Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN FISIKA DASAR

PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT

Disusun Oleh :
Silvia Indriyani 062122008
Talitha Khalilah Hendranto 062122020
Adinda Amelia Putri 062122030

Tanggal Praktikum : 10 Maret 2023


Asisten Dosen : - M. Nasrudin, S.Si
- Anggun A Sulis, S.Si

PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum mata kuliah Fisika Dasar dengan
judul “Laporan Fisika Dasar Pengukuran Pada Benda Padat” tepat pada waktunya.

Penulisan laporan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki laporan ini.

Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga laporan sederhana ini dapat


diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang berkaitan pada laporan-laporan
selanjutnya.

Bogor, 17 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1.2 Dasar Teori...............................................................................................1
BAB II ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
2.2 Bahan........................................................................................................5
BAB III METODE PERCOBAAN.......................................................................6
3.1 Metode Percobaan....................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN..............................................7
4.1 Pembahasan..............................................................................................7
4.2 Perhitungan...............................................................................................8
BAB V KESIMPULAN..........................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2. Menentukan Volume, Massa, Ketebalan, Massa Jenis Zat Padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian

1.2 Dasar Teori


Zat padat mempunyai sifat bentuk dan volumenya tetap. Bentuknya tetap
dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan, tersusun teratur
dan mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat. Volumenya tetap
dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada
kedudukannya saja.
Volume zat padat yang memiliki bentuk yang teratur seperti balok, dapat
ditentukan volumenya dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi benda padat
berbentuk balok tersebut. Satuan yang digunakan pada saat pengukuran benda
padat akan diperoleh volume dengan satuan tersebut. Sebagai contoh,
pengukuran panjang, lebar, dan tinggi dalam satuan sentimeter (cm) maka
satuan volume yang diperoleh adalah sentimeter kubik (cm3). Begitu juga jika
digunakan satuan dm, m, mm, dan sebagainya.
Pengukuran zat padat bisa diukur menggunakan alat-alat dibawah ini :
1. Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat untuk mengukur panjang, diameter luar


maupun diameter dalam suatu benda. Selain itu, bisa juga untuk mengukur
kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya tabung. Jangka sorong lebih

1
dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya kecil dan tidak bisa diukur
pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian jangka sorong lebih
tinggi dari penggaris.
Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai skala terkecil yang bisa
diukur. Nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm,
berbeda sama penggaris 0,1 cm atau 1 mm.

2. Mikrometer Skrup

Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur


benda kecil/tipis atau benda yang berbentuk lempengan dengan ketelitian
yang cukup tinggi.

Akurasi mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Alat ini mencakup


sekrup terkalibrasi yang digunakan secara luas yang secara akurat mengukur
komponen. Setiap hari tukang reparasi kulkas dan pompa air menggunakan
mikrometer sekrup untuk mengukur diameter kawat tembaga yang
digunakan untuk mengganti gulungan kawat yang rusak.

3. Neraca Teknis

Neraca mekanik sering juga disebut neraca timbangan teknis terdiri


atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua
berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Benda yang

2
akan ditimbang diletakkan diatas piringan, setelah beban geser
diseimbangkan dengan benda, maka massa benda dapat dibaca pada skala.
Neraca ini berfungsi untuk mengukur massa benda atau logam dalam
praktek laboratorium.
Prinsip kerja neraca teknis adalah membandingkan massa benda yang
akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca teknis berada
pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah
dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang.

4. Neraca Dua Lengan

Neraca ohaus atau neraca dua lengan merupakan alat yang dipakai
untuk mengukur massa benda yang mempunyai ketelitian 0,01 gram.
Prinsip kerja neraca ini adalah dengan mengomparasikan atau
membandingkan massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan.
Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diganti dengan menggeser posisi
anak timbangan sepanjang lengan neraca. Adapun anak timbangannya
terdapat pada neraca itu sendiri. Anak timbangan tersebut bisa digeser
dengan mendekati atau menjauhi poros neraca sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Adapun massa benda yang diukur bisa diketahui dari
penambahan posisi anak timbangan usai neraca dalam kondisi seimbang.
Fungsi neraca ohaus yaitu untuk mengukur massa logam atau
benda yang dipakai untuk praktik di laboratorium. Beban kapasitas

3
maksimal yang dapat ditimbang menggunakan neraca ini yaitu sebesar 311
gram.

BAB II

4
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat :
 Jangka Sorong
 Mikrometer Sekrup
 Neraca Teknis
 Neraca 2 Lengan

2.2 Bahan :
 Balok kuningan
 Balok aluminum
 Kunci

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Cara Statis


 Panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan
diukur. Hasil pengukuran dibuat dalam bentuk tabel masing-masing
tersendiri.
 Ketebalan diukur dengan mikrometer sekrup juga seperti no. 1
 Massa benda padat ditentukan dengan cara menimbang cukup
sekali saja.
 Benda padat yang lain diukur dengan harga rata-rata masing-
masing penyimpangan

3.2 Cara Dinamis


 Massa benda padat ditentukan dengan cara menimbang.
 Benda tersebut ditimbang sekali lagi pada tali tipis.
 Benda yang tergantung tersebut ditimbang sekali lagi sampai
terendam seluruhnya dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang
dan benda mengenai dasar bejana.
 Seluruh pengukuran tersebut diulang sebanyak tiga kali.

6
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengukuran pada benda padat
menggunakan alat ukur jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca teknis, dan
neraca dua lengan. Jangka sorong digunakan untuk mengukur mengukur panjang
dan lebar dari sebuah benda padat. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter dan tinggi dari sebuah benda padat. Neraca teknis digunakan untuk
mengukur massa di udara dari sebuah benda padat. Neraca teknis digunakan untuk
mengukur massa di air dari benda padat.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan
pengukuran dimensi (untuk yang bentuknya beraturan) dan untuk yang ukurannya
tidak beraturan dengan menggunakan prinsip Archimedes. Cara pengukuran
dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis yaitu dengan mengukur
panjang, lebar, dan tebal benda di tempat-tempat yang berlainan serta menentukan
massa benda tersebut (untuk massa benda cukup menimbang sekali saja). Setelah
di ketahui volume dan massa jenis benda padat tersebut maka massa jenis benda
padat tersebut maka massa jenis zat padat tersebut dapat di ketahui. Sehingga
dapat diketahui pula bahan tersebut terbuat dari bahan apa. Sedangkan untuk
prinsip Archimedes disebut juga dengan cara dinamis yaitu dengan mencelupkan
zat padat diluar zat cair yang diketahui massa jenisnya. Dengan menimbang zat
padat diluar zat cair dan didalam zat cair maka volume zat padat dapat ditentukan.
Sekarang ini, hampir semua dasar-dasar fisika yang diajarkan kepada
mahasiswa didasarkan pada percobaan/eksperimen, dimana dalam eksperimen
tersebut memerlukan pengukuran yang selalu mengandung ketidakpastian.
Didalam setiap kegiatan laboratorium, mahasiswa melakukan pengukuran dan
harus menganalisis data mereka untuk membuat suatu kesimpulan. Oleh karena
itu pengajaran analisis ketidakpastian menjadi sangat penting.
Sebelum melakukan penelitiann, dianjurkan untuk mencatat keadaan suhu,
tekanan, dan kjekj pada ruangan untuk mengetahui apakah perubahan pada ketiga
indicator tersebut dapat mempengaruhi data penelitian.

7
Keadaan ruangan P(cm)Hg T (ºC) C (%)
Sebelum percobaan 75,5 26 60%
Sesudah percobaan 75,5 25 54,5%

4.2 Perhitungan

4.2.1 Cara Statis

Bahan balok: kuningan

Massa balok: 33,1 gram

No Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Volume (cm3) ρ (gr/cm3)


1 2,495 1,595 0,945 3,760 8,803
2 2,495 1,590 0,947 3,756 8,812
3 2,490 1,590 0,945 3,741 8,847
4
5
x 2,494 1,592 0,946 3,752 8,821
∆x 2,037 0,002 0,094 0,006 0,013
Nilai ketelitian = 97,43%

Bahan silinder: alumunium


Massa silinder: 13,1 gram

No Diameter (cm) Jari-jari (cm) Tinggi (cm) Volume (cm3) ρ (gr/cm3)


1 1,574 0,787 2,5 4,862 2,694
2 1,574 0,787 2,5 4,862 2,694

8
3 1,573 0,786 2,5 4,849 2,701
4
5
x 1,574 0,787 2,5 4,858 2,696
∆x 0,0004 0,0004 0 0,004 0,002
Nilai ketelitian = 99,85%

4.2.2 Cara Dinamis


Bahan kunci: tidak diketahui

Benda MU MA V (cm3) ρ (gr/cm3)


Kunci 18,8 15,82 2,98 6,39
Nilai ketelitian: tidak diketahui

Catatan:

1. Rumus x (perhitungan rata-rata)


n

∑ ×i
i=1
n
2. Rumus perhitungan ∆ x (nilai ketidak pastian)

√∑ ¿ ¿ ¿ ¿

3. Rumus ketelitian

( |
1−
|)
ρlit −ρ per
ρlit
×100 %

4. Rumus menghitung ρ (massa jenis)


m
ρ=
V
5. Rumus menghitung volume balok

PXLXT

9
6. Rumus menghitung volume tabung

2
πr t

7. Rumus menghitung volume kunci

MU
MA

8. Literature bahan

Tembaga: 8,9 g/cm3 Besi: 7,9 g/cm3

Kuningan: 8,6 g/cm3 Alumunnium: 2,7 g/cm3

10
BAB V
KESIMPULAN

Pengukuran yang dilakukan didasari oleh penelitian yang dilaksanakan di


laboraturium kimia dengan menggunakan alat yang diperlukan untuk pengamatan.
Pada percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa perubahan suhu, tekanan, dan
kelembaban yang tidak terlalu signifikan pada tiga kali pengukuran tidak terlalu
mempengaruhi data hasil pengukuran dan nilai ketelitian.
Massa benda di udara lebih besar daripada massa benda di air. Hal ini
disebabkan oleh gaya apung yang dipengaruhi oleh massa jenis air yang dapat
mengangkat benda keatas lebih mudah dibandingkan di udara.
Untuk pengukuran dinamis pada kunci, nilai ketelitian tidak diketahui
dikarenakan bahan pembuat kunci tidak diketahui. Namun berdasarkan
perhitungan, nilai ketelitian kunci mendekati nilai ketelitian besi. Tetapi kunci
tesebut diduga mengandung bahan campuran lainnya selain besi.

11
LAMPIRAN

Daftar Pustaka

Fauzi, A., Wiyono, E., & Budiawanti, S. (2013). Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika ( JMPF ). Jurnal Materi Dan Pembelajaran
Fisika (JMPF), 3(2), 33–39.

Rachmadhini, I. (2016). Laporan Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat. 18.
https://www.academia.edu/9926689/laporan_praktikum_fisika_penguk
uran_benda_padat

https://www.glosaria.com/2019/03/volume.html
https://www.ruangguru.com/blog/alat-ukur-jangka-sorong

12
TUGAS AKHIR

3. mengapa massa benda diudara dikurangi massa benda di air dapat


menghasilkan volume benda?

Jawab:
Karena hukum Archimedes tentang benda yang mengapung maupun
tenggelam di permukaan/dalam fluida, “Setiap objek, keseluruhan atau
sebagian tenggelam di dalam fluida, akan selalu terangkat oleh gaya yang
setara dengan gaya fluida yang dipindahkan akibat keberadaan objek
tersebut”
Pada buoyansi. Berat benda dalam fluida setara dengan beratnya di
ruang hampa dikurangi dengan berat fluida yang dipindahkannya.
Prinsipnya sama dengan mengangkat benda pada salah satu lengan neraca,
sedang pada lengan lain juga terdapat beban dengan berat jenis fluida tadi
dikalikan dengan volume benda tersebut.

4. apakah nilai massa jenis balok besi, silinder kuningan, apel, dan telur
mendekati massa jenis dalam literature? Berapa ketelitiannya?
Jawab:
massa jenis balok besi dan silinder kuningan mendekati massa jenis
dalam literature. Hal ini dibuktikan dengan nilai ketelitian masing-masing
berturut-turut adalah 97,43% dan 99,85%. Dengan nilai ketelitian yang
hampir mendekati 100% dapat dipastikan bahwa penelitian telah
berdasarkan literature yang sesuai dengan bahan dasar dari balok dan
silinder tersebut. Untuk apel dam telur nilai ketelitian tidak diketahui
karena kami tidak meneliti kedua benda tersebut

13

Anda mungkin juga menyukai