Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2

MOMEN INERSIA BENDA

Nama Anggota Praktikan :


Sinta Nuriyatul Qoriah
Moh. Resha wahyu pratama
Alvina Hamdiani
Chistoper Angelo Jovan
Siska Luciana
NIM : 104122024
Kelas : Teknik sipil
Tanggal Praktikum : Rabu, 26 Oktober 2022
Pimpinan Praktikum: Isna Rizkidianite S.Si.
II. INTISARI
Praktikum modul 2 yang berjudul Momen Inersia Benda bertujuan
untuk memahami konsep momen inersia benda, serta dapat menentukan
momen inersia benda dengan cara menggantungkan beban pada alat momen
inersia yang diikat dengan benang dan dikaitkan pada salah satu baut yang
ada di tepi dudukan silinder serta mengamati simpangan yang terjadi.
Diulangi data ini sebanyak 3 kali. Hasil pengukuran simpangan yang didapat
kemudian diolah hingga didapatkan perhitungan konstanta alat momen inersia
sebesar 18.89. Cara menghitung momen inersia setiap benda juga berbeda
beda. Adanya sedikit perbedaan disebabkan oleh penempatan benda yang
kurang pas, namun semua rumus tersebut merupakan turunan dari rumus
yang sama. Semakin jauh jarak benda ke porosnya, maka akan semakin besar
juga momen inersianya.
Kata kunci : momen inersia, torsi, simpangan

III. PENDAHULUAN

3.1. Tujuan
1. Memahami konsep momen inersia benda
2. Dapat menentuka momen inersia benda

3.2 Dasar Teori


A. Momen Gaya
Dalam buku Fisika Edisi Kelima, Giancolli (2001), momen gaya
(torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang
bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut
berotasi. Besar momen gaya atau torsi tidak hanya ditentukan oleh besar
gaya (F) yang diberikan tetapi juga panjang lengan gaya (r) . Semakin
panajng lengan gaya (r), semakin kecil gaya yang diperlukan (F).
τ=r×F atau τ = r F sin θ…………………………..( 1 )

Keterangan :
τ = Momen gaya (Nm)
F = Gaya yang bekerja (N)
r = Lengan momen (m)
θ = sudut yang membentuk antara garis kerja gaya F terhadap lengan momen r.

B. Momen inersia
Momen inersia adalah ukuran kelembaman putar benda. Jika suatu
benda yang bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami kesulitan
untuk diputar, momen inersianya terhadap sumbu itu besar. Suatu benda I
kecil memiliki inersia putar yang kecil (Frederick, dkk. 2006 : 80). Secara
sistematis momen inersia dapat ditulis sebagai berikut :
I = m 𝒓2……………………………………………( 2 )

Keterangan :
I = Momen Inersia (Kg 𝑚2 )
M = Massa partikel (Kg)
r = Jarak partikel dari sumbu rotasi (m)

Jika terdapat lebih dari satu partikel dengan massa dan jarak partikelnya masing
masing, maka momen inersia totalnya adalah penjumlahan momen inersia setiap
partikel.
I = ∑𝒎𝒓2 = 𝒎𝟏𝒓𝟏. 2 + 𝒎𝟐𝒓𝟐. 2 + 𝒎𝟑𝒓𝟑. 2 + … (3)

𝑰 = ∫ 𝒓 𝟐 𝒅𝒎 (4)

Dari persamaan diatas, kita dapat menghitung momen inersia berbagai bentuk
benda. Adapun momen inersia beberapa benda disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 Momen inersia benda

No Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia


1 Silinder pejal Pada sumbu silinder mR
2

2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat
m R2 ml 2
+
4 12

3 Silinder berongga Pada sumbu silinder m


(R 2+ R22)
2 1

4 Bola pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅2


5
5 Bola berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅2
3
6 Kerucut pejal Pada sumbu kerucut3𝑚𝑅2
10
Alat yang digunakan untuk menghitung momen inersia, memiliki momen
inersenianya sendiri, sehingga rumus untuk menghitungnya sebagai berikut.
k 2
I 0: T
2 0…………………………………………….( 5 )

3.3 Alat-alat percobaan


Tabel 3.2 alat-alat percobaan
Alat momen inersia
Bola pejal, silinder pejal, silinder berongga, piringan 213,
piringan 174 dan kerucut pejal
Jangka sorong dan atau penggaris
Neraca
Gerbang cahaya (photo gate)
Pencacah waktu (Timer counter AT 01)
3.4 Prosedur percobaan
A. Pengukuran Konstanta Pegas Spiral
 Beban digantung pada alat momen inersia menggunakan benang dan
dililitkan pada salah satu bagian besi, dengan massa yang telah ditentukan
atau sesuai dengan tabel praktikum.
 Besar simpangan yang terjadi di amati dan di catat.
 Cara yang sama juga dilakukan pada massa beban lainnya dan diulangi
hingga 3 kali percobaan pada setiap benda.
B. Penentuan perioda alat (𝑇0)
 Pencacah waktu dinyalakan terlebih dahulu.
 Mode cycle dipilih dan alat momen inersia disimpangkan sejauh 180º.
 Banyaknya cycle diatur sebanyak 10 kali.
 Hasil penentuannya akan muncul. Hasil yang tertera pada pencacah waktu
merupakan waktu untuk 10 getaran.
 Pengukuran dilakukan sebanyak 6 kali dengan langkah yang sama.

IV. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


Tabel 4.1 Menentukan momen inersia benda secara teori

No Nama Benda Massa Diameter Diameter


(Kg) luar (m) dalam (m)

1 Bola Pejal 0,5 kg 0,121 m -

2 Silinder pejal 0,5 kg 0,09 m -

3 Silinder 0,5 kg 0,071 m 0,065 m


Berongga

4 Piringan 213 0,5 kg 0,18 m -


5 Piringan 714 0,5 kg 0,215 m -

6 Kerucut Pejal 0,5 kg 0,155 m -

Tabel 4.2 Simpangan

Massa Simpangan(° ) θrat (°)


Repitisi pengukuran
(kg)
1 2 3

50 g θ1 26 25 ° 26 ° 25.6 °

60 g θ2 31° 31° 32° 31,3°

80 g θ3 39° 40° 40 ° 39,6°

100 g θ4 46° 49° 50 ° 49,3°

150 g θ5 75 ° 75 ° 75 ° 75 °

200 g θ6 100° 100° 100° 100°

Sampel 1 :
26+25+26
𝜽 rata-rata = = 25,6º
dx 3

Tabel 4.3 Periode diri

Waktu 10 Getaran (s) t rat T 0 (s)

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t 10

3,3 3.3 3,3 3,2 3,3 3,3 3,28 s 0,328 s


3.3+3.3+3.3+3.2+3.3+3.3
Waktu rata rata (t) =
6
= 3.28 s
t 3.28
T0 = = = 0.328 s
10 10

Tabel 4.4. Perhitungan gaya, torsi dan simpangan iuntuk setiap penambahan
beban

M (Kg) F (N) τ (Nm) 𝜽(rad)


0.05 0.5 0.022 0.44
0.06 0.6 0.027 0.54
0.08 0.8 0.036 0.69
0.10 0.98 0.045 0.86
0.15 1.5 0.067 1.3
0.20 2 0.09 1.74

R = 0.045 m ; g = 9.80 𝑚/𝑠2


Sampel 2 :
F = m x g = 0.05 x 9.8 = 0.5 N
τ = r × F = 0.045 x 0.5 = 0.02205 Nm
π π
𝜽 (rad) = 𝜽°= 25.6=0.44
180° 180 °

Gambar 4.1 Grafik τ (Nm) terhadap θ (rad)

Y-Values
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.01
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

X : 7,739 x 10-3
Y: 18,89
k 2 18.89 2
I 0= T
2 0 = = 2
0,328 = 0.051
4π 4 (3.14)
Momen Inersia Benda

Tabel 4.5. Waktu 10 getaran untuk setiap benda

Nama
Waktu 10 Getaran Waktu Perioda
Benda
rata rata (𝑻𝟎)
(s)
𝒕1 𝒕2 𝒕3 𝒕4 𝒕5 𝒕6 𝒕7 𝒕8 𝒕9 𝒕10
Bola Pejal 7.6 7.6 7.6 7.7 7.6 7.6 7.63 s 0.763 s
Silinder 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 s 0.69 s
Pejal
Silinder 7.3 7.3 7.4 7.3 7.4 7.3 7.3 s 0.73 s
berongga
Piringan 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 s 12.7 s
213
Piringan 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 s 14.5 s
174
Kerucut 9 8.95 8.95 9 8.95 8.95 8.96 s 0.896 s
Pejal

7.6+7.6+7.7+7.7 +7.6+7.6
Waktu rata rata (t) = = 7.63 s
6
7.63 s
Periode = = 0.763 s
10
Tabel 4.6. Momen Inersia benda hasil percobaan
No Nama Benda 𝑰𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 (Kg 𝒎𝟐) I (Kg 𝒎𝟐) KSR (%)

1 Bola Pejal 0.0007 0.2251 10%

2 Silinder Pejal 0.0005 0.1748 12%

3 Silinder berongga 0.0006 0.2018 9%

4 Piringan pejal 213 0.0006 0.7141 14%

5 Piringan pejal 174 0.0027 0.9464 12%

6 Kerucut pejal 0.00089 0.3298 13%

Sampel bola pejal :

2 2 2
Iteori = mr2 = (0,5)( 0,0605)
5 5
= 0,0007 kg m2

T 222 0,7632
I =( 2 – 1) I 0 =( 2 - 1) 0.051 = 0.2251 kg m
2

TO 0,328
I teori −I 0,0007−0.2251
Ksr = x 100% = x 100% = 10%
I teori 0,0007

V. Pembahasan
Persamaan umum momen inersia benda , yaitu Jika terdapat lebih dari satu
partikel dengan massa dan jarak partikelnya masing masing, maka momen inersia
totalnya adalah penjumlahan momen inersia setiap partikel.
I = ∑𝒎𝒓𝟐 = 𝒎𝟏𝒓𝟏. 2 + 𝒎𝟐𝒓𝟐. 2 + 𝒎𝟑𝒓𝟑. 2 + … ……………………..( 3 )

𝑰 = ∫ 𝒓 𝟐 𝒅𝒎 ……………………………………………………………...( 4 )

Dari persamaan diatas, kita dapat menghitung momen inersia berbagai bentuk benda.
Hubungan antar massa dan bentuk benda terhadap momen inersial dapat dilihat
pada tabel 3.2, massa beban hampir sama dengan benda lainnya yang digunakan untuk
praktikum yaitu 0.5 kg. Namun momen inersianya berbeda. Hal ini dikarenakan
momen inersia tidak hanya ditentukan oleh massa, tetapi juga ditentukan oleh jari jari
benda. Semakin besar jari jari yang diperoleh, maka semakin besar juga momen
inersia yang didapat.
Periode setiap benda pasti berbeda karena semakin besar nilai momen inersia,
maka semakin besar periodenya. Untuk periode biasanya dihitung dengan pencacah
waktu. Pada tabel 4.4 dan 4.5 semakin besar gaya dan torsi semakin besar pula periode
yang didapat.
Penyimpangan jarum harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pencacah waktu
dimulai karena Semakin jauh jarak beda terhadap porosnya maka akan semakin besar
pula momen inersianya, rumus momen inersia untuk setiap benda berbeda seperti pada
tabel 3.1
Pada momen inersia percobaan memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh dan
selalu mengacu pada momen inersia teori yang terlihat pada tabel 4.6, faktor yang
menyebabkan terjadinya sedikit perbedaan antara teori dan eksperimen salah satunya
yaitu terjadinya kesalahan pada saat proses eksperimen, dan penggunaan alat
ukur yang tidak tepat.
VI. Kesimpulan

 Untuk menentukan simpangan alat momen inersia dilihat pada tabel 4.2 dan cara
pengolahan datanya.
 Untuk menentukan waktu rata-rata dan periode diri 6 getaran dengan alat momen
inersia dapat dilihat pada tabel 4.3 dan cara pengolahan datanya.
 Untuk menghitung gaya, torsi dan simpangan pada setiap penambahan massa
dapat dilihat pada tabel 4.4 dan cara pengolahan datanya.
 Untuk menentukan waktu rata-rata dan periode diri dari waktu 6 getaran pada
setiap benda dapat dilihat pada tabel 4.5 dan cara pengolahan datanya.
 Untuk menentukan momen inersia teori dan momen inersia percobaan dapat
dilihat pada tabel 4.6 dan cara pengolahan datanya.

VII. Referensi

[1] Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika, Jakarta : Penerbit Erlangga


[2] Setiawan, Herry.,2020,.Modul Fisika kelas XI, SMAN 2 Sarongalun.
[3] Effendi, Asnal. 2010. Fisika I. Padang: Institut Teknologi Padang
VIII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai