Anda di halaman 1dari 30

1

KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL : KOMUNIKASI

Makalah tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh :
ANDI GUNAWAN 5353165310
FAJAR BLESSILO 5353162907
KRESNA ABI MAULANA 5353164269
M.RAIHAN 5353163578
RUDI ARDIANSYAH 5353164421
SATRIA PRAYUDHA 5353162907

DIPLOMA III PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN 2016


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL : KOMUNIKASI”. Dari makalah ini semoga
dapat memberikan informasi kepada kita semua bahwa pengambilan keputusan
dalam organisasi itu juga penting. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan tanggung jawab
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . . . . . . 2
DAFTAR ISI. . . . . . . . . 3
BAB 1 PENDAHULUAN. . . . . . . 4
A. LATAR BELAKANG. . . . . . . 4
B. POKOK PERMASALAHAN. . . . . . 5
C. TUJUAN. . . . . . . . 5
BAB 2 LANDASAN TEORI. . . . . . . 6
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI SECARA UMUM. . . 6
B. KOMPONEN KOMPONEN KOMUNIKASI. . . 6
C. HAMBATAN HAMBATAN KOMUNIKASI. . . 10
D. PENGERTIAN TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI. . 11
E. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI. . 13
F. KONSEP DASAR KOMUNIKASI. . . . . 15
G. PRESENTASI. . . . . . . . 22
H. TEKNIK PRESENTASI. . . . . . 23
I. PERSIAPAN PRESENTASI. . . . . . 24
BAB 3 PENUTUP. . . . . . . . . 30
A. KESIMPULAN. . . . . . . 30
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya


dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum.
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua
berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah
merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan


bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati,
sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian
yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu
dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.

Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa


latin Organizare“to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated
parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling
bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen
mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan
yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi
terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
5

B. Pokok Permasalahan
Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki
beberapa rumusan masalah, yaitu :

 Pengertian Komunikasi
 Komponen Komunikasi
 Tujuan Dan Fungsi Komunikasi
 Kegunaan Mempelajari Iimu Komunikasi
 Komunikasi Dalam Organisasi
 Presentasi
 Teknik Presentasi
 Persiapan Presentasi

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
komunikasi dalam organisasi, proses komunikasi, apa saja hambatan komunikasi,
bagaimana mengatasi hambatan komunikasi, apa saja jenis-jenis komunikasi, dan
mengapa komunikasi menjadi inti kepemimpinan.
6

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Komunikasi Secara Umum
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara
dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman
dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang
dimaksud bisa dipahami
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli

1. James A.F.Stoner: Komunikasi merupakan proses dimana seseorang yang


sedang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
2. Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh dan memengaruhi satu sama lainnya, baik itu secara disengaja
ataupun tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan,
seni, dan teknologi.
3. William Albig: komunikasi adalah proses perpindahan kata yang memiliki
makna di antara individu-individu maupun kelompok.
Menurut William F. Glueck, komunikasi terbagi menjadi dua bentuk, antara lain
sebagai berikut.
 Interpersonal Communications atau komunikasi antar pribadi , maksudnya
adalah proses pertukaran informasi dan juga pemindahan pengertian antara
dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil.
 Organization Communications merupakan proses dimana pembicara secara
sistematis memberikan informasi serta memindahkan pengertian kepada
banyak orang dalam suatu organisasi, kepada pribadi-pribadi dan lembaga-
lembaga di luar yang masih terikat hubungan.

B. Komponen-komponen Komunikasi
1.Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)
Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau
pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat
beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi
yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna. Yang
dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap
yang positif.
7

Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna
yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat
bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi
lingkungan komunikasi Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik,
terdapat beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :

 kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima pesan/khalayak


sasaran.
 pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran
harus jelas.
 kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
 hasil apakah yang kita harapkan.

Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses
komunikasi akan menemui kegagalan

2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat
berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif,
maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan
kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.

Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi

3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
8

Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus
memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar
dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang
melakukan encode disebut dengan encoder.

4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)


Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita gunakan
untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita untuk
menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang termasuk
ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan, kata-kata
yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern,
yang dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada media
komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media
komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan
sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan

5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan.

Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang
pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi
tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima
pesan disebut dengan decoder.

6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)


Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan. Ketika
komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan
pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat
dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh komunikator
9

7. Umpan Balik (Feedback)


Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan,
kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses
tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka
dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan
memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi
secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui
respon atau tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.

Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi.
Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita
dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.

8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita
melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur
atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang
kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika
kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu
menentukan gaya kita berkomunikasi.

9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.

10. Efek (Effect)


Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau dampak
yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku
komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta
tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui
kegagalan.
10

C. HAMBATAN HAMBATAN KOMUNIKASI


Salah satu komponen komunikasi yang dapat mengganggu jalannya proses
komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan atau hambatan komunikasi adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai gangguan dan
hambatan dalam komunikasi antara komunikator dan komunikate/penerima pesan.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang dikirimkan mengalami sedikit
distorsi. Gangguan atau hambatan komunikasi dapat berupa gangguan atau
hambatan fisik, gangguan atau hambatan psikologis, gangguan atau hambatan
budaya, gangguan atau hambatan semantik, gangguan atau hambatan teknis atau
melubernya informasi.

Berikut ini adalah beberapa jenis hambatan komunikasi yang sering terjadi,
diantaranya:

 Hambatan fisik terjadi manakala komunikator tidak dapat melihat komunikate secara
fisik, misalnya karena letak geografi.
 Hambatan psikologis terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal
sikap, minat, dan motivasi yang karenanya dapat membuat masing-masing individu
melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini dapat menciptakan
hambatan komunikasi.
 Hambatan sosial budaya terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang budaya
yang berbeda sehingga akan berbeda pula ketika mengirimkan dan menerima pesan
 Hambatan linguistik terjadi manakala dalam proses komunikasi kita memberika
ekspresi yang tidak tepat, penafsiran yang tidak tepat, menggunakan kata-kata yang
ambigu serta penggunaan kosa kata yang tidak sesuai.
 Hambatan teknis terjadi manakala ketika kita sebagai komunikator menggunakan
teknologi untuk mengirim pesan. Misalnya, tata suara yang buruk, sinyal video yang
lemah, dan lain-lain
 Hambatan luberan informasi terjadi manakala begitu banyaknya informasi yang ada
namun kita memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi yang ada.
11

D. Pengetian Tujuan Dan Fungsi Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yakni communication, yang berasal
dari katacommunication ataupun communis yang berarti sama atau bersama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi ialah pengiriman serta
penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud
dapat dipahami.

Menurut Onong Uchjana Effendy, Komunikasi adalah sebuah proses dalam


menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dengan memiliki tujuan untuk
memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah suatu pola sikap atau suatu
perilaku baik langsung maupun tidak langsung.

Tujuan Komunikasi
Berikut ialah beberapa tujuan komunikasi secara umum:

a. Agar bisa memahami maksud orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap
individu bisa memahami individu lain dengan menggunakan kemampuan
mendengar apa yang sedang dibicarakan orang lain.

b. Agar yang disampaikan komunikator bisa dimengerti oleh komunikan atau audience.
Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator harus menjelaskan pesan
utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin pesan tersebut.

c. Agar pendapat dapat diterima orang lain. Komunikasi dan juga pendekatan persuasif
ialah cara agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan.


Komunikasi dan juga pendekatan persuasif dapat membangun persamaan presepsi
dengan orang lalu menggerakkannya sesuai keinginan kita.
12

Syarat-syarat Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu, antara lain sebagai
berikut:

a. Source (sumber): merupakan dasar dalam penyampaian pesan dengan tujuan


memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi ialah orang, lembaga, buku dan
lain-lain.

b. Komunikator: ialah pelaku penyampai pesan yang berupa individu yang sedang
berbicara ataupun penulis, dapat berupa kelompok orang, organisasi komunikasi
seperti televisi, radio, surat kabar, dan sebagainya.

c. Pesan: ialah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan memiliki tema
utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah sikap serta tingkah laku orang lain.

d. Saluran (channel): ialah komunikator yang digunakan dalam menyampaikan pesan.


Saluran komunkasi dapat berupa saluran formal (resmi) dan juga saluran informal
(tidak resmi).

e. Komunikan: ialah penerima pesan dalam komunikasi yang dapat berupa individu,
kelompok dan massa.

f. Effect (hasil): merupakan hasil akhir dari sebuah komunikasi dengan bentuk
terjadinya perubahan sikap danjuga perilaku komunikan. Perubahan ini bisa
sajasesuai keinginan ataupun tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
13

Fungsi Komunikasi

Komunikasi pun memiliki berbagai fungsi. Berikut fungsi komunikasi secara umum:

a. Sebagai Informasi: Komunikasi dapat memberikan informasi yang diperlukan dari


setiap individu maupun kelompok dalam mengambil keputusan dengan meneruskan
data mengenai dan menilai pemilihan alternatif.

b. Sebagai Kendali: komunikasi berfungsi sebagai kendali artinya bahwa komunikasi


bertindak untuk mengendalikan perilaku orang lain ataupun anggota dalam
beberapa cara yang mesti dipatuhi.

c. Sebagai Motivasi: Komunikasi dapat memberikan perkembangan dalam memotivasi


dengan memberikan penjelasan dalam hal-hal di dalam kehidupan kita.

d. Sebagai Pengungkapan Perasaan: Komunikasi mempunyai peranan dalam


mengungkapkan perasaan kepada orang lain, baik itu berupa perasaan senang,
gembira, kecewa, maupun tidak suka. dan lain-lainnya.

E. Kegunaan Mempelajari Iimu Komunikasi


Ruben and Steward (2005) menyatakan bahwa alasan mempelajari ilmu komunikasi
adalah :
1. Komunikasi adalah fundamental

dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi


memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Tidak
ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat
beberapa perbedaan esensial, manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.
Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi Modul Pembelajaran
Kewirausahaan 91 dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk,
bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok,
komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.
Hal ini menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal sangat fundamental dalam
kehidupan kita.
14

2. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas kompleks.

Komunikasi adalah suatu aktifitas kompleks dan menantang. Dalam hal ini
ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai
kompetensi komunikasi diperlulkan understanding dan suatu keterampilan sehingga
komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben and Steward
(2005) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian
pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari
bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.

3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.

Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam


memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif,
memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain dan dapat menerima atas
kehadiran ide-ide efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai
kesuksesan dari suatu kedudukan/posisi tertentu dalam mencapai kompetensi
komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan
interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan, serta lain
sebagainya.

4. Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.

Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat
common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi.
Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki keterampilan berkomunikasi yang
baik, karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang
disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi nonverbal, ada keterampilan
komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara
interpersonal, ataupun secara kelompok, sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai
anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadangkadang kita juga mengalami kegagalan
dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan Modul Pembelajaran
Kewirausahaan 92 tinggi, tetapi tidak memilki keterampilan berkomunikasi secara
baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan
manusia lainnya, maka komunikasi itu perlu kita pelajari.
15

5. Komunikasi adalah populer.

Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai populer. Banyak


bidangbidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang
pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional
lainnya, termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu komputer, dan lain-
lain.Saat ini komunikasi sebagai ilmu sosial/perilaku dan suatu seni yang diaplikasikan.
Disiplin ini bersifat multidisiplin, berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi,
sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya.

F. Konsep Dasar Komunikasi


Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia sebagaimana yang dikemukakan
pada bagian terdahulu tidaklah dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran
organisasi, demikian pula sebaliknya Komunikasi yang efektif adalah merupakan
bagian yang penting bagi semua organisasi. Berikut ini beberapa pandanga mengenai
definisi komunikasi. Rubben (dalam Muhammad. 2001:3) memberikan definisi
mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: Komu-nikasi
manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya. dalam
kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Dari
pandangan di atas dapat dilihat bahwa dalam proses komunikasi mempunyai
hubungan yang sangat erat antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dan
mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling melakukan hubungan. Dalam
kenyataan yang ada komunikasi akan muncul dalam setiap proses organisasi. Bahkan
dapat diilustrasikan bahwa organisasi yang tanpa komunikasi diibaratkan manusia
yang kekurangan aliran darahnya, apabila kurang darahnya manusia yang menjadi
lemah, demikian pula sebaliknya. Maka untuk itu komunikasi yang baik harus selalu
dijaga agar tetap stabil sehingga tidak menimbulkan apa yang disebut miss
comunication.
16

Barry Cushway menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai


pembentuk organisasi climate yakni iklim organisasi yang menggambarkan suasana
kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang
bekerja dalam organisasi (Panuju, 2001:2). Rubben (1988), mengemukakan bahwa
komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: Komunikasi manusia
adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok,
dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada
definisi inipun komunikasi dikatakan sebagai suatii proses aktmtas yang mempunyai
beberapa taliapan yang satu dengan yang laiimya saling berhubungan. Beberapa ahli
mengemukakan beberapa pengertian tentang komunikasi dan pada prinsipnya
komunikasi digambarkan sebagai suatu hubungan dua arah antara pemberi pesan
yang penerima pesan. Secara garis besar dapat digambarkan model komunikasi yang
banyak dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

Pengertian Konseptual Komunikasi dalam Organisasi

Secara sederhana disebut, jika ada dua orang atau lebih dalam organisasi dengan
sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi merupakan “wadah kegiatan”
orang- orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama
(common goals). Mereka bekerja dalam struktur hubungan yang dibatasi oleh peran
tugasnya. Dinamika perilaku yang ditampilkannya diisi oleh posisi “tawar menawar”
antara “needed accomplishment" dan “lask accomplishment” yang mewarnai
17

produktivitas kelompok maupun perorangan (Satoro, 2002- 2003:1). Sedangkan


Daryanto (1996:3), mengungkapkan bahwa: “Organisasi adalah sistem kerjasama
antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan”.
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa setiap kelompok orang yang bekerja-
sama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai dengan tugas yang
diembannya, sehingga menam-pilkan perilaku yang mendorong timbulnya kesadaran
dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan organi-sasi yang telah ditentukan.
Myers & Myers (1987: 21) menekankan bahwa komunikasi itu penting dan
merupakan sentral dari kehidupan organisasi, tetapi menganggapnya hanya sebagai
salah satu dari sejumlah proses yang berlangsung dalam organisasi. Berbagai
pandangan kaum ilmuwan dalam bidang komunikasi menganggap komunikasi sebagai
kekuatan dominan dalam kehidupan organisasi. Karena itu komunikasi merupakan
inti organisasi, tanpa komunikasi tidak akan terdapat akativitas organisasi.

Proses Komunikasi dalam Organisasi

Istilah proses dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana


komunikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan secara terus
menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka penyampaian
pesan. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si
pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan
demikian akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik pada
aspek kognitif, afektif, atau psikomotor. Melalui proses komunikasi akan dapat
ditentukan keputusan apa yang akan dilakukan oleh setiap individu atau kelompok
tentang bagaimana menentukan langkah atau hasil yang akan diperoleh ke depan,
karena dengan komunikasi akan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan apakah
kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat dilanjutkan.
18

Komunikasi sangat berperan dalam menjaga kebutuhan manusia, karena komunikasi


dibangun sebagai sebuah mekanisme penyesuaian diri untuk manusia. Mekanisme
penyesuaian diri adalah alat bagi manusia yang digunakan untuk menolong mereka
mengenali dan merespon yang mengancam eksistensinya. Komunikasi menolong
orang tetap selamat karena mereka diberikan informasi tentang ancaman yang akan
datang dan menolong mereka menghindari atau mengatasi ancaman-ancaman ini
(Kreps 1986:170). Apa yang dikemu- kakan di atas menjelas-kan bahwa komunikasi
memang sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia sebaaai mahluk
sosial yang satu sama lainnya akan berinteraksi agar mereka tetap eksis baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat yang lebih luas.
Sementara itu seorane ahli komunikasi. Ross (1997: 110) mengatakan bahwa
komunikasi sebagai “Proses di dalamnya mencakup pengertian, pemilihan dan
pengiriman simbol-simbol dalam suatu cara untuk membantu seorang pendengar
untuk merasa dan melukiskan kembali pikirannya yang berisikan pemahaman dari
pemikiran si pengirim pesan”. Penjelasan ini menunjukkan bahwa komunikasi
merupakan simbol aktivitas yang menggunakan orang dalam menolong mereka
menginterpretasikan suatu pesan. Melalui proses tersebut diupayakan agar adanya
data menjadikan informasi yang disampaikan akan menghasilkan penafsiran dan akan
membantu untuk menolong predikat ke depan terhadap suatu rencana, dengan
demikian komunikasi tersebut dapat merespon pesan dengan pemahaman yang
kreatif. Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai elemen-elemen, elemen
inilah yang membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien. Jika elemen-
elemen ini tidak digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya.
19

Menurut Djatmiko (2002:57). Klemen- elcmen yang dibutuhkan dalam suatu proses
komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

 Pengirim (Sender) yang memulai komunikasi. Dalam suatu organisasi,


pengirim adalah
 mengkomunikasi- kannya kepada satu atau lebih orang lain.
 Pengkodean (Encoding) adalah pengirim pengkodean informasi yang akan
disampaikan dengan cara menerjemahkan ke dalam serangkaian simbol
atau isyarat.
 Pesan (Message) adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim untuk
mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk yang dapat
dirasakan atau diterima oleh satu atau lebih indra penerima.
 Saluran (Chcmnel) atau kanal ialah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, misalnya udara untuk pesan yang disampaikan
dengan kata-kata, atau kertas untuk pesan yang disampaikan dalam bentuk
tulisan.
 Penafsiran kode (Decoding) adalah proses di mana penerima menafsirkan
pesan dan menerjemahkanya menjadi informasi yang berarti baginya.
 Penerima (Receiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim.
20

 Gangguan (Noise) adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan


atau mengacaukan proses komunikasi.
 Umpan balik (Feed- back) adalah kebalikan dari proses komunikasi yang
menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim.

Jaringan Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu organisasi, ia


merupakan proses penyampaian dan menafsirkan ide-ide, pesan dan perintah yang
terjadi di dalam totalitas unit suatu organisasi, dengan menggunakan komunikasi
yang relevan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan konsistensi
kehidupan organisasi. Komunikasi menjadi instrumen dalam menyebarkan berbagai
informasi untuk dikerjakan oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi, sehingga
ia mampu menciptakan sinerji. Mencip- takan sinerji merupakan bagian penting
dalam organisasi, sebab sinerji itu ‘‘the coperative actian of two or more persons
working together to accomplish more than they could working separately” (Mondy &
Premeaux, 1995:420). Terciptanya sinerja merupakan kontribusi yang diberikan oleh
komunikasi, dan dengan terciptanya sinerji tersebut akan tercipta kinerja yang baik.
Oleh karena itu menciptakan sinerji melalui komunikasi yang benar dan tepat akan
mengefektifkan pen-capaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin dapat diukur
kualitas atau kualifikasi kepemimpinannya dari proses komunikasi yang dilakukannya.
“Komunikasi organisasi menyampaikan dan menafsirkan pesan-pesan di antara unit-
unit komunikasi yang merupakan bagian dari fakta atau keterangan-keterangan
organisasi” (Pace & Faules, 1989:17). Dengan demikian yang dituntut adalah
bagaimana seseorang baik pimpinan, staf maupun bawahan mampu untuk
mengungkapkan dan meng-ekspresikan ide-idenya kepada semua pihak dalam
organisasi tersebut.
21

Oleh karena organisasi merupakan komposisi sejumlah orang yang memiliki posisi
atau peranan yang berbeda, maka akan terjadi pertukaran pesan yang membutuhkan
jalan atau jaringan komunikasi tertentu.

Untuk itu setiap komunikator harus mampu memahami berbagai peranan dalam
suatu organisasi. Menurut Muhammad (1989:104-105), ada enam pera-nan jaringan
komunikasi yaitu:

1. Opinion leader, adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka tidaklah selalu
orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing
tingkah laku organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka.

2. Gate keepers, adalah individu yang mengontrol arus informasi di antara anggota
organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari
satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. “Gate keepers ”
dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan
informasi yang terlampau

banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja


terhadap mereka. Dalam hal ini “gate keepers” mempunyai “powers ” dalam
memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak. Jika “gate keepers”
memutuskan bahwa informasi tertentu tidak penting, kemudian seorang harus
mendapatkan informasi tersebut, maka mungkin informasi tersebut tidak diberikan.

3. Cosmopolities, adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan


lingkungannya. Mereka mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada
dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang-
orang tertentu pada lingkungannya.

4. Bridge, adalah anggota kelompok atau klik dalam satu organisasi yang
menghubungkan kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini membantu saling
memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan mengkoordinir kelompok.
22

5. Laison, adalah sama perannya dengan “bridge ” tetapi individu itu sendiri bukanlah
anggota dari satu kelompok, tetapi merupakan penghubung di antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi
yang relevan di antara kelompok-kelompok dalam organisasi.

6. Isolate, adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang
lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau
diasingkan oleh teman-temannya.

G. Presentasi
Menurut Guffey (1991), dalam melaksanakan suatu presentasi, setidak-tidaknya ada 9
(sembilan) hal penting yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Mulailah dengan sebuah pause. Bila pertemuan dengan audiens adalah yang
pertama kalinya, maka pembicara harus menciptakan rasa nyaman pada
dirinya sendiri dan membuat momen tersebut menjadi berkesan.
2. Menyajikan kalimat pertama yang ada dalam ingatan. Ingatan dalam kalimat
pembukaan tersebut dapat menjalin hubungan dengan audiens melalui
kontak mata, sehingga pembicara kelihatan tahu dan dapat mengontrol
situasi.
3. Memelihara kontak mata. Tataplah audiens. Apabila banyaknya audiens
membuat pembicara merasa takut, maka sebaiknya pembicara mengambil
dua orang audiens di sisi kanan dan dua orang audiens di sisi kiri, kemudian
pembicaraan diarahkan kepada orang-orang tersebut.
4. Kontrol kosa kata dan suara. Berbicaralah dengan lembut dan cukup keras
untuk didengar. Hilangkan verbal static seperti ..eh..., ehm.....dan ...oh.... Lebih
baik sunyi daripada diisi dengan verbal static pada saat pembicara berpikir
atau mencari ide.
5. Pasanglah rem. Pembicara pemula biasanya berbicara dengan sangat cepat,
seakan memperlihatkan suatu kegelisahan, sehingga membuat audiens sulit
untuk mengerti maksud pembicaraan. Oleh karena itu, sebaiknya berbicara
dengan perlahan dan dengarkan apa yang terucap dari mulut.
6. Bergerak secara alami. Gunakanlah podium untuk meletakkan catatan agar
dapat dengan leluasa bergerak. Hindarilah kegelisahan akan catatan, pakaian
atau materi pembicaraan yang diletakkan dalam saku. Belajarlah untuk
menggunakan gerakan tubuh dalam mengekspresikan isi pembicaraan.
23

7. Menggunakan alat peraga visual secara efektif. Paparkan dan diskusikan materi
pembicaraan dengan alat peraga visual, dengan cara menggerakkan ke kiri
atau ke kanan agar terlihat utuh keseluruhan, kalau perlu dengan
menggunakan pointer.
8. Hindarilah penyimpangan. Berpeganglah kepada garis besar dan catatan
pembicaraan. Jangan menyimpang kepada pembicaraan yang tidak sesuai
dengan materi yang akan dibawakan, karena pendengar mungkin tidak akan
terpikat dengan topik yang menyimpang tersebut.
9. Ringkaslah poin-poin utama. Simpulkan presentasi dengan menyatakan poin-
poin utama atau menekankan kepada apa yang harus didengarkan dan
dipikirkan oleh audiens.

Pada intinya, didalam melakukan presentasi efektif diperlukan kemampuan mengatur


posisi postur tubuh (menyentuh atau mendekat) di depan audiens, kemampuan
menggunakan alat bantu, persiapan, menghadapi kecemasan, penyampaian dan
Teknik tanya jawab.

H. Teknik Presentasi

Salah satu hal yang paling ditakuti dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
profesional adalah ketika harus berbicara atau berkomunikasi di depan banyak
orang, baik untuk acara sosial, seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan,
bahkan dalam acara apa saja, dimana sebagian besar hadirin adalah orang yang
telah dikenal dengan baik.

Berbicara di depan publik bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang
menegangkan dan menakutkan, seakan seluruh mata para hadirin sedang
menghakimi dan seakan-akan menjadi terdakwa yang sedang diadili oleh para
hadirin.

Riset yang dilakukan oleh Malouf dalam Macnamara (1998) menyatakan bahwa
indera pendengaran manusia hanya bisa menerima pesan 11%, sedangkan 75%
diterima secara visual. Berbicara di depan publik, merupakan keterampilan yang
harus dikuasai, karena pada suatu saat, pastilah seseorang harus berbicara
dihadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau
pendapat tentang sesuatu hal yang diyakini. Hal yang sederhana misalnya harus
berbicara di depan para tamu dalam suatu acara keluarga atau pada momen yang
menentukan karir seseorang seperti mempresentasikan proposal proyek atau
tentang produk yang ditawarkan di hadapan sejumlah mitra bisnis atau calon
pembeli.
24

Menurut Hart et al, dalam Tubbs dan Moss (2000), terdapat 3 (tiga) aspek
pengalaman dalam komunikasi publik, yakni :

 Terjadi di tempat yang dianggap sebagai tempat publik, seperti auditorium,


kelas, dan lain sebagainya,
 Cenderung mengemukakan masalah sosial daripada masalah informal dan
tidak terstruktur, sehingga biasanya direncanakan terlebih dahulu atau
agenda acara lain yang mendahului atau mengikuti penampilan pembicara,
 Menggunakan norma perilaku yang relatif jelas.

Dari sisi isi pembicaraan, sedikitnya pembicara memiliki satu dari tiga tujuan berikut,
yaitu memberi informasi, menghibur, dan membujuk (meyakinkan) pendengar.
Menginformasikan lebih terpusat kepada hasil perolehan informasi, menghibur
diarahkan kepada kesenangan, sedangkan membujuk (meyakinkan) mengarahkan
pada perubahan sikap. Perubahan sikap adalah tujuan antara yang harus dicapai
sebelum mewujudkan tindakan.

Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah dipersiapkan dan
disampaikan dengan cara formal. Presentasi dapat berupa laporan kemajuan,
penjelasan produk/jasa baru pada klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan,
seminar ilmiah, bisnis dan sebagainya dihadapan khalayak yang lebih khusus.
Selanjutnya menurut Macnamara (1998), presentasi cenderung menggunakan sarana
pendukung seperti audiovisual dan berbagai teknik penyampaian pesan seperti
demonstrasi, partisipatif interaktif, drama, humor dan teknik khusus lainnya. Hal
inilah yang membedakan presentasi dari public speaking secara umum. Dengan
menggunakan sarana pendukung dan teknik khusus dalam penyampaian, maka
presentasi dapat mengubah pidato yang cenderung rumit menjadi hal yang
menarik/sederhana.

I. Persiapan Presentasi

Menurut Macnamara (1996), persiapan adalah kunci dari suatu presentasi


sukses. Presentasi sukses adalah ibarat gunung es, dimana puncak gunung es dan
keindahan yang terlihat di atas permukaan air, hanyalah ujung dari gunung es
tersebut. Lebih dari 90% gunung es tersebut, berada di bawah permukaan air dan
merupakan basis yang kuat dari gunung es tersebut.
25

Artinya, bahwa sebuah presentasi yang sukses, 90% bergantung pada


persiapan. Abraham Lincoln pernah mengatakan : “Jika saya memiliki 8 (delapan) jam
untuk merobohkan sebatang pohon, maka saya akan menghabiskan 6 (enam) jam
untuk mengasah kapak“. Dale Carnegie mengatakan : “Pidato yang telah
dipersiapkan, 9/10 (sembilan per sepuluhnya) akan tersampaikan”.

Dengan adanya persiapan yang cermat, pembicara dan pendengar akan


mendapatkan keuntungan utama, yakni hemat waktu dan pembicara akan terhindar
dari kegugupan dan demam panggung yang terjadi sebelum presentasi. Kegugupan
tersebut biasanya bukan disebabkan oleh karena adanya pendengar yang cukup
banyak di depan mata pembicara, melainkan disebabkan oleh suatu ketakutan
terhadap kemampuan diri pembicara yang tidak tahu harus mengatakan apa di depan
pendengar. Memberikan presentasi tanpa persiapan/perencanaan yang memadai,
ibarat menembak tanpa memiliki sasaran. Mungkin saja peluru ditembakkan tetapi
tidak mengenai apapun (misal : penembak senapan mesin vs penembak jitu).

Ada delapan langkah menuju presentasi yang sukses.


Subyek pengetahuan adalah pondasi atau prasyarat, bahkan sebagai tulang punggung
dari suatu presentasi yang sukses. Bila pembicara tidak memiliki banyak informasi,
maka sebaiknya jangan melakukan presentasi (Macnamara, 1996). Pengetahuan
tentang subyek yang hebat sekalipun atau menjadi pakar atas subyek pengetahuan
tertentu, tidaklah cukup menjamin kesuksesan suatu presentasi, karena pembicara
perlu memahami cara penyampaian informasi tersebut kepada pendengar. Oleh
karena itu, 8 (delapan) langkah berikut ini, akan sangat membantu dalam
memanfaatkan subyek pengetahuan secara optimal.

1. Analisa Pendengar

Sebelum pembicara memikirkan judul presentasi, membuat slide bahkan menuliskan


garis besar, perlu diselami isi kepala para pendengar. Beberapa pertanyaan penting
yang biasanya digunakan wartawan untuk suatu reportase, adalah sangat membantu
pembicara untuk memahami para pendengar. Pertanyaan tersebut adalah :

a. Siapa pendengarnya ?

Pembicara harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang siapa yang


menjadi pendengarnya. Beberapa hal menyangkut informasi tentang siapa para
pendengar, antara lain berkaitan dengan profesi, jenis kelamin, umur, jumlahnya dan
kehadirannya terpaksa/sukarela, serta harapan apa yang diinginkan.
26

b. Apa yang ingin diketahui para pendengar ?

William D. Wells mengatakan bahwa komunikasi yang baik seharusnya memenuhi


rumus ROI, yakni Relevance, Original dan Impact. Apabila presentasi tersebut tidak
relevan, maka tujuannya tidak jelas. Presentasi yang tidak orisinil, tidak akan menarik
perhatian, sedangkan presentasi yang tidak orisinal menimbulkan pengaruh yang
kuat, tentunya tidak akan menimbulkan kesan (impresi) yang tak berkesudahan.

2. Peninjauan Lokasi

Bagi seorang pembicara atau presenter, peninjauan lokasi sangat diperlukan sebelum
pelaksanaan presentasi bisnis. Peninjauan lokasi akan menjawab pertanyaan Dimana
presentasi akan dilaksanakan ? Yang dipertimbangkan dalam peninjauan lokasi,
antara lain Ketersediaan sound system, layout ruangan (pengaturan tempat duduk,
posisi podium, layar, dll), dan kondisi ruangan (ber-AC, tata lampu, dll).

3. Kerangka dan Susunan

Tetapkan terlebih dulu apa tujuan atau sasarannya. Apa yang menjadi presentasi ini ?
Apa yang menjadi harapan panitia, pembicara dan seluruh hadirin yang ada ?
Penetapan tujuan ini sangat berkaitan dengan informasi yang didapatkan mengenai
pendengar atau hadirin, apa yang menjadi tujuan dan harapannya ? Dapatkan umpan
balik dari temanteman atau yang ahli dalam bidang yang akan dipresentasikan.
Setelah itu, susunlah peta pemikiran dari topik yang dipilih. Ini merupakan cara untuk
meringkas suatu tema, atau pokok pikiran yang ada dalam buku. Pertama, awali
dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertas kosong. Kemudian
seperti pohon dengan cabang dan ranting, kembangkan tema pokok menjadi sub-
tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis seperti jari-jari roda.
Setelah itu, buatlah agenda, outline atau catatan kecil tentang urutan pembicaraan
yang akan disampaikan. Sisipkan anekdot, kuis, cerita ilustrasi, permainan dan
latihan-latihan untuk menjaga agar audiens tidak bosan dan mengantuk.

4. Penelitian dan Penerapan

Bagian ini lebih mengarah kepada kajian pembicara atau presenter terhadap tiga
langkah sebelumnya, yaitu analisis pendengar, peninjauan lokasi dan kerangka
presentasi.
27

5. Penulisan Naskah/ Catatan

Dalam persiapan ini adalah menyusun makalah atau teks lengkap, pokok-pokok
pikiran (bentuk powerpoint presentation, transparent sheets, handouts dan kertas
berukuran kartu pos), video presentation, dan sebagainya sebagai materi utama
presentasi anda

6. Penyajian dengan Alat

Untuk meningkatkan penyampaian pesan (hukum ketiga audible), presenter harus


menguasai kegunaan dan penggunaan alat bantu visual seperti misalnya slide,
overhead projector, LCD (infocus) projector yang langsung dihubungkan dengan
komputer atau notebook. Sebagian besar orang lebih mudah menangkap informasi
yang berupa gambaran visual daripada mendengarkan. Apalagi jika menggunakan
data numerikal, akan lebih menarik jika disajikan dalam bentuk grafik, tabel atau
bagan warna-warni, atau menggunakan software tertentu, misalnya powerpoint,
untuk menggabungkan pointers dengan suara, foto, clip art, animasi dan video dalam
satu file e-presentasi.

Kemampuan menggunakan alat bantu visual ini akan memberikan kesan pertama
kepada audience bahwa presenter siap melakukan presentasi. Tetapi sekali lagi jangan
terfokus pada alat bantu tersebut. Apalagi jika terjadi kesalahan atau gangguan
teknis, presenter harus selalu siap dengan cara presentasi langsung dengan tanpa alat
bantu. Atau sebaiknya ada teknisi yang siap untuk mengatasi gangguan teknis
tersebut. Jangan sampai gara-gara alat bantu visual, akan kehilangan momentum
untuk menyampaikan topik atau materi presentasi.

Dalam penyampaian pesan kepada publik, baik berupa pertanyaan, pidato, kuliah,
seminar, sepatah kata, dan sebagainya, yang paling penting adalah bahwa pesan
dapat tersampaikan kepada penerima pesan dengan baik dan jelas. Berbicara di
depan public bukan ujian ataupun pengadilan untuk mengadili penampilan,
kecerdasan, kecantikan ataupun keluasan pengetahuan.

7. Praktek dan Latihan

Teknik-teknik yang harus diperhatikan dalam praktek dan latihan :

a. Suara

Perhatikanlah ucapan suara yang keluar. Aturlah irama dan tempo suara dengan
mengatur pernapasan dengan baik. Gunakan jeda suara secara jelas.
28

Ucapan yang keluar harus terdengar jelas, tetapi tidak terlalu cepat. Mutu suara
merupakan faktor kunci yang menentukan, apakah hadirin memperhatikan baik
kepada presenter maupun pesan yang disampaikan. Suara harus keras dan jelas
terdengar, bahkan oleh hadirin yang duduk paling jauh sekalipun. Jika tersedia, selalu
gunakan pengeras suara (loudspeaker), meskipun suara sudah cukup keras.

Cobalah dengan berlatih mendengarkan suara sendiri. Caranya dengan menutup


mata, berbicaralah, kemudian perhatikan mutu, kekuatan dan kejelasan suara. Suara
merupakan aset yang paling berharga dalam berkomunikasi secara lisan. Oleh karena
itu, memelihara mutu suara dan berlatih secara kontinu merupakan keharusan, jika
ingin menjadi pembicara publik sukses. Jika suara kurang bagus dan sumbang, hal
yang perlu dilakukan adalah mencari pelatih suara profesional atau mengikuti
kursus/Pendidikan (misalnya, di Institut Kesenian Jakarta) untuk meningkatkan mutu
suara. Apalagi, orang yang bercita-cita jadi presenter, pembicara publik, Master of
Ceremony (MC) dan sebagainya.

b. Jarak Pandang

Saat berdiri di depan publik, pastikan bisa melihat ke segala arah. Arahkan pandangan
tiap saat ke tiap bagian posisi pendengar. Gunakan kontak mata dan fokuskan
perhatian pada orang yang memperhatikan presentasi anda. Tetapi dapat mungkin
memproyeksikan pembicaraan ke seluruh ruangan dan seluruh hadirin.

c. Perilaku

Hindarkan perilaku teatrikal, seperti bermain-main dengan ballpoint atau pensil,


karena selain mengganggu konsentrasi pendengar, juga mengurangi perhatian ke
topik pembicaraan dan juga akan dicap tidak mampu menguasai diri.

d. Menjadi Diri Sendiri

Ini merupakan hal penting dari sebuah presentasi. Jangan terjebak pada gaya, atau
ciri khas orang lain. Be your self, jadilah diri sendiri! Jangan meniru gaya orang lain
atau menciptakan gaya baru yang dianggap menarik perhatian. Cara-cara seperti itu
justru membuat kegiatan presentasi tidak berkembang secara wajar.

e. Percaya Diri

Dalam presentasi bisnis, sangat dibutuhkan keyakinan diri yang tinggi. Pembicara
harus yakin, apa yang disampaikan menarik bagi yang mendengarkannya. Ingat pada
saat presentasi jangan membacakan makalah atau terpaku pada bahan utama.
29

Berbicaralah seakan sedang berbicara dengan satu-dua orang saja. Ketidakpercayaan


diri seorang pembicara atau presenter, akan terekspresi dalam berbagai macam sikap
atau perilaku seperti gemetar, bicara terputus-putus, tangan berkeringat dingin,
mulut kering dan tenggorokan tersumbat.

f. Sasaran

Tentukan sasaran dan target yang ingin dicapai, sehingga pembicara dengan mudah
dapat menyusun pokok-pokok yang akan disampaikan dalam presentasi. Dengan
sasaran dan target yang jelas, audiens dapat lebih memahami isi pesan tersebut.

g. Jangan Terlalu Banyak Informasi

Berdasarkan pengalaman, pendengar lebih bisa memahami informasi yang singkat,


disertai contoh visual maupun suara. Menjejali dengan informasi sebanyak-
banyaknya kepada pendengar, sama artinya pembicara tidak memberikan informasi
apa-apa. Sebab, daya tahan dan daya ingat seseorang amat terbatas. Apalagi, jika hal
itu diperolehnya dari mendengarkan presentasi saja. Begitu pula, jargon dan statistik
yang terlalu banyak, justru memusingkan ketimbang menyenangkan pendengar.

h. Jangan Terlalu Lama

Berbicara terlalu lama akan membosankan pendengar. Selain itu, membuat


pendengar lupa apa yang telah disampaikan. Jadwalkan waktu presentasi sekitar 30
menit dan tetapkan tema yang akan memberi identitas bagi presentasi.
Dari hal-hal yang telah dikemukakan, dapat dikatakan bahwa dalam praktek dan
latihan presentasi diperlukan tahapan seperti merencanakan dan mengorganisasi
presentasi, mengembangkan dan menggunakan alat bantu, bersiap dan
menyampaikan presentasi.

8. Presentasi/ Penyampaian

Berbicara di depan publik merupakan suatu seni berkomunikasi. Dalam


berkomunikasi, pembicara atau presenter perlu memahami 5 (lima) komponen atau
unsur penting yang harus diperhatikan. Kelima (5) unsur tersebut adalah pengirim
pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut
dikirimkan (delivery channel atau medium), penerima pesan (receiver), dan umpan
balik (feedback).
30

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dalam makalah ini antara lain
pentingnya seorang pemimpin dan bawahan untuk dapat membuka
komunikasi secara efektif dan efisien sehingga roda organisasi dapat berjalan
dengan lancar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kemudian
seluruh individu yang tergabung dalam sistem organisasi hendaknya
menyadari perlunya ketanggapsegeraan untuk meminimalisir hambatan
komunikasi yang terjadi dengan melakukan beberapa pendekatan / solusi
yang ditawarkan yaitu menciptakan hubungan yang lebih baik. Maka itu
dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan adalah adanya komunikasi yang
berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai