Disusun Oleh :
Silvia Indriyani 062122008
Talitha Khalilah Hendranto 062122020
Adinda Amelia Putri 062122030
PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR
Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1.2 Dasar Teori...............................................................................................1
BAB II ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
2.2 Bahan........................................................................................................5
BAB III METODE PERCOBAAN.......................................................................6
3.1 Metode Percobaan....................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN..............................................7
4.1 Pembahasan..............................................................................................7
4.2 Perhitungan...............................................................................................8
BAB V KESIMPULAN..........................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya kecil dan tidak bisa diukur
pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian jangka sorong lebih
tinggi dari penggaris.
Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai skala terkecil yang bisa
diukur. Nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm,
berbeda sama penggaris 0,1 cm atau 1 mm.
2. Mikrometer Skrup
3. Neraca Teknis
2
akan ditimbang diletakkan diatas piringan, setelah beban geser
diseimbangkan dengan benda, maka massa benda dapat dibaca pada skala.
Neraca ini berfungsi untuk mengukur massa benda atau logam dalam
praktek laboratorium.
Prinsip kerja neraca teknis adalah membandingkan massa benda yang
akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca teknis berada
pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah
dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang.
Neraca ohaus atau neraca dua lengan merupakan alat yang dipakai
untuk mengukur massa benda yang mempunyai ketelitian 0,01 gram.
Prinsip kerja neraca ini adalah dengan mengomparasikan atau
membandingkan massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan.
Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diganti dengan menggeser posisi
anak timbangan sepanjang lengan neraca. Adapun anak timbangannya
terdapat pada neraca itu sendiri. Anak timbangan tersebut bisa digeser
dengan mendekati atau menjauhi poros neraca sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Adapun massa benda yang diukur bisa diketahui dari
penambahan posisi anak timbangan usai neraca dalam kondisi seimbang.
Fungsi neraca ohaus yaitu untuk mengukur massa logam atau
benda yang dipakai untuk praktik di laboratorium. Beban kapasitas
3
maksimal yang dapat ditimbang menggunakan neraca ini yaitu sebesar 311
gram.
BAB II
4
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat :
Jangka Sorong
Mikrometer Sekrup
Neraca Teknis
Neraca 2 Lengan
2.2 Bahan :
Balok kuningan
Balok aluminum
Kunci
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
6
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengukuran pada benda padat
menggunakan alat ukur jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca teknis, dan
neraca dua lengan. Jangka sorong digunakan untuk mengukur mengukur panjang
dan lebar dari sebuah benda padat. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter dan tinggi dari sebuah benda padat. Neraca teknis digunakan untuk
mengukur massa di udara dari sebuah benda padat. Neraca teknis digunakan untuk
mengukur massa di air dari benda padat.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan
pengukuran dimensi (untuk yang bentuknya beraturan) dan untuk yang ukurannya
tidak beraturan dengan menggunakan prinsip Archimedes. Cara pengukuran
dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis yaitu dengan mengukur
panjang, lebar, dan tebal benda di tempat-tempat yang berlainan serta menentukan
massa benda tersebut (untuk massa benda cukup menimbang sekali saja). Setelah
di ketahui volume dan massa jenis benda padat tersebut maka massa jenis benda
padat tersebut maka massa jenis zat padat tersebut dapat di ketahui. Sehingga
dapat diketahui pula bahan tersebut terbuat dari bahan apa. Sedangkan untuk
prinsip Archimedes disebut juga dengan cara dinamis yaitu dengan mencelupkan
zat padat diluar zat cair yang diketahui massa jenisnya. Dengan menimbang zat
padat diluar zat cair dan didalam zat cair maka volume zat padat dapat ditentukan.
Sekarang ini, hampir semua dasar-dasar fisika yang diajarkan kepada
mahasiswa didasarkan pada percobaan/eksperimen, dimana dalam eksperimen
tersebut memerlukan pengukuran yang selalu mengandung ketidakpastian.
Didalam setiap kegiatan laboratorium, mahasiswa melakukan pengukuran dan
harus menganalisis data mereka untuk membuat suatu kesimpulan. Oleh karena
itu pengajaran analisis ketidakpastian menjadi sangat penting.
Sebelum melakukan penelitiann, dianjurkan untuk mencatat keadaan suhu,
tekanan, dan kjekj pada ruangan untuk mengetahui apakah perubahan pada ketiga
indicator tersebut dapat mempengaruhi data penelitian.
7
Keadaan ruangan P(cm)Hg T (ºC) C (%)
Sebelum percobaan 75,5 26 60%
Sesudah percobaan 75,5 25 54,5%
4.2 Perhitungan
8
3 1,573 0,786 2,5 4,849 2,701
4
5
x 1,574 0,787 2,5 4,858 2,696
∆x 0,0004 0,0004 0 0,004 0,002
Nilai ketelitian = 99,85%
Catatan:
∑ ×i
i=1
n
2. Rumus perhitungan ∆ x (nilai ketidak pastian)
√∑ ¿ ¿ ¿ ¿
3. Rumus ketelitian
( |
1−
|)
ρlit −ρ per
ρlit
×100 %
PXLXT
9
6. Rumus menghitung volume tabung
2
πr t
MU
MA
8. Literature bahan
10
BAB V
KESIMPULAN
11
LAMPIRAN
Daftar Pustaka
Fauzi, A., Wiyono, E., & Budiawanti, S. (2013). Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika ( JMPF ). Jurnal Materi Dan Pembelajaran
Fisika (JMPF), 3(2), 33–39.
https://www.glosaria.com/2019/03/volume.html
https://www.ruangguru.com/blog/alat-ukur-jangka-sorong
12
TUGAS AKHIR
Jawab:
Karena hukum Archimedes tentang benda yang mengapung maupun
tenggelam di permukaan/dalam fluida, “Setiap objek, keseluruhan atau
sebagian tenggelam di dalam fluida, akan selalu terangkat oleh gaya yang
setara dengan gaya fluida yang dipindahkan akibat keberadaan objek
tersebut”
Pada buoyansi. Berat benda dalam fluida setara dengan beratnya di
ruang hampa dikurangi dengan berat fluida yang dipindahkannya.
Prinsipnya sama dengan mengangkat benda pada salah satu lengan neraca,
sedang pada lengan lain juga terdapat beban dengan berat jenis fluida tadi
dikalikan dengan volume benda tersebut.
4. apakah nilai massa jenis balok besi, silinder kuningan, apel, dan telur
mendekati massa jenis dalam literature? Berapa ketelitiannya?
Jawab:
massa jenis balok besi dan silinder kuningan mendekati massa jenis
dalam literature. Hal ini dibuktikan dengan nilai ketelitian masing-masing
berturut-turut adalah 97,43% dan 99,85%. Dengan nilai ketelitian yang
hampir mendekati 100% dapat dipastikan bahwa penelitian telah
berdasarkan literature yang sesuai dengan bahan dasar dari balok dan
silinder tersebut. Untuk apel dam telur nilai ketelitian tidak diketahui
karena kami tidak meneliti kedua benda tersebut
13