Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PENGGANTI MID TEST

MAKALAH FISIKA
“BESARAN DASAR, TURUNAN DAN DIMENSI
SERTA KINEMATIKA DAN DINAMIKA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ASRIANI

NIM : 2020030026

KELAS : SK 2 A

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


STMIK HANDAYANI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dengan judul makalah tentang “Besaran Dasar, Turunan dan
Dimensi Serta Kinematika dan Dinamika”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Fisika, dimana
atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 07 Juli 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3

BAB I......................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3

1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................................................3

1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................3

1.3. TUJUAN..................................................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4

A. BESARAN DASAR, TURUNAN DAN DIMENSI..................................................................................4

2.1. Besaran..................................................................................................................................4

2.1.1. Besaran Pokok...............................................................................................................4

2.1.2. Besaran Turunan............................................................................................................7

2.2. Dimensi..................................................................................................................................7

2.3. Satuan....................................................................................................................................8

2.3.1. Satuan Baku...................................................................................................................9

2.3.2. Satuan Tidak Baku..........................................................................................................9

B. KINEMATIKA DAN DINAMIKA......................................................................................................10

3.1. Kinematika...........................................................................................................................10

3.1.1. Kecepatan....................................................................................................................10

3.1.2. Percepatan...................................................................................................................11

3.1.3. Gerak Lurus..................................................................................................................11

3.2. Dinamika..............................................................................................................................14

3.2.1. Dinamika : Gerak dan Gaya..........................................................................................14

3.2.2. Hukum Newton Pertama.............................................................................................14

3.2.3. Hukum Newton Kedua.................................................................................................15

3.2.4. Hukum Newton Ketiga.................................................................................................16


3.2.5. Berat Dan Massa..........................................................................................................17

3.2.7. Hukum – Hukum Gaya.................................................................................................19

BAB III..................................................................................................................................................20

PENUTUP.............................................................................................................................................20

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Besaran apa saja yang bisa kita ukur dari sebuah buku. Pada sebuah buku, kita bisa
mengukur massa, panjang, lebar, dan tebal buku. tujuan kita menyatakan hasil pengukuran
panjang buku? Misalnya panjang buku sama dengan 25 sentimeter. sentimeter disebut
satuan dari besaran panjang. Massa buku sama dengan 1 kilogram; kilogram disebut satuan
dari besaran massa. Jadi satuan selalu mengikuti besaran, tidak pernah menemuinya.

Dimasyarakat kadang-kadang terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku,
misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena tidak
memiliki ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang dewasa jelas
berbeda dengan satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depa tidak dijadikan
satuan yang standar dalam pengukuran fisika.

Fisika adalah salah satu ilmu pasti yang dalam kajiannya terbatas pada fisik benda. Salah
satu kajian dalam fisika mengenai gerak benda yang fisikanya disebut mekanika. Dalam
bahasan mekanika, gerak suatu benda dispesifikasi menjadi dua bahasan yakni kinematika
serta dinamika. Kinematika menjabarkan mengenai gerakan benda tanpa dikaitkan dengan
penyebab benda tersebut bergerak. Sedang dinamika membahas tentang gerakan benda
dengan menghubungkan apa yang menyebabkan benda tersebut bergerak. Jadi dalam
mengulas tentang suatu gerakan suatu benda, dapat dilakukan dengan dua pendekatan
yakni pendekatan kinematika atau dinamika.

Menelaah tentang gerakan suatu benda dapat memberikan informasi penting masalah
benda tersebut, apa lagi benda yang menjadi objek dinamis. Misalnya dengan mempelajari
gerakan pesawat atau traktor, kita dapat mengetahui kecepatannya. Dan dengan data
tersebut kita dapat menghitung berapa waktu serta jarak tempuh pesawat atau traktor
tersebut. Jadi dengan mempelajari gerakan suatu benda, kita dapat menghargai semua
informasi yang berhubungan dengan gerakan benda tersebut, salah satunya adalah
kecepatan benda.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Besaran?

2. Sebutkan macam-macam Besaran!

3. Apa pengertian Dimensi?

4. Apa pengertian Kinematika?

5. Apa pengertian Dinamika?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Besaran

2. Untuk mengetahui macam-macam Besaran


3. Untuk mengetahui pengertian Dimensi

4. Untuk mengetahui pengertian Kinematika

5. Untuk mengetahui pengertian Dinamika


BAB II

PEMBAHASAN
A. BESARAN DASAR, TURUNAN DAN DIMENSI

2.1. Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan
sebagai besaran dan harus mempunyai 3 syarat yaitu

1) Dapat diukur atau dihitung

2) Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai

3) Mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:

a. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.

b. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non
fisika adalah Jumlah.

Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

2.1.1. Besaran Pokok


Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain.

Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s),
Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran
pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai
satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
Tabel Besaran Pokok

a) Panjang

Satuan Panjang = Meter (M)

Meter pertama kali didefinisikan pada 1973 dengan membagi jarak dari kutub utara sampai
ke katulstiwa menjadi 10 juta bagian yang sama. Hasilnya diproduksi menjadi 3 batang
platina dan beberapa batang besi. Karena selanjutnya diketahui bahwa pengukuran jarak
dari kutub ke katulstiwa tidak akurat, maka pada 1960 standar ini ditinggalkan. Saat ini 1
meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada ruang hampa selama
1/299792458 detik

b) Waktu

Satuan Waktu = Detik/Sekon (S)

Satuan waktu awalnya didefinisikan sebagai 1/86400 dari waktu satu hari, namun karena
rotasi bumi tidak konstan, maka definisi ini diganti menjadi 1/31556925.9747 dari tahun
1900. pada 1967, definisi ini kembali diganti.detik adalah selang waktu dari 9.192.631.770
periode radiasi yang disebabkan karena transisi 2 atom cesium – 133 pada ground state.

c) Massa

Satuan Massa = Kilogram (kg)

Pada 1799, kilogram didefinisikan sebagai massa air pada 4 derajat celcius yang menempati
1 desimeter kubik. Namun kemudian ditemukan bahwa volume air yang diukur ternyata
1,000028 desimeter kubik, sehingga standar ini ditinggalkan pada 1889.

Kilogram didefinisikan oleh sebuah benda silinder yang terbuat dari lempeng platina dan
10% indium pada ruang hampa di dekat paris Kilogram merupakan satu-satunya satuan
standar yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan-tiruan telah dibuat dengan ketelitian mencapai
1/108part, namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga ketidakmurnian pada logam
menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per billion setiap tahunnya.

d) Arus listrik

Satuan Arus Listrik = Ampere (A)


Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang magnet akan berada di sekeliling
kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel yang berarus
listrik.

1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak
terhingga dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan dengan jarak
1 meter pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 107 newton per meter.

e) Suhu atau Temperature

Satuan Suhu atau temperature Termodinamis = Kelvin (K)

Definisi dari temperature didasarkan pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air (suhu
dimana 3 fase air berada bersamaan) yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian
nol mutlak didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16 dari
temperature titik tripel air.

f) Jumlah Zat

satuan Jumlah Zat = Mol (Mol)

Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902, dan merupakan kependekan dari “gram-
molecule”.1 Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang
terdapat pada 0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol digunakan, zat elementernya harus
dispesifikasikan, mungkin atom, molekul, electron, atau partikel lain.

Kita dapat membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram karbon 12.
bilangan ini disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x 1023.

g) Intensitas Cahaya

satuan Intensitas Cahaya = Candela (C)

Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk menentukan brightness (keterangan) dari suatu
cahaya. Sebelumnya, lilin dan bola lampu pijar digunakan sebagai standar. Standar yang
digunakan saat ini adalah sumber cahaya monokromatik(satu warna), biasanya dihasilkan
oleh laser, dan suatu alat bernama radiometer digunakan untuk mengukur panas yang
ditimbulkan saat cahaya tersebut diserap.1 candela adalah intensitas cahaya pada arah
yang ditentukan, dari suatu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan
frekuensi 540 x 1012 per detik, dan memiliki intensitas radian pada arah tersebut sebesar
(1/683) watt per steradian.

Berikut ini 2 macam besaran pokok tak berdimensi :

a) Sudut Datar

Satuannya Radian.

b) Sudut Ruang

Satuannya Steradian.
2.1.2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Suatu
besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok, satuan besaran turunan itu juga
merupakan perkalian besaran pokok, juga berlaku dalam satuan besaran turunan yang
merupakan pembagian besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh
gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik)
diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri
khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai
satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Misalnya adalah luas yang merupakan hasil turunan satuan panjang dengan satuan meter
persegi atau m pangkat 2 (m2). Luas yang didapat dari mengalikan panjang dengan panjang
Berikut ini adalah berbagai contoh besaran turunan sesuai dengan sistem internasional / SI
yang diturunkan dari sistem MKS (meter-kilogram-sekon/second)

Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam

1. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar(nilai), satuan dan arah. Contoh
besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.

2. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki besar dan satuan saja tanpa memiliki
arah. Contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.

Tabel Besaran Turunan

2.2. Dimensi
Definisi Dimensi adalah cara untuk menyusun suatu besaran yang susunannya berdasarkan
besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf tertentu yang ditempatkan dalam
kurung siku.

Contoh : Dimensi dari besaran pokok panjang dengan satuan meter adalah [L], dimensi
dari besaran pokok Massa dengan satuan kg adalah [M]. Untuk menuliskan dimensi dari
besaran turunan dapat anda lihat sebagai berikut :

a) Massa jenis ((ρ) memiliki satuan kg/m³ dengan dimensi = [M]/[L]³ ditulis [M][L]-³
b) Kecepatan (v) adalah perubahan posisi benda (perpindahan) tiap satuan waktu
mempunyai satuan m/s dengan dimensi = L/T ditulis LT-¹

c) Percepatan (a) adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu, mempunyai satuan m/s²
dengan dimensi = L/T² ditulis LT-²

Kegunaan Dimensi :

a) Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak.

b) Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar..

c) Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut
dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui

2.3. Satuan
Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran
mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda
mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai
satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F)
mempunyai satuan Newton dan Berat(w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini
kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.

Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis: Système International
d'Unités atau SI) adalah bentuk modern dari sistem metrik dan saat ini menjadi sistem
pengukuran yang paling umum digunakan. Sistem ini terdiri dari sebuah sistem satuan
pengukuran yang koheren terdiri dari 7 satuan dasar. Sistem ini mendefinisikan 22 satuan,
dan lebih banyak lagi satuan turunan. Sistem ini juga memunculkan satu set terdiri dari 20
prefiks pada nama dan simbol satuan yang dapat digunakan untuk perkalian dan pembagian
satuan.

Sistem ini dipulikasikan pada tahun 1960 sebagai hasil dari inisiatif yang dimulai tahun 1948.
Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu panjang (meter), massa (kilogram),
dan waktu (detik/sekon). SI ditujukan menjadi sistem yang berkembang, maka prefiks dan
satuan dibuat dan definisi satuan dimodifikasi melalui persetujuan internasional seiring
teknologi pengukuran berkembang dan presisi pengukuran meningkat. Konferensi Umum
tentang Berat dan Pengukuran (General Conferences on Weights and Measures, CGPM)
ke-24 dan 25 tahun 2011 and 2014, misalnya, mendiskusikan proposal untuk mengubah
definisi kilogram, menghubungkannya ke invarian alam daripada massa sebuah artefak,
sehingga memastikan stabilitas jangka panjang.

Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain itu,
dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang dapat digunakan untuk
penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain.

Satuan yang diturunkan dari satuan dasar SI.


2.3.1. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh: meter, kilogram, dan
detik.

Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)

b) Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik

2.3.2. Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku umumnya banyak digunakan pada zaman dahulu dimana sistem satuan
modern blm dibuat. Ada banyak sekali satuan tidak baku yang digunakan, dantaranya
adalah sebagai berikut

a) Jengkal

Definisi 1 jengkal adalah jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk ketika
direntangkan

b) Depa

Definisi 1 depa adalah jarak antara ujung jari tengah tangan kiri dengan ujung jari tengah
tangan kanan jika kedua lengan direntangkan
c) Kilan

Definisi 1 kilan adalah jarak antara ujung ibu jari dengan ujung kelingking ketika telapak
tangan direntangkan

d) Hasta

Definisi 1 cubit adalah jarak antara siku lengan dan ujung jari tengah ketika direntangkan

e) Tumbak

Tumbak adalah satuan luas tanah yang digunakan di daerah Jawa Barat. 1 tumbak setara
dengan 14 meter persegi

B. KINEMATIKA DAN DINAMIKA

3.1. Kinematika
Kinematik adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang tanpa memperhatikan
apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut diperhatikan, maka
apa yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika. Partikel adalah benda dengan ukuran
yang sangat kecil. Partikel merupakan suatu pendekatan/model dari benda yang diamati.
Pendekatan benda sebagai partikel dapat dilakukan bila benda melakukan gerak translasi
murni. Gerak disebut gerak translasi bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang
menempel pada benda (x',y',z') selalu sejajar dengan kerangkanya sendiri (x,y,z). Selama
geraknya sebuah benda dapat berotasi, misalnya baseball dapat berputar dalam geraknya
melewati satu lintasan tertentu. Juga ada kemungkinan suatu benda bergetar selama
geraknya, misalnya seperti tetes air yang sedang jatuh. Kerumitan-kerumitan ini dapat
dihindarkan bila yang dibahas adalah gerak benda ideal yang disebut partikel. matematis,
sebuah partikel yang diperlakukan sebagai titik, yaitu benda tanpa ukuran, sehingga rotasi
dan vibrasi tidak perlu diperhitungkan terlebih dahulu. Benda-benda yang memiliki gerak
hanya translasi berkelakuan seperti partikel. gerak disebut gerak translasi jika sumbu-sumbu
kerangka acuan yang melekat pada benda, katakanlah , dan selalu sejajar dengan kerangka
acuannya sendiri x, y dan z

3.1.1. Kecepatan
a. Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat

Dalam pembahasan tentang kecepatan dan kecepatan. Kecepatan diartikan sebagai


perpindahan yang dicapai tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan diartikan sebagai jarak
yang ditempuh tiap satuan waktu. Kecepatan termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan
merupakan besaran skalar.

Kelajuan = jarak (meter) selang waktu (sekon)

Kecepatan = perpindahan (meter) selang waktu (sekon)

 Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan selang
waktu yang diperlukan, sedangkan kelajuan rata-rata merupakan jarak yang dicapai secara
keseluruhan dengan selang waktu yang ditempuh.

Rumus : Vr = st

Vr = kecepatan rata-rata, s = perpindahan,

t = waktu Vr = st

Vr = kelajuan rata-rata, s = jarak , t = selang waktu

 Kecepatan sewaktu-waktu

Sewaktu-waktu mengetahui kelajuan rata-rata tidak dapat menjamin kita akan mengetahui
kelajuan benda pada saat tertentu dalam perjalanan. Kelajuan pada saat tertentu bisa saja
sama dengan kelajuan rata-rata,lebih kecil atau lebih besar daripada kelajuan rata-rata.

3.1.2. Percepatan

Percepatan adalah sebuah besaran yang digunakan untuk menjelaskan kenyataan tersebut.
Kita mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Percepatan rata-rata Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu
Dt. Secara matematis dirumuskan sebagai :

a=t

Benda yang bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan akan mengalami perubahan
kecepatan dalam selang waktu tertentu. Benda tersebut dikatakan mengalami percepatan.
Besarnya percepatan atau percepatan (akselerasi) dapat ditentukan dengan membagi
perubahan kecepatan dengan selang waktu yang dicapai. Perubahan kecepatan a = t
selang waktu.

3.1.3. Gerak Lurus


Gerak suatu uatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus. Sebuah mobil melaju
di jalan raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus. Seorang siswa yang berbeda berlari
di lapangan sepakbola juga merupakan contoh dari gerak lurus dengan empat segmen
lintasan lurus yang berbeda pada saat menempuh sisi-sisi lapangan yang. Berdasarkan
kelajuan yang dicapainya gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu Gerak Lurus
Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

a) Gerak Lurus Beraturan

Dalam gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang
sama. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam 1 detik, maka 1
detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitu seterusnya. Dengan kata lain
perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan, atau kecepatannya konstan.
Dalam kelajuan dan kecepatan GLB hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus
menyebabkan jarak dan kecepatan yang dicapai sama. Dapat dirumuskan untuk GLB,
bahwa :
S=V.t

Keterangan ;

S: jarak (m)

T : waktu tempuh (t)

V : kecepatan benda(m/s)

b) Gerak Lurus Berubah Beraturan

Benda bergerak lurus beraturan (GLB) akan menghasilkan tanda ketikan/ketukan yang
jaraknya selalu sama dalam selang waktu tertentu. Untuk benda yang bergerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dipercepat akan menghasilkan tanda ketukan yang jaraknya
semakin besar dan perubahan yang dihasilkan secara teratur, dan sebaliknya jika tanda
semakin kecil berarti benda melakukan GLLB diperlambat.

Rumus Umum :

 Vt = V0 + a .Δ t

 S = V0t + ½ a t2

 Vt2 = V02 + 2as

Keterangan ;

Vt = Kecepatan pada saat (m/s)

V0 = Kecepatan awal (m/s)

a = Percepatan (m/s2)

t = Waktu tempuh (t)

s = Perpindahan

c) Gerak Vertikal Ke Atas

Pada GVA melempar benda ke atas dengan kecepatan awal tertentu (vo) dan kecepatan
benda terus berkurang sampai ketinggian maksimum kemudian jatuh kembali.

Rumus :

 Vt= V0 - gt

 h = V0t - ½ gt2

 Vt2= V02 - 2gh

Keterangan ;

Vt = Kecepatan pada saat (m/s)


V0 = Kecepatan awal (m/s)

g = Percepatan (m/s2)

t = Waktu tempuh (t)

h = Perpindahan (S)

d) Gerak Jatuh Bebas

Pada GJB benda diterapkan pada ketinggian tertentu (h) tanpa kecepatan awal (vo = 0) dan
benda jatuh karena mengalami percepatan gravitasi (a = g ). Dengan memasukan x = h, vo
= 0 dan a = g pada persamaan-persamaan GLBB diperoleh :

Rumus :

 Vt= gt

 h = ½ gt2

 Vt2 = 2gh

Keterangan ;

Vt = Kecepatan pada saat (m/s)

g = Percepatan (m/s2)

t = Waktu tempuh (t)

h = Perpindahan (S)

e) Gerak Vertikal Ke Bawah

Yaitu gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus ke bawah dengan kecepatan awal
tertentu(V0). Dalam keseluruhan geraknya, benda selalu mengalami percepatan yang sama
dengan percepatan gravitasi.

Rumus :

 Vt= V0 + gt

 h = V0t + ½ gt2

 Vt2= V02 + 2gh

Keterangan ;

Vt = Kecepatan pada saat (m/s)

V0 = Kecepatan awal (m/s)

g = Percepatan (m/s2)

t = Waktu tempuh (t)


h = Perpindahan (S)

3.2. Dinamika

3.2.1. Dinamika : Gerak dan Gaya


Gaya kita gambarkan sebagai tarikan dan dorongan contohnya ketika kita mendorong mobil
mogok, kita memberikan gaya pada mobil tersebut. Atau ketika sebuah mesin mengangkat
lift berarti sebuah gaya telah di berikan. Kita katakan bahwa sebuah benda jatuh karena
gaya gravitasi. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, anda bisa saja
mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak.

Salah satu cara untuk mengukur besar (atau kekuatan) gaya ialah dengan mengunakan
neraca pegas. Biasanya nerca di gunakan untuk menimbang berat sebuah benda, dengan
istilah berat, yang dimaksud adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut .
neraca pegas, jika telah dikalibrasi dapat juga di gunakan untuk mengukur jenis gaya yang
lain.

Sebuah gaya memiliki arah dan besar, sehingga merupakan vektor. Kita dapat menyatakan
gaya apapun pada sebuah diagram dengan sebuah tanda panah, seperti yang kita lakukan
dengan kecepatan. Arah tanda panah tersebut merupakan dorongan atau tarikan, dan
panjangnya di gambarkan sebanding dengan besar gaya.

Gerak dinyatakan dalam besaran vektor r, v dan a, tanpa mempersoalkan apa yang
“menyebabkan” gerak tersebut. Sebagian besar pembahasan bersifat geometris semata.
Dalam pasal ini dan pasal berikut akan di bahas penyebab gerak, pembahasan ini termasuk
bagian mekanika yang disebut dinamika. Gerak dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh
sifat dan susunan benda-benda lain yang merupakan lingkungannya.

3.2.2. Hukum Newton Pertama


Berabad-abad masalah gerak dan penyebabnya menjadi topic utama dalam filsafat
alami (nama lama untuk fisika). Baru kemudian baru kemudian, dengan kem unculan Galileo
dan Newton, diperoleh kemajuan yang nyata,Galileo mencapai kesimpulan bahwa sebuah
benda akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan jika tidak ada gaya yang bekerja
untuk merubah gerak ini. Isaac Newton dilahirkan di inggris dalam tahun kematian Galileo
adalah bangunan prinsip dari mekanika klasik. Beliau memberikan hasil dari ide Galileo dan
pendahulunya yang lain kepada buah nyata yang di ungkapkan dalam tahun 1686 dalam
bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, yang biasa di kenal sebagai
Principia.

Newton menyatakan terimah kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya, Hukum Newton
pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo, hukum tersebut menyatakan bahwa:

“Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus, kecuali jika di beri gaya total yang tidak nol”

Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya
pada garis lurus di sebut inersia. Dengan demikian hukum Newton pertama sering disebut
hukum inersia.
Hukum Newton pertama tidak berlaku pada setiap kerangka acuan. Sebagai contoh, jika
kerangka acuan anda tetap di dalam mobil yang dipercepat, sebuah benda seperti cangkir
yang diletakkan diatas dashboard mungkin bergerak kearah anda (cangkir tersebut tetap
diam selama kecepatan mobil konstan). Cangkir dipercepat kearah anda tetapi baik anda
maupun orang atau benda lain memberikan gaya kepada cangkir tersebut dengan arah
demikian. Pada kerangka acuan yang dipercepat seperti ini, hukum Newton pertama tidak
berlaku. Kerangka acuan yang dimana hukum Newton pertasma berlaku disebut kerangka
acuan inersia ( hukum inersia berlaku pada kerangka-kerangka acuan trersebut ).

Untuk sebagian besar masalah, kita biasanya dapat menganggap bahwa krangka acuan
yang terletak tetap di bumi adalah kerangka inersia. (hal ini tidak tepat benar, karena
disebabkan rotasi bumi, tetapi cukup mendekati). Kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan konstan relative terhadap kerangka inersia juga merupakan kerangka acuan
inersia. Kerangka acuan dimana hukum inwersia tidak berlaku, seperti kerangtka acuan
yang dipercepat di atas, disebut kerangka acuan noninersia. Bagaimana kita bisa yakin
bahwa sebuah kerangka acuan adalh inersia atau tidak? Dengan memeriksa apakah hukum
Newton pertama berlaku. Dengan demikian hukum Newton pertama berperan sebagai
definisi kerangka acuan inersia.

3.2.3. Hukum Newton Kedua


Newton mengunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan intuitif
mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat” tidak terdefinisi
dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat kita katakana bahwa massa adalah ukuran inersia suatu
benda. Makin besar massa yang dimiliki sebuah benda, makin sulit merubah keadaan
geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika
sedang bergerak.

Untuk menyatakan ukuran secara luas dari konsep massa, kita harus mendefinisikan suatu
standar. Dalam SI satuan massa adalah kilogr4am (kg).
Istilah massa dan berat sering di kacaukan antara satu dengan yang lainnya, tetapi adalah
penting untuk membedakan keduanya. Massa adalah sifat dari benda itu sendiri (yaitu
ukuran inersia benda tersebut atau jumlah zatnya). Berat adalah gaya,gaya gravitasi yang
bekerja pada sebuah benda. Untuk melihat perbedaannya, misalkan kita membawa sebuah
benda ke bulan. Benda itu hanya akan mempunyai berat seperenam dari beratnya di bumi,
karena gaya gravitasi lebih lemah,tetapi massa akan tetap sama. Benda tersebut akan tetap
memiliki jumlah zat yang sama dan inersia yang sama karena tidak adanya gesekan.

Hukum Newton pertama menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada
sebuah benda, benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak akan tetap
bergerak dengan laju konstan dalam garis lurus. Tetapi apa yang terjadi jika sebuah gaya
total diberiakan pada benda tersebut? Newton berpendapat bahwa kecepatan akan
berubah, suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan
lajunya bertamba. Atau, jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak ,
gaya tersebut akan memperkecil laju benda itu. Jika arah gaya total yang bergerak, maka
arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena perubahan laju
atau kecepatan merupakan percepatan, dapat kita katakana gaya total menyebabkan
percepatan.

Hubungan matematisnya, seperti dikemukakan Newton, adalah percepatan sebuah


benda berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan ini ternyata berlaku secara umum
dan dapat dirangkum menjadi:
“percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.

Ini adalah hukum gerak Newton kedua, bentuk persamaannya dapat di tuliskan

a = ∑F/m

dimana a adalah percepatan, m adalah massa dan ∑F merupakan gaya total. Symbol ∑
(huruf yunani “sigma”) berarti “jumlah dari”, F adalah gaya, sehingga ∑F berarti jumlah
vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut, yang kita definisikan sebagai
gaya total.

Kita susun kembali persamaan ini untuk mendapatkan pernyataan yang lebih kenal untuk
hukum newton kedua:

∑F = ma

Hukum neweton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya.


Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum Newton kedua
kita dapat membuat definisi yang lebih tepat mengenai gaya sebagai sebuah aksi yang bisa
mempercepat benda.

Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan di atas merupakan
persamaan vektor yang berlaku pada semua kerangka acuan inersia. Persamaan ini dapat
di tuliskan dalzm bentuk komponen pada koordinat persegi panjang sebagai berikut:

∑Fx = max, ∑Fỵ = maỵ, ∑Fź = maź,

jika gerak tersebut sepanjang stu garis(satu dimensi), kita bisa menghilangkan indeks-
indeks dan hanya menuliskan ∑F=ma.

3.2.4. Hukum Newton Ketiga


Hukum Newton kedua menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya
memp[engaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, darimana gaya-gaya itu datang?
Beberapa pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan kesebuah benda selalu
diberikan oleh benda lain.pada sebuah contoh ini, gaya diberikan pada sebuah benda, dan
gaya tersebut diberikan oleh benda lain. Misalnya, gaya yang diberikan pada paku diberikan
oleh martil.Tetapi Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu.
Memang benar martil memberikan gaya pada paku. Tetapi paku tersebut jelas
memberikan gaya kembali kepada martil, karena kecepatan martil tersebut dengan cepat di
perkecil sampai nol setelah terjadi kontak. Hanya gaya yang besarlah yang menyebabkan
perubahan kecepatan martil yang begitu cepat. Dengan demikian kata Newton, kedua
benda tersebut harus dipandang sama. Martil memberikan gaya pada paku, dan paku
memberikan gaya balik terhadap martil. Ini merupakan inti dari hukum gerak Newton yang
ketiga:

“ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”.
Hukum ini kadang kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada
reaksi yang sama dan berlawanan arah”. pernyataan ini memang benar. Tetapi untuk
menghindari kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan
gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.

Sebagai bukti validitas hukum Newton ketiga, perhatikan bentuk tangan anda ketika
mendorong ujung meja. Bentuk tangan anda menjadi berubah, bukti nyata bahwa sebuah
gaya bekerja padanya. Kita bisa melihat sisi meja menekan tangan kita. Mungkin bsa
merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kita. Makin kuta
mendorong meja itu, makin kuat pula meja tersebut mendorong balik.

Bayangkan bagaimana kita berjalan. Seseorang mulai berjalan dengan mendorong


lantai dengan kakinya. Lantai kemudian memberikan gaya balik yang sama dan berlawanan
arah pada orang tersebut.dan gaya inilah, pada orang itu, yang menggerakan orang
tersebut kedepan.(jika meragukan akan hal ini, cobalah berjalan pada permukaan es yang
sangat licin).

Dari contoh-contoh yang dibahas di atas, jelas bahwa adalah sangat penting untuk
mengingat pada benda yang mana sebuah gaya diberikan dan oleh benda mana gaya
tersaebut diberikan. Intinya adalah bahwa gaya mempengaruhi gerak benda hanya jika
diberikan kepada benda tersebut. Gaya yang diberiakan oleh sebuah benda tidak
mempengaruhi benda tersebut, melainkan mempengaruhi benda lain yang diberi gaya itu.
Dengan demikian, untuk menghindari kebingungan, kedua kata kepada dan oleh harus
selalu digunakan dan digunakan secara hati-hati.
Satu cara agar tetap jelas mengenai gaya apa yang bekerja pada benda yang mana adalah
dengan mengunakan indeks ganda. Sebagai contoh, gaya yang diberikan pada Orang oleh
Lantai dapat di beri label Fol dan gaya yang diberikan pada lantai oleh orang tersebut
adalah

Flo sebagaimana ditunjukan.dari hukum Newton ketiga:

Fol = -Flo

Fol dan Flo memiliki besar yang sama, dan tanda minus mengingatkan kita bahwa kedua
gaya tersebut berlawanan arah.

3.2.5. Berat Dan Massa


Berat sebuah benda adalah gaya gravitasi yang dilakukan oleh bumi padanya. Berat
termasuk gaya, karena itu ia merupakan besaran vektor. Arah dari vektor ini adalah arah
dari gaya gravitasi, yaitu menuju pusat bumi, besar berat dinyatakan dengan satuan gaya,
seperti misalnya pon atau Newton.

Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jauth bebas, percepatannya adalah


percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W. jika hukum
Newton kedua, F = ma, diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka diperoleh W
= mg. baik W masupun g, keduanya adalah vektor yang mengarah ke pusat bumi, karena itu
dapat dituliskan:
W = mg
Dengan W dan g adalah besar vektor berat dan vektor percepatan. Telah kita lihat
bahwa berat benda, yaitu tarikan kebawah oleh bumi pada benda, adalah besaran vektor,
sedangkan massa benda adalah besaran scalar. Hubungan kuantitatif antara dan massa
diberikan oleh W = mg. karena g berbed-beda dari satu titik lain di bumi, maka W yaitu
berat benda bermassa m, berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi berat benda
bermassa satu kilogram di tempat yang memiliki g = 9,80m/s2 adalah 9.80 N, di tempat
dengan g = 9,78 m/s2, benda yang sama beratnya hanya 9.78 N.

Seringkali yang diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya. Percepatan a


yang dihasilkan oleh gaya F yang bekerja pada benda yang besar beratnya W dapat
diperoleh dengan menggabungkan persamaan. Jadi dari F = ma dan W = mg. diperoleh:

m = W/g sehingga F = (W/g)a


besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F = ma dan sesungguhnya
tidak lain daripada massa benda yang beratnya sebesar W. sebagai contoh, orang yang
beratnya 160 pon di tempat yang memiliki g = 32,0 kaki/s2 memiliki massa m = W/g = (160
pon)/(32,0 kaki/s2)= 5,00 slug. Beratnya ditempat lain yang memiliki g = 32,2 kaki/s2 adalah
W = mg = (5,00 slugs) (32,2 kaki/s2) = 161 pon.

3.2.6. Sistem Satuan Mekanika

Satuan gaya didefinisikan sebagai sebuah gaya yang menimbulkan satu satuan
percepatan bila dikerjakan pada stu satuan massa. Dalam bahasa SI, satuan gaya adalah
gaya yang akan mempercepat massa satu kg sebesar satu m/s2 dan seperti yang telah kita
lihat, satuan ini disebut Newton (N). dalam sistem cgs (centimeter, gram, sekon) satuan
gaya adalah gaya yang mempercepat massa satu g sebesar satu cm/s2 satruan ini disebut
dyne. Karena 1 kg = 103 g dan 1 m/s2 = 102 cm/s2, maka diperoleh bahwa 1 N = 105 dyne.

Benda standar pon dapat dibandingkan dengan kilogram dan ternyata massanya
adalah 0,45359237 kg. percepatan gravitasi ditempat tertentu tersebut besarnya 32.1740
kaki/s2. pon gaya dapat ditentukan dari F = ma sebagai gaya yang mempercepat massa
sebesar 0,45359237 kg dengan percepatan sebesar 32,1740 kaki/s2.

Cara ini memungkinkan kta untuk membandingkan pon-gaya dengan Newton.


Dengan mengingat bahwa 32,1740 kaki/s2 sama dengan 9,8066 m/s2, kita peroleh

1 pon = (0,45359237 kg)(32,1740 kaki/s2)

= (0,45359237 kg)(9,8066 m/s2)

= 4,45 N.

Satuan massa dalam sistem British engineering dapat pula diturunkan, yaitu
didefinisikan sebagai massa sebuah benda yang akan mendapat percepatan 1 kaki/s2 bila
dikerjakan gaya 1 pon padanya. Satuan massa ini disebut slug. Jadi dalam sistem ini:

F [pon] = m [slug] x a [kaki/s2]

Pon gaya adalah gaya yang menimbulkan percepatan gravitasi standar, 32,1740
kaki/s2 pada standar pon. Nanti akan kita lihat bahwa percepatan gravitasi berbeda-bed,
teregantung kepada jarak dari pusat bumi, Karen itu “perdepatan standar” diatas adalah
harga pada jarak tertentu dari pusat bumi.

Satuan-satuan dalam F = ma

SISTEM SATUAN GAYA MASSA PERCEPATAN

SI Newton(N) Kilogram(kg) m/s2

cgs dyne Gram(g) Cm/s2

BE Pound(Ib) Slug Kaki/S2

Dimensi gaya sama dengan dimensi massa kali percepatan. Dalam sistem yang
menggunakan massa, panjang, dan waktu sebagai besaran dasar, dimensi gaya adalah
massa x panjang/waktu2. atau MLT-2 disini kita akan senantiasa menggunakan massa,
panjang dan waktu, sebagai besaran dasar mekanika.

3.2.7. Hukum – Hukum Gaya


Hukum-hukum gaya untuk sistem

NO SISTEM HUKUM GAYA

(a). gaya pegas : F = -kx


dengan x adalah
pertambahan panjang pegas
dan k konstan yang
menggambarkan sifat pegas;
Balok di atas permukaan horizontal kasar, di gerakkan F mengarah kekanan .
1
oleh pegas yang direntangkan.
(b). gaya gesekan: F = µmg,
dengan µ adalah koefisien
gesekan dan mg adalah
berat balok; F mengarah
kekiri.

F = mg; F mengarah ke
2 bola golf yang sedang melayang.
bawah.

F = GmM/r2, dengan G
adalah konstanta gravitasi, M
satelit buatan. massa bumi dan r jejari orbit;
3
F mengarah ke pusat bumi.
Ini adalah hukum gravitasi
universal Newton.

4 electron didekat bola bermuatan positif. F = ( 1/4πєo )eQ /r2,dengan


єo adalah konstanta, e
muatan electron,Q muatan
padaa bola, dan r jarak dari
electron kepusat bola F
mengarah kekana. Ini adalah
hukum elektrostatika
coulomb.

F = (3µo/2π)µ2/r4, dengan
µo adalah konstanta,µ
momen dipol (dwikutub)
magnetic masin-masing
batang magnet, dan r adalah
5 dua batang magnet. jarak dari pusat kepusat
antara batang; dianggap
bahwa r » l, dengan l adalah
panjang masing-masing
batang; F mengarah
kekanan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Dari pengertian tersebut , jadi besaran dan satuan mempunyai keterkaitan.
Sedangkan satuan diartikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Selain
mempunyai keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai keterkaitan dengan
dimensi. Karena dimensi diartikan cara untuk menyusun suatu besaran yang susunannya
berdasarkan besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf tertentu yang
ditempatkan dalam kurung siku.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat menjadi 2 macam yaitu:

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran.

2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan.

Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa
memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. ·

a). Gaya kita gambarkan sebagai tarikan dan dorongan contohnya ketika kita mendorong
mobil mogok, kita memberikan gaya pada mobil tersebut. Atau ketika sebuah mesin
mengangkat lift berarti sebuah gaya telah di berikan. Kita katakan bahwa sebuah benda
jatuh karena gaya gravitasi. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, anda
bisa saja mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak.

b). Gerak dinyatakan dalam besaran vektor r, v dan a, tanpa mempersoalkan apa yang
“menyebabkan” gerak tersebut. Sebagian besar pembahasan bersifat geometris semata.
Dalam pasal ini dan pasal berikut akan di bahas penyebab gerak, pembahasan ini termasuk
bagian mekanika yang disebut dinamika.

c). Gerak dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh sifat dan susunan benda-benda lain
yang merupakan lingkungannya.

d). Hukum Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo, hukum tersebut
menyatakan bahwa:

“Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang
garis lurus, kecuali jika di beri gaya total yang tidak nol”

e). Hukum Newton kedua adalah :

“percepatan sebuah denda berbanding lurus dengan gaya totsl usng bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.

f). Hukum Newton yang ketiga:


“ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”.

Hukum ini kadang kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi
yang sama dan berlawanan arah”. pernyataan ini memang benar. Tetapi untuk menghindari
kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi”
bekerja pada benda yang berbeda.

g). Newton mengunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan intuitif
mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat” tidak terdefinisi
dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat kita katakana bahwa massa adalah ukuran inersia suatu
benda. Makin besar massa yang dimiliki sebuah benda, makin sulit merubah keadaan
geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika
sedang bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti. Depdiknas.

Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta

http://software-comput.blogspot.com/search/label/Artikel . [Dikutip 27 Juni 2019]

https://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-i-pengukuran/

https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/besaran-dan-satuan/g-angka-penting/

http://www.sridianti.com/satuan-baku-dan-tidak-baku.html

https://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-i-pengukuran/

http://sitiyulianti10.blogspot.co.id/2016/09/makalah-besaran-dan-sistem-satuan.html

http://id.wikimedia.org/fisika/dinamika/09/dinamika

http://id.dinamika_partikel/fisika/09/

www.google.com/dinamika/2009

Anda mungkin juga menyukai