Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PLC DAN SMART GRID


“SMART GRID”

OLEH:

ALDUN
E1D117027

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab nikmat kesehatan dan keilmuan yang diberikan-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Smart Grid” ini dengan tepat waktu. Semoga
nikmat keilmuan dan kesehatan ini tercurah kepada kita semua sebagai mahasiswa
dalam dunia akademik dan sebagai pembelajar dalam hidup.
Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai Smart Grid atau jaringan
pintar yang berkaitan dengan perkembangan teknologi ketenagalistrikan terkini.
Smart Grid merupakan salah satu topic hangat di masa kini, yang mana teknologi
ini mampu mengurangi permasalahn-permasalahan kelistrikan lainnnya. Smart
Grid mampu mengatasi masalah kelistrikan yang bersifat nirkabel dengan bantuan
sensor.
Akhir kata, saya ingin meminta maaf kepada pembaca, bila di dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahn baik dari segi pengetikan
maupun dari segi isi dan bahasa. Bagaimanapun saya hanyalah manusia biasa
yang tiada sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi
kita semua.

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kata Pengantar...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Smart Grid............................................................................3
2.2 Tujuan Smart Grid.............................................................................3
2.3 Perbedaan karakteristik Jaringan Konvensional dan Smart Grid.....4
2.4 Tipikal Smart Grid.............................................................................5
2.5 Area Smart Grid.................................................................................7
2.6 Keuntungan Smart Grid.....................................................................10
2.7 Kekurangan Smart Grid.....................................................................11
2.8 Penerapan Smart Grid di Indonesia...................................................12
2.9 Arah Pengembangan Smart Grid di Indonesia..................................12
2.10 Implementasi Smart Grid PLN Saat Ini.............................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Smart grid dapat didefinisikan sebagai jaringan cerdas yang


memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri secara otomatis
untuk mengatasi gangguan demi menjaga kesinambungan pengoperasian
sistem tenaga listrik. Penerapan smart grid pada sistem
pengoperasian/pengendalian pembangkit tenaga listrik telah berlangsung
demikian cepat dan luas.
Smart Grid terdiri dari kombinasi beberapa pembangkit energi
terbarukan berskala kecil, pengelolaan beban dan kapasitas penyimpanan
yang dapat beroperasi dengan listrik dari jaringan atau secara independen
menambah ketahanan pada jaringan, opsi pembangkitan dan kesempatan
kontribusi nyata dari perguruan tinggi teknik lokal.
Sistem Manajemen Microgrid menurunkan emisi CO 2,
mengoptimalkan penggunaan listrik dan panas, mengurangi biaya energi,
dan meningkatkan kehandalan, keberlanjutan dan ketahanan energi. Dari
perspektif keterlibatan Smart City, jenis proyek ini bisa menciptakan suatu
kesempatan kerja pada mahasiswa lokal untuk mengelola jaringan dan untuk
membangkitkan listrik lokal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan smart grid?
2. Sebutkan dan jelaskan tujuan dari smart grid?
3. Sebutkan perbedaan karakteristik jaringan konvensional dan smart
grid?
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari smart grid?
5. Bagaimanakah arah pengembangan smart grid di indonesia dan
implementasi smart grid pln saat ini?

1
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan smart grid?
2. Untuk mengetahui tujuan dari smart grid?
3. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik jaringan konvensional dan
smart grid?
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari smart grid?
5. Untuk mengetahui arah pengembangan smart grid di indonesia dan
implementasi smart grid pln saat ini?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Smart Grid


Smart grid dapat didefinisikan sebagai jaringan cerdas yang
memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri secara otomatis
untuk mengatasi gangguan demi menjaga kesinambungan pengoperasian
sistem tenaga listrik. tenaga listrik. Smart grid adalah suatu jaringan listrik
yang menggunakan teknologi digital dan teknologi maju lainnya untuk
memantau dan mengelola transportasi listrik dari sumber pembangkitan
listrik untuk memenuhi perubahan kebutuhan listrik dari pelanggan.
Suatu smart grid secara cerdas mengintegrasikan kegiatan semua
pelanggan dalam rangka memberikan suplai listrik secara efisien,
berkesinambungan, ekonomis dan aman. Smart Grid terdiri dari kombinasi
beberapa pembangkit energi terbarukan berskala kecil, pengelolaan beban
dan kapasitas penyimpanan yang dapat beroperasi dengan listrik dari
jaringan atau secara independen menambah ketahanan pada jaringan dan
opsi pembangkitan.

2.2 Tujuan Smart Grid


Smart grid memakai produk inovatif dan bersama-sama melayani
dengan pemonitoran, kontrol, komunikasi dan teknologi perbaikan diri:
1. Memfasilitasi lebih baik hubungan dan operasi dari semua generator
dan teknologi
2. Memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk menentukan bagian
dari optimisasi operasi dari sistem
3. Menyediakan pelanggan dengan informasi dan pilihan untuk suplai,
4. Secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari sistem suplai
listrik seluruhnya.
5. Meningkatkan kehandalan dan keamanan suplai.
6. Perbedaan Karakteristik Smart Grid dan Jaringan Konvensional.

3
2.3 Perbedaan karakteristik Jaringan Konvensional dan Smart Grid
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Jaringan Konvensional dan Smart Grid

No
Karakteristik Jaringan Konvensional Smart Grid
.
Terlibat aktif
Partisipasi Tidak berperan dalam
1. memberikan respon
pengguna operasi tenaga listrik
permintaan
Akomodasi Dominasi pembangkit
tipe ter-pusat, banyak Meningkatkan
2. pembangkit hambatan bagi penetrasi sumber daya
dan opsi interkoneksi sumber energi ter-distribusi
penyimpanan daya energi terdistribusi
Terfokus pada gangguan Kualitas daya
Penyediaan – tanggapan terhadap merupakan prioritas,
3.
kualitas daya masalah, kualitas daya penyelesaian per-
cenderung ter- lambat masalahan lebih cepat
Sistem akuisisi data
Optimasisasi
Kurang integrasi antara yang komprehensif,
aset beserta
4. data operasional dengan serta ter-integrasi
efisiensi
mana-jemen aset dengan peng-
operasi
operasian sistem
Mendeteksi dan
Antisipasi menindak-lanjut
Tindakan terhadap
beserta aksi gangguan secara
gangguan lebih terfokus
5. tindak-lanjut otomatis, berfokus
untuk men-cegah
gangguan pada pencegahan dan
kerusakan lebih lanjut
sistem minimali-sasi dampak
pada pengguna
6. Ketahanan Lemah menghadapi aksi Lebih tahan aksi teror
dalam teror dan bencana alam dan bencana alam,
menghadapi dengan level

4
aksi
serangan dan kemampuan restorasi
juga bencana cepat
alam

2.4 Tipikal Smart Grid


Dalam penerapan suatu sistem smart grid biasanya terdiri atas:
1. Pengguna (customer)
a. Konsumsi cerdas akan membolehkan terhadap reaksi kebutuhan
tatap muka di antara manajemen distribusi dan otomatisasi
bangunan.
b. Produksi lokal saat ini bukan komponen yang besar/utama, tetapi
produksi local diharapkan sebagai pengarah masa depan dari
kebutuhan smart grid.
c. Rumah pintar (smart homes) adalah rumah-rumah yang
dilengkapi dengan sistem otomatisasi. Sistem otomatisasi rumah
menyambungkan bermacam-macam alat kontrol untuk lampu
penerangan, alat pengatur cahaya, pengatur suhu ruangan dan
peralatan lain untuk memungkinkan penggunaan energi yang
efisien, ekonomis dan meningkatkan kenyamanan.
d. Otomatisasi bangunan dan sistem control, BACS (Building
Automation and Control System) adalah otak dari bangunan.
BACS memasukkan teknologi instrumentasi, kontrol dan
manajemen untuk seluruh struktur bangunan, tanaman, fasilitas
diluar bangunan dan peralatan lain.
2. Pembangkitan Masal (bulk generation).
Pembangkitan yang cerdas (smart generation) akan
memasukkan peningkatan penggunaan elektronika daya dalam rangka
untuk mengontrol harmonisa, kegagalan pembangkitan yang fluktuasi
dari energi terbarukan begitu juga kebutuhan peningkatan fleksibilitas

5
pembangkit listrik fosil sehubungan dengan peningkatan fluaktuasi
dari sumber energi terbarukan.
3. Jaringan Transmisi dan Distribusi
a. Otomatisasi substation dan proteksi adalah tulang punggung
untuk operasi suatu jaringan transmisi yang aman.
b. Power Quality dan Power Monitoring Systems serupa dengan
sistem manajeman kualitas. Mereka bebas dari sistem operasi,
kontrol dan manajemen dan mensupervisi seluruh aktifitas dan
peralatan listrik dalam jaringan yang sama. Oleh karena itu dapat
digunakan sebagai sistem peringatan dini dan wajib menganalisa
kegagalan dan mencari alasan sesuai.
c. Sistem Manajemen Energi (EMS) adalah pusat kontrol untuk
jaringan transmisi. Saat ini pelanggan membutuhkan arsitektur
terbuka untuk membolehkan integrasi IT secara mudah dan
sandaran lebih baik untuk menghindari black-out.
d. Elektronika Daya ada di antara aktuator dalam jaringan daya.
Sistem-sistem seperti HVDC dan FACTS membolehkan kontrol
dari aliran daya dan dapat menolong menaikkan kapasitas
transport tanpa peningkatan arus singkat.
e. Sistem Manajemen Distribusi adalah pusat kontrol untuk
jaringan daya. Bila outages adalah kendala yg sering terjadi,
maka Outage Management System (OMS) adalah komponen
penting. Komponen penting lain adalah lokasi kegagalan dan
interface pada Geographic Information Systems (GIS).
f. Smart Meter adalah istilah umum untuk pengukur elektronika
dengan link komunikasi. Advanced Metering Infrastructure
(AMI) menyediakan konfigurasi pengukuran jarak jauh, tarif
yang dinamis, monitoring kualitas daya dan kontrol beban.
Sistem yang lebih maju mengintegrasikan pengukuran
infrastruktur dengan otomatisasi distribusi.
4. Komunikasi

6
a. Komunikasi secara keseluruhan adalah tulang punggung dari
smart grid. Hanya dengan pertukaran informasi pada level
sintetik dan semantic, manfaat smart grid dapat dicapai.
b. Keamanan dari infrastruktur yang kritis selalu menjadi isu utama.
Namun solusi smart grid akan menemui peningkatan yang sangat
besar dalam pertukaran data untuk kemampuan pengamatan dan
juga untuk pengontrolan. Oleh karena itu keamanan dari
pertukaran data ini dan komponen-komponen dibelakangnya
akan mempunyai dampak yang lebih baik.

2.5 Area Smart Grid


Area teknologi smart grid pada rentang keseluruhan jaringan cukup
banyak, mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi sampai
bermacam- macam tipe pelanggan listrik. Sejumlah teknologi secara aktif
dimanfaatkan dan dianggap mapan untuk pengembangan dan penerapannya.
Sistem kelistrikan yang telah dioptimasi akan disebarkan pada seluruh area
teknologi. Akan tetapi tidak seluruh teknologi perlu dipasang untuk
meningkatkan kecerdasan jaringan.
1. Daerah Pantauan dan Kontrol
Komponen-komponen sistem daya dipantauan dan di-display
secara real time sepanjang sambungan dan pada daerah geografis yang
besar. Sehingga dapat menolong operator untuk mengerti dan
mengoptimasi tingkah laku dan kinerja dari sistem. Peralatan
operasional sistem yang maju dipilih untuk menghindari blackout dan
memfasilitasi pengintegrasian sumber energi terbarukan.
2. Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Infrastruktur komunikasi dapat menggunakan utilitas
komunikasi jaringan pribadi atau publik operator dan jaringan,
dukungan transmisi data untuk operasi ditangguhkan dan real-time,
dan selama padam. Perangkat komunikasi, komputasi, perangkat lunak
sistem kontrol dan perangkat lunak perencanaan sumber daya
mendukung pertukaran informasi dua arah antara stakeholder, dan

7
memungkinkan penggunaan dan pengelolaan jaringan yang lebih
efisien.
3. Pengintegrasian Energi Terbarukan dan Pembangkit Terdistribusi
Pengintegrasian sumber energi terbarukan dan energi
terdistribusi, meliputi skala besar pada tingkat transmisi, menengah
pada tingkat distribusi dan skala kecil pada komersial atau bangunan
perumahan, dapat menjadi tantangan untuk pengiriman dan
pengendalian dari sumber daya ini dan untuk pengoperasian sistem
kelistrikan. Sistem penyimpanan energi, baik berbasis listrik dan untuk
panas, dapat meringankan permasalahan seperti penggandengan
produksi dan pengiriman energi. Smart grid dapat membantu melalui
otomatisasi kontrol dari pembangkitan dan permintaan untuk
menjamin keseimbangan pasokan dan permintaan.
4. Aplikasi Peningkatan Transmisi
Ada beberapa teknologi dan aplikasi untuk sistem transmisi.
Sistem-sistem transmisi AC fleksibel digunakan untuk meningkatkan
pengendalian dari jaringan transmisi dan memaksimalkan kemampuan
transfer daya. Penyebaran teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi
dan menunda kebutuhan investasi tambahan. Teknologi tegangan
tinggi DC digunakan untuk menyambungkan pembangkit listrik tenaga
angin lepas pantai dan pembangkit listrik tenaga surya terpusat dengan
daerah berdaya listrik besar, dengan penurunan rugi-rugi sistem dan
peningkatan sistem pengendalian, sehingga memungkinkan
penggunaan yang efisiensi dari sumber energi yang terletak jauh dari
pusat beban. Penggunaan super konduktor suhu tinggi dapat
mengurangi rugi-rugi transmisi dan memungkinkan pembatas arus
dengan kinerja yang lebih tinggi.
5. Pengelolaan Jaringan Distribusi
Penginderaan distribusi dan sub-stasiun dan otomatisasi dapat
mengurangi waktu pemadaman dan perbaikan, menjaga tingkat
tegangan dan meningkatkan pengelolaan asset. Otomatisasi distribusi

8
maju mengolah informasi real-time dari sensor dan meter untuk lokasi
salah, otomatis rekonfigurasi dari pengumpan, tegangan dan optimasi
daya reaktif, atau untuk mengontrol pembangkit terdistribusi.
6. Infrastruktur Advanced Metering (AMI)
Sistem advanced metering yang terdiri dari state-of-the-art
electronic / digital hardware dan software, yang menggabungkan
interval pengukuran data dengan komunikasi jarak jauh terus tersedia.
Sistem ini memungkinkan pengukuran secara rinci, informasi
berdasarkan waktu dan pengumpulan dan pengiriman informasi
kepada berbagai pihak. AMI biasanya mengacu pada sistem
pengukuran keseluruhan dan pengumpulan yang mencakup meter di
lokasi pelanggan, jaringan komunikasi antara pelanggan dan penyedia
layanan, seperti gas, listrik, atau utilitas air, dan penerimaan data dan
sistem manajemen yang membuat informasi tersedia bagi penyedia
layanan.
Meter ini memiliki kemampuan untuk mengirimkan data yang
dikumpulkan melalui jaringan yang tersedia. Data meter yang diterima
oleh sistem host AMI dikirim ke Sistem Manajemen Data Meter yang
mengelola penyimpanan data dan analisis untuk memberikan informasi
dalam bentuk yang berguna untuk utilitas. AMI memungkinkan
komunikasi dua arah, sehingga komunikasi dari utilitas untuk meter
juga bisa terjadi.
AMI akan menyediakan konsumen berbagai fungsi berikut: a)
Harga sinyal pelanggan jauh, b) Kemampuan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan melaporkan data konsumsi energi pelanggan untuk
setiap interval waktu yang dibutuhkan atau dekat real time, 3)
Peningkatan diagnosa energi dari profil beban yang lebih rinci, 4)
Kemampuan untuk mengidentifikasi jarak jauh lokasi dan luas daerah
listrik yang padam, 5) Penyambungan dan pemutusan jarak jauh, 6)
Deteksi rugi-rugi dan pencurian, 7) Kemampuan untuk penyedia

9
layanan energi ritel untuk mengelola pendapatan melalui pengumpulan
uang tunai yang lebih efektif dan pengelolaan utang.
Teknologi AMI menyediakan kemampuan bagi utilitas untuk
mengurangi biaya operasi sistem distribusinya dengan
mengotomatisasi berbagai fungsi yang saat ini dilaksanakan secara
manual, termasuk membaca meter pelanggan dan menghidupkan dan
mematikan daya pada meter pelanggan. Utilitas juga dapat
menggunakan AMI untuk membantu pelanggan mengurangi
pengunaan listrik mereka bila dalam sistem harga listrik yang mahal.
7. Infrastruktur untuk pengisian baterai mobil listrik.
Infrastruktur pengisian kendaraan listrik menangani penagihan,
penjadwalan dan fitur cerdas lainnya untuk pengisian pintar (jaringan-
ke-kendaraan) selama permintaan energi rendah. Dalam jangka
panjang, hal itu dibayangkan bahwa instalasi pengisian yang besar
akan memberikan layanan sistem daya tambahan seperti cadangan
kapasitas, pemotongan beban puncak dan regulasi pengisian kendaraan
pada jaringan.
8. Sistem pada sisi pelanggan.
Sistem pada sisi pelanggan, yang digunakan untuk membantu
mengelola konsumsi listrik di industri, tingkat pelayanan dan
perumahan, termasuk sistem energi manajemen, perangkat
penyimpanan energi, peralatan yang smart dan pembangkit
terdistribusi. Peningkatan efisiensi energi dan pengurangan permintaan
beban puncak dapat dipercepat dan dilakukan dari rumah dengan panel
energi. Respon permintaan meliputi respon pelanggan pengguna
manual dan otomatis, peralatan harga responsif dan termostat yang
terhubung ke suatu sistem manajemen energi atau dikendalikan dengan
sinyal dari operator atau sistem utilitas.

2.6 Keuntungan Smart Grid


Sistem smart grid meringankan masalah yang dihadapi oleh banyak
jaringan listrik saat ini. Pertama, mengurangi jumlah daya pembangkit yang

10
diperlukan. Ini tidak hanya akan menghemat uang bagi konsumen, tetapi
juga mengurangi jumlah emisi udara berbahaya dari pembangkit listrik.
Kedua, smart grid mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam
jaringan dengan berkomunikasi berapa banyak input sumber daya energi
terbarukan akan menambah variabel grid dan menyesuaikan dalam sistem.
Smart grid juga akan mengurangi beban selama jam puncak konsumsi
energi. Pengenalan smart meter memungkinkan konsumen untuk memantau
konsumsi listrik per jam dan menawarkan kemungkinan menaikkan harga
jam puncak karena peningkatan permintaan energi itu dan menurunkan
harga dari permintaan puncak.
Konsumen kemudian akan menjadi lebih sadar akan energi yang
mereka gunakan, mendorong mereka untuk menghemat energi pada waktu
tertentu dan menjalankan peralatan di malam hari. Smart grid, dalam teori,
dapat mengurangi beban puncak dengan mendorong konsumen untuk
menggunakan lebih sedikit energi saat jam sibuk, meratakan puncak, dan
menciptakan produksi lebih bahkan energi untuk pembangkit listrik dan
mengurangi biaya listrik.

2.7 Kekurangan Smart Grid


Smart grid dapat memecahkan banyak masalah, tetapi sangat mahal
untuk diimplementasikan. Perusahaan utilitas tidak hanya menginstal sistem,
tetapi juga perlu melatih personil mereka sendiri atau menyewa pihak ketiga
untuk menjaga dan mengelola sistem ini. Dengan ini, ada risiko keuangan
yang cukup besar. Sedangkan payback untuk utilitas yang diharapkan karena
biaya pemeliharaan diturunkan, dan pengembalian kepada konsumen
diharapkan karena penurunan penggunaan listrik. Harga listrik benar-benar
bisa meningkat dengan pemasangan smart grid terutama jika instalasi tidak
dibayar atau disubsidi oleh pemerintah.
Selain itu, teknologi smart grid yang berkembang pesat dan bisa
menjadi lebih hemat biaya menyebabkan banyak perusahaan belum mau
berinvestasi sampai teknologi diuji secara ekstensif. Sebagian besar
konsumen industri paling khawatir tentang biaya smart grid. Jika sistem

11
smart grid diinstal yang mencakup rencana harga, biaya listrik akan naik,
terutama saat jam sibuk. Oleh karena itu agar penerapan smart grid menjadi
sukses, konsumen harus diyakinkan bahwa kelak keuntungan bersih lebih
besar daripada biaya dan mereka harus mengetahui manfaat bagi konsumen.

2.8 Penerapan Smart Grid di Indonesia


Penerapan sistem smart grid di Indonesia dapat dilihat pada sistem
interkoneksi pulau Sumatera-Jawa-Bali. Pusat pengendali yang terpasang di
pusat pengatur beban mampu meminimalisir potensi gangguan/pemadaman
yang mungkin terjadi pada jaringan yg terinterkoneksi. Sistem smart grid ini
dapat juga diterapkan di pulau-pulau terpencil yang banyak terdapat di
wilayah Indonesia. Penerapan sistem smart grid di wilayah tersebut
diharapkan mampu meningkatkan penggunaan potensi sumberdaya energi
terbarukan, seperti energi matahari maupun energi angina yang banyak
terdapat di Indonesia, salah satunya dengan cara meningkatkan penetrasi
kontribusi energi terbarukan terhadap pembangkit listrik konvensional.

2.9 Arah Pengembangan Smart Grid di Indonesia


Potensi pengembangan smart grid di Indonesia bisa diarahkan pada:
1. Peningkatan partisipasi pengguna melalui manipulasi pola operasi dan
pentarifan di sektor industri.
2. Peningkatan kontribusi energi listrik dari sumber daya energi
terbarukan, terutama energi matahari dan energi angin.
3. Pengendalian gangguan listrik akibat masuknya energi terbarukan
yang bersifat fluktuatif ke dalam jaringan utama.
4. Optimalisasi sumber daya energi terbarukan untuk pengurangan beban
puncak dan mengurangi konsumsi bahan bakar pada sistem yang
terhubung dengan PLTD.

12
2.10 Implementasi Smart Grid PLN Saat Ini
Berikut implementasi Smart Grid oleh PLN baik yang telah
terlaksana maupun dalam tahap persiapan:
1. Implementasi Pembangkit Energi Terbarukan Terintegrasi Nusa
Penida
2. Smart Micro Grid di Pulau Sumba - NTT
3. Implementasi Project Smart Community di Kawasan Industri
Karawang
4. AMI di PLN Cabang Solo, Jawa Tengah
5. AMI di Residential Pondok Indah oleh PLN Disjaya
6. Automated Demand Response oleh Honeywell
7. Grant untuk pengembangan Road Map Smart Grid PLN
8. Implementasi layanan Smart Grid dan pemasangan infrastruktur
meteran berkelanjutan untuk wilayah Jawa dan Bali

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari kajian teori di atas dapat dibuat kesimpulan berikut:
1. Smart grid adalah jaringan cerdas yang berkemampuan membuat
keputusan otomatis untuk mengatasi gangguan demi menjaga
kesinambungan pengoperasian sistem tenaga listrik.
2. Smart grid memakai produk inovatif dan bersama-sama melayani
dengan pemonitoran, kontrol, komunikasi dan teknologi perbaikan diri
3. Smart Grid memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan jaringan
konvensional.
4. Smart Grid diterapkan pada sisi pengguna, pembangkit massal,
jaringan transmisi dan distribusi, serta komunikasi.
5. Area Smart Grid terdiri atas daerah pantauan dan kontrol, integrasi
TIK, pembangkit energi terbarukan, dan terdistribusi, aplikasi
peningkatan transmisi, pengelolaan jaringan distrubsi, infrastruktur
AMI dan baterai mobil listrik, dan sistem pada sisi pelanggan.
6. Keuntungan Smart Grid adalah mengurangi jumlah daya
pembangkitan, mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam
jaringan, dan mendorong penghematan energi.
7. Kekurangan smart grid adalah sangat mahal untuk diimplementasikan.
8. Potensi pengembangan smart grid bisa diarahkan pada peningkatan
partisipasi pengguna, peningkatan kontribusi dan optimalisasi energi
listrik dari sumber daya energi terbarukan, dan pengendalian gangguan
listrik.

3.2 Saran

1. Sosialisasi teknologi smart grid yang lebih intensif kepada konsumen.


2. Smart grid perlu dirintis dan dikembangkan di wilayah padat gardu
distribusi.

14
3. Agar penerapan sistem smart grid menjadi sukses, konsumen harus
diyakinkan bahwa kelak keuntungan bersih akan lebih besar daripada
biaya investasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Armansyah, Ferdi, Dkk. Teknologi Model Smart Microgrid Untuk Integrasi


Pembangkit Energi Terbarukan. Jakarta: BPPT Press

Balai Besar Teknologi Konversi Energi. 2017. Laporan Akhir: Inovasi Teknologi
Smart Grid. Jakarta: Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Chaidir, Iding, Dkk. 2013. Riset Untuk Keunggulan & Daya Saing Bangsa:
Bunga Rampai Pemikiran Dewan Riset Nasional 2013. Jakarta: Dewan
Riset Nasional

Djamin, Martin, Dkk. Teknologi Smart Grid Untuk Smart City. Jakarta: BPPT
Press

Tim Smartgrid PT PLN (Persero). 2016. Inisiatif Pln Dalam Pengembangan Dan
Implementasi Smartgrid. Jakarta: PT PLN (Persero)

Anda mungkin juga menyukai