Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

PENGUKURAN BESARAN POKOK

Disusun oleh:

Alvian Ahmad Febrian (065123147)

Muhammad Ihsan Fakhrin (065123149)

Muhammad Ilham Fauzan (065123130)

Asisten Dosen:
M. Nusrudin s.SI

Nurma Angeliani s.SI

Program Studi Ilmu Komputer


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya, kami dapat

menyelesaikan penelitian Fisika dengan judul “Pengukuran Besaran Pokok”. Laporan disusun

berdasarkan penelitian langsung yang dilakukan di laboratorium fisika.

Penyusunan hasil praktik ini tidak terlepas dari beberapa pihak terlibat dan terkait,

diantaranya orang tua dan rekan-rekan yang memberikan dukungannya. Maka dengan itu

semua, kami ucapkan terima kasih yang teramat besar atas kontribusi kalian.

Usaha yang kami lakukan sudah maksimal, namun bila mana masih ada kekurangan

yang harus diperbaiki, maka saran serta kritik akan kami terima. Akhir kata, semoga laporan

praktikum yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi orang banyak. Akhir kata,

kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam

penyusunan laporan praktikum ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

memberi ridho-Nya atas segala usaha kita.

Bogor,17 Oktober 2023


Tertanda

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................6
1.3 Tujuan..........................................................................................................................7
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................8
2.1 Dasar Teori..................................................................................................................8
2.2 Alat dan Bahan............................................................................................................8
2.3 Cara Kerja..................................................................................................................11
BAB 3 DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN.....................................................14
3.1 Data Pengamatan 1....................................................................................................14
3.2 Data Pengamatan 2....................................................................................................16
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 18
DAFTAR GAMBAR

MISTAR 1..................................................................................................................................8

JANGKA SORONG 1................................................................................................................9

MIKROMETER SKRUP 1........................................................................................................9

STOPWATCH 1.........................................................................................................................9

TERMOMETER CELCIUS 1..................................................................................................10

NERACA 2 LENGAN 1..........................................................................................................10

NERACA 3 LENGAN 1..........................................................................................................10


DAFTAR TABEL
TABEL 1 1...............................................................................................................................14

TABEL DIAMETER SPIDOL 1..............................................................................................14

TABEL WAKTU DENYUT NADI 1.......................................................................................14

TABEL SUHU AR 1................................................................................................................15

TABEL MASSA SPIDOL 1.....................................................................................................15

TABEL 2 1...............................................................................................................................16

TABEL BALOK 1....................................................................................................................16

TABEL SILINDER 1...............................................................................................................17

TABEL DINAMIS 1................................................................................................................17


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika adalah salah satu bidang mata pelajaran penting karena ilmu fisika berkembang
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran fiska mengembangkan rasa
ingin tahu melalui penemuan pengalaman secara langsung dengan cara melalui kerja ilmiah
memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori dan metodologi keilmuan. Melalui
pembelajaran fisika dapat menumbuhkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari (Hamalik, 2009). Jadi pembelajaran fisika suatu pembelajaran
tentang gejala dan fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari dapat ditinjau melalui
kegiatan seperti pengalaman, observasi dan eksperimen yang dilandasi sikap ilmiah untuk
meningkatkan keterampilan proses sains.

Hakikat belajar ilmu sains khususnya fisika tidak cukup untuk sekedar mengingat dan
memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan akan tetapi, sangat penting bagi peserta
didik untuk pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan dengan
cara melalui percobaan atau praktikum dan penelitian ilmiah. Subagyo dan Wartowo (2008)
menyatakan bahwa proses penemuan konsep melibatkan keterampilan yang mendasar
melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan praktikum.
Hal ini diadakannya praktikum bertujuan untuk melatih peserta didik bekerja sesuai dengan
prosedur ilmiah guna memperoleh keterampilan, pengetahuan dan nilai ilmiah (Depdiknas,
2004).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk praktikum “Pengukuran Besaran Pokok” diantaranya:


1. Bagaimana menentukan diameter sebuah spidol?
2. Bagaimana menentukan waktu denyut nadi?
3. Bagaimana menentukan suhu air?
4. Pengukuran massa spidol
5. Menghitung dengan rumus ketidakpastian, rata-rata, dan presisi
1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum “Pengukuran Besaran Pokok” adalah sebagai berikut:


1. Mampu mengetahui diameter sebuah spidol, waktu denyut nadi, suhu air, dan massa
spidol.
2. Mampu dan memahami prinsip alat ukur
3. Melatih kerja sama di dalam kelompok
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Volume zat padat dapat ditentukan dengan dua cara yaitu pengukuran langsung (untuk
benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung. Pengukuran langsung merupakan
metode statis yaitu dengan melakukan pengukuran dimensi (panjang, lebar, tinggi, diameter
danm sebagainya) terhadap benda, sedangkan pengukuran tak langsung merupakan metode
dinamis dengan menggunakan prinsip archimides sebagai acuannya. Volume benda padat
dapat ditentukan dengan mengurangi massa benda di udara dengan massa benda di dalam air
dan massa jenis zat padat dapat ditentukan dari volume dan massa zat padat tersebut.

2.2 Alat dan Bahan

Bahan:
1. Balok Tembaga
2. Silinder Tembaga
3. Kunci

Alat:

1. Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur panjang atau
jarak. Biasanya, mistar memiliki satuan seperti sentimeter (cm) atau meter (m) dan
digunakan untuk mengukur objek yang panjangnya dapat dinyatakan dalam satuan
panjang.

MISTAR 1
2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang lebih presisi daripada mistar dan
digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, dan diameter objek. Ini memiliki
skala sentimeter dan milimeter serta biasanya memiliki kemampuan untuk mengukur
dalam dan luar. Jangka sorong biasanya digunakan dalam kegiatan teknik dan
manufaktur.

JANGKA SORONG 1

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang sangat presisi dan digunakan untuk
mengukur panjang, diameter, atau ketebalan benda dengan sangat akurat. Ini
mengukur dalam satuan milimeter atau sub-milimeter, sering dalam bentuk fraksi
milimeter atau desimal milimeter.

MIKROMETER SKRUP 1

4. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu dengan presisi.
Ini memiliki fungsi start, stop, dan reset, dan biasanya digunakan dalam kegiatan
olahraga, ilmu pengetahuan, dan banyak aplikasi lainnya di mana pengukuran waktu
sangat penting.

STOPWATCH 1
5. Termometer Celcius
Termometer Celsius adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dalam
satuan derajat Celsius (°C). Ini mengukur suhu dengan memanfaatkan ekspansi termal
zat cair dalam tabung termometer. Skala Celsius berhubungan dengan titik beku air
pada 0°C dan titik didih air pada 100°C pada tekanan standar.

TERMOMETER CELCIUS 1

6. Neraca

Neraca adalah alat pengukur massa atau berat yang digunakan untuk
menimbang berbagai jenis benda. Neraca Ohaus adalah merek terkenal dalam
pembuatan alat ukur massa. Neraca ini sering digunakan dalam laboratorium kimia,
farmasi, dan penelitian ilmiah lainnya untuk mengukur massa dengan presisi.

NERACA 2 LENGAN 1

NERACA 3 LENGAN 1
2.3 Cara Kerja
1. Mistar
Ukur panjang sebuah Spidol pakai mistar dengan ukuran ketelitian CentiMeter
(CM) sebanyak 5 kali. Lalu hitung rata-rata dari kelima hasil yang sudah diukur,
rumus rata-rata yaitu jumlah hasil pengukuran dibagi jumlah pengukuran yaitu
sebanyak 5. Yang kedua menghitung ketidakpastian, rumus dari ketidakpastian yaitu
hasil pengukuran dikurangi rata-rata lalu dibagi (jumlah hasil pengukuran dikurangi
1), jadi 5-1=4. Kalau tadi menghitung rata-rata dan ketidakpastian, yang kedua
menghitung presisi.

Rumus presisi yaitu (ketidakpastian dibagi rata-rata).

2. Jangka Sorong
Ukur sebuah spidol pakai Jangka Sorong dengan ukuran ketelitian CentiMeter
(CM), berhubung ketelitian dari Jangka Sorong MiliMeter (MM), maka konversikan
terlebih dahulu ke CM. Ukur sebanyak 5 kali. Lalu hitung rata-rata dari kelima hasil
yang sudah diukur, rumus rata-rata adalah jumlah hasil pengukuran dibagi jumlah
pengukuran yaitu sebanyak 5. Yang kedua menghitung ketidakpastian, rumus dari
ketidakpastian yaitu hasil pengukuran dikurangi rata-rata lalu dibagi (jumlah hasil
pengukuran dikurangi 1), jadi 5-1=4. Kalau tadi menghitung rata-rata dan
ketidakpastian, yang kedua menghitung presisi. Rumus presisi yaitu (ketidakpastian
dibagi rata-rata).
3. Mikrometer Sekrup

Ukur sebuah spidol menggunakan Mikrometer Sekrup dengan ukuran


ketelitian CentiMeter (CM), berhubung ketelitian dari Mikrometer Sekrup MiliMeter
(MM), maka konversikan terlebih dahulu ke CM. Ukur sebanyak 5 kali. Lalu hitung
rata-rata dari kelima hasil yang sudah diukur, rumus rata-rata adalah jumlah hasil
pengukuran dibagi jumlah pengukuran yaitu sebanyak 5. Yang kedua menghitung
ketidakpastian, rumus dari ketidakpastian yaitu hasil pengukuran dikurangi rata-rata
lalu dibagi (jumlah hasil pengukuran dikurangi 1), jadi 5-1=4. Kalau tadi menghitung
rata-rata dan ketidakpastian, yang kedua menghitung presisi. Rumus presisi yaitu
(ketidakpastian dibagi rata-rata).

4. Stopwatch

Hitung denyut nadi sampai 30 kali, mulai stopwatch dari hitungan pertama
nadi sampai ke 30 dan satuannya yaitu detik (S). Lakukan hal tersebut berulang
sampai 5 kali. Lalu hitung rata-rata dari kelima hasil yang sudah ditetapkan sebanyak
5 kali, rumus rata-rata yaitu jumlah hasil pengukuran dibagi jumlah pengukuran yaitu
sebanyak 5. Yang kedua menghitung ketidakpastian, rumus dari ketidakpastian yaitu
hasil pengukuran dikurangi rata-rata lalu dibagi (jumlah hasil pengukuran dikurangi
1), jadi 5-1=4. Kalau tadi menghitung rata-rata dan ketidakpastian, yang kedua
menghitung presisi. Rumus presisi yaitu (ketidakpastian dibagi rata-rata).

5. Termometer Celcius

Celupkan Termometer Celcius kedalam gelas ukur yang sudah berisi air, lalu
diamkan sesaat sampai termometer menunjukkan berapa celcius air didalam gelar
ukur, lakukan hal tersebut berulang sampai 5 kali. Lalu hitung rata-rata dari kelima
hasil yang sudah diukur, rumus rata-rata adalah jumlah hasil pengukuran dibagi
jumlah pengukuran yaitu sebanyak 5. Yang kedua menghitung ketidakpastian, rumus
dari ketidakpastian yaitu hasil pengukuran dikurangi rata-rata lalu dibagi (jumlah hasil
pengukuran dikurangi 1), jadi 5-1=4. Kalau tadi menghitung rata-rata dan
ketidakpastian, yang kedua menghitung presisi. Rumus presisi yaitu (ketidakpastian
dibagi rata-rata).
6. Neraca

Ukur berat sebuah spidol pakai Neraca Ohause dengan ukuran ketelitian
KiloGram (KG), berhubung ketelitian dari Neraca Ohause Gram (G), maka
konversikan terlebih dahulu ke KG. Ukur berat spidol sebanyak 5 kali. Lalu hitung
rata-rata dari kelima hasil yang sudah diukur, rumus rata-rata adalah jumlah hasil
pengukuran dibagi jumlah pengukuran yaitu sebanyak 5. Yang kedua menghitung
ketidakpastian, rumus dari ketidakpastian yaitu hasil pengukuran dikurangi rata-rata
lalu dibagi (jumlah hasil pengukuran dikurangi 1), jadi 5-1=4. Kalau tadi menghitung
rata-rata dan ketidakpastian, yang kedua menghitung presisi. Rumus presisi yaitu
(ketidakpastian dibagi rata-rata).
BAB 3
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Data Pengamatan 1

Keadaan Ruangan P(CM)Hg T(°C) C(%)

Sebelum Percobaan 726 26 58

Sesudah Percobaan 753 56 60

TABEL 1 1

Diameter Spidol
Pengukuran Mistar Jangka Sorong Mikrometer Skrup
1 1.5 1.53 14
2 1.5 1.53 14.21
3 1.7 1.59 14.65
4 1.6 1.553 14.65
5 1.7 1.58 14.65
x̄ 1.6 1.511 14.535
Δx 0.04 6.744 0.0216
P 0.025 4.451 0.00148
TABEL DIAMETER SPIDOL 1

rumus x =
∑x
n

rumus ∆ x = √
∑ (x ¿−x 1)2 ¿
N (n−1)
∆x
rumus P=
x
Waktu Denyut Nadi
Pengukuran t
1 26.35
2 21.94
3 23.81
4 22.80
5 23.24
t 23.628
Δt 0.557
p 0.02357
TABEL WAKTU DENYUT NADI 1

rumus t =
∑t
n

rumus ∆ t = √
∑ (t¿−t 1)2 ¿
N (n−1)
∆t
rumus P=
t

Suhu Air
Pengukuran T°C
1 29.5°C
2 29°C
3 28.5°C
4 29°C
5 28.4°C
t 28.88°C
Δt 0.05188
p 0.001796399
TABEL SUHU AR 1
rumus t =
∑t
n

rumus ∆ t = √
∑ (t¿−t 1)2 ¿
N (n−1)
∆t
rumus P=
t

Massa Spidol
Pengukuran M(Kg)

1 14.29

2 14.3

3 14.2

4 14.3

5 14.5

m 14.318

Δm 0.0023925

p 0.0001670974
TABEL MASSA SPIDOL 1

rumus m =
∑m
n

rumus ∆ m= √
∑ (m¿−t 1)2 ¿
N (n−1)
∆m
rumus P=
m

3.2 Data Pengamatan 2

Keadaan Ruangan P(CM)Hg T(°C) C(%)

Sebelum Percobaan 726 26 58


Sesudah Percobaan 753 56 60

TABEL 2 1

Cara Statis
Bahan Balok Tembaga
Massa Balok 47gr
No. Panjang(Cm) Lebar(Cm) Tinggi(CM) Volume(cm3) Massa Jenis (gr/
cm3)
1 3.2 1.91 0.94 5.742 8.181

2 3.1 1.92 0.96 5.713 8.227

3 3.1 1.92 0.95 5.654 8.313

4 3.3 1.91 0.93 5.862 8.018

5 3.2 1.93 0.92 5.682 8.278

6 3.1 1.93 0.94 5.624 8.357


TABEL BALOK 1
Bahan Silinder Tembaga
Massa Silinder 41gr
NO Tinggi(Cm) Diameter(Cm) Jari-Jari(CM) Volume(cm3) Massa Jenis (gr/
cm3)

1 2.35 1.75 0.875 5.649 7.258

2 2.36 1.75 0.875 5.649 7.256

3 2.35 1.75 0.875 5.649 7.258

4 2.34 1.75 0.875 5.649 7.258

5 2.35 1.75 0.875 5.649 7.258

TABEL SILINDER 1TABEL S


Cara Dinamis
Bahan Mu Ma Volume(cm3) Massa Jenis (gr/
cm3)

Kunci 18.8 gram 15.79 gram 3.01 6.246


Balok Tembaga 47 gram 41.55 gram 5.45 8.624

TABEL DINAMIS 1
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Pengukuran pada benda padat dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode
pengukuran, yaitu pengukuran statis dan pengukuran dinamis
2. Metode statis digunakan untuk mengukur benda yang memiliki bentuk beraturan,
sedangkan untuk mengukur benda yang memiliki bentuk tidak beraturan dapat
menggunakan metode dinamis dengan rumus archimendes
3. Untuk mengukur panjang dan lebar benda bisa menggunakan alat ukur jangka
sorong sedangkan jika kita akan mengukur ketebalan atau diameter suatu benda
harus menggunakan alat ukur micrometer sekrup yang memiliki ketelitian lebih
kecil.
4. Suhu di dalam ruangan dapat berubah jika di dalam suatu ruangan terdapat beberapa
orang yang memiliki suhu tubuh yang berbeda

Saran
1. Ketika akan melakukan percobaan, alangkah lebih baik kita harusmengetahui materi
mengenai pengukuran benda padat terlebih dahulu.
2. Lakukanlah pengukuran lebih dari dua kali agar mendapatkan hasil yang lebih
akurat
3. Pengembangan lebih lanjut sangat perlu untuk dilakukan oleh para peneliti untuk
menambah wawasan dan khasanah ilmiah yang dapat memberikan inovasi dalam
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia.org. 2016. Daftar alat laboratorium fisika. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_alat_laboratorium_fisika [diakses 16 Oktober
2023].
2. Kumparan.com. 2021. Neraca Ohaus: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenisnya.
Tersedia: https://kumparan.com/berita-update/neraca-ohaus-pengertian-fungsi-dan-
jenis-jenisnya-lengkap-1wvi3DNn0s5 [diakses 16 Oktober 2023]

Anda mungkin juga menyukai