Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 2

MOMEN INERSIA BENDA

Nama Praktikan : M Zaki Ramdhan


NIM : 102222050
Kelas : ME-1
Tanggal Praktikum : 1 November 2022
Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul Akbar
I. INTISARI
Praktikum modul kedua berjudul momen inersia benda dengan tujuan untuk memahami
konsep momen inersia, dan mampu menentukan momen inersia pada benda. Eksperimen ini
dilakukan dengan metode membandingkan hasil pengolahan data tracker dan teknik integral.
Teknik integral didasarkan pada teorema sumbu sejajar yang mengintegralkan jari jari terhadap
massa benda.

Praktikum kali ini dilakukan dengan mengukur massa, diameter dalam, dan diameter luar
benda dengan menggunakan alat ukur yaitu jangka sorong dan mistar. Lalu setelah melakukan
pengukuran dimensi pada benda langkah selanjutnya adalah mengukur simpangan alat, periode
alat, dan periode benda menggunakan alat momen inersia. Setelah melakukan pengukuran
langkah selanjutnya adalah penghitungan teori, perhitungan teori mencakup perhitungan gaya,
torsi, radian, inersia dan KSR pada alat maupun benda. Setelah penghituingan teori maka data
data tersebut dimasukan ke dalam tabel pengolahan data.
Kata kunci : momen inersia, periode.

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan

1. Menentukan momen inersia sejumlah benda yang memiliki bentuk simetri


2. Menentukan dimensi benda benda yang digunakan dalam percobaan praktikum
3. Menentukan gaya, torsi, dan simpangan untuk setiap penambahan sejumlah beban

2.2. Dasar Teori


A. Momen Inersia
Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk mempertahankan
posisinya dari gerak rotasi atau dapat juga diartikan sebagai ukuran kelembapan benda
yang berotasi atau berputar pada sumbunya. Momen ineersia suatu benda dan benda lainya
berbeda. Hal ini tergantung pada besarnya kuadrat jarak benda dari sumbu putar dan massa
benda tersebut [1].

Momen inersia dapat dimiliki oleh setiap benda, bahkan manusia pun memiliki
momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia tergantung dari bentuk benda itu sendir,
posisi rotasi, jari jari rotasi, dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk
tertentu seperti bola silinder pejal, plat segi empat, atau bentuk yang lainya cenderung lebih
mudah daripada benda tidak beraturan. Benda tidak beraturan tidak bisa dihitung jari –
jarinya, sehingga terdapat istilah jari- jari girasi. Jari jari girasi ini adalah jari jari dari benda
yang bentuknya tidak beraturan dihitung dari pusat rotasinya. Jari jari garasi inilah yang
membantu pada proses perhitungan momen inersia benda tidak beraturan.
(Giancolli, 2000: 226)

Momen kelembapan adalah ukuran keinersiaan benda terhadap perubahan gerak


rotasi. Peubahan gerak rotasi sendiri adalah gaya pemutaran yang disebut sebagai momen
gaya atau torka. Momen inersia memiliki sifat setara dengan msassa benda pada gerak
translasi. Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaanya (tetap
diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia yang besar.
Begitu juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi memiliki inersia rotasi. Jadi momen
inersia adalah ukuran dari besarnya kecenderungan berotasi yang ditentukan oleh keadaan
benda atau partikel penyusunya
(Tri Widodo, 2009: 165)
B. Benda Tegar
Benda tegar atau rigid body adalah system partikel yang jarak antar setiap partikel
penyusunya selalu tetap. Jadi pada benda tegar, partikel penyusunya bersifat saling
memegaruhi. Secaarra kinematika, paparan benda tegar memberikan informasi tentang
letak pusat massanya, momen kelembapan pada ragam geometrid dan sumbu yang
diacuhkan.
(Tri K. Priyambodo, 2009: 159)

Istilah benda tegar yaitu benda dengan bentuk tertentu yang tidak dapat berubah,
sehingga partikel partikel pembentukanya berada pada posisi yang tetap relative satu sama
lain. Benda apapun bisa bergetar atau berubah bentuknya ketika dikenakan gaya.

C. Menghitung Momen Inersia Benda


Untuk suatu sistem N partikel yang membentukR benda tegar, momen inersianya adalah
𝚰 = ∑miri2

Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang kontinyu, suatu elemen massa ∆𝑚I
yang berjarak 𝑟I dari sumbu putar, momen inersia benda dapat dituliskan

𝐼 = ∑𝑟i2∆𝑚i

Apabila ∆𝑚i diambil sangat kecil, momen inersia dapat dituliskan

𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚
Dengan 𝑑𝑚 adalah elemen massa. Dari persamaan momen inersia di atas, kita dapat
menghitung momen inersia untuk berbagai benda, seperti ditunjukan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2.1. Momen Inersia Benda
No Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
1 Silinder pejal Pada sumbu silinder 𝑚𝑅 2
2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat 𝑚𝑅 2 𝑚𝑙 2
+
4 12
3 Silinder berongga Pada sumbu silinder 𝑚 2
(𝑅 + 𝑅22 )
2 1
4 Bola pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅 2
5
5 Bola berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅 2
3
6 Kerucut pejal Pada sumbu kerucut 3𝑚𝑅 2
10

Alat yang digunakan memiliki momen inersia tersendiri, sehingga momen inersia alat perlu
dihitung dengan persamaan :
𝑘 2
𝐼0 = 𝑇
4𝜋 2 0
Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia, kemudian diosilasikan,
apabila osilasinya adalah :
4𝜋 2
𝑇2 = 𝐼 + 𝐼0
𝑘
Dengan T adalah perioda osilasi dan I adalah momen inersia benda
Momen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat diketahui dengan
persamaan :

𝑇2
𝐼 = ( 2 − 1)𝐼0
𝑇0
[2]
2.3. Daftar Peralatan
Tabel 2.2. Alat-alat Percobaan

NO Alat dan Bahan Fungsi

1. Alat momen inersia Pengukuran momen


inersia

2. Jangka sorong Pengukuran dimensi


benda

3. Penggaris atau mistar Pengukuran dimensi


benda

4. Neraca Pengukuran massa benda

5. Gerbang cahaya (photo gate) Pengukuran data

6. Pencacah waktu (time counter AT 01) Pengukuran data waktu

7. Bola pejal Bahan pengukuran benda

8. Silinder pejal Bahan pengukuran benda

9. Silinder berongga Bahan pengukuran benda

10. Piringan 213, piringan 174, dan kerucut pejal Bahan pengukuran benda

2.4. Prosedur Percobaan

1. Timbanglah semua benda yang akan ditentukan momen inersianya. Catat hasilnya
pada Tabel 2.3.
2. Ukurlah tinggi dan diameter masing-masing benda. Catat hasilnya pada Tabel 2.3.
3. Pasanglah bola pejal ada alat momen inersia.
4. Hubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah pewaktu AT-01.
5. Hubungkan alat pencacah pewaktu dengan tegangan 220 C AC kemudian nyalakan.
Pilih fungsi CYCLE dengan menekan tombol FUNCTION. Tekan CH.OVER
sebanyak sepuluh kali membatasi sepuluh getaran yang akan teramati.
6. Simpangkan bola tersebut sebesar 1800 , kemudian lepas sehingga berosilasi. Catat
waktu 10 getaran yang ditunjukan alat pencacah waktu pada Tabel 2.7 sebagai 𝑡1
7. Tekan tombol FUNCTION satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di layar.
8. Ulangi langkah 6 dan 7 sebanyak sepuluh kali! Catat hasilnya di Tabel 2.4.
9. Hitung waktu 10 getaran rata-rata, kemudian hitung periode getaranya. Catat hasilnya
pada Tabel 2.5.
10. Ganti bola pejal dengan benda sesuai urutan pada Tabel 2.3 lakukan langkah 6 sampai
dengan 9 untuk setiap benda! Catat hasil tersebut pada Tabel 2.7.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Pengukuran Dimensi Benda


Tabel 2.3. pengukuran dimensi benda
No Nama Benda Massa (kg) Diameter Luas (m) Diameter Dalam
(m)
1 Bola pejal 0,5 0,121 -
2 Silinder pejal 0,5 0,092 -
3 Silinder berongga 0,5 0,076 0,062
4 Piringan 213 0,5 0,228 -
5 Piringan 714 0,5 0,175 -
6 Kerucut pejal 0,5 0,150 -

3.2. Konstata Pegas Spiral ada Alat Momen Inersia


Tabel 2.4. simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban

Massa Simpangan Repetisi Pengukuran (°)


Beban 1 2 3 𝜽 rata-rata
(°)

50 𝜃1 26 23 26 25
60 𝜃2 30 26 30 28,66
80 𝜃3 37 35 37 36,66
100 𝜃4 44 42 44 43,66
150 𝜃5 56 60 56 57,33
200 𝜃6 66 70 66 67,33

26+23+26
𝜽 rata-rata (°) massa benda 50 = = 25
3
Tabel 2.5. waktu getaran alat momen inersia

Waktu 8 getaran Waktu Perioda


rata rata diri, T0
𝒕𝟏 𝒕2 𝒕3 𝒕4 𝒕5 𝒕6 𝒕7 𝒕8
(s)
5,44 5,10 6,740 6,96 6,99 9,75 9,68 8,71 7,426 0,742
𝑡1 +𝑡2 +𝑡3 +𝑡4 +𝑡5 +𝑡6 +𝑡7 +𝑡8 5,44+5,10+6,74+6,96+6,99+9,75+9,68+8,71
Waktu rata rata = 8
= 8
= 7,426

𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 7,426


Perioda diri = = = 0,742
𝜇 10

𝜇 = 10
Tabel 2.6. waktu 8 getaran alat momen inersia

M (kg) F (N) 𝝉(𝑵𝒎) 𝜽 (rad)

0,05 0,490 0,022 0,436

0,06 0,588 0,026 0,500

0,08 0,784 0,033 0,634

0,10 0,980 0,044 0,756

0,15 1,470 0,066 1,000

0,20 1,960 0,088 1,175

R = 0,045 m ; g = 9,81 m/s2

F(N) pada benda massa 0,05 kg

𝐹 = 𝑚 𝑔 = 0,05 × 9,8 = 0,490 𝑁

𝜏(Nm) pada benda massa 0,05 kg


𝜏 = 𝐹 × 𝑅 = 0,490 × 0,045 = 0,022 𝑁𝑚

𝜽 (rad) pada benda massa 0,05 kg


𝜋 𝜋
𝜃(𝑟𝑎𝑑) = × 𝜃(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = × 25 = 0,436
180 180
Persamaan regresi liniear

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎

a = 0,01975

b = 0,08788 x = 𝜃 (𝑟𝑎𝑑) b=k

r = 0,991642 y = 𝜏 (𝑁𝑚) k = 0,08788

Maka didapatkan grafik regresi linier seperti di bawah ini

Gambar 2.1. persamaan grafik regresi linier

𝒌
𝑰𝟎 = 𝟐
. 𝑻𝒐 𝟐
𝟒𝝅
𝟎,𝟎𝟖𝟕𝟖𝟖
𝑰𝟎 = . 𝟎, 𝟕𝟒𝟐𝟐
𝟒𝝅𝟐

𝑰𝟎 = 𝟏, 𝟐𝟐𝟓 . 𝟏𝟎−𝟑 𝒌𝒈. 𝒎𝟐


3.3. Momen Inersia Benda
Tabel 2.7. waktu 8 getaran untuk setiap benda
Nama Waktu 8 Getaran Waktu Perioda
Benda rata (s)
𝒕𝟏 𝒕2 𝒕3 𝒕4 𝒕5 𝒕6 𝒕7 𝒕8 rata
(s)
Bola 12,85 13,16 11,31 10,67 23,68 12,63 13,01 12,70 13,75 1,375
pejal
Silinder 13,39 10,67 9,57 9,59 12,9 9,55 9,65 6,98 10,28 1,028
pejal
Silinder 14,07 13,04 10,97 12,3 10,16 9,97 12,14 8,75 11,30 1,130
berongga
Piringan 20,79 20,31 19,08 19,00 18,18 17,21 18,46 18,8 18,98 1,898
213
Piringan 13,86 13,96 13,22 14,24 13,75 13,78 11,01 13,57 13,41 1,341
174
Kerucut 13,02 12,09 11,08 10,66 8,42 10,55 10,36 10,65 10,85 1,085
pejal

Waktu rata-rata (S) bola pejal


𝑡1 +𝑡2 +𝑡3 +𝑡4 +𝑡5 +𝑡6 +𝑡7 +𝑡8 12,85+13,16+11,31+10,67+23,68+13,01+12,70+12,63
= = 13,75s
8 8

Perioda bola pejal


𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 13,75
= = 1,375
𝜇 10
𝜇 = 10
Tabel 2.8. momen inersia benda hasil percobaan

No Nama Benda Iteori (kg m2) I (kg m2) KSR (%)


1 Bola peja 7,32 x 10-4 1,04 x 10-3 42,07 %
2 Silinder pejal 15 5,29 x 10-4 4,72 x 10-4 10,77 %
3 Silinder pejal 213 3,24 x 10-3 1,90 x 10-3 41,35 %
4 Silinder pejal 714 1,91 x 10-5 9,88 x 10-4 48,27 %
5 Silinder berongga 6,01 x 10-4 6,40 x 10-4 06,48 %
6 Kerucut pejal 8,43 x 10-4 5,43 x 10-4 35,58 %

2𝑚𝑅 2 2 ×0,5 ×0,06052


Iteori bola pejal = = = 7,32 × 10−4 kg m2
5 5
𝑇2 1,3752
I bola pejal = ( − 1)𝐼0 =( − 1) × 1,225 × 10−3 = 1,04 x 10-3 kg m2
𝑇02 0,7422
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 −𝐼 7,32 ×10−4 −1,04 × 10−3
KSR bola pejal = | | × 100% = | | × 100% = 42,07%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 7,32 ×10−4
IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan modul 2, benda-benda memiliki massa yang hamper sama.
Meskipun demikian, momen inersia dari masing masing benda tersebut berbeda. Hal ini
dikarenakan massa, bentuk geometri, ukuran jari-jari, maupun poros rotasinya berbeda
pula. Hal itulah yang menyebabkan momen inersia dari masing masing benda itu berbeda.
Peiode setiap benda memiliki nilai yang berbeda karena ukuran dari masing masing
benda, bentuk geometri, dan poros rotasi dari masing masing benda itu berbeda.
Inersia adalah kecenderungan benda untuk tetap bergerak atau tetap diam. Momen
inersia merupakan ukuran kecenderungan benda untuk untuk berotasi pada porosnya.
Momen inersia dengan hokum 1 newton. Momen inersia dipengaruhi oleh geometri suatu
benda (bentuk), momen inersia dipengaruhi oleh letak sumbu putar pada benda, dan
momen inersia dipengaruhi oleh jarak ke sumbu putar suatu benda (lengan momen).
Perbandingan I teori dan I percobaan seharusnya itu memiliki nilai yang sama.
Karena I teori itu merupakan nilai yang diharapkan dan dijadikan acuan kebenaran dalam
proses percobaan. Semakin nilai praktek mendekati nilai I teori, maka tingkat kesesuaian
dan validalitas akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya.

V. Kesimpulan
1. Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk mempertahankan
posisinya dari gerak rotasi.
2. Momen inersia dapat juga diartikan sebagai ukuran kelembapan benda yang berotasi
atau berputar.
3. Besar momen inersia suatu benda berbeda dengan benda lainya, hal ini bergantung pada
letak sumbu putarnya.
4. Dasar persamaan hukum Newton II untuk gerak rotasi didapatkan besar momen inersia.
Demikian hubungan hokum Newton II yang bekerja pada gerak rotasi.

VI. REFERENSI
[1]. Lubis Raini, Diktat Kuliah Fisika Dasar I UNIKOM, 2008

[2]. Dosen Fisika Dasar Universitas Pertamina dan Asisten Laboratorium Fisika Dasar
Universitas Pertamina.Fisika Dasar 1.2021.Jakarta: Universita Pertamina

VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai