Anda di halaman 1dari 39

Termodinamika

Nur Iksan, S.T., M.Cs.

Fisika Dasar
UNRIKA
Hukum ke Nol Termodinamika
termodinamika, yaitu ilmu yang menghubungkan
panas dengan mekanika.
Topik utama yang akan kita bahas adalah
pemanfaatan energi yang dihasilkan akibat adanya
proses dalam gas untuk menghasilkan kerja.
Dua benda berada dalam keseimbangan panas jika
tidak ada pertukaran kalor antara dua benda tersebut
saat keduanya disentuhkan.
Kondisi ini hanya dapat dicapai jika suhu kedua
benda sama. Sebab perpindahan kalor terjadi karena
adanya perbedaan suhu.
Berkaitan dengan keseimbangan panas, kita memiliki
hukum ke nol termodinamika. Hukum ini menyatakan:
Jika benda A berada dalam keseimbagan panas
dengan benda B dan
Benda B berada dalam keseimbangan panas dengan
benda C
maka
Benda A berada dalam keseimbangan panas dengan
benda C
Contohnya, kita memiliki tiga wadah yang terbuat
dari logam: wadah A bersisi air, wadah B berisi
minyak, dan wadah C berisi gliserin. Misalkan
wadah berisi air dan minyak disentuhkan dan tidak
diamati adanya perubahan suhu pada keduanya maka
air dan minyak maka kita katakan berada dalam
keseimbangan panas.
Setelah disentuhkan dengan air, misalkan wadah
berisi minyak disentuhkan dengan wadah berisi
gliserin, dan juga tidak diamati adanya perubahan
suhu keduanya, maka minyak dan gliserin juga
berada dalam keseimbangan panas. Maka wadah
berisi air dan wadah berisi gliserin tidak akan
mengalami perubahan suhu ketika disentuhkan.
Dengan kata lain, keduanya juga berada dalam
keseimbangan panas.
Hukum ke-0 termodinamikan merupakan landasan
bagi pembuatan alat ukur suhu. Ketika termometer
diberi skala maka sebenarnya termometer tersebut
dibuat dalam kesetimbangan termal dengan benda
yang telah diketahui suhunya (benda referensi).
Termometer yang telah memiliki skala digunakan
untuk mengukur suhu benda-benda lain. Saat
termometer berada dalam keseimbangan termal
dengan benda yang sedang diukur maka benda yang
sedang diukur tersebut berada dalam kesetimbangan
termal dengan penda yang digunakan saat memberi
skala pada termometer.
Jadi, suhu benda yang diukur disimpulkan sama
dengan suhu benda standar yang digunakan untuk
memberi skala pada termometer.
Sistem dan Lingkungan
Dalam membahas termodinamika, alam semesta
dibagi atas dua bagian, yaitu sistem dan lingkungan.

Sistem adalah bagian yang sedang kita kaji/selidiki


sedangkan lingkungan adalah semua bagian alam di
luar sistem.
Ketika kita bahas proses pemuaian gas dalam
silinder
maka: sistem adalah gas dalam silinder

dan lingkungan adalah silinder beserta semua bagian


alam di sekelilingnya.
Ketika kita membahas pemuaian gas dalam silinder
dan proses penyerapan dan pelepasan panas oleh
silinder,

maka: sistem adalah gas dan silinder

dan lingkungan adalah seluruh bagian alam di luar


silinder.
Proses
Proses adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari
satu keadaan awal ke satu keadaan akhir.
Misalkan mula-mula keadaan gas diungkapkan oleh
variable-variabel P1, V1, dan T1. Jika pada keadaan
selanjutnya nilai variable tersebut adalah P2, V2, dan
T2, maka dikatakan gas telah melewati suatu proses.
Selama mengalami proses umumnya terjadi
perubahan energi dalam gas serta pertukaran energi
antara gas dengan lingkungan.
Berkaitan dengan masalah pertukaran energi ini, kita
mengklasifikasi beberapa jenis proses berikut ini:
Proses Adiabatik, Proses Kuasistatik,
Proses diatermik
Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik, tidak terjadi pertukaran kalor
antara sistem dan lingkungan. Proses adiabatik dapat
terjadi jika sistem dan lingkungan dibatasi oleh sekat
yang tidak dapat dilalui kalor. Contoh sekat yang
sulit dilewati kalor adalah dinding termos air panas.
Proses diatermik
Kebalikan dengan proses adiabatik adalah proses
diatermik. Pada proses ini kalor dijinkan berpindah
dari sistem ke lingkungan dan sebaliknya. Proses ini
dapat berlangsung jika sistem dan lingkungan
dibatasi oleh sekat yang mudah dilewati panas.
Contoh sekat diatermik adalah logam.
Proses Kuasistatik
Persamaan gas yang telah kita bahas pada bab
sebelumnya hanya dapat diterapkan jika gas tersebut
telah berada dalam keadaan statik. Artinya tidak ada
lagi proses yang berlangsung dalam gas atau tidak
ada lagi perubahan pada variable-variabel
termodinamika gas.
Selama gas mengalami suatu proses, persamaan
tersebut tidak berlaku. Dengan demikian, selama
proses berlangsung, kita tidak dapat menentukan
tekanan meskipun suhu dan volum diketahui karena
tidak ada persamaan yang dapat dipakai.
Xamun, jika proses yang terjadi berlangsung sangat
lambat, maka setiap saat kita dapat menganggap gas
seolah-olah berada dalam keadaan statik. Proses
yang demikian disebut proses kuasistatik.
Selama proses kuasistatik persamaan gas dapat
digunakan. Dengan demikian, selama proses
berlangsung kita dapat menghitung volume gas jika
tekanan dan suhunya diketahui. Pada bagian
selanjutnya, semua proses yang akan kita bahas
dianggap berlangsung secara kuasistatik.
Kerja
Misalkan gas dalam wadah memiliki tekanan P.
Maka gas tersebut melakukan gaya dorong pada
semua bagian wadah. Jika gas mengalami perubahan
volum, maka ada bagian wadah yang berpindah.
Bagian wadah berpindah keluar jika volum gas
bertambah dan berpindah ke dalam jika volum gas
berkurang. Karena bagian wadah tersebut mendapat
gaya, maka perpindahan bagian wadah menunjukkan
adanya kerja yang dilakukan gas.
Mari kita tentukan kerja yang dilakukan gas jika
volumnya berubah. Untuk mudahnya kita tinjau gas
dalam silinder tegak yang memiliki luas penampang
A Silinder tersebut dilengapi sebuah piston yang
dapat bergerak dengan mudah Proses menyebabkan
berpindahnya piston sejauh Δx.
Gaya yang dilakukan gas pada piston adalah
F = PA
Kerja yang dilakukan gas untuk memindahkan piston
adalah
ΔW = F Δx = PAΔx
Dengan demikian, kerja yang dilalukan gas adalah
ΔW = PΔV
Hukum I Termodinamika
 Selama gas mengalami suatu proses maka ada
beberapa peristiwa yang dapat terjadi, seperti:
 Energi dalam yang dimiliki gas berubah
 Muncul kerja yang dilakukan oleh gas atau yang
dilakukan oleh lingkungan
 Ada pertukaran kalor antara gas dan lingkungan

Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah


energi yang dimiliki gas.
Hukum I termodinamika merupakan hukum
kekekalan energi yang diterapkan pada sistem
termodinamika.
Misalkan energi dalam awal gas U1 dan energi dalam
akhir U2. Maka perubahan energi dalam adalah
Δ U = U2 – U1
Misalkan pada gas dilakukan kerja oleh lingkungan
sebesar W.
Misalkan juga terjadi aliran masuk kalor ke dalam
gas sebesar Q
Pertambahan energi dalam gas hanya tejadi karena
adanya kerja yang dilakukan lingkungan pada gas
dan adanya aliran masuk kalor ke dalam gas.
Secara matematika, pernyataan di atas dapat
diungkapkan oleh persamaan
ΔU=W+Q
Ketika menerapkah hukum I termodinamika. kita harus
memperhatikan tanda dengan seksama. Perjanjian untuk
tanda ΔU, W, dan Q sebgai berikut:
ΔU positif jika energi dalam yang dimiliki gas bertambah
Δ U negatif jika energi dalam yang dimiliki gas berkurang
W positif jika lingkungan melakukan kerja pada gas (sistem)
W negatif jika gas (sistem) melakukan kerja pada lingkungan
Q positif jika kalor mengalir masuk dari lingkungan ke gas
(sistem)
Q positif jika kalor mengalir keluar dari gas (sistem) ke
lingkungan
Contoh
Dalam suatu proses isobaric. volum gas berubah dari
1 L menjadi 2 L. Tekanan gas adalah 105 Pa. Jika
pada proses tersebut kalor masuk ke dalam gas
sebanyak 500 J. berapa perubahan energi dalam gas?
Karena kalor masuk maka Q = + 500 J Kerja
isobarik:
W = -P(V2- V1)
= - 105 x (2 x 10-3 - 10-3)
= - 100 J
Kapasitas Kalor Gas
Jika proses berlangsung pada volum tetap atau
isokhorik, maka
V1 = V2 sehingga
W = -P(V2-V1) = 0

Dalam kondisi demikian maka hukum I


termodinamika menjadi
Q=ΔU
Dengan demikian, kapasitas kalor pada volum tetap
memenuhi
C = Q/ ΔT
= ΔU/ ΔT
Kapasitas kalor pada tekanan tetap
Berikutnya kita tentukan kapasitas kalor pada
tekanan tetap. Hukum I termodinamika dapat ditulis
Δ U = P ΔV + Q

Jika tekanan konstan maka


P ΔV = Δ(PV)
= n(RΔT)
C = kapasitas kalor pada volum tetap
U = energi dalam awal gas
Q = aliran masuk kalor ke dalam gas
W = besar kerja yang dilakukan oleh lingkungan
pada gas
P = tekanan
R = konstanta gas umum yang memiliki nilai 8,315
J/(mol K)
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai