Anda di halaman 1dari 31

5.

MESIN LISTRIK
Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik
adalah konversi energi elektromekanik,
yaitu konversi dari energi listrik ke ener-
gi mekanik atau sebaliknya dari energi
mekanik ke energi listrik. Alat yang da-
pat mengubah (mengkonversi) energi
mekanik ke energi listrik disebut gene-
rator, dan apabila mesin melakukan pro-
ses konversi sebaliknya yaitu dari energi
listrik ke energi mekanik disebut motor.

Selain generator dan motor, transfor-


mator juga termasuk alat listrik yang Gambar 5.1 Pembangkit Tenaga
menjadi bahasan pada saat mempelajari Listrik
mesin, meskipun energi yang masuk
dan yang keluar dari transformator sama
yaitu energi listrik. Pada transformator
energi listrik yang diberikan pada lilitan
akan mengakibatkan timbulnya medan
magnet pada inti besi dan selanjutnya
diubah kembali menjadi energi listrik.

Mesin listrik mulai dikenal tahun 1831


dengan adanya penemuan oleh Michael
Faraday mengenai induksi elektromag-
netik yang menjadi prinsip kerja motor
listrik. Percobaan mengenai konsep
mesin listrik di laboratorium-laboratorium Gambar 5.2 Mesin CNC
terus dilakukan sampai tahun 1870 saat
Thomas Alfa Edison memulai pengem-
bangan generator arus searah secara
komersial untuk mendukung distribusi
tenaga listrik yang berguna bagi pene-
rangan listrik di rumah-rumah.

Kejadian yang penting dalam sejarah


mesin listrik adalah dengan dipanten-
kannya motor induksi tiga fasa oleh
Nikola Tesla pada tahun 1888. Konsep
Tesla mengenai arus bolak-balik selan-
jutnya dikembangkan oleh Charles
Steinmetz pada dekade berikutnya,
sehingga pada tahun 1890 transforma-
Gambar 5.3 Mesin Cuci
tor dapat diwujudkan, sekaligus menjadi
pembuka jalan untuk melakukan trans-
misi daya listrik jarak jauh.
Mesin Listrik 353
Meskipun konsep mesin listrik yang di-
gunakan saat ini tidak berbeda dari se-
belumnya, tetapi perbaikan dan proses
pengembangan tidak berhenti. Pe-
ngembangan bahan ferromagnetic dan
isolasi terus dilakukan untuk meningkat-
kan kemampuan daya yang lebih besar
dibandingkan dengan mesin listrik yang
digunakan sekarang ini.

Mesin listrik memegang peranan yang


sangat penting dalam industri maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Pada
power plant digunakan untuk membang-
kitkan tenaga listrik, di industri diguna-
kan sebagai penggerak peralatan meka-
nik, seperti mesin pembuat tekstil, pem- Gambar 5.4 Alternator Mobil
buat baja, dan mesin pembuat kertas.
Dalam kehidupan sehari-hari mesin
listrik banyak dimanfaatkan pada pera-
latan rumah tangga listrik, kendaraan
bermotor, peralatan kantor, peralatan
kesehatan, dan sebagainya.

Ada tiga katagori utama untuk mesin


putar (rotating machines) atau mesin
dinamis yaitu mesin arus searah, me-
sin induksi, dan mesin sinkron. Dari
katagori utama ini dikelompokkan lagi
atas generator dan motor. Transforma-
tor termasuk katagori mesin statis, dan Gambar 5.5 Mesin Printer
berdasarkan fasanya dibagi atas trans-
formator satu fasa dan tiga fasa.

Penggunaan Transformator

Transformator merupakan salah satu


alat listrik yang banyak digunakan pada
bidang tenaga listrik dan bidang elektro-
nika. Pada bidang tenaga listrik, trans-
formator digunakan mulai dari pusat
pembangkit tenaga listrik sampai ke
rumah-rumah (Gambar 5.7).

Sebelum di transmisikan tegangan yang Gambar 5.6 Mesin ATM


dihasilkan oleh pembangkit dinaikkan

354 Mesin Listrik


Gambar 5.7 Penggunaan Transformator pada Bidang Tenaga Listrik

terlebih dahulu dengan menggunakan seperti kawasan industri, komersial,


sebuah transformator daya (Gambar atau perumahan.
5.8) dengan tujuan untuk mengurangi
kerugian energi yang terjadi saat listrik
di transmisikan.

Gambar 5.8 Transformator Daya Gambar 5.9 Transformator Distribusi


Tipe Tiang
Kemudian sebelum digunakan oleh kon-
sumen tegangan akan diturunkan lagi Transformator yang dimanfaatkan di
secara bertahap dengan menggunakan rumah tangga pada umumnya mempu-
transformator distribusi (Gambar nyai ukuran yang lebih kecil, seperti
5.9), sesuai dengan peruntukkannya yang digunakan untuk menyesuaikan

Mesin Listrik 355


tegangan dari peralatan rumah tangga Jadi yang terjadi dalam percobaan itu
listrik dengan suplai daya yang tersedia. adalah apa yang disebut arus imbas
yang dihasilkan oleh tegangan gerak
Transformator dengan ukuran yang le- listrik imbas.
bih kecil lagi biasanya digunakan pada
perangkat elektronik seperti radio, te-
levisi, dan sebagainya (Gambar 5.10).

Gambar 5.10 Transformator pada


Peralatan Elektronik

5.1 Transformator Satu


Gambar 5.11 Percobaan Arus Induksi
. 5.1.1 Konstruksi dan Dalam percobaan lainnya Michael
Prinsip Kerja Faraday mencobakan sebuah cincin
yang terbuat dari besi lunak, kemudian
Dalam suatu eksperimennya Michael cincin besi lunak tersebut dililit dengan
Faraday dengan menggunakan bahan- kawat tembaga berisolasi (Gambar
bahan berupa sebuah coil, magnet ba- 5.12).
tang dan galvanometer (Gambar 5.11) Bila saklar (S) ditutup, maka akan terjadi
dapat membuktikan bahwa bila kita rangkaian tertutup pada sisi primer,
mendorong medan magnet batang ke demikian arus I1 akan mengalir
dalam coil tersebut, dengan kutub
utaranya menghadap coil tersebut,
ketika batang magnet sedang begerak,
jarum galvanometer memperlihatkan pe-
nyimpangan yang menunjukkan bahwa
sebuah arus telah dihasilkan di dalam
coil tersebut.
Bila batang magnet tersebut digerakkan
dengan arah sebaliknya maka arah pe- Gambar 5.12 Percobaan Induksi
nunjukkan pada galvanometer arahnya-
pun berlawanan yang menunjukkan pada rangkaian sisi primer tersebut,
bahwa arah arus yang terjadi berla- sedangkan pada lilitan sekunder tidak
wanan juga. ada arus yang mengalir. Tetapi bila
saklar (S) ditutup dan dibuka secara

356 Mesin Listrik


bergantian maka jarum galvanometer Secara konstruksinya transformator ter-
akan memperlihatkan adanya penyim- diri atas dua kumparan yaitu primer dan
pangan yang arahnya berubah-ubah sekunder. Bila kumparan primer dihu-
kekiri dan kekanan. Perubahan arah bungkan dengan sumber tegangan
penunjukkan jarum galvanometer ini di- bolak-balik, maka fluks bolak-balik akan
sebabkan adanya tegangan induksi terjadi pada kumparan sisi primer, ke-
pada lilitan sekunder, sehingga I 2 me- mudian fluks tersebut akan mengalir
ngalir melalui galvanometer. pada inti transformator, dan selanjutnya
fluks ini akan mengimbas pada kum-
Dari percobaan seperti telah dijelaskan paran yang ada pada sisi sekunder yang
diatas Michael Faraday dapat menyim- mengakibatkan timbulnya fluks magnet
pulkan bahwa tegangan gerak listrik di sisi sekunder, sehingga pada sisi se-
imbas e didalam sebuah rangkaian kunder akan timbul tegangan (Gambar
listrik adalah sama dengan peru- 5.13).
bahan fluks yang melalui rangkaian-
rangkaian tersebut.
Jika kecepatan perubahan fluks dinya-
takan didalam weber/detik, maka tega-
ngan gerak listrik e dinyatakan dalam
Volt, yang dalam bentuk persamaannya
adalah :
dI
e  ..(5.1-1)
dt
pers (5.1 - 1) ini dikenal dengan hukum
Induksi Faraday, tanda negatif me-
nunjukkan bahwa arus induksi akan Gambar 5.13 Fluks Magnet Trans-
selalu mengadakan perlawanan ter- formator
hadap yang menghasilkan arus in-
duksi tersebut. Bila coil terdiri dari N Berdasarkan cara melilitkan kumparan
Lilitan, maka tegangan gerak listrik pada inti, dikenal dua jenis transfor-
imbas yang dihasilkan merupakan mator, yaitu tipe inti (core type) dan
jumlah dari tiap lilitan, dalam bentuk tipe cangkang (shell type).
persamaan :
dI Pada transformator tipe inti (Gambar
e N ..(5.1 2) 5.14), kumparan mengelilingi inti, dan
dt pada umumnya inti transformator L
dan NdI dinamakan tautan fluksi atau U. Peletakkan kumparan pada inti
(Flux Linkages) didalam alat tersebut. diatur secara berhimpitan antara kum-
paran primer dengan sekunder. Dengan
Definisi Transformator pertimbangan kompleksitas cara isolasi
tegangan pada kumparan, biasanya sisi
Transformator adalah suatu alat listrik kumparan tinggi diletakkan di sebelah
yang dapat memindahkan dan luar.
mengubah energi Listrik dari satu atau
lebih rangkaian listrik ke rangkaian Sedangkan pada transformator tipe
listrik yang lain dengan frekuensi yang cangkang (Gambar 5.15) kumparan
sama, melalui suatu gandengan magnet dikelilingi oleh inti, dan pada umumnya
dan berdasarkan prinsip induksi elektro- intinya berbentuk huruf E dan huruf I,
magnet. atau huruf F.
Mesin Listrik 357
Untuk membentuk sebuah transformator
tipe Inti maupun Cangkang, inti dari
transformator yang berbentuk huruf ter-
sebut disusun secara berlapis-lapis (la-
minasi), jadi bukan berupa besi pejal..

Tujuan utama penyusunan inti secara


berlapis (Gambar 5.16) ini adalah un-
uk mengurangi kerugian energi akibat
Eddy Current (arus pusar), dengan
cara laminasi seperti ini maka ukuran
jerat induksi yang berakibat terjadinya
rugi energi di dalam inti bisa dikurangi.
Proses penyusunan inti Transformator Gambar 5.14 Transformator Tipe Inti
biasanya dilakukan setelah proses pem-
buatan lilitan kumparan transformator
pada rangka (koker) selesai dilakukan.

5.1.2 Transformator Ideal


Sebuah transformator dikatakan ideal,
apabila dalam perhitungan dianggap
tidak ada kerugian-kerugian yang terjadi
pada transformator tersebut, seperti rugi
akibat resistansi, induktansi, arus
magnetisasi, maupun akibat fluks bocor.
Jika sebuah transformator tanpa beban
(Gambar 5.17), kumparan primernya
dihubungkan dengan dengan sumber Gambar 5.15 Tranformator Tipe
tegangan arus bolak-balik (abb) sinusoid Cangkang
V1 , maka akan mengalir arus primer I 0
yang juga mempunyai bentuk gelom-
bang sinusoidal, bila diasumsikan kum-
paran N1 merupakan reaktif murni,
maka I 0 akan tertinggal 90 0 dari V1 .
Arus primer ini akan menimbulkan fluks
sinusoidal yang sefasa,
I I maks sin Zt (5.1 3)

Gambar 5.16 Laminasi Inti Transfor-


mator

358 Mesin Listrik


rugi tembaga ( I C ). Arus magnetisasi ini
menghasilkan fluks ().

Gambar 5.17 Transformator Tanpa


Beban

Fluks yang sinusoidal akan mengkibat- Gambar 5.18 Arus Tanpa Beban
kan terbangkitnya tegangan induksi E1
dI Bentuk gelombang arus magnetisasi
e1  N 1 Volt (Gambar 5.18) yang berbentuk sinusoi-
dt dal akan berubah bentuk akibat penga-
d(I maks sin Zt )
e1 N1  N1ZI maks cos Zt ruh sifat besi (inti) yang tidak linear,
dt sehingga bentuk gelombang berubah
N1 2SfI maks seperti yang diperlihatkan pada Gambar
E1 4,44N1fI maks (5.1-4)
2 5.19.
maka pada sisi sekunder, fluks tersebut
Sebuah Transformator Ideal dalam
akan mengakibatkan timbulnya tega-
keadaan berbeban, seperti dieperlihat-
ngan E 2 .
kan pada gambar 5.20.
dI
e 2 N 2 Volt Bila Q 2 2 .V2 . sin Zt , dimana V2 nilai
dt
tegangan efektif dari terminal sekunder
e 2 N 2 ZI maks cos Zt Volt
V
E 2 4,44N 2 fI maks Volt............. (5.1 5) kemudian i 2 2. ( 2 ) sin(Zt  M) , M
Z
adalah sudut impedansi dari beban.
Arus primer yang mengalir pada trans- Dalam bentuk phasor :
formator saat sekunder tanpa beban,
bukan merupakan arus induktif murni, V2
I2 I2 M
tetapi terdiri dari dua komponen arus Z
yaitu arus magnetisasi ( I m ) dan arus
Mesin Listrik 359
V2
dimana I 2 dan Z Z M
Z2

V V2
Q1 2 . 2 sin Zt , efektifnya V1
K K
sedangkan untuk arus :
i1 2 .I 2 .K sin(Zt  M)

= 2I 1 . sin(Zt  M)

dalam bentuk phasor : I1 I 2 .K


Impedansi dilihat dari sisi sekunder :
V1 V2 / K V2
Z in Gambar 5.19 Kurva B H
I1 I 2K I 2K 2

Z
Z in ...............................(5.1 6)
K2

5.1.3 Transformator Ber-


beban
Pada sub bab terdahulu telah dijelas-
kan bagaimana keadaan transformator
secara ideal baik saat tanpa beban
maupun berbeban.

Dalam prakteknya apabila sisi kumparan


sekunder transformator diberi beban
(Gambar 5.21) maka besar tegangan
yang di induksikan (E2) tidak akan sama
Gambar 5.20 Transformator Ideal
dengan tegangan pada terminal (V2),
hal ini terjadi karena adanya kerugian
pada kumparan transformator.

Apabila transformator diberi beban


Z L maka arus I 2 akan mengalir pada
beban tersebut, arus yang mengalir ini
akan mengakibatkan timbulnya gaya
gerak magnet (ggm) N 2 I 2 yang mana
arahnya cenderung melawan arah fluks
bersama yang telah ada disebabkan
arus magnetisasi I m . Gambar 5.21 Transformator Berbeban

360 Mesin Listrik


Untuk menjaga agar fluks bersama yang telah ada bisa dijaga dipertahankan ni-
lainya, maka pada sisi kumparan primer arus mengalir arus I '2 yang menentang
fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I '2 , sehingga arus yang mengalir pada sisi
kumparan primer menjadi :
I1 I 0  I 2 dimana I 0 I C  Im , apabila I C (rugi besi) diabaikan, maka nilai I 0 =
I m , sehingga I1 I m  I c2 . Untuk menjaga agar fluks bersama yang ada pada inti
transformator tetap nilainya, maka :

N 1I m N 1I 1  N 2 I 2
N 1I m N1 (I m  I c2 )  N 2 I 2
N 1I m N1I m  N1I c2  N 2 I 2 , maka
I1 N2
N1I c2 N 2 I 2 , nilai I '2 = I 1 bila I m dianggap kecil, sehingga (5.1 7)
I2 N1

5.1.3.1 Rangkaian Ekuivalen

Untuk memudahkan menganalisis kerja transformator tersebut dapat dibuat rang-


kaian ekuivalen dan vektor diagramnya, rangkaian ekuivalen ini dapat dibuat
dengan acuan sisi primer atau acuan sisi sekunder (Gambar 5.22).

Gambar 5.22 Rangkaian Ekuivalen Transformator

Gambar 5.23 Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Primer

Mesin Listrik 361


Gambar 5.24 Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Primer disederhanakan

Yang dimaksud dengan acuan sisi pri- X2


mer adalah apabila parameter rangkaian X eq1 X1  ...(5.1 -10)
K2
sekunder dinyatakan dalam harga rang-
kaian primer dan harganya perlu dikali- V1 E1  I 1 .R 1  I 1 .X1 ...(5.1 -11)
1
kan dengan faktor (Gambar 5.23) V2 E 2  I 2 .R 2  I 2 .X 2 .(5.1 12)
K2
Untuk memudahkan dalam mengana-
lisis, rangkaian ekuivalen pada gambar E2 N2 E2
K atau E1 ..(5.1 13)
5.23 dapat disederhanakan lagi, seperti E1 N1 K
diperlihatkan pada gambar 5.24.
Berdasarkan rangkaian diatas kita dapat maka :
menentukan nilai parameter yang ada 1
pada transformator tersebut berdasar- E1 (I 2 .Z L  I 2 .R 2  I 2 .X 2 )
K
kan persamaan-persamaan berikut ini.
I 2' N2 I 2'
sedangkan K atau I 2
Impedansi ekuivalen transformator ada- I2 N1 K
lah : sehingga
R X '
I ' I '
Z eq1 (R 1  2 )  j( X1  2 ) E1
1 I2
( Z L  2 R 2  2 X 2 ) (5.1-14)
K2 K2 K K K K
R eq1  jX eq1 ...(5.1 8) V2
dan V1  I 1 (R eq1  jX eq1 ) (5.1 -15)
dimana K
R2
R eq1 R1  .......(5.1 9)
K2

Gambar 5.25 Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Sekunder

362 Mesin Listrik


Rangkaian ekuivalen transformator bisa
dibuat dengan acuan sisi sekunder
(Gambar 5.25), untuk itu parameter
rangkaian primer harus dinyatakan
dalam harga rangkaian sekunder dan
harganya perlu dikalikan dengan K 2 .
Gambar 5.26 Transformator Faktor
Z eq 2 (R 1K 2  R 2 )  j( X1K 2  X 2 ) Daya Lagging

R eq 2  jX eq 2 ) (5.116) x Faktor Daya Leading


2
R eq 2 R 1K  R 2 ) .....(5.1 17) Perkiraan tegangan jatuh untuk faktor
2 daya Leading
X eq 2 X1K  X 2 ..(5.118)
I 2 .R eq 2 Cos M  I 2 .X eq 2 .Sin M ..(5.1-21)
E2 K^V1  (I 2 .K.R 1  I 2 .K.X1 )` (5.1-19)
V2 K.V1  I 2 (R eq 2  jX eq 2) .(5.1-20)

5.1.3.2 Perkiraan Tegangan


Jatuh pada Transformator

Saat sebuah transformator dalam


keadaan tanpa beban V1 kira-kira sama
nilainya dengan E1 , sehingga Gambar 2.27 Transformator Faktor
E 2 E1K . Juga E 2 oV2 , dimana Daya Leading
oV2 adalah terminal tegangan sekunder
x Faktor Daya Unity
pada keadaan tanpa beban atau
oV2 K.V1 . Perbedaan keduanya Secara umum, perkiraan tegangan ja-
adalah sebesar I 2 .Z eq 2 , sedangkan tuh pada transformator adalah :
I 2 .R eq 2 .Cos M r I 2 .X eq 2 Sin M ...(5.1 -22)
perkiraan tegangan jatuh pada sebuah
transformator dengan acuan tegangan Perkiraan tegangan jatuh dilihat dari sisi
sekunder. primer adalah :
Tegangan jatuh pada sebuah transfor- I 1 .R eq1 .Cos M r I 1 .X eq1 .Sin M ..(5.1 -23)
mator dipengaruhi oleh nilai beban dan
faktor daya yang terhubung pada trans-
formator tersebut.

x Faktor Daya Lagging


Tegangan jatuh total I 2 .Z eq 2 AC AF
dan diasumsikan sama dengan AG.
Perkiraan tegangan jatuh :

AG = AD + DG Gambar 2.28 Transformator Faktor


I 2 .R eq 2 .CosM  I 2 .X eq 2 .SinM Daya Unity

dengan asumsi M1 M2 M

Mesin Listrik 363


Prosentase tegangan jatuh dilihat dari 5.1.3.5 Pengaturan Tegangan
sisi sekunder :

I 2 .R eq 2 .CosM r I 2 .Xeq 2 .Sin M Pengaturan Tegangan (Regulation


x100% Voltage) suatu transformator adalah
oV2
perubahan tegangan sekunder antara
beban nol dan beban penuh pada suatu
100%xI 2 .R eq 2 100% xI2 .Xeq 2
Cos M r Sin M faktor daya tertentu, dengan tegangan
oV2 oV2 primer konstan.

Vr Cos M r Vx Sin M (5.1 24) Ada dua macam pengaturan tegangan


yaitu, Regulation Down (Reg Down)
dan Regulation Up (Reg Up) :
oV2  V2
5.1.3.3 Efisisensi Transformator % Reg Down x100% .(5.1-27)
oV2
oV2  V2
Daya Keluar % Reg Up x100% .(5.1-28)
Efisiensi = K = V2
Daya Masuk
Tegangan sisi sekunder tanpa beban
Daya _ Keluar sebagai referensi (acuan) adalah
Daya _ Keluar  6Rugi 2 E2'
E2
E1 V1
K
dimana 6 Rugi = Pcu  Pi dan jika tegangan terminal sekunder
beban penuh sebagai referensi primer
6Rugi
K 1 (5.1 -25) V2
Daya _ Masuk V2 '
K
% Pengaturan (Regulation)
V1  V2 '
5.1.3.4 Perubahan Efisiensi x100%
V1
Terhadap Beban
Rugi Cu (Pcu) = I1 2 .R eq1 atau I 1 .R eq1 .CosM  I 1 .X eq1 .SinM
x100%
I 2 2 R eq 2 Wc V1
Rugi Inti (Pi) = Rugi Histeris + Rugi
Arus Pusar Vr CosM  Vx .SinM ...(5.1 29)
= Ph + Pe
R eq1 Pi 5.1.4 Pengujian Transfor-
atau
V1 .CosM1 V1 .I1 2 .CosM1 mator
Pi I12 .R eq1 (5.1 26)
Untuk menganalisis transformator ber-
dari persamaan diatas dapat ditarik dasarkan rangkaian ekuivalen, maka
kesimpulan, untuk beban tertentu, efi- perlu diketahui parameter-parameter
siensi maksimum terjadi ketika rugi yang ada pada transformator tersebut.
tembaga = rugi inti.
Parameter transformator bisa diketahui
dari datasheet yang diberikan oleh

364 Mesin Listrik


pabrik pembuat atau bila tidak ada bisa V0 V0 2
diketahui berdasarkan hasil percobaan. Rc .(5.1 34)
Ic P0
Dua macam percobaan yang terpenting V0
Xm ..(5.1 35)
adalah percobaan beban nol (tanpa Im
beban) dan percobaan hubung singkat.
Percobaan beban dilakukan untuk
mengetahui rugi inti dari transformator,
sedangkan percobaan hubung singkat
dilakukan untuk mengetahui rugi
tembaganya.

5.1.4.1 Percobaan Beban Nol

Pada saat sisi sekuder dari trans-


formator tidak diberi beban (Gambar Gambar 5.29 Rangkaian Percobaan
Beban Nol
5.29), tegangan sisi primer hanya akan
mengalirkan arus pada rangkaian primer
yang terdiri dari impedansi bocor primer
Z1 R 1  jX1 dan impedansi penguat-
an : Z m R c  jX m .
Karena umumnya Z1 jauh lebih kecil
dari Z m , maka Z1 biasa diabaikan
tanpa menimbulkan suatu kesalahan
yang berarti, rangkaian ekuivalennya
(Gambar 5.30). Gambar 5.30 Rangkaian Ekuivalen Hasil
Percobaan Beban Nol
Pada umumnya percobaan beban nol
dilakukan dengan alat ukur diletakkan di 5.1.4.2 Percobaan Hubung
sisi tegangan rendah dengan besarnya Singkat
tegangan yang diberikan sama dengan
tegangan nominalnya. Pada saat melakukan percobaan hu-
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bung singkat, sisi tegangan rendah
sebagai berikut : transformator di hubung singkat
(Gambar 5.31), alat ukur diletakkan di
a) Bekerja pada sisi tegangan tinggi sisi tegangan tinggi dengan nilai arus
lebih berbahaya ; dan tegangan yang telah direduksi
b) Alat-lat ukur tegangan rendah lebih (dikurangi), tegangan yang diberikan r
mudah didapat. 5%- 10% dari harga nominalnya.
Dari hasil penunjukkan alat alat ukur
didapat nilai sebagai berikut : Nilai arus yang melalui kumparan yang
dihubung singkat sama dengan arus
I0 I c 2  I m 2 .(5.1 31)
nominalnya, oleh karena besarnya V2
P0 V1 .I 0 .CosM 0 (5.1 32)
sama dengan nol, maka besarnya E 2
Ic I 0 .CosM 0 dan Im I 0 .SinM 0 adalah sama dengan rugi tegangan pa-
da belitan sekundernya.

Mesin Listrik 365


E 2HS I 2 .Z 2
sedangkan dalam keadaan normal
E 2 V2  I 2 .Z 2 , karena itu didalam
per-cobaan hubung singkat ini E 2HS
hanya 5 % - 10% dari E 2 .
Daya yang diserap pada saat percobaan
hubung singkat ini dapat dianggap sama
dengan besarnya kerugian tembaga
Gambar 5.32 Rangkaian Ekuivalen Hasil
pada kedua sisi kumparan tersebut. Percobaan Hubung Singkat
PHS I1 2 .R 1  I 2 2 .R 2
I 1 2 .R 1  (I 2 ' ) 2 .R 2 '
I 1 2 .(R 1  R 2 ' ) I 1 2 .R eq1 5.1.4.3 Penentuan Polaritas
PHS
Transformator Satu Fasa
? R eq1 (5.1 36)
I12 Cara melilit kumparan transformator
jika resistansi ekuivalen diperoleh dari sangat menentukan tegangan induksi
percobaan hubung singkat tersebut yang dibangkitkan dan polaritas dari
akan digunakan untuk memperhitung- transformator tersebut (Gambar 5.32).
kan efisiensi, maka resistansi ini harus Bila sisi primer diberi tegangan, akan
dikoreksi pada temperatur kerja yaitu menghasilkan arah tegangan induksi
75qC, sehingga : seperti ditunjukkan arah panah. Termi-
234,5  75 nal H1 mempunyai polaritas yang sama
R 75 R. dengan L1 yaitu positif (+), sedang-kan
234,5  t H2 polaritasnya sama dengan L2 (-).
VHS
Z eq1 ..(5.1 37)
I1

X eq1 (Z eq1 ) 2  (R eq1 ) 2 ..(5.1 - 38)


PHS
CosM HS ...(5.1 39)
VHS .I 1

Gambar 5.32 Penentuan Polaritas


Transformator

Posisi polaritas seperti tersebut diatas


disebut dengan polaritas pengurangan,
sebaliknya jika polaritas H1 (+) = L2 (+)
Gambar 5.31 Rangkaian Percobaan
dan H2 (-) = L1 (-), akibat cara melilit
Hubung Singkat kumparan sekunder sebaliknya dari
kondisi pertama, maka disebut polaritas
penjumlahan.

366 Mesin Listrik


Penentuan polaritas seperti tersebut
dijelaskan diatas bisa diketahui dengan
cara melakukan pengukuran tegangan
sebagai berikut, bila :

Va<VH disebut polaritas pengura-


ngan.
Va >VH disebut polaritas penjumla-
han.

5.1.5 Paralel Transformator Gambar 5.33 Rangkaian Paralel Transformator


Satu Fasa
Penambahan beban pada suatu saat
menghendaki adanya kerja paralel dian-
tara transformator. Tujuan utama kerja
paralel ialah supaya beban yang dipikul
sebanding dengan kemampuan KVA
masing-masing transformator, sehingga
tidak terjadi pembebanan yang berle-
bihan.

Untuk kerja paralel transformator ini Gambar 5.34 Rangkaian Ekuivalen Paralel
diperlukan beberapa syarat : Transformator Satu Fasa
1. Kumparan primer dari transformator
harus sesuai dengan tegangan dan
frekuensi sitem suplai (jala jala) ;
2. Polaritas transformator harus sama ;
3. Perbandingan tegangan harus sa-
ma ;
4. Tegangan impedansi pada keadaan
beban penuh harus sama ;
5. Perbandingan reaktansi terhadap
resistansi sebaiknya sama.
Gambar 5.35 Diagram Vektor Paralel
Transformator Satu Fasa
5.1.5.1 Paralel Dua Transformator
dalam Keadaan Ideal

Keadaan ideal dari dua transformator


mempunyai perbandingan tegangan sa-
ma dan mempunyai segitiga tegangan
impedansi yang sama dalam ukuran dan
bentuk.
Segitiga ABC menunjukkan segitiga
Gambar 5.36 Rangkaian Paralel Transfor-
tegangan impedansi yang sama dari mator Satu Fasa Teg Sama
kedua transformator. Arus I A dan I B
dari masing-masing transformator sefa- terbalik terhadap masing-masing impe-
sa dengan arus beban I dan berbanding dansinya,
Mesin Listrik 367
I IA  IB
V2 E  I A .Z A E  I B .Z B E  I.Z AB
IA IB
I A .Z A I B .Z B atau
ZB ZA
I.Z B
IA ...............(5.1 40)
(Z A  Z B )
I.Z A
dan I B ..(5.1 41)
(Z A  Z B )
Gambar 5.37 Rangkaian Ekuivalen Paralel
Z A , Z B = Impedansi dari masing- Transformator Tegangan Sama

masing transformator
I A , I B = Arus masing-masing
transformator

5.1.5.2 Paralel Transformator Per-


Bandingan Tegangan Sama
Diasumsikan tegangan tanpa beban
dari kedua transformator dari kedua
sekunder sama E A E B E , tidak ada Gambar 5.38 Diagram Vektor Paralel
Transformator Tegangan Sama
perbedaan fasa antara E A dan E B , hal
ini dapat dilakukan jika arus mag- I A .Z A I B .Z B I.Z AB
netisasi dari kedua transformator tidak ZB
terlampau jauh berbeda antara yang V2 .I A V2 .I dan
satu dengan yang lainnya. Dibawah ZA  ZB
kondisi ini, kedua sisi primer dan sekun- ZA
V2 .I B V2 .I
der dari kedua transformator dapat dihu- ZA  ZB
bungkan secara paralel dan tidak ada
arus sirkulasi antara keduanya saat sedangkan V2 .I.x10 3 S kombinasi
tanpa beban. daya beban dalam KVA dan daya dalam
Bila admitansi magnetisasi diabaikan, KVA untuk masing-masing transformator
kedua transformator dapat dihubungkan adalah :
dengan rangkaian ekuivalen seperti ZB
SA S ............(5.1 42)
diperlihatkan pada Gambar 5.37, dan ZA  ZB
vektor diagramnya seperti diperlihatkan ZA
pada Gambar 5.38 dan S B S .............(5.1 43)
Z A , Z B = Impedansi dari masing-ma- Z A  ZB
sing transformator.
I A , I B = Arus masing-masing transfor-
mator
V2 = Tegangan terminal
I = Arus total

368 Mesin Listrik


5.2 Transformator Tiga
Sebuah transformator tiga fasa secara
prinsip sama dengan sebuah transfor-
mator satu fasa, perbedaan yang paling
mendasar adalah pada sistem kelistri-
kannya yaitu sistem satu fasa dan tiga
fasa. Sehingga sebuah transformator
tiga fasa bisa dihubung bintang, segi-
tiga, atau zig-zag.

Transformator tiga fasa banyak diguna-


kan pada sistem transmisi dan distribusi
tenaga listrik karena pertimbangan eko-
nomis. Transformator tiga fasa banyak
sekali mengurangi berat dan lebar ke- a. Bagian dalam Transformator
rangka, sehingga harganya dapat diku-
rangi bila dibandingkan dengan peng-
gabungan tiga buah transformator satu
fasa dengan rating daya yang sama.

Tetapi transformator tiga fasa juga


mempunyai kekurangan, diantaranya
bila salah satu fasa mengalami kerusa-
kan, maka seluruh transformator harus
dipindahkan (diganti), tetapi bila trans-
formator terdiri dari tiga buah transfor-
mator satu fasa, bila salah satu fasa
transformator mengalami kerusakan.
Sistem masih bisa dioperasikan dengan b. Bagian luar Transformator
sistem open delta .
Gambar 5.39 Konstruksi Tranformator Tiga
Fasa

5.2.1 Konstruksi Transfor-


mator
Secara umum sebuah transformator tiga
fasa mempunyai konstruksi hampir sa-
ma, yang membedakannya adalah alat
bantu dan sistem pengamannya, ter-
gantung pada letak pemasangan, sistem
pendinginan, pengoperasian, fungsi dan
pemakaiannya.
Bagian utama, alat bantu, dan sistem
pengaman yang ada pada sebuah trans-
formator daya (Gambar 5.39), adalah :
Gambar 5.40 Transformator Tipe Inti

Mesin Listrik 369


i Inti Besi Transformator Oleh karena itu minyak transformator
harus memenuhi persyaratan, sebagai
Seperti telah dijelaskan pada pemba- berikut :
hasan transformator satu fasa inti besi Mempunyai kekuatan isolasi (Die-
berfungsi sebagai tempat mengalirnya lectric Strength);
fluks dari kumparan primer ke kumparan Penyalur panas yang baik dengan
sekunder. Sama seperti transformator berat jenis yang kecil, sehingga par-
satu fasa, berdasarkan cara melilit tikel-partikel kecil dapat mengendap
kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti dengan cepat;
(Gambar 5.40) dan tipe cangkang Viskositas yang rendah agar lebih
(Gambar 5.41). mudah bersikulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik;
Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah
menguap;
Sifat kimia yang stabil.

i Tangki Transformator

Tangki transformator berfungsi untuk


menyimpan minyak transformator dan
sebagai pelindung bagian-bagian trans-
formator yang direndam dalam minyak.
Ukuran tangki disesuaikan dengan uku-
ran inti dan kumparan.
Gambar 5.41 Transformator Tipe
Cangkang
i Konservator Transformator
i Kumparan Transformator Konservator merupakan tabung berisi
minyak transformator yang diletakan
Kumparan transformator terdiri dari lilit- pada bagian atas tangki. Fungsinya
an kawat berisolasi dan membentuk adalah :
kumparan. Kawat yang dipakai adalah Untuk menjaga ekspansi atau me-
kawat tembaga berisolasi yang berben- luapnya minyak akibat pemanasan;
tuk bulat atau plat. Sebagai saluran pengisian minyak.
Kumparan-kumparan transformator di-
beri isolasi baik terhadap kumparan lain i Sistem Pendinginan Transfor-
maupun inti besinya. Bahan isolasi mator
berbentuk padat seperti kertas prespan,
pertinak, dan lain-nya. Sistem pendinginan pada transformator
dibutuhkan supaya panas yang timbul
i MinyakTransformator pada inti besi dan kumparan dapat
disalurkan keluar sehingga tidak
Untuk mendinginkan transformator saat merusak isolasi didalam transformator.
beroperasi maka kumparan dan inti Media yang digunakan pada sistem
transformator direndam di dalam minyak pendinginan dapat berupa : udara / gas,
transformator,minyak juga berfungsi minyak dan air. Sirkulasinya dilakukan
sebagai isolasi. secara : alamiah (natural) dan atau
paksaan (forced).

370 Mesin Listrik


i Bushing Transformator

Bushing transformator adalah sebuah


konduktor yang berfungsi untuk meng-
hubungkan kumparan transformator
dengan rangkaian luar yang diberi
selubung isolator. Isolator juga berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor
dengan tangki transformator. Bahan
bushing adalah terbuat dari porselin
yang tengahnya berlubang (Gambar
5.42).

i Alat Pernapasan

Naik turunnya beban transformator dan


suhu udara sekeliling transformator,
mengakibatkan suhu minyak berubah- Gambar 5.42 Bushing Transformator
ubah mengikuti perubahan tersebut. Bila
suhu minyak naik, minyak memuai dan
mendesak udara diatas permukaan
minyak keluar dari tangki dan bila suhu
turun sebaliknya udara akan masuk.
Keadaan ini merupakan proses per-
napasan transformator. Tetapi udara
luar yang lembab akan menurunkan nilai
tegangan tembus minyak. Untuk men-
cegah hal itu transformator dilengkapi
dengan alat pernafasan (Gambar 5.43)
yang berupa tabung berisi zat hygros-
kopis,seperti kristal silikagel.

i Tap Changer

Tap changer (Gambar 5.44) adalah alat


yang berfungsi untuk mengubah
Gambar 5.43 Alat Pernafasan
perbandingan lilitan transformator untuk
mendapatkan tegangan operasi pada
sisi sekunder sesuai yang dibutuhkan
oleh tegangan jaringan (beban) atau
karena tegangan sisi primer yang
berubah-ubah. Tap changer (peruba-
han tap) dapat dilakukan dalam keada-
an berbeban (on load) atau keadaan
tidak ber-beban(off load). Untuk
tranformator distribusi perubahan tap
changer dilakukan dalam keadaan tanpa Gambar 5.44 Tap Changer
beban.
Mesin Listrik 371
i Sirip-sirip Pendingin atau Radia- singkat, sistem pendinginan, volume
tor minyak, dan lain-lain.

Berfungsi untuk memperluas daerah


pendinginan, yaitu daerah yang berhu-
bungan langsung dengan udara luar dan
sebagai tempat terjadinya sirkulasi
panas.

i Alat Indikator

Alat Indikator digunakan untuk memoni-


tor kondisi komponen utama atau media
bantu yang ada didalam transformator
saat transformator beroperasi, seperti :
suhu minyak ;
Gambar 5.45 Indikator Level Minyak
permukaan minyak ;
sistem pendinginan ;
posisi tap.

i Rele Buchholz (Buchholz Relay)

Rele Buchholz biasa disebut juga rele


gas, karena bekerjanya digerakan oleh
pengembangan gas. Tekanan gas akan
timbul bila minyak mengalami kenaikan
temperatur yang diakibatkan oleh :
Hubung singkat antar lilitan pada
atau dalam fasa; Gambar 5.46 Indikator Temperatur
Hubung singkat antar fasa;
Hubung singkat antar fasa ke tanah;
Busur api listrik antar laminasi;
Busur api listrik karena kontak yang
kurang baik.
Gas yang mengembang akan mengge-
rakan kontak-kontak rangkaian alarm
atau rangkaian pemutus.

i Plat Nama

Plat nama yang terdapat pada bagian


luar transformator sebagai pedoman
saat pemasangan maupun perbaikan.
Data-data yang dicantumkan seperti :
Phasa dan frekuensi, daya nominal, Gambar 5.47 Rele Buchholz
tegangan primer/ sekunder,kelompok
hubungan, arus nominal, % arus hubung

372 Mesin Listrik


5.2.2 Hubungan Transfor-
mator Tiga Fasa

Secara umum dikenal tiga cara untuk


menyambung rangkaian listrik sebuah
transformator tiga fasa, yaitu hubungan
bintang, hubungan segitiga, dan hubu-
ngan Zig-zag.

i Hubungan Bintang - bintang


Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis
untuk arus nominal yang kecil, transfor-
mator tegangan tinggi (Gambar 5.48).
Jumlah dari lilitan perfasa dan jumlah
isolasi minimum karena tegangan fasa
1
tegangan jala-jala (Line), juga tidak
3
ada perubahan fasa antara tega-ngan
primer dengan sekunder. Bila beban
pada sisi sekunder dari transfor-mator Gambar 5.48 Hubungan Bintang-
bintang
tidak seimbang, maka tegangan fasa
dari sisi beban akan berubah kecuali titik
bintang dibumikan.

Primer:
VL1
Vph1 Volt dan I L1 I ph1
3
Sekunder:
VL 2 dan
Vph 2 Volt
3
Vph 2
I L2 I ph 2 Amp K
Vph1

i Hubungan Segitiga-Segitiga

Hubungan ini umumnya digunakan da-


lam sistem yang menyalurkan arus be-
sar pada tegangan rendah dan terutama
saat kesinambungan dari pelayanan
harus dipelihara meskipun satu fasa me-
ngalami kegagalan (Gambar 5.49).
Adapun beberapa keuntungan dari hu- Gambar 5.49 Hubungan Segitiga Segitiga
bungan ini adalah :

Mesin Listrik 373


x Tidak ada perubahan fasa antara te-
gangan primer dengan sekunder.
x Luas penampang dari konduktor
1
dikurangi karena arus fasa arus
3
jala-jala
x Tidak ada kesulitan akibat beban
tidak seimbang pada sisi sekunder.

Kerugian yang terjadi pada hubungan ini


adalah :
x Lebih banyak isolasi dibutuhkan di-
bandingkan dengan hubungan bin-
tang-bintang.
x Tidak adanya titik bintang memung-
kin, merupakan kerugian yang dapat
membahayakan. Bila salah satu jala-
jala ke tanah karena kegagalan,
tegangan maksimum antara kumpar-
an dan inti akan mencapai tegangan
jala-jala penuh. Gambar 5.50 Hubungan Bintang
Segitiga
Primer :
VL1 Vph1 Volt dan I L1 3 I ph1

Sekunder:
VL 2 Vph 2 dan I L2 3 I ph 2
Vph 2
K
Vph1

i Hubungan Bintang - Segitiga

Hubungan transformator tipe ini pada


prinsipnya digunakan, dimana tegangan
diturunkan (Step - Down), seperti pada
jaringan transmisi. Pada hubungan ini,
perbandingan tegangan jala-jala 1
3
kali perbandingan lilitan transformator
dan tegangan sekunder tertinggal 30 q
dari tegangan primer.

Primer :
VL1 Gambar 5.51 Hubungan Segitiga-
Vph1 Volt dan I L1 I ph1 Amp Bintang
3

374 Mesin Listrik


Sekunder : karena tegangan pada peralatan yang
digunakan pemakai akan berbeda-beda.
I L2
Vph 2 VL 2 Volt dan I ph 2 Amp
3 Untuk menghindari terjadinya tegangan
Vph 2 titik bintang, diantaranya adalah dengan
K menghubungkan sisi sekunder dalam
Vph1
hubungan Zig-zag. Dalam hubungan
Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam
i Hubungan Segitiga - Bintang kumparan yang dihubungkan secara
khusus (Gambar 5.52)
Hubungan ini umumnya digunakan,
dimana diperlukan untuk menaikkan
tegangan (Step-Up), misalnya pada
awal sistem transmisis tegangan tinggi.
Dalam hubungan ini perbandingan tega-
ngan 3 kali perbandingan lilitan trans-
formator dan tegangan sekunder men-
dahului sebesar 30q.

Primer
I L1
VL1 Vph1 Volt dan Iph1 A
3

Sekunder:
VL 2
Vph 2 Volt dan I L 2 I ph 2 A
3
Vph 2
K
Vph1

Daya Total Tiga Fasa :

S = 3.VL .I L VA atau S 3.Vph .I ph VA

P = 3.VL .I L .CosM Watt


Q = 3.VL .I L .Sin M Var
Gambar 5.52 Transformator Tiga Fasa
i Hubungan Zig - Zag Hubung Zig-zag

Kebanyakan transformator distribusi se- Ujung-ujung dari kumparan sekunder


lalu dihubungkan bintang, salah satu disambungkan sedemikian rupa, supaya
syarat yang harus dipenuhi oleh trans- arah aliran arus didalam tiap-tiap kum-
formator tersebut adalah ketiga fasanya paran menjadi bertentangan.
harus diusahakan seimbang. Apabila Karena e1 tersambung secara berla-
beban tidak seimbang akan menye- wanan dengan gulungan e2, sehingga
babkan timbulnya tegangan titik bintang jumlah vektor dari kedua tegangan itu
yang tidak diinginkan, menjadi :

Mesin Listrik 375


e Z1 e1  e 2 ; x Perbandingan daya saat Hubungan
e Z2 e 2  e3 ' dengan V -V adalah :
Ssaat V  V VL .I L
e Z3 e 3 _ e1 Ssaat / 3.VL .I L
_____________ 1
x100% 57,7%
3
e Z1  e Z 2  e Z3 0 3e b ,
Kekurangan Hubungan ini adalah :
Teg titik bintang eb = 0 x Faktor daya rata-rata, pada V - V ber-
e e operasi lebih kecil dari P.f beban, kira-
e1 , nilai tegangan fasa e z 3
2 2 kira 86,6% dari faktor daya beban
Sedangkan tegangan jala-jala : seimbang.
e x Tegangan terminal sekunder cende-
EZ eZ 3 3 rung tidak seimbang, apalagi saat
2
beban bertambah.
i Transformator Tiga Fasa dengan
Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti


telah dijelaskan pada sub-bab sebelum-
nya, ada transformator tiga fasa dengan
dua kumparan. Tiga jenis hubungan
yang umum digunakan adalah :
x V - V atau Open '
x Open Y - Open '
x Hubungan T T

Misal Tiga buah transformator satu fa- Gambar 5.53 Hubungan V-V atau
sa masing-masing mempunyai daya se- Open '
besar 10 KVA, bila dihubungkan V - V
(Gambar 5.53) karena salah satu
dilepas (sebelumnya dihubungkan
segitiga) maka dayanya tidak 2 x 10
KVA = 20 KVA, tetapi hanya 0,866 x 20
KVA = 17,32 KVA.
Hal ini bisa dibuktikan sebagai berikut :

x Daya S saat dihubungkan


' = 3. VL .I L VA
IL
x I ph 2 menjadi arus jala  jala
3
x Daya S saat dihubungkan V - V Gambar 5.54 Hubungan Open Y -Open '
I
= 3.VL . L VL .I L VA
3

376 Mesin Listrik


Gambar 5.55 Hubungan Scott atau T-T

Hubungan Open Y - Open ' diperlihat- 5.2.3 Pengujian Transfor-


kan pada Gambar 5.54, ada perbeda-
an dari hubungan V - V karena peng- mator Tiga Fasa
hantar titik tengah pada sisi primer dihu-
Pengujian yang harus dilakukan pada
bungkan ke netral (ground). Hubungan
sebuah transformator tiga fasa biasanya
ini bisa digunakan pada transformator
disesuaikan dengan kebutuhannya (pe-
distribusi.
ngujian rutin, pengujian awal, dan pe-
ngujian akhir), jenis pengujiannya juga
i Hubungan Scott atau T - T cukup beragam, seperti :
Hubungan ini merupakan transformasi
i Pengujian Tahanan Isolasi
tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan
i Pengujian Tahanan Kumparan
dua buah transformator (Kumparan).
Satu dari transformator mempunyai i Pengujian Karektristik Beban Nol
Centre Taps pada sisi primer dan se- i Pengujian Karektistik Hubung Singkat
kundernya dan disebut Main Trans- i Pengujian Karakteristik Berbeban
former . Transformator yang lainnya i Pengujian Perbandingan Transformasi
mempunyai 0,866 Tap dan disebut i Pengujian Kelompok Hubungan
Teaser Transformer . Salah satu i Pengujian Tegangan Terapan
ujung dari sisi primer dan sekunder i Pengujian Tegangan Induksi
teaser Trans-former disatukan ke i Pengujian Kebocoran Tangki
Centre Taps dari main transformer . i Pengujian Jenis

Teaser Transformer beroperasi i Pengujian Tahanan Isolasi


hanya 0,866 dari kemampuan
tegangannya dan kumparan main Pengujian tahanan isolasi biasanya di-
trnsformer beroperasi pada Cos 30 q = laksanakan pada awal pengujian de-
0,866 p.f, yang ekuivalen dengan main ngan tujuan untuk mengetahui secara
transformer bekerja pada 86,6 % dari dini kondisi isolasi transformator, untuk
kemampuan daya semunya. menghindari kegagalan yang bisa bera-

Mesin Listrik 377


kibat fatal, sebelum pengujian selanjut- yang hilang akibat dari tembaga dari
nya dilakukan. transformator saat beroperasi.
Pengujian dilaksanakan dengan meng- Contoh untuk menghitung parameter-
gunakan Megger. Tahanan isolasi yang parameter transformator tiga fasa dari
diukur diantaranya : hasil percobaan hubung singkat bisa
Sisi Primer dan Sekunder dilihat pada tabel 5.2 dengan asumsi
Sisi Primer dan pembumian sisi tegangan rendah di hubung singkat
Sisi Sekunder dan pembumian dan alat ukur ada di sisi tegangan tinggi,
persamaan yang terlihat pada tabel
i Pengujian Tahanan Kumparan menunjukan dimana alat ukur diletakan.

Pengujian dilakukan dengan cara mela- Tabel 5.1


kukan pengukuran tahanan kumparan Parameter Pengujian Beban Nol
transformator. Data hasil pengujian
digunakan untuk menghitung besarnya
rugi tembaga pada transformator ter-
sebut.

i Pengujian Karakteristik Beban Nol

Pengujian Karakteristik Beban Nol atau


Tanpa Beban dilakukan untuk menge-
tahui besarnya kerugian daya yang
disebabkan oleh rugi hysterisis dan
eddy current pada inti transformator dan
besarnya arus yang pada daya tersebut.
Pengukuran dilakukan dengan membe-
rikan tegangan nominal pada salah satu
sisi transformator dan sisi lainnya dibiar-
kan dalam keaadaan tanpa beban.
Contoh untuk menghitung parameter-
parameter transformator tiga fasa dari
hasil percobaan beban nol bisa dilihat
pada tabel 5.1. Persamaan yang ter-
lihat pada tabel menandakan dimana Tabel 5.2
alat ukur diletakkan. Parameter Pengujian Hub Singkat

i Pengujian Karakteristik Hubung


Singkat

Pengujian dilakukan dengan cara mem-


berikan arus nominal pada salah satu
sisi transformator dan sisi yang lain
dihubung singkat, dengan demikian
akan dibangkitkan juga arus nominal
pada sisi yang di hubung singkat.
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah
untuk mengetahui besarnya rugi daya

378 Mesin Listrik


i Pengujian Perbandingan Transfor- dan besar perbedaan fasa tersebut
masi menyebabkan adanya berbagai kelom-
pok hubungan pada transformator.
Pengujian perbandingan transformasi
atau belitan kumparan adalah untuk me- Untuk penentuan kelompok hubungan
ngetahui perbandingan jumlah kumpa- ini dipergunakan tiga jenis tanda atau
ran sisi tegangan tinggi dan sisi tega- kode, yaitu :
ngan rendah pada setiap tapping se- i Tanda Kelompok sisi tegangan tinggi
hinggga tegangan keluaran yang diha- terdiri atas kode D, Y, dan Z.
silkan oleh transformator sesuai dengan i Tanda Kelompok sisi tegangan rendah
yang spesikasi/rancangan. terdiri atas kode d, y , dan z.
Angka jam menyatakan bagaimana le-
i Pengujian Tegangan Terapan tak sisi kumparan tegangan tinggi terha-
dap sisi tegangan rendah.
Pengujian tegangan terapan (Withstand
Test) dilakukan untuk menguji kekuatan Jarum jam panjang dibuat selalu me-
isolasi antara kumparan dan rangka nunjuk angka 12 dan berimpit dengan
tangki. Pengujian dilakukan dengan cara Vektor TT tegangan tinggi. Letak Vek-
memberikan tegangan uji sesuai dengan tor tegangan rendah TH menunjukkan
standar uji dan dilakukan pada : arah jarum jam pendek. Sudut antara
Sisi tegangan tinggi terhadap sisi jarum jam panjang dan pendek adalah
tegangan rendah dan rangka tangki pegeseran antara vektor tegangan tinggi
yang dibumikan. dengan tegangan rendah (V dan v).
Sisi tegangan rendah terhadap sisi
tegangan tinggi dan rangka tangki
yang dibumikan.

i Pengujian Tegangan Induksi

Tujuan pengujian tegangan induksi ada-


lah untuk mengetahui kekuatan isolasi
antara lapisan dari tiap-tiap belitan dan
kekuatan isolasi antar belitan transfor-
mator. Pengujian dilakukan dengan cara
memberi tegangan suplai dua kali tega-
ngan nominal pada salah satu sisi dan
sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk me-
ngatasi kejenuhan pada inti transfor-
mator maka frekuensi yang digunakan
harus dinaikan sesuai dengan kebutuh-
an dalam jangka waktu tertentu.

i Pengujian Kelompok Hubungan

Vektor tegangan primer dan sekunder


sebuah transformator sangat tergantung
pada cara melilit kumparannya. Pada
transforma-tor Tiga Fasa arah tegangan Gambar 5.56 Kelompok Hubungan Dy5
menimbulkan perbedaan fasa. Arah
Mesin Listrik 379
Gambar 5.56 memperlihatkan contoh Standardisasi yang banyak diikuti
kelompok hubungan sebuah transfor- adalah menurut peraturan Jerman, yaitu
mator tiga fasa Dy5, artinya sisi primer VDE 0532 (lihat tabel 5.3).
dihubung segitiga (jam 12) dan sisi Kelompok hubungan yang disarankan
sekunder dihubung bintang (jam 5). untuk digunakan adalah Yy0, Dy5, Yd5,
dan Yz5, pada tabel diberi tanda garis
Untuk memudahkan, pabrik-pabrik pada pinggir warna merah.
pelaksanaannya membatasi jumlah ke-
lompok hubungan dengan membuat
normalisasi pada kelompok hubungan
yang dianggap baku.

Tabel 5.3 Kelompok Hubungan Menurut Standar VDE 0532

380 Mesin Listrik


kan untuk primer dan sekunder bisa
5.3 Transformator diperkirakan dengan persamaan :
Khusus S tb V1 .I1  V2 .I 2

Bila kerugian-kerugian didalam transfor-


5.3.1 Autotransformator mator dapat diabaikan, maka untuk pen-
dekatan, persamaan untuk transforma-
Autotransformator adalah transformator tor biasa adalah :
yang hanya terdiri dari satu kumparan
yang hanya berfungsi sebagai sisi S tb 2.V1 .I 1 | 2.V2 .I 2
primer dan sekunder (Gambar 5.57). untuk autotransformator pendekatannya
adalah :
S tA V1 .I  V3 .I 2
sedangkan :
I1 I  I2 , maka I I1  I 2
maka :
S tA V1 (I 1  I 2 )  (V2  V1 )I 2
V1 .I 1  V1 .I 2  V2 .I 2  V1 .I 2
V1 .I 1  V2 .I 2  2.V1 .I 2
bila rugi-rugi dibaikan maka dapat
ditulis :
S tA | 2.V1 .I1  2V1 .I 2 | 2.V2 .I 2  2.V1 .I 2
Perbandingan antara daya Autotransfor-
mator S tA dengan daya tipe sebagai
Gambar 5.57 Rangkaian Autotrans-
formator transformator biasa S tb , adalah :

Bila tegangan pada sisi primer V1 dan S tA 2.V2 .I 2  2.V1 .I 2 V2  V1 V1


1
arus I1, tegangan pada sisi sekunder S tb 2.V2 .I 2 V2 V2
V2 dan arus I2. daya semu bisa men-
cermikan banyaknya bahan yang digu- dari persamaan diatas dapat dilihat
nakan untuk pembuatan transformator untuk nilai V1 dab V2 yang tidak jauh
tersebut. berbeda, misalnya V1 : V2 = 0,9,
S
Besaran tegangan merupakan ukuran maka perbandingan tA 10,9 0,1 ini
mengenai banyaknya inti yang dipakai, S tb
sedangkan arus berbanding lurus de- menunjukkan dengan menggunakan
ngan banyaknya kawat tembaga yang autotransformator diperlukan bahan
dipakai dalam pembuatan transformator 10% lebih hemat daripada transformator
tersebut. biasa.

Pada transformator biasa yang terdiri Autotransformator banyak digunakan di:


dari dua kumparan yang terpisah secara x Industri untuk alat pengasut (start)
listrik, banyaknya bahan yang diguna- motor induksi tiga fasa rotor
sangkar.

Mesin Listrik 381


x Rumah-rumah untuk menaikkan te- beban yang besar dapat diukur hanya
gangan yang tidak sesuai dengan dengan menggunakan Ampermeter
kebutuhan peralatan listrik rumah yang rangenya tidak terlalu besar.
tangga.
Bila sebuah transformator arus mempu-
nyai perbandingan 100/5 A., artinya
5.3.2 Transformator transformator mengubah arus primer
Pengukuran dari 100 A menjadi 5A di sisi sekunder.
Karena pada sisi primer selalu mengalir
arus yang besar, maka sisi sekunder
Untuk melakukan pengukuran tegangan harus selalu dalam keadaan tertutup,
atau arus yang berada di gardu-gardu bila terbuka maka transformator akan
listrik atau pusat pembangkit tenaga mengalami kerusakan, hal ini disebab-
listrik biasanya tidak dilakukan secara kan karena tidak adanya fluks yang
langsung karena karena nilai arus/ tega- bersal dari sisi sekunder.
ngan yang harus diukur pada umumnya
tinggi. Apabila pengukuran besaran-
besaran listrik ini dilakukan secara lang-
sung, maka alat-alat ukur yang harus
disediakan akan menjadi sangat mahal
karena baik dari ukuran fisik maupun
ratingnya memerlukan perancangan se-
cara khusus.

Untuk mengatasi hal tersebut maka


yang dibuat secara khusus bukan alat
ukurnya, melainkan transformatornya,
dengan cara ini harganyapun relatif
lebih murah bila dibandingkan dengan
pembuatan alat ukur khusus.

Transformator khusus ini disebut trans-


formator pengukuran (instrumen). Ada
dua jenis transformator pengukuran,
yaitu :

1. Transformator Arus yang menurun-


kan arus menurut perbandingan ter-
tentu.
2. Transformator tegangan yang menu-
runkan tegangan menurut perbandi-
ngan tertentu.

5.3.2.1 Transformator Arus

Transformator arus (Gambar 5.58) di-


gunakan untuk mengukur arus beban
pada sebuah rangkaian. Dengan peng-
Gambar 5.58 Transformator Arus
gunaan transformator arus, maka arus

382 Mesin Listrik


5.3.2.2 Transformator Tegangan

Prinsip kerja transformator tegangan se-


benarnya sama dengan sebuah trans-
formator biasa, yang membedakannya
adalah dalam perbandingan transforma-
sinya, dimana transformator tegangan
memiliki ketelitian yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan transformator bia-
sa. Transformator tegangan biasanya
mengubah tegangan tinggi menjadi te-
gangan rendah.

Misalnya pada sebuah Gardu distribusi


yang mempunyai tegangan 20 KV de-
ngan transformator tegangan diturunkan
menjadi 200 Volt yang digunakan untuk
pengukuran.

Untuk mencegah terjadinya perbedaan


tegangan yang besar antara kumparan
primer dengan sekunder, karena adanya
kerusakan isolasi pada kumparan pri-
mer., maka pada sisi sekunder perlu
dipasang pembumian.

Gambar 5.59 Transformator Tegangan

Mesin Listrik 383

Anda mungkin juga menyukai