Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 1

PERCOBAAN
MOMEN INERSIA

A. Tujuan Percobaan
 Menghitung kostanta pegas Torsi dari gerak osilasi melingkar.
 Menghitung momen inersia dari berbagai macam bentuk dan ukuran benda secara
praktikum dan teori.

B. Teori Dasar
Setiap benda mempunyai sifat lembam atau inert (malas bergerak) contohnya,
suatu benda yang diam akan selamanya diam sepanjang tidak ada gaya luar yang bekerja
padanya. Bila benda kecil bermassa (m), berjarak r dari sumbu θ dipercepat oleh gaya F,
maka diperoleh :
Momen inersia, I = 𝜏.r²
Momen gaya, τ = I.𝛼 …...........……..…………………...……........…….... (1)

Dimana 𝛼 = Percepatan sudut


τ = F. r …………..........…..……………………………...…………........... (2)

Momen inersia dari berbagai bentuk benda berbeda, bahkan untuk bentuk
yang sama mempunyai momen inersia yang berbeda tergantung dari pengambilan
sumbu.
Karena, I = ∫r².dm
Dari getaran pegas diperoleh:
𝜏
T = 2π√Kt (gerak translasi) ………...…..……………….....…….................. (3)

Dengan τ analog dengan I , maka :


I
T = 2π√Kt (gerak rotasi) ………..……………………...…….….................. (4)

Dimana, T = Periode ayunan pegas

Momen Inersia
1
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 2

Untuk gerakan translasi berlaku :


τ
τ = Kt.θ , dimana ; Kt = θ

I.θ
Jadi, T = 2π√ τ
T².τ
Atau : I = 4π²θ ..…………………..…....................…………………………..…… (5)

I = 4π² Kt ................................................................................................................. (6)

Besaran  i
m i r i2 adalah sifat benda dan sumbu rotasi yang disebut momen inersia :

I=  i
m i r i2 ...........................…..………........................................................... (7)

Dalam persamaan ini jarak r i adalah jarak dari partikel I ke sumbu rotasi.
Biasanya, jarak ini tidak sama dengan jarak dari partikel I ke titik asal. Walaupun
untuk sebuah cakram dengan titik asalnya di pusat sumbu. Jarak-jarak ini adalah
sama. Momen inersia adalah ukuran kelembaman sebuah benda terhadap perubahan
dalam gerak rotasi. Momen inersia ini tergantung pada momen inersia massa benda
relatif terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu
rotasi) seperti massa (m) yang merupakan sifat benda yang mengukur
kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi. Untuk sistem yang terdiri
dari sejumlah kecil dari partikel-partikel diskrit, kita dapat menghitung momen inersia
terhadap sumbu tertentu langsung dari persamaan (7). Untuk kasus benda kontinyu
yang lebih sederhana seperti roda, momen inersia terhadap sumbu tertentu dihitung
dengan menggunakan kalkulus. Kita akan menggambarkan perhitungan semacam itu
di Tabel 2 mencantumkan momen inersia berbagai benda uniform.

Momen Inersia
2
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 3

Tabel 1. Momen Inersia Benda-Benda Uniform dengan Berbagai Bentuk

No Nama benda Gambar benda Momen Inersia

Bola pejal 2
1 I= M R2
terhadap diameter 5

Silinder pejal 1
2 I= M R2
terhadap sumbu 2

Papan tipis
1
3 terhadap I= M R2
2
diameter

Tetapi secara praktikum untuk menghitung Momen Inersia kita dapat menggunakan
rumus :

T².τ τ
I = 4π²θ dimana ; Kt = θ
T²Kt
Jadi : I = 4π²

Dan rumus konstanta pegas secara PRAKTIKUM adalah :


τ
Kt = θ dimana ; τ = F. r
F.r
Jadi : Kt = θ

C. Alat dan Bahan Percobaan


 Stopwatch
 Sumbu torsi dan pegas spiral
 Timbangan neraca digital
 Dinamometer (spring balance)
 Mistar skala panjang
 Benda uji : Bola pejal, silinder pejal, plat penyangga, dan piringan kayu

Momen Inersia
3
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 4

D. Gambar Alat dan Benda Uji

Keterangan :
a. Bola Pejal
b. Silinder Pejal
(a) (b) c. Piringan Kayu

(c)

E. Prosedur Percobaan

 Mengukur diameter bola pejal, silinder pejal, dan piringan kayu.


 Memasang bola pada spiral pegas, putar dengan angka sudut yang ditentukan
kemudian melepaskannya, kemudian mencatat periodenya pada Tabel 2.1 (dilakukan
sampai 4 (empat) kali).
 Mengulangi dengan benda uji yang lainnya, silinder pejal dan piringan kayu.
 Mencatat massa dari ketiga benda uji tersebut menggunakan timbangan neraca digital.
 Dan menghitung rata-rata Gaya F (N) dari benda uji tersebut, yang diperoleh pada
saat melakukan praktikum. Serta Periodenya T (s).

Momen Inersia
4
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 5

F. Tabel Data Hasil Percobaan

Tabel 2. Data hasil percobaan


No. m (kg) Ө F (N) T (s) r (m)
1. Bola pejal 0,45 2,10
0,42 2,00
90o
0,46 2,04
0,43 2,04
Rata-rata 0,44 2,04 0,0716 m
1,04 kg
0,75 2,05
0,80 2,12
135o
0,78 2,09
0,69 2,04
Rata-rata 0,78 2,07
2. Silinder pejal 0,65 1,00
0,68 0,96
90o
0,70 1,00 0,045 m
0,47 kg
0,69 1,00
Rata-rata 0,68 0,99
3. Papan tipis 0,29 2,18
0,31 2,22
90o
0,31 2,19
0,29 2,15
Rata-rata 0,30 2,18 0,108 m
0,39 kg
0,47 2,16
0,48 2,23
135o
0,46 2,17
0,49 2,12
Rata-rata 0,47 2,17

Momen Inersia
5
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 6

G. Analisis Data Hasil Percobaan


1. Menghitung Momen Inersia bola pejal dengan sudut 90° dimana data hasil
praktikum adalah :
M = 1,04 kg
R = 0,073 m
F = 0,44 N
T = 2,04 detik
Jadi, untuk menghitung Momen Inersia (I) bola pejal dengan sudut 90° secara TEORI
kita dapat menggunakan rumus :
2
I = 5 M R²
2
= 5 (1,04) . (0,073)²

I = 2,21 .10-3 Kg.m²


Sedangkan untuk mencari Momen Gaya (𝜏) kita dapat menggunakan rumus :
τ = F. R
= (0,43) . (0,0716)
τ = 0,0345 N.m
Dan untuk menghitung Konstanta Pegas (Kt) dan Momen Inersia (I)
bola pejal dengan sudut 90° secara PRAKTIKUM kita dapat menggunakan rumus :

 Konstanta Pegas secara praktikum :

τ π
Kt = dimana ; θ = 90° = 2 rad
θ
2
Kt = 0,0345 × 3,14 rad

Kt = 0,019 Nm/rad
 Momen Inersia secara praktikum :

T²Kt
I =
4π²
(2,04)² . 0,021
=
4.(3,14)²
I = 2,21 .10-3 Kg.m²

Momen Inersia
6
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 7

2. Menghitung Momen Inersia bola pejal dengan sudut 135° dimana data hasil
praktikum adalah :

M = 1,04 kg
R = 0,073 m
F = 0,78 N
T = 2,07 detik
Jadi, untuk menghitung Momen Inersia (I) bola pejal dengan sudut 135° secara teori
kita dapat menggunakan rumus :
2
I = 5 M R²
2
= 5 (1,04) . (0,073)²

I = 2,2168 .10-3 Kg.m²

Sedangkan untuk mencari Momen Gaya (𝜏) kita dapat menggunakan rumus :
τ = F. R
= (0,78) . (0,073)
τ = 0,0569 N.m
Dan untuk menghitung Konstanta Pegas (Kt) dan Momen Inersia (I) bola pejal dengan
sudut 135° secara PRAKTIKUM kita dapat menggunakan rumus :

 Konstanta Pegas secara praktikum :

τ 3π
Kt = dimana ; θ = 135° = rad
θ 4
4
Kt = 0,0569 × 9,42 rad

Kt = 0,0241 Nm/rad
 Momen Inersia secara praktikum :

T²Kt
I =
4π²
2,07² . 0,0241
=
4.(3,14)²
I = 2,61. 10-3 Kg.m²

Momen Inersia
7
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 8

3. Menghitung Momen Inersia Selinder Pejal dengan sudut 90° dimana data hasil
praktikum adalah :
M = 0,47 kg
R = 0,045 m
F = 0,68 N
T = 0,99 detik
Jadi, untuk menghitung Momen Inersia (I) Silinder pejal dengan sudut 90° secara
teori kita dapat menggunakan rumus :
1
I = 2 M R²
1
= 2 (0,47) . (0,045)²

I = 4,75 .10-4 Kg.m²


Sedangkan untuk mencari Momen Gaya (𝜏) kita dapat menggunakan rumus :
τ = F. R
= (0,68) . (0,045)
τ = 0,0306 N.m
Dan untuk menghitung Konstanta Pegas (Kt) dan Momen Inersia (I) Silinder Pejal
dengan sudut 90° secara praktikum kita dapat menggunakan rumus :

 Konstanta Pegas secara praktikum :

τ π
Kt = dimana ; θ = 90° = 2 rad
θ
2
Kt = 0,0306 × 3,14 rad

Kt = 0,0194 Nm/rad
 Momen Inersia secara praktikum :

T²Kt
I =
4π²
0,99² . 0,0194
=
4.(3,14)²

I = 4,82.10-4 Kg.m²

Momen Inersia
8
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 9

4. Menghitung Momen Inersia Papan Tipis dengan sudut 90° dimana data hasil
praktikum adalah :
M = 0,392 kg
R = 0,111 m
F = 0,30 N
T = 2,18 detik

Jadi, untuk menghitung Momen Inersia (I) Papan Tipis dengan sudut 90° secara teori
kita dapat menggunakan rumus :
1
I = 2 M R²
1
= 2 (0,392) . (0,111)²

I = 2,41 .10-3 Kg.m²


Sedangkan untuk mencari Momen Gaya (𝜏) kita dapat menggunakan rumus :
τ = F. R
= (0,30) . (0,111)
τ = 0,033 N.m

Dan untuk menghitung Konstanta Pegas (Kt) dan Momen Inersia (I) Papan Tipis
dengan sudut 90° secara praktikum kita dapat menggunakan rumus :

 Konstanta Pegas secara praktikum :

τ π
Kt = dimana ; θ = 90° = 2 rad
θ
2
Kt = 0,033 × 3,14 rad

Kt = 0,02121 Nm/rad
 Momen Inersia secara praktikum :

T²Kt
I =
4π²
2,18² . 0,02121
=
4.(3,14)²

I = 2,55.10-3 Kg.m²

Momen Inersia
9
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 10

5. Menghitung Momen Inersia Papan Tipis dengan sudut 135° dimana data hasil
praktikum adalah :
M = 0,392 kg
R = 0,111 m
F = 0,47 N
T = 2,17 detik

Jadi, untuk menghitung Momen Inersia (I) Papan Tipis dengan sudut 135° secara teori
kita dapat menggunakan rumus :
1
I = 2 M R²
1
= 2 (0,392) . (0,111)²

I = 2,41 .10-3 Kg.m²


Sedangkan untuk mencari Momen Gaya (𝜏) kita dapat menggunakan rumus :
τ = F. R
= (0,47) . (0,111)
τ = 0,0521 N.m

Dan untuk menghitung Konstanta Pegas (Kt) dan Momen Inersia (I) Papan Tipis
dengan sudut 135° secara praktikum kita dapat menggunakan rumus :

 Konstanta Pegas secara praktikum :

τ 3π
Kt = dimana ; θ = 135° = rad
θ 4
4
Kt = 0,0521 × 9,42 rad

Kt = 0,0221 Nm/rad
 Momen Inersia secara praktikum :

T²Kt
I =
4π²
2,17² . 0,0221
=
4.(3,14)²
I = 2,63.10-3 Kg.m²

Momen Inersia
10
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 11

H. Tabel Hasil Analisis


Setelah melakukan praktikum dan analisa terhadap data-data hasil pengamatan,
maka dapat diperoleh perbandingan antara hasil praktikum dan teori yang di tunjukkan
oleh Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Perbandingan Momen Inersia Secara Praktikum dan Teori Serta


Konstanta Pegas (Kt)

Momen Momen
Inersia Inersia Momen
Massa Sudut
NO. Gambar Benda Uji (Kg.m²) (Kg.m²) Gaya τ
(Kg) (θ)
Secara Secara (N.m)
Praktikum Teori

90° 1,7.10-3 0,030788

1 1,04 2,13.10-3

135° 2,3.10-3 0,04296

2 0,47 90° 6,4.10- 4 4,7.10-4 0,0301

90° 2,43.10-3 0,03564

3 0,39 2,27.10-3

135o 2,28 . 10-3 0.05076

Momen Inersia
11
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 12

Konstanta Pegas (Kt) berdasarkan teori dari bahan tembaga (Cu) :

Mr4
Kt = 4nR3

 R = jari-jari lilitan
 n = jumlah lilitan
 r = jari-jari kawat

Konstanta pegas dari bahan tembaga :


Modulus young,Y Modulus Luncur,L Modulus Bulk,B
1012 dyn cm-2 1012 dyn cm-2 1012 dyn cm-2

Tembaga dan paduannya = (1,1) (0,42) (1,4)


Modulus young,Y Modulus Luncur,L Modulus Bulk,B
106 lb in-2 106 lb in-2 106 lb in-2
Tembaga dan paduannya = (16) (6,0) (20)
Modulus young,Y Modulus Luncur,L Modulus Bulk,B
106 lb in-2 106 lb in-2 106 lb in-2

Momen Inersia
12
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 13

F. Tabel Hasil Analisi


Setelah melakukan praktikum dan analisa terhadap data-data hasil
pengamatan,maka dapat diperoleh perbandingan antara hasil praktikum dan teori yang
ditunjukkan oleh Tabel berikut ini :

Tabel. Perbandingan antara hasil praktikum dengan hasil perhitungan (teoritis)

Momen
Momen Inersia
Inersia Momen Gaya
No Nama Benda 𝜃 (Kg.m2)
(Kg.m2) τ (N.M)
Praktikum Teori

900 2,21.10-3 2,21 . 10-3 0,0345


1 Bola Pejal
1350 2,61. 10-3 2,2168. 10-3 0,0569

2 Silinder Pejal 900 4, 82. 10-4 4, 75. 10-4 0,306

900 2, 55. 10-3 2,41. 10-3 0,033


Piringan
3
Tipis
1350 2, 63. 10-3 2,41. 10-3

Momen Inersia
13
Praktikum Dasar Fluida 342 12 032 14

I. Kesimpulan dan Saran

 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dan analisis data hasil percobaan maka di dapat suatu
kesimpulan bahwa :
1. Momen inersia yang didapat berdasarkan teori memiliki nilai yang hampir sama
dengan momen inersia yang didapat berdasarkan pratikum.
2. Konstanta pegas Torsi pada gerak melingkar selurus dengan gaya yang di berikan
dan selurus pula dengan jari-jari suatu benda dan berbanding terbalik dengan
sumbu putarnya.

 SARAN

Setelah melakukan praktikum terdapat sebuah selisih antara hasil perhitungan data
praktikum dan teori dimana momen inersia hasil perhitungan teori cenderung lebih
besar bila dibandingkan dengan hasil perhitungan praktikum, ini dikarenakan adanya
momen inersia yang lewat pada sumbu pusat massa benda, jadi massanya harus
diperhitungkan karena idealnya momen inersia merupakan sifat benda atau sumbu
rotasi yang dipengaruhi oleh massa benda itu sendiri.

Momen Inersia
14

Anda mungkin juga menyukai