OLEH :
KELOMPOK 2
Rivaldo Saputra
Hari, Tanggal : Jumat, 8 Oktober 2021
Dosen Pengampu : Desi Afrianti, SS, M.Hum
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan
saran yang berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya
dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang benar.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
Bab I. Pendahuluan
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 1
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................20
Daftar Pustaka........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
5. Untuk mengetahui cara penulisan tanda baca yang benar dalam sebuah kalimat.
BAB II
PEMBAHASA
N
Ejaan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang
dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-gambar
bunyi. Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb)
dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai (2002), mengemukakan
bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Kekurangan
1. Terlalu bertegak di atas konsep bahasa Belanda
2. Memasukkan fonem asing ayang bukan merupakan fonem bahasa Melayu seperti: ain,
hamzah, z, f, ch, sj, oe, dl, ts sehingga seringkali timbul cara penulisan yang salah
Contoh:
- hadir sering dibaca had-lir karena kadang-kadang ditulis hadlir
- hasil sering dibaca hat-sil karena kadang-kadang ditulis hatsil.
Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan
Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan
sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis dengan
'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.
awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan
imbuhan 'di-' pada dibeli, dimakan.
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen.
Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui
sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak,
pak, maklum, rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-
an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan
imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
1. Lambang oe diubah dengan u yang lebih sesuai dengan ilmu ejaan umum
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu
ay, aw, dan oy.
Harimau → Harimaw
Amboi → Amboy
d. Ejaan Melindo (1959)
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia. Merupakan ejaan yang disusun atas
kerja sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu
(Malaysia) dipimpin oleh Syed Nasir bin Ismail yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama
Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan
Melindo.
Awalnya Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan di
kedua negara tersebut. Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia
dan Malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai akibatnya pemberlakuaan ejaan
itu tidak pernah diumumkan.
Ejaan Baru Bahasa Indonesia merupakan hasil dari usaha pembaharuan yang berasaskan
pada dasar pemikiran:
Ejaan ini merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo. Pelaksananya pun terdiri
dari panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan, sekarang bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil
merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru. Namun lebih dikenal dangan ejaan LBK. Konsep
Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem
dilambangkan dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan secara
teknis itu di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti keadaan percetakan dan mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu
mencerminkan studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat
pemakainya.
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
1) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c.
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
2) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
3) Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
4) Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
5) Huruf j diubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
6) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya ditulis dengan e/tanpa
penanda.
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
7) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena huruf
huruf itu banyak digunakan.
Misalnya : Fasih, vakum, zaman.
F. Ejaan Yang Disempurnakan
Secara definisi, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sistem ejaan
bahasa Indonesia yang didasarkan pada Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972 yang
diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum,karena dasarnya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang
belum di atur dalam pedoman itu, yang disesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman
umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang
disusun sebelumnya, terutama ejaan Republik yang dipadukan pula dengan konsep-konsep
ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, dan ejaan Baru.
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi Kh
→ akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya : Khilaf, fisik, zakat, universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan ,
misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan → di-
dicuci dibelikan
dilatarbelakangi Kata depan → Di
Di kantor
Di belakang
Di lantai
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
b) Penulisan kata
2. Aturan penulisan kata, huruf dan tanda tanya jauh lebih tegas
2.3 Penulisan Huruf
2. Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk
kata gantinya.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab
3. Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
orang.
Contoh: Sultan Hasanudin, Gubernur Joko Widodo, Profesor Samsuri
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya dan
peristiwa sejarah.
8. Singkatan nama gelar dan sapaan, huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
Contoh : Dr. Nuril Huda, Kapan Saudara datang?, Silahkan diminum, Mbak!
B. Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut :
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh: majalah Tempo, harian Kompas. buku Dasar- dasar Penulisan
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: Bab ini tidak membicarakan…, Huruf pertama kata abad ialah a
3. Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh: Penataran merupakan kata lain dari upgrading
2.4 Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata asli yang belum medapat imbuhan. Kata dasar yang terdapat dalam kalimat ditulis satu-
kesatuan.
Contoh :
B. Kata Turunan
Kata yang diturunkan dari kata dasar asli, bisa disebut kata berimbuhan.
Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh :
o Pemanas (pe+panas)
o Jawaban (jawab+an)
Awalan atau akhiran ditulis serangkai denan kata yang mendahului apabila bentuk
dasarnya berupa gabungan kata. Contoh :
o Bersuka ria (ber + suka ria)
Jika bentuk dasarnya berupa kata gabung dan mendapat awalan dan akhiran, kata ditulis
serangkai. Contoh :
o Mengedepankan (me-N + ke + depan + kan)
Jika salah satu unsur kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan ditulis serangkai.
Contoh :
o Pascasarjana
o Prasangka
o Mahasiswa
C. Kata Ulang
Kata dasar yang diulang. Dapat berupa kata ulang murni (sama dengan kata dasar) dan kata
ulang sebagian (berbeda dengan kata dasar). Kata dasar yang berupa kata ulang ditulis lengkap
menggunakan tanda gabung.
Contoh :
- Sepandai-pandai
- Lauk-pauk
D. Gabungan Kata
Kata dasar yang terbentuk dari penggabungan dua kata. Bisa disebut kata majemuk, kata dasar
yang berasal dari gabungan kata yang punya makna tertentu.
Gabungan kata yang lazim, kata majemuk termasuk istilah khusus bagiannya ditulis
terpisah.
Contoh :
o Sapu tangan
o Mata pisau
o Mata hati
Gabungan kata termasuk istilah khusus yang menimbulkan salah baca dapat diberi tanda
hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan. Contoh : alat
pandang-dengar.
Contoh :
E.Kata Ganti
Kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Ayahmu orang yang dermawan
F. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada.
Contoh :
o Ayah berangkat ke masjid
G. Kata Sandang
Kata sandang berupa Si dan Sang ditulis secara terpisah dari kata yang megikutinya.
Contoh :
o Si Unyil
o Sang Raja
H. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Bacalah buku itu dengan baik !
o Akankah kita tetap menjadi saudara ?
2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Kecuali : adapun,
bagaimanapun, maupun, biarpun, walaupun.
Contoh :
3. Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap dtulis terpisah dari kalimat yang
mendampinginya.
Contoh :
o Bab tiga
o Bab ke-3
Akta dan Kuitansi, bilangan ditulis dengan kata dan huruf skaligus dalam teks.
Contoh :
o Telah diterima uang sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
6. Penulisan kata yang terdapat dalam sebuah ejaan yakni kata dasar, kata ulang, kata ganti,
gabungan kata, dll.
7. Pemakaian tanda baca yang terdapat dalam ejaan diantaranya tanda titik, tanda koma,
tanda seru, tanda tanya, titik dua, tanda petik, tanda miring, dll.
8. Dari penjabaran diatas, ejaan sangat dibutuhkan dalam hal kepenulisan. Misalnya dalam
penulisan karya ilmiah, skripsi, dan thesis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. “Dari Ejaan van Ophujsen hingga EYD”. www.makalahkuliah.com. Pada 25
Februari 2013.
Fakultas Pertanian UB. 2010. Modul Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah. Malang.
Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Safioedin, Asis. 1987. Membina Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.
Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN-Maliki Press.
Wilyarsa, I Gusti Agung. 2012. ”Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia”.
www.ejaanindonesia.blogspot.com. Pada 25 Februari 2013.