Praktikum kali ini dilakukan dengan mengukur massa, diameter dalam, dan diameter luar
benda dengan menggunakan alat ukur yaitu jangka sorong dan mistar. Lalu setelah melakukan
pengukuran dimensi pada benda langkah selanjutnya adalah mengukur simpangan alat, periode
alat, dan periode benda menggunakan alat momen inersia. Setelah melakukan pengukuran
langkah selanjutnya adalah penghitungan teori, perhitungan teori mencakup perhitungan gaya,
torsi, radian, inersia dan KSR pada alat maupun benda. Setelah penghituingan teori maka data
data tersebut dimasukan ke dalam tabel pengolahan data.
Kata kunci : momen inersia, periode.
II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
Momen inersia dapat dimiliki oleh setiap benda, bahkan manusia pun memiliki
momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia tergantung dari bentuk benda itu sendir,
posisi rotasi, jari jari rotasi, dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk
tertentu seperti bola silinder pejal, plat segi empat, atau bentuk yang lainya cenderung lebih
mudah daripada benda tidak beraturan. Benda tidak beraturan tidak bisa dihitung jari –
jarinya, sehingga terdapat istilah jari- jari girasi. Jari jari girasi ini adalah jari jari dari benda
yang bentuknya tidak beraturan dihitung dari pusat rotasinya. Jari jari garasi inilah yang
membantu pada proses perhitungan momen inersia benda tidak beraturan.
(Giancolli, 2000: 226)
Istilah benda tegar yaitu benda dengan bentuk tertentu yang tidak dapat berubah,
sehingga partikel partikel pembentukanya berada pada posisi yang tetap relative satu sama
lain. Benda apapun bisa bergetar atau berubah bentuknya ketika dikenakan gaya.
Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang kontinyu, suatu elemen massa ∆𝑚I
yang berjarak 𝑟I dari sumbu putar, momen inersia benda dapat dituliskan
𝐼 = ∑𝑟i2∆𝑚i
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚
Dengan 𝑑𝑚 adalah elemen massa. Dari persamaan momen inersia di atas, kita dapat
menghitung momen inersia untuk berbagai benda, seperti ditunjukan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2.1. Momen Inersia Benda
No Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
1 Silinder pejal Pada sumbu silinder 𝑚𝑅 2
2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat 𝑚𝑅 2 𝑚𝑙 2
+
4 12
3 Silinder berongga Pada sumbu silinder 𝑚 2
(𝑅 + 𝑅22 )
2 1
4 Bola pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅 2
5
5 Bola berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅 2
3
6 Kerucut pejal Pada sumbu kerucut 3𝑚𝑅 2
10
Alat yang digunakan memiliki momen inersia tersendiri, sehingga momen inersia alat perlu
dihitung dengan persamaan :
𝑘 2
𝐼0 = 𝑇
4𝜋 2 0
Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia, kemudian diosilasikan,
apabila osilasinya adalah :
4𝜋 2
𝑇2 = 𝐼 + 𝐼0
𝑘
Dengan T adalah perioda osilasi dan I adalah momen inersia benda
Momen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat diketahui dengan
persamaan :
𝑇2
𝐼 = ( 2 − 1)𝐼0
𝑇0
[2]
2.3. Daftar Peralatan
Tabel 2.2. Alat-alat Percobaan
10. Piringan 213, piringan 174, dan kerucut pejal Bahan pengukuran benda
1. Timbanglah semua benda yang akan ditentukan momen inersianya. Catat hasilnya
pada Tabel 2.3.
2. Ukurlah tinggi dan diameter masing-masing benda. Catat hasilnya pada Tabel 2.3.
3. Pasanglah bola pejal ada alat momen inersia.
4. Hubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah pewaktu AT-01.
5. Hubungkan alat pencacah pewaktu dengan tegangan 220 C AC kemudian nyalakan.
Pilih fungsi CYCLE dengan menekan tombol FUNCTION. Tekan CH.OVER
sebanyak sepuluh kali membatasi sepuluh getaran yang akan teramati.
6. Simpangkan bola tersebut sebesar 1800 , kemudian lepas sehingga berosilasi. Catat
waktu 10 getaran yang ditunjukan alat pencacah waktu pada Tabel 2.7 sebagai 𝑡1
7. Tekan tombol FUNCTION satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di layar.
8. Ulangi langkah 6 dan 7 sebanyak sepuluh kali! Catat hasilnya di Tabel 2.4.
9. Hitung waktu 10 getaran rata-rata, kemudian hitung periode getaranya. Catat hasilnya
pada Tabel 2.5.
10. Ganti bola pejal dengan benda sesuai urutan pada Tabel 2.3 lakukan langkah 6 sampai
dengan 9 untuk setiap benda! Catat hasil tersebut pada Tabel 2.7.
50 𝜃1 26 23 26 25
60 𝜃2 30 26 30 28,66
80 𝜃3 37 35 37 36,66
100 𝜃4 44 42 44 43,66
150 𝜃5 56 60 56 57,33
200 𝜃6 66 70 66 67,33
26+23+26
𝜽 rata-rata (°) massa benda 50 = = 25
3
Tabel 2.5. waktu getaran alat momen inersia
𝜇 = 10
Tabel 2.6. waktu 8 getaran alat momen inersia
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
a = 0,01975
𝒌
𝑰𝟎 = 𝟐
. 𝑻𝒐 𝟐
𝟒𝝅
𝟎,𝟎𝟖𝟕𝟖𝟖
𝑰𝟎 = . 𝟎, 𝟕𝟒𝟐𝟐
𝟒𝝅𝟐
V. Kesimpulan
1. Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk mempertahankan
posisinya dari gerak rotasi.
2. Momen inersia dapat juga diartikan sebagai ukuran kelembapan benda yang berotasi
atau berputar.
3. Besar momen inersia suatu benda berbeda dengan benda lainya, hal ini bergantung pada
letak sumbu putarnya.
4. Dasar persamaan hukum Newton II untuk gerak rotasi didapatkan besar momen inersia.
Demikian hubungan hokum Newton II yang bekerja pada gerak rotasi.
VI. REFERENSI
[1]. Lubis Raini, Diktat Kuliah Fisika Dasar I UNIKOM, 2008
[2]. Dosen Fisika Dasar Universitas Pertamina dan Asisten Laboratorium Fisika Dasar
Universitas Pertamina.Fisika Dasar 1.2021.Jakarta: Universita Pertamina
VII. LAMPIRAN