FISIKA DASAR 1
“MOMEN INERSIA”
B. Dasar Teori
Momen inersia adalah salah satu besaran yang penting untuk
dimiliki benda tegar. (Abdullah, 2006: 643)
Momen kelembaman (I) adalah ukuran keinersiaan (kemalasan)
benda terhadap peubah gerak rotasi. Peubah gerak rotasi sendiri adalah
gaya pemutar yang disebut pula momen gaya atau torka. Momen inersia
mempunyai sifat setara dengan massa benda pada gerak translasi.
(Giancoli, 2001: 165).
Benda tegar (BT) atau rigid body adalah sistem partikel yang jarak
antar setiap partikel penyusunnya selalu tetap. Jadi pada benda tegar,
partikel penyusunnya bersifat saling memengaruhi. Secara kinematika,
paparan benda tegar memberikan informasi tentang letak pusat massa,
momen kelembaman pada ragam geometri dan sumbu yang diacu.
(Piyambodo, 2009: 159-160).
Momen inersia biasanya digunakan untuk menghitung momen
kelembaman benda tegar, baik itu pada benda titik, benda tercatu dan juga
benda malar. Perhitungan momen kelembaman pada benda malar dapat
terjadi pada beragam bentuk benda. Momen kelembaman mempunyai
makna penting pada gerak putar dan gerak menggelinding. Benda
bermomen kelembaman kecil berarti benda itu mudah diputar dan kalau
sudah berputar mudah pula dihentikan. (Piyambodo, 2009: 165)
Sebuah benda tegar terdiri atas sejumlah partikel yang terpisah satu
dengan yang lainnya serta jaraknya tetap. Momen inersianya merupakan
jumlah dari momen inersia semua partikel, yakni I = mr2. Adapun momen
inersia setiap benda tegar (bukan partikel) akan berbeda- beda rumusnya,
tergantung pada bentuk benda dan posisi sumbu. (Indrajit, 2009: 121)
Periode (T) pada momen inersia dapat didefinisikan sebagai waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan satu siklus lengkap. Siklus sendiri
adalah gerak bolak-balik yang lengkap dari satu titik awal, kemudian
kembali ke titik yang sama. (Giancoli, 2014: 370)
2 Neraca digital 1
3 Jangka sorong 1
4 Perangkat beban 1
5 Bola pejal 1
6 Silinder berongga 1
7 Silinder pejal 1
8 Piringan 174 1
9 Piringan 213 1
10 Kerucut pejal 1
11 Piringan alumnium 1
12 Mistar 1
13 Benang nilon 1
14 Stopwatch 1
15 Batang alumunium 1
16 Obeng 1
D. Langkah Kerja
1. Menentukan momen inersia pada benda
No Gambar Langkah Kerja
E. Data Pengamatan
1. Tabel 1 (momen inersia menurut teori)
Massa Diameter Diameter Tinggi
No Nama Benda
(kg) Luar (m) Dalam (m) (m)
1 Bola pejal 0,486 0,105 - -
2 Silinder pejal 0,487 0,080 - 0,142
3 Silinder berongga 0,503 0,064 0,075 0,054
4 Piringan 213 0,412 0,198 - 0,019
5 Piringan 174 0,504 0,176 - 0,030
6 Kerucut pejal 0,479 0,140 - 0,124
2. Tabel 2 (simpangan)
Massa Simpangan (º)
(kg) 1 2 3 rat (º)
5 210 220 210 21.300
330 340 340 33.670
15 410 420 410 41.300
2 460 470 470 46.670
25 500 490 500 49.670
3. Tabel 3 (periode diri) dengan 5 kali getaran
Waktu 5 getaran(s)
T (s)
t1 t2 t3 trat
4.31 4.89 5.02 4.74 0.95
F. Pengolahan Data
1. Mencari momen inersia pada benda
a. Bola pejal
( )( )
( )( )
( )( )
( )
b. Silinder pejal
( )( )
( )( )
( )
c. Silinder berongga
(R12 + R22)
( ) ((0,031752 )+ (0,03732))
( )( )
( )
d. Piringan 213
( )( )
( )( )
( )
e. Piringan 174
( )( )
( )( )
( )
f. Kerucut pejal
( )( )
( )( )
( )
2. Menentukan simpangan
a. Massa 5 kg
rata-rata =
b. Massa 0,1 kg
rata-rata =
c. Massa 15 kg
rata-rata =
d. Massa 0,2 kg
rata-rata =
e. Massa 25 kg
rata-rata =
t rata-rata =
T= = 0,95 s
T2 [ ]
( )
k=
( ) ( )
k=
( )
( )( )
k=
( )
k=
⁄
T= = 0,84 s
b. Silinder pejal
t rata-rata =
T= = 0,86 s
c. Silinder berongga
t rata-rata =
T= = 0,76 s
d. Piringan 174
t rata-rata =
T= = 1,47 s
e. Piringan 213
t rata-rata =
T= = 1,58 s
f. Kerucut pejal
t rata-rata =
T= = 0,77 s
t rata-rata =
T= =1,46 s
b. Pada jarak
t rata-rata =
T= = 1,53 s
c. Pada jarak 5
t rata-rata =
T= = 1,64 s
t rata-rata =
T= = 1,85 s
e. Pada jarak
t rata-rata =
T= = 3,54 s
G. Pembahasan
Pada praktikum momen inersia, khususnya pada percobaan
pertama kami dapat membuktikan bahwa jari-jari dan massa menjadi
faktor untuk menentukan besar atau kecilnya momen inersia yang bekerja
pada benda. Dan kami telah mendapat data pada percobaan pertama bahwa
semakin besar jari-jari benda maka akan semakin besar pula momen
inersianya. Begitupun dengan massa, semakin besar massa benda maka
akan semakin besar pula momen inersianya. Hal ini dikarenakan bahwa
pada rumus (I = m.R2), momen inersia berbanding lurus dengan massa dan
kuadrat dari jari-jari benda. Dan pada praktikum momen inersia percobaan
pertama telah kami dapatkan bahwa benda yang momen inersianya paling
besar adalah piringan 213. Jika piringan 213 mempunyai momen inersia
terbesar, maka piringan 213 ini adalah benda yang terkuat untuk
mempertahankan posisinya. Disini posisi awal benda adalah diam
sehingga piringan 213 ini akan menjadi benda yang paling sulit untuk
bergerak.
Pada percobaan kedua kami telah membuktikan bahwa semakin
besar massa beban yang digantung maka simpangannya pun akan semakin
besar. Karena simpangan adalah jarak antara kedudukan benda yang
bergetar sampai kembali pada kedudukan seimbang, maka simpangan
terbesar terjadi ketika kami menggantungkan beban 25 kilogram.
Pada percobaan ketiga kami ingin menentukan periode diri alat
momen inersia. Disini kami ingin mengetahui kemampuan alat momen
inersia untuk mengukur momen inersia pada benda. Dan setelah
menyimpangkan alat sebesar 270 Kami mendapatkan hasil bahwa
periode diri alat momen inersia adalah 0,95 s. Dan ketika kami melakukan
praktikum pada percobaan ketiga ini, kami dapat mengetahui bahwa
semakin lama benda melakukan getaran (gerakan bolak balik disekitar titik
keseimbangan) maka semakin kecil sudut yang dihasilkan. Maksudnya
ialah sudut saat satu kali getaran akan lebih besar dibanding sudut ketika
dilakukan 5 kali getaran . Artinya, benda itu memiliki kemampuan untuk
mempertahankan posisi awalnya yaitu diam.
Pada percobaan keempat kami telah mendapatkan periode dari 6
buah benda tegar. Disini kami membuktikan bahwa semakin besar momen
inersia benda, maka akan semakin besar pula periode benda. Karena jika
kemampuan benda untuk mempertahankan posisi awalnya itu besar, maka
benda itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan satu kali
gerakan bolak balik. Oleh sebab itu, kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa momen inersia benda itu berbanding lurus dengan periode benda.
Sehingga semakin besar periode maka makin besar pula momen inersia
benda tersebut. Dan pada percobaan ketiga, benda yang mempunyai
periode paling besar adalah piringan 213.
Pada percobaan kelima kami ingin membuktikan hubungan antara
periode dengan jari- jari benda. Telah kami dapatkan bahwa benda berupa
piringan alumunium yang dipasang sejauh 0,1 m dengan pusat piringan
mempunyai periode terbesar, hal ini terjadi karena piringan yang dipasang
sejauh 0,1 m tersebut adalah jarak terjauh yang kita teliti dalam perobaan
ke-5 ini. Dari data yang kami catat dapat kami simpulkan bahwa semakin
jauh jarak lubang piringan yang menjadi pusat dengan lubang pertama
yang menjadi pusat piringan semakin besar periodenya. Sehingga jari- jari
benda berbanding lurus dengan periode benda.
2. Apa yang dimaksud dengan variabel dan tunjukan jenis variabel pada
percobaan ke-3! (periode diri alat momen inersia)
Jawab:
a) Variabel bebas adalah variabel / faktor yang dibuat bebas dan
bervariasi. Contohnya waktu (t) pada percobaan periode diri.
b) Variabel terikat atau juga bisa disebut variabel tergantung yaitu,
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Contohnya periode (T) pada
percobaan periode diri.
c) Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contohnya banyak getaran (n) pada percobaan periode diri.
Apabila nilai tetap, lalu nilai torsi itu besar maka nilai
inersiapun besar. Hal ini dikarenakan torsi/ momen gaya berbanding
lurus dengan inersia.
I. Kesimpulan
Dari praktikum momen inersia ini, kami dapat simpulkan bahwa:
1. Konstanta pegas spiral adalah nilai untuk menyatakan pegas yang ada
pada alat momen inersia. Adapun cara mencari konstanta pegas spiral
adalah dengan rumus .
2. Periode diri alat momen inersia adalah kemampuan alat momen inersia
untuk mengukur momen inersia (kemampuan untuk mempertahankan
posisi awalnya) pada benda.
3. Periode benda itu adalah banyaknya waktu yang diperlukan benda
untuk melakukan satu kali getaran. Dimana semakin besar jari- jari
pada benda, maka akan semakin besar pula periodenya. Karenanya,
periode berbanding lurus dengan jari- jari benda.
4. Momen inersia pada benda adalah kemampuan benda untuk cenderung
mempertahankan posisi awalnya. Momen inersia berbanding lurus
dengan massa dan jari- jari benda dan untuk setiap benda mempunyai
konstanta momen inersia yang berbeda dengan benda lain tergantung
pada bentuk dan porosnya.
5. Periode piringan alumunium semakin jauh jarak lubang piringan yang
menjadi pusat dengan lubang pertama yang menjadi pusat piringan
semakin besar periodenya.
6. Hubungan periode dengan momen inersia adalah berbanding lurus.
Sehingga semakin besar periode maka makin besar pula momen
inersia benda tersebut.
7. Simpangan adalah jarak antara kedudukan benda yang bergetar dari
kedudukan setimbangnya. Sudut simpangan dipengaruhi oleh massa
benda yang digantung. Semakin besar massa benda maka semakin
besar sudut simpangannya.
8. Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan posisi
awalnya. Adapun momen inersia dipengaruhi oleh massa dan jari- jari
yang dikuadratkan serta letak sumbu putar dan bentuk benda.
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Jakarta: Setia Purna
Inves
Piyambodo, Tri kuntoro. 2009. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi