Anda di halaman 1dari 12

MODUL 2

MOMEN INERSIA BENDA

Nama Praktikum : Marsyad Khaidir

NIM : 102322020
Kelas : CE-1

Tanggal Praktikum
:

Tanggal Laporan : 7 – 11 - 2022

UNIVERSITAS PERTAMINA
2022
I. INTISARI

Praktikum Modul 2 yang berjudul Momen Inersia Benda bertujuan untuk


mengidentifikasi konsep dari momen inersia pada benda, mengidentifikasi alat-
alat yang bisa digunakan untuk menghitung momen inersia (I) suatu benda,
menentukan dan menghitung momen inersia suatu benda secara teoritis dan
langsung melalui percobaan, serta membandingkan hasil perhitungan momen
inersia secara teoritis dan secara percobaan langsung. Praktikum ini dilakukan
dengan cara mengukur momen inersia (I) suatu benda secara teoritis
menggunakan rumus yang sesuai dengan data yang telah disediakan dan juga
dengan melalui percobaan dengan menggunakan alat momen inersia dan juga
mengukur periode suatu benda dengan menggunakan alat pencacah waktu. Hasil
pengukuran dari kedua metode tersebut (secara teoritis dan percobaan langsung)
tidak jauh berbeda. Contohnya adalah hasil pengukuran teoritis dari Silinder
Berongga didapat sebesar 0,00059 kg.m2, sedangkan pengukuran secara
percobaannya didapat sebesar 0,00061 kg.m2.

Hasil perhitungan dan tata cara perhitungannya bisa dilihat secara lengkap di
bagian data dan pengolahan data. Momen Inersia memiliki pengertian suatu
pengukuran dari kelembaman (inersia) benda dalam melakukan pergerakan
dengan berpusat pada masing-masing poros benda tersebut. Hasil pengukuran
momen inersia pada benda bisa berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor
yang dimiliki oleh benda tersebut. Seriap benda memiliki periode getaran yang
berbeda-beda dan hasil pengukuran momen inersia benda secara teoritis dan
secara percobaan langsung memiliki hasil yang tidak terlalu jauh perbedaannya.

Kata Kunci : Jari-jari, Momen inersia, Periode, Simpangan.

PENDAHULUAN

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi konsep dari momen inersia pada benda.
2. Mengidentifikasi alat-alat yang bisa digunakan untuk menghitung momen inersia
suatu benda.
3. Menentukan dan menghitung momen inersia suatu benda secara teoritis
berdasarkan data yang telah disediakan.
4. Menentukan dan menghitung momen inersia suatu benda secara langsung melalui
percobaan menggunakan alat.
5. Membandingkan hasil perhitungan momen inersia secara teoritis dan secara
percobaan langsung.

II. DASAR TEORI

2.2.1 Pengertian Inersia dan Momen Inersia


Inersia (kelembaman) memiliki pengertian suatu keadaan ketika benda diam atau
bergerak dengan tujuan mempertahankan kondisi / keadaan benda itu sendiri. Konsep
Inersia mirip dengan Hukum Newton I. Momen Inersia ditentukan oleh ketahanan
suatu benda untuk mempertahankan kondisi / keadaan benda itu sendiri yang berarti
semakin suatu benda susah untuk bergerak / berpindah, semakin besar pula momen
inersia yang dimiliki oleh benda tersebut. Terdapat juga istilah momen inersia rotasi
jika sebuah benda memiliki poros untuk melakukan pergerakan (Nurhudayah dkk,
2019).[1]

Momen Inersia memiliki pengertian suatu pengukuran dari kelembaman (inersia)


benda dalam melakukan pergerakan dengan berpusat pada masing-masing poros
benda tersebut. Beberapa faktor yang memengaruhi nilai momen inersia suatu benda
adalah posisi poros suatu benda, wujud / bentuk suatu benda, jarak menuju poros
(lengan momen) suatu benda, dan massa suatu benda (Nurhudayah dkk, 2019).[1]

Momen Inersia juga bisa disebut dengan momen rotasi. Hal ini dikarenakan jika
suatu benda memiliki momen inersia yang besar, berarti benda tersebut akan sulit
untuk berputar dari keadaan semula yang diam dan jika benda tersebut telah berputar /
berotasi maka benda akan sulit untuk berhenti / Kembali diam seperti semula (Rivia,
2016).[2]

2.2.2 Rumus-Rumus Momen Inersia


Momen Inersia memiliki simbol I dengan satuan kg.m2. Momen Inersia suatu
benda dapat dihitung dengan mengalikan massa benda (m) dengan jarak suatu benda
ke porosnya (r2). (Nurhudayah dkk, 2019)[1]

𝐼 = 𝑚𝑟2 (1)

Momen Inersia benda saat berotasi memiliki pengertian kesanggupan suatu benda
untuk mempertahankan kecepatan sudut dari benda tersebut. Penyusun benda tegar
terdiri dari partikel-partikel yang bermassa dan terpisah. Hal ini bisa dimanfaatkan
untuk mendapat momen inersia benda tersebut terhadap porosnya. Bisa dihitung
dengan cara menambahkan momen inersia masing-masing benda. (Nurhudayah dkk,
2019)[1]

𝐼 = ∑𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖2 = 𝑚1𝑟12 + 𝑚2𝑟22 + 𝑚3𝑟32 + ⋯


(2)

Terdapat rumus momen inersia yang digunakan saat menghitung system N


partikel pembentuk benda tegar (Modul 02, 2022)[3]

(3)

Jika massa suatu benda berlanjut / kontinu, maka rumus momen inersia yang
digunakan adalah (Modul 02, 2022)[3]

(4)
Terdapat juga rumus momen inersia yang digunakan ketika ∆𝑚𝑖 kecil, yaitu
dengan mengalikan jarak poros (r2) dengan elemen massa (dm) (Modul 02, 2022).[3]

𝐼 = ∫ 𝑟2𝑑𝑚 (5)

Terdapat juga beberapa rumus momen inersia yang digunakan ketika ingin
menghitung momen inersia suatu benda.
Tabel 1. Rumus Penghitungan Momen Inersia Benda
(Modul 02, 2022)[3]

NO Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia


1. Bola Pejal Pada Diameter Bola 2𝑚𝑅2

2. Silinder Pejal Pada Sumbu Silinder

3. Silinder Pejal Pada Diameter Pusat

4. Kerucut Pejal Pada Sumbu Kerucut

5. Bola Berongga Pada Diameter Bola

6. Silinder Berongga Pada Sumbu Silinder

Pengukuran Momen Inersia menggunakan peralatan tentunya seriap alat akan


memiliki momen inersianya sendiri-sendiri dan tidak sama satu sama lainnya.
Pengukuran momen inersia suatu alat bisa dihitung menggunakan rumus di bawah
(Modul 02,2022)[3]

(6)

Pengukuran periode osilasi suatu benda yang terpasang pada suatu alat momen
inersia lalu digerakkan / digoyangkan (osilasi), bisa dihitung dengan menggunakan
rumus persamaan yang di dalamnya terdapat momen
inersia benda (𝐼) dan periode
osilasi benda

(7)

Yang terakhir adalah jika kita ingin menghitung momen inersia suatu benda yang
dipasang pada suatu alat, bisa menggunakan rumus di bawah (Modul 02, 2022)[3]

(8)
III. DAFTAR PERALATAN

Tabel 2.3 Daftar Alat Percobaan (Modul 02, 2022)[3]

Alat dan Bahan Jumlah


No.
Alat Momen Inersia 1 set
1.
Gerbang Cahaya (photo gate) 1 buah
2.
Bola Pejal, Silinder Berongga, Silinder Masing-masing 1 buah
3. Pejal, Kerucut Pejal, Piringan 714,
Piringan 213
Neraca*) 1 buah
4.
Penggaris / Jangka Sorong*) 1 buah
5.
Pencacah Waktu (Timer Counter AT 1 buah
6. 01)*)

Keterangan : *) berarti alat tambahan

Gambar 1. Alat-alat percobaan (Modul 02, 2022)[3]

IV PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1 “Pengukuran Konstanta Pegas Spiral” 
Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
 Beban yang massanya sesuai dengan tabel pada modul, digantung pada alat
pengukuran momen inersia.
 Besar sudut simpangan beban diamati dengan seksama dan datanya dicatat. 
Beban lainnya diukur dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Percobaan 2 “Penentuan Periode Alat”

 Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.


 Alat pencacah waktu dinyalakan terlebih dahulu lalu mode cycle dipilih pada alat
tersebut.
 Alat momen inersia disimpangkan sejauh 180°.
 Banyaknya cycle pada alat pencacah waktu diatur sebanyak 10x.
 Hasil pengukuran alat momen inersia pada alat pencacah waktu diamati dan dicatat
(waktu untuk 10x putaran).
 Percobaan pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali lagi dengan cara yang sama
seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

Percobaan 3 “Pengukuran Momen Inersia Benda”

 Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.


 Alat pencacah waktu dinyalakan terlebih dahulu lalu mode cycle dipilih pada alat
tersebut.
 Bahan yang telah dipersiapkan (contoh : kerucut pejal) diletakkan di atas alat
momen inersia.
 Kerucut pejal disimpangkan sejauh 180° pada alat momen inersia tersebut.
 Mode cycle pada alat pencacah waktu diatur sebanyak 10x lalu kerucut pejal
diamati dengan seksama.
 Hasil pengukuran yang telah diukur pada alat pencacah waktu dicatat. (waktu untuk
10x putaran).
 Benda lainnya diukur juga dengan cara yang sama seperti yang telah dilakukan
sebelumnya (diukur sebanyak 10x).

V. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Pengukuran Dimensi Benda

Tabel 2.3 Pengukuran Dimensi Benda (Modul 02, 2022)[3]

No Nama Benda Massa (kg) Diameter luar (m) Diameter Dalam (m)
1 Bola Pejal 0,5 0,11 -
2 Silinder Pejal 0,5 0,0919 -
Silinder
3 Berongga 0,5 0,0735 0,06145
Piringan Pejal
4 213 0,5 0,214 -

Piringan Pejal
5 714 0,5 0,182 -
6 Kerucut Pejal 0,5 0,156 -
Konstanta Pegas Spiral Pada Alat Momen Inersia

Tabel 2.4 Simpangan Alat Momen Inersia Untuk Setiap


Penambahan Beban (Modul 02, 2022)[3]

M Beban Repetisi Pengukuran (°)


(g) Simpangan (°) θ rata-rata (°)
1 2 3

50 θ1 19 18 17 18

60 θ2 29 21 30 26,6

80 θ3 28 24 40 30,6

100 θ4 31 27 60 39,3

150 θ5 34 34 75 47,6

200 θ6 37 38 100 58,3


(Perhitungan Sampel beban 3)
19+18+17
θ rata−rata= =18 °
3

Tabel 2.5 Perioda Diri Alat Momen Inersia. T0. (Modul 02,
2022)[3]

Waktu 10 get (s) Perioda


diri, T0

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 Waktu rata-rata (s) (s)


3,309 3,309 3,307 3,302 3,296 3,294 3,299 3,298 - - 3,7137 0,3713
(Perhitungan t rata-rata tabel 5)

t 1+t 2+t 3+ 24+t 4+t 5+t 6+ t 7+t 8 3,309+3,309+3,307 +3,302+ 3,296+3,294+3,299+3,298


t rata−rata= =
8 10

(Perhitungan Perioda Diri tabel 5)

t rata−rata 3,7137
T °= = =0,3713 s
10 10

Tabel 2.6 Simpangan Alat Momen Inersia Untuk Setiap Gaya


(Modul 02, 202)

M (kg) F (N) τ (Nm) θ rata-rata (rad)

0,05 0,49 0,022 0,314

0,06 0,58 0,0261 0,464

0,08 0,784 0,0352 0,5338

0,10 0,98 0,0441 0,685

0,15 1,47 0,0661 0,830

0,20 1,96 0,0882 1,017

(R) = 0,045 m, g = 9,8 m/s2

(Perhitungan F Sampel 3)
m
F=m x g=0,08 kg x 9,8 2
=0,784 N
s

(Perhitungan τ Sampel 3)

τ =F x R=0,784 N x 0,045 m=0,0352 Nm

(Perhitungan θ rad Sampel 3)


π 3,14
θ rata−rata ( rad )= θrata−rata ( ° )= x 30,6 °=0,5338 rad
180 180

Grafik τ Terhadap θ Rata-Rata (Rad)


Momen Inersia Benda

Tabel 2.7 Waktu 10 Getaran Untuk Setiap Benda

Perioda
Waktu 10 Getaran (s) (s)
Waktu
Nama
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 rata-rata
Benda
Bola Pejal 7,662 7,266 7,664 7,664 7,664 7,686 7,695 7,694 - - 7,6243 0,7624
Silinder 6,51 - -
Pejal 6,212 6,615 6,527 6,831 6,963 6,444 6,532 5 6,5798 0,6579
Silinder - -
Berongga 6,733 6,394 7,445 6,675 7,681 6,954 6,670 7,338 6,9862 0,6986
Piringan - -
Pejal 174 11,90 12,70 15,67 15,34 12,72 12,05 12,73 12,73 13,23 1,323
Piringan - -
Pejal 213 21,63 21,16 18,56 18,94 20,51 18,86 20,03 14,71 19,3 1,93
Kerucut - -
Pejal 8,696 8,697 8,978 8,498 8,145 8,623 8,947 8,466 8,6301 0,8630

(Perhitungan t rata-rata Sampel Piringan Pejal 174)

11,90+12,70+15,67+15,34 +12,72+ 12,05+ 12,73+12,73


t rata −rata piringan pejal 174= =13,23
8

(Perhitungan Perioda (T) Sampel Piringan Pejal 174)

t rata−rata 13,23
¿= =
10 10

Tabel 2.8 Momen Inersia Benda (Modul 02, 2022)[3]

Nama Benda I teori (kg.m2) I (kg.m2) KSR (%)


Bola Pejal 6,05 x 10-5 1,0289x 10-3 16 %
Silinder Pejal 1,01 x 10-4 7,7553x10-4 66,70 %
Silinder Berongga 2,7562 x 10 -4
6,5955x 10 -3
22,90 %
Piringan Pejal 213 2,025 x 10-4 3,0409x 10-3 14,01%
Piringan Pejal 714 5,3125 x 10 -5
8,6407x 10 -4
15,26 %
Kerucut Pejal 8,4375 x 10-5 1,3186 x 10-3 14,62%

IV. PEMBAHASAN

Momen inersia juga dikenal sebagai massa sudut atau inersia rotasi dapat didefinisikan
dengan sumbu rotasi, sebagai besaran yang menentukan jumlah torsi yang diperlukan untuk
percepatan sudut yang diinginkan atau sifat benda yang menahan percepatan sudut. Rumus
untuk momen inersia adalah "jumlah massa" setiap partikel dengan "kuadrat jaraknya dari
sumbu rotasi". Rumus Momen Inersia dinyatakan sebagai:
I = 𝑚1𝑟12

Dimana I merupakan momen inersia (kg m2), m merupakan massa benda, dan r merupakan
jarijari dari benda.

Hubungan antara massa dengan inersia adalah sama, dimana


Massa adalah sifat yang dimiliki benda/materi yang merupakan suatu bentuk perlawanan
terhadap gaya atau kelembaman untuk mempertahankan posisinya, bisa ditinjau dari F = ma.
Seperti pada tabel 7, momen inersia masing-masing benda berbeda, namun memiliki massa
yang sama. Hal tersebut dikarenakan jari-jari dan konstanta dari masing-masing benda
berbedabeda

Periode setiap benda memiliki nilai yang berbeda karena masing masing benda memiliki bentuk
dan massa yang berbeda, sedangkan bentuk dan massa benda juga mempengaruhi nilai periode.
Selain itu, jari-jari juga mempengaruhi nilai perbedaan dari periode perhitungan..
Suatu benda terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil yang memiliki volume dan
massa.Setiap partikel memiliki momen inersianya masing-masing.Saat partikel berjumlah
banyak dengan massa (m1,m2,m3,….,mn)dan jarak partikel ke sumbu rotasi bervariasi
(R1,R2,R3,….,Rn),maka momen inersianya adalah jumlah total dari momen inersia masing-
masing partikel.Darui penjelasan uraian tersebut,massa dan jari-jari berpengaruhterhadap
momen inersia.Semakin besar jari-jari massa benda terhadap sumbu,maka semakin besar
momen inersianya.
Dilhat dari tabel 2.8 Momen inersia teori dengan momen inersia percobaan memiliki perbedaan
yang cukup jauh jauh.Hal ini dikarenakan alat yang digunakan memiliki sedikit masalah di
karenakan kabel alat pencacah waktu memiliki masalah.Dari situlah nilai yang di dapat jauh
dari momen inersia teori.
V. KESIMPULAN
1. Praktikum modul 2 tentang momen inersia benda ini sangat bermanfaat dan
membuat para praktikan telah berhasil mengidentifikasi dan memiliki
pengetahuan baru mengenai konsep momen inersia yang ada pada benda.
Momen inersia dihitung dengan cara mengalikan massa benda dengan jari-jari
benda yang dikuadratkan. Contohnya adalah bahwa dalam mengukur momen
inersia benda itu bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara teoritis dan secara
percobaan langsung. Hasil pengukurannya pun berbeda-beda pula.

2. Melalui praktikum kali ini, alat yang bisa digunakan untuk mengukur momen
inersia suatu benda telah berhasil diidentifikasi dan dipelajari oleh para
praktikan termasuk saya. Contohnya adalah Alat pencacah waktu yang bisa
digunakan untuk mengukur periode putaran suatu benda dan alat momen
inersia yang bisa digunakan untuk memutar benda.

3. Melalui Praktikum kali ini, momen inersia suatu benda bisa dihitung secara
teoritis, yaitu dengan menggunakan rumus yang berbeda-beda pada masing-
masing bahan. Hasil perhitungannya bisa dilihat pada tabel 8 dan tabel lainnya
di atas dan tata cara menghitungnya bisa dilihat di bagian bawah masing-
masing tabel yang tersedia pada bagian data dan pengolahan data di atas.

4. Pengukuran / penghitungan momen inersia benda secara percobaan langsung


juga telah dilakukan pada praktikum kali ini. Terdapat dua metode yang
digunakan, yaitu dengan menggunakan alat dan juga menggunakan rumus
yang telah disesuaikan dengan percobaan langsung. Hasil pengukuran bisa
dilihat pada tabel 8 dan tabel lainnya dan juga tata cara perhitungannya bisa
dilihat di bawah masing-masing tabel yang berada di bagian data dan
pengolahan data di atas.

5. Hasil pengukuran yang didapat tidak jauh berbeda pada pengukuran secara
teoritis dan secara percobaan langsung. Jika terdapat perbedaan yang cukup
jauh, berarti ada beberapa factor yang memengaruhinya, yang diantaranya
adalah ketidaktelitian praktikan ataupun adanya kesalahan pada alat. Hasil
pengukuran bisa dilihat pada tabel 8 dan tabel lainnya di atas dan tata cara
menghitungnya bisa dilihat di bagian bawah masing-masing tabel yang
tersedia pada bagian data dan pengolahan data di atas.

VI. REFERENSI
[1] Nurhudayah, dkk. (2019). Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar. e-Modul
Fisika. Penerbit : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
[2] Rivia, N. (2016). Pembuatan Alat Ukur Momen Inersia Benda Digital Menggunakan
Sensor Optocoupler. Pillar Of Physics , 8, 81-88.
[3] Tim Penyusun Modul Praktikum Fisika Dasar Universitas Pertamina. (2022). Modul 02
Momen Inersia Benda. Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2022 / 2023. Jakarta :
Universitas Pertamina.
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai