III. PENDAHULUAN
3.1. Tujuan
1. Memahami konsep momen inersia benda
2. Dapat menentuka momen inersia benda
Keterangan :
τ = Momen gaya (Nm)
F = Gaya yang bekerja (N)
r = Lengan momen (m)
θ = sudut yang membentuk antara garis kerja gaya F terhadap lengan momen r.
B. Momen inersia
Momen inersia adalah ukuran kelembaman putar benda. Jika suatu
benda yang bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami kesulitan
untuk diputar, momen inersianya terhadap sumbu itu besar. Suatu benda I
kecil memiliki inersia putar yang kecil (Frederick, dkk. 2006 : 80). Secara
sistematis momen inersia dapat ditulis sebagai berikut :
I = m 𝒓2……………………………………………( 2 )
Keterangan :
I = Momen Inersia (Kg 𝑚2 )
M = Massa partikel (Kg)
r = Jarak partikel dari sumbu rotasi (m)
Jika terdapat lebih dari satu partikel dengan massa dan jarak partikelnya masing
masing, maka momen inersia totalnya adalah penjumlahan momen inersia setiap
partikel.
I = ∑𝒎𝒓2 = 𝒎𝟏𝒓𝟏. 2 + 𝒎𝟐𝒓𝟐. 2 + 𝒎𝟑𝒓𝟑. 2 + … (3)
𝑰 = ∫ 𝒓 𝟐 𝒅𝒎 (4)
Dari persamaan diatas, kita dapat menghitung momen inersia berbagai bentuk
benda. Adapun momen inersia beberapa benda disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 Momen inersia benda
2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat
m R2 ml 2
+
4 12
50 g θ1 26 25 ° 26 ° 25.6 °
150 g θ5 75 ° 75 ° 75 ° 75 °
Sampel 1 :
26+25+26
𝜽 rata-rata = = 25,6º
dx 3
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t 10
Tabel 4.4. Perhitungan gaya, torsi dan simpangan iuntuk setiap penambahan
beban
Y-Values
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.01
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
X : 7,739 x 10-3
Y: 18,89
k 2 18.89 2
I 0= T
2 0 = = 2
0,328 = 0.051
4π 4 (3.14)
Momen Inersia Benda
Nama
Waktu 10 Getaran Waktu Perioda
Benda
rata rata (𝑻𝟎)
(s)
𝒕1 𝒕2 𝒕3 𝒕4 𝒕5 𝒕6 𝒕7 𝒕8 𝒕9 𝒕10
Bola Pejal 7.6 7.6 7.6 7.7 7.6 7.6 7.63 s 0.763 s
Silinder 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 s 0.69 s
Pejal
Silinder 7.3 7.3 7.4 7.3 7.4 7.3 7.3 s 0.73 s
berongga
Piringan 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 s 12.7 s
213
Piringan 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 s 14.5 s
174
Kerucut 9 8.95 8.95 9 8.95 8.95 8.96 s 0.896 s
Pejal
7.6+7.6+7.7+7.7 +7.6+7.6
Waktu rata rata (t) = = 7.63 s
6
7.63 s
Periode = = 0.763 s
10
Tabel 4.6. Momen Inersia benda hasil percobaan
No Nama Benda 𝑰𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 (Kg 𝒎𝟐) I (Kg 𝒎𝟐) KSR (%)
2 2 2
Iteori = mr2 = (0,5)( 0,0605)
5 5
= 0,0007 kg m2
T 222 0,7632
I =( 2 – 1) I 0 =( 2 - 1) 0.051 = 0.2251 kg m
2
TO 0,328
I teori −I 0,0007−0.2251
Ksr = x 100% = x 100% = 10%
I teori 0,0007
V. Pembahasan
Persamaan umum momen inersia benda , yaitu Jika terdapat lebih dari satu
partikel dengan massa dan jarak partikelnya masing masing, maka momen inersia
totalnya adalah penjumlahan momen inersia setiap partikel.
I = ∑𝒎𝒓𝟐 = 𝒎𝟏𝒓𝟏. 2 + 𝒎𝟐𝒓𝟐. 2 + 𝒎𝟑𝒓𝟑. 2 + … ……………………..( 3 )
𝑰 = ∫ 𝒓 𝟐 𝒅𝒎 ……………………………………………………………...( 4 )
Dari persamaan diatas, kita dapat menghitung momen inersia berbagai bentuk benda.
Hubungan antar massa dan bentuk benda terhadap momen inersial dapat dilihat
pada tabel 3.2, massa beban hampir sama dengan benda lainnya yang digunakan untuk
praktikum yaitu 0.5 kg. Namun momen inersianya berbeda. Hal ini dikarenakan
momen inersia tidak hanya ditentukan oleh massa, tetapi juga ditentukan oleh jari jari
benda. Semakin besar jari jari yang diperoleh, maka semakin besar juga momen
inersia yang didapat.
Periode setiap benda pasti berbeda karena semakin besar nilai momen inersia,
maka semakin besar periodenya. Untuk periode biasanya dihitung dengan pencacah
waktu. Pada tabel 4.4 dan 4.5 semakin besar gaya dan torsi semakin besar pula periode
yang didapat.
Penyimpangan jarum harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pencacah waktu
dimulai karena Semakin jauh jarak beda terhadap porosnya maka akan semakin besar
pula momen inersianya, rumus momen inersia untuk setiap benda berbeda seperti pada
tabel 3.1
Pada momen inersia percobaan memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh dan
selalu mengacu pada momen inersia teori yang terlihat pada tabel 4.6, faktor yang
menyebabkan terjadinya sedikit perbedaan antara teori dan eksperimen salah satunya
yaitu terjadinya kesalahan pada saat proses eksperimen, dan penggunaan alat
ukur yang tidak tepat.
VI. Kesimpulan
Untuk menentukan simpangan alat momen inersia dilihat pada tabel 4.2 dan cara
pengolahan datanya.
Untuk menentukan waktu rata-rata dan periode diri 6 getaran dengan alat momen
inersia dapat dilihat pada tabel 4.3 dan cara pengolahan datanya.
Untuk menghitung gaya, torsi dan simpangan pada setiap penambahan massa
dapat dilihat pada tabel 4.4 dan cara pengolahan datanya.
Untuk menentukan waktu rata-rata dan periode diri dari waktu 6 getaran pada
setiap benda dapat dilihat pada tabel 4.5 dan cara pengolahan datanya.
Untuk menentukan momen inersia teori dan momen inersia percobaan dapat
dilihat pada tabel 4.6 dan cara pengolahan datanya.
VII. Referensi