Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PEMBELAJARAN PKn SD 1
“PENDALAMAN MATERI KELAS VI”
DOSEN PENGAMPU : YESSI ANITA, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6


1. ANITA RAHAYU 18129050
2. BUNGA 18129235
3. MUHAMMAD AQUA MUTHARIK 18129021
4. VACHRY DHANI 18129144
5. SANIA APRIMIL YUSIS 18129308

SEKSI :202011290135

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur atas ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, hingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pendalaman Materi Kelas VI” tepat pada waktunya dan
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wa Sallam semoga kita semua menjadi hamba Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang selalu menjauhi larangan-Nya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Pembelajaran PKN di SD. Makalah yang telah disusun, telah dirancang
secara seksama, dengan memaksimalkan penjelasan dalam makalah ini. Namun,
tentu masih ada kekurangan nantinya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Padang, Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Masalah..............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Patuh pada Tata Tertib dan Aturan Sesuai dengan Tata Urutan Perundang
Undangan.......................................................................................................7
B. Proses Pengambilan Keputusan dan Komitmen Menjalankan Keputusan.....14
C. Moralitas yang terkandung dalam nilai nilai Pancasila..................................16
D. Manfaat Keberagaman Sosial Budaya dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
........................................................................................................................17
E. Memahami Nilai-nilai Persatuan dalam Kesatuan Pemerintah, Wilayah, Sosial
dan Budaya.....................................................................................................18
F. Saling Ketergantungan dalam Membangun Kehidupan Kebangsaan............23
G. Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................26
BAB III PENTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................30
B. Saran ..............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) adalah mata pelajaran
yang lebih fokus pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
bahasa, usia, sosio-kultural, serta suku bangsa untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil, dan juga berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
serta UUD 1945. Bertujuan untuk pembentukan warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) memiliki peranan yang strategis dan penting, yaitu dalam membentuk
siswa maupun sikap dalam berperilaku keseharian, sehingga diharapkan setiap
individu mampu menjadi pribadi yang baik.
Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat
mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan
interaktif. Terkhusus pada siswa SD pada kelas VI, mereka akan diajarkan
bagaimana bersikap dan bertingkah laku yang baik dan diharapkan patuh pada
tata tertib dan aturan sesuai dengan urutan perundang – undangan. Setelah itu
mengajarkan bagaimana proses pengambilan keputusan dan komitmen
menjalankan keputusan. Memiliki moralitas yang terkandung dalam nilai –
nilai Pancasila.
Selanjutnya pembelajaran PKn juga mengajarkan bagaimana manfaat
keberagaman social budaya dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Memahami
nilai – nilai persatuan dalam kesatuan pemerintah, wilayah, social dan budaya.
Sehingga saling ketergantungan dalam membangun kehidupan kebangsaan.
Pada akhirnya akan terealisasikan dalam kehidupan sehari – hari.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,
maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk sikap patuh pada tata tertib dan aturan sesuai
dengan tata urutan perundang undangan ?
2. Apa pengertian dan bentuk proses pengambilan keputusan dan
komitmen menjalankan keputusan ?
3. Apa moralitas yang terkandung dalam nilai nilai Pancasila ?
4. Apa manfaat keberagaman sosial budaya dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika ?
5. Bagaimana memahami nilai-nilai persatuan dalam kesatuan
pemerintah, wilayah, sosial dan budaya ?
6. Bagaimana sikap saling ketergantungan dalam membangun
kehidupan kebangsaan ?
7. Bagaimana pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah yang
didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bentuk sikap patuh pada tata tertib dan aturan sesuai
dengan tata urutan perundang undangan.
2. Mengetahui pengertian dan bentuk proses pengambilan keputusan
dan komitmen menjalankan keputusan.
3. Mengetahui moralitas yang terkandung dalam nilai nilai Pancasila.
4. Mengetahui manfaat keberagaman sosial budaya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
5. Mengetahui pemahaman dari nilai-nilai persatuan dalam kesatuan
pemerintah, wilayah, sosial dan budaya.

5
6. Mengetahui sikap saling ketergantungan dalam membangun
kehidupan kebangsaan.
7. Mengetahui pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Patuh pada Tata Tertib dan Aturan Sesuai dengan Tata Urutan
Perundang Undangan
1. Tata Urutan Perundang – undangan
Mengetahui pengertian peraturan perundang – undangan, maka kita
dapat menyadari pentingnya keberadaan peraturan perundang-undangan
sebagai pemersatu standar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga ketertiban dan keamanan dapat terwujud.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia merupakan
negara besar yang memiliki banyak penduduk dengan berbagai
pemikirannya. Maka dari itu, dibentuklah suatu peraturan perundang –
undangan. Sudah menjadi salah satu kewajiban warga negara untuk
mengetahui peraturan perundang-undangan dan kedudukan tata urutannya
dalam masyarakat.
Kedudukan tata urutan peraturan perundang – undangan dalam
masyarakat diatur berdasarkan asas ‘lex superiori derogat legi inferiori’.
Arti atas asas ini adalah hukum yang ada di atas bisa mengabaikan
maupun mengesampingkan hukum dimana kedudukannya berada di
bawahnya.
Menurut Anggono (2018), berikut ini penjelasan mengenai tata
urutan peraturan perundang-undangan dalam masyarakat berdasarkan
Undang – Undang No. 12 Tahun 2011 dimana mengatur mengenai
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan :
a. Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 ialah dasar hukum atau konstitusi dalam dunia
hukum di Indonesia. hal ini dikarenakan salah satu hubungan
Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan sejarah, yaitu UUD 1945
merupakan perwujudan dari Pancasila. Seperti yang kita ketahui

7
bersama, Pancasila ialah dasar negara yang menjadi dasar bagi
setiap hal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka
dengan itu, tiap peraturan perundang-undangan dimana ada di
bawah UUD 1945 tidak boleh bertentangan dengannya tersebut.
b. Ketetapan MPR
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ialah salah satu
bentuk putusan yang dibuat oleh MPR yang berisi tentang hal-hal
yang bersifat beschikking atau penetapan. Karena ialah sebuah
ketetapan, maka kekuatan hukum dari Tap MPR ini mengikat ke
dalam serta ke luar. Saat ini terdapat 139 Ketetapan MPR dan
MPRS yang dikelompokkan ke dalam enam pasal atau kategori
sesuai dengan materi dan status hukumnya.
c. Undang-Undang atau Perpu
Undang – Undang (UU) adalah peraturan perundang-
undangan yang disusun oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
dimana melalui persetujuan bersama presiden. Penyusunan
Undang – Undang ini ialah salah satu fungsi DPR RI berdasarkan
UUD 1945. Materi yang dimuat di dalam Undang – Undang ialah
mengatur lebih lanjut mengenai ketentuan di dalam UUD 1945
seperti HAM, keuangan negara serta lain sebagainya. Selain itu,
UU juga mengatur setiap ketentuan yang diamanatkan oleh UUD
1945.
Sementara itu, Perpu atau Peraturan Pemerintah Pengganti
UU ialah peraturan yang ditetapkan Presiden dalam hal terjadi
kegentingan yang memaksa. Materi yang diatur juga sama seperti
materi dalam UU.
d. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah (PP) ialah peraturan perundang –
undangan dimana ditetapkan oleh presiden dan materi yang

8
termuat di dalam PP ialah mengenai materi yang diamanatkan oleh
Undang – Undang untuk melaksanakan ketentuan di dalam UU
tersebut.
e. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden (Perpres) merupakan peraturan perundang –
undangan yang dibuat maupun disusun oleh presiden pada saat itu.
Ada pun materi yang dimuat dalam peraturan ini ialah materi yang
diperintahkan oleh UU atau juga materi untuk menjelaskan
pelaksanaan peraturan pemerintah.
f. Peraturan Daerah
Peraturan daerah atau umumnya dikenal dengan Perda
adalah sebuah peraturan perundang – undangan dimana disusun
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan
bersama dari kepala daerah (dapat dilaksanakan oleh gubernur,
bupati, maupun walikota).
Materi yang termuat di dalam perda merupakan seluruh
materi yang dibutuhkan pada penyelenggaraan otonomi daerah
serta asas tugas pembantuan, mena
2. Implementasi Sikap Patuh pada Tata Tertib dan Aturan Sesuai dengan
Tata Urutan Perundang Undangan
Kepatuhan atau ketaatan berarti sikap taat atau siap sedia
melaksanakan aturan. Dengan sikap patuh akan membentuk perilaku
disiplin. Banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang terbiasa
hidup taat pada aturan, diantaranya adalah kepatuhan lebih
menguntungkan daripada melanggar aturan. Contohnya orang melanggar
lalu lintas akan dikenakan denda sekian rupiah. Manfaat mematuhi
peraturan lalu lintas antara lain menjaga keselamatan di jalan raya,
menghindari perselisihan dengan sesama pengguna jalan, menjadi insan
yang taat akan aturan undang – undang lalu lintas, dan terhindar dari

9
kecelakaan lalu lintas. Dengan mematuhi peraturan perundang-undangan
yang ada akan menciptakan kehidupan yang damai, aman, dan tertib.
a. Membiasakan Menaati Peraturan Perundang – undangan
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
nasional berkaitan dengan terbentuknya kesadaran hukum
dalam setiap warga negara. Kesadaran hukum warga negara
dapat diukur dari beberapa indikator yaitu :
1) Pengetahuan hukum.
Pengetahuan hukum ini meliputi pengetahun
tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang hukum
seperti penganiayaan, penipuan, penggelapan, dan
sebagainya. Selain itu juga pengetahun tentang
perbuatan-perbuatan yang diperbolehkan oleh hukum
seperti jual-beli, sewa-menyewa, perjanjian, dan
sebagainya.
2) Pemahaman kaidah-kaidah hukum.
Pemahaman terhadap kaidah hukum ditandai
dengan menghayati isi hukum yang berlaku seperti
memahami tujuan dari hukum yang mewujudkan
ketertiban dan keamanan bersama.
3) Sikap terhadap norma-norma hukum.
Perilaku ini ditunjukkan dalam bentuk penilaian
terhadap norma-norma hukum berupa nilai baik dan
buruk terhadap kaidah-kaidah (aturan-aturan) hukum.
Misalnya pencurian itu termasuk dalam perbuatan
tercela karena merugikan orang lain.
4) Perilaku hukum Perilaku hukum ditunjukkan dengan
perbuatan mentaati aturan-aturan hukum yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat.

10
Sebagai warga negara yang baik salah satu
kewajibannya adalah mematuhi aturan perundang-undangan.
Perilaku menaati peraturan perundang-undangan merupakan
kewajiban setiap warga negara, tidak terkecuali para pelajar.
Perilaku menaati undang-undang yang wajib dilaksanakan oleh
semua orang diantaranya adalah :
1) Memiliki akta kelahiran
2) Mematuhi aturan berlalu lintas
3) Mensukseskan wajib belajar pendidikan dasar
4) Tidak melakukan tindakan yang melawan hukum.
Kepatuhan kepada hukum merupakan cerminan
kepribadian seseorang. Orang yang taat pada hukum berarti
memiliki kepribadian yang baik. Sementara itu, orang yang
tidak taat pada hukum berarti kepribadiaannya tidak baik
karena sudah mengabaikan kewajibannya. Kalian, jadilah
warga negara yang mempunyai kepribadian yang baik dengan
selalu mentaati peraturan aturan makna yang berlaku.
Membiasakan menaati peraturan perundang-undangan
dapat dilakukan dalam berbagai lingkungan, seperti sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara.
1) Perwujudan menaati peraturan perundang-undangan di
lingkungan sekolah, antara lain :
a) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan
lainnya
b) Memakai pakaian seragam sesuai ketentuan
c) Datang dan pulang tepat waktu
d) Belajar dikelas dengan tertib
e) Memperhatikan penjelasan ketika guru mengajar
f) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

11
g) Mematuhi tata tertib yang berlaku
2) Perwujudan menaati peraturan perundang-undangan di
lingkungan masyarakat, antara lain :
a) Melaporkan ke Pengurus RT apabila menerima tamu
menginap di rumah
b) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti
maupun siskamling
c) Menghormati tetangga sekitanya
d) Membayar iuran yang ada di lingkungan masyarakat
e) Tidak melakukan perbuatan yang dapat meresahkan
warga seperti membuat keributan
3) Perwujudan menaati peraturan perundang-undangan di
lingkungan bangsa dan negara, antara lain :
a) Membayar pajak tepat waktu
b) Memiliki KTP jika telah dewasa
c) Memiliki SIM jika mengendarai kedaraan bermotor
d) Ikut serta dalam pemilu legislatif, pilpres, dan pilkada
jika memenuhi syarat
e) Menjaga kelestarian lingkungan sekitar
f) Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang
sampah pada tempatnya
b. Membiasakan Perilaku Tertib Berlalu lintas
Peraturan Lalu Lintas diatur dalam Undang-Undang No
22 Tahun 2009. Pengendara kendaraan bermotor tentunya harus
memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Siswa SMP tidak dapat
memiliki SIM, karena untuk memiliki SIM minimal berusia 17
tahun.
Ketika menggunakan fasilitas jalan kita tidak sendirian,
namun bersama dengan banyak orang karena kita hidup

12
bermasyarakat. Tanpa adanya Etika Berlalu Lintas mungkin kita
tidak bisa membayangkan, pasti sering terjadi kecelakaan di
jalan raya. Kejadfian ini disebabkan kurangnya tenggang rasa
antar pengguna jalan, pengemudi cenderung egois ingin cepat
sampai. Jika ini dibiarkan terus-menerus maka angka
kecelakaan akan semakin meningkat. Kewajiban Pengendara
Sepeda Motor menurut Pasal 106 UU No. 22 Tahun 2009
adalah sebagai berikut.
1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di
jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan
penuh konsentrasi, mengutamakan keselamatan pejalan kaki
dan pesepeda, mematuhi ketentuan tentang persyaratan
teknis dan laik jalan, serta mematuhi ketentuan : rambu
perintah dan rambu larangan, marka jalan, alat pemberi
isyarat lalu lintas, gerakan lalu lintas, berhenti dan parkir,
peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan maksimal dan
minimal; dan/atau tata cara penggandengan dan penempelan
dengan kendaraan lain
2) Pada saat diadakan pemeriksaan kendaraan bermotor di
jalan setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor
wajib menunjukkan :Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bemotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bemotor, Surat
Izin Mengemudi bukti lulus ujian berkala; dan/atau tanda
bukti lain yang sah
3) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
beroda empat atau lebih di jalan dan penumpang yang duduk
di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan.
4) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
beroda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan

13
rumah-rumah di jalan dan penumpang yang duduk di
sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan dan
wajib mengenakan helm yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia
5) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dan
penumpang sepeda motor wajib wajib mengenakan helm
yang memenuhi Standar Nasional Indonesia
6) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta
di sampingnya dilarang membawa penumpang lebih dari 1
(satu) orang.

Kedisiplinan dan kesabaran merupakan hal yang harus


dimiliki dalam diri pengguna jalan. Sebagai warga pengguna
jalan kita tidak perlu ikut-ikutan untuk saling menyerobot jalan
orang lain dan bersikap ugal-ugalan dijalan, karena itu akan
semakin menambah parah kemacetan. Tumbuhkanlah kembali
kesabaran pada diri sendiri karena jika kita tertib berlalu lintas
maka kemacetan pun akan sedikit berkurang dengan kesabaran
yang kita miliki maka jumlah kecelakaan pun akan semakin
berkurang. Kesabaran yang kita miliki akan menurunkan resiko
kecelakaan.

B. Proses Pengambilan Keputusan dan Komitmen Menjalankan Keputusan


Setiap manusia memiliki tujuan yang hendak diraih. Tujuan tersebut
dapat diraih secara “tersendiri”, atau dicapai melalui kelompok. Keputusan
sangat terkait dengan ketetapan atau penentuan suatu pilihan yang diinginkan.
Bagian tersulit dari proses pengambilan keputusan adalah memisahkan gejala
dari masalah. Dengan demikian pengambilan keputusan secara jernih akan
mampu mengidentifikasi langkah yang harus diambil.

14
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah (Sahputri: 2020).
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai
pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik
pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah (Afriansyah: 2019).
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah
kegiatan memilih alternatif terbaik dari beberpa alternatif yang tersedia.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan antara lain:
a. Menurut Herbert A. Simon
1) Kegiatan Intelijen
2) Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang
diperlukan bagi keputusan.
3) Kegiatan Desain
4) Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan
penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin
dilakukan.
5) Kegiatan Pemilihan
6) Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternatif yang
tersedia
b. Menurut Scott dan Mitchell
1) Proses pencarian/penemuan tujuan
2) Formulasi tujuan
3) Pemilihan Alternatif
4) Mengevaluasi hasil-hasil
c. Menurut ELBING
1) Identifikasi dan Diagnosa masalah
2) Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
3) Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative

15
4) Pemilihan Alternatif terbaik
5) Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
C. Moralitas yang terkandung dalam nilai nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(Handitya: 2019) Sila pertama ini mengandung nilai-nilai
Pancasila sebagai berikut:
a. Mengimani adanya Tuhan yang Maha Esa dan mengikut perintah serta
larangannya
b. Saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama
c. Memiliki rasa toleransi dalam kehidupan beragama
d. Tidak memaksakan kehendak antar umat beragama
e. Tidak mencemooh dan merendahkan agama orang lain
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
(Handitya: 2019) Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua
adalah sebagai berikut:
a. Seluruh rakyat Indonesia memiliki hak yang sama di mata hukum,
agama, masyarakat, dan lainnya
b. Tidak ada perbedaan sosial antara sesama rakyat Indonesia
c. Mengutamakan sikap tenggang rasa dan saling tolong menolong
d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan antar rakyat Indonesia
e. Saling menghargai pendapat
3. Persatuan Indonesia
(Handitya: 2019) Berikut ini nilai-nilai Pancasila yang terkandung
dalam sila ketiga:
a. Menggunakan bahasa persatuan Indonesia
b. Memperjuangkan dan mengharumkan nama Indonesia
c. Cinta terhadap tanah air
d. Mengutamakan kesatuan dan persatuan
e. Berjiwa patriotisme di manapun kaki berpijak

16
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyarawatan/ Perwakilan
(Handitya: 2019) Berikut merupakan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila keempat:
a. Pemimpin bangsa Indonesia harus bijaksana
b. Mengutamakan kekeluargaan
c. Kedaulatan bangsa berada di tangan rakyat
d. Kebijakan dalam mengambil solusi
e. Keputusan bersama harus diambil melalui musyawarah
f. Tidak memaksakan kehendak
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(Handitya: 2019) Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima
adalah sebagai berikut:
a. Harus menerapkan perilaku adil dalam bidang ekonomi, sosial, dan
politik
b. Harus menghormati hak dan kewajiban setiap orang
c. Perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia
d. Menggapai tujuan adil dan makmur
e. Mendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia
D. Manfaat Keberagaman Sosial Budaya dalam Bingkai Bhinneka Tunggal
Ika
Manusia adalah makhluk sosial, manusia itu bergaul dan berinteraksi
dengan manusia lain dalam lingkup kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan
manusia merupakan makhluk sosial tentu dalam interaksi harus dapat
memahami dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Individu yang pandai
dalam hidup sosial di dalam masyarakat dan lingkungannya akan menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram.
Menurut KBBI, arti kata sosial ialah segala sesuatu yang mengenai
masyarakat atau kemasyarakatan atau dapat juga berarti suka memperhatikan

17
kepentingan umum. Sedangkan budaya berasal dari kata “bodhya” yang
artinya akal budi. Sehingga sosial budaya adalah segala hal yang diciptakan
manusia dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian sosial budaya menurut para ahli yaitu, Andreas Eppink (dalam
Fuadi, 2020), sosial budaya adalah segala sesuatu tata nilai yang berlaku
dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut.

Manfaat dari keberagaman sosial budaya adalah (Fuadi, 2020):

1. Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan


kelompok
2. Dapat mengetahui cara dalam berinteraksi dengan sesama manusia
lainnya
3. Memudahkan manusia untuk hidup dalam suatu kelompok dengan
mengetahui tradisi yang ada
4. Membantu mengenali, mempelajari, dan menyusun untuk
memecahkan permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat
5. Dapat membantu manusia dalam berkomunikasi dengan
masyarakat luas
6. Memberikan kesadaran dan mental positif serta keahlian dalam
memanfaatkan lingkungan hidup
7. Memberikan kesadaran sebagai makhluk sosial yang saling
membutuhkan
E. Memahami Nilai-nilai Persatuan dalam Kesatuan Pemerintah, Wilayah,
Sosial dan Budaya
1. Makna Persatuan Dan Kesatuan
Seperti yang diketahui bahwa dalam kalimat persatuan dan kesatuan
mengandung tiga makna penting bagi bangsa Indonesia. Langsung saja
berikut beberapa arti persatuan dan kesatuan yang harus kita ketahui.

18
a. Selalu menjaga rasa persatuan dan kesatuan dengan cara menjalin rasa
kebersamaan dan saling melengkapi antar bangsa.
b. Selalu berusaha untuk menjalin toleransi dan juga rasa kemanusiaan
sehingga dapat tercapai kehidupan yang serasi dan harmonis.
c. Berusaha untuk menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan, saling
tolong menolong dan juga nasionalisme antar bangsa.

2. Nilai-Nilai Persatuan Dan Kesatuan


Menurut Lestari (2016), perlu diketahui bahwa di dalam kalimat
persatuan dan kesatuan terkandung nilai-nilai yang mana menjadi penguat
dari pengertian persatuan dan kesatuan itu sendiri. Nah berikut ini nilai-
nilai persatuan dan kesatuan yang wajib untuk diketahui, yaitu:
a. Berusaha untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI
b. Berusaha untuk meningkatkan semangat Bhineka Tunggal Ika
c. Selalu mengisi kemerdekaan dengan hal-hal atau kegiatan yang positif
d. Menerapkan sikap saling toleransi antar bangsa
e. Berusaha untuk menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia atau HAM
f. Menerapkan rasa kekeluargaan
g. Selalu melakukan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan
h. Berusaha untuk bersikap adi

3. Prinsip Persatuan Dan Kesatuan


Setelah memahami tentang pengertian dan juga makna dari Persatuan
dan Kesatuan. Maka selanjutnya kita harus memahami tentang prinsip dari
persatuan dan kesatuan itu sendiri.
Jika dikaji lebih jauh lagi dari arti dan makna yang sudah dijelaskan
sebelumnya, terdapat beberapa prinsip di dalam persatuan dan kesatuan.
Nah berikut ini prinsip-prinsip yang terkandung di dalam persatuan dan

19
kesatuan dari keberagaman yang ada di Indonesia menurut Setiabudi
(2018), antara lain:
a. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Prinsip pertama yang terkandung di dalam Persatuan dan Kesatuan
bangsa Indonesia adalah prinsip nasionalisme. Sebagai warga negara yang
baik, kita memang dituntut harus mencintai bangsa Indonesia dengan tulus.
Namun hal tersebut bukan berarti membuat kita harus mengagung-
agungkan bangsa kita sendiri.
Karena kita boleh saja mencintai bangsa Indonesia namun tidak secara
berlebihan dengan menganggap bangsa lainnya rendah. Hal tersebut tentu
saja bertentangan dengan sila kedua Pancasila yang berbunyi
“Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
b. Prinsip Bhineka Tunggal
Mendengar istilah “Bhineka Tunggal Ika” pasti sudah tidak asing
lagi bagi warga negara Indonesia. Jika dilihat dari artinya Bhineka
Tunggal Ika sendiri memiliki makna berbeda-beda tetapi tepat satu jua.
Maksud dari kalimat tersebut yaitu meski di Indonesia terdapat berbagai
macam ras, suku dan budaya yang berbeda. Sebagai warga negara yang
baik kita diwajibkan untuk tetap bersatu dan saling menghargai antar
sesama.
c. Prinsip Kebebasan Yang Bertanggung Jawab
Prinsip selanjutnya yang terkandung dalam persatuan dan
kesatuan adalah prinsip kebebasan yang bertanggung jawab. Maksud
dari prinsip ini yaitu bahwa setia orang diberikan hak untuk memenuhi
kemauannya atau keinginannya asal tidak menyalahi aturan. Aturan
yang dimaksud di sini berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.

20
Sehingga apabila sampai melanggar atau merugikan orang lain
maka akan diberikan sanksi pada yang bersangkutan. Sanksi tersebut
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
d. Prinsip Wawasan Nusantara
Pengertian wawasan nusantara di sini diartikan sebagai cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang diri. Selain itu cara
pandang tersebut juga berkaitan dengan bentuk geografis yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan utama wawasan nusantara dilaksanakan yaitu untuk
memenuhi tujuan nasional. Selain itu wawasan nusantara ini juga
memiliki fungsi sebagai motivasi, pedoman dan rambu-rambu dalam
menentukan keputusan dalam penyelenggaraan negara. Itulah salah
satu pentingnya wawasan nusantara dalam meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Prinsip Persatuan Pembangunan Untuk Mewujudkan Cita-Cita
Reformasi
Menjadi warga negara yang baik ada banyak hal yang bisa
dilakukan guna mengisi kemerdekaan dengan hal baik. Salah satu
cara yang bisa dilakukan seorang warga negara adalah dengan
melakukan pembangunan yang dilandasi rasa persatuan dan kesatuan.
Dengan dilandasi dengan persatuan, hidup antar bangsa akan semakin
harmonis dan juga nyaman.
4. Manfaat Persatuan Dan Kesatuan
Selanjutnya pembahasan yang perlu diketahui terkait dengan
persatuan dan kesatuan adalah manfaat yang dirasakan. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam persatuan dan kesatuan
bangsa mengandung nilai-nilai positif yang harus diterapkan

21
Bukan hanya diterapkan di lingkungan berbangsa saja tetapi
juga bernegara. Nah, berikut ini beberapa manfaat persatuan dan
kesatuan yang bisa dirasakan dengan adanya rasa persatuan dan
kesatuan yang kuat.

a. Bisa mengatasi semua perbedaan yang terkadang timbul


dengan penuh kesabaran dan kesadaran.
b. Dengan adanya persatuan antar berbangsa dan bernegara,
pembangunan nasional pun akan berjalan lancar, aman, baik
dan sesuai dengan harapan.
c. Dengan menerima perbedaan yang muncul, bangsa Indonesia
akan lebih mudah maju dan juga berkembang.
d. Akan lebih mudah untuk mencapai tujuan nasional yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4
e. Terciptanya suasana aman, damai, dan tenteram dalam negara
karena setiap warganya menunjukkan sikap toleransi, sikap
solidaritas, dan setia kawan.
f. Terwujudnya kehidupan yang seimbang, harmonis dan juga
serasi antar manusia.
g. Pelaksanaan gotong royong dalam lingkungan sekitar akan
berjalan lancar tanpa adanya kendala.
h. Saling menjaga kerukunan dan menjalin silaturahmi antar
bangsa
i. Agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
NKRI tetap utuh dan tidak terpecah belah.
j. Akan lebih mudah mengatasi berbagai gangguan baik yang
muncul dari dalam maupun dari luar.

22
5. Implementasi Sikap Persatuan dan Kesatuan
Setelah mengetahui berbagai prinsip yang terkandung dalam Persatuan
dan Kesatuan, maka kita harus bisa menerapkannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kita bisa memulainya dari hal-hal yang kecil
seperti bersikap atau berperilaku yang sesuai dengan rasa persatuan dan
kesatuan. Berikut beberapa implementasi persatuan dan kesatuan antar
bangsa yang perlu diketahui. yaitu
a. Saling menghargai dan juga saling menyayangi antar sesama anggota
keluarga di rumah.
b. Selalu berusaha untuk bertutur kata sopan sesuai dengan norma yang
berlaku
c. Berusaha untuk menjaga kerukunan baik antara anggota keluarga
maupun dengan lingkungan sekitar.
d. Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain karena bisa
menimbulkan permusuhan dan perpecahan.
e. Selalu berusaha untuk membantu anggota keluarga apabila sedang
mengalami kesulitan.

F. Saling Ketergantungan dalam Membangun Kehidupan Kebangsaan


Selain perbedaan waktu, ada juga perbedaan lain yang ada di
Indonesia. Kehidupan bermasyarakat yang penuh perbedaan dan keragaman
mengakibatkan adanya saling ketergantungan antaranggota masyarakat.
Keragaman adalah suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan
seperti itu ada pada suku bangsa, ras, agama, budaya dan gender. Keragaman
yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa.
Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif bagi
masyarakat, bangsa dan negara.. Keberagaman suku bangsa, budaya, ras,
agama, dan kekayaan sumber daya alam menjadi daya tarik wisatawan asing

23
untuk berkunjung ke Indonesia. Kita tidak hanya memiliki keindahan alam,
tetapi juga keindahan dalam keberagaman masyarakat Indonesia.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah merupakan
negara kepulauan dengan ribuan pulau besar kecil di dalamnya. Satu pulau
dengan pulau yang lain dipisahkan oleh bentangan laut yang sangat luas.
Kondisi wilayah yang demikian menjadikan keterpisahan antara satu bagian
wilayah negara dengan wilayah negara yang lain dalam negara Indonesia.
1. Hubungan Saling Ketergantungan
Setiap manusia saling tergantung satu sama lain. Begitu juga
dalam kehidupan berbangsa karena perbedaan yang ada pada
masyarakat Indonesia menyebabkan saling tergantung satu dengan
yang lainnya supaya tercapai kemakmuran.
Perbedaan dan keragaman yang dimiliki setiap wilayah di
Indonesia membuat kita semua dapat saling melengkapi dan bekerja
sama sehingga dapat mencapai kemakmuran. Masyarakat Indonesia
saling bergantung satu sama lainnya. Kebiasaan saling ketergantungan
dapat dilihat dalam keseharian di sekeliling kita.
Perbedaan dan keragaman yang dimiliki setiap wilayah di
Indonesia membuat kita semua dapat saling melengkapi dan bekerja
sama sehingga dapat mencapai kemakmuran. Masyarakat Indonesia
saling bergantung satu sama lainnya.
2. Contoh Ketergantungan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hubungan saling
ketergantungan. beberapa contoh diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Ketika kita akan bepergian kita membutuhkan alat
transportasi. Salah satunya adalah ojek. Kita dapat
menggunakan jasa ojek untuk mengantar sampai ke sekolah.
Dengan mengantar kita ke sekolah tukang ojek mendapatkan
upah yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

24
b. Ketika kita akan menulis kita membutuhkan buku. Buku
yang kita gunakan ternyata berasal dari bubur kayu yang
diperoleh dari derah lain. Dengan adanya buku kita dapat
menulis, sementara daerah lain kayunya dapat terjual.
c. Penjual jajanan di sekolah membutuhkan uang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sementara saat berada
di sekolah kita butuh makanan untuk menjaga kesehatan
tubuh. Dengan membeli makanan kepada penjual di sekolah
terjadi hubungan saling ketergantungan

Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam keluarga


dan bermasyarakat, dari hal tersebut akan terjadi keterkaitan dalam hal
interaksinya dalam kehidupan bermasyarakat, oleh karena itu manusia
hidup saling membutuhkan dan saling ketergantungan.

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri,


manusia selalu tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara misalnya dengan melakukan jual beli,
berumah-tangga, bergaul, dan sebagainya.

Manusia memiliki kebutuhan yang beragam yang tidak dapat


dipenuhi oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu manusia membutuhkan
manusia yang lain dalam memenuhi seluruh kebutuhannya.

Mengingat adanya hubungan saling ketergantungan dengan


orang lain, bagaimana sebaiknya kita menjaga hubungan dengan orang
lain? Sikap apa yang harus kita tunjukkan? Sikap yang kita tunjukan
dengan cara saling menghormati satu sama lain, saling bertegur sapa
bila bertemu, membantu sesama jika membutuhkan, silaturrahin untuk

25
mempererat tali persaudaraan, hal ini dilakukan untuk menunjukkan
bahwa kita makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain.

Saling ketergantungan akan memperkokoh kehidupan bangsa


karena apabila kita saling ketergantungan satu sama lain kita akan
selalu saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Dengan
adanya saling ketergantungan tersebut akan terjalin persatuan dan
kesatuan.

G. Pelaksanaan Nilai – Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari – hari


Pendidikan pancasila dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan
moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, dan pendidikan akhlak.
Nilai-nilai Pancasila yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila
Pancasila dimana antara sila-sila tersebut saling berkaitan dan secara
utuh tidak dapat dipisahkan yang dijadikan suatu ukuran, patokan
anggapan dan keyakinan yang menjadi panutan orang dan kelompok atau
masyarakat bangsa Indonesia (Misnaini, 2018).
Sebagai dasar dan ideologi negara, nilai-nilai yang terkandung
didalam sila-sila Pancasila itu antara lain sebagai berikut :

1. Nilai Ideologi, sebagai pandangan dan sikap hidup.


2. Nilai Politik, sumber dari segala hukum di Indonesia.
3. Nilai Ekonomi, perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas kekeluargaan.
4. Nilai Sosial, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Nilai Kebudayaan, memiliki nilai luhur dari budaya bangsa
Indonesia.

26
Pancasila sebagai norma terdiri dari lima norma sebagai tercantum
pada lima sila pancasila:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Berikut uraian penjelasan nilai – nilai yang ada dalam sila – sila
Pancasila :

Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama
dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara


sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

27
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat
Dunia Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap
saling hormat- menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Persatuan Indonesia

1. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara


2. Kesatuan Republik Indonesia.
3. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
4. Cinta akan Tanah Air.
5. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
6. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil
keputusan bersama.
4. Berembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata
mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Bersikap adil terhadap sesama.

28
2. Menghormati hak-hak orang lain.
3. Menolong sesama.
4. Menghargai orang lain.
5. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama

29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kepatuhan atau ketaatan berarti sikap taat atau siap sedia melaksanakan
aturan. Dengan sikap patuh akan membentuk perilaku disiplin. Banyak
manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang terbiasa hidup taat pada
aturan, diantaranya adalah kepatuhan lebih menguntungkan daripada
melanggar aturan.
2. Proses pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan diajarkan di
kelas VI SD berguna untuk melatih anak tersebut dapat bertanggung jawab
pada keputusan dan komitmen yang telah diambil.
3. Disetiap sila Pancasila terdapat kandungan nilai – nilai yang disebut
dengan moralitas dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran PKn moralitas dalam Pancasila harus
diajarkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
4. Adanya keberagaman dalam suatu negara akan memunculkan sikap
toleransi, sehingga apabila hal tersebut dapat diketahui manfaatnya itu akan
menjadi hal yang dapat dibanggakan dalam suatu negara. Oleh sebab itu
siswa harus dapat menemukan manfaat yang ada dalam keragaman
kebudayaan tersebut yang dilandasi dengan Bhineka Tunggal Ika.
5. Persatuan dan kesatuan dalam pemerintah, wilayah, social, dan budaya
dipelajari bertujuan untuk memberikan dasar kepada siswa bahwa, negara
yang baik yang mendukung negaranya baik dalam aspek apapun. Sehingga
terwujudlah negara yang memiliki persatuan dan kesatuan yang baik.
6. Perbedaan dan keragaman yang dimiliki setiap wilayah di Indonesia
membuat kita semua dapat saling melengkapi dan bekerja sama sehingga
dapat mencapai kemakmuran. Masyarakat Indonesia saling bergantung satu
sama lainnya. Kebiasaan saling ketergantungan dapat dilihat dalam
keseharian di sekeliling kita.

30
7. Pendidikan pancasila dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral,
pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, dan pendidikan akhlak. Nilai-
nilai Pancasila yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila
Pancasila dimana antara sila-sila tersebut saling berkaitan dan secara
utuh tidak dapat dipisahkan yang dijadikan suatu ukuran, patokan
anggapan dan keyakinan yang menjadi panutan orang dan kelompok
atau masyarakat bangsa Indonesia
B. Saran
Pendalaman materi pada kelas VI sudah masuk ke materi yang berupa
aplikasi dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu semoga materi yang
diajarkan dapat diaplikasikan oleh siswa dan menjadi dasar perilaku untuk
siswa tersebut untuk menjalankan dirinya sebagai warga negara yang patuh
dan membanggkan negara Indonesia.

31
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, Hade, dan Vilda Yulia Putri. (2019). Proses Pengambilan Keputusan.
OSF Preprints
Anggono, Bayu Dwi. "Tertib jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan Perundang-
undangan: permasalahan dan solusinya." (2018).
Fuadi, Afnan. 2020. Keragaman dalam Dinamika Sosial Budaya Kompetensi Sosial
Kultural Perekat Bangsa. Yogyakarta: CV Budi Utama
Handitya, Binov. (2019). Menyemai Nilai Pancasila Pada Generasi Muda Cendekia.
Adil Indonesia Jurnal. 2(1): 13-23.
Lestari, Gina. "Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah
Kehidupan SARA." Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 28.1
(2016).
Misnaini, Sari. 2018. “Pengaruh Pembelajaran Nilai – Nilai Pancasila Terhadap
Prilaku Mahasiswa Di STIK Bina Husada”. Jurnal Ilmiah P2M STKIP
Siliwangi, 5(2). Tersedia: https://doi.org/10.22460/p2m.v5i2p75-84.1021
Sahputri, Ade H. (2020). Pengambilan Keputusan Sebagai Suatu Proses. OSF
Preprints.
Setiabudhi, I. Ketut Rai, I. Gede Artha, and I. P. R. A. Putra. "Urgensi Kewaspadaan
Dini dalam Rangka Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa." Jurnal
Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) 7.2 (2018): 250-
266.

32

Anda mungkin juga menyukai