Anda di halaman 1dari 48

MATERIKULASI

PRATIKUM FISIKA DASAR

PAS POTO
3X4

Disusun Oleh :
Nama : Muzzakie Nur Habibi

NIM :05061281924041

Kelas : Teknologi Hasil Perikanan

FAKULTAS PERTANIAN

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Materikulasi Fisika Dasar.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Besaran dan Satuan”, suatu materi yang
seringkali dibahas dalam pelajaran Fisika.Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan
tema tersebut adalah untuk memperdalam pengertian serta pemahaman kami khususnya serta
masyarakat umumnya yang akan membaca makalah yang kami susun ini. Dimana makalah
ini menjadi tugas kami sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PraktikumFisika
Dasar 1. Akhirnya saya berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca
lainnya dalam proses pembelajaran dikemudian hari.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya.

Indralaya, Agustus 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
DAFTAR ISI..................................………………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.......................................................................................................
1.2. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 apa itu pengukuran……………………………………………………………………
2.1.1besaran……………………………………………………………………………...
2.1.2satuan……………………………………………………………………….……..
2.1.3 angka penting…………………………………………………………………….
2.2 kesalahan dalam pegukuran…………………………………………………………..
2.3 alat ukur panjang……………………………………………………………………..
2.3.1 mistar…………………………………………………………………………….
2.3.2 jangka sorong…………………………………………………………………….
2.3.3 mikrometer sekrup……………………………………………………………….
2.3.4 mikroskop
2.4 alat ukur massa…………………………………………………………………………….
2.4.1 neraca pasar…………………………………………………………………………
2.4.2 neraca analitik……………………………………………………………………….
2.4.3 neraca tiga lengan…………………………………………………………………..
2.4.4 neraca sama lengan…………………………………………………………………
2.4.5 neraca analog………………………………………………………………………
2.4.6 neraca lengan gantung……………………………………………………………..
2.5 alat ukur waktu………………………………………………………………………….
2.5.1jam pasir…………………………………………………………………………….
2.5.2stopwatch……………………………………………………………………………
2.5.3 Jam…………………………………………………………...................................
2.5.4 arloji……………………………………………………………………...................
BAB III PENUTUP

3
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................
3.2. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 Tabel Besaran Pokok
..............................................................................................
Gambar 2.2 Tabel Besaran Turunan
...........................................................................................
Gambar 2.3 Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik
.......................................................................

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3.1 contoh penggunaan mistar

Gambar 2.3.2 menunjukan bagian bagian jangka sorong dan skala jangka sorong

Gambar 2.3.3 bagian bagian micrometer sekrup

Gambar 2.3.4 bagian bagian mikroskop

Gambar 2.4.1 neraca pasar

Gambar 2.4.2 neraca tiga lengan

Gambar 2.4.3 neracasama lengan

Gambar 2.4.5 neraca analog

Gambar 2.4.6 neraca lengan gantung

Gambar 2.5.1 stopwatch

Gambar 2.5.2 jam pasir

Gambar 2.5.3 jam

Gambar2.5.4 arloji

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang benda, massa benda,
lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut besaran, besaran apa saja yang bisa kita
ukur dari sebuah buku ?. Pada sebuah buku, kita bisa mengukur massa, panjang, lebar, dan tebal
buku. Bagaimanakah kita menyatakan hasil pengukuran panjang buku?
Misalnya panjang buku sama dengan 25 sentimeter. sentimeter disebut satuan dari besaran
panjang. Massa buku sama dengan 1 kilogram; kilogram disebut satuan dari besaran massa. Jadi
satuan selalu mengikuti besaran, tidak pernah mendahuluinya.
Dimasyarakat kita kadang-kadang terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak
baku, misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena tidak
mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang dewasa lain dengan
satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depan tidak dijadikan satuan yang standar
dalam pengukuran fisika.
Makalah ini dibuat untuk materikulasi Fisika Dasar dan juga untuk mendalami
materi Besaran dan Satuan yang kami pelajari dalam matakuliah Fisika Dasar.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan yang sudah kami diskusikan, dengan ini kami merumuskan masalah yang
akan kami kaji adalah mengerti hal hal yang berkisar seputar besaran dan satuan.

1.3 Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka pemelitian ini
bertujuan: “untuk mengetahui materi-materi yang terdapat dalam praktikum fisika dasar I.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. APA ITU PENGUKURAN

Tidaklah sulit untuk mengetahui pengertian pengukuran karena sejatinya anda atau orang-
orang yang ada disekitar anda itu pasti melakukan kegiatan pengukuran sehari-hari, karena
pengukuran ini sangatlah luas, mulai dari pengukuran untuk bisa mengetahui berat suatu
benda, panjang suatu benda ataupun lebar suatu benda, dan hal ini akan kami berikan
beberapa contoh sederhana yang termasuk dalam pengukuran dibawah nanti , sekarang mari
kita lihat pengertian pengukuran secara ringkas dibawah ini :

Pengukuran itu adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur menggunakan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan

Cukup mudah dipahami bukan pengertian pengukuran yang kami tulis diatas ini, jika anda
masih belum paham mengenai pengukuran ini langsung saja anda melihat beberapa contoh
dari pengukuran dibawah ini

Contoh pengukuran

Penjual Telur mengukur berat suatu telur ketika ada pembeli yang ingin membeli telur 1kg
(mencari bobot telur merupakan pengukuran)

Tukang kayu mengukur kayu sepanjang 3 meter sebelum dia memutuskan untuk
memotongnya (mencari panjang kayu merupakan pengukuran )

Nah banyak sekali alat yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran, seperti timbangan
atau juga penggaris ataupun jangka sorong yang digunakan untuk mengukur panjang benda
yang berbentuk bulat atau silinder sehingga tidak memungkinkan penggaris biasa untuk
melakukan pengukuran tersebut

Dan itulah pembahasan rumusrumus.com kali ini mengenai Pengertian Pengukuran Dalam
Ilmu Fisika yang bisa kami jabarkan sekarang ini, anda bisa membacanya kembali jika masih
belum memahami secara penuh, namun anda juga bisa melihat macam-macam alat ukur agar
anda bisa lebih paham mengenai materi pengukuran ini

2.1.1 BESARAN

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan
sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu

8
1. Dapat diukur atau dihitung
2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. Mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan
menjadi 2 macam yaitu:
a) Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh
dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
b) Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non
fisika adalah Jumlah.
Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
tidak diturunkan dari besaran lain.Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu
Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd),
dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari
pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih
dahulu.

Gambar 2.1 Tabel Besaran Pokok

a) Panjang
Satuan Panjang = Meter (M)
Meter pertama kali didefinisikan pada 1973 dengan membagi jarak dari kutub utara
sampai ke katulstiwa menjadi 10 juta bagian yang sama. Hasilnya diproduksi menjadi 3

9
batang platina dan beberapa batang besi. Karena selanjutnya diketahui bahwa pengukuran
jarak dari kutub ke katulstiwa tidak akurat, maka pada 1960 standar ini ditinggalkan. Saat ini
1 meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada ruang hampa selama
1/299792458 detik

b) Waktu
Satuan Waktu = Detik/Sekon (S)
Satuan waktu awalnya didefinisikan sebagai 1/86400 dari waktu satu hari, namun
karena rotasi bumi tidak konstan, maka definisi ini diganti menjadi 1/31556925.9747 dari
tahun 1900. pada 1967, definisi ini kembali diganti.detik adalah selang waktu dari
9.192.631.770 periode radiasi yang disebabkan karena transisi 2 atom cesium – 133 pada
ground state.

c) Massa
Satuan Massa = Kilogram (kg)
Pada 1799, kilogram didefinisikan sebagai massa air pada 4 derajat celcius yang
menempati 1 desimeter kubik. Namun kemudian ditemukan bahwa volume air yang diukur
ternyata 1,000028 desimeter kubik, sehingga standar ini ditinggalkan pada 1889.
Kilogram didefinisikan oleh sebuah benda silinder yang terbuat dari lempeng platina dan
10% indium pada ruang hampa di dekat paris Kilogram merupakan satu-satunya satuan
standar yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan-tiruan telah dibuat dengan ketelitian mencapai
1/108part, namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga ketidakmurnian pada logam
menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per billion setiap tahunnya.

d) Arus listrik
Satuan Arus Listrik = Ampere (A)
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang magnet akan berada di
sekeliling kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel yang
berarus listrik.1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan
panjang tak terhingga dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan
dengan jarak 1 meter pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 107 newton per meter.

e) Suhu atau Temperature


Satuan Suhu atau temperature Termodinamis = Kelvin (K)
Definisi dari temperature didasarkan pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air
(suhu dimana 3 fase air berada bersamaan) yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin,

10
kemudian nol mutlak didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai
1/273.16 dari temperature titik tripel air.

f) Jumlah Zat
Satuan Jumlah Zat = Mol (Mol)
Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902, dan merupakan kependekan dari
“gram-molecule”.1 Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom
yang terdapat pada 0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol digunakan, zat elementernya harus
dispesifikasikan, mungkin atom, molekul, electron, atau partikel lain.
Kita dapat membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram karbon 12. bilangan
ini disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x 1023.

g) Intensitas Cahaya
Satuan Intensitas Cahaya = Candela (C)
Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk menentukan brightness (keterangan) dari
suatu cahaya. Sebelumnya, lilin dan bola lampu pijar digunakan sebagai standar. Standar
yang digunakan saat ini adalah sumber cahaya monokromatik(satu warna), biasanya
dihasilkan oleh laser, dan suatu alat bernama radiometer digunakan untuk mengukur panas
yang ditimbulkan saat cahaya tersebut diserap.1 candela adalah intensitas cahaya pada arah
yang ditentukan, dari suatu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan
frekuensi 540 x 1012 per detik, dan memiliki intensitas radian pada arah tersebut sebesar
(1/683) watt per steradian.
Berikut ini 2 macam besaran pokok tak berdimensi :
a) Sudut Datar
Satuannya Radian.
b) Sudut Ruang
Satuannya Steradian.

Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika
suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga
merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran
turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus

11
antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih
dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Gambar 2.2 Tabel Besaran Turunan

DIMENSI

Definisi Dimensi adalah cara untuk menyusun suatu besaran yang susunannya
berdasarkan besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf tertentu yang ditempatkan
dalam kurung siku.Contoh: Dimensi dari besaran pokok panjang dengan satuan meter
adalah [L], dimensi dari besaran pokok Massa dengan satuan kg adalah [M].

Untuk menuliskan dimensi dari besaran turunan dapat anda lihat sebagai berikut :
a) Massa jenis ((ρ) memiliki satuan kg/m³ dengan dimensi = [M]/[L]³ ditulis [M][L]-³
b) Kecepatan (v) adalah perubahan posisi benda (perpindahan) tiap satuan waktu
mempunyai satuan m/s dengan dimensi = L/T ditulis LT-¹
c) Percepatan (a) adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu, mempunyai satuan m/s²
dengan dimensi = L/T² ditulis LT-²

Kegunaan Dimensi :
a) Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak.
b) Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar..
c) Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut
dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui

2.1.2 SATUAN

12
Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran
mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai
satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama
maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan
Newton dan Berat(w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi
sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis: Système
International d'Unités atau SI) adalah bentuk modern dari sistem metrik dan saat ini menjadi
sistem pengukuran yang paling umum digunakan. Sistem ini terdiri dari sebuah sistem satuan
pengukuran yang koheren terdiri dari 7 satuan dasar. Sistem ini mendefinisikan 22 satuan,
dan lebih banyak lagi satuan turunan. Sistem ini juga memunculkan satu set terdiri dari 20
prefiks pada nama dan simbol satuan yang dapat digunakan untuk perkalian dan pembagian
satuan.
Sistem ini dipulikasikan pada tahun 1960 sebagai hasil dari inisiatif yang dimulai tahun
1948. Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu panjang (meter), massa
(kilogram), dan waktu (detik/sekon). SI ditujukan menjadi sistem yang berkembang, maka
prefiks dan satuan dibuat dan definisi satuan dimodifikasi melalui persetujuan internasional
seiring teknologi pengukuran berkembang dan presisi pengukuran meningkat.
Konferensi Umum tentang Berat dan Pengukuran (General Conferences on Weights
and Measures, CGPM) ke-24 dan 25 tahun 2011 and 2014, misalnya, mendiskusikan
proposal untuk mengubah definisi kilogram, menghubungkannya ke invarian alam daripada
massa sebuah artefak, sehingga memastikan stabilitas jangka panjang.
Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain
itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang dapat digunakan untuk
penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain.Satuan yang diturunkan dari satuan
dasar SI.

Satuan Panjang
Satuan besaran panjang berdasarkan SI dinyatakan dalam meter (m). Ketika sistem metrik
diperkenalkan, satuan meter diusulkan setara dengan sepersepuluh juta kali seperempat garis
bujur bumi yang melalui kota Paris. Tetapi, penyelid ikan awal geod esik menunjukkan
ketidakpastian standar ini, sehingga batang platina-iridium yang asli dibuat dan disimpan di
Sevres dekat Paris, Prancis. Jadi, para ahli menilai bahwa meter standar itu kurang teliti

13
karena mudah berubah. Para ahli menetapkan lagi patokan panjang yang nilainya selalu
konstan.

Pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter adalah panjang yang sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas
kripton-86 dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik. Definisi baru menyatakan bahwa
satuan panjang SI adalah panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa
selamaselang waktu 1/299.792.458 sekon.

Angka yang sangat besar atau sangat kecil oleh ilmuwan digambarkan menggunakan awalan
dengan suatu satuan untuk menyingkat perkalian atau pembagian dari suatu satuan.

Satuan Massa

Satuan standar untuk massa adalah kilogram (kg). Satu kilogram standar adalah massa sebuah
silinder logam yang terbuat dari platina iridium yang disimpan di Sevres, Prancis. Silinder
platina iridium memiliki diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Massa 1 kilogram standar
mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4°C.

Satuan Waktu

Satuan SI waktu adalah sekon (s). Mula-mula ditetapkan bahwa satu sekon sama dengan
1/86400 rata-rata gerak semu matahari mengelilingi Bumi. Dalam pengamatan astronomi,
waktu ini ternyata kurang tepat akibat adanya pergeseran, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai patokan.Selanjutnya, pada tahun 1956 ditetapkan bahwa satu sekon adalah waktu
yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Satuan Arus Listrik

Satuan standar arus listrik adalah ampere (A). Satu ampere didefinisikan sebagai arus tetap,
yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang penghantar sejajar dengan panjang
tak terhingga, dengan luas penampang yang dapat diabaikan dan terpisahkan sejauh satu
meter dalam vakum, yang akan menghasilkan gaya antara kedua batang penghantar sebesar

14
Satuan Suhu

Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Satuan standar suhu adalah kelvin (K), yang
didefinisikan sebagai satuan suhu mutlak dalam termodinamika yang besarnya sama dengan
1/273,16 1dari suhu titik tripel air. Titik tripel menyatakan temperatur dan tekanan saat
terdapat keseimbangan antara uap, cair, dan padat suatu bahan. Titik tripel air adalah 273,16
K dan 611, 2 Pa. Jika dibandingkan dengan skala termometer Celsius

Satuan Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya dalam SI mempunyai satuan kandela (cd), yang besarnya sama dengan
intensitas sebuah sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi
Hz dan memiliki intensitas pancaran 1/683 watt per steradian pada arah tertentu.

Satuan Jumlah Zat

Satuan SI untuk jumlah zat adalah mol. Satu mol setara dengan jumlah zat yang
mengandung partikel elementer sebanyak jumlah atom di dalam kg karbon-12. Partikel
elementer merupakan unsur fundamental yang membentuk materi di alam semesta. Partikel
ini dapat berupa atom, molekul, elektron, dan lain-lain.

Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh: meter, kilogram, dan
detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
b) Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

15
Gambar 2.3 Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik

Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku umumnya banyak digunakan pada zaman dahulu dimana sistem
satuan modern blm dibuat. Ada banyak sekali satuan tidak baku yang digunakan, diantaranya:
a) Jengkal
Definisi 1 jengkal adalah jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk ketika
direntangkan
b) Depa
Definisi 1 depa adalah jarak antara ujung jari tengah tangan kiri dengan ujung jari
tengah tangan kanan jika kedua lengan direntangkan
c) Kilan
Definisi 1 kilan adalah jarak antara ujung ibu jari dengan ujung kelingking ketika
telapak tangan direntangkan
d) Hasta
Definisi 1 cubit adalah jarak antara siku lengan dan ujung jari tengah ketika
direntangkan
e) Tumbak
Tumbak adalah satuan luas tanah yang digunakan di daerah Jawa Barat. 1 tumbak
setara dengan 14 meter persegi

2.1.3 ANGKA PENTING


16
Dalam kegiatan mengukur dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong
misalnya, anda tentu akan memperoleh hasil pengukuran berupa angka-angka. Sebagai
contoh, saat anda mengukur diameter tabung, anda mempeoleh angka 3,24 cm. Maka angka
3 dan 2 merupakan angka pasti dan angka 4 merupakan angka taksiran sesuai ketelitian alat
ukur. Angka pasti atau eksak merupakan angka hasil pengukuran yang tidak diragukan
nilainya. Angka taksiran merupakan angka hasil pengukuran yang masih diragukan nilainya.
Semua angka hasil pengukuran merupakan Angka Penting.
Jadi Angka penting terdiri dari angka pasti yang terbaca pada skala alat ukur dan angka
taksiran ( perkiraan) yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. Oleh
karena itu, jumlah angka penting hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
Mistar, jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup tentunya akan berbeda, sesuai dengan tingkat
ketelitian masing-masing alat ukur tersebut.

Aturan menentukan jumlah Angka Penting


1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : hasil pengukuran panjang pensil
adalah 21,4 cm. maka jumlah angka pentingnya memiliki 3 angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan angka nol, adalah angka penting. Contoh :
Hasil menimbang sebuah mangga, adalah 507,09 gram. Jumlah angka pentingnya adalah 5
angka penting.

2.2 KESALAHAN DALAM PENGUKURAN


Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dihindari, termasuk ketika kita sedang
melakukan kegiatan pengukuran. Kesalahan-kesalahan seperti salah mengkalibrasi alat, salah
menentukan skala dan lain sebagainya menyebabkan hasil dari pengukuran menjadi kurang
maksimal.

Sumber Kesalahan dalam Pengukuran

Ada banyak penyebab kenapa kita bisa salah dalam melakukan kegiatan pengukuran.
Beberapa sumber-sumber kesalahannya pun bermacam-macam. Berikut 4 sumber kesalahan
pengukuran yang sering terjadi:

17
1. Kesalahan alat ukur. Ketidaksempurnaan alat ukur merupakan salah satu hal yang
menyebabkan kegiatan pengukuran menjadi kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi,
faktor usia alat dan lain sebagainya menjadi faktor utama kenapa kesalahan alat ukur
bisa terjadi.

2. Kesalahan Manusia. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh manusia adalah hal


yang sangat sering terjadi. Penyebabnya bisa karena kurang konsentrasi, salah
penggunaan atau ketidakmampuan menggunakan alat. Kesalahan paralaks adalah
yang paling umum. Kesalahan ini disebabkan karena seseorang yang sedang
melakukan percobaan salah posisi saat melihat objek.

3. Kesalahan alami. Kesalahan ini terjadi karena faktor alam yang kondisinya tidak
menentu. Bisa karena perbuhahan suhu, cuaca dan faktor alam lainnya. Untuk beberpa
kasus percobaan, ini akan sangat berefek terhadap hasil pengukuran.

4. Kesalahan hitung. Kesalahan hitung terjadi karena kesalahan dalam proses analisis.
Di dalamnya bisa berupa salah dalam penulisan angka penting, pembulatan atau
perhitungan-perhitungan dasar.

Jenis-jenis kesalahan dalam pengukuran

1. Kesalahan Sistematis. Kesalahan semacam ini terjadi karena kesalahan-kesalahan


yang ada kaitannya dengan kekeliruan dalam pengaturan alat, kalibrasi alat dan juga
tempat dilakukannya proses pengukuran. Hal-hal semacam ini bisa dihidari yaitu
dengan lebih teliti dalam proses pengukuran, semisal pengaturan kalibrasi alat serta
desain tempat yang tepat untuk proses pengukuran.
2. Kesalahan Acak. Kesalahan acak adalah kesalahan yang tidak bisa dihindari. Mau
seberapa hebat pun alat yang dipergunakan, mau seteliti apapun si penggunanya. Jenis
kesalahan ini akan tetap ada dan tidak bisa hilang. Salah satu contohnya adalah
menentukan ketidakpastian pengaruh lingkungan terhadap hasil pengukuran.

2.3 ALAT UKUR PANJANG

Dalam kegiatan pengukuran kita pasti memerlukan alat ukur yang sesuai. Ketepatan hasil
ukur salah satunya ditentukan oleh jenis alat yang digunakan. Penggunaan suatu jenis alat
ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: ketelitian hasil ukur yang diinginkan,
ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur.

18
Penggaris atau mistar, meteran, jangka sorong, dan mikrometer sekrup merupakan contoh alat
ukur panjang. Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda, sehingga Anda harus bisa
memilih alat ukur yang tepat untuk sebuah pengukuran. Pemilihan alat ukur yang kurang
tepat akan menyebabkan kesalahan pada hasil pengukuran.

2.3.1 Mistar (Penggaris)


Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki
skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm.

Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan
dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan
menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
aslinya.

Contoh:

Gambar 2.3.1 contoh perhitungan menggunakan mistar

Contoh soal:
Berikut adalah gambar hasil pengukuran sepotong kayu menggunakan mistar.

Panjang kayu tersebut adalah….

Penyelesaian:
Panjang kayu dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan oleh ujung-ujung benda tersebut.
Panjang kayu tersebut adalah
p=37 mm−0 mm=37 mm
19
2.3.2 Jangka Sorong
Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis, Pierre Vernier.

Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang
yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang
geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10
skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm
atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Contoh:

Gambar
2.3.2menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan skala
jangka sorong.

20
Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada gambar di
atas skala utama (sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala. Sehingga dapat diketahui
panjang benda yang diukur dengan cara berikut:
Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm
= 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm

Contoh soal:

Tentukan hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.

Penyelesaian :

Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala
vernier disebelah kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier
tepat lurus dengan garis diatasnya).

Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm

Atau 100,2 mm.

2.3.3 Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal
kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros
tetap) dan selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama,
sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup

21
mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu
bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer
sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya,
yaitu 0,01 mm.

Contoh:

Gambar 2.3.3 bagian bagian micrometer sekrup

Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn = 43 skala, maka
panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm


= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm
= (4,5 + 0,43) mm
= 4,93 mm

Contoh soal:

Pengukuran tebal batang terlihat seperti gambar dibawah ini. hitunglah Hasil dari pengukuran
mikrometer dibawah ini ialah …mm.

Jawaban:

perhatikan Pengukuran mikrometer sekrup dibawah ini.

22
Skala tetap = 4,5 × 1 mm = 4,5mm

Skala nonius = 46 × 0,01 mm = 0,46mm

Hasil = skala tetap ditambah skala nonius

Hasil = 4,5 mm + 0,46 mm = 4,96mm

Jadi,maka hasil dari pengukurannya diatas adalah 4,9 mm.

2.3.4 Mikroskop

Gambar 2.3.4 bagian bagian mikroskop

Pengertian mikroskop adalah alat yang di gunakan sebagai pembesar. Biasanya mikroskop di
gunakan untuk penelitian. Untuk melihat partikel kecil atau gambar yang berukuran kecil
(mikro) alat ini sangat berguna, karena alat ini memiliki sekitar 10x lebih besar melihat dari
gambar aslinya.

Mikroskop berasal dari bahasa Latin yaitu micro yang berarti kecil dan scopium yang berarti
penglihatan. Mikroskop pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke dari Inggris pada

23
tahun 1665 ketika beliau mengamati sel-sel dari pohon. Ada juga yang berpendapat bahwa
Antony van Leuvenhoek dari Belanda yang sedang meneliti sel gabus.

Pada mikroskop terdapat lensa untuk melihat objek atau kita bisa sebut preparat. Preparat ada
banyak, ada yang sudah disediakan misalnya darah. Jika ingin objek yang original atau
tentang alam bisa ambil bawang merah dan gabus pada batang singkong. Dua objek ini
adalah dasar untuk menggunakan objek.

Selain lensa mikroskop juga ada makrometer. Peran makro meter juga sangat penting, karena
makrometer akan melakukan pengfokusian objek. Makrometer dapat menaik turunkan tabung
demi mendapatkan gambar preparat yang di harapkan.

Cara Pengoperasian Mikroskop

Menggunakan mikroskop ada beberapa langkah, berikut ini adalah cara pengoperasian
mikroskop:

1. Siapkan preparat atau objek yang akan dilakukan pengamatan


2. Letakkan mikroskop dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
3. Atur lensa objektif dengan fase lebih rendah revolver. Dekat =kan dengan sumbu
pengamatan supaya cahaya masuk pada lensa okuler.
4. Jika menggunakan mikroskop jenis monikuler, gunakan lensa okuler dengan satu
mata.
5. Jika menggunakan mikroskop binokuler maka dapat menggunakan dua mata.
6. Nyalakan lampu dan atur cermin agar mendapat gambar yang bagus
7. Buka diafrakma dengan tuas dan sesuaikan lubang agar gambar tidak terlalu gelap
atau terang
8. Pastikan mengatur makrometer searah dengan jarum jam
9. Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa
objektif
10. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm
dengan menggunakan makrometer
11. Perhatikan gambar preparet atau objek
12. Salin gambar tesebut sebagai bentuk laporan atau hasil

24
Berikut ini beberapa bagian-bagian mikroskop antara lain:

1. Cermin

Cermin merupakan salah satu bagian utama dari mikroskop yang berguna sebagai penerima
dan pemantul cahaya untuk seterusnya diarahkan ke objek dengan bantuan kondensor. Jangan
sampai gambar terlihat terlalu terang dan terlalu gelap.

2. Lensa Okuler

Lensa okuler digunakan sebagai memperbesar bayangan. Lensa okuler dapat memperbesar
bayangan dengan ukuran 4 – 25 kali. Letak lensa okuler terletak pada ujung tabung
mikroskop.

3. Lensa Objektif

Lensa objektif berguna untuk memberikan bayangan pertama. Lensa ini dapat memperbesar
objek dengan ukuran 10x, 40x, dan 100x sehingga menentukan struktur dan bagian renik
yang terlihat pada bayangan akhir.

4. Kaki

Layaknya kaki pada manusia, kaki mikroskop berguna untuk menyangga dan memperkuat
kedudukan mikroskop. Terdapat lengan dan sejenis engsel yang melekat erat pada kaki
mikroskop.

5. Diafragma

Diafragma pada mikroskop sama dengan pupil pada mata manusia. Bagian ini berfungsi
untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk dan mengenai preparat (objek benda).

6. Lengan

Lengan digunakan sebagai pegangan pada mikroskop pada saat memindahkan atau
menindahkan mikroskop.

25
7. Tabung Mikroskop

Tabung mikroskop ini berguna sebagai penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler
pada mikroskop.

8. Revolver

Mengatur perbesaran lensa objektif merupakan bagian fungsi dari bagian ini.

9. Mikrometer

Mikrometer biasa disebut juga dengan pemutar halus. Mikrometer berguna menaikturunkan
tabung dengan lambat agar mendapat gambaran preparat yang jelas.

10. Makrometer

Makrometer adalah pemutar kasar ini dapat menaikturunkan tabung dengan cepat dengan
tujuan yang sama, yaitu menghasilkan gambaran preparat yang jelas.

11. Kondensor

Kondensor adalah lensa yang di putar untuk mengumpulkan cahaya yang dipusatkan ke objek
akibat dipantulkan dari cermin.

12. Meja Preparat

Meja preparat adalah meja yang di gunakan untuk meletakkan preparat.

Contoh soal:

Suatu mikroskop terdiri dari dua lensa cembung. Lensa cembung yang berjarak dekat dengan
obyek alias benda dinamakan lensa obyektif dan lensa cembung yang berjarak dekat dengan
mata pengamat dinamakan lensa okuler. Panjang fokus lensa obyektif adalah 2 cm dan
panjang fokus lensa okuler adalah 5 cm. Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler adalah
30 cm. Jika mata pengamat normal dan berakomodasi minimum, tentukan : (a) perbesaran
total mikroskop, (b) jarak benda dari lensa obyektif.
Pembahasan

26
Diketahui :
Panjang fokus lensa obyektif (fob) = 2 cm
Panjang fokus lensa okuler (fok) = 5 cm
Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler (l) = 30 cm
Titik dekat mata normal (N) = 25 cm
Jawab :
(a) Perbesaran total mikroskop
Rumus perbesaran total mikroskop :
M = mob Mok
Keterangan : M = perbesaran total mikroskop, mob = perbesaran linear lensa obyektif, Mok =
perbesaran sudut lensa okuler.

Perbesaran linear lensa obyektif ketika mata berakomodasi minimum (mob) :

Jarak bayangan dari lensa obyektif (sob’) :


sob’ = l – fok = 30 cm – 5 cm = 25 cm
Jarak benda dari lensa obyektif (sob) :

Lensa obyektif merupakan lensa cembung sehingga panjang fokus lensa bertanda positif.
Bayangan bersifat nyata sehingga jarak bayangan (sob’) bertanda positif.

Perbesaran linear lensa obyektif :

Perbesaran sudut lensa okuler ketika mata berakomodasi minimum (Mok) :


Mok = N / fok = 25 cm / 5 cm = 5 kali

27
Perbesaran total mikroskop :
M = mob Mok = (12,5)(5) = 62,5 kali

(b) Jarak benda dari lensa obyektif (sob)


Jarak benda dari lensa obyektif telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya.
Jarak benda dari lensa obyektif adalah 2 cm.

2.4 ALAT UKUR MASSA

Massa adalah salah satu besaran pokok, dimana setiap besaran pokok memiliki alat ukur
sendiri. Salah satu satuan dalam waktu adalah Kilogram. Kali ini kami akan memaparkan
tentang alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa.

Alat ukur massa adalah instrument atau alat yang di gunakan untuk menghitung besaran
massa, pengukuran ini biasanya dilakukan dalam satuan kilogram (kg). Contoh alat ukur
massa adalah neraca pegas, neraca ohaus dan timbangan duduk.
Di dalam kehidupan sehari – hari kita sangat sering menggunakan alat ukur massa, contohnya
adalah saat di pasar para pedagang menggunakan timbangan duduk untuk mengukur massa.
Namun kesalahan yang sering dilakukan adalah mengatakan berat padahal yang di ukur
adalah massa benda, karena berat tidak sama dengan massa (berbeda). Jadi, dengan adanya
timbangan para pedangan dapat menentukan berapa massa sebuah benda.

2.4.1 NERACA PASAR

Gambar 2.4.1 neraca pasar

28
Neraca pasar adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu bendaCara
menggunakan alat ini adalah dengan meletakkan benda di sebelah kiri pada tempatnya dan
anak timbangan diletakkan di sebelah kanan hingga mencapai kesetimbangan.
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai dari anak timbangan adalah 1 ons (0,1 kg), 1/4 kg, 1/5 kg,
1 kg, 2 kg, dan 5 kg. Misalnya, kita menimbang suatu barang yang setimbang dengan anak
timbangan 1 kg, 0,5 kg, dan 1 ons, berarti barang tersebut memiliki massa 1 kg + 0,5 kg + 0,1
kg = 1,6 kg.

Supaya neraca menjadi seimbang, piringan di sebelah kanan ditambahkan anak timbangan
yang massanya….

A.300gram
B.450gram
C.500gram
D. 550 gram

Pembahasan

Diketahui
Piringan kiri :
Massa = 1,05 kg = (1,05)(1000 gram) = 1050 gram
Piringan kanan :
Massa = 500 gram + 50 gram = 550 gram
Ditanya : Massa anak timbangan yang ditambahkan pada piringan kanan agar neraca
seimbang
Jawab :

Agar neraca seimbang maka massa anak timbangan pada piringan kiri harus sama dengan
massa anak timbangan pada piringan kanan. Neraca menjadi seimbang setelah piringan di

29
sebelah kanan ditambahkan anak timbangan X yang massanya = 1050 gram – 550 gram =
500 gram.
Jawaban yang benar adalah C.

2.4.2 NERACA ANALITIK

adalah sebuah instrument laboratorium yang digunakan untuk mengukur massa suatu zat.
Timbangan analitik memiliki beberapa nama lain seperti analytical balance, neraca analitik
atau timbangan laboratorim. Pada artikel kali ini kita akan mengenal lebih jauh tentang
pengertian timbangan analitik, fungsi timbangan analitik, jenis-jenis timbangan analitik,
bagian-bagian pada timbangan analitik, dan cara menggunakan timbangan analitik.

Pengertian Timbangan Analitik

Seperti yang telah kita ketahui, timbangan analitik merupakan sebuah instrument atau alat
laboratorium yang umum. Timbangan analitik atau analytical balance merupakan alat yang
masuk kedalam kategori general laboratory equipment bersama dengan beberapa alat lainnya
seperti centrifuge, mikroskop, mikropipet, waterbath dan lainnya.

Pada dasarnya timbangan analitik adalah sebuah timbangan yang digunakan untuk mengukur
masa suatu benda, sama seperti timbangan pada umumnya. Namun timbangan analitik

30
memiliki kemampuan yang lebih spesifik dan dikhususkan untuk menimbang benda dengan
berat yang sangat ringan. Sebut saja 0,1 mg seperti yang dijelaskan pada Wikipedia.
Beberapa timbangan analitik yang beredar dipasaran memiliki tingkat akurasi 0,0003 gram.
Untuk melihat contoh dan spesifikasi timbangan analitik silahkan link berikut.

Fungsi Timbangan Analitik

Fungsi timbangan tentunya untuk menimbang, lalu apa fungsi timbangan analitik?
Sebetulnya timbangan analitik merupakan timbangan yang diperuntukan untuk orang yang
bekerja di laboratorium, itulah sebabnya mengapa timbangan analitik sering disebut sebagai
timbangan laboratorium.

Timbangan analitik sering ditemukan dan digunakan di laboratorium, dan orang yang
menggunakannya disebut laboran. Selain laboran, timbangan analitik juga digunakan oleh
peneliti atau analis. Timbangan analitik biasa digunakan untuk membuat komposisi sebuah
zat baru dari beberapa zat yang telah ditentukan.

Pernahkan anda mencoba bagaimana rasanya jika 5 gram gula dan 5 gram garam di aduk
bersama 100ml air, mana rasa yang lebih dominan? Jika anda yakin rasanya asin itu tentu
perlu dibuktikan terlebih dahulu. By the way, ternyata kita sedang membicarakan larutan
oralit. Bayangkan juga larutan oralit yang kita rasa tidak enak itu, diberi perasa jambu supaya
lebih enak diminum. Nah, komposisi itulah yang biasanya dibuat oleh para peneliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan rasa yang tetap enak di lidah.

2.4.3 NERACA TIGA LENGAN

Gambar 2.4.3 neraca tiga lengan

31
Sepeti namanya, neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda. Neraca
yang dalam bahasa inggris disebut ohaus triipel beam ini mempunyai bagian-bagian sebagai :

1. Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, …, 10
gram. Masing-masing skala bernilai 1 gram.
2. Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.
3. Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah tetapi dengan nilai tiap skalanya
100 gram dari 100 gram hingga 500 gram (setengah kilo)

Cara Menggunakan Neraca Ohaus Tiga Lengan

Mengukur berat benda dengan neraca ohaus sangat mudah. Cukup lepas pengunci kemudian
taruh beda dalam cawan atau wadah. Jangan lupa terlebih dahulu lakukan kalibrasi dengan
cara dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke
kanan posisi dua garis pada neraca sejajar. Pastikan benar-benar sejajar agar tidak terjadi
keslahan penimbangan. Setelah itu geser anting di ketiga lengannya mulai dari lengan
belakang ke lengan depan. Setelah itu jumlahkan nilai dari ketiga lengan tersebut.

Gambar ilustrasi cara memakai neraca ohaus

Kita akan menimbang sebuah gantungan kunci dengan neraca ohaus dan skala yang terbaca
dalam lengan-lengannya sebagai berikut

dari gambar diatas, cara membaca skala neraca ohaus :

32
Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +

Jadi total berat gantungan kunci tersebut = 345,8 gram

2.4.4 NERACA SAMA LENGAN

Gambar 2.4.4 neraca sama lengan

Neraca sama lengan adalah alat ukur massa yang biasanya digunakan di toko emas. Neraca
sama lengan dilengkapi dua piringan dan anak timbangan dengan berbagai satuan massa.
Piringan digunakan sebagai tempat untuk meletakkan benda yang akan diukur massanya.
anak timbangan digunakan sebagai satuan besaran perbandingan.

Neraca sama lengan menggunakan prinsip kesetaraan gaya gravitasi antara kedua lenganya.
Bila kedua lengan yang panjangnya sama ini ditumpangi dua benda yang beratnya sama,
maka neraca akan datar atau seimbang dan tidak ada lengan yang turun ke bawah.

33
Cara mengukur massa dengan neraca ini adalah dengan cara meletakkan anak timbangan
pada satu piringan dan meletakkan benda yang akan di ukur pada piringan lainnya.

Massa yang dapat diukur hanya bergantung pada anak timbangan. adi, saat benda dan anak
timbangan pada posisi yang sejajar, hal ini menandakan bahwa massanya sama dengan berat
anak timbangan tersebut.

Contoh soal:

Perhatikan gambar neraca berikut!


Dari hasil penimbangan, massa anak timbangan x adalah….
A.380gram
B.400gram
C.580gram
D.620gram
Pembahasan
Diketahui
Piringan kiri :
Massa = 1 kg = (1)(1000 gram) = 1000 gram
Piringan kanan :
Massa = 400 gram + 20 gram = 420 gram
Ditanya : Massa anak timbangan X
Jawab :
Agar neraca seimbang maka massa anak timbangan pada piringan kiri harus sama dengan
massa anak timbangan pada piringan kanan. Neraca menjadi seimbang setelah piringan di
sebelah kanan ditambahkan anak timbangan X yang massanya = 1000 gram – 420 gram =
580 gram.
Jawaban yang benar adalah C.

34
2.4.5Neraca Analog

Gambar 2.4.5 neraca analog

Neraca jenis alat ukur massa yang biasanya digunakan dalam rumah tangga. Cara
menggunaknnya pun sangat mudah yaitu dengan menempatkan benda yang akan diukur
massanya pada wadah yang berada pada bagian atas neraca, kemudian baca skala yang
ditunjukan oleh jarum skala. Jenis lain dari neraca ini adalah neraca pengukur massa badan.

2.4.6 Neraca Lengan Gantung

35
Gambar 2.4.6 neraca lengan gantung

Alat ukur massa selanjutnya adalah neraca lengan gantung. Neraca ini ini banyak digunakan
di pasar pasar untuk menimbang barang. Neraca diletakkan menggantung dan bekerja dengan
prinsip tuas.

Cara kerja neraca ini adalah dengan menggantungkan beban di pengaitnya, dan agar tetap
seimbang dan tetap sejajar maka selanjutnya perlu menggeser beban pemberat untuk

mengetahui massanya.

2.5 ALAT UKUR WAKTU

Waktu adalah salah satu besaran pokok, dimana setiap besaran pokok memiliki alat ukur
sendiri. Salah satu satuan dalam waktu adalah detik. Kali ini kami akan memaparkan alat
ukur yang digunakan untuk mengukur waktu

Alat ukur waktu adalah instrument ( alat ) yang di gunakan untuk menghitung besaran waktu,
dan biasanya dalam satuan detik. Contoh alat ukur waktu adalah stopwatch, arloji dan jam
dinding.

36
Dalam kehidupan sehari – hari kita sangat sering menggunakan alat ukur waktu yaitu jam,
dengan jam kita dapat menentukan berapa lama waktu yang telah berlalu, waktu yang akan
dating dsb.

2.5.1 STOPWATCH

Gambar 2.5.1 stopwatch

Pengertian Stopwatch

Stopwatch adalah sebuah arloji genggam yang di rancang untuk mengukur jumlah waktu
yang telah berlalu dari waktu tertentu ketika di aktifkan sampai dengan stopwatch tersebut di

37
non aktifkan. Contohnya saja menghitung berapa lama sebuah mobil dapat mencapai jarak 60
km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat mencapai jarak 100 meter.

Selain itu ada sebuah versi digital yang lebih besar dari stopwatch di rancang untuk melihat
di kejauhan, seperti dalam sebuah stadion olahraga, disebut stopclock. Dan fungsi dari ini
secara tradisional dikendalikan oleh dua tombol pada kasus ini. Caranya dengan menekan
tombol atas mulai timer berjalan, dan menekan tombol untuk kedua kalinya berhenti. Selain
itu, stopwatch elektronik digital yang tersedia sekarang ini juga jauh lebih akurat dari pada
alat pengukur waktu yang mekanik. Itu di karenakan mengandung microchip, stopwatch
digital juga memiliki fungsi tanggal dan waktu dan hari juga.

Semua perangkat ini di gunakan ketika periode waktu harus diukur dengan tepat dan
komplikasi yang minimal. Dalam percobaan laboratorium dan acara olahraga seperti sprint
adalah contoh yang baik. Dan fungsi stopwatch juga hadir sebagai fungsi tambahan pada jam
tangan digital, ponsel, pemutar musik portabel, dan komputer.

Jenis-Jenis Stopwatch

Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Dan kedua
stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Tetapi
ada perbedaan yang hanya terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan
pembacaannya.

Stopwatch Analog

Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum penunjuk
sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.

Stopwatch Digital

Adalah jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil


pengukuran. Dan waktu dari hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.

Prinsip Kerja Stopwatch

Benda ini di rancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas sehingga bergerak
jarumnya dan menekan kembali tombol tersebut maka jarum berhenti sehingga suatu waktu

38
detik di tampilkan sebagai waktu yang berlalu. Lalu kemudian dengan menekan tombol yang
kedua akan memasang lagi jarum stopwatch pada kondisi nol.

Stopwatch Analog

Memiliki penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol star/stop
dan tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol. Suatu perhitungan waktu pada stopwatch analog ini
berdasarkan gerakan mekanik. Dan sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau
dikurang) karena peletakan komponen -komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.

Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :

 Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol
start) dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak
menjadi satu.
 Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum
pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog
ini ada yang berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula
yang digabung.
 Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit
dan jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
 Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara
detik dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit
dengan satu menit diatasnya atau dibawahnya.

Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :

 Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi
berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum
bergerak.
 Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi
kerja secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu yang telah dilalui
sejak penekanan pegas pertama.

39
 Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi
sehingga pegas pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi
nol.

Stopwatch Digital

Adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai penunjuk
hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu berdasarkan
perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka terhadap cahaya dan
dapat di buat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk
menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001
sekon. Maka dengan stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu
pengukuran waktu tempuh pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan.
Satu hal yang perlu di ketahui oleh pengguna bahwa stopwatch baik digital maupun analog
sama-sama mengunakan baterai tetapi ada pula yang menggunakan energy surya.

Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :

 Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara


elektrik berupa angka-angka.
 Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
 Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
 Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay
hasil pengukuran yang telah dilakukan.

Lalu untuk cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari
sumber tegangan (batere) energi surya akan mengalir ke komponen-komponen elektronik
dalam stopwatch digital. Lalu komponen-komponen elektronik tersebut yang melakukan
perhitungan waktu dan menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.

Prosedur Penggunaan Stopwatch

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan stopwatch yaitu
:

40
 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
 Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum
akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran
kembali dan stop untuk mengakhiri.

Contoh soal:

Hasil pengukuran stopwatch di atas menunjukkan waktu yang ditempuh oleh pelari pertama
dan pelari kedua dengan jarak tempuh yang sama. Waktu total dari kedua pelari adalah ….
A. 56 sekon
B. 76 sekon
C. 67 sekon
D. 65 sekon

Kunci jawaban : D
Pembahasan :

Waktu total = (18 + 47) sekon = 65 sekon

2.5.2 JAM PASIR

41
Gambar 2.5.2 jam pasir

Jam pasir adalah alat ukur waktu zaman dahulu sebelum ditemukannya jam seperti saat ini
dan belum diakuinya satuan detik. Terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dengan
sebuah tabung sempit. Salah satu tabung biasanya diisi dengan pasir yang mengalir melalui
tabung sempit ke tabung dibawahnya dengan laju yang teratur.

Ketika pasir telah mengisi penuh tabung bawah, alat ini bisa dibalik sehingga dapat
digunakan kembali sebagai pengatur waktu. Jam pasir merupakan nama umum yang mengacu
pada gelas pasir, di mana jam pasir ini digunakan untuk menghitung waktu selama satu jam.

Demikianlah informasi mengenai 5 alat ukur waktu beserta ketelitian dan penjelasannya
secara lengkap. Simak juga artikel tentang alat ukur panjang. Semoga artikel diatas bisa
bermanfaat dan menjadikan kita mengerti mengenai apa saja macam macam alat untuk
mengukur waktu.

Contoh soal:

Bagaimana mengukur waktu 9 menit dengan menggunakan jam pasir 4 menit dan jam pasir 7
menit?

Jawaban

caranya : 4+4-7=1+4+4. artinya, Jalankan jam pasir 4 menit bareng dengan yang 7 menit.
Pada saat yang 4 menit habis, balikkan/jalankan lagi 4 menit berikutnya. Pada saat jam pasir
7 menit habis, mulai start penghitungan dari jam pasir 4 menit karena sisanya adalah 1 menit

42
(4+4-7=1). Setelah jam pasir 4 menit yang sisa 1 menit habis tinggal balikkan/jalankan 2 kali
lagi. (1+4+4=9

2.5.3 Jam

Gambar 2.5.3 jam

Jam adalah sebuah alat ukur waktu yang paling populer dan sering digunakan. Lama sebuah
jam adalah 1/24 (satu perduapuluh empat) hari. Satu jam bisa dibagi menjadi unit waktu yang
lebih kecil lagi. Satu jam terdiri dari 60 menit dan 3600 detik.

Pada setiap jenis jam, biasanya dilengkapi dengan jarum sekon, jarum menit, dan jarum
jam. Pada jam secara umum menggunakan satuan terkecil yaitu detik dan terbesar yaitu jam
dengan 1 detik adalah skala terkecil pada jam.

2.5.4 Arloji (Jam Tangan)

43
Gambar 2.5.3 arloji

Jam tangan atau arloji adalah alat pengukur waktu yang dipakai di pergelangan tangan
manusia. Jam tangan pertama kali diperkenalkan pada abad ke-16. Arloji ini sebenarnya
merupakan salah satu jenis dari jam.

Untuk ketelitiannya pun sama saja dengan jam. Hanya fungsinya saja sebagai alat ukur waktu
yang berbeda karena arloji lebih praktis karena melekat pada pemakainya.

44
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Dari pengertian tersebut , jadi besaran dan satuan mempunyai keterkaitan.
Sedangkan satuan diartikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Selain
mempunyai keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai keterkaitan dengan dimens.
Karena dimensi diartikan cara untuk menyusun suatu besaran yang susunannya berdasarkan
besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf tertentu yang ditempatkan dalam
kurung siku. Angka penting merupakan semua angka hasil pengukuran .

3.2. Saran

Kita harus mempelajari besaran dan sistem satuan karena tanpa kita sadari besaran dan
sistem satuan tersebut ada dalam kehidupan kita sehari-hari, jadi kita dapat
mengaplikasikannya dalam kegitan kita.

45
DAFTAR PUSTAKA
https://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-i-pengukuran/
https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/besaran-dan-satuan/g-angka-penting/
http://www.sridianti.com/satuan-baku-dan-tidak-baku.html
https://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-i-pengukuran/
Supriyadi.2002. Penilaian Pencapaian Belajar Fisika. Yogyakarta: FMIPA UNY
Fisika Dasar (Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada).
diktat-fisika-dasar (Lubis, Riani. 2008. Diktat Kuliah Fisika Dasar 1. Bandung: UNIKOM).

diktat-fisika-dasar-i (Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika Dasar 1 (Edisi Revisi). Bandung:


ITB).

46
Lampiran 1. Tabel Besaran Pokok

Lampiran 2. Tabel Besaran Turunan

47
Lampiran 3. Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik

48

Anda mungkin juga menyukai