Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA UMUM

“MOMEN INERSIA”

Tanggal Pengumpulan : 28 Maret 2018

Tanggal Praktikum : 23 Maret 2018

Waktu Praktikum : 9.30-11.00 WIB

Nama : AL HADID LIDINILLAH

NIM : 11170162000034

Kelompok/Kloter : 3 (Tiga) /1 (satu)

Nama Anggota :

1. AFY RIZKY AWALIYAH (11170162000045)


2. AISYAH ZATTA AMANI (11170162000052)
3. NUR SIRIL HAYAT (11170162000048)
Kelas : Pendidikan Kimia 2B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
MOMEN INERSIA

A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besar sudut simpangan yang terbentuk dari berbagai benda dengan
massa yang berbeda.
2. Menentukan hal-hal yang mempengaruhi momen inersia.
3. Menentukan momen inersia dan periode cakram berlubang untuk setiap
pergeseran sumbu putar.
4. Mengetahui hubungan antara periode dengan momen inersia.
5. Mengetahui hubungan antara massa benda dengan periode
6. Mengetahui pengaruh diameter,massa,tinggi benda terhadap momen inersianya.
B. Dasar Teori
Benda tegar (BT) atau rigid body adalah sistem partikel yang jarak antar
setiap partikel penyusunnya selalu tetap. Jadi pada BT, partikel penyusunnya bersifat
saling memengaruhi. Secara kinematika, paparan BT memberikan informasi tentang
letak pusat massa, momen kelembaman pada ragam geometri dan sumbu yang diacu
(Tri K. Priyambodo, 2009: 159-160).
Istilah benda tegar yaitu benda dengan bentuk tertentu yang tidak dapat
berubah, sehingga partikel-partikel pembentuknya berada pada posisi yang tetap
relatif satu sama lain. Benda apapun bisa bergetar atau berubah bentuk ketika
dikenakan gaya. Gerak benda tegar dapat dianalisis sebagai gerak translasi dari pusat
massanya, ditambah gerak rotasi disekitar pusat massanya (Ahmiarti dan Sutrisno,
2007 : 182-183).
Momen inersia adalah ukuran kelembaman putar benda. Jika suatu benda yang
bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami kesulitan untuk diputar, momen
inersianya terhadap sumbu itu besar. Suatu benda I kecil memiliki inersia putar yang
kecil (Frederick, dkk. 2006 : 80).
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya (Banjamahor, 2012: 9).
Kata ‘momen’berarti bahwa 𝐼 tegantung pada bagaimana massa benda
didistribusikan dalam ruang. Untuk sebuah benda yang sumbu rotasinya dan massa
totalnya kita ketahui, semakin besar jarak sumbu terhadap partikel yang menyusun
benda, semakin besar momen inersianya. Pada benda tegar, 𝑟𝑖 semuanya konstan dan
𝐼 tidak bergantung pada bagaimana benda berotasi mengelilingi sumbu (Young dan
Freedman, 2002: 274).
Momen kelembaman (I) adalah ukuran keinersiaan (kemalasan) benda
terhadap peubah gerak rotasi. Peubah gerak rotasi sendiri adalah gaya pemutar yang
disebut pula momen gaya atau torka. Momen inersia mempunyai sifat setara
dengan massa benda pada gerak translasi (Tri Widodo, 2009: 165).
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya
( tetap diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia
yang besar. Begitu juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi memiliki inersia
rotasi. Jadi Momen Inersia adalah ukuran dari besarnya kecenderungan berotasi
yang ditentukan oleh keadaaan benda atau partikel penyusunnya (Anonim. 2015:
http://www.berpendidikan.com/ ).
Periode (T) pada momen inersia dapat didefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu siklus lengkap. Siklus sendiri adalah gerak bolak-
balik yang lengkap dari satu titik awal, kemudian kembali ke titik yang sama
(Giancoli, 2014 :370).

C. Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar


1 Neraca Digital 1 Buah

2 Alat Pengukur 1 Buah


Momen Inersia
3 Bola Pejal 1 Buah

4 Silinder Pejal 1 Buah

5 Cakram 2 cm 1 Buah

6 Cakram 3 cm 1 Buah
7 Cakram Berlubang 1 Buah

8 Jangka Sorong 1 Buah

9 Silinder Berongga 1 Buah

10 Perangkat Beban 1 set


11 Mistar 1 Buah

12 Kerucut Pejal 1 Buah

13 Benang atau Tali Secukupnya

14 Stopwatch 1 Buah
15 Obeng 1 Buah

D. Langkah Percobaan
Percobaan 1 : Menentukan momen inersia benda secara teori

No Langkah Percobaan Gambar


1 Benda yang akan ditentukan momen
inersianya ditimbang dengan
menggunakan neraca digital

2 Diukur tinggi dan diameter masing-


masing benda

Percobaan 2 : Menentukan Simpangan Pada Benda yang berbeda

No Langkah Kerja Gambar


1 Alat momen inersia di posisikan
seperti gambar (dibaringkan)

2 Dilihat skala awal dan benang nilon


diikat pada salah satu baut yang ada di
tepi dudukan silinder
3 Beban digantung pada beban dan
mengamati simpangan yang terjadi.
Diulangi data ini sebanyak 3 kali
4 Ditambahkan beban berikutnya dan
dicatat hasilnya

Percobaan 3 : Menentukan Periode diri alat momen inersia

No Langkah Kerja Gambar


1 Menegakan kembali alat momen
inersia

2 Mengamati skala awal (2700 )


3 Menyimpangkan silinder ke 00
kemudian dilepas bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch selama 3
getaran

4 Mengulangi langkah tersebut sebanyak


3 kali
Percobaan 4 : Menentukan periode benda

No Langkah Kerja Gambar


1 Memasang benda pada alat momen
inersia seperti gambar disamping
2 Menyimpangkan dan kemudian
melepaskannya sehingga benda
berosilasi. Dihidupkan stopwatch
bersamaan dengan melepaskannya
selama 3 getaran dan diulang
sebanyak 3 kali

3 Diganti benda tersebut dengan benda


lain. Serta dilakukan hal yang sama

Percobaan 5 : Menentukan periode cakram berlubang untuk setiap pergeseran


sumbu putar

No Langkah Kerja Gambar


1 Menimbang piringan

2 Memasang piringan pada alat momen


inersia, dengan sumbu isolasi terletak
dipusat piringan. Mengencangkan
posisi piringan dengan baut yang
terdapat pada alat momen inersia

3 Melakukan hal yang sama pada


percobaan sebelumya
4 Mengganti sumbu putar pada lubang
selanjutnya

E. Data Percobaan
Tabel 1 : Menentukan momen inersia benda secara teori

No Nama Benda Massa (Kg) Diameter Diameter Tinggi (m)


luar (m) dalam (m)
1 Bola Pejal 0,486 0,113 - 0,113
2 Silinder pejal 0,487 0,082 - 0,141
3 Silinder Berongga 0,449 0,0765 0,065 0,055
4 Cakram 2 cm 0,475 0,203 - 0,02
5 Cakram 3 cm 0,478 0,17 - 0,03
6 Kerucut Pejal 0,485 0,142 - 0,24
Tabel 2 : Simpangan

Massa (kg) θrat (°)


Simpangan (° )

1 2 3
0,05 18° 18° 18° 18°
0,1 30° 30° 30° 30°
0,15 39° 40° 39° 39,3°
0,2 46° 46° 46° 46°
0,25 38° 50° 50° 50°
Tabel 3: Periode diri

Waktu 3 Getaran (s) t rat T(s)


t1 t2 t3
2,3 2,36 2,2 2,18 0,73
Tabel 4 : Periode Benda

No Nama Benda Waktu 3 Getaran t rat T(s)


(s)
1 Bola Pejal 3,21 3,88 2,86 3,31 1,103
2 Silinder Pejal 2,92 3,15 2,55 2,87 0,95
3 Silinder 2,88 2,83 3 2,9 0,96
Berongga
4 Cakram 2 cm 5,04 4,93 5,3 5,106 1,702
5 Cakram 3 cm 4,5 4,61 4,73 4,61 1,53
6 Kerucut Pejal 3,4 3,6 3,06 3,35 1,117
Tabel 5 :Periode Cakram Berlubang

L (m) Waktu 3 getaran (s) t rat T(s)


0 4,93 5,27 4,69 5,61 1,87
0,05 5,19 5,11 5,33 5,21 1,74
0,1 6,72 6,65 6,61 6,66 2,22

F. Pengolahan Data
Percobaan 1: Menentukan Momen inersia benda secara teori
I =k . m. r 2
2 2
 Bola Pejal I = . m. r
5
2
I = (0,0486)(0,056)2
5
I =6,096 ×10−4
1 2
 Silinder Pejal I = mr
2
1
I = (0,487)(0,041)2
2
I =4,09× 10−4
1 2
 Silinder Berongga I = mr
2
1
I =¿ ( 0,449)(3,825)2
2
I =3,2 ×10−4
1 2
 Cakram 2 cm I = mr
2
1
I = (0,475)(0,105)2
2
I =2,44 × 10−3

1 2
 Cakram 3 cm I = mr
2
1
I= ¿
2
I =1,74 ×10−4
3
 Kerucut Pejal I = m r2
10
3
I= (0,485)(7,1)2
10
I =7,33 ×10−4
Percobaan 2: Simpangan

1. Massa 50 gram / 0,05 Kg


18° +18 ° +18 °
θrat= =18°
3
2. Massa 100 gram / 0,1 Kg
30°+30 ° +30 °
θrat= =30 °
3
3. Massa 150 gram / 0,15 Kg
39°+ 40° +39 °
θrat= =39 , 3 °
3
4. Massa 200 gram / 0,2 Kg
46 ° +46 ° + 46 °
θrat= =46°
3
5. Massa 250 gram / 0,25 Kg
38°+50 ° +50 °
θrat= =50°
3

Percobaan 3 :Periode diri alat momen inersia

t 1 +t 2+ t 3 2,3+2,36+2,2
t rat = = =2,18 s
3 3

t rat 2,18
T rat = = =0,73 s
n 3

Percobaan 4:Periode Benda

1. Bola Pejal
3,21+ 3,88+ 2,86
t rat = =3,31 s
3
t rat 3,31
T rat = = =1,103 s
n 3
2. Silinder Pejal
2,92+ 3,15+ 2,55
t rat = =2,87 s
3
t rat 2,87
T rat = = =0,956
n 3
3. Silinder berongga
2,88+2,83+3
t rat = =2,9 s
3
t rat 2,9
T rat = = =0,96 s
n 3
4. Cakram 3 cm
4,5+ 4,61+ 4,73
t rat = =4,61 s
3
t rat 4,61
T rat = = =1,53 s
n 3
5. Cakram 2 cm
5,04+4,93+ 5,35
t rat = =5,106 s
3
t rat 5,106
T rat = = =1,702 s
n 3
6. Kerucut pejal
3,4+3,6+3,06
t rat = =3,35 s
3
t rat 3,35
T rat = = =1,117 s
n 3

Percobaan 5 : Periode Cakram berlubang

1. l=0 cm
4,93+5,27+ 4,69
t rat = =5,61 s
3
t rat 5,61
T rat = = =1,87 s
n 3
2. l=5 cm
5,19+ 5,11+5,33
t rat = =5,21 s
3
t rat 5,21
T rat = = =1,74 s
n 3
3. l=1 0 cm
6,72+ 6,65+6,61
t rat = =6,66 s
3
t rat 6,66
T rat = = =2,22 s
n 3
G. Pembahasan

Percobaan kali ini berjudul “Momen Inersia” yang dimana terdiri dari 5 percobaan
yang berbeda. Pada percobaan pertama yaitu menentukan momen inersia benda secara
teori. Pada percobaan pertama ini praktikan mengukur tinggi,massa,diameter pada
masing-masing benda (sampel). Silinder pejal memiliki massa lebih besar dibandingkan
sampel yang lain yaitu berjumlah 0,487 Kg serata memiliki diameter 0,082 m. Silinder
pejal tersebut memiliki momen inersianya sebesar 4,09×10−4 .Untuk momen inersia yang
paling besar dimiliki oleh cakram 2 cm, hal ini dikarenakan massa,diameter dan tinggi
yang dimiliki cakram 2 cm besar. Massanya berjumlah 0,475,diameternya berjumlah
0,203 m dan tingginya 0,02 cm. Oleh karena itu semakin besar massa, diameter,tinggi
suatu benda maka semakin besar pula momen inersia yang dimilikinya.

Percobaan kedua yaitu simpangan. Praktikan mengukur besar sudut pada setiap
beban.Ketika beban bermasa 50 gram besar sudutnya yaitu 18°, pada massa 100 besar
sudutnya 30°, pada massa 150 gram besar simpanganya adalah 39°, pada massa 200 gram
besar sudunya 46° ,dan pada massa 250 gram besar simpangannya 38°. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa semakin besar massa maka simpanganya semakin besar pula.

Percobaan 3 yaitu mencari tau besar periode diri pada alat momen inersia.
Praktikan memperoleh data yaitu pada t 1=2,3 s ,t 2=2,36 s dan t 3=2,2 s. Pengukuran waktu
tersebut dimulai bersamaan saat melepas alat tersebut dan diakhiri setelah mencapai 3
getaran.Maka dapat dihasilkanwaktu rata-rata yaitu sebesar 2,18s. Dari data waktu
tersebut dapat dihasilkan periode T pada alat momen inersia tersebut sebesar 0,73 s.

Percobaan ke 4 yaitu menghitung periode masing-masing benda. Benda yang


memiliki periode terbesar adalah cakram 2 cm . hal ini disebabkan massa, diameter dan
tinggi benda tersebut. Semakin besar nilai massa,diameter,tinggi suatu benda maka
semakin besar pula periode benda tersebut. Karena cakram 2 cm memiliki periode lebih
besar dari yang lainya, maka cakram 2 cm memiliki momen inersia yang lebih besar juga.
Karena semakin besar periode maka semakin besar momen inersianya.

Percobaan ke 5 yaitu menentukan periode pada masing-masing lubang pada


cakram berlubang. Pada 0 cm atau pada pusat benda didapatkan periode yang lebih kecil
dan pada 10 cm dihasilkan periode yang lebih besar. Maka dapat disimpulkan bahwa
semakin jauh sumbu putar suatu benda dari pusat massa benda maka semakin besar
periodenya begitupula sebaliknya.

H. Tugas Pasca
1. Apa hubungan periode dengan momen inersia?
Jawab: Hubungannya adalah semakin besar periode (T) suatu benda maka akan
semakin besar juga momen inersianya (I).
2. Pada percobaan menggunakan cakram berlubang, bagaimana perbandingan
besarnya momen inersia ketika pusat berada ditengah dengan pusat berada
di pinggir?
Jawab:Semakin jauh sumbu putar nya dari sumbu pusatnya maka periodenya
semakin besar, maka apabila periodenya semakin besar maka momen inersianya
juga besar,maka benda atau cakram itu akan lebih sukar bergerak. Semakin dekat
sumbu putar pada sumbu pusatnya maka periodenya semakin kecil dan momen
inersianya semakin kecilpula,maka cakram lebih muda bergerak.
3. Berdasarkan praktikum yang telah kalian lakukan, apa yang dapat kalian
pahami dari materi momen inersia?
Jawab: Pada praktikum momen inersia ini saya dapat memahami bahwa semakin
jauh sumbu putarnya terhadap titik pusat suatu benda maka semakin besar juga
periodenya (T). Selain itu, semakin besar periode suatu benda maka akan
menghasilkan momen inersia yang besar pula sehingga benda tersebut semain
sukar bergerak. Momen inersia juga dipengaruhi oleh massa, diameter,dan
tinggi .Semakin besar massa ,diameterdan tinggi suatu benda maka semakin
besarpula momen inersianya.
I. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Massa suatu benda berbanding lurus dengan sudut simpangan. Semakin besar
massa beban (benda) maka sudut simpangannya akan semakin besar, begitupula
sebaliknya.
2. Momen inersia dipengaruhi oleh bentuk benda (konstanta), massa benda, dan jari
– jari.
3. Semakin jauh benda dari sumbu putar maka akan semakin lama waktu yang
diperlukan untuk mencapai satu getaran, dan periode yang dihasilkan akan
semakin besar serta benda akan semakin sulit untuk berosilasi.
4. Periode benda (T) berbanding lurus dengan momen inersianya (I). Semakin besar
periode maka momen inersianya semakin besar, begitupula sebaliknya. Semakin
kecil periode maka semakin kecil pula momen inersianya.
5. Massa benda berbanding lurus dengan periodenya. Semakin besar massa maka
akan menghasilkan periode yang besar, begitupun sebaliknya.
6. Semakin besar massa ,diameterdan tinggi suatu benda maka semakin besarpula
momen inersianya. Maka benda akan sulit bergerak ataupun benda akan lebih sulit
untuk diubah kecepata sudutnya.

J. Kritik dan Saran


1. Sebaiknya praktikan lebih memahami materi praktikum
2. Kurang teliti menghitung getaran membuat hasil praktikum kurang akurat
3. Berhati-hatila dalam mengukur waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmiarti dan Sutrisno. 2007. Fisika Dasar 1 (Mekanika, Fluida, dan Gelombang). Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.

Anonim. 2015. Momen Inersia : http://www.berpendidikan.com/ diakses pada 27 Maret


2018 pada pukul 21.15.

Banjamahor, Hendra. 2012.”Sistem Pengukuran Inersia Benda Pejal Dengan Metode Osilasi
Harmonik Berbasis Mikrokontroler”. Skripsi FMIPA UI. Depok: Universitas
Indonesia.

Frederick, dkk. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Giancoli, C Douglas. 2014. Fisika Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Priyambodo, Tri K. dkk. 2009. Fisika Dasar. Yogyakarta: Rumah orange.

Widodo, Tri. 2009. Fisika. Surakarta : Mefi Caraka.

Young dan Freedman. 2002. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai