Dinda Amranisa
18129241
18 AT 01
Dosen Pembimbing:
Melva Zainil ST, M.Pd
1.
A. Matematika sebagai Konseptual
Matematika merupakan induk ilmu pengetahuan dan memiliki
peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Matematika telah digunakan
sebagai alat penting diberbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik,
kedokteran atau medis, dan ilmu pengetahuan sosial seperti
ekonomi.Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep
yang harus dikuasai siswa. Pemahaman konsep sangat penting, karena
dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari
matematika. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada
penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk
mencapai kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi,
koneksi dan pemecahan masalah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa objek langsung belajar
matematika itu pada hakikatnya merupakan penanaman penalaran dan
pembinaan keterampilan dari konsep-konsep, yaitu ide-ide atau gagasan-
gagasan yang terbentuk dari sifat-sifat yang sama. Jika dihubungkan
dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan guru dalam rangka
transfer kurikulum maka konsep-konsep matematika yang tersusun dalam
GBPP matematika SD.Menurut Karso (2014) dapat dikelompokkan ke
dalam tiga jenis konsep, yaitu konsep dasar, konsep yang berkembang dari
konsep dasar, dan konsep yang harus dibina keterampilannya.
1. Konsep Dasar
Konsep dasar pada pembelajaran matematika merupakan materi-materi
atau bahan-bahan dan sekumpulan bahasan atau semesta bahasan, dan
umumnya merupakan materi baru untuk para siswa yang
mempelajarinya.
Konsep-konsep dasar ini merupakan konsep-konsep yang pertama kali
dipelajari oleh para siswa dari sejumlah konsep yang diberikan. Oleh
karena itu, setelah konsep dasar ini ditanamkan maka konsep dasar ini
akan menjadi prasyarat dalam memahami konsep-konsep berikutnya.
2. Konsep yang Berkembang
Konsep yang berkembang dari konsep dasar merupakan sifat atau
penerapan dari konsep-konsep dasar. Konsep yang berkembang ini
merupakan kelanjutan dari konsep dasar dan dalam mempelajarinya
memerlukan pengetahuan tentang konsep dasar. Dengan kata lain,
konsep jenis ini akan mudah dipahami oleh para siswa apabila mereka
telah menguasai konsep prasyaratnya, yaitu konsep dasarnya.
Contoh:
Dalam bahan pelajaran (pokok bahasan/sub pokok bahasan)
penjumlahan di kelas I (sekumpulan bahasan) meliputi:
(a) Menjumlah dua bilangan dengan satu angka dengan hasil sampai
dengan 5.
(b) Mengenal sifat pertukaran pada penjumlahan.
(c) Menentukan pasangan bilangan yang jumlahnya diketahui, dan
tidak lebih dari 5.
B. Problem Solving
1. Pengertian Problem Solving
Secara bahasa problem solving berasal dari dua kata yaitu
problem dan solves. Makna bahasa dari problem yaitu “a thing that is
difficult to deal with or understand” (suatu hal yang sulit untuk
melakukannya atau memahaminya), dapat jika diartikan “a question to
be answered or solved” (pertanyaan yang butuh jawaban atau jalan
keluar), sedangkan solve dapat diartikan “to find an answer to
problem” (mencari jawaban suatu masalah).
Sedangkan secara terminologi problem solving seperti yang
diartikan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:102) adalah
suatu cara berpikir secara ilmiah untuk mencari pemecahan suatu
masalah.Sedangkan menurut istilah Mulyasa (2004:111) problem
solving adalah suatu pendekatan pengajaran menghadapkan pada
peserta didik permasalahan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan permasalahan,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi
pembelajaran.
Metode problem solving yang dimaksud adalah suatu
pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan nyata, dan
masalah-masalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah,rasional dan
sistematis. Mengenai bagaimana langkah-langkah dalam menjawab
suatu masalah secara ilmiah, rasional dan sistematis ini akan penulis
dalam sub bab di bawah. Pembelajaran dengan problem solving ini
dimaksud agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-
luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa
terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan
berpikirnya.
Contoh:
Ketika melihat Pak Sastro berolahraga lari pagi, Ismail membuat teka
teki untuk teman-temannya. "Jika bilangan umur Pak Sastro dibagi
dengan 2 maka akan diperoleh sisa 1", katanya. "Kemudian, jika
bilangan umur Pak Sastro dibagi dengan 3, 4 atau 5, juga akan
diperoleh sisa 1. Jadi berapakah umur Pak Sastro?"
Penyelesaian:
1) Memahami masalah
Diketahui:
Umur Pak Sastro dibagi 2, 3, 4 atau 5, semua sisanya 1. Itu
artinya jika umur Pak Sastro dikurangi 1 maka ada persekutuan
kelipatan 2, 3, 4, dan 5.
Pak Sastro dapat berlari, artinya beliau belum terlalu tua.
Lazimnya umur Pak Sastro tidak lebih dari 80 tahun.
Ditanya:
4) Mengecek kembali
Untuk meyakinkan kebenaran jawabannya, maka perlu dilakukan
pengecekan terhadap nilai 61.
Bilangan 61, jika dibagi 2 akan sisa 1, jika dibagi 3 juga akan sisa 1, jika
dibagi 4 juga akan sisa 1, dan jika dibagi 5 juga akan sisa 1. Berarti solusinya
sudah benar
DAFTAR RUJUKAN