Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA UMUM
MOMEN INERSIA

Tanggal Pengumpulan : 12 November 2017


Tanggal Praktikum : 07 November 2017
Waktu Praktikum : 16.00-17.30 WIB

Nama : Anna Fajria


NIM : 11170161000012
Kelompok/Kloter : 3 (Tiga) / I (Satu)
Nama Anggota :
1. Aulia Rihhadtul Aisy (11170161000022)
Kelas : Pendidikan Biologi 1 A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
MOMEN INERSIA

A. Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep momen inersia
2. Menentukan periode masing-masing benda
3. Menentukan hubungan periode terhadap momen inersia
4. Menentukan hubungan sumbu rotasi terhadap momen inersia

B. Dasar Teori
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia fisika untuk
menyatakan suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan
suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada
pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya,sehingga bentuknya hampir selalu
lingkaran. Benda tegar yang sedang berputar memiliki momen kelembaman,
percepatan linear dan percepatan sudut (Sutarno, 2013: 55).
Salah satu besaran yang penting yang dimiliki benda tegar adalah momen
inersia. Untuk memahami momen inersia, mari kita tinjau sebuah benda
sederhana,yaitu sebuah benda titik bermassa m yang ditempatkan di ujung sebuah
tongkat. Massa tongkat dianggap nol,panjang tongkat adalah r. Salah satu ujung
tongkat dikaitkan dengan poros sehingga benda m dapat berputar dengan bebas
terhadap poros tersebut. Pada gerak translasi, m disebut massa atau inersia. Karena
kemiripan fungsi tersebut maka pada gerak rotasi, kita definisikan sebagai
momen inersia. Jadi untuk benda titik yang berotasi terhadap sumbu yang berjarak r
dari sumbu rotasi, momen inersianya memenuhi (Abdullah, 2016: 630).

Momen inersia yang merupakan ukuran bagi kelembaman (inersia) sebuah


benda yang berotasi,memainkan peran yang sama dengan massa dalam gerak
translasi. Inersia rotasi pada sebuah benda bergantung tak hanya pada massaanya
saja, namun juga pada bagaimana massa benda tersebut terdistribusi terhadap posisi
sumbu rotasinya (Giancoli, 2014: 262).
Istilah benda tegar yaitu benda dengan bentuk tertentu yang tidak berubah,
sehingga partikel-partikel pembentuknya berada pada posisi yang tetap relatif satu
sama lain. Benda dikatakan bergerak atau berubah bentuk apabila dikenakan gaya
(Sutrisno, 2007: 182).
Aplikasi momen inersia dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika sepeda
motor yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba rem mendadak. Ban
sepeda tersebut mengalami gaya gesek dan mempertahankan keadaan diamnya. Hal
ini seperti bunyi Hukum I Newton, “Semua benda cenderung mempertahankan
keadaannya: benda yang diam tetap diam dan benda yang bergerak, tetap bergerak
dengan kecepatan konstant” (Abdullah, 2016: 234).

C. Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Jumlah Gambar
1. Neraca digital 1

2. Alat momen inersia 1

3. Jangka sorong 1

4. Bola pejal 1
5. Silinder pejal 1

6. Silinder berongga 1

7. Perangkat beban 1

8. Cakram berlubang 1

9. Cakram 2 cm 1

10. Cakram 3 cm 1

11. Mistar 1
12. Kerucut pejal 1

13. Benang nilon 1

14. Stopwatch 1

15. Obeng 1

D. Langkah Percobaan
 Percobaan I: Menentukan momen inersia benda secara teori
No. Langkah Percobaan Gambar
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Timbang semua massa benda yang akan
ditentukan momen inersianya dengan neraca
digital, kemudian catat hasilnya

3. Ukur diameter semua benda dengan


menggunakan jangka sorong

4. Ukur diameter bola pejal dengan cara melilit


bola pejal dengan benang nilon, kemudian
ukur panjang benang nilon menggunakan
mistar

5. Ukur tinggi semua benda dengan


menggunakan mistar

6. Untuk tinggi kerucut pejal, ukur sisi miring


kerucut pejal kemudian cari tinggi memakai
teorema phytagoras

 Percobaan IV: Menentukan periode benda


No. Langkah Percobaan Gambar
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Letakkan benda yang akan ditentukan
periodenya pada alat momen inersia

3. Atur posisi jarum sebesar dan lepaskan


baut silinder dudukan

4. Hidupkan stopwatch bersamaan dengan


dilepasnya baut silinder dudukan dan
matikan ketika telah dihasilkan 3 getaran

5. Lihat waktu yang dihasilkan stopwatch,


kemudian ulangi percobaan sebanyak 3 kali

 Percobaan V: Menentukan periode cakram berlubang untuk setiap pergeseran


sumbu putar
No. Langkah Percobaan Gambar
1. Siapkan semua alat dan bahan

2. Letakkan cakram berlubang untuk


menentukan periodenya pada alat momen
inersia
3. Atur posisi jarum sebesar dan lepaskan
baut silinder dudukan

4. Hidupkan stopwatch bersamaan dengan


dilepasnya baut silinder dudukan dan
matikan ketika telah dihasilkan 3 getaran

5. Lihat waktu yang dihasilkan stopwatch,


kemudian ulangi percobaan sebanyak 3 kali

E. Data Percobaan
 Percobaan I: Menentukan momen inersia benda secara teori
No. Nama Benda Massa (kg) Diameter Diameter Tinggi (m) Momen Inersia
Luar (m) Dalam (m) ( )
1. Bola pejal - -
2. Silinder pejal
3. Silinder berongga
4. Cakram 2 cm -
5. Cakram 3 cm -
6. Kerucut pejal -
7. Cakram berlubang - -

 Percobaan IV: Menentukan periode benda


No. Nama Benda Waktu 3 Getaran (s) T (s)
1. Bola pejal 2,51 2,46 2,34 2,437 0,812
2. Silinder pejal 1,99 1,69 1,95 1,877 0,94
3. Silinder berongga 2,26 2,04 2,00 2,1 0,7
4. Cakram 2 cm 4,13 3,96 3,98 4,023 1,34
5. Cakram 3 cm 3,22 3,38 3,72 3,44 1,15
6. Kerucut pejal 2,25 2,25 2,13 2,21 0,74

 Percobaan V: Menentukan periode cakram berlubang


No. l (m) Waktu 3 Getaran (s) T (s)

1. 0 3,79 3,80 3,73 3,77 1,26


2. 5,41 4,80 5,49 5,23 1,74
3. 6,77 6,73 6,35 6,12 2,04

F. Pengolahan Data
 Percobaan I: Menentukan momen inersia benda secara teori
1. Bola Pejal

2. Silinder Pejal
3. Silinder Berongga

4. Cakram 2 cm

5. Cakram 3 cm
6. Kerucut

7. Cakram Berlubang

 Percobaan IV: Menentukan periode benda


1. Bola Pejal

2. Silinder Pejal
s

3. Silinder Berongga

4. Cakram 2 cm

5. Cakram 3 cm

s
6. Kerucut Pejal

 Percobaan V: Menentukan periode cakram berlubang


1. Sumbu di 0 cm

2. Sumbu di 5 cm

3. Sumbu di 10 cm
s

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, besarnya momen inersia bergantung
pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda. Pada
penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola pejal, silinder pejal, kerucut
atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah daripada momen inersia benda yang
memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak beraturan. Bentuk yang tidak beraturan
ini tidak bisa dihitung jari-jarinya.
Pada percobaan pertama ini digunakan bola pejal, silinder pejal, silinder
berongga, cakram 2 cm, cakram 3 cm, kerucut pejal dan cakram berlubang. Dari
ketujuh benda ini, didapatkan hasil momen inersia yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh massa benda yang berbeda dan jari-jari benda tersebut.
Percobaan IV adalah menentukan periode benda. Data yang dihasilkan dalam
percobaan ini menunjukkan bahwa massa benda mempengaruhi periode benda yang
melakukan rotasi. Semakin besar massanya maka semakin banyak waktu yang
digunakan benda untuk membuat satu getaran. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar periode yang dihasilkan maka akan semakin besar momen
inersianya. Momen inersia yang paling besar adalah silinder berongga, karena
massa silinder berongga tidak merata seperti benda yang lainnya. Pada silinder
berongga massanya tidak tersebar merata, hanya pada ujung-ujung saja sehingga
semakin besar massa silinder berongga, maka semakin besar pula momen
inersianya.
Pada percobaan V dilakukan percobaan untuk menentukan periode cakram
pada jarak yang berbeda-beda. Dari data yang dihasilkan dapat diketahui bahwa
pada sumbu yang berada ditengah waktu yang dibutuhkan cakram untuk berotasi
kecil. Sedangkan pada sumbu yang berada ditepi cakram dihasilkan waktu yang
lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa sumbu rotasi pada benda mempengaruhi
momen inersianya dan juga massa yang tersebar tidak merata.
Praktikum kali ini membuktikan bahwa momen inersia bergantung pada
massa, jari-jari, dan sumbu rotasinya. Momen inersia juga periode yang dihasilkan
pada rotasi benda berbanding lurus sehingga jika momen inersianya besar, maka
periodenya juga besar, begitu pula sebaliknya.

H. Tugas Pasca Praktikum


1. Apa hubungan periode dengan momen inersia?
Dari data praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa massa benda
mempengaruhi periode benda dalam melakukan rotasi. Semakin besar massa
benda maka semakin besar periode yang dihasilkan. Begitu juga momen
inersia, semakin massa benda maka semakin besar momen inersianya.
Sehingga hubungan periode dengan momen inersia adalah periode
berbanding lurus dengan momen inersianya. Semakin besar periodenya
semakin besar juga momen inersianya.

2. Pada percobaan dengan menggunakan cakram berlubang. Bagaimana


perbandingan dengan pusat berada di pinggir?
Dari data praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa momen
inersia ketika pusat berada di tengah lebih kecil daripada ketika pusat berada
di pinggir. Hal ini disebabkan karna tidak adanya jarak massa ke sumbu rotasi
benda sehingga massa bertitik berat pada sumbu putar.

3. Berdasarkan praktikum yang telah kalian lakukan, apa yang dapat kalian
pahami dari materi momen inersia?
Dari praktikum ini dapat dipahami bahwa momen itu adalah massa dan
inersia adalah kelembaman. Momen inersia adalah kelembaman suatu massa
benda terhadap perubahan gerak rotasi. Setiap benda yang berotasi pasti
memiliki momen inersia. Momen inersia sangat dipengaruhi oleh massa dan
sumbu rotasinya. Semakin besar massa dan sumbu rotasinya maka akan
semakin besar momen inersianya. Momen inersia juga berbanding lurus
dengan periode sebuah benda dalam berotasi.

I. Kesimpulan
1. Momen adalah massa dan inersia adalah kelembaman. Momen inersia adalah
kelembaman suatu massa benda terhadap perubahan gerak rotasinya.
2. Periode benda yang dihasilkan bergantung pada massa bendanya.
3. Semakin besar periodenya, maka semakin besar momen inersianya.
4. Semakin besar jarak sumbu bendanya, maka semakin besar momen inersianya

J. Kritik dan Saran


1. Hendaknya sebelum praktikum terlebih dahulu memahami konsep momen
inersia.
2. Hendaknya praktikan melakukan percobaan dengan hati-hati dan teliti agar
percobaan tersebut berhasil.
3. Hendaknya praktikan tidak melakukan kesalahan menghitung waktu 3 getaran
pada saat melepaskan baut silinder dudukan.

K. Daftar Pustaka
Abdullah, Mikhrajudin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB.
Giancoli, D.C. 2014. FISIKA: Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Sutarno, Ir. 2013. Fisika Untuk Universitas. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Sutrisno dan Sitti Ahmiarti. 2007. Fisika Dasar I (Mekanika, Fluida dan
Gelombang). Jakarta: UIN Jakarta Press.
L. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai