Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBELAJARAN PKn SD 1
“Keberagaman Karateristik Individu”
Dosen Pengampu : Yesi Anita, S.Pd., M.Pd

Kelompok 2
Anggi Putri : 18129226
Dinda Amranisa : 18129241
Erra Putri : 18129252
Laura Fauzana : 18129122
Nivetiken : 18129294
Rika Rahim : 18129204

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Keberagaman Karakteristik Individu Dalam Kehidupan Beragama, Suku Bangsa,
CiriFisik, Psikis Serta Hobi, Toleransi, Kasih Sayang Dalam Berintegrasi Dengan
Sesama Sebagai Pancasila dengan tepat waktu. Makalah Keberagaman
Karakteristik Individu Dalam Kehidupan Beragama, Suku Bangsa, Ciri Fisik,
Psikis Serta Hobi, Toleransi, Kasih Sayang Dalam Berintegrasi Dengan Sesama
Sebagai Pancasila disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pembelajaran
PKN SD I di Universitas Negeri Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Keberagaman
Karakteristik Individu Dalam Kehidupan Beragama, Suku Bangsa, Ciri Fisik,
Psikis Serta Hobi, Toleransi, Kasih Sayang Dalam Berintegrasi Dengan Sesama
Sebagai Pancasila.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Padang, 18 September 2020

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan keragaman  sifat
dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi manusia sebagai
pribadi adalah unik dan beragam. Selain makhluk individu, manusia juga
makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap
kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam. Masyarakat sebagai
persekutuan itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan, misalnya dalam
hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, daerah
tempat tinggal dan lain-lain. Hal demikian adalah sebagai unsur-unsur yang
membentuk keragaman dalam masyarakat. Keragaman manusia baik dalam
tingkat individu dan tingkat masyarakat merupakan tingkat realitas atau
kenyataan yang harus kita hadapi dan alami. Keragaman individu maupun
social adalah implikasi dari kedudukan manusia, baik sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Kita sebagai individu akan berbeda dengan
seseorang sebagai individu yang lain.
Demikian pula kita sebagai bagian dari satu masyarakat memiliki
perbedaan dengan masyarakat lainnya. Keragaman manusia sudah menjadi
fakta social dan fakta sejarah kehidupan, sehingga pernah muncul penindasan,
perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam
sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa
orang berkulit hitam adalah berbeda, mereka lebih rendah dari yang berkulit
putih.
Pancasila dan Toleransi, sudah semestinya kita sebagai warga negara
Indonesia harus sadar jika kita adalah sesame warga bangsa, sesame saudara,
dan bertempat tinggal dalam wilayah yang sama. Hendaknya kita saling
menghargai satu sama lain agar tercipta persatuan, kehidupan bermasyarakat
yang damai dan aman. 
Jika kita kaitkan toleransi dengan Pancasila, tentulah sangat erat
hubungannya. Dengan bertoleransi maka kita akan dapat menjalankan
kehidupan yang di dalamnya banyak sekali perbedaan. Kita boleh memiliki
prinsip sendiri dalam kehidupan, namun jika dapat menghargai prinsip orang
lain maka akan lebih baik lagi untuk kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimakasud keberagaman karateristik individu dalam
kehidupan beragama, suku bangsa, ciri fisik, dan psikis serta hobi ?
2. Jelaskan toleransi, kasih sayang dalam berintegrasi dengan sesama
sebagai perwujudan Pancasila ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui keberagaman karateristik individu dalam kehidupan
beragama, suku bangsa, ciri fisik, dan psikis serta hobi.
2. Mengetahui toleransi, kasih sayang dalam berintegrasi dengan sesama
sebagai perwujudan Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keberagaman Karakteristik Individu Dalam Kehidupan Beragama,
Suku Bangsa,Ciri Fisik Dan Psikis Serta Hobi
1. Pengertian Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) artinya : tingkah laku, macam jenis, lagu musik : langgam,
warna :corak : ragi, laras (tata bahasa). Keragaman manusia bukan berarti
manusia itu bermacam-macam atau berjenis-jenis seperti halnya binatang dan
tumbuhan. Manusia sebagai makhluk Tuhan tetaplah berjenis satu. Keragaman
manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan
itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu
memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-
sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai teman-teman
mahasiswa lain dengan sifat dan watak yang beragam.

Menurut Widiyanto (2007), Keragaman manusia sudah menjadi fakta


social dan fakta sejarah kehidupan, sehingga pernah muncul penindasan,
perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam
sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa
orang berkulit hitam adalah berbeda, mereka lebih rendah dari yang berkulit
putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh perlakuan
diskriminatif, baik secara sosial dan politik dari suku-suku lain di Indonesia.
Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan
merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk
akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama
dan sederajat. Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi
masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan
serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain
ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana
diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang
begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga
Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku
Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya. Konsep keragaman
mengandaikan adanya hal-hal  yang lebih dari satu, keragaman menunjukan
bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan
tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-
aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta kepercayaan.

1) Keberagaman Dalam Kehidupan Beragama


Setiap orang Indonesia pasti memiliki satu keyakinan, membenarkan salah
satu agama yang ada di Indonesia. Terdapat enam agama yang diakui secara
resmi oleh pemerintah Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Khonghucu. Beberapa perilaku yang perlu diwujudkan dalam
keberagaman agama adalah sebagai berikut:
a. Menghormati serta menghargai agama yang dianut oleh orang lain.
b. Tidak memaksa orang lain untuk berpindah keyakinan
c. Mengamalkan ajaran agama masing-masing dengan sebaik-baiknya
d. Mewujudkan sikap toleransi dan tidak mengganggu ibadah orang-orang
yang berbeda agama.
e. Tidak mencela serta merendahkan agam orang lain.
Sikap diatas sangat perlu untuk dilaksanakan, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, serta dalam kehidupan bermasyarakat.

Istiqomah & Widiarti (2016: 10) mengemukakan bahwa guru dan sekolah
dalam membangun paradigma keberagaman agama dengan kegiatan
pembelajaran iman yang diintegrasikan materi keberagaman agama dalam
pembelajaran pendidikan pancasila dan kewargangeraan (PPKn). Hal ini
menunjukkan bahwa guru berperan dalam membentuk sikap toleransi
sehingga siswa mampu menyikapi berbagai keragaman secara arif dan
bijaksana. Persoalan yang terjadi pada kasus diskriminasi dan rendahnya
menghargai sesama terkadang terdapat pada penyelenggaraan pendidikan.
Hal ini dikemukakan Rahman (2012: 138- 141) terdapat orang tua yang
mengajarkan kebencian terhadap anaknya seperti , kasus orang tua melarang
siswa berteman dengan anak tidak sekolah dan orang tua melarang siswa
berteman dengan anak yang berbada agama.
Oleh sebab itu , perlu diajarkan kepada siswa bagaimana menjalani
kehidupan dalam beragama agar tidak terjadi pendiskriminasian dan tidak
bertoleransi dimasa mendatang.

2) Keberagaman dalam Suku bangsa


Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan berbagai suku dan ras.
Perbedaan ini tentu bukanlah kendala dalam mewujudkan semangat persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam kehidupan, hendaknya kita
menghormati harkat dan martabat orang lain. Menghindari sikap egois dan
lebih membuka diri terhadap pendapat dan pandangan orang lain. Dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita dapat bersama-sama
meningkatkan semangat persatuan guna menjadikan Indonesia sebagai bangsa
yang lebih baik di mata dunia. Sebuah perbedaan tidak selalu berarti bahwa
yang satu lebih baik daripada yang lainnya.
Suatu penilaian atau pandangan tidaklah seharusnya disebabkan oleh
perbedaan warna, rupa, serta bentuk, namun lebih kepada bagaimana
seseorang bersikap dalam suatu masyarakat. Jadi, penting untuk kita semua
agar bersikap adil tanpa saling membeda-bedakan satu sama lain.

3) Keberagaman Ciri fisik dan Psikis serta Hobi


Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain
sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial.
Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang
terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.Manusia juga diberi
kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa
akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi
hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya).
Dalam keadaan status manusia sebagai mahluk individu, segala sesuatu
yang menyangkut pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri,
sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi sebagai pendukung. Kesuksesan
seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat,bakat, semangat, dan
usahanya yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi.
Demikian juga mengenai baik atau buruknya fisik manusia dihadapan
sesama manusia, itu semua sangat mempengaruhi sikap dan perilaku manusia
itu sendiri. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu
orang lain akan baik pula terhadap orang tersebut.
Supaya dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka masing-masing
individu harus senantiasa:
a. Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
b. Berhati nurani yang bersih
c. Memiliki semangat hidup yang tinggi
d. Memiliki prinsip hidup yang tangguh
e. Memiliki cita-cita yang tinggi
f. Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
g. Berjiwa besar dan penuh optimis
h. Mengembangkan rasa perikemanusiaan
i. Selalu berniat baik dalam hati
j. Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois

B. Toleransi, Kasih Sayang Dalam Berintegrasi Dengan Sesama Sebagai


Perwujudan Pancasila
1. Toleransi dan Kasih sayang Sebagai Perwujudan Pancasila
Menurut Viktor (2017), Toleransi kebangsaan dalam Pancasila
mengandung elemen-elemen fundamental yang perlu diaktualkan sebagai
‘mercusuar’ kehidupan berbangsa. Pertama, toleransi ketuhanan yang
berkebudayaan. Bangsa ini, menurut Yudi Latif, hidup berlandaskan
‘moralitas ketuhanan’. Pancasila tak memungkinkan RI sebagai negara agama
dengan satu agama sebagai tolok ukur. Sebaliknya, Pancasila merangkul
semua agama dan aliran kepercayaan di Nusantara dalam pigura kebinekaan.
Kedua, toleransi kemanusiaan. Bung Karno (1960) mengatakan
perikemanusiaan ialah hasil pertumbuhan rohani dan kebudayaan. Toleransi
kemanusiaan menegaskan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang luhur,
berkebudayaan, dan saling menghormati. Kita beradab karena berasal dari
bangsa beradab. Toleransi kemanusiaan berarti menghormati kemanusiaan
yang menembus batas-batas lokal, nasional, dan global dalam persaudaraan
dan perdamaian.
Ketiga, toleransi kebinekaan. Perspektif ini menegaskan keragaman dalam
persatuan dan persatuan dalam keragaman (Bhinneka Tunggal Ika). Prinsip
kebinekaan mewajibkan kita untuk menanggalkan kepentingan
pribadi/golongan dan memosisikan urusan bangsa sebagai prioritas tertinggi.
Toleransi kebinekaan menghasilkan soliditas kokoh untuk pembangunan
bangsa, selaras pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, “Kita mendirikan suatu
negara, negara kebangsaan Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya.
Semua buat semua!” Kita wajib menghormati setiap warga negara Indonesia,
tak pandang agama, etnik, ataupun golongannya.
Keempat, toleransi demokratis. Indonesia sebagai negara dengan realitas
kebhinekaan meniscayakan demokrasi sebagai prosedur untuk menjembatani
segala perbedaan. Demokrasi kita, dalam bahasa Bung Karno, ialah demokrasi
yang membawa kepribadian Indonesia sendiri. Jika kita tidak bisa berpikir
demikian itu, kita nanti tidak akan dapat menyelenggarakan apa yang menjadi
amanat penderitaan rakyat.
Kelima, toleransi keadilan sosial. Pancasila mengajari kita tentang
pentingnya hidup adil dan menghormati kekayaan sumber daya negara untuk
kesejahteraan bersama. Toleransi dari persepektif ini berbicara tentang etika
sekaligus menyerang para penyelenggara negara yang korup dan politisi yang
gemar memainkan politik transaksional.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Keberagaman Karakteristik Individu Dalam Kehidupan Beragama, Suku


Bangsa,Ciri Fisik Dan Psikis Serta Hobi dan Toleransi, Kasih Sayang Dalam
Berintegrasi Dengan Sesama Sebagai Perwujudan Pancasila, Pancasila dan
Toleransi, sudah semestinya kita sebagai warga negara Indonesia harus sadar jika
kita adalah sesama warga bangsa, sesama saudara, dan bertempat tinggal dalam
wilayah yang sama. Hendaknya kita saling menghargai satu sama lain agar
tercipta persatuan, kehidupan bermasyarakat yang damai dan aman. Jika kita
kaitkan toleransi dengan Pancasila, tentulah sangat erat hubungannya. Dengan
bertoleransi maka kita akan dapat menjalankan kehidupan yang di dalamnya
banyak sekali perbedaan. Kita boleh memiliki prinsip sendiri dalam kehidupan,
namun jika dapat menghargai prinsip orang lain maka akan lebih baik lagi untuk
kita.

B. Saran

Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu s
aran dan kritik yang membangun saya harapkan demi perbaikan makalah ini da
n semoga makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan khususnya bagi pe
nulis dan juga kita semua.
 

Daftar Pusaka

Istiqomah, A., & Widiarti, P. W. (2016). Implementasi pendidikan multikultural


sebagai upaya bela negara dalam membentuk ketahanan nasional di SD
Kanisus Eksperimental Mangunan. Jurnal pendidikan kewarganegaraan dan
hukum, 1-15.

Rahman, M. A. (2012). Kesalahan-kesalahan fatal yang sering dilakukan guru


dalam kegiatan belajar mengajar. Yogyakarta: Diva Press

Widiyanto, D. (2017). Penanaman Nilai Toleransi dan Keragaman Melalui


Strategi Pembelajaran Tematik Storybook pada Mata Pelajaran PPKn di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7(2), 28-36.

Viktor,B. 2017. Pancasila dan toleransi dalam kebangsaan. [ONLINE]. Sumber:


https://mediaindonesia.com/read/detail/108946-pancasila-dan-toleransi-
kebangsaan

Anda mungkin juga menyukai