Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 1
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”

Tanggal Pengumpulan : Minggu, 12 November 2017


Tanggal Praktikum : Selasa, 07 November 2017
Waktu Praktikum : 07.30 – 09.00 WIB

Nama : Aida Nur Azki Utami


NIM : 11170163000017
Kelompok/ Kloter : 8 (Delapan) / 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. Fajar (11170163000009)
Kelas : Pendidikan Fisika 1A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
“MODULUS YOUNG DAN AYUNAN PUNTIR”

A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari kelenturan batang logam
2. Mencari nilai modulus elastisitas dari beberapa batang logam
3. Memahami konsep elastisitas
4. Membandingkan nilai keelastisan antara pelenturan tengah dan ujung
5. Mengukur besar modulus geser kawat
6. Mencari nilai kosntanta puntir kawat logam

B. Dasar Teori
Bilamana suatu gaya dikerahkan pada sebuah benda, panjang
benda tersebut akan berubah. Bila perubahan panjang lebih kecil
dibandingkan dengan panjang benda itu sendiri, eksperimen menunjukkan
bahwa perubahan panjang tersebut sebanding dengan besarnya gaya yang
dikerahkan pada benda itu. Proporsionalitas ini, dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan sistematis : 𝐹 = 𝑘 ∆𝑙 (Giancoli, 2014 : 303)
Dalam kenyataan, semua benda dapat berubah bentuk. Sangatlah
mungkin untuk merubah bentuk atau ukuran (atau keduanya) dari sebuah
benda dengan mengerjakan gaya eksternal padanya. Ketika perubahan ini
terjadi, bagaimanapun gaya-gaya internal dalam benda menolak perubahan
bentuk (deformasi) terseebut. (Raymond dan Jewett, 2014 : 566)

Apabila sebuah benda diregangkan melewati batas elastis, maka


daerah tersebut akan memasuki daerah plastis, benda tak lagi akan kembali
ke panjang aslinya bilamana gaya eksternal dihilangkan dari benda,
melainkan akan mengalami defprmasi secara permanen-seperti sebuah klip
kertas yang dibengkokkan. Perubahan panjang maksimum akan dicapai
pada titik batas patah. Besarnya gaya maksimum yang dapat dikerjakan
pada benda tanpa menjadikan benda itu patah disebut kekuatan ultimate
untuk material yang bersangkutan. (Giancoli, 2014 : 303)
Tegangan adalah perubahan panjang benda yang berbanding lurus
dengan hasil kali panjang itu sendiri.

Tegangan=

Regangan adalah rasio perubahan panjang terhadap panjang asli


benda.

Regangan=

Modulus young adalah besaran yang menyatakan sifat elastis suatu


bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah
batang atau kabel atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan
akibat pengaruh beban. Konstanta k atau perbandingan gaya terhadap
perpanjangan disebut konstanta gaya atau konstanta pegas. Bilangannya
sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan
satuan. (Giancoli, 2014: 304 )
Menentukan besarnya modulus young dari suatu bahan tidak
terlepas dari sifat elastisitas suatu benda dan batas elastisnya. Elastisitas
adalah sifat dimana benda kembali pada ukuran dan bentuk awalnya ketika
gaya- gaya yang mengubah bentuknya dihilangkan. Batas elastis suatu
benda adalah tegangan terkecil yang akan menghasilkan gangguan
permanen pada benda. Ketika diberikan tegangan melebihi batas ini, benda
tidak akan kembali persis seperti keadaan awalnya setelah tegangan
tersebut dihilangkan. (Tipler, 1998)
Adapun persamaan modulus young ialah:
𝐹⁄
𝑙 ⁄𝑙
Keterangan:
F : Gaya (N)
A : Luas penampang (𝑚 )
Δl : Perubahan panjang (m)
𝑙 : Panjang awal (m)
Pelenturan terbagi menjadi 2, yakni pelenturan tengah dan
pelenturan ujung. Pada pelenturan tengah persamaannya

Sedangkan pada pelenturan ujung persamaannya

Keterangan:
: Jarak lentur (m)
P : Berat beban (kg)
L : Panjang batang (m)
E : Modulus young ( ⁄𝑚 )
b : Lebar batang (m)
d : Tebal batang (m)
Nilai-nilai pada modulus young bergantung pada material benda
yang bersangkutan. Karena modulus young merupakan sifat dari
material saja dan tidak bergantung pada ukuran atau bentuk bendanya.
(Giancoli, 2014 : 304)
Ayunan puntir berupa sebuah piringan yang digantungkan pada
ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan.
Batang kawat tersebut dibuat tetap terhadap piringan tersebut. Pada
posisi seimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis radian dan
pusat piringan ketempat gantungan. Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal kearah posisi radian maka kawat akan terpuntir.
Kawat yang terpuntir akan melakukan rotasi pada piringan yang
cenderung akan kembali ketempat semula. (Alonso, 1994)
Ketika sebuah benda bergetar atau berosilasi bolak-balik, pada
lintasan yang sama, setiap osilasi memakan waktu yang sama, gerakan
itu bersifat periodik. Bentuk paling sederhana direpresentasikan oleh
sebuah benda yang berosilasi di ujung sebuah pegas seragam.
(Giancoli, 2014 : 369)
Suatu benda yang mengalami gerak periodik selalu mempunyai
posisi kesetimbangan yang stabil. Jika benda tersebut dijatuhkan dari
posisi ini dan dilepaskan akan timbul suatu gaya atau torsi untuk
menarik benda tersebut kembali ke posisi setimbangnya. (Young and
Freedman, 2002 : 390)
Adapun ketika benda mengalami gerak osilasi, maka persamaannya

adalah √
Keterangan:
I : Momen inersia (kg.𝑚 )
𝑘 : Konstanta puntir (N.m)
Hubungan antara konstanta puntir dengan modulus geser
ditunjukkan dengan persamaan

Keterangan:
L : Panjang kawat (m)
R : Jari- jari kawat (m)

C. Alat dan Bahan


1. Modulus Young
No. Gambar Nama Alat Jumlah

1. Batang logam 1

2. Tiang statif 3

Penjepit tiang
3. 1
statif
Mikrometer
4. 1
Sekrup

5. Dial gauge 1

6. Water pass 1

2. Ayunan Puntir
No. Gambar Nama Alat Jumlah

1. Batang logam 1

2. Kawat 1

3. Statif dinding 1
Penjepit kawat 1
4.

5. Mistar 1

6. Stopwatch 1

Mikrometer
7. 1
sekrup

8. Busur 1
D. Langkah Kerja
a) Modulus Young
1. Pelenturan tengah
No. Gambar Langkah Kerja

Ukur lebar dan tebal dari batang


1.
logam

Susun tiang statif dengan


2. penjepitnya serta jepit batang
logam

Pasang waterpass pada batang


logam agar tahu bahwa
3.
permukaan batang logam itu
lurus (tidak miring sebelah)

Atur jarak penyangga sebesar 30


4.
cm

Gantungkan beban sebesar 50


gram dan tambah setiap 50 gram
5.
hingga beban yang digantung
sebesar 250 gram
Catat perubahan jarak lentur
6.
disetiap pertambahan bebannya

2. Pelenturan ujung
No. Gambar Langkah Kerja

Ukur lebar dan tebal dari batang


1.
logam

Susun tiang statif dengan


penjepitnya serta jepit batang
2.
logam lalu kencangkan dengan
cara memutar pada baut penjepit
Pasang waterpass pada batang
logam agar tahu bahwa
3.
permukaan batang logam itu
lurus (tidak miring sebelah)

Atur jarak penyangga dan dial


4. gauge sebesar 10 cm lalu ubah
menjadi 20 cm dan 30 cm

Gantungkan beban sebesar 250


gram dan ukur perubahan jarak
5.
lentur dengan memvariasikan
jarak penyangga

Catat perubahan jarak lentur


6.
disetiap pertambahan bebannya

b) Ayunan Puntir
No. Gambar Langkah Kerja

Gantungkan cakram pada poros


1.
yang melalui pusat massa

Ukur diameter cakram dan


2.
massa cakram
Ukur panjang kawat mulai dari
3.
20 cm

Pasang cakram dan gantungkan


4.
pada statif dinding

Putar cakram dengan sudut 15


5. kemudian lepaskan sehingga
benda berisolasi

Ulangi dengan merubah panjang


kawat menjadi 20 cm, 30 cm.
6.
Dan dengan perubahan sudut
menjadi 20 dan 25

Catat waktu yang diperoleh


7.
untuk melakukan 5 kali ayunan
E. Data Percobaan
a) Modulus Young
Lebar batang Tebal Panjang
No. Jenis batang
(m) batang (m) batang (m)
1. Batang tembaga m m m

1. Pelenturan tengah
No. Massa beban (kg) Jarak lentur (m) Jarak penyangga (m)
1.
2.
3.
4.
5.

2. Pelenturan ujung
No. Massa beban (kg) Jarak lentur (m) Jarak penyangga (m)
1.
2.
3.

b) Ayunan Puntir
Diameter
No. Jenis kawat Massa Jenis ( )
kawat (m)
1. Kawat Tembaga 8930 𝑘 ⁄𝑚
Panjang Waktu 5x
Simpangan Konstanta Modulus
No. kawat ayunan
sudut ( ) puntir (𝑘) Geser (M)
(m) (s)
1. 0.2 15 33.66
2. 0.2 20 30.47
3. 0.2 25 27.50
4. 0.3 15 42.86
5. 0.3 20 39.10
6. 0.3 25 36.25
7. 0.4 15 55.12
8. 0.4 20 51.13
9. 0.4 25 49.50

F. Pengolahan Data
1. Modulus Young
a) Pelenturan tengah

- P= 0.05 kg

= 51.8 x

⁄𝑚
- P= 0.1 kg

= 25.9 x

⁄𝑚
- P= 0.15 kg

= 19.4 x

⁄𝑚
- P= 0.2 kg
= 15.9 x

⁄𝑚
- P= 0.25 kg

= 12.9 x

⁄𝑚

b) Pelenturan ujung

- L= 0.1 m

= 36 x

⁄𝑚
- L= 0.2 m

= 23.8 x

⁄𝑚
- L= 0.3 m

= 52 x

⁄𝑚
2. Ayunan Puntir
Massa jenis kawat tembaga ( )= 8930 𝑘 ⁄𝑚
Jari- jari kawat tembaga (R) = 0.007 cm= 𝑚
Massa kawat tembaga (m) = = 8930(3.14) (0.2)
= 𝑘
Massa kawat tembaga (m) = = 8930(3.14) (0.3)
= 𝑘
Massa kawat tembaga (m) = = 8930(3.14) (0.4)
= 𝑘
a) h= 20 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 1.49 𝑚

b) h= 20 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 1.82 𝑚

c) h= 20 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘
M= ( = 2.23 𝑚

d) h= 30 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 2.09 𝑚

e) h= 30 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 2.51 𝑚

f) h= 30 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚
k= M= 𝑘

M= ( = 2.91 𝑚

g) h= 40 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 2.49 𝑚

h) h= 40 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 2.87 𝑚

i) h= 40 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=
k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 3.29 𝑚

G. Pembahasan
Pada praktikum modulus young kami ingin membuktikan seberapa
kaku benda itu ketika kami uji dengan pemberian beban. Pada praktikum
modulus young terdapat 2 tempat pelenturan, yakni pelenturan tengah dan
pelenturan ujung.
Pada percobaan pertama yakni pelenturan tengah telah kami
dapatkan data bahwa jarak lentur yang dihasilkan lebih besar ketika kita
menggantungkan beban sebesar 0.25 kilogram di bandingkan 0.05
kilogram. Sehingga kami dapat menyimpulkannya bahwa semakin besar
beban yang kami berikan maka akan semakin besar pula jarak lenturnya.
Dan modulus young berbanding terbalik dengan keelastisan. Sehingga
benda yang digantungkan beban sebesar 0.05 kilogram akan memiliki nilai
modulus elastisitas terbesar.
Sifat keelastisan dimiliki oleh semua benda namun semua benda
tak bisa dikatakan sebagai benda elastis. Sehingga batang logam yang kita
uji pun (batang logam kuningan) akan memiliki sifat keelastisan. Sifat
keelastisan benda ada batasnya. Dan alasan mengapa pada percobaan
pertama dapat kami simpulkan bahwa semakin besar beban yang kami
berikan maka akan semakin besar pula jarak lenturnya, hal ini dikarenakan
benda masih belum mencapai batas maksimum keelastisannya sehingga
batang logam masih bisa menambah jarak lenturnya dan ketika tegangan
(beban) dihilangkan batang logam masih bisa kembali ke bentuk semula.
Apabila batang logam sudah mencapai batas maksimum elastis
nya, maka batang logam akan mengalami zona plastis yakni batang logam
akan berdeformasi secara permanen, artinya ketika tegangan (beban)
dihilangkan maka batang logam tak akan kembali ke bentuk asalnya.
Pada percobaan pertama kami juga dapat membuktikan bahwa
modulus elastisitas berbanding terbalik dengan jarak lentur. Sehingga yang
diberi beban sebesar 0.25 kilogram memiliki nilai modulus elastisitas yang
paling kecil artinya ketika diberi beban 0.25 kilogram batang logam
kuningan mengalami nilai kekakuan yang kecil sehingga didapatlah jarak
lentur yang besar.
Pada percobaan kedua, kami melakukan pelenturan ujung dengan
massa beban sama yakni 0.25 kilogram. Jarak lentur yang kami dapat
terbesar ketika beban digantungkan sejauh 0.3 meter. Dan pada percobaan
kali ini kami dapat membuktikan bahwa semakin panjang jarak lenturnya
maka akan semakin kecil modulus elastisitasnya. Dapat dilihat pada
pengolahan data bahwa modulus young terbesar ialah pada kelenturan
tengah dengan massa beban 0.05 kilogram.
Pada praktikum ayunan puntir kita telah mendapatkan data bahwa
modulus geser akan lebih besar ketika cakram digantungkan pada kawat
dengan panjang 0.3 meter hal ini dikarenakan modulus geser berbanding
lurus dengan panjang kawat.
Pada hasil data dapat kita lihat, semakin besar derajat simpangan
yang dikerahkan, semakin sedikit waktu yang diperlukan dan sebaliknya.
Periode yang didapat akan lebih besar ketika diberikan sudut (simpangan)
terkecil. Jadi, periode akan berbanding terbalik dengan simpangan sudut.
Panjang kawat juga mempengaruhi bila semakin panjang kawat,
maka akan semakin lama juga waktu tempuh ayunan puntir dalam
berosilasi.
Dilihat dari data yang kami dapat bahwa semakin panjang kawat
dengan simpangan yang sama, kosntanta puntir yang didapat akan lebih
besar ketika panjang kawat 0.2 meter (terpendek) hal ini dikarenakan
konstanta puntir berbanding terbalik dengan panjang kawat. Artinya pada
panjang kawat 0.2 meter akan memiliki batas maksimal elastis terbesar
ketika kawat logam (tembaga) dipuntir.
Modulus geser akan lebih besar ketika kawat semakin panjang dan
simpangan sudut yang semakin besar. Dari data yang kami dapat modulus
geser terbesar ada ketika kawat dengan panjang 0.4 meter (terpanjang) dan
sudut simpangan 25 (terbesar). Sehingga pada panjang kawat 0.4 meter
dengan sudut simpangan 25 memiliki beda panjang kawat tembaga ketika
sebelum dan sesudah dipuntir yang terbesar.

H. Tugas Pasca Praktikum


a) Modulus young
1. Buatlah grafik jarak lentur terhadap beban dengan jarak penyangga
tetap dari pelenturan tengah dan ujung!
Jawab:
 Pelenturan tengah

Grafik Jarak Lentur


terhadap Beban
0,00025

0,0002

0,00015

0,0001

0,00005

0
0,05 0,1 0,15 0,2 0,25

Pembahasan:
Jarak lentur berbanding lurus dengan massa beban.
Maka apabila beban yang diberikan semakin besar maka
jarak lentur benda akan semakin besar juga. Dan kondisi
ini juga dikarenakan panjang antar 2 statif di setiap
penambahan beban sama (tidak berubah) yakni 0,3 m.
Sehingga, faktor yang mempengaruhinya ialah massa dari
bebannya. Bisa kita lihat pada tabel diatas bahwa jarak
lentur terbesar ialah ketika kita memberikan beban
sebesar 0,25 kg.

 Pelenturan ujung

Grafik Jarak Lentur terhadap


Beban
0,007

0,006

0,005

0,004

0,003

0,002

0,001

0
0,25 0,25 0,25

Pembahasan:
Jarak lentur dengan massa beban ialah berbanding lurus.
Namun, pada hal ini massa yang diberikan sama yaitu
0,25 kg. Sehingga, massa beban tak mempengaruhi
perubahan jarak lentur. Adapun mengapa grafik tersebut
naik dikarenakan hal yang mempengaruhi jarak lentur
pada pelenturan ujung ialah jarak antar 2 tumpuan statif
(jarak penyangga).
2. Buatlah grafik jarak lentur terhadap jarak penyangga dengan beban
tetap dari kedua lenturan!
Jawab:
 Pelenturan ujung

Grafik Jarak Lentur


terhadap Jarak Penyangga
0,007
0,006
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0,1 0,2 0,3

Pembahasan:
Jarak lentur berbanding lurus dengan jarak penyangga.
Akibatnya, apabila jarak penyangganya besar maka jarak
lentur yang dihasilkan pun besar. Dan bisa kita lihat pada
grafik bahwa jarak lentur terbesar ialah ketika jarak
penyangganya 0.3 meter.
 Pelenturan tengah

Grafik Jarak Lentur terhadap


Jarak Penyangga
0,00025

0,0002

0,00015

0,0001

0,00005

0
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pembahasan:
Pada pelenturan tengah, jarak penyangga tidak
mempengaruhi jarak lentur. Dikarenakan jarak penyangga
yang kita lakukan pada praktikum sama yakni 0.3 meter.
Dan mengapa grafik menunjuk naik karena yang
mempengaruhi pada pelenturan tengah ialah massa beban
yang digantungkan.

3. Bandingkan besar pengukuran modulus young batang logam dari


hasil percobaan literature!
Jawab:
Batang logam yang digunakan adalah batang yang terbuat dari
kuningan yang mempunyai tetapan modulus elastisitas yakni
.
Dan dari data yang kami dapat modulus young
 Pelenturan tengah
Massa Jarak Jarak Modulus
No
beban (kg) lentur(m) penyangga(m) young ⁄𝑚
1
2
3
4
5

 Pelenturan ujung
Massa Jarak Jarak Modulus
No
beban (kg) lentur(m) penyangga(m) young ⁄𝑚
1
2
3
Pembahasan:
Batang logam yang kami gunakan pada praktikum kali ini ialah
batang logam kuningan. Dan dari data yang kami dapat modulus
young terbesar ialah (pelenturan tengah).

b) Ayunan puntir
1. Buatlah grafik periode kuadrat terhadap momen inersia kawat!
Jawab:
a) Percobaan dengan h= 20 cm
 h= 20 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

 h= 20 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

 h= 20 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚
Grafik Periode Kuadrat
terhadap Momen Inersia
50

40

30

20

10

b) Percobaan dengan h= 30 cm
 h= 30 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

 h= 30 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

 h= 30 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚
Grafik Periode Kuadrat
terhadap Momen Inersia
80

60

40

20

c) Percobaan dengan h= 40 cm
 h= 40 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

 h= 40 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

 h= 40 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚
Grafik Periode Kuadrat terhadap
Momen Inersia
120
100
80
60
40
20
0

Pembahasan:
Pada intinya simpangan memberikan pengaruh terhadap
osilasi kawat tembaga tersebut. Semakin besar simpangan
yang diberikan maka akan semakin cepat benda itu
melakukan 1 kali getaran, sehingga cakram yang disimpang
dengan sudut 30 akan mempunyai periode yang lebih
kecil.

2. Hitung nilai modulus geser dari grafik no.1!


Jawab:
 Percobaan 1
a) h= 20 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 3.12 𝑚
b) h= 20 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 4.94 𝑚

c) h= 20 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 7.54 𝑚

 Percobaan 2
a) h= 30 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚
k= M= 𝑘

M= ( = 1.9 𝑚

b) h= 30 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 2.88 𝑚

c) h= 30 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 3.71 𝑚
 Percobaan 3
a) h= 40 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 2.3 𝑚

b) h= 40 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚

k= M= 𝑘

M= ( = 3.03 𝑚

c) h= 40 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚
k= M= 𝑘

M= ( = 3.97 𝑚

3. Hitung nilai konstanta puntir 𝑘 setiap panjang tali!


Jawab:
 Percobaan 1
d) h= 20 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

e) h= 20 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

f) h= 20 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=
k= 𝑚

 Percobaan 2
d) h= 30 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚

e) h= 30 cm = 20

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

f) h= 30 cm = 25

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚
 Percobaan 3
d) h= 40 cm = 15

T=

I= m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

k= 𝑚

e) h= 40 cm = 20

T=

I=
m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚

f) h= 40 cm = 25

T=

I=
m 𝑘 ⁄𝑚

T= √ k=

( )
k= 𝑚
4. Dapatkah cara ini dipakai untuk menentukan jenis kawat yang
digunakan?
Jawab:

Bisa. Dikarenakan dengan persamaan k= ada hubungan

antara kosntanta puntir dan modulus geser. Dan kita bisa tahu jenis
kawat apa yang digunakan kita bisa cari modulus gesernya dan
bandingkan dengan data modulus geser yang sudah ter-standar
internasional dan lihat data kita lebih mendekati yang jenis seperti
apa.

5. Faktor yang mungkin menyebabkan kesalahan pada percobaan ini!


Jawab:
a. Ketika melepas cakram setelah di beri sudut, cakram biasanya
bergerak-gerak (bukan osilasi) dalam geraknya, sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk 5x getaran menjadi semakin
lama.
b. Mengukur diameter kawat.

6. Buatlah analisis dan beri kesimpulan dari percobaan ini!


Jawab:
Dalam praktikum ayunan puntir. Semakin panjang kawat maka
akan semakin besar modulus gesernya. Dan nilai dari modulus
geser berbanding terbalik dengan konstanta puntir. Massa kawat
tak perlu dicari dengan menimbang kawat akan tetapi dapat dicari
dengan menghubungkannya dengan massa jenis.

I. Kesimpulan
1. Kelenturan adalah keadaan dimana suatu benda itu lentur. Lentur
adalah sifat benda yang tidak mudah patah ketika di lekuk- lekukan
dan tidak kaku.
2. Modulus young adalah suatu ukuran bagaimana suatu struktur/ bahan
dari benda itu akan rusak dan berubah apabila diberikan tegangan
melebihi batas maksimum elastis benda. Adapun cara mencari
modulus young ialah membandingkan tegangan dengan regangan.
3. Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali ke keadaan
awalnya ketika gaya (tegangan) pada benda dihilangkan. Semua benda
mempunyai elastisitas namun tak semua benda dapat dikatakan benda
yang elastis.
4. Benda mengalami keelastisan terbesar ketika benda melakukan
pelenturan ujung dari pada pelenturan tengah. Dan benda memiliki
modulus elastisitas terbesar ketika benda mengalami pelenturan
tengah.
5. Modulus geser bisa kita cari dengan periodenya. Lalu kita memakai

persamaan T= √ , lalu mencari modulus geser dengan persamaan

hubungan antara modulus geser dan konstanta puntir k= .

6. Konstanta puntir merupakan suatu tetapan dari logam yang dapat


dipuntir hingga batas elastisitasnya. Konstanta puntir berbanding lurus
dengan modulus geser, jadi semakin besar modulus gesernya, semakin
besar konstanta puntirnya. Akan tetapi konstanta puntir berbanding
terbalik dengan panjang kawat. Semakin panjang kawat, semakin kecil
nilai konstanta puntirnya.

J. Kritik dan Saran


1. Hendaknya praktikan selalu mengecek alat sebelum memulai
praktikum
2. Hendaknya praktikan menguasai materi tentang modulus young
dan ayunan puntir untuk mempermudah jalannya praktikum
3. Bertindak cepat dan tepat dalam proses berlangsungnya praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo. 1994. Dasar- Dasar Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta:


Erlangga
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Edisi ketujuh Jilid I. Ciracas : Erlangga
Serway, Raymond A. dan John W. Jewett. 2004. Fisika untuk Sains dan
Teknik. Jakarta : Salemba Empat
Tipler, paul A. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas.
Jakarta : Erlangga
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai