Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik belakangan ini menjadi sebuah aset yang vital dalam dunia produksi, terutama pada sistem produksi yang memerlukan sumber listrik secara keseluruhan (sebagai contoh: kilang minyak, pabrik-pabrik, server, dll.). Hilangmya pasokan listrik tentunya akan membuat proses pmduksi terhenti bahkan bisa merusak hasil produksi yang ada. Untuk menghindari pennasalahan tersebut maka perlu dibuat sebuah sistem tenaga listrik cadangan (backup po er). !ada a alnya backup po er menggunakan diesel generator, disamping pemakaian bahan bakar yang besar tentunya backup po er ini tidak akan handal "##$. Untuk industri yang tidak memperbolehkan hilangnya sumber listrik tentunya harus menyiagakan diesel generator (standby) dalam kondisi mesin beijalan (running) agar apabila se aktu- aktu sumber % istrik hilang maka diesel generator segera mengambil alih dan memberikan sumber daya listrik yang hilang tersebut (diesel generator harus dalam kondisi synchro dengan sumber utama, misal: !&'). Hal inilah yang membuat pemakaian diesel generator kurang handal. Salah satu sumber daya listrik yang mudah dan handal untuk digunakan adalah batre yang dapat diisi ulang atau battery rechargeable (()). *perational +mpli,ier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. +plikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, noninverter, integrator dan di,,erensiator. !ada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar (diantaranya ialag inverter dan non inverter), dimana rangkaian feedback (umpan balik) negati, memegang peranan penting. Secara umum, umpan balik positi, akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negati, menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Operational Amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang populer digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. +plikasi op-amp populer yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. !ada pokok bahasan kali ini akan dijelaskan aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu sebagai pembanding tegangan (komparator). -omparator digunakan sebagai pembanding dua buah tegangan. !ada perancangan ini, tegangan yang dibandingkan adalah tegangan dari sensor dengan tegangan re,erensi. .egangan re,erensinya dilakukan dengan mengatur variabel resistor sebagai pembanding. /angkaian dasar komparator dengan catu tegangan tungggal ditunjukkan pada 0ambar 1.".

!rinsip kerja rangkaian adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika 23in dan 43in masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, 3o dan 3sat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah : 23in 5 43in maka 3o 6 3sat2 23in 7 43in maka 3o 6 3sat4 -eterangan: 23in 43in 3sat2 6 +mplitudo sinyal input tak membalik (3) 6 +mplitudo sinyal input membalik (3) 6 .egangan saturasi 2 (3)

3sat4 3o

6 .egangan saturasi - (3) 6 .egangan output (3)

2.1 Op-amp i eal *p-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat di,erensial) yang memiliki dua masukan. %nput (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. *p-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp &819" yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar "#9 : "#;. !enguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). (isinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negati,) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur ( finite). %mpedasi input opamp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah #. Sebagai perbandingan praktis, op-amp &819" memiliki impedansi input <in 6 "#= *hm. 'ilai impedansi ini masih relati, sangat besar sehingga arus input op-amp &819" mestinya sangat kecil. +da dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. +turan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :

At!ran 1 : !erbedaan tegangan antara input v2 dan v- adalah nol (v2 - v- 6 # atau v2 6 v-) At!ran 2 : +rus pada input *p-amp adalah nol (i2 6 i- 6 #) %nilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.

2.1.1 "angkaian In#erter /angkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar ", dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada namanya, pembaca tentu sudah menduga bah a ,ase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. !ada rangkaian ini, umpanbalik negati, di bangun melalui resistor />.

$am%ar 2.1 Penguat Inverter %nput non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v2 6 #. (engan mengingat dan menimbang aturan " (lihat aturan "), maka akan dipenuhi v- 6 v2 6 #. -arena nilainya 6 # namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground. (engan ,akta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada /" adalah vin ? v- 6 vin dan tegangan jepit pada reistor /> adalah vout ? v- 6 vout. -emudian dengan menggunakan aturan >, di ketahui bah a : iin 2 iout 6 i- 6 #, karena menurut aturan >, arus masukan op-amp adalah #. iin 2 iout 6 vin@/" 2 vout@/> 6 # Selanjutnya vout@/> 6 - vin@/" .... atau vout@vin 6 - />@/" Aika penguatan 0 dide,enisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka dapat ditulis

B(>.") %mpedansi rangkaian inverting dide,enisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan terhadap ground. -arena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah # (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah <in 6 /".

2.1.2 "angkaian N&n-In#erting !rinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar > berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. (engan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu ,asa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

$am%ar 2.2 Penguat non-inverter

(engan menggunakan aturan " dan aturan >, kita uraikan dulu beberapa ,akta yang ada, antara lain : vin 6 v2 v2 6 v- 6 vin ..... lihat aturan ".

(ari sini ketahui tegangan jepit pada /> adalah vout ? v- 6 vout ? vin, atau iout 6 (voutvin)@/>. &alu tegangan jepit pada /" adalah v- 6 vin, yang berarti arus i/" 6 vin@/". Hukum kirchko, pada titik input inverting merupakan ,akta yang mengatakan bah a : iout 2 i(-) 6 i/" +turan > mengatakan bah a i(-) 6 # dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh iout 6 i/" dan Aika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh (vout ? vin)@/> 6 vin@/" yang kemudian dapat disederhanakan menjadi : vout 6 vin (" 2 />@/") Aika penguatan 0 adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting : B (>.>) %mpendasi untuk rangkaian *p-amp non inverting adalah impedansi dari input non-inverting op-amp tersebut. (ari datasheet, &819" diketahui memiliki impedansi input <in 6 "#C to "#">*hm.

Sumber : http:@@ http:@@ .scribd.com@doc@;==D>";9@8+-+&+H-%'3E/.E/ .electroniclab.com@indeH.php@labanalog@"D-karakteristik-opamp-> http:@@,itrienimarliFa.blogspot.com@>#">G">G#"Garchive.html

Anda mungkin juga menyukai