Anda di halaman 1dari 18

MODUL 2

MOMEN INERSIA BENDA

Nama Praktikan/NIM: Muhamad Reval Al Sadad

Anggota Kelompok/NIM: Rangga Delasta Buana/101322127


Astrit Ayuningtiaz/101322128
Regis Rika/101322130
Nabil Hibatullah/101322131
Muhamad Haykal Suardyta/101322132
Tanggal Praktikum: 24 Oktober 2022

Tanggal Laporan: 27 Oktober 2022

Pimpinan/Asisten Praktikum: Isna Rizkydianita Septrima.


I. INTISARI

Momen inersia adalah sifat


yang dimiliki oleh sebuah
benda untuk
mempertahankan posisinya dari
gerak rotasi atau dapat juga
diartikan sebagai ukuran
kelembaman benda yang berotasi
atau berputar pada sumbunya.
Tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk
mengetahui peenggunaan prinsip
Hukum Newton II pada
gerak rotasi dan untuk
menentukan momen inersia
sistem benda berwujud roda
sepeda. Prinsip yang digunakan
pada percobaan ini adalah prinsip
Hukum Newton II
yang berbunyi besar gaya yang
bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan
massa dan percepatannya.
Momen inersia adalah sifat
yang dimiliki oleh sebuah
benda untuk
mempertahankan posisinya dari
gerak rotasi atau dapat juga
diartikan sebagai ukuran
kelembaman benda yang berotasi
atau berputar pada sumbunya.
Tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk
mengetahui peenggunaan prinsip
Hukum Newton II pada
gerak rotasi dan untuk
menentukan momen inersia
sistem benda berwujud roda
sepeda. Prinsip yang digunakan
pada percobaan ini adalah prinsip
Hukum Newton II
yang berbunyi besar gaya yang
bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan
massa dan percepatannya.
Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk mempertahankan posisinya
dari gerak rotasi atau dapat juga diartikan sebagai ukuran kelembaman benda yang berotasi atau
berputar pada sumbunya. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui peenggunaan
prinsip Hukum Newton II pada gerak rotasi dan untuk menentukan momen inersia sistem benda
berwujud roda sepeda. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah prinsip Hukum Newton II
yang berbunyi besar gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan massa dan
percepatannya.

II. PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
Momen Inersia Benda
Sebuah sistem yang terdiri dari tiga buah partikel dengan
massa 𝑚1, 𝑚2, dan 𝑚3 membentuk suatu benda tegar seperti
tampak pada Gambar 2.2.

Apabila 𝑚1 berada pada posisi 𝑟1 dan bergerak rotasi dengan


kecepatan sudut 𝑤, memiliki kecepatan linier 𝑣1 =

𝑤 x 𝑟1, momentum sudut partikel tersebut


𝐿1 = 𝑟1𝑝1 = 𝑚1𝑟1𝑣1
Gambar 2.2. Sistem Benda Tegar dengan
𝐿1 = 𝑚1𝑟1(𝑤𝑟1) Tiga Partikel Berputar dengan Sumbu di O

atau
𝐿1 = 𝑚1𝑟12𝑤 ........................................ (2. 1)
dengan cara yang sama untuk m2 dan m3
𝐿2 = 𝑚2𝑟22𝑤
𝐿3 = 𝑚3𝑟32𝑤
besarnya momentum sudut total dapat dituliskan
𝐿 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3
𝐿 = (𝑚1𝑟12+𝑚2𝑟22+𝑚3𝑟32)𝑤
𝑳 = 𝑰𝒘 ........................................................... (2. 2)
dengan

𝐼 = 𝑚1𝑟12+𝑚2𝑟22+𝑚3𝑟32
yang dapat dituliskan
3
𝐼=∑ 𝑖=1 𝑚𝑖𝑟𝑖2
Persamaan (2.2) menunjukkan hubungan antara 𝐿, 𝐼, dan 𝑤.
Hubungan ini mirip dengan hubungan antara momentum linier 𝑝, Untuk
𝑚, dan 𝑣 pada gerak translasi, p = mv. Jadi besaran l identik suatu
dengan massa m pada gerak translasi dan disebut momen inersia benda tegar
benda tegar. dengan
distribusi
Untuk suatu sistem N partikel yang membentuk benda tegar, momen
inersianya adalah massa yang
kontinyu,
𝑁
suatu
𝐼=∑ 𝑚𝑖𝑟𝑖2 (2. 3)
𝑖=1
elemen
massa ∆𝑚i yang berjarak 𝑟𝑖 dari sumbu putar, momen inersia benda
dapat dituliskan (2. 4)

𝐼=∑ 𝑟𝑖2∆𝑚𝑖
𝑖=1

Apabila ∆𝑚𝑖 diambil sangat kecil, momen inersia dapat dituliskan

𝐼 = ∫ 𝑟2𝑑𝑚 (2. 5)

dengan 𝑑𝑚 adalah elemen massa.


Dari persamaan momen inersia di atas, kita dapat menghitung mome inersia untuk berbagai benda,
seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 2. Momen Inersia Benda


No Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
1 Silinder pejal Pada sumbu silinder 𝑚𝑅2
2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat 𝑚𝑅 2
𝑚𝑙2
+
4 12
3 Silinder berongga Pada sumbu silinder 𝑚
(𝑅12 + 𝑅22)
2
4 Bola pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅2
5
5 Bola berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅2
3
6 Kerucut pejal Pada sumbu kerucut 3𝑚𝑅2
10

Alat yang digunakan memiliki momen inersia tersendiri, sehingga momen inersia alat perlu dihitung
dengan persamaan :

𝑘
=
𝐼0 2
4𝜋2 𝑇0 (2. 6)

Apabila sebuah benda dipasangkan pada Alat Momen Inersia, kemudian diosilasikan, perioda
osilasinya adalah :

𝑇2 =
4𝜋2 𝑘
𝐼 + 𝐼0 (2. 7)

Dengan 𝑇 adalah perioda osilasi dan 𝐼 adalah momen inersia benda.


Momen inersia benda yang terpasang pada Alat Momen Inersia dapat diketahui dengan persamaan :

2
𝐼 = ( 𝑇2 − 1) 𝐼0 (2. 8)

A. TUJUAN
1. Menentukan Momen Inersia Benda
2. Menentukan Periode Waktu
3. Menentukan Perbedaan Massa Benda

B. DASAR TEORI

Momen inersia adalah ukuran kelembaman putar benda. Jika suatu benda


yang bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami kesulitan untuk diputar, momeninersianya
terhadap sumbu itu besar. Suatu benda I kecil memiliki inersia putar yangkecil (Frederick, dkk. 2006 :
80).

Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasiterhadap porosnya (Banjamahor,


2012: 9).Kata ‘momen’berarti bahwa tergantung pada bagaimana massa bendadidistribusikan dalam
ruang. Untuk sebuah benda yang sumbu rotasinya dan massatotalnya kita ketahui, semakin besar jarak
sumbu terhadap partikel yang menyusun benda, semakin besar momen inersianya. Pada benda tegar,
semuanya konstan dan  tidak bergantung pada bagaimana benda berotasi mengelilingi sumbu (Young
danFreedman, 2002: 274)
Inersia adalah kecenderungan benda untuk 
mempertahankan keadaannya( tetap diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan
memiliki inersiayang besar. Begitu juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi memiliki
inersiarotasi. Jadi Momen Inersia adalah ukuran dari besarnya kecenderungan berotasiyang
ditentukan oleh keadaaan benda atau partikel penyusunnya (Anonim,
2015:http://www.berpendidikan.com/ ).

Periode (T) pada momen inersia dapat didefinisikan sebagai waktu yangdibutuhkan untuk melakukan


satu siklus lengkap. Siklus sendiri adalah gerak
bolak- balik yang lengkap dari satu titik awal, kemudian kembali ke titik yang sama(Giancoli,
2014 :370).
Kata Kunci: Momen Inersia Benda, Simpangan
III. ALAT-ALAT PERCOBAAN
A. Alat-Alat
No. Alat dan Bahan Jumlah
1 Alat momen inersia 1
2 Bola Pejal 1
3 Silinder Pejal 1
4 Slinder Berongga 1
5 Piringan 213 1
6 Piringan 174 1
7 Kerucut Pejal 1
8 Jangka Sorong2 1
9 Penggaris 1
10 Neraca 1
11 Gerbang Cahaya (photo gate) 1
12 Pencacah Waktu (Timer counter AT 01) 1

B. Prosedur Kerja

1. Semua benda yang akan ditentukan momen inersianya ditimbang. Hasil penimbangan dicatat
pada tabel 2.3.
2. Tinggi dan diameter masing – masing benda diukur. Hasil pengukuran dicatat pada tabel 2.3.
3. Bola pejal dipasang pada alat momen inersia
4. Gerbang cahaya dihubungkan dengan alat pencacah waktu AT-01
5. Alat pencacah waktu dihubungkan dengan tegangan 220 V AC kemudian dihidupkan. Pilih
fungsi CYCLE dengan tombol FUNCTION ditekan. Tombol CH ditekan. OVER sebanyak
sepuluh kali untuk membatasi sepuluh gerakan yang akan diamati.
6. Bola tersebut disimpangkan sebesar 180 o, kemudian lepas sehingga berosilasi. Waktu 10
getaran yang ditunujukkan alat pencacah waktu AT 01 dicatat pada Tabel 2.7 sebagai t1.
7. Tombol FUNCTION ditekan satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di layar.
8. Langkah 6 dan 7 diulangi sebanyak delapan kali. Hasil yang didapat dicatat pada Tabel 2.4.
9. Waktu rata – rata 10 getaran dihitung, kemudian perioda getarannya dihitung. Hasil
perhitungan dicatat pada Tabel 2.5.
10. Bola pejal diganti dengan benda lain sesuai urutan pada Tabel 2.3. Ulangi langkah 6 sampai 9
untuk setiap benda. Hasil data dicatat pada Tabel 2.7.

IV. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengukuran Dimensi Benda

Table 2.3 Pengukuran dimensi benda

No Nama Benda Massa(Kg) Diameter Diameter


. Luar (m) dalam (m)

1. Bola Pejal 0.5 0.1216

2. Silinder Penjal 0.5 0.09

3. Silinder Berongga 0.5 0.0744 0.0634

4. Piringan 213 0.5 0.182

5. Piringan 714 0.5 0.218

6. Kerucut Pejal 0.5 0.156

4.2 Konstanta Pegas Spiral Pada Alat Momen Inersia


Table 2.4 Konstanta Pegas Spiral pada Alat Momen Inersia

Massa Simpangan Repetisi Pengukuran Ɵ Rata-rata (˚)


beban(g) (˚)
1 2 3

50 Ɵ1 23 22 22 22.33

60 Ɵ2 28 28 27 27.67

80 Ɵ3 38 38 37 37.67

100 Ɵ4 47 48 48 47.67

150 Ɵ5 75 74 74 74.33

200 Ɵ6 100 100 100 100


Table 2.5 Waktu 10 Getara alat momen inersia

Waktu 10 getaran(s) Wakt Perioda


u rata- diri
rata(s) T0(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3.30 3.29 3.30 3.29 3.29 3.29 3.29 3.30 3.299 0.3299
2 7 7 6 6 8 6 6

Table 2.6 Perhitungan gaya, torsi dan simpangan untuk setiap penambahan beban.

M (Kg) F(N) τ(Nm) Ɵ(rad)

0.05 0.49 0.022 0.389

0.06 0.588 0.026 0.482

0.08 0.784 0.035 0.657

0.10 0.98 0.044 0.831

0.15 1.47 0.066 1.296

0.20 1.96 0.088 1.744


Table 2.7 Waktu 10 getaran untuk setiap benda

Nama Waktu 10 getaran(\s) Waktu Perioda


Benda rata- (s)
rata(s)

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10

Bola 7.6 10. 10. 11. 7.6 7.6 7.6 12. 9.492 0.9492
pejal 26 66 40 94 28 29 26 43

Silinder 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.872 0.6872
pejal 73 73 70 72 73 72 72 73

Silinder 7.3 11. 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3 7.88 0.788
berongg 74 59 42 49 40 48 49 50
a

Piringan 12. 12. 16. 12. 12. 12. 12. 12. 13.168 1.3168
213 69 69 38 82 70 69 69 69

Piringan 20. 16. 14. 14. 15. 14. 17. 14. 16.035 1.6035
714 42 84 46 46 86 46 31 47

Kerucut 10. 14. 14. 15. 13. 8.9 14. 8.9 12.788 1.2788
pejal 77 01 08 58 53 22 49 21

Table 2.8 Momen Inersia Benda Hasil Percobaan

No. Nama Benda Iteori(Kg m2) I (Kg m2) KSR (%)

1. Bola Pejal 7,4 x 10-4 5,39 x 10-3

2. Silinder Pejal 5,1 x 10-4 1,7 x 10-3

3. Silinder Pejal 2,07 x 10-3 3,091 x 10-2

4. Silinder Pejal 3 x 10-3 6,78 x 10-2

5. Silinder Berongga 5,9 x 10-4 2,7 x 10-3

6. Kerucut Pejal 9,1 x 10-4 1,27 x 10-2


PERHITUNGAN SAMPEL
Tabel 2.4
θ 1+θ 2+ θ3
θ=
3
47+ 48+48
θ= =47.67 °
3
Tabel 2.5
t 1 +t 2+ t 3 +t 4 +t 5 +t 6 +t 7 +t 8 t
t= T 0=
8 10
3.302+ 3.297+3.307+3.296+3.296 +3.298+3.296+3.306
t= =3.299 s
8
3.299
T 0= =0.3299 s
10
Tabel 2.6
π
F=m× g τ =F × R θ( rad)= θ(°)
180
F=0.15 ×9.80=¿ 1.47 N
τ =1.47 ×0.045=0.066 Nm
π
θ( rad)= (74.33 °)=1.296θ (rad )
180
Tabel 2.7
t 1 +t 2+ t 3 +t 4 +t 5 +t 6 +t 7 +t 8 t
t= T 0=
8 10
Piringan 714
20.42+ 16.84+14.46+14.46+ 15.86+14.46+17.31+14.47
t= =16.035 s
8
16.035
T piringan 714 = =1.6035 s
10

Tabel 2.8
2
2mR
I teoriBola Pejal =
5
2
2 × 0.5× 0.0608 2
I teoriBola Pejal = =0.00074 kg m
5
m R2
I teorisilinder pejal, piringan 213, piringan714 =
2
2
0.5× 0.045 2
I teorisilinder pejal = =0.00051 kg m
2
2
0.5 × 0.091
I piringan 213 = =0.00207 kg m2
2
0.5× 0.1092 2
I piringan 714 = =0.003 kg m
2
I m 2 2
teorisilinder berongga=¿ (R + R )¿
2 1 2

I 0.5
teori silinder berongga=¿ (0.0372 2+0.0317 2)=0.00059 kg m2 ¿
2

I 3 m R2
teori kerucut pejal=¿ ¿
10

I 3 × 0.5 ×0.078 2 2
teorikerucut pejal=¿ =0.00091kg m ¿
10

( )
2
T
I= 2
−1 I 0
T0

( )
2
0.6872
I silinder pejal= 2
−1 ×0.00051=0.0017 kg m2
0.3299

KSR=
| I teori−I
I teori |
× 100 %

KSR silinder berongga = |0.00059−0.0027


0.00059 |×100 %=357.62 %
V. PEMBAHASAN
Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi atau dapat juga diartikan seagai ukuran
kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbunya. Besar momen inersia
suatu benda berbeda dengan benda lainnya. Hal ini bergantung pada letak sumbu
putarnya. Besarnya momen inersia berbanding lurus dengan massa dan kuadrat jarak
benda terhadap sumbu putarnya.Untuk benda-benda tak beraturan, momen inersia
dicari menggunakan rumus integral.

Pinsip Hukum Newton II digunakan pada percobaan ini. Hukum Newton II


berbunyi bahwa besar gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan
massa dan percepatannya. Dari persamaan Hukum Newon II untuk gerak rotasi
didapatkan besar momen inersia. Demikian hubungan hukum Newton II yang bekerja
pada gerak rotasi

VI. REFERENSI

-Widya Ningsih,2019 https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-sepuluh-nopember/


fisika-dasar-i-physics/laporan-resmi-praktikum-fisika-dasar-i-momen-inersia-m9/15228845
-Jean Juliet,2021 https://www.studocu.com/id/document/universitas-pertamina/fisika/laporan-
praktikum-momen-inersia/21378233
-Al Hadid,2017
https://www.academia.edu/43756951/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_UMUM_MOMEN_INER
SIA_

Anda mungkin juga menyukai