DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2022
Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep momen inersia benda.
2. Dapat menentukan momen inersia benda.
B. Dasar Teori
i=1
3
I =∑ mi r 2i ....................................................(3)
i=1
i=1
I= ( TT ²² − 1) I ................................................(5)
0
0
C. Alat dan bahan
nama
no gambar fungsi
benda
silinder
berongga
keruct
pejal
piringan
213
piringan
714
Unit sensor dengan menggunakan
gerbang
5 LED dan fotodioda inframerah untuk
cahaya
khusus alat momen inersia
D. Gambar set alat percobaan
E. Prosedur percobaan
1. Menimbang massa, mengukur diameter dan tinggi semua benda untuk
menentukan nilai momen inersianya.
2. Memasang benda dengan satu per satu untuk menentukan waktu dalam 10
getaran dengan cara,
3. Menghubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah waktu AT-01
4. Menghubungkan alat pencacah waktu dengan dengan tegangan 220 V AC
5. Kemudian menyalakan alat pencacah waktu dengan memilih ikon cycle
dengan tombol function, untuk mengatur 10 getaran,menekan tombol
function.
6. Selanjutnya meyimpangkan bola pejal sebesar 180° agar berosilasi,
mengulang langkah tersebut dengan menekan tombol fuction untuk
mengatur kembali menjadi 10 getaran
7. Selanjutnya mencatat data percobaan pada lembaran dengan membuat
tabel dan menghitung periode getarnya
F. Data percobaan
Tabel 1 momen inersia benda
G. Analisis data
1. Silinder pejal
m = 0.5165 kg
d (luar)= 0.085 m
R = 0.0425 m
T0 =3.233 s
T = 0.6846 s
Momen inersia diri
k
Idiri = 2 T0
2
4π
0.2789
= (3.233)2
4π2
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan
Iperc = ( T2
T0
2
)
− 1 I0
( )
2
0.6846
= 2
− 1 0.0738
3.233
= −0.0703 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.R2
2
1
= (0.5165).(0.0425)2
2
= 0.0004 kg.m2
Periode berdasarkan teori
4 π2
T2 = (Idiri + Iteori)
k
2
4π
= (0.0738 + 0.0004 )
0.2789
= 0.1898
T = 0.3739 s
Kesalahan Relatif
( )
2
T
Iperc = 2
− 1 I0
T0
= ( 7.3032
3.2332 )
−1 0.0738
= 0.3029 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rdalam+Rluar)2
2
1
= (0.4975).(0.0365+0.315)2
2
= 0.0005 kg.m2
Periode berdasarkan teori
2
4π
T2 = (Idiri + Iteori)
k
4π2
= (0.0738 + 0.0005 )
0.2789
= 10.53
T = 3.245 s
Kesalahan Relatif
KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.3029 −0.0005
0.3029
= 99.83%(2AP)
3. Piringan 213
m = 0.5205 kg
d (luar)= 0.195 m
R = 0.0975 m
T0 = 3.233 s
T = 1.412 s
Momen inersia diri
k
Idiri = 2 T0
2
4π
0.2789
= 2 (3.233)2
4π
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan
( )
2
T
Iperc = 2
− 1 I0
T0
( )
2
1.412
= 2
−1 0.0738
3.233
= − 0.0597 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rluar)2
2
1
= (0.5205).(0.0975)2
2
= 0.0024 kg.m2
Periode berdasarkan teori
2
4π
T 2
= (Idiri + Iteori)
k
2
4π
= (0.0738 + 0.0024 )
0.2789
= 10.80
T = 3.286 s
Kesalahan Relatif
KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.0597 −0.0024
0.0597
= 95.97 %(2AP)
4. Piringan 714
m = 0.5185 kg
d = 0.231 m
R = 0.1155 m
T0 = 3.233 s
T = 15.98 s
Momen inersia diri
k
Idiri = T02
4 π2
0.2789
= (3.233)2
4π2
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan
( )
2
T
Iperc = 2
− 1 I0
T0
( )
2
15.98
= −1 0.0738
3.2332
= 1.730 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rluar)2
2
1
= (0.5185).(0.1155)2
2
= 0.0034 kg.m2
Periode berdasarkan teori
4 π2
T2 = (Idiri + Iteori)
k
2
4π
= (0.0738 + 0.0034 )
0.2789
= 10.94
T = 3.307 s
Kesalahan Relatif
KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.0034 −1.730
0.0034
= 97.88%(2AP)
5. Kerucut pejal
m = 0.510 kg
d = 0.164 m
R = 0.082 m
T0 =3.233 s
T = 1.316 s
Momen inersia diri
k
Idiri = 2 T0
2
4π
0.2789
= (3.233)2
4π2
= 0.0738 kg.m2
Momen inersia berdasarkan percobaan
Iperc =
T2
(
T 02
− 1 I0
)
= (
1.3162
3.233
2
−1 0.0738 )
= − 0.0616 kg.m2
Momen inersia berdasarkan teori
1
Iteori = m.(Rluar)2
2
1
= (0.510).(0.082)2
2
= 0.001 kg.m2
Periode berdasarkan teori
4 π2
T2 = (Idiri + Iteori)
k
2
4π
= (0.0738 + 0.001 )
0.2789
= 10.59
T = 3.255 s
Kesalahan Relatif
KR =| I percI perc
− I teori
|× 100%
=| |× 100%
0.0616 −0.001
0.0616
= 98.37%(2AP)
H. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami akan melakukan sebuah pengamatan terhadap
momen insersia yang akan dilakukan terhadap objek tidak bergerak (benda).
Momen inersia ini dapat dikatakan sebagai sebuah kecendrungan dari suatu benda
agar dapat menjaga bentuk aslinya saat benda tersebut sedang mengalami rotasi.
Dalam hal ini mencakup beberapa faktor yang setidaknya akan memengaruhi nilai
dari momen inersia tersebut, yaitu
Massa
bentuk benda
letak titik putar
jarak benda pada titik putar.
Pada dasarnya sebuah besaran yang dihasilkan oleh momen inersia dapat
dilihat nilainya dengan menggunakan sebuah cara yaitu mengalikan massa benda
dengan kuadrat jari-jari
𝐼 = 𝑚𝑟²
Percobaan kali ini data yang berhasil kami kumpulkan adalah sekumpulan
data yang terdiri atas massa benda, diameter benda, tinggi benda, dan periode
benda ketika benda tersebut mengalami rotasi dengan jumlah 10 putaran. Analisis
data selanjutnya kami lanjutkan dengan menghitung momen inersia yang
berlandaskan sebuah teori dengan menggunakan rumus yang diperuntukkan untuk
menghitung momen inersia bagi benda-benda tersebut dan dilanjutkan dengan
melakukan komparasi dengan momen inersia yang diambil dari data percobaan.
Berikut adalah hasil komparasinya.
Tabel 3. Perbandingan momen inersia
Dari Tabel 3 yang tercantum di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
yang cukup terlihat jelas antara momen inersia berdasarkan hasil perhitungan
yang diambil dari data percobaan, dan output yang dihasilkan adalah munculnya
persenan kesalahan relatif yang tinggi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
hal tersebut terjadi diantaranya adalah adanya kesalahan yang terjadi ketika
pengambilan data diameter benda karena alat pengukur yang kami gunakan adalah
penggaris yang kaku dan dapat disimpulkan bahwa penggaris tersebut membuat
pengukuran dengan diameter benda aslinya menjadi meleset.
Perbedaan momen inersia dalam aspek waktu tidak mungkin meleset karena
kelompok kami menggunakan alat yang kompatibel dan kami menghitungnya
tepat selama 10 putaran. Kesalahan dan perbedaan ini kami perkirakan karena
adanya perbedaan momen inersia dari masing-masing benda. Karena setiap benda
memiliki massa yang berbeda meskipun massa benda hamper samapun momen
inersia tidak hanya bergantung kepada massa saja tetapi bergantung juga kepada
ukuran dan jari-jari masing-masing benda, semakin besar jari-jari benda tersebut
maka semakin besar juga momen inersia yang dihasilkan.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pengamatan di atas dapat disimpulkan
bahwa momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi pada porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada
gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi. Besarnya
momen inersia bergantung pada bentuk benda, letak sumbu putar, jari-jari
rotasi, dan massa benda. Dalam praktikum ini massa benda, jari-jari rotasi,
bentuk benda, dan letak sumbu putar akan mempengaruhi perputaran
benda. Momen inersia diberikan lambang I , dengan demikian besaran 𝐼
identik dengan massa 𝑚 pada gerak translasi dan disebut momen inersia
benda tegar. Untuk suatu sistem 𝑁 partikel yang membentuk benda tegar,
momen inersianya adalah
3
I =∑ m i r 2i
i=1
I= ( TT ²² − 1) I
0
0
Daftar Pustaka
1. Digdoyo, A. Rahmasari, S. Djatmiko, A. Yuniaty, E. Anwar, S. (2022).
Rancang Bangun Alat Uji Momen Inersia Massa Suatu Elemen Mesin dalam Tiga
Arah Sumbu. Universitas Jayabaya: Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Inovasi hal 193-
200.
2. Giancoli, D.C. (2014). Physics Principels with Applications. USA: Pearson
Education.
3. Rustan. Handayani, L. (2020). Penentuan Koefisien Momen Inersia Benda
Tegar Berbasis Arduino. Universitas Jambi: Jurnal Matematika, Sains, dan
Pembelajarannya hal 125-129.
4. Syahid, Bilal. 2019. Momen Inersia : Pengertian, Konsep, Rumus dan
Contohnya.
5. Tim Praktikum Mekanika. 2022. Modul Praktikum Mekanika. Malang :
Departemen Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
6. Chusni, M Minan. 2018. Penentuan momen inersia benda silinder pejal
dengan integral dan tracker. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati.
Lampiran
Gambar 5.1 mengukur diameter dalam dan luar benda, tinggi benda, serta melihat
massa bendayang sudah tertera pada benda
Gambar 5.2 menuliskan hasil data pada tabel, serta menghitung momen inersia
Gambar 5.5 mengukur sambil berdiskusi untuk data yang akan di tulis pada tabel
data percobaan
Tugas
1. Pada percobaan diatas, benda-benda memiliki massa yang (hampir sama).
Bagaimana dengan momen inersianya, sama atau berbeda? Mengapa?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa momen inersia tidak hanya
bergantung kepada massa benda saja meskipun massa benda tersebut
hampir sama. Kita ketahui sebelumnya bahwa momen inersia juga
bergantung kepada ukuran benda tersebut. Jadi semakin besar jari-jari
benda tersebut semakin besar juga momen inersia yang dihasilkan dari
benda tersebut.
Momen inersia adalah suatu sifat yang dihasilkan oleh sebuah benda guna
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi atau dalam Bahasa umum
yang sering kita dengar adalah ukuran kelebaman suatu benda yang
berotasi dan berputar. Benda satu dan juga benda lainnya memiliki nilai
momen inersia yang berbeda yang disebabkan oleh adanya perbedaan
besaran kuadrat jarak sebuah benda dari titik sumbu putar dan dari massa
benda tersebut. benda yang berputar memiliki sebuah besaran yang tidak
dimiliki oleh benda yang geraknya adalah bergerak lurus yakni momen
inersia.
Laporan sementara
Nilai Laporan Praktikum (Rabu, 10 Oktober 2022)