Anda di halaman 1dari 4

Indikator Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa (Dalam Kajian)


Posted by Uba Umbara on 19.45.00

Pemecahan masalah adalah bagian integral dari belajar matematika, dan bagian yang tidak
terpisah dari program matematika (Wahyudin, 2008). Menurut Turmudi (2008) pemecahan
masalah artinya proses melibatkan suatu tugas yang metode pemecahannya belum diketahui
lebih dahulu. Untuk memperoleh solusi dari suatu permasalahan, siswa harus mampu
mengaitkan pengetahuan yang telah diperolehnya dengan informasi yang baru diperolehnya
sehingga dapat membangun pemahaman-pemahaman matematis baru.
Schoenfeld (1992) mengunggkapkan bahwa pemecahan masalah sering dilihat sebagai
sejumlah keterampilan yang diajarkan di kurikulum sekolah. Menurut pandangannya,
pemecahan masalah tidak selalu dianggap sebagai keterampilan kesatuan, tapi ada
keterampilan arah yang jelas. Stanic and Kilpatrick (Schoenfeld, 1992) pemecahan masalah
sering dianggap sebagai keterampilan untuk memecahkan masalah sehingga siswa mampu
menyelesaikan permasalahan yang disampaikan dalam kurikulum. Artinya pemecahan
masalah ditandai dengan tingkat yang lebih tinggi dari kompetensi yang akan diperoleh
setelah kemampuan untuk memecahkan masalah umum.
Mempelajari pemecahan masalah dalam metematika, para siswa harus mendapatkan
cara-cara berpikir, kebiasaan tekun dan rasa ingin tahu, serta kepercayaan diri di dalam
situasi tidak biasa yang mereka hadapi di luar ruang kelas matematika atau terhadap soal-
soal tidak rutin (Wahyudin, 2008). Dalam kehidupan nyata seseorang yang mempunyai
kemampuan pemecahan masalah yang baik dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain.
Menurut Sumarmo (2010) masalah matematik mempunyai dua makna yaitu: 1)
Pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk
menemukan kembali (reinvention) dan memahami materi, konsep, dan prinsip matematika.
Pembelajaran diawali dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian
melalui induksi siswa menemukan konsep/prinsip matematika; 2) Pemecahan masalah
sebagai kegiatan yang meliputi:
1. mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah;
2. membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan
menyelesaikannya;
3. memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar
matematika;
4. menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalah asal, serta memeriksa
kebenaran hasil atau jawaban;
5. menerapkan matematika secara bermakna.

Secara umum pemecahan masalah bersifat tidak rutin, oleh karena itu kemampuan ini
tergolong pada kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi. The National Council of Teachers of
Mathemathics (NCTM) menekankan pemecahan masalah sebagai fokus sentral dalam kurikulum
matematika. Tidak saja kemampuan untuk memecahkan masalah menjadi alasan untuk
mempelajari matematika, tetapi pemecahan masalahpun memberikan suatu konteks dimana
konsep-konsep dan kecakapan-kecakapan dipelajari. Selain itu, pemecahan masalah
merupakan wahana utama untuk membangun kecakapan-kecakapan berpikir tingkat tinggi.
NCTM (2000) menyatakan dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa mampu: (1)
membangun pengetahuan baru melalui pemecahan masalah; (2) memecahkan masalah
matematika maupun dalam konteks lain; (3) menerapkan dan digunakan berbagai strategi
yang tepat untuk memecahkan masalah; (4) mengamati dan merefleksikan dalam proses
pemecahan masalah matematis. Pembicaraan sebagian kecil dari salah satu kompetensi
kurikulum matematika, yaitu kompetensi problem solving diharapkan para siswa mampu
membangun pengetahuan baru matematika, memecahkan permasalahan matematika dalam
konteks lain, menerapkan dan mengadaptasi berbagai macam strategi untuk memecahkan
masalah, serta memonitor dan merefleksi proses penyelesaian masalah matematika (Turmudi,
2008).
George Polya (1973) mengemukakan empat langkah utama dalam pemecahan masalah
yaitu diuraikan sebagai berikut:
1. Memahami masalah (Understanding the Problem). meliputi:
a. Problem apa yang dihadapi?
b. Apa yang diketahui?
c. Apa yang ditanya?
d. Apa kondisinya?
e. Bagaimana memilah kondisi-kondisi tersebut?
Tuliskan hal-hal itu, bila perlu buatlah gambar, gunakan simbol atau lambang yang sesuai.
2. Menyusun rencana pemecahan (Devising a Plan).
Menemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui, atau mengaitkan hal-hal
yang mirip secara analogi dengan masalah. Apakah pernah mengalami problem yang mirip?
Apakah mengetahui masalah yang berkaitan? Teorema apa yang dapat digunakan? Apakah ada
pola yang dapat digunakan?
3. Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)
Menjalankan rencana untuk menemukan solusi, melakukan dan memeriksa setiap langkah
apakah sudah benar, bagimana membuktikan bahwa perhitungan, langkah-langkah dan
prosedur sudah benar.
4. Memeriksa kembali (Looking Back)
Melakukan pemeriksaan kembali terhadap proses dan solusi yang dibuat untuk untuk
memastikan bahwa cara itu sudah baik dan benar. Selain itu utuk mencari apakah dapat dibuat
generalisasi, untuk menyelesaikan masalah yang sama, menelaah untuk pendalaman atau
mencari kemungkinan adanya penyelesaian lain.

Beberaoa indikator pemecahan masalah matematis yang dapat digunakan adalah: (1)
menerapkan dan menggunakan berbagai strategi yang tepat untuk memecahkan masalah;
(2) memecahkan masalah matematika maupun dalam konteks lain yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari; (3) menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan
asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.
4 Langkah Penyelesaian Masalah menurut G. Polya

Goerge Polya dalam bukunya How To Solve It, memberikan saran untuk mengajar mahasiswa
matematika dan mini ensiklopedia istilah heuristik. Buku yang telah diterjemahkan dalam 17
bahasa dan telah terjual lebih dari satu juta eksemplar ini, memperkenalkan 4 langkah dalam
penyelesaian masalah yang disebut Heuristik. Heuristik adalah suatu langkah-langkah umum
yang memandu pemecah masalah dalam menemukan solusi masalah. Heuristik tidak
menjamin solusi yang tepat, tetapi hanya memandu dalam menemukan solusi dan tidak
menuntut langkah berurutan. 4 langkah tersebut yaitu memahami masalah, merencanakan
pemecahan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali

1. Memahami Masalah
Pelajar seringkali gagal dalam menyelesaikan masalah karena semata-mata mereka tidak
memahami masalah yang dihadapinya. Atau mungkin ketika suatu masalah diberikan kepada
anak dan anak itu langsung dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan benar, namun soal
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Untuk dapat memahami suatu masalah yang
harus dilakukan adalah pahami bahasa atau istilah yang digunakan dalam masalah tersebut,
merumuskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, apakah informasi yang diperoleh
cukup, kondisi/syarat apa saja yang harus terpenuhi, nyatakan atau tuliskan masalah dalam
bentuk yang lebih operasional sehingga mempermudah untuk dipecahkan. Kemampuan
dalam menyelesaikan suatu masalah dapat diperoleh dengan rutin menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil dari banyak penelitian, anak yang rutin dalam latihan pemecahan masalah
akan memiliki nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
jarang berlatih mengerjakan soal-soal pemecahan masalah. Selain itu, ketertarikan dalam
menghadapi tantangan dan kemauan untuk menyelesaikan masalah merupakan modal utama
dalam pemecahan masalah.
2. Merencanakan Pemecahan
Memilih rencana pemecahan masalah yang sesuai bergantung dari seberapa sering
pengelaman kita menyelesaikan masalah sebelumnya. Semakin sering kita mengerjakan
latihan pemecahan masalah maka pola penyelesaian masalah itu akan semakin mudah
didapatkan. Untuk merencanakan pemecahan masalah kita dapat mencari kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi atau mengingat-ingat kembali masalah yang pernah
diselesaikan yang memiliki kemiripan sifat / pola dengan masalah yang akan dipecahkan.
Kemudian barulah menyusun prosedur penyelesaiannya.
3. Melaksanakan Rencana
Langkah ini lebih mudah dari pada merencanakan pemecahan masalah, yang harus dilakukan
hanyalah menjalankan strategi yang telah dibuat dengan ketekunana dan ketelitian untuk
mendapatkan penyelesaian.
4. Melihat Kembali
Kegiatan pada langkah ini adalah menganalisi dan mengevaluasi apakah strategi yang
diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada strategi lain yang lebih efektif, apakah
strategi yang dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sejenis, atau apakah
strategi dapat dibuat generalisasinya. Ini bertujuan untuk menetapkan keyakinan dan
memantapkan pengalaman untuk mencoba masalah baru yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai