Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA
MODUL II: MOMEN INERSIA BENDA

Disusun Oleh:
Rafky Kurniawan
NIM (21106025)
KELOMPOK (02)
Praktikum Tanggal : 19 Oktober 2022
Dosen Pengampu : Dina Rahmawati S.Si., M.Si
Asisten Praktikum :
1. Trimukti Wijaya (20108023)
2. Yenny Nirmayrahayu (20108028)
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
JL. D.I PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2022

Rafky Kurniawan 21106025


MODUL II
(MOMEN INERSIA BENDA)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami konsep momen inersia benda.
2. Dapat menentukan momen inersia benda.
II. DASAR TEORI
Momen inersia adalah kelembaman suatu benda yang berputar atau
berputar terhadap sumbu tertentu. Momen inersia juga dapat didefinisikan
sebagai besaran yang menggambarkan gaya yang dialami oleh suatu sistem
benda terhadap gerak rotasinya, dilambangkan dengan I. Satuannya adalah
SI kg m2. Hal ini membuat set ini menjadi milik semua sistem tubuh,
terutama benda padat terlepas dari bentuknya. Momen inersia dengan
demikian didefinisikan sebagai kecenderungan suatu sistem benda untuk
berputar atau tetap diam sebagai respon terhadap gaya torsi eksternal
(Soedojo, 1985) [1].
Momen gaya adalah suatu bentuk usaha yang memiliki titik sebagai
titik acuan. Misalnya, seorang anak sedang bermain jungkat-jungkit dan
titik acuannya adalah sumbu jungkat-jungkit. Katrol yang berputar karena
gesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban. Momen
gaya sering disebut sebagai torsi atau torsi simbolis. Momen gaya atau torsi
memiliki satuan Nm, yang sama dengan Joule (J). Rumus momen inersia
dituliskan secara sistematis sebagai berikut [1]
𝐼 = ∑𝑚. 𝑟 2
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran
jarum jam disebut momen gaya negatif. Sedangkan yang menyebabkan
putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya
positif. Momen gaya pada batang dapat dihitung dengan persamaan [2].
τ = F.r ..........(1)
dengan τ adalah momen gaya satuannya Nm, F adalah gaya dengan satuan
Newton (N), dan r adalah lengan gaya dengan satuan (m) [2].
Percepatan sudut (α) adalah laju perubahan kecepatan sudut
terhadap waktu. Di dalam satuan SI, percepatan sudut diukur dalam radian

Rafky Kurniawan 21106025


per detik kuadrat (rad/s2) dan biasanya dilambangkan oleh aljabar yunani
alfa (α). Percepatan sudut dapat didefinisikan sebagai [2].

Keterangan:
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
θ = Percepatan Sudut (rad)
Hubungan antara percepatan sudut dan percepatan linier dalam
gerak melingkar, arah percepatan linier (a) menyinggung lingkaran, karena
itu percepatan linier disebut juga percepatan tangensial (at) dan percepatan
sudut dinyatakan dengan [3].
at = α.r ..........(3)
Keterangan :
at = percepatan tangensial lnier (m/s)
α = percepatan sudut (rad/s2)
r = jarak dari titik nol sistem koordinat yang mendefinisikan dari ke titik
yang dimaksud (m)
Teorema sumbu sejajar digunakan untuk menghitung momen inersia
suatu benda yang diputar terhadap pusat massa (Pm) atau sumbu dimanapun.
Bila momen inersia suatu benda terhadap sembarang sumbu yang sejajar
(paralel) terhadap sumbu pusat dapat dihitung dengan [3].
IPm = I.m.a2 ..........(4)
Keterangan :
I = momen inersia terhadap sembarang sumbu
Ip= momen inersia terhadap pusat massa
m = massa total benda
a = jarak sumbu pusat massa ke sumbu parallel

Rafky Kurniawan 21106025


Gambar 2.2.1 Momen Inersia Benda
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Momen Inersia
2. Benda
3. Neraca
4. Penggaris / Jangka Sorong
5. Gerbang Cahaya
6. Pencacah Pewaktu

Rafky Kurniawan 21106025


IV. HASIL DATA
No Nama Benda Massa (Kg) Diameter (m) Tinggi (m)
1 Bola Pejal 0,5 0,1 0,1
2 Silinder Pejal 0,51 0,085 0,16
3 Piringan Kecil 0,53 0,2 0,03
4 Piringan Besar 0,5 0,23 0,02
5 Kerucut 0,49 0,16 0,14
Tabel 2.4.1 Hasil 1

Waktu Osilasi (s) 𝑡 T


No Nama Benda
𝑡1 𝑡2 𝑡3 𝑡4 𝑡5
(s) (s)
1 Tanpa Benda 1,709 1,709 1,709 1,709 1,709 1,709 0,3418
2 Bola Pejal 4,153 4,152 4,154 4,153 4,154 4,1532 0,83064
3 Silinder Pejal 3,523 3,522 3,521 3,522 3,524 3,5224 0,7044
4 Piringan Kecil 7,183 7,182 7,182 7,182 7,182 7,1822 1,4364
5 Piringan Besar 8,434 8,433 8,435 8,433 8,432 8,4334 1,6866
6 Kerucut 4,781 4,782 4,781 4,781 4,782 4,7812 0,9562
Tabel 2.4.2 Hasil 2

𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝐼𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 Error


Nama Benda
(kg m2) (kg m2) (%)
Bola Pejal 0,0005 0,00068 20
Silinder Pejal 0,00046 0,00045 2,17
Piringan Kecil 0,00265 0,0023 12

Piringan Besar 0,0033 0,0032 1,21


Kerucut 0,00094 0,00095 1,06

Tabel 2.4.3 Hasil 3

Rafky Kurniawan 21106025


V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum fisika yang dilakukan di Laboratorium Fisika pada
tanggal 19 Oktober 2022 membahas modul II tentang momen inersia untuk
benda. Komponen yang digunakan untuk melakukan praktikum modul II
adalah benda momen inersia, batang aluminium, timbangan, penggaris,
gerbang cahaya, dan pemecah pewaktu. Pada kesempatan ini, praktisi telah
melakukan praktikum tentang momen inersia Benda dan tujuan dari
praktikum ini adalah untuk melakukan hal tersebut. Hal ini diharapkan dapat
membantu praktisi memahami momen inersia batang. Dalam modul II
batang melalui momen inersia pada benda.
Praktikum yang dilaksanakan oleh praktikan pada tabel 2.4.1
tentang momen inersia benda dengan diketahui beberapa macam benda
yaitu bola pejal, silinder pejal, piringan kecil, piringan besar, dan yang
terakhir kerucut. Pada tabel tersebut praktikan melakukan penimbangan
massa yang dialami sebuah benda, diameter, dan juga menghitung tinggi
sebuah benda. Didapat massa yang paling besar ialah piringan kecil dengan
massa 0,53 kg, kemudian diameter paling lebar yaitu piringan besar, dan
tinggi benda yang paling tinggi didapat oleh sebuah silinder pejar yang
tingginya mencapai 0,16 m.
Setelah melakukan percobaan tabel 2.4.1 dilanjutkan melakukan
percobaan menghitung waktu osilasi suatu benda momen inersia. Percobaan
dilakukan sebanyak lima kali percobaan. Didapatkan pada saat waktu osilasi
tanpa benda waktu yang didapat dari t1-t5 berjalan stabil sehingga rata rata
waktu benda osilasi tanpa beda sama halnya dengan percobaan dari t1-t5.
Kemudian setelah itu dilakukan percobaan menghitung waktu osilasi
tersebut seperti bola pejal, silinder pejal, piringan kecil, piringan besar, dan
kerucut. Setelah didapat semua kemudian mencari sebuah periode benda
dengan cara rata rata waktu osilasi sebuah benda dibagi lima.
Kemudian setelah melakukan percobaan tabel 2.4.2 dilanjutkan
melakukan perhitungan mencari sebuah inersia teori, inersia praktikum, dan
juga menghitung sebuah presentase eror. Didapat hasil inersia teori dalam
melakukan perhitungan bola pejal dihasilkan sebesar 0,0005 kg 𝑚2 dan

Rafky Kurniawan 21106025


juga didapat inersia praktikum sebesar 0,00068 kg 𝑚2 . Karena benda yang
diketahui adalah bola pejal maka menggunakan rumus 2/5 mr2, sesuai
rumus yang ada pada modul. Setelah itu dilakukan percobaan kedua dengan
benda silinder pejal, menggunakan rumus yang berbeda yaitu ½ mr2
didapatkan hasil momen inersia teori sebesar 0,00046 kg 𝑚2 dan juga
momen inersia praktikum sebesar 0,00045 kg𝑚2 , disini dapat dilihat bahwa
selisih antara inersia teori dengan inersia praktikum tidak berbeda jauh
sehingga mendapatkan persentase eror yang bernilai kecil.
Setelah itu dilakukan percobaan ketiga dengan benda piringan kecil,
menggunakan rumus yang sama hal nya dengan silinder pejal yaitu ½ mr2
didapatkan hasil momen inersia teori sebesar 0,00265 kg 𝑚2 dan juga
momen inersia praktikum sebesar 0,0023 kg𝑚2 , disini dapat dilihat bahwa
selisih antara inersia teori dengan inersia praktikum tidak berbeda jauh
sehingga mendapatkan persentase eror yang bernilai kecil. Selanjutnya
dilakukan percobaan ke empat dengan benda inersia piringan besar,
menggunakan rumus yang sama hal nya dengan piringan kecil tersebut yaitu
½ mr2 didapatkan hasil momen inersia teori sebesar 0,0033 kg 𝑚2 dan juga
momen inersia praktikum sebesar 0,0032 kg𝑚2 , disini dapat dilihat bahwa
selisih antara inersia teori dengan inersia praktikum tidak berbeda jauh
sehingga mendapatkan persentase eror yang bernilai kecil.
Setelah itu dilakukan percobaan terakhir dengan benda kerucut,
menggunakan rumus yang berbeda dengan sebelumnya yaitu 3/10 mr2
didapatkan hasil momen inersia teori sebesar 0,00094 kg 𝑚2 dan juga
momen inersia praktikum sebesar 0,00095 kg𝑚2 , disini dapat dilihat bahwa
selisih antara inersia teori dengan inersia praktikum tidak berbeda jauh
sehingga mendapatkan persentase eror yang bernilai kecil.

Rafky Kurniawan 21106025


VI. KESIMPULAN
1. Kecepatan setiap sumbu putar bervariasi dengan atau tanpa beban, dan
sumbu putar melalui pusat berputar perlahan tergantung pada posisi
saat beban dimasukkan ke dalam alat. Momen inersia ada sedemikian
rupa sehingga berat beban sama di kiri dan kanan.
2. Hasil osilasi tanpa benda di saat melakukan uji waktu yang dihasilkan
stabil.
3. Hasil perhitungan menunjukan bahwa I praktikum > I teori.
4. Jika Hasil selisih antara inersia teori dengan inersia praktikum tidak
berbeda jauh maka presentase eror yang dihasilkan sangat kecil.

Rafky Kurniawan 21106025


VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Serway, Jewett. (2010). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta:
Salemba Teknika.
[2] Indriana, P., Wirawati, I., & Rahmawati, E. (2017) Penentuan momen
inersia benda menggunakan metode osilasi bandul fisis berbasis
mikrokontroler. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) (Vol. 1,
pp. 186-193).
[3] Banjarnahor, H. (2012). Sistem Pengukuran Momen Inersia Benda
Pejal Dengan Metode Osilasi Harmonik Berbasis Mikrokontroler. (pp.
1-29). Depok: Universitas Indonesia.

Rafky Kurniawan 21106025


VIII. LAMPIRAN

Gambar 2.8.1 Alat Alat dan Bahan

Gambar 2.8.2 Benda Momen Inersia

Rafky Kurniawan 21106025


Gambar 2.8.3 Benda Silinder Pejal

Gambar 2.8.4 Benda Momen Inersia

Rafky Kurniawan 21106025


IX. PERHITUNGAN
Tabel 2.4.3 Hasil 3
1. Bola Pejal
2
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
5
2
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (0,5)(0,05)2 = 0,0005 𝑘𝑔 𝑚2
5
𝑇2 (0,83064)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( 2 − 1) 𝐼0 = ( ) 𝑥 (0,00014)
𝑇0 (0,3418)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 0,00068 𝑘𝑔 𝑚2
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
0,0005 − 0,0006
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100% = 20 %
0,0005
2. Silinder Pejal
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
2
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (0,51) (0,0425)2 = 0,00046 𝑘𝑔 𝑚2
2
𝑇2 (0,7044)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( 2 − 1) 𝐼0 = ( ) 𝑥 (0,00014)
𝑇0 (0,3418)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 0,00045
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
0,00046 − 0,00045
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100% = 2,17 %
0,00046
3. Piringan Kecil
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
2
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (0,53) (0,1)2 = 0,00265 𝑘𝑔 𝑚2
2
𝑇2 (1,4364)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( 2 − 1) 𝐼0 = ( ) 𝑥 (0,00014)
𝑇0 (0,3418)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 0,0023 𝑘𝑔 𝑚2
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

Rafky Kurniawan 21106025


0,00046 − 0,00045
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100% = 2,17 %
0,00046
4. Piringan Besar
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
2
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (0,5) (0,115)2 = 0,0033 𝑘𝑔 𝑚2
2
𝑇2 (1,6866)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( 2 − 1) 𝐼0 = ( ) 𝑥 (0,00014)
𝑇0 (0,3418)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 0,003 𝑘𝑔𝑚2
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
0,0033 − 0,0032
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100% = 1,21 %
0,0033
5. Kerucut
3
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
10
3
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (0,49) (0,08)2 = 0,00094 𝑘𝑔 𝑚2
10
𝑇2 (0,9562)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( 2 − 1) 𝐼0 = ( ) 𝑥 (0,00014)
𝑇0 (0,3418)2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 0,00095 𝑘𝑔 𝑚2
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
0,00094 − 0,00095
𝐸𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥 100% = 1,06 %
0,00094

Rafky Kurniawan 21106025

Anda mungkin juga menyukai