FISIKA DASAR 1
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari kelenturan batang logam
2. Mencari nilai modulus elastisitas dari beberapa batang logam
3. Memahami konsep elastisitas
4. Membandingkan nilai keelastisan antara pelenturan tengah dan ujung
5. Mengukur besar modulus geser kawat
6. Mencari nilai kosntanta puntir kawat logam
B. Dasar Teori
Bilamana suatu gaya dikerahkan pada sebuah benda, panjang
benda tersebut akan berubah. Bila perubahan panjang lebih kecil
dibandingkan dengan panjang benda itu sendiri, eksperimen menunjukkan
bahwa perubahan panjang tersebut sebanding dengan besarnya gaya yang
dikerahkan pada benda itu. Proporsionalitas ini, dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan sistematis : 𝐹 = 𝑘 ∆𝑙 (Giancoli, 2014 : 303)
Dalam kenyataan, semua benda dapat berubah bentuk. Sangatlah
mungkin untuk merubah bentuk atau ukuran (atau keduanya) dari sebuah
benda dengan mengerjakan gaya eksternal padanya. Ketika perubahan ini
terjadi, bagaimanapun gaya-gaya internal dalam benda menolak perubahan
bentuk (deformasi) terseebut. (Raymond dan Jewett, 2014 : 566)
Tegangan=
Regangan=
Keterangan:
: Jarak lentur (m)
P : Berat beban (kg)
L : Panjang batang (m)
E : Modulus young ( ⁄𝑚 )
b : Lebar batang (m)
d : Tebal batang (m)
Nilai-nilai pada modulus young bergantung pada material benda
yang bersangkutan. Karena modulus young merupakan sifat dari
material saja dan tidak bergantung pada ukuran atau bentuk bendanya.
(Giancoli, 2014 : 304)
Ayunan puntir berupa sebuah piringan yang digantungkan pada
ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan.
Batang kawat tersebut dibuat tetap terhadap piringan tersebut. Pada
posisi seimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis radian dan
pusat piringan ketempat gantungan. Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal kearah posisi radian maka kawat akan terpuntir.
Kawat yang terpuntir akan melakukan rotasi pada piringan yang
cenderung akan kembali ketempat semula. (Alonso, 1994)
Ketika sebuah benda bergetar atau berosilasi bolak-balik, pada
lintasan yang sama, setiap osilasi memakan waktu yang sama, gerakan
itu bersifat periodik. Bentuk paling sederhana direpresentasikan oleh
sebuah benda yang berosilasi di ujung sebuah pegas seragam.
(Giancoli, 2014 : 369)
Suatu benda yang mengalami gerak periodik selalu mempunyai
posisi kesetimbangan yang stabil. Jika benda tersebut dijatuhkan dari
posisi ini dan dilepaskan akan timbul suatu gaya atau torsi untuk
menarik benda tersebut kembali ke posisi setimbangnya. (Young and
Freedman, 2002 : 390)
Adapun ketika benda mengalami gerak osilasi, maka persamaannya
adalah √
Keterangan:
I : Momen inersia (kg.𝑚 )
𝑘 : Konstanta puntir (N.m)
Hubungan antara konstanta puntir dengan modulus geser
ditunjukkan dengan persamaan
Keterangan:
L : Panjang kawat (m)
R : Jari- jari kawat (m)
1. Batang logam 1
2. Tiang statif 3
Penjepit tiang
3. 1
statif
Mikrometer
4. 1
Sekrup
5. Dial gauge 1
6. Water pass 1
2. Ayunan Puntir
No. Gambar Nama Alat Jumlah
1. Batang logam 1
2. Kawat 1
3. Statif dinding 1
Penjepit kawat 1
4.
5. Mistar 1
6. Stopwatch 1
Mikrometer
7. 1
sekrup
8. Busur 1
D. Langkah Kerja
a) Modulus Young
1. Pelenturan tengah
No. Gambar Langkah Kerja
2. Pelenturan ujung
No. Gambar Langkah Kerja
b) Ayunan Puntir
No. Gambar Langkah Kerja
1. Pelenturan tengah
No. Massa beban (kg) Jarak lentur (m) Jarak penyangga (m)
1.
2.
3.
4.
5.
2. Pelenturan ujung
No. Massa beban (kg) Jarak lentur (m) Jarak penyangga (m)
1.
2.
3.
b) Ayunan Puntir
Diameter
No. Jenis kawat Massa Jenis ( )
kawat (m)
1. Kawat Tembaga 8930 𝑘 ⁄𝑚
Panjang Waktu 5x
Simpangan Konstanta Modulus
No. kawat ayunan
sudut ( ) puntir (𝑘) Geser (M)
(m) (s)
1. 0.2 15 33.66
2. 0.2 20 30.47
3. 0.2 25 27.50
4. 0.3 15 42.86
5. 0.3 20 39.10
6. 0.3 25 36.25
7. 0.4 15 55.12
8. 0.4 20 51.13
9. 0.4 25 49.50
F. Pengolahan Data
1. Modulus Young
a) Pelenturan tengah
- P= 0.05 kg
= 51.8 x
⁄𝑚
- P= 0.1 kg
= 25.9 x
⁄𝑚
- P= 0.15 kg
= 19.4 x
⁄𝑚
- P= 0.2 kg
= 15.9 x
⁄𝑚
- P= 0.25 kg
= 12.9 x
⁄𝑚
b) Pelenturan ujung
- L= 0.1 m
= 36 x
⁄𝑚
- L= 0.2 m
= 23.8 x
⁄𝑚
- L= 0.3 m
= 52 x
⁄𝑚
2. Ayunan Puntir
Massa jenis kawat tembaga ( )= 8930 𝑘 ⁄𝑚
Jari- jari kawat tembaga (R) = 0.007 cm= 𝑚
Massa kawat tembaga (m) = = 8930(3.14) (0.2)
= 𝑘
Massa kawat tembaga (m) = = 8930(3.14) (0.3)
= 𝑘
Massa kawat tembaga (m) = = 8930(3.14) (0.4)
= 𝑘
a) h= 20 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 1.49 𝑚
b) h= 20 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 1.82 𝑚
c) h= 20 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.23 𝑚
d) h= 30 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.09 𝑚
e) h= 30 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.51 𝑚
f) h= 30 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.91 𝑚
g) h= 40 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.49 𝑚
h) h= 40 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.87 𝑚
i) h= 40 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 3.29 𝑚
G. Pembahasan
Pada praktikum modulus young kami ingin membuktikan seberapa
kaku benda itu ketika kami uji dengan pemberian beban. Pada praktikum
modulus young terdapat 2 tempat pelenturan, yakni pelenturan tengah dan
pelenturan ujung.
Pada percobaan pertama yakni pelenturan tengah telah kami
dapatkan data bahwa jarak lentur yang dihasilkan lebih besar ketika kita
menggantungkan beban sebesar 0.25 kilogram di bandingkan 0.05
kilogram. Sehingga kami dapat menyimpulkannya bahwa semakin besar
beban yang kami berikan maka akan semakin besar pula jarak lenturnya.
Dan modulus young berbanding terbalik dengan keelastisan. Sehingga
benda yang digantungkan beban sebesar 0.05 kilogram akan memiliki nilai
modulus elastisitas terbesar.
Sifat keelastisan dimiliki oleh semua benda namun semua benda
tak bisa dikatakan sebagai benda elastis. Sehingga batang logam yang kita
uji pun (batang logam kuningan) akan memiliki sifat keelastisan. Sifat
keelastisan benda ada batasnya. Dan alasan mengapa pada percobaan
pertama dapat kami simpulkan bahwa semakin besar beban yang kami
berikan maka akan semakin besar pula jarak lenturnya, hal ini dikarenakan
benda masih belum mencapai batas maksimum keelastisannya sehingga
batang logam masih bisa menambah jarak lenturnya dan ketika tegangan
(beban) dihilangkan batang logam masih bisa kembali ke bentuk semula.
Apabila batang logam sudah mencapai batas maksimum elastis
nya, maka batang logam akan mengalami zona plastis yakni batang logam
akan berdeformasi secara permanen, artinya ketika tegangan (beban)
dihilangkan maka batang logam tak akan kembali ke bentuk asalnya.
Pada percobaan pertama kami juga dapat membuktikan bahwa
modulus elastisitas berbanding terbalik dengan jarak lentur. Sehingga yang
diberi beban sebesar 0.25 kilogram memiliki nilai modulus elastisitas yang
paling kecil artinya ketika diberi beban 0.25 kilogram batang logam
kuningan mengalami nilai kekakuan yang kecil sehingga didapatlah jarak
lentur yang besar.
Pada percobaan kedua, kami melakukan pelenturan ujung dengan
massa beban sama yakni 0.25 kilogram. Jarak lentur yang kami dapat
terbesar ketika beban digantungkan sejauh 0.3 meter. Dan pada percobaan
kali ini kami dapat membuktikan bahwa semakin panjang jarak lenturnya
maka akan semakin kecil modulus elastisitasnya. Dapat dilihat pada
pengolahan data bahwa modulus young terbesar ialah pada kelenturan
tengah dengan massa beban 0.05 kilogram.
Pada praktikum ayunan puntir kita telah mendapatkan data bahwa
modulus geser akan lebih besar ketika cakram digantungkan pada kawat
dengan panjang 0.3 meter hal ini dikarenakan modulus geser berbanding
lurus dengan panjang kawat.
Pada hasil data dapat kita lihat, semakin besar derajat simpangan
yang dikerahkan, semakin sedikit waktu yang diperlukan dan sebaliknya.
Periode yang didapat akan lebih besar ketika diberikan sudut (simpangan)
terkecil. Jadi, periode akan berbanding terbalik dengan simpangan sudut.
Panjang kawat juga mempengaruhi bila semakin panjang kawat,
maka akan semakin lama juga waktu tempuh ayunan puntir dalam
berosilasi.
Dilihat dari data yang kami dapat bahwa semakin panjang kawat
dengan simpangan yang sama, kosntanta puntir yang didapat akan lebih
besar ketika panjang kawat 0.2 meter (terpendek) hal ini dikarenakan
konstanta puntir berbanding terbalik dengan panjang kawat. Artinya pada
panjang kawat 0.2 meter akan memiliki batas maksimal elastis terbesar
ketika kawat logam (tembaga) dipuntir.
Modulus geser akan lebih besar ketika kawat semakin panjang dan
simpangan sudut yang semakin besar. Dari data yang kami dapat modulus
geser terbesar ada ketika kawat dengan panjang 0.4 meter (terpanjang) dan
sudut simpangan 25 (terbesar). Sehingga pada panjang kawat 0.4 meter
dengan sudut simpangan 25 memiliki beda panjang kawat tembaga ketika
sebelum dan sesudah dipuntir yang terbesar.
0,0002
0,00015
0,0001
0,00005
0
0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Pembahasan:
Jarak lentur berbanding lurus dengan massa beban.
Maka apabila beban yang diberikan semakin besar maka
jarak lentur benda akan semakin besar juga. Dan kondisi
ini juga dikarenakan panjang antar 2 statif di setiap
penambahan beban sama (tidak berubah) yakni 0,3 m.
Sehingga, faktor yang mempengaruhinya ialah massa dari
bebannya. Bisa kita lihat pada tabel diatas bahwa jarak
lentur terbesar ialah ketika kita memberikan beban
sebesar 0,25 kg.
Pelenturan ujung
0,006
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0,25 0,25 0,25
Pembahasan:
Jarak lentur dengan massa beban ialah berbanding lurus.
Namun, pada hal ini massa yang diberikan sama yaitu
0,25 kg. Sehingga, massa beban tak mempengaruhi
perubahan jarak lentur. Adapun mengapa grafik tersebut
naik dikarenakan hal yang mempengaruhi jarak lentur
pada pelenturan ujung ialah jarak antar 2 tumpuan statif
(jarak penyangga).
2. Buatlah grafik jarak lentur terhadap jarak penyangga dengan beban
tetap dari kedua lenturan!
Jawab:
Pelenturan ujung
Pembahasan:
Jarak lentur berbanding lurus dengan jarak penyangga.
Akibatnya, apabila jarak penyangganya besar maka jarak
lentur yang dihasilkan pun besar. Dan bisa kita lihat pada
grafik bahwa jarak lentur terbesar ialah ketika jarak
penyangganya 0.3 meter.
Pelenturan tengah
0,0002
0,00015
0,0001
0,00005
0
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pembahasan:
Pada pelenturan tengah, jarak penyangga tidak
mempengaruhi jarak lentur. Dikarenakan jarak penyangga
yang kita lakukan pada praktikum sama yakni 0.3 meter.
Dan mengapa grafik menunjuk naik karena yang
mempengaruhi pada pelenturan tengah ialah massa beban
yang digantungkan.
Pelenturan ujung
Massa Jarak Jarak Modulus
No
beban (kg) lentur(m) penyangga(m) young ⁄𝑚
1
2
3
Pembahasan:
Batang logam yang kami gunakan pada praktikum kali ini ialah
batang logam kuningan. Dan dari data yang kami dapat modulus
young terbesar ialah (pelenturan tengah).
b) Ayunan puntir
1. Buatlah grafik periode kuadrat terhadap momen inersia kawat!
Jawab:
a) Percobaan dengan h= 20 cm
h= 20 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
h= 20 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
h= 20 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
Grafik Periode Kuadrat
terhadap Momen Inersia
50
40
30
20
10
b) Percobaan dengan h= 30 cm
h= 30 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
h= 30 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
h= 30 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
Grafik Periode Kuadrat
terhadap Momen Inersia
80
60
40
20
c) Percobaan dengan h= 40 cm
h= 40 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
h= 40 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
h= 40 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
Grafik Periode Kuadrat terhadap
Momen Inersia
120
100
80
60
40
20
0
Pembahasan:
Pada intinya simpangan memberikan pengaruh terhadap
osilasi kawat tembaga tersebut. Semakin besar simpangan
yang diberikan maka akan semakin cepat benda itu
melakukan 1 kali getaran, sehingga cakram yang disimpang
dengan sudut 30 akan mempunyai periode yang lebih
kecil.
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 3.12 𝑚
b) h= 20 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 4.94 𝑚
c) h= 20 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 7.54 𝑚
Percobaan 2
a) h= 30 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 1.9 𝑚
b) h= 30 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.88 𝑚
c) h= 30 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 3.71 𝑚
Percobaan 3
a) h= 40 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 2.3 𝑚
b) h= 40 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 3.03 𝑚
c) h= 40 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
k= M= 𝑘
M= ( = 3.97 𝑚
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
e) h= 20 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
f) h= 20 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
Percobaan 2
d) h= 30 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
e) h= 30 cm = 20
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
f) h= 30 cm = 25
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
Percobaan 3
d) h= 40 cm = 15
T=
I= m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
k= 𝑚
e) h= 40 cm = 20
T=
I=
m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
f) h= 40 cm = 25
T=
I=
m 𝑘 ⁄𝑚
T= √ k=
( )
k= 𝑚
4. Dapatkah cara ini dipakai untuk menentukan jenis kawat yang
digunakan?
Jawab:
antara kosntanta puntir dan modulus geser. Dan kita bisa tahu jenis
kawat apa yang digunakan kita bisa cari modulus gesernya dan
bandingkan dengan data modulus geser yang sudah ter-standar
internasional dan lihat data kita lebih mendekati yang jenis seperti
apa.
I. Kesimpulan
1. Kelenturan adalah keadaan dimana suatu benda itu lentur. Lentur
adalah sifat benda yang tidak mudah patah ketika di lekuk- lekukan
dan tidak kaku.
2. Modulus young adalah suatu ukuran bagaimana suatu struktur/ bahan
dari benda itu akan rusak dan berubah apabila diberikan tegangan
melebihi batas maksimum elastis benda. Adapun cara mencari
modulus young ialah membandingkan tegangan dengan regangan.
3. Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali ke keadaan
awalnya ketika gaya (tegangan) pada benda dihilangkan. Semua benda
mempunyai elastisitas namun tak semua benda dapat dikatakan benda
yang elastis.
4. Benda mengalami keelastisan terbesar ketika benda melakukan
pelenturan ujung dari pada pelenturan tengah. Dan benda memiliki
modulus elastisitas terbesar ketika benda mengalami pelenturan
tengah.
5. Modulus geser bisa kita cari dengan periodenya. Lalu kita memakai