Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 1
MOMENTUM & IMPULS

Tanggal Pengumpulan : Senin, 25 September 2017


Tanggal Praktikum : Rabu, 20 September 2017
Waktu Praktikum : 13.30 – 15.00 WIB

Nama : Aida Nur Azki Utami


NIM : 11170163000017
Kelompok/Kloter : 1 (Satu) / 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. Mery Mariam Aprilia (11170163000004)
Kelas : Pendidikan Fisika 1 A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari hukum konservasi energi
2. Mengetahui konsep momentum linier
3. Menentukan tumbukan elastis dan tidak elastis
4. Mengatahui kecepatan bola ketika diberi gaya serta terjadi tumbukan
5. Mengetahui energi kinetik bola

B. DASAR TEORI
Momentum adalah besaran vektor yang merupakan perkalian dari
massa dan kecepatan dari suatu benda atau partikel. Satuan standar
momentum besarnya adalah kilogram meter per detik (kg·m / s atau
kg·m·s -1). Atau, gram-sentimeter per detik (g · cm / s atau g · cm · s -1)
dapat digunakan untuk mengekspresikan besarnya momentum. Arah
vektor momentum dapat dinyatakan dalam berbagai cara, tergantung pada
jumlah dimensi yang terlibat, dan adalah sama dengan arah vektor
kecepatan. Karena momentum merupakan hasil kali antara massa benda
dengan kecepatan gerak benda tersebut. Jadi momentum suatu benda
selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda. ( Hamidah, 2009)
Hukum kekekalan momentum dapat digunakan pada keadaan
dimana hukum

p = mv .................................................................................(1)

Ketika gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel adalah nol,
maka laju perubahan momentum total adalah nol, dan momentum total
sistem tetap konstan :

p = mv = = konstan .............................................................(2)

Hasil ini dikenal sebagai hukum kekekalan momentum : ”Jika gaya


eksternal neto pada suatu sistem nol, maka kecepatan pusat
massa sistem konstan dan momentum total sistem kekal; artinya
momentum totalnya tetap konstan.” (Tipler, Paul A. 1998:221)

Pada peristiwa tumbukan antara dua benda yang masing-masing


massanya m1dan m2 dengan kecepatan sebelum tumbukan v1 dan v2
sedangkan kecepatan setelah tumbukan adalah v1’ dan v2’ serta tidak
dipengaruhi gaya eksternal, berlaku hukum kekekalan momentum linier

m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2. v2’ .................................... (3)

Jika pada tumbukan tidak ada panas yng dihasilkan, maka energi
kinetiknya juga kekal. Tumbukan seperti ini dinamakan tumbukan lenting
sempuna. Sedangkan Untuk tumbukan lenting sempurna, energi awal sama
dengan energi akhir.

Jika tidak ada perubahan energi potensial internal sistem, energi


kinetik akhir sama dengan energi kinetik awal. Sehingga pada tumbukan
lenting sempurna, kelajuan saling menjauh relatif setelah tumbukan
sama dengan kelajuan saling mendekat relatif sebelum tumbukan.
(Tipler, Paul A. 1998:229-230)

Hukum Kekekalan Momentum :


m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
P1 + P2 = P1’ + P2’
Tumbukan adalah suatu peristiwa terisolasi dimana dua atau lebih
benda (benda-benda yang berttumbukan) saling mendesakkan gaya gaya
relatif kuat selama waktu yang relatif singkat. (Halliday, 1995: 362).

Tumbukan digunakan untuk melambangkan kejadian dimana dua


partikel saling mendekat dan saling berinteraksi menggunakan gaya-gaya.
Selang waktu dimana kecepatan partikel berubah dari nilai awal ke nilai
akhir diasumsikan sangat singkat. Gaya interaksi diasumsikan sangat
singkat. Gaya interaksi diasumsikan lebih besar daripada semua gaya
eksternal lain yang ikut terlibat sehingga kita dapat menggunakan metode
aproksimasi impuls.
Adapun macam- macam tumbukan, yaitu :
1. Tumbukan Lenting Sempurna (Perfectly Elastic Collision)
Tumbukan lenting sempurna terjadi antara dua benda jika gaya
yang bekerja pada kedua benda merupakan gaya konservatif
sehingga energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan adalah
sama

2. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali (Perfectly Inelastic)

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua


benda akan bersatu dan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang
sama
3. Tumbukan Lenting Sebagian

Dalam tumbukan lenting sempurna ∆v’ = −∆v atau −∆v’/ ∆v =


0<e<1. Rasio dari −∆v’/ ∆v disebut sebagai koefisien restitusi (e).
Koefisien restitusi (e) adalah negatif perbandingan antara kecepatan
relatif sesaat sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sesaat sebelum
tumbukan, untuk tumbukan satu dimensi. (Sutarno, 2013)

Tumbukan lenting sempurna -> e=1


′ ′
− (𝑣2 − 𝑣1 )
𝑒= Tumbukan lenting sebagian-> 0<e<1
𝑣2 − 𝑣1
Tumbukan tak lenting sama sekali-> e=0

Tumbukan dapat dicirikan sebagai peristiwa dengan gaya eksternal


yang bekerja pada sistem dapat diabaikan bila dibandingkan dengan gaya
tumbukan bukan implusif, ketika dua bola bertumbukan dalam lintasan
tertentu ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem, misalnya gaya
gravitasi atau gaya gesekan. Gaya gesekan ini tidak harus sama besar pada
masing benda, juga tidak harus menghapuskan dengan gaya eksternal lain.
(Sutrisno, 1997)
Walaupun demikian, cukup aman unutk mengabaikan gaya
eksternal ini selama tumbukan, sehingga hukum kekekalan momentum
dapat dianggap tetap berlaku, dan nampaknya hampir selalu benar bahwa
gaya eksternal dapat diabaikan terhadapa gaya implusif tumbukan.
Akibatnya, perubahan momentum partikel yang ditimbulkan oleh gaya
eksternal selama tumbukan, dapat diabaikan bila dibandingkan dengan
perubahan momentum yang ditimbulkan oleh gaya implusif tumbukan
pada partikel tersebut.
Sedangkan impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda
dalam waktu hanya sesaat. AtauImpuls adalah peristiwa
bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Contoh dari
kejadian impuls adalah: peristiwa seperti bola ditendang, bola tenis
dipukul karena pada saat tendangan dan pukulan, gaya yang bekerja sangat
singkat.

I=F.Δt (Satuan I = newton x sekon = N . s = kg . m/s2 . s =kg .


m/s)

Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan


v1 dan kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal
selama ∆t, dan kecepatan benda menjadi v2 . Untuk menjabarkan
hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita ambil
arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum
Newton II. (Sutrisno, 1997)

F = m a = m (v2 – v1 ) ∆t

F ∆t = m.v2 – m.v1
Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan
perubahan momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan
perubahan momentum benda tersebut. Secara matematis dituliskan
sebagai:
F ∆t = m v2 - m v1
I = p2 - p1
I = ∆p (Ir. Sutarno, M.Sc. 2013:
45-46).

Energi kinetik total sistem dua benda bertumbukan. Jika total


energi tersebut tidak berubah karena adanya tumbukan, maka energi
kinetik sistem adalah terkonservasi (energi kinetik sistem sama sebelum
dan setelah tumbukan). Tumbukan semacam itu disebut tumbukan elastis.
Dalam tumbukan sehari-hari dari benda-benda umum, seperti dua mobil
atau bola dan tongkat pemukul, sejumlah energi ditransfer dari energi
kinetik ke bentuk energi lainnya, seperti energi panas atau energi suara.
Dengan demikian, energi kinetik sistem tidak terkonsevasi. Tumbukan
semacam itu disebut tumbukan tak elastis. Tumbukan tak elastis dari dua
buah benda selalu melibatkan adanya kehilangan energi kinetik dari
sistem. Kehilangan energi kinetik terbesar terjadi jika kedua benda itu
kemudian menyatu, dalam hal ini disebut tumbukan tak elastis sempurna.
Benturan bola baseball dan tongkat pemukul merupakan tumbukan tidak
elastis. Namun, tumbukan antara bola lempung basah yang lembek dan
tongkat pemukulnya adalah tak elastis sempurna karena bola tersebut
menempel pada tongkat pemukul (Halliday, Resnick. 2010: 236).

Momentum sebuah partikel berubah apabila sebuah gaya bekerja


pada partikel tersebut. Mengetahui perubahan momentum yang disebabkan
sebuah gaya yang sangat penting untuk memecahkan beberapa jenis soal.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep
Penting ini, kita asumsikan sebuah gaya F bekerja pada sebuah partikel
dan gaya tersebut berubah terhadap waktu. Menurut Hukum Newton II, F
= dp/dt atau dp = Fdt (Raymond A. Serway. 2014 : 388).
C. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN

1. Linier air track

2. Air supply for linier air track

Timer counter (pewaktu


3.
cacah)

4. Catu daya (Power supply)

5. Gerbang cahaya (photogate)


6. Mistar

7. Kabel penghubung

8. Neraca digital

9. Per (untuk tumbukan)

10. Troli (4 buah)


D. LANGKAH KERJA
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA

Susunlah semua peralatan


1. menjadi satu kesatuan untuk
lintasan tumbukan.

Pasang gerbang cahaya pada


2.
lintasan air track

Nyalakan digital timer counter


dan setting ke collision dengan
3.
cara menekan tombol function
untuk pengukuran waktu
Nyalakan air supply sehingga
4.
gerak troli menjadi bebas

Mulailah melakukan
5. percobaan pertama hingga
kelima
Catat hasil yang tertera pada
timer counter P1.1 untuk ,
6. ′
P1.2 untuk , P2.1 untuk ,

P2.2 untuk

Catat hasil pengamatan pada


7.
tabel data.

E. DATA PERCOBAAN
Percobaan 1 (Perbandingan massa sama)
1. Kedua massa bergerak

Massa (gr) Selang waktu (ms)


NO m1 m2 t1 t1' t2 t2'
1. 200 200 218,5 233,7 227,7 263,4
2. 200 200 179,1 140,1 132,3 248,3
3. 200 200 192,1 148,8 142,0 259,8
4. 200 200 244,4 154,5 150,1 335,3
5. 200 200 157,9 187,5 177,5 192,8

2. Salah satu massa bergerak

Massa (gr) Selang waktu (ms)


NO m1 m2 t1 t1' t2 t2'
1. 200 200 143,7 0 0 149,6
2. 200 200 127,6 0 0 129,3
3. 200 200 156,4 0 0 156,3
4. 200 200 138,2 0 0 166,6
5. 200 200 143,2 0 0 160,1

Percobaan 2 (Perbandingan massa tidak sama)


1. Kedua massa bergerak

Massa (gr) Selang waktu


NO m1 m2 t1 t1' t2 t2'
1. 100 200 80,57 78,85 207,5 554,1
2. 100 200 109,2 75,52 194,5 251,6
3. 100 200 81,60 77,50 206,2 525,4
4. 100 200 66,50 48,87 132,2 571,7
5. 100 200 77,63 71,81 208,1 631,4

2. Massa besar diam (200 gr) massa kecil (100 gr) bergerak

Massa (gr) Selang waktu


NO m1 m2 t1 t1' t2 t2'
1. 100 200 70,43 401,5 0 205,8
2. 100 200 81,13 408,7 0 242,0
3. 100 200 66,11 405,8 0 195,8
4. 100 200 80,05 435,7 0 240,1
5. 100 200 75,42 420,3 0 215,5

3. Massa kecil (100 gr) diam massa besar (200 gr) bergerak

Massa (gr) Selang waktu


NO m1 m2 t1 t1' t2 t2'
1. 100 200 0 75,05 165,6 0
2. 100 200 0 90,47 250,3 0
3. 100 200 0 82,35 203,1 0
4. 100 200 0 83,13 209,7 0
5. 100 200 0 80,28 201,6 0
F. PENGOLAHAN DATA
A. Mencari kecepatan sebelum dan D. Menghitung energi kinetik
sesudah tumbukan sebelum dan sesudah tumbukan

Percobaan 1 (Massa sama, keduanya Percobaan 1


bergerak) Data 1
Data 1 1
=
2
1
1 1 = 2 4576
1= = = 4576 2
1 2185
= 2 93978

1 1
1 = = = 4278 1
1 2337 = ′
2
1
2 1 = 2 4278
2= = = 4391 2
2 2277
= 183 128

2 1
2 = = = 3796 1
2 2634 =
2
1
= 2 4391
Data 2 2
1 1 = 1928 88
1= = = 5583
1 1791


1 ′
′ =
1 1 2
1 = ′= = 7137
1 14 1 1
= 2 3796
2
2 1 = 144 962
2= = = 7558
2 1323
Data 2
2′ 1 1
2 = = = 4 27 =
2′ 2483 2
1
= 2 5583
2
Data 3
= 3116989
1 1
1= = = 52 5
1 1921
1 ′
=
1′
1 2
1 = = = 672 1
1′ 1488 = 2 7137
2
= 5 93677
2 1
2= = = 7 42
2 142
1
=
2
2′ 1
2 = = = 3849 1
2′ 2598 = 2 7558
2
= 5712336
Data 4
1 1
1= = = 4 91 ′
1 ′
1 2444 =
2
1
′ = 2 4 27
1 1 2
1 = ′= = 6472
1 1545 = 1621673

2 1 Data 3
2= = = 6662
2 15 1
1
=
2
2′ 1 1
2 = = = 2982 = 2 52 5
2′ 3353 2
= 27 92 2
Data 5
1 1 1 ′
1= = = 6333 =
1 1579 2
1
= 2 672
1′
1 2
1 = = = 5333 = 451584
1′ 1875

2 1 1
2= = = 5633 =
2 1775 2
1
= 2 7 42

2
2 1
2 = = = 5186 = 4958976
2′ 1928
Percobaan 2 (Massa sama, yang satu ′
1 ′
=
diam) 2
1
Data 1 = 2 3849
2
1 1
1= = = 6958 = 148148
1 1437

Data 4
1′ 1
1 = ′= = 1
1 =
2
1
2 1 = 2 4 91
2= = = 2
2
= 1673628

2′ 1
2 = = = 6684 1
2′ 1496 =
2
1
Data 2 = 2 6472
2
1 1 = 4188678
1= = = 7836
1 1276

1
1′
1 =
1 = = = 2
1′ 1
= 2 6662
2
2 1 = 4438224
2= = =
2 1
′ ′
=
2
2′ 1 1
2 = = = 7716 = 2 2982
2′ 1293 2
= 8892324
Data 3
1 1 Data 5
1= = = 6393
1 1564 1
′ =
1 1 2
1 = = =
1′ 1
= 2 6333
2
2 1 = 4 1 689
2= = =
2
2′ 1 ′
1
2 = = = 6397 =
2′ 1563 2
1
= 2 5333
2
Data 4
= 2844 89
1 1
1= = = 7235
1 1382
1
=
2
1′ 1
1 = = = 1
1′ = 2 5633
2
= 3173 69
2 1
2= = =
2
1 1

= ′
= 2 5186
2 2

2 1 = 268946
2 = = = 6 2
2′ 1666

Percobaan 2
Data 5
Data 1
1 1
1= = = 6983 1
1 1432 =
2
1
1′ 1 = 2 6958
1 = ′= = 2
1 = 4841376

2 1
2= = = 1 ′
1
2 = = 2
2 2
=
2′ 1
2 = ′= = 6246
2 16 1
1 1
= = 2
2 2
Percobaan 3 (Massa berbeda, keduanya =
bergerak)
Data 1 1
=
1 1 2
1= = = 12411
1 8 57 1
= 2 6684
2
1′ 1 = 4467586
1 = = = 12682
1′ 7885
Data 2
2 1 1
2= = = 4819 =
2 2 75 2
1
= 2 7836
2′ 1 2
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum momentum & impuls kami mencari besarnya
momentum serta menghitung energi kinetik troli sebelum dan sesudah
tumbukan. Terdapat 5 kali percobaan dimana disetiap percobaan terjadi
lima kali pengulangan.
Pada percobaan ini kami ingin membuktikan hukum konservasi
energi yang menyatakan bahwa “energi itu tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan namun, energi tersebut hanya diubah menjadi energi yang
lain”. Dari percobaan ini kami dapat membuktikannya yaitu pada saat
tumbukan terjadi energi tersebut diubah menjadi energi bunyi. Namun
pada percobaan ini juga kami gagal membuktikan energi kinetik sebelum
dan sesudah tumbukan itu sama. Kesalahan ini terjadi karena
ketidaktelitian praktikan.
Hukum konservasi momentum menyatakan bahwa “momentum
sebelum dan sesudah tumbukan akan sama”. Dalam percobaan ini hasil
yang kami dapatkan tidak dapat membuktikan hukum ini, karena
momentum sebelum dan sesudah tumbukan tidak sama. Hal ini lagi-lagi
terjadi karena kesalahan praktikan, gerbang cahaya yang posisinya tidak
benar akan mengakibatkan timer counter salah atau kurang valid dalam
membaca data.
Keterbatasan pada alat sensor juga mempengaruhi waktu yang di
dapat, seperti pada percobaan yang ke-5 disana terlihat bahwa yang
disensor adalah massa1 setelah tumbukan, bukan massa2 setelah
tumbukan. Walau nantinya hanya akan terdapat selisih waktu yang sangat
kecil karena hanya berkisar dengan satuan milisekon, akan tetapi kita tetap
tidak bisa menggunakan data t1’ untuk t2’.
Saat kita mendorong troli atau memberi gaya pada troli, maka troli
akan saling bertumbukan. Besar kecilnya gaya yang kita berikan untuk
membuat troli bergerak juga mempengaruhi energi kinetik dan momentum
troli sebelum dan sesudah tumbukan. Karena kecepatan gerak troli akan
mempengaruhi gerbang cahaya menyensor dan hasil data pada timer
counter.
Pada akhirnya kami mengategorikan percobaan 1 sampai 5
termasuk kedalam lenting sempurna, sebagian atau tak lenting sama sekali.
Namun pada percobaan ini, kami tak mendapatkan hasil yang menyatakan
bahwa kedua troli yang bertumbukan itu termasuk lenting sempurna.
Adapun hasil datanya ialah pada percobaan pertama-keempat itu termasuk
lenting sebagian, karena koefisien restitusi menyatakan angka yang
berkisar antara 0-1. Dan pada percobaan ke-5 itu termasuk tak lenting
sama sekali, karena massa2 dan massa1 tidak menunjukkan
kelentingannya setelah bertumbukan melainkan bergerak kearah yang
sama.

H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM


1. Hitunglah kecepatan masing- masing troli sebelum dan sesudah
tumbukan.
Jawab : Sudah terlampir pada pengolahan data
2. Hitunglah momentum masing masing troli sebelum dan sesudah
tumbukan.
Jawab : Sudah terlampir pada pengolahan data
3. Hitunglah energi kinetik masing masing troli sebelum dan sesudah
tumbukan.
Jawab : Sudah terlampir pada pengolahan data
4. Bandingkan total momentum yang terjadi sebelum dan sesudah
tumbukan.
Jawab : Total momentum yang terjadi sebelum dan setelah tumbukan
berbeda berarti hukum kekekalan momentum tidak terbukti dalam
percobaan ini. Hal ini terjadi karena kekurang telitian praktikan dalam
pengamatan dan alat yang digunakan rusak. Adapun
perhitungan/pengolahan datanya sudah terlampir pada pengolahan
data.
5. Bandingkan total energi kinetik yang terjadi sebelum dan sesudah
tumbukan.
Jawab : Total energi kinetik kinetik sebelum dan sesudah tumbukan
tidak sama. Hal ini disebabkan berarti disini tidak berlaku hukum
kekekalan energi. Adapun perhitungan/pengolahan datanya sudah
terlampir pada pengolahan data.
6. Tuliskan dan jelaskan contoh penerapan momentum atau tumbukan
dalam kehidupan sehari- hari.
Jawab : Penerapan momentum dalam kehidupan sehari-hari:
a. Prinsip peluncuran roket
Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan
bakar sama dengan momentum meluncurnya roket.
b. Senapan
Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan
momentum peluru yang lepas dari senapan.
c. Orang yang melompat dari perahu
Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan
momentum orang yang melompat kedepan.
d. Ayunan balistik
e. Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari sebuah
senapan dan menumbuk balok yang tergantung pada seutas tali
(bandul).
f. 1. Peluru bersarang pada bandul
2. Peluru menembus bandul
g. Karateka
Karateka setelah memukul lawannya dengan cepat akan
menarik tangannya. Ini dilakukan agar waktu sentuh antara
tangan dan bagian tubuh musuh relatif singkat. Hal ini
berakibat musuh akan menerima gaya lebih besar. Semakin
singkat waktu sentuh, maka gaya akan semakin besar.
h. Balon udara pada mobil dan sabuk pengaman
Desain mobil yang mudah penyok tidak cukup untuk menja
min keselamatan pengemudi pada saat tetabrak. Benturan yang
keras penggemudi dengan bagian dalam mobil dapat
membahayakan keselamatan pengemudi. Untuk meminimalisir
resiko kecelakaan tersebut, pabrikan mobil ternama
menydiakan balon udara di dalam mobil (biasanya di bawah
setir), ketika terjadi kecelakaan pengemudi akan menekan
tombol dan balon udara akan mengembang, sehingga waktu
sentuh antara kepala atau bagian tubuh yang lain lebih lama
dan gaya yang diterima lebih kecil.
Sabuk pengaman juga didesain untuk mengurangi dampak kece
lakaan. Sabuk pengaman didesain elastis. Sabuk pengaman jug
a fungsi dan cara kerjanya sama dengan balon udara pada mob
il, yakni untuk mengurangi waktu sentuh antara pengemudi de
ngan dashboard mobil pada saat bersentuhan. (Wiwit, 2013)

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hukum konservasi energi menyatakan bahwa “Energi dapat berubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, namun tidak bisa diciptakan
ataupun dimusnahkan”
2. Momentum linier ialah hasil kali massa dengan kecepatan.
3. Pada tumbukan elastis koefisien restitusinya e = 1, selain itu ketika
terjadi peristiwa tumbukan elastis maka kedua benda setelah
bertumbukan akan bergerak berlawanan arah, dan tidak terjadi
perubahan energi kinetik. Sedangkan pada tumbukan tak elastis,
koefisien retitusinya 0 < e < 1, ketika terjadi tumbukan tak elastis,
maka benda yang bertumbukan akan menyatu dan bergerak kearah
yang sama, disini energi setelah tumbukan lebih kecil dibandingkan
sebelum bertumbukan.
4. Energi kinetik berbanding lurus dengan momentum, jadi semakin
besar momentum maka akan semakin besar pula energi kinetiknya
5. Pada saat tumbukan, energi ditransfer menjadi energi bunyi.

J. KRITIK DAN SARAN


A) KRITIK
1. Praktikan kurang memahami konsep momentum serta konservasi
energi, yang sedikit menghambat praktikum
2. Keterbatasan pada alat sensor di linier air track
3. Kerusakan pada alat air supply (blower)
B) SARAN
1. Saat mendorong troli diharuskan pelan-pelan dan jangan tergesa-
gesa
2. Karena menggunakan komponen-komponen listrik (timer
counter), maka harus hati-hati
3. Praktikan harus mengetahui cara menggunakan alat (linier air
track) tersebut dengan baik dan benar agar tidak terjadi kerusakan
pada alat
DAFTAR PUSTAKA

Halliday,dan Resnick.1985.Fisika.Jakarta :Erlangga

Sutrisno.1997.Fisika Dasar.Bandung:penerbit ITB.

Hamidah M.Si, Dr.ida.2009.fisika1. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia

Ir.Sutarno, M.Sc. 2013. Fisika Untuk Universitas. Yogyakarta: Erlangga.

Serway, Raymon A. 2014. Fisika Untuk Sains dan Teknik.

Linier Air Track .http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2008/08/linear-air-


track 1.doc Diakses pada tanggal 23 September 2017
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai