MESIN LISTRIK
Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik
adalah konversi energi elektromekanik,
yaitu konversi dari energi listrik ke ener-
gi mekanik atau sebaliknya dari energi
mekanik ke energi listrik. Alat yang da-
pat mengubah (mengkonversi) energi
mekanik ke energi listrik disebut gene-
rator, dan apabila mesin melakukan pro-
ses konversi sebaliknya yaitu dari energi
listrik ke energi mekanik disebut motor.
Penggunaan Transformator
Fluks yang sinusoidal akan mengkibat- Gambar 5.18 Arus Tanpa Beban
kan terbangkitnya tegangan induksi E1
dI Bentuk gelombang arus magnetisasi
e1 N 1 Volt (Gambar 5.18) yang berbentuk sinusoi-
dt dal akan berubah bentuk akibat penga-
d(I maks sin Zt )
e1 N1 N1ZI maks cos Zt ruh sifat besi (inti) yang tidak linear,
dt sehingga bentuk gelombang berubah
N1 2SfI maks seperti yang diperlihatkan pada Gambar
E1 4,44N1fI maks (5.1-4)
2 5.19.
maka pada sisi sekunder, fluks tersebut
Sebuah Transformator Ideal dalam
akan mengakibatkan timbulnya tega-
keadaan berbeban, seperti dieperlihat-
ngan E 2 .
kan pada gambar 5.20.
dI
e 2 N 2 Volt Bila Q 2 2 .V2 . sin Zt , dimana V2 nilai
dt
tegangan efektif dari terminal sekunder
e 2 N 2 ZI maks cos Zt Volt
V
E 2 4,44N 2 fI maks Volt............. (5.1 5) kemudian i 2 2. ( 2 ) sin(Zt M) , M
Z
adalah sudut impedansi dari beban.
Arus primer yang mengalir pada trans- Dalam bentuk phasor :
formator saat sekunder tanpa beban,
bukan merupakan arus induktif murni, V2
I2 I2 M
tetapi terdiri dari dua komponen arus Z
yaitu arus magnetisasi ( I m ) dan arus
Mesin Listrik 359
V2
dimana I 2 dan Z Z M
Z2
V V2
Q1 2 . 2 sin Zt , efektifnya V1
K K
sedangkan untuk arus :
i1 2 .I 2 .K sin(Zt M)
= 2I 1 . sin(Zt M)
Z
Z in ...............................(5.1 6)
K2
N 1I m N 1I 1 N 2 I 2
N 1I m N1 (I m I c2 ) N 2 I 2
N 1I m N1I m N1I c2 N 2 I 2 , maka
I1 N2
N1I c2 N 2 I 2 , nilai I '2 = I 1 bila I m dianggap kecil, sehingga (5.1 7)
I2 N1
dengan asumsi M1 M2 M
Untuk kerja paralel transformator ini Gambar 5.34 Rangkaian Ekuivalen Paralel
diperlukan beberapa syarat : Transformator Satu Fasa
1. Kumparan primer dari transformator
harus sesuai dengan tegangan dan
frekuensi sitem suplai (jala jala) ;
2. Polaritas transformator harus sama ;
3. Perbandingan tegangan harus sa-
ma ;
4. Tegangan impedansi pada keadaan
beban penuh harus sama ;
5. Perbandingan reaktansi terhadap
resistansi sebaiknya sama.
Gambar 5.35 Diagram Vektor Paralel
Transformator Satu Fasa
5.1.5.1 Paralel Dua Transformator
dalam Keadaan Ideal
masing transformator
I A , I B = Arus masing-masing
transformator
i Tangki Transformator
i Alat Pernapasan
i Tap Changer
i Alat Indikator
i Plat Nama
Primer:
VL1
Vph1 Volt dan I L1 I ph1
3
Sekunder:
VL 2 dan
Vph 2 Volt
3
Vph 2
I L2 I ph 2 Amp K
Vph1
i Hubungan Segitiga-Segitiga
Sekunder:
VL 2 Vph 2 dan I L2 3 I ph 2
Vph 2
K
Vph1
Primer :
VL1 Gambar 5.51 Hubungan Segitiga-
Vph1 Volt dan I L1 I ph1 Amp Bintang
3
Primer
I L1
VL1 Vph1 Volt dan Iph1 A
3
Sekunder:
VL 2
Vph 2 Volt dan I L 2 I ph 2 A
3
Vph 2
K
Vph1
Misal Tiga buah transformator satu fa- Gambar 5.53 Hubungan V-V atau
sa masing-masing mempunyai daya se- Open '
besar 10 KVA, bila dihubungkan V - V
(Gambar 5.53) karena salah satu
dilepas (sebelumnya dihubungkan
segitiga) maka dayanya tidak 2 x 10
KVA = 20 KVA, tetapi hanya 0,866 x 20
KVA = 17,32 KVA.
Hal ini bisa dibuktikan sebagai berikut :