FISIKA UMUM
“MOMEN INERSIA”
NIM : 11170162000034
Nama Anggota :
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besar sudut simpangan yang terbentuk dari berbagai benda dengan
massa yang berbeda.
2. Menentukan hal-hal yang mempengaruhi momen inersia.
3. Menentukan momen inersia dan periode cakram berlubang untuk setiap
pergeseran sumbu putar.
4. Mengetahui hubungan antara periode dengan momen inersia.
5. Mengetahui hubungan antara massa benda dengan periode
6. Mengetahui pengaruh diameter,massa,tinggi benda terhadap momen inersianya.
B. Dasar Teori
Benda tegar (BT) atau rigid body adalah sistem partikel yang jarak antar
setiap partikel penyusunnya selalu tetap. Jadi pada BT, partikel penyusunnya bersifat
saling memengaruhi. Secara kinematika, paparan BT memberikan informasi tentang
letak pusat massa, momen kelembaman pada ragam geometri dan sumbu yang diacu
(Tri K. Priyambodo, 2009: 159-160).
Istilah benda tegar yaitu benda dengan bentuk tertentu yang tidak dapat
berubah, sehingga partikel-partikel pembentuknya berada pada posisi yang tetap
relatif satu sama lain. Benda apapun bisa bergetar atau berubah bentuk ketika
dikenakan gaya. Gerak benda tegar dapat dianalisis sebagai gerak translasi dari pusat
massanya, ditambah gerak rotasi disekitar pusat massanya (Ahmiarti dan Sutrisno,
2007 : 182-183).
Momen inersia adalah ukuran kelembaman putar benda. Jika suatu benda yang
bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami kesulitan untuk diputar, momen
inersianya terhadap sumbu itu besar. Suatu benda I kecil memiliki inersia putar yang
kecil (Frederick, dkk. 2006 : 80).
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya (Banjamahor, 2012: 9).
Kata ‘momen’berarti bahwa 𝐼 tegantung pada bagaimana massa benda
didistribusikan dalam ruang. Untuk sebuah benda yang sumbu rotasinya dan massa
totalnya kita ketahui, semakin besar jarak sumbu terhadap partikel yang menyusun
benda, semakin besar momen inersianya. Pada benda tegar, 𝑟𝑖 semuanya konstan dan
𝐼 tidak bergantung pada bagaimana benda berotasi mengelilingi sumbu (Young dan
Freedman, 2002: 274).
Momen kelembaman (I) adalah ukuran keinersiaan (kemalasan) benda
terhadap peubah gerak rotasi. Peubah gerak rotasi sendiri adalah gaya pemutar yang
disebut pula momen gaya atau torka. Momen inersia mempunyai sifat setara
dengan massa benda pada gerak translasi (Tri Widodo, 2009: 165).
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya
( tetap diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia
yang besar. Begitu juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi memiliki inersia
rotasi. Jadi Momen Inersia adalah ukuran dari besarnya kecenderungan berotasi
yang ditentukan oleh keadaaan benda atau partikel penyusunnya (Anonim. 2015:
http://www.berpendidikan.com/ ).
Periode (T) pada momen inersia dapat didefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu siklus lengkap. Siklus sendiri adalah gerak bolak-
balik yang lengkap dari satu titik awal, kemudian kembali ke titik yang sama
(Giancoli, 2014 :370).
5 Cakram 2 cm 1 Buah
6 Cakram 3 cm 1 Buah
7 Cakram Berlubang 1 Buah
14 Stopwatch 1 Buah
15 Obeng 1 Buah
D. Langkah Percobaan
Percobaan 1 : Menentukan momen inersia benda secara teori
E. Data Percobaan
Tabel 1 : Menentukan momen inersia benda secara teori
1 2 3
0,05 18° 18° 18° 18°
0,1 30° 30° 30° 30°
0,15 39° 40° 39° 39,3°
0,2 46° 46° 46° 46°
0,25 38° 50° 50° 50°
Tabel 3: Periode diri
F. Pengolahan Data
Percobaan 1: Menentukan Momen inersia benda secara teori
I =k . m. r 2
2 2
Bola Pejal I = . m. r
5
2
I = (0,0486)(0,056)2
5
I =6,096 ×10−4
1 2
Silinder Pejal I = mr
2
1
I = (0,487)(0,041)2
2
I =4,09× 10−4
1 2
Silinder Berongga I = mr
2
1
I =¿ ( 0,449)(3,825)2
2
I =3,2 ×10−4
1 2
Cakram 2 cm I = mr
2
1
I = (0,475)(0,105)2
2
I =2,44 × 10−3
1 2
Cakram 3 cm I = mr
2
1
I= ¿
2
I =1,74 ×10−4
3
Kerucut Pejal I = m r2
10
3
I= (0,485)(7,1)2
10
I =7,33 ×10−4
Percobaan 2: Simpangan
t 1 +t 2+ t 3 2,3+2,36+2,2
t rat = = =2,18 s
3 3
t rat 2,18
T rat = = =0,73 s
n 3
1. Bola Pejal
3,21+ 3,88+ 2,86
t rat = =3,31 s
3
t rat 3,31
T rat = = =1,103 s
n 3
2. Silinder Pejal
2,92+ 3,15+ 2,55
t rat = =2,87 s
3
t rat 2,87
T rat = = =0,956
n 3
3. Silinder berongga
2,88+2,83+3
t rat = =2,9 s
3
t rat 2,9
T rat = = =0,96 s
n 3
4. Cakram 3 cm
4,5+ 4,61+ 4,73
t rat = =4,61 s
3
t rat 4,61
T rat = = =1,53 s
n 3
5. Cakram 2 cm
5,04+4,93+ 5,35
t rat = =5,106 s
3
t rat 5,106
T rat = = =1,702 s
n 3
6. Kerucut pejal
3,4+3,6+3,06
t rat = =3,35 s
3
t rat 3,35
T rat = = =1,117 s
n 3
1. l=0 cm
4,93+5,27+ 4,69
t rat = =5,61 s
3
t rat 5,61
T rat = = =1,87 s
n 3
2. l=5 cm
5,19+ 5,11+5,33
t rat = =5,21 s
3
t rat 5,21
T rat = = =1,74 s
n 3
3. l=1 0 cm
6,72+ 6,65+6,61
t rat = =6,66 s
3
t rat 6,66
T rat = = =2,22 s
n 3
G. Pembahasan
Percobaan kali ini berjudul “Momen Inersia” yang dimana terdiri dari 5 percobaan
yang berbeda. Pada percobaan pertama yaitu menentukan momen inersia benda secara
teori. Pada percobaan pertama ini praktikan mengukur tinggi,massa,diameter pada
masing-masing benda (sampel). Silinder pejal memiliki massa lebih besar dibandingkan
sampel yang lain yaitu berjumlah 0,487 Kg serata memiliki diameter 0,082 m. Silinder
pejal tersebut memiliki momen inersianya sebesar 4,09×10−4 .Untuk momen inersia yang
paling besar dimiliki oleh cakram 2 cm, hal ini dikarenakan massa,diameter dan tinggi
yang dimiliki cakram 2 cm besar. Massanya berjumlah 0,475,diameternya berjumlah
0,203 m dan tingginya 0,02 cm. Oleh karena itu semakin besar massa, diameter,tinggi
suatu benda maka semakin besar pula momen inersia yang dimilikinya.
Percobaan kedua yaitu simpangan. Praktikan mengukur besar sudut pada setiap
beban.Ketika beban bermasa 50 gram besar sudutnya yaitu 18°, pada massa 100 besar
sudutnya 30°, pada massa 150 gram besar simpanganya adalah 39°, pada massa 200 gram
besar sudunya 46° ,dan pada massa 250 gram besar simpangannya 38°. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa semakin besar massa maka simpanganya semakin besar pula.
Percobaan 3 yaitu mencari tau besar periode diri pada alat momen inersia.
Praktikan memperoleh data yaitu pada t 1=2,3 s ,t 2=2,36 s dan t 3=2,2 s. Pengukuran waktu
tersebut dimulai bersamaan saat melepas alat tersebut dan diakhiri setelah mencapai 3
getaran.Maka dapat dihasilkanwaktu rata-rata yaitu sebesar 2,18s. Dari data waktu
tersebut dapat dihasilkan periode T pada alat momen inersia tersebut sebesar 0,73 s.
H. Tugas Pasca
1. Apa hubungan periode dengan momen inersia?
Jawab: Hubungannya adalah semakin besar periode (T) suatu benda maka akan
semakin besar juga momen inersianya (I).
2. Pada percobaan menggunakan cakram berlubang, bagaimana perbandingan
besarnya momen inersia ketika pusat berada ditengah dengan pusat berada
di pinggir?
Jawab:Semakin jauh sumbu putar nya dari sumbu pusatnya maka periodenya
semakin besar, maka apabila periodenya semakin besar maka momen inersianya
juga besar,maka benda atau cakram itu akan lebih sukar bergerak. Semakin dekat
sumbu putar pada sumbu pusatnya maka periodenya semakin kecil dan momen
inersianya semakin kecilpula,maka cakram lebih muda bergerak.
3. Berdasarkan praktikum yang telah kalian lakukan, apa yang dapat kalian
pahami dari materi momen inersia?
Jawab: Pada praktikum momen inersia ini saya dapat memahami bahwa semakin
jauh sumbu putarnya terhadap titik pusat suatu benda maka semakin besar juga
periodenya (T). Selain itu, semakin besar periode suatu benda maka akan
menghasilkan momen inersia yang besar pula sehingga benda tersebut semain
sukar bergerak. Momen inersia juga dipengaruhi oleh massa, diameter,dan
tinggi .Semakin besar massa ,diameterdan tinggi suatu benda maka semakin
besarpula momen inersianya.
I. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Massa suatu benda berbanding lurus dengan sudut simpangan. Semakin besar
massa beban (benda) maka sudut simpangannya akan semakin besar, begitupula
sebaliknya.
2. Momen inersia dipengaruhi oleh bentuk benda (konstanta), massa benda, dan jari
– jari.
3. Semakin jauh benda dari sumbu putar maka akan semakin lama waktu yang
diperlukan untuk mencapai satu getaran, dan periode yang dihasilkan akan
semakin besar serta benda akan semakin sulit untuk berosilasi.
4. Periode benda (T) berbanding lurus dengan momen inersianya (I). Semakin besar
periode maka momen inersianya semakin besar, begitupula sebaliknya. Semakin
kecil periode maka semakin kecil pula momen inersianya.
5. Massa benda berbanding lurus dengan periodenya. Semakin besar massa maka
akan menghasilkan periode yang besar, begitupun sebaliknya.
6. Semakin besar massa ,diameterdan tinggi suatu benda maka semakin besarpula
momen inersianya. Maka benda akan sulit bergerak ataupun benda akan lebih sulit
untuk diubah kecepata sudutnya.
Ahmiarti dan Sutrisno. 2007. Fisika Dasar 1 (Mekanika, Fluida, dan Gelombang). Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.
Banjamahor, Hendra. 2012.”Sistem Pengukuran Inersia Benda Pejal Dengan Metode Osilasi
Harmonik Berbasis Mikrokontroler”. Skripsi FMIPA UI. Depok: Universitas
Indonesia.