Anda di halaman 1dari 14

ACC, 15-11-22

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
MODUL V: MOMEN INERSIA BATANG

Disusun oleh:
Satria Jaya (21106041)
KELOMPOK 1

Praktikum Tanggal : 02 November 2022


Dosen Pengampu : Dina Rahmawati, S.Si., M.Si
Asisten Praktikum :
Oki Roby Pratama (21101003)

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
JL. D.I PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2022
MODUL V
MOMEN INERSIA BATANG

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini, praktikan diharapkan dapat:
1. Menentukan momen inersia sebuah batang.

II. DASAR TEORI


1. Pendahuluan
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda.
Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak
lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda
itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit
dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda
sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika
massanya besar. Misalnya jika ada sebuah bola yang ditendang, dengan
dua jenis bola yang berbeda, yaitu bola tenis meja dan bola sepak dengan
gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat.
Dalam materi mengenai gerak rotasi pada keilmuan fisika, terdapat
penyataan dimana “massa” benda tegar dikenal dengan julukan Momen
Inersia alias MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi tuh mirip dengan
massa dalam gerak lurus. Kalau massa dalam gerak lurus menyatakan
ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear
(kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka
Momen Inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan
benda untuk mempertahankan kecepatan sudut (kecepatan sudut =
kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut
karena dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin
besar Momen inersia suatu benda, maka semakin sulit juga benda itu
akan berputar atau berotasi. sebaliknya, benda yang berputar juga sulit
dihentikan jika momen inersianya besar.

Satria Jaya 21106041


2. Momen Inersia dengan Benda yang Berbentuk Beraturan
Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap
partikel juga bergantung pada massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak
(r2) partikel dari sumbu rotasi. Total massa semua partikel yang
menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel
yang menyusun benda tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi.
Ada partikel yang berada di bagian tepi benda, ada partikel yang berada
dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi di pojok bawah, ada
yang terjepit di tengah. Ilustrasi mengenai pembahasan momen inersia
jenis ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.2.1 pengamatan momen inersia

Berikut merupakan contoh ilustrasi mengenai momen inersia benda


tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel.
Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Jarak setiap
partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda [1].
3. Momen Inersia pada Partikel
Pada kasus penerapan konsep momen inersia pada suatu partikel
yang didalamnya terdiri atas beberapa / lebih dari satu partikel dapat
disimpulkan dengan permisalan terhadap partikel yang bermassa m1,
m2, m3, …, mN. Maka dapat dijumlahkan torsi semua partikel, sehingga
didapat persamaan:
∑𝜏 = (∑ =〖𝑚𝑟^2) 

Satria Jaya 21106041


Karena nilai  sama untuk semua partikel, maka persamaan momen
gaya diatas akan menjadi persamaan inersia:
∑𝜏 = 𝐼
Dari sini juga dapat disumpulkan bahwa momen gaya berhubungan
dengan konsep momen inersia pada benda secara mendasar, dan
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Gambar 5.2.2 momen inersia pada benda

Ilustrasi gambar diatas diberikan sebagai penggambaran mengenai


persamaan momen inersia untuk beberapa benda [2].
4. Inersia Batang
Secara matematis, momen inersia batang homogen yang diputar
tepat di bagian tengah dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 5.2.3 inersia batang poros tengah

Satria Jaya 21106041


Sedangkan untuk batang yang diputar di salah satu ujungnya,
momen inersianya dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 5.2.4 inersia batang poros ujung


Batang homogen adalah batang yang partikel penyusunnya tersebar
merata di seluruh batang sedemikian sehingga pusat massanya berada
tepat di tengah. Momen inersia batang homogen dipengaruhi oleh
sumbu putarnya, misalnya batang diputar di ujung, di tengah, atau di
bagian lain [3].

III. ALAT DAN BAHAN


• Alat momen inersia
• Batang alumunium
• Neraca
• Penggaris
• Gerbang cahaya
• Pencacah pewaktu

Satria Jaya 21106041


IV. HASIL DATA
Tabel 5.4.1 Data Perhitungan Praktikum
Sumbu Waktu Osilasi (s) 𝑡̅ T
No
Putar t1 t2 t3 t4 t5 (s) (s)
Tanpa
1 1,710 1,710 1,710 1,710 1,711 1,7102 0,34204
Benda
Melalui
2 4,538 4,538 4,539 4,539 4,539 4,5386 0,9772
Pusat
Melalui
3 8,297 8,295 8,295 8,295 8,293 8,293 1,659
Ujung

Massa batang = 0,119 Kg


Panjang batang = 0,3 m

Perhitungan tabel 5.4.1


a. Mencari nilai t
Tanpa Benda : (1,710+1,710+1,710+1,710+1,7111)/5 = 7,102
Melalui Pusat : (4,538+4,538 +4,539+4,539+4,539)/5 = 4,5386
Melalui Ujung : (8,297+8,295+8,295+8,295+8,293)/5 = 8,293

b. Mencari nilai T
Tanpa Benda : (7,102)/5 = 0,34204
Melalui Pusat : (4,5386)/5 = 0,9772
Melalui Ujung : (8,293)/5 = 1,659

Satria Jaya 21106041


Tabel 5.4.2 Perbandingan Iteori dan Ipraktikum

Iteori Ipraktikum Error


Sumbu Putar
(Kg m2) (Kg m2) (%)
Melalui Pusat 0,0008925 0,000846 5,21%
Melalui Ujung 0,00557 0,00315357 11,75%

Perhitungan tabel 5.4.2

▪ Melalui Pusat
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝐿2
12
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = × 0,119 × 0,32
12
= 0,0008925
𝑇2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( − 1) × 0,00014
𝑇02
0,807722
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( − 1) × 0,00014
0,342042
= 0,000846
𝐼𝑝 − 𝐼𝑡
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100%
𝐼𝑡
0,000846 − 0,0008925
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100%
0,0008925
= 5,21%

▪ Melalui Ujung
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝐿2
12
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = × 0,119 × 0,32
3
= 0,00357
𝑇2
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( 2 − 1) × 0,00014
𝑇0
1,6592
𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = ( − 1) × 0,00014
0,32042
= 0,00315357

Satria Jaya 21106041


𝐼𝑝 − 𝐼𝑡
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100%
𝐼𝑡
0,00315357 − 00,357
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100%
0,00357
= 11,65%

Satria Jaya 21106041


V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Praktikum fisika ke lima yang dilaksanakan pada tanggal 09
November 2022 membahas mengenai momen inersia pada batang yang
dilakukan berdasarkan instruksi pada modul lima (v) di lab fisika fakultas
teknik telekomunikasi dan elektro institut teknologi Telkom Purwokerto.
Dengan tujuan utama praktikum untuk memahami lebih dalam mengenai
konsep dasar momen inersia khususnya inersia pada batang dan dapat
membantu menentukan momen inersia sebuah batang itu sendiri. Pada
rangkaian kegiatan praktikum yang dilakukan praktikan, hal pertama yang
dilakukan sebelum menjalankan percobaan adalah identifikasi alat dan
bahan yang nantinya akan dipakai dalam proses praktikum. Dalam
percobaan praktikum inersia batang adapun alat dan bahan yang dipakai
adalah sebagai berikut: alat momen inersia, batang alumunium, neraca,
penggaris, gerbang cahaya, dan pencacah waktu.
Langkah lanjutan dari proses percobaan praktikum inersia batang
yang dilaksanakan oleh praktikan setelah mengidentifikasi masing-masing
alat dan bahan yang dipakai dalam praktikum adalah menghitung massa dari
dua buah batang yang akan dipakai dalam percobaan praktik dengan
menggunakan bantuan neraca penghitung, didapat hasil perhitungan massa
dari batang sebesar 0,119 Kg. Selain besar massa batang, panjang dari
batang juga dihitung terlebih dahulu sebelum dipakai dalam praktikum
dengan menggunakan bantuan penggaris yang didapat panjang batang
sebesar 0,3 m. Kedua data hasil pengukuran awal kemudian dimasukan
dalam hasil data dalam laporan.
Setelah massa dari batang dan juga panjangnya diketahui,
selanjutnya praktikan perlu memeriksa posisi gerbang cahaya pada alat
inersia yang harus tepat terpasang. Kemudia setelah dapat dipastikan bahwa
gerbang cahaya sudah terpasang dengan benar, langkah prosedur percobaan
yang selanjutnya dilakukan oleh praktikan adalah memastikan bahwa
gerbang cahaya yang dipasang pada alat momen inersia terhubung dengan
pencacah pewaktu AT-01. Selanjutnya hidupkan pewaktu dan atur pewaktu
ke dalam fungsi CYCLE dengan menekan tombol FUNCTION yang ada

Satria Jaya 21106041


pada pewaktu beberapa kali, setelah itu batasi juga getaran praktikum yang
akan diamati dengan mengatur batas pada pewaktu dengan cara menekan
tombol CH. OVER pada alat sebanyak lima kali.
Dalam praktikum yang dijalankan, akan digunakan dua benda yang
berbentuk batang dan juga satu percobaan yang tidak menggunakan benda.
Untuk percobaan yang dilakukan pertama kali adalah percobaan
menghitung momen inersia tanpa menggunakan benda, jadi alat momen
inersia langsung dipakai tanpa dipasangkan benda berupa batangnya
terlebih dahulu. Langkah penggunaan alat momen inersia adalah sebagai
berikut, percobaan inersia tanpa benda dijalankan dengan cara
menyimpangkan jarum pada alat momen inersia sejauh 180 derajat lalu
tekan function pada pewaktu, langkah ini diulang sebanyak lima kali untuk
mendapatkan lima data yang nantinya akan dimasukan ke dalam tabel
praktikum yang sudah disediakan, secara berturut-turut didapat t1 sampai t5,
1.710, 1.710, 1.710, 1.710, 1.711 untuk percobaan tanpa benda.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah pengujian inersia dengan
menggunakan batang dengan poros rotasi yang terletak di tengah batang
atau melalui pusat. Batang yang sebelumnya diukur dan ditimbang
kemudian dipasang ke alat momen inersia dengan poros rotasi berada di
tengah batang, selanjutnya batang dikencangkan dengan pengunci pada alat.
Setelah batang sudah terpasang secara benar dan sudah tidak kendur, batang
selanjutnya disimpangkan sebesar 180 derajat pada alat seperti yang
dilakukan pada percobaan tanpa benda, sebelum batang dilepas tombol
function pada pewaktu ditekan dan batang dilepaskan setelahnya, saat
batang melewati gerbang cahaya data yang didapat akan terekam pada
pewaktu, data ini kemudian dicatat oleh praktikan ke dalam tabel praktikum,
sama seperti percobaan sebelumnya, percobaan batang poros tengah juga
diulang sebanyak lima kali dengan hasil data yang dapat dilihat pada tabel
5.4.1.
Percobaan ketiga atau terakhir yang dilakukan mirip dengan
percobaan kedua, dimana benda yang dipakai dalam praktikum merupakan
batang, perbedaan pada percobaan ini terletak pada poros rotasi batangnya.

Satria Jaya 21106041


Pada percobaan ketiga poros rotasi batang terletak diujung batang, prosedur
yang dilakukan sama seperti percobaan dua, sebelumnya batang
dipasangkan pada alat momen inersia dan dikencangkan dengan meletakan
porosnya pada ujung batang, setelah batang terpasang kemudia batang
disimpangkan sebesar 180 derajat, selanjutnya praktikan menekan function
pada pewaktu dan batang dilepas. Data yang diperoleh hasil dari gerbang
cahaya yang dilewati batang dan pewaktu kembali dimasukan ke dalam
tabel praktikum dan percobaan yang dilakukan juga diulang sebanyak lima
kali.
Dari data praktikum yang terekam selanjutnya digunakan untuk
mencari t dan T dengan cara menjumlahkan hasil data keseluruhan lalu
dibagi lima untuk t dan dibagi lima kembali untuk mencari nilai T. Selain
itu praktikan juga diminta untuk mencari nilai error dari hasil perbandingan
Iteori dengan Ipraktek yang hasilnya setelah didapat dimasukan ke dalam
tabel praktikum seperti yang dapat diamati pada tabel 5.4.2.

Satria Jaya 21106041


VI. KESIMPULAN
1. Letak poros inersia pada batang mempengaruhi besar nilai inersia yang
dihasilkan.
2. Semakin kecil perbedaan nilai inersia praktek dan inersia teori maka
semakin kecil pula persentasi error yang didapat.
3. Nilai inersia pada batang dengan poros berbeda tergantung poros
rotasinya, dimana pada batang dengan poros di tengah memiliki nilai
inersia yang lebih kecil sedangkan batang yang porosnya diujung
memiliki inersia yang lebih besar.

Satria Jaya 21106041


VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Effendi, "Bab 13 Momen Inersia," in Fisika I, Jakarta, 2015, pp.


13.1-13.6.

[2] A. H. Panuluh, "Fisika PB5," in Dinamika Rotasi, Bandung, 2018,


pp. 60-63.

[3] A. R., "Momen Inersia pada Benda Berputar," vol. II, pp. 8-11,
2016.

Satria Jaya 21106041


VIII. LAMPIRAN

Gambar 5.8.1 alat dan bahan praktikum

Gambar 5.8.2 proses kalkulasi data praktikum

Satria Jaya 21106041

Anda mungkin juga menyukai