Arus

Tipe cincin (ring / window type) dan Tipe cor-coran


cast resin (mounded cast resin type)

Gambar 1.16. CT tipe cincin

Gambar 1.17. Komponen CT tipe cincin

Keterangan

Terminal utama (primary terminal)

Terminal sekunder (secondary terminal).

Kumparan sekunder (secondary winding).

22
CT tipe cincin dan cor-coran cast resin biasanya digunakan pada
kubikel penyulang (tegangan 20 kV dan pemasangan indoor). Jenis
isolasi pada CT cincin adalah Cast Resin
Tipe Tangki

Gambar 1.18. Komponen CT tipe tangki

Komponen Trafo arus tipe tangki

1. Bagian atas Trafo arus (transformator head).

2. Peredam perlawanan pemuaian minyak (oil resistant


expansion bellows).

3. Terminal utama (primary terminal).

4. Penjepit (clamps).

5. Inti kumparan dengan belitan berisolasi utama (core


and coil assembly with primary winding and main
insulation).

23
6. Inti dengan kumparan sekunder (core with secondary
windings).

7. Tangki (tank).

8. Tempat terminal (terminal box).

9. Plat untuk pentanahan (earthing plate).

Jenis isolasi pada trafo arus tipe tangki adalah minyak. Trafo
arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran arus
tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar
ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe bushing yang
digunakan pada pengukuran arus penghantar tegangan 70 kV,
150 kV dan 500 kV.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penilisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Trafo arus yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder.
2. Sebuah trafo arus dikatakan bagus dan baik jika memiliki kekuatan isolasi yang
kuat dan baik untuk menahan arus yang besar.
3. Gangguan terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, dapat
menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut
dan menimbulkan gangguan pada trafo

4.2 Saran
1. Untuk menjaga keandalan system maka pada pemeliharaan Transformator Arus
(CT) harus dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditemtukan.
2. Fasilitas belajar dipertahankan dan perlu adanya fasilitas pendukung seperti :
buku-buku, laboratorium dan computer.

25
DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus F. Suyatno, Teknik Listrik Motor & generator Arus Bolak Balik, 1984
[2] Bakhtiar hasan, system proteksi system tenaga listrik, kuliah teknik elektro
IKIP bandung, 1989.
[3] Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik,
PT PLN (Persero).
[4] Joko Prakoso, Isna (2010). Laporan Kerja Praktek Transformator Arus dan
Pemeliharaannya pada Gardu Induk 150 kV Srondol PT. PLN (PERSERO)
P3B JB Region Jawa Tengah dan DIY UPT Semarang. Semarang: Universitas
Diponegoro

26

Anda mungkin juga menyukai