Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN BAHASA INDONESIA

OLEH :
KELOMPOK 2
Rivaldo Saputra
Hari, Tanggal : Jumat, 8 Oktober 2021
Dosen Pengampu : Desi Afrianti, SS, M.Hum

TEKNOLOGI REKAYASA BIOPROSES ENERGI TERBARUKAN


POLITEKNIK ATI PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah


pembelajaran dalam menimbah ilmu utamanya dalam pelajaran bahasa
Indonesia terkhusus pada pelafalan, pemakaian huruf, pemisahan suku
kata, penulisan huruf, kata, partikel, dan angka bilangan.

Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan
saran yang berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya
dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang benar.

Padang, 08 Oktober 2021

Tim penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................ ii

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 1

Bab II. Pembahasan

2.1 Pengertian dan macam-macam ejaan...............................................................................3

2.2 Sejarah perkembangan ejaan............................................................................................3

2.3 Penulisan huruf................................................................................................................ 9

2.4 Penulisan kata................................................................................................................ 10

Bab III. Penutup

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................20

Daftar Pustaka........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangannya, penyempurnaan ejaan Bahasa Indonesia mengalami berbagai


tahap sejak sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga sekarang. Perkembangan yang
dimaksud antara lain adanya penerapan ejaan oleh Ch.A.Van Ophujsen, atas nama pemerintah
Belanda, penetapan Ejaan Republik Soewandi (1947), Ejaan Pembaharuan Prijono (1957),
Ejaan Melindo Slametmuljana (1959), Ejaan Baru Bahasa Indonesia Anton Moeliono (1967),
Ejaan Yang Disempurnakan I.B.Mantra (1972), yang akhirnya EYD ini disahkan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 17 Agustus 1972. Dan dalam setiap perkembangannya selalu mengalami
pembaharuan di dalamnya.
Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb)
dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai (2002), mengemukakan
bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat aturan atau kaidah penggunaan
Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan. Materi utama yang dibahas
dalam EYD meliputi kaidah tentang penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh rumusan


masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan dan apa saja macamnya?

2. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia?

3. Apa dan bagaimana penulisan huruf yang baik dan benar?

4. Apa dan bagaimana penulisan kata yang sesuai kaidah?


5. Apa dan bagaimana penulisan tanda baca dalam sebuah kalimat?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni :

1. Untuk mengetahui pengertian ejaan dan macam-macamnya.

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia.

3. Untuk mengetahui cara penulisan huruf yang baik dan benar.

4. Untuk mengetahui cara penulisan kata yang sesuai kaidah.

5. Untuk mengetahui cara penulisan tanda baca yang benar dalam sebuah kalimat.
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Pengertian dan Macam-Macam Ejaan

Ejaan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang
dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-gambar
bunyi. Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb)
dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai (2002), mengemukakan
bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Adapun macam-macam ejaan menurut perkembangannya, antara lain :


1. Ejaan Ophujsen (1901)
2. Ejaan Soewandi atau ejaan Republik (1947)
3. Ejaan Pembaharuan Bahasa Indonesia atau Ejaan Prijono-Katoppo (1956)
4. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) (1959)
5. Ejaan Baru Bahasa Indonesia atau Ejaan Bahasa Indonesia LBK ( Lembaga Bahasa
dan Kesusastraan) (1966)

6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972)

2.2 Sejarah Perkembangan Ejaan

a. Ejaan Ophujsen (1901)

Ejaan Ophuysen didasarkan atas prakarsa pemerintah Hindia Belanda menugaskan


Charles Adrian van Ophuysen untuk menuliskan bahasa Melayu. Tugas itu diselesaikannya
pada tahun 1901 sejak permulaan usahanya pada tahun 1896. Sejak tahun 1901 itulah baru
timbul keseragaman ejaan untuk menuliskan bahasa Melayu.

 Kelebihan Ejaan Ophuysen

1. Berhasil menghindarkan kesulitan penulisan bahasa Melayu dari huruf Arab-Melayu


ke dalam huruf Latin

2. Membantu pemerintah Hindia Belanda dalam menjalankan roda pemerintahan


3. Membantu penyebaran bahasa-bahasa daerah cara yang lebih luas dengan mencetak
buku-buku pelajaran dan buku lain dalam bahasa daerah tersebut dengan huruf Latin.

 Kekurangan
1. Terlalu bertegak di atas konsep bahasa Belanda
2. Memasukkan fonem asing ayang bukan merupakan fonem bahasa Melayu seperti: ain,
hamzah, z, f, ch, sj, oe, dl, ts sehingga seringkali timbul cara penulisan yang salah

Contoh:
- hadir sering dibaca had-lir karena kadang-kadang ditulis hadlir
- hasil sering dibaca hat-sil karena kadang-kadang ditulis hatsil.

b. Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1947)

Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan
Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan
sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.

Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:

 huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroe → guru.

 bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis dengan
'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
 kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.

 awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan
imbuhan 'di-' pada dibeli, dimakan.

Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen.
Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui
sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.

b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak,
pak, maklum, rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-
an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan
imbuhan di- pada ditulis, dikarang.

o Kebaikan Ejaan Soewandi :

1. Lambang oe diubah dengan u yang lebih sesuai dengan ilmu ejaan umum

2. Menundukkan ucapan kata asing pada kebiasaan ucapan dalam masyarakat


Contoh: hadlir  hadir export ekspor
3. Kata dari bahasa asing tidak disisipi e-pepet
Contoh: peraktek praktek

o Kekurangan Ejaan Soewandi :

1. Tidak membedakan e-taling dengan e-pepet


Contoh: seri
c. Ejaan Pembaharuan atau Ejaan Prijono-Katoppo

Ejaan Pembaharuan merupakan penyempurnaan dari ejaan Republik karena ejaan


tersebut terdapat unsur-unsur yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Ejaan pembaruan
merupakan hasil dari E.Katoppo dan Prof. Dr. Prijono. Pembaharuan ejaan ini mengalami
beberapa kesulitan seperti biaya perombakan mesin tik sehingga ejaan ini tidak diresmikan.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah disederhanakannya huruf-huruf yang
berupa gabungan konsonan dengan huruf-huruf tunggal. Atau bersifat fonemis artinya setiap
fonem dalam ejaan itu diusahakan hanya dilambangkan dengan satu huruf.
Tampak seperti contoh di bawah ini :

1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j

2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts

3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ

4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ

5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š

Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu
ay, aw, dan oy.

Misal : Santai → Santay

Harimau → Harimaw

Amboi → Amboy
d. Ejaan Melindo (1959)

Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia. Merupakan ejaan yang disusun atas
kerja sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu
(Malaysia) dipimpin oleh Syed Nasir bin Ismail yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama
Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan
Melindo.
Awalnya Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan di
kedua negara tersebut. Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia
dan Malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai akibatnya pemberlakuaan ejaan
itu tidak pernah diumumkan.

e. Ejaan Baru Bahasa Indonesia / LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)

Ejaan Baru Bahasa Indonesia merupakan hasil dari usaha pembaharuan yang berasaskan
pada dasar pemikiran:

• Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan

• Ejaan Soewandi yang kurang dapat mencerminkan kodrat bahasa Indonesia

Ejaan ini merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo. Pelaksananya pun terdiri
dari panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan, sekarang bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil
merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru. Namun lebih dikenal dangan ejaan LBK. Konsep
Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem
dilambangkan dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan secara
teknis itu di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti keadaan percetakan dan mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu
mencerminkan studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat
pemakainya.

Perubahan pada Ejaan Baru :


1) Gabungan konsonan dj menjadi j

Misalnya :

remadja → remaja
djalan → jalan
1) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c.
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
2) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
3) Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
4) Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
5) Huruf j diubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
6) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya ditulis dengan e/tanpa
penanda.
Misalnya :

Ségar → segar
Copèt →copet
7) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena huruf
huruf itu banyak digunakan.
Misalnya : Fasih, vakum, zaman.
F. Ejaan Yang Disempurnakan
Secara definisi, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sistem ejaan
bahasa Indonesia yang didasarkan pada Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972 yang
diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum,karena dasarnya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang
belum di atur dalam pedoman itu, yang disesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman
umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang
disusun sebelumnya, terutama ejaan Republik yang dipadukan pula dengan konsep-konsep
ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, dan ejaan Baru.
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi Kh
→ akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya : Khilaf, fisik, zakat, universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan ,
misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan → di-
dicuci dibelikan
dilatarbelakangi Kata depan → Di
Di kantor
Di belakang
Di lantai
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
Misalnya :

Anak-anak, bukan anak2

Bersalam-salaman, bukan bersalam2an


Bermain-main, bukan bermain2
d. Yang di atur dalam EYD yaitu :

a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.

b) Penulisan kata

c) Penulisan tanda baca

d) Penulisan singkatan dan akronim

e) Penulisan angka dan lambang bilangan

f) Penulisan unsur serapan.

 Kelebihan Ejaan Yang Disempurnakan yakni :

1. Dapat dipertanggungjawabkan dari sudut ilmu ejaan umum

2. Aturan penulisan kata, huruf dan tanda tanya jauh lebih tegas
2.3 Penulisan Huruf

A. Huruf Besar dan Huruf Kapital

Huruf besar dan huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut :

1. Awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung.


Contoh: Dia berangkat ke sekolah.
Ibu bertanya,” Mengapa kamu menangis?”

2. Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk
kata gantinya.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab

3. Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
orang.
Contoh: Sultan Hasanudin, Gubernur Joko Widodo, Profesor Samsuri

4. Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya dan
peristiwa sejarah.

Contoh : bangsa Indonesia, tahun masehi

5. Huruf pertama khas dalam geografi.

Contoh: Danau Towuti, Afrika Selatan, Jalan Surabaya

6. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dan


dokumen resmi.
Contoh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan Perwakilan Rakyat,
Surat Perintah Sebelas Maret
7. Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan.
Contoh: Pelajaran Matematika untuk Sekolah Lanjutan Atas, majalah Trubus

8. Singkatan nama gelar dan sapaan, huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
Contoh : Dr. Nuril Huda, Kapan Saudara datang?, Silahkan diminum, Mbak!
B. Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut :

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh: majalah Tempo, harian Kompas. buku Dasar- dasar Penulisan
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: Bab ini tidak membicarakan…, Huruf pertama kata abad ialah a
3. Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh: Penataran merupakan kata lain dari upgrading
2.4 Penulisan Kata
A. Kata Dasar

Kata asli yang belum medapat imbuhan. Kata dasar yang terdapat dalam kalimat ditulis satu-
kesatuan.
Contoh :

 Dia tidak suka marah

 Siapa yang datang ?

B. Kata Turunan

Kata yang diturunkan dari kata dasar asli, bisa disebut kata berimbuhan.

 Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh :

o Pemanas (pe+panas)

o Jawaban (jawab+an)

 Awalan atau akhiran ditulis serangkai denan kata yang mendahului apabila bentuk
dasarnya berupa gabungan kata. Contoh :
o Bersuka ria (ber + suka ria)

o Dimejahijaukan (di + meja hijau + kan)


o Membabi buta (me-N + babi buta)

 Jika bentuk dasarnya berupa kata gabung dan mendapat awalan dan akhiran, kata ditulis
serangkai. Contoh :
o Mengedepankan (me-N + ke + depan + kan)

o Mempertanggungjawabkan (me-N + pe + tanggung jawab + kan)

 Jika salah satu unsur kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan ditulis serangkai.
Contoh :
o Pascasarjana

o Prasangka

o Mahasiswa

C. Kata Ulang

Kata dasar yang diulang. Dapat berupa kata ulang murni (sama dengan kata dasar) dan kata
ulang sebagian (berbeda dengan kata dasar). Kata dasar yang berupa kata ulang ditulis lengkap
menggunakan tanda gabung.
Contoh :

- Sepandai-pandai

- Lauk-pauk

D. Gabungan Kata

Kata dasar yang terbentuk dari penggabungan dua kata. Bisa disebut kata majemuk, kata dasar
yang berasal dari gabungan kata yang punya makna tertentu.
 Gabungan kata yang lazim, kata majemuk termasuk istilah khusus bagiannya ditulis
terpisah.
Contoh :

o Sapu tangan

o Mata pisau

o Mata hati
 Gabungan kata termasuk istilah khusus yang menimbulkan salah baca dapat diberi tanda
hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan. Contoh : alat
pandang-dengar.

Contoh :

o Apabila (apa + bila)

o Daripada (dari + pada)

o Adapun (ada + pun)

E.Kata Ganti

Kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Ayahmu orang yang dermawan

o Buku ini miliknya

F. Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada.
Contoh :
o Ayah berangkat ke masjid

o Saya dari masjid

G. Kata Sandang

Kata sandang berupa Si dan Sang ditulis secara terpisah dari kata yang megikutinya.
Contoh :
o Si Unyil

o Sang Raja

H. Partikel

1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Bacalah buku itu dengan baik !
o Akankah kita tetap menjadi saudara ?

2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Kecuali : adapun,
bagaimanapun, maupun, biarpun, walaupun.
Contoh :

o Sepetak tanah pun aku tak punya.

o Sepucuk surat pun tak datang.

3. Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap dtulis terpisah dari kalimat yang
mendampinginya.
Contoh :

o Dia membaca buu itu per bab.

o Dia menggaji karyawannya per hari

I. Angka dan Lambang Bilangan


 Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
Contoh : 1, 2, 3.
 Digunakan untuk ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, nilai uang.
Contoh :
o 3 meter kain, 10 kilogram beras, 5 liter.

o Pukul 12.30, 100 dolar, tahun 1962.

o Penulisan lambang bilangan dengan huruf.


Contoh : sebelas (11), dua per tiga (2/3).
 Penulisan kata bilangan tingkat.
Contoh :
o Bab III

o Bab tiga

o Bab ke-3

 Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an.


Contoh :
o Tahun 60-an

o Tahun enam puluhan

 Akta dan Kuitansi, bilangan ditulis dengan kata dan huruf skaligus dalam teks.
Contoh :
o Telah diterima uang sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

1. Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut


diantaranya ejaan Ophujsen, ejaan Soewandi, ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, ejaan
Baru, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2. Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan
oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
3. Ejaan memiliki komponen-komponen penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda
baca, serta unsur serapan.
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat aturan atau kaidah
penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan
5. Penulisan huruf yang terdapat dalam ejaan yaitu penulisan hurf miring dan huruf kapital.

6. Penulisan kata yang terdapat dalam sebuah ejaan yakni kata dasar, kata ulang, kata ganti,
gabungan kata, dll.
7. Pemakaian tanda baca yang terdapat dalam ejaan diantaranya tanda titik, tanda koma,
tanda seru, tanda tanya, titik dua, tanda petik, tanda miring, dll.
8. Dari penjabaran diatas, ejaan sangat dibutuhkan dalam hal kepenulisan. Misalnya dalam
penulisan karya ilmiah, skripsi, dan thesis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. “Dari Ejaan van Ophujsen hingga EYD”. www.makalahkuliah.com. Pada 25
Februari 2013.
Fakultas Pertanian UB. 2010. Modul Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah. Malang.
Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Safioedin, Asis. 1987. Membina Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.

Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN-Maliki Press.
Wilyarsa, I Gusti Agung. 2012. ”Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia”.
www.ejaanindonesia.blogspot.com. Pada 25 Februari 2013.

Anda mungkin juga menyukai