Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

PERCOBAAN MOMEN INERSIA


untuk memenuhi tugas mata kuliah mekanika klasik
yang dibimbing oleh Dra.chusnana insjaf yogihati, M.Si

Yang disusun oleh


Nama anggota kelompok 1 :
1. FADILLAH PUTRI 210322607211
2. JESSICA MAULINASARI 210322607311
3. REGITA KURNIAYU 210322607220
4. RR.RAKHEL OLIVIA ANANDA 210322607222

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2022
Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep momen inersia benda.
2. Dapat menentukan momen inersia benda.

B. Dasar Teori

Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk


berotasi pada porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada
gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi (Chusni, M
Minan, 2018). Pada Hukum Newton 1 menyatakan “Benda yang bergerak
akan cenderung bergerak dan benda yang diam akan cenderung diam”.
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaanya
(tetap diam atau bergerak). Inersia disebut juga dengan kelembaman suatu
benda. Oleh karena itu hukum Newton 1 disebut juga dengan hukum
Inersia atau hukum kelembaman (Syahid, Bilal, 2019).
Momen inersia merupakan sifat dari suatu benda untuk
mempertahankan posisi dari gerak rotasi, dapat disebut juga sebagai
ukuran kelembaman suatu benda yang berotasi ataupun berputar pada titik
sumbu yang ditentukan. Satu benda dengan benda yang lainnya memikiki
momen inersia yang berbeda-beda, hal tersebut bergantung pada besar
kuadrat jarak suatu benda dari titik sumbu putar dan dari massa benda itu.
(Rustan, 2020).
Oleh karena itu, momen inersia bisa diartikan sebagai adanya
kecenderungan pada suatu sistem benda yang diam atau berputar, hal itu
sebagai reaksi terhadap gaya torsi yang berasal dari luar dan akibat adanya
jarak antara massa benda dengan titik pusat massa dari benda tersebut
(Digdoyo, dkk, 2022).
Setiap benda dapat memiliki momen inersia, tidak hanya benda saja
manusia juga memiliki momen inersia yang tertentu. Besar momen inersia
tergantung dengan berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi, dan
juga massa benda. Pada penentuan momen inersia ada bentuk tertentu
yang cenderung lebih mudah dari pada momen inersia yang lain, seperti
pada bola silinder pejal lebih mudah dari benda yang bentuknya tidak
beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya.
(Giancolli, 2014, hal 226)
Momen inersia dipengaruhi oleh jari-jari (jarak benda dari sumbu).
Benda yang berbentuk sama namun momen inersianya bisa saja berbeda
karena pengaruh jari-jari, Semakin besar jari-jari benda maka semakin
besar momen inersianya (Tipler, 1998). Besarnya momen inersia suatu
benda dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
1. Massa benda
2. Bentuk benda (geometri)
3. Letak sumbu putar
4. Jarak ke sumbu putar benda.
Momen Inersia Benda

Gambar 1. Sistem benda tegar dengan tiga partikel berputar dengan


sumbu di 0
Sebuah sistem yang terdiri dari tiga buah partikel dengan massa m1,
m2 dan m3 membentuk suatu benda tegar seperti tampak pada
Gambar 1. Apabila m1berada pada posisi r 1 , berotasi dengan
kecepatan sudut 𝜔 dan memiliki kecepatan linear v1 =ω ×r 1 , maka
momentum sudut dari m1adalah:
L1=r 1 p1=m1 r 1 v1
L1=m1 r 1( ω r 1 )
atau
L1=m1 r 1 ² ω .....................................................(1)
Dengan cara yang sama untuk 𝑚2 dan 𝑚3
2
L2=m 2 r 2 ω
L3=m3 r 3 ² ω
Besarnya momentum sudut total dapat dituliskan
L=L1 + L2 + L3
2 2 2
L=(m1 r 1 +m2 r 2+ m3 r 3 )ω
L=I ω.............................................................(2)
Dengan I =m1 r 21+ m2 r 22 +m3 r 23
3
Yang dapat dituliskan I =∑ mi r i
2

i=1

Persamaan (2) menunjukkan hubungan antara 𝐿,, dan 𝜔. Hubungan


ini mirip dengan hubungan antara momentum linier 𝑝, 𝑚, dan 𝑣 pada
gerak translasi, 𝑝 = 𝑚𝑣. Jadi, besaran 𝐼 identik dengan massa 𝑚 pada
gerak translasi dan disebut momen inersia benda tegar.
Untuk suatu sistem 𝑁 partikel yang membentuk benda tegar, momen
inersianya adalah

3
I =∑ mi r 2i ....................................................(3)
i=1

Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang kontinyu,


suatu elemen massa ∆mi yang berjarak r i dari sumbu putar, momen
3
inersia benda dapat dituliskan I =∑ r i ∆ mi
2

i=1

Apabila ∆mi diambil sangat kecil, momen inersia dapat dituliskan


I =∫ r ² dm=∫ r ² p dv
Dengan 𝑑𝑚 adalah elemen massa, 𝜌 adalah massa jenis, dan 𝑑𝑉
adalah elemen volume. Dari persamaan momen inersia di atas, kita
dapat menghitung momen inersia untuk berbagai benda, sepeti
ditunjukkan pada tabel di bawah :
Tabel 1 Momen Inersia Benda
No
Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
.
Silinder Pejal Pada sumbu silinder mR ²
1.
2
Silinder Pejal Pada diameter pusat mR ² mR ²
2. +
4 12
Silinder Pada sumbu silinder m 2 2
3. (R +R )
2 1 2
Berongga
Bola Pejal Pada diameternya 2mR ²
4.
5
Bola Berongga Pada diameternya 2mR ²
5.
3

Apabila sebuah benda di pasangkan pada Alat Momen Inersia,


kemudian diosilasikan, perioda osilasinya adalah:
4π²
T ²= I + I 0.................................................(4)
K
Dengan 𝑇 adalah perioda osilasi 𝐼 adalah momen inersia benda.
Momen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat
diketahui dengan persamaan:

I= ( TT ²² − 1) I ................................................(5)
0
0
C. Alat dan bahan

nama
no gambar fungsi
benda

berfungsi sebagai alat ukur


diameter luar dan tinggi benda pada
1 mistar percobaan momen inersia agar
memperoleh nilai momen
inersianya karena I = M
 
 
Berfungsi untuk menentukan
momen inersia dari berbagai macam
benda dengan menggunakan
metode osilasi. Osilasi disebabkan
oleh torsi yang diberikan kepada
pegas spiral yang terpasang pada
set alat
poros alat tersebut. Dengan
2 percobaa
mengukur periode osilasi dan
n
menggunakan persamaan, momen
inersia dari benda yang diletakkan
pada alat ini dapat diketahui.
Konstanta pegas perlu ditentukan
terlebih dahulu sebelum percobaan
dilakukan.

Berfungsi sebagai alat ukur dimater


jangka
3 dalam pada percobaan momen
sorong
inersia
 

berfungsi untuk menentukan


4 bola pejal momen inersia benda untuk setiap
jenis benda yang berbeda massanya
silinder
pejal
 

silinder
berongga

keruct
pejal

piringan
213

piringan
714
Unit sensor dengan menggunakan
gerbang
5 LED dan fotodioda inframerah untuk
cahaya
khusus alat momen inersia

pencacah Berfungsi sebagai alat ukur waktu


6
waktu dalam percobaan momen inersia

neraca Berfungsi untuk mengukur massa


7
digital benda dalam percobaan tersebut

 
D. Gambar set alat percobaan

Gambar 4.1 set alat percobaan momen inersia

E. Prosedur percobaan
1. Menimbang massa, mengukur diameter dan tinggi semua benda untuk
menentukan nilai momen inersianya.
2. Memasang benda dengan satu per satu untuk menentukan waktu dalam 10
getaran dengan cara,
3. Menghubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah waktu AT-01
4. Menghubungkan alat pencacah waktu dengan dengan tegangan 220 V AC
5. Kemudian menyalakan alat pencacah waktu dengan memilih ikon cycle
dengan tombol function, untuk mengatur 10 getaran,menekan tombol
function.
6. Selanjutnya meyimpangkan bola pejal sebesar 180° agar berosilasi,
mengulang langkah tersebut dengan menekan tombol fuction untuk
mengatur kembali menjadi 10 getaran
7. Selanjutnya mencatat data percobaan pada lembaran dengan membuat
tabel dan menghitung periode getarnya
F. Data percobaan
Tabel 1 momen inersia benda

No. Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia


Silinder Pejal Pada sumbu silinder mR ²
1.
2
Silinder Pejal Pada diameter pusat mR ² mR ²
2. +
4 12
Silinder Berongga Pada sumbu silinder m 2 2
3. (R +R )
2 1 2
Bola Pejal Pada diameternya 2mR ²
4.
5
Bola Berongga Pada diameternya 2mR ²
5.
3

Tabel 2 dimensi dan momen inersia benda

n massa benda diameter luar diameter dalam tinggi


nama benda
o (kg) (m) (m) (m)
1 bola pejal 0.515 -  -  -
2 silinder pejal 0.5165 0.085  - 0.155
silinder
3 0.4975 0.073 0.063 0.06
berongga
4 piringan 213 0.5205 0.915  - 0.03
5 piringan 714 0.5185 0.231 - 0.02
6 kerucut pejal 0.51 0.164  - 0.145

Tabel 3 periode untuk setiap benda


Tabel 4 momen inersia benda hasil percobaan
n nama waktu getaran (s)
o benda t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 trad ts
bola 14. 16. 15. 11. 12. 11. 16. 11. 11. 10. 132. 13.2
1
pejal 18 96 24 43 36 58 85 3 6 82 32 32
silind
6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.84 0.68
2 er
41 44 46 45 45 45 49 48 48 49 6 46
pejal
silind
er 7.2 7.2 7.3 7.3 7.3 7.2 7.3 7.3 7.3 7.2 73.0 7.30
3
beron 99 82 34 14 1 96 04 08 2 66 3 3
gga
piring
13. 13. 13. 13. 13. 13. 17. 13. 13. 13. 14.1 1.41
4 an
76 76 76 76 77 76 36 77 76 77 2 2
213
piring
15. 15. 15. 15. 15. 15. 15. 15. 15. 15. 159. 15.9
5 an
98 98 98 98 98 98 98 98 99 98 81 8
714
keruc
13. 14. 12. 12. 12. 12. 11. 14. 12. 13.1 1.31
6 ut 14
38 7 83 66 15 6 85 48 98 6 6
pejal
No Nama Benda Iteori T I KSR
(kg m2) (s) (kg m2) (%)

1 Silinder Pejal 0,00046646 0,37398 -0,0703985 151

2 Silinder 0,0005782 7,30335 0,302972 522


Berongga

3 Piringan 213 0,002474 3,28671 -0,0597504 25

4 Piringan 714 0,003458 3,30783 1,73041 499

5 Kerucut 0,0010287 3,25544 -0,0616009 60

G. Analisis data
1. Silinder pejal
m = 0.5165 kg
d (luar)= 0.085 m
R = 0.0425 m
T0 =3.233 s
T = 0.6846 s
Momen inersia diri
k
Idiri = 2 T0
2

0.2789
= (3.233)2
4π2
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan

Iperc = ( T2
T0
2
)
− 1 I0

( )
2
0.6846
= 2
− 1 0.0738
3.233
= −0.0703 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.R2
2
1
= (0.5165).(0.0425)2
2
= 0.0004 kg.m2
Periode berdasarkan teori
4 π2
T2 = (Idiri + Iteori)
k
2

= (0.0738 + 0.0004 )
0.2789
= 0.1898
T = 0.3739 s
Kesalahan Relatif

KSR = | I percI perc


− I teori
|× 100%
= |0.07030.0703
−0.0004
|× 100%
= 99.43 %(2AP)_
2. Silinder berongga
m = 0.4975 kg
d (luar) = 0.073 m
R (luar) = 0.0365 m
d (dalam) = 0.063 m
R (dalam) = 0.0315 m
T0 = 3.233 m
T = 7.303 m
Momen inersia diri
k
Idiri = T02
4 π2
0.2789
= 2 (3.233)2

= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
Iperc = 2
− 1 I0
T0

= ( 7.3032
3.2332 )
−1 0.0738

= 0.3029 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rdalam+Rluar)2
2
1
= (0.4975).(0.0365+0.315)2
2
= 0.0005 kg.m2
Periode berdasarkan teori
2

T2 = (Idiri + Iteori)
k
4π2
= (0.0738 + 0.0005 )
0.2789
= 10.53
T = 3.245 s
Kesalahan Relatif

KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.3029 −0.0005
0.3029
= 99.83%(2AP)
3. Piringan 213
m = 0.5205 kg
d (luar)= 0.195 m
R = 0.0975 m
T0 = 3.233 s
T = 1.412 s
Momen inersia diri
k
Idiri = 2 T0
2

0.2789
= 2 (3.233)2

= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
Iperc = 2
− 1 I0
T0

( )
2
1.412
= 2
−1 0.0738
3.233
= − 0.0597 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rluar)2
2
1
= (0.5205).(0.0975)2
2
= 0.0024 kg.m2
Periode berdasarkan teori
2

T 2
= (Idiri + Iteori)
k
2

= (0.0738 + 0.0024 )
0.2789
= 10.80
T = 3.286 s
Kesalahan Relatif

KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.0597 −0.0024
0.0597
= 95.97 %(2AP)
4. Piringan 714
m = 0.5185 kg
d = 0.231 m
R = 0.1155 m
T0 = 3.233 s
T = 15.98 s
Momen inersia diri
k
Idiri = T02
4 π2
0.2789
= (3.233)2
4π2
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
Iperc = 2
− 1 I0
T0

( )
2
15.98
= −1 0.0738
3.2332
= 1.730 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rluar)2
2
1
= (0.5185).(0.1155)2
2
= 0.0034 kg.m2
Periode berdasarkan teori
4 π2
T2 = (Idiri + Iteori)
k
2

= (0.0738 + 0.0034 )
0.2789
= 10.94
T = 3.307 s
Kesalahan Relatif

KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.0034 −1.730
0.0034
= 97.88%(2AP)
5. Kerucut pejal
m = 0.510 kg
d = 0.164 m
R = 0.082 m
T0 =3.233 s
T = 1.316 s
Momen inersia diri
k
Idiri = 2 T0
2

0.2789
= (3.233)2
4π2
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan

Iperc =
T2
(
T 02
− 1 I0
)
= (
1.3162
3.233
2
−1 0.0738 )
= − 0.0616 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rluar)2
2
1
= (0.510).(0.082)2
2
= 0.001 kg.m2
Periode berdasarkan teori
4 π2
T2 = (Idiri + Iteori)
k
2

= (0.0738 + 0.001 )
0.2789
= 10.59
T = 3.255 s
Kesalahan Relatif

KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.0616 −0.001
0.0616
= 98.37%(2AP)

H. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami akan melakukan sebuah pengamatan terhadap
momen insersia yang akan dilakukan terhadap objek tidak bergerak (benda).
Momen inersia ini dapat dikatakan sebagai sebuah kecendrungan dari suatu benda
agar dapat menjaga bentuk aslinya saat benda tersebut sedang mengalami rotasi.
Dalam hal ini mencakup beberapa faktor yang setidaknya akan memengaruhi nilai
dari momen inersia tersebut, yaitu
 Massa
 bentuk benda
 letak titik putar
 jarak benda pada titik putar.
Pada dasarnya sebuah besaran yang dihasilkan oleh momen inersia dapat
dilihat nilainya dengan menggunakan sebuah cara yaitu mengalikan massa benda
dengan kuadrat jari-jari

𝐼 = 𝑚𝑟²
Percobaan kali ini data yang berhasil kami kumpulkan adalah sekumpulan
data yang terdiri atas massa benda, diameter benda, tinggi benda, dan periode
benda ketika benda tersebut mengalami rotasi dengan jumlah 10 putaran. Analisis
data selanjutnya kami lanjutkan dengan menghitung momen inersia yang
berlandaskan sebuah teori dengan menggunakan rumus yang diperuntukkan untuk
menghitung momen inersia bagi benda-benda tersebut dan dilanjutkan dengan
melakukan komparasi dengan momen inersia yang diambil dari data percobaan.
Berikut adalah hasil komparasinya.
Tabel 3. Perbandingan momen inersia

No Nama Benda Iteori T I KSR


(kg m2) (s) (kg m2) (%)

1 Silinder Pejal 0,00046646 0,37398 -0,0703985 151

2 Silinder 0,0005782 7,30335 0,302972 522


Berongga

3 Piringan 213 0,002474 3,28671 -0,0597504 25

4 Piringan 714 0,003458 3,30783 1,73041 499

5 Kerucut 0,0010287 3,25544 -0,0616009 60

Dari Tabel 3 yang tercantum di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
yang cukup terlihat jelas antara momen inersia berdasarkan hasil perhitungan
yang diambil dari data percobaan, dan output yang dihasilkan adalah munculnya
persenan kesalahan relatif yang tinggi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
hal tersebut terjadi diantaranya adalah adanya kesalahan yang terjadi ketika
pengambilan data diameter benda karena alat pengukur yang kami gunakan adalah
penggaris yang kaku dan dapat disimpulkan bahwa penggaris tersebut membuat
pengukuran dengan diameter benda aslinya menjadi meleset.
Perbedaan momen inersia dalam aspek waktu tidak mungkin meleset karena
kelompok kami menggunakan alat yang kompatibel dan kami menghitungnya
tepat selama 10 putaran. Kesalahan dan perbedaan ini kami perkirakan karena
adanya perbedaan momen inersia dari masing-masing benda. Karena setiap benda
memiliki massa yang berbeda meskipun massa benda hamper samapun momen
inersia tidak hanya bergantung kepada massa saja tetapi bergantung juga kepada
ukuran dan jari-jari masing-masing benda, semakin besar jari-jari benda tersebut
maka semakin besar juga momen inersia yang dihasilkan.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pengamatan di atas dapat disimpulkan
bahwa momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi pada porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada
gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi. Besarnya
momen inersia bergantung pada bentuk benda, letak sumbu putar, jari-jari
rotasi, dan massa benda. Dalam praktikum ini massa benda, jari-jari rotasi,
bentuk benda, dan letak sumbu putar akan mempengaruhi perputaran
benda. Momen inersia diberikan lambang I , dengan demikian besaran 𝐼
identik dengan massa 𝑚 pada gerak translasi dan disebut momen inersia
benda tegar. Untuk suatu sistem 𝑁 partikel yang membentuk benda tegar,
momen inersianya adalah
3
I =∑ m i r 2i
i=1

Apabila sebuah benda di pasangkan pada Alat Momen Inersia, kemudian


diosilasikan, perioda osilasinya adalah:
4π²
T ²= I +I0
K

Dengan 𝑇 adalah perioda osilasi 𝐼 adalah momen inersia benda.


Momen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat
diketahui dengan persamaan:

I= ( TT ²² − 1) I
0
0

Berdasarkan persamaan di atas, diperoleh hasil kesalahan relatif pada


masing-masing benda yakni pada silinder pejal sebesar 99.43 % , silinder
berongga sebesar 99.83 % , piringan 213 sebesar 95.97 % , dan piringan
714 sebesar 97.88 % , dan kerucut sebesar 98.37 % .

Daftar Pustaka
1. Digdoyo, A. Rahmasari, S. Djatmiko, A. Yuniaty, E. Anwar, S. (2022).
Rancang Bangun Alat Uji Momen Inersia Massa Suatu Elemen Mesin dalam Tiga
Arah Sumbu. Universitas Jayabaya: Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Inovasi hal 193-
200.
2. Giancoli, D.C. (2014). Physics Principels with Applications. USA: Pearson
Education.
3. Rustan. Handayani, L. (2020). Penentuan Koefisien Momen Inersia Benda
Tegar Berbasis Arduino. Universitas Jambi: Jurnal Matematika, Sains, dan
Pembelajarannya hal 125-129.
4. Syahid, Bilal. 2019. Momen Inersia : Pengertian, Konsep, Rumus dan
Contohnya.
5. Tim Praktikum Mekanika. 2022. Modul Praktikum Mekanika. Malang :
Departemen Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
6. Chusni, M Minan. 2018. Penentuan momen inersia benda silinder pejal
dengan integral dan tracker. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati.

Lampiran
Gambar 5.1 mengukur diameter dalam dan luar benda, tinggi benda, serta melihat
massa bendayang sudah tertera pada benda

Gambar 5.2 menuliskan hasil data pada tabel, serta menghitung momen inersia

Gambar 5.3 memfoto sebagai bahan dokumentasi


Gambar 5.4 mengamati waktu yang dibutuhkan untuk beroilasi pada mesin
pencacah waktu

Gambar 5.5 mengukur sambil berdiskusi untuk data yang akan di tulis pada tabel
data percobaan

Tugas
1. Pada percobaan diatas, benda-benda memiliki massa yang (hampir sama).
Bagaimana dengan momen inersianya, sama atau berbeda? Mengapa?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa momen inersia tidak hanya
bergantung kepada massa benda saja meskipun massa benda tersebut
hampir sama. Kita ketahui sebelumnya bahwa momen inersia juga
bergantung kepada ukuran benda tersebut. Jadi semakin besar jari-jari
benda tersebut semakin besar juga momen inersia yang dihasilkan dari
benda tersebut.

Tabel 1 Momen Inersia Benda


No
Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
.
Silinder Pejal Pada sumbu silinder mR ²
1.
2
Silinder Pejal Pada diameter pusat mR ² mR ²
2. +
4 12
Silinder Pada sumbu silinder m 2 2
3. (R +R )
2 1 2
Berongga
Bola Pejal Pada diameternya 2mR ²
4.
5
Bola Berongga Pada diameternya 2mR ²
5.
3

2. Apa yang anda ketahui mengenai momen inersia sebuah benda?

Momen inersia adalah suatu sifat yang dihasilkan oleh sebuah benda guna
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi atau dalam Bahasa umum
yang sering kita dengar adalah ukuran kelebaman suatu benda yang
berotasi dan berputar. Benda satu dan juga benda lainnya memiliki nilai
momen inersia yang berbeda yang disebabkan oleh adanya perbedaan
besaran kuadrat jarak sebuah benda dari titik sumbu putar dan dari massa
benda tersebut. benda yang berputar memiliki sebuah besaran yang tidak
dimiliki oleh benda yang geraknya adalah bergerak lurus yakni momen
inersia.

Laporan sementara
Nilai Laporan Praktikum (Rabu, 10 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai