Disusun Oleh :
ANDI GUNAWAN 5353165310
FAJAR BLESSILO 5353162907
KRESNA ABI MAULANA 5353164269
M.RAIHAN 5353163578
RUDI ARDIANSYAH 5353164421
SATRIA PRAYUDHA 5353162907
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL : KOMUNIKASI”. Dari makalah ini semoga
dapat memberikan informasi kepada kita semua bahwa pengambilan keputusan
dalam organisasi itu juga penting. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan tanggung jawab
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . 2
DAFTAR ISI. . . . . . . . . 3
BAB 1 PENDAHULUAN. . . . . . . 4
A. LATAR BELAKANG. . . . . . . 4
B. POKOK PERMASALAHAN. . . . . . 5
C. TUJUAN. . . . . . . . 5
BAB 2 LANDASAN TEORI. . . . . . . 6
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI SECARA UMUM. . . 6
B. KOMPONEN KOMPONEN KOMUNIKASI. . . 6
C. HAMBATAN HAMBATAN KOMUNIKASI. . . 10
D. PENGERTIAN TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI. . 11
E. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI. . 13
F. KONSEP DASAR KOMUNIKASI. . . . . 15
G. PRESENTASI. . . . . . . . 22
H. TEKNIK PRESENTASI. . . . . . 23
I. PERSIAPAN PRESENTASI. . . . . . 24
BAB 3 PENUTUP. . . . . . . . . 30
A. KESIMPULAN. . . . . . . 30
4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan
yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi
terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
5
B. Pokok Permasalahan
Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki
beberapa rumusan masalah, yaitu :
Pengertian Komunikasi
Komponen Komunikasi
Tujuan Dan Fungsi Komunikasi
Kegunaan Mempelajari Iimu Komunikasi
Komunikasi Dalam Organisasi
Presentasi
Teknik Presentasi
Persiapan Presentasi
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
komunikasi dalam organisasi, proses komunikasi, apa saja hambatan komunikasi,
bagaimana mengatasi hambatan komunikasi, apa saja jenis-jenis komunikasi, dan
mengapa komunikasi menjadi inti kepemimpinan.
6
B. Komponen-komponen Komunikasi
1.Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)
Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau
pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat
beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi
yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna. Yang
dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap
yang positif.
7
Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna
yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat
bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi
lingkungan komunikasi Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik,
terdapat beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :
Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses
komunikasi akan menemui kegagalan
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat
berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif,
maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan
kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi
3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
8
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus
memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar
dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang
melakukan encode disebut dengan encoder.
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang
pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi
tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima
pesan disebut dengan decoder.
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi.
Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita
dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita
melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur
atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang
kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika
kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu
menentukan gaya kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
Berikut ini adalah beberapa jenis hambatan komunikasi yang sering terjadi,
diantaranya:
Hambatan fisik terjadi manakala komunikator tidak dapat melihat komunikate secara
fisik, misalnya karena letak geografi.
Hambatan psikologis terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal
sikap, minat, dan motivasi yang karenanya dapat membuat masing-masing individu
melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini dapat menciptakan
hambatan komunikasi.
Hambatan sosial budaya terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang budaya
yang berbeda sehingga akan berbeda pula ketika mengirimkan dan menerima pesan
Hambatan linguistik terjadi manakala dalam proses komunikasi kita memberika
ekspresi yang tidak tepat, penafsiran yang tidak tepat, menggunakan kata-kata yang
ambigu serta penggunaan kosa kata yang tidak sesuai.
Hambatan teknis terjadi manakala ketika kita sebagai komunikator menggunakan
teknologi untuk mengirim pesan. Misalnya, tata suara yang buruk, sinyal video yang
lemah, dan lain-lain
Hambatan luberan informasi terjadi manakala begitu banyaknya informasi yang ada
namun kita memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi yang ada.
11
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yakni communication, yang berasal
dari katacommunication ataupun communis yang berarti sama atau bersama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi ialah pengiriman serta
penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud
dapat dipahami.
Tujuan Komunikasi
Berikut ialah beberapa tujuan komunikasi secara umum:
a. Agar bisa memahami maksud orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap
individu bisa memahami individu lain dengan menggunakan kemampuan
mendengar apa yang sedang dibicarakan orang lain.
b. Agar yang disampaikan komunikator bisa dimengerti oleh komunikan atau audience.
Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator harus menjelaskan pesan
utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin pesan tersebut.
c. Agar pendapat dapat diterima orang lain. Komunikasi dan juga pendekatan persuasif
ialah cara agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
Syarat-syarat Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu, antara lain sebagai
berikut:
b. Komunikator: ialah pelaku penyampai pesan yang berupa individu yang sedang
berbicara ataupun penulis, dapat berupa kelompok orang, organisasi komunikasi
seperti televisi, radio, surat kabar, dan sebagainya.
c. Pesan: ialah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan memiliki tema
utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah sikap serta tingkah laku orang lain.
e. Komunikan: ialah penerima pesan dalam komunikasi yang dapat berupa individu,
kelompok dan massa.
f. Effect (hasil): merupakan hasil akhir dari sebuah komunikasi dengan bentuk
terjadinya perubahan sikap danjuga perilaku komunikan. Perubahan ini bisa
sajasesuai keinginan ataupun tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
13
Fungsi Komunikasi
Komunikasi pun memiliki berbagai fungsi. Berikut fungsi komunikasi secara umum:
Komunikasi adalah suatu aktifitas kompleks dan menantang. Dalam hal ini
ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai
kompetensi komunikasi diperlulkan understanding dan suatu keterampilan sehingga
komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben and Steward
(2005) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian
pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari
bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat
common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi.
Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki keterampilan berkomunikasi yang
baik, karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang
disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi nonverbal, ada keterampilan
komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara
interpersonal, ataupun secara kelompok, sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai
anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadangkadang kita juga mengalami kegagalan
dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan Modul Pembelajaran
Kewirausahaan 92 tinggi, tetapi tidak memilki keterampilan berkomunikasi secara
baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan
manusia lainnya, maka komunikasi itu perlu kita pelajari.
15
Secara sederhana disebut, jika ada dua orang atau lebih dalam organisasi dengan
sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi merupakan “wadah kegiatan”
orang- orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama
(common goals). Mereka bekerja dalam struktur hubungan yang dibatasi oleh peran
tugasnya. Dinamika perilaku yang ditampilkannya diisi oleh posisi “tawar menawar”
antara “needed accomplishment" dan “lask accomplishment” yang mewarnai
17
Menurut Djatmiko (2002:57). Klemen- elcmen yang dibutuhkan dalam suatu proses
komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
Oleh karena organisasi merupakan komposisi sejumlah orang yang memiliki posisi
atau peranan yang berbeda, maka akan terjadi pertukaran pesan yang membutuhkan
jalan atau jaringan komunikasi tertentu.
Untuk itu setiap komunikator harus mampu memahami berbagai peranan dalam
suatu organisasi. Menurut Muhammad (1989:104-105), ada enam pera-nan jaringan
komunikasi yaitu:
1. Opinion leader, adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka tidaklah selalu
orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing
tingkah laku organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka.
2. Gate keepers, adalah individu yang mengontrol arus informasi di antara anggota
organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari
satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. “Gate keepers ”
dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan
informasi yang terlampau
4. Bridge, adalah anggota kelompok atau klik dalam satu organisasi yang
menghubungkan kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini membantu saling
memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan mengkoordinir kelompok.
22
5. Laison, adalah sama perannya dengan “bridge ” tetapi individu itu sendiri bukanlah
anggota dari satu kelompok, tetapi merupakan penghubung di antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi
yang relevan di antara kelompok-kelompok dalam organisasi.
6. Isolate, adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang
lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau
diasingkan oleh teman-temannya.
G. Presentasi
Menurut Guffey (1991), dalam melaksanakan suatu presentasi, setidak-tidaknya ada 9
(sembilan) hal penting yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Mulailah dengan sebuah pause. Bila pertemuan dengan audiens adalah yang
pertama kalinya, maka pembicara harus menciptakan rasa nyaman pada
dirinya sendiri dan membuat momen tersebut menjadi berkesan.
2. Menyajikan kalimat pertama yang ada dalam ingatan. Ingatan dalam kalimat
pembukaan tersebut dapat menjalin hubungan dengan audiens melalui
kontak mata, sehingga pembicara kelihatan tahu dan dapat mengontrol
situasi.
3. Memelihara kontak mata. Tataplah audiens. Apabila banyaknya audiens
membuat pembicara merasa takut, maka sebaiknya pembicara mengambil
dua orang audiens di sisi kanan dan dua orang audiens di sisi kiri, kemudian
pembicaraan diarahkan kepada orang-orang tersebut.
4. Kontrol kosa kata dan suara. Berbicaralah dengan lembut dan cukup keras
untuk didengar. Hilangkan verbal static seperti ..eh..., ehm.....dan ...oh.... Lebih
baik sunyi daripada diisi dengan verbal static pada saat pembicara berpikir
atau mencari ide.
5. Pasanglah rem. Pembicara pemula biasanya berbicara dengan sangat cepat,
seakan memperlihatkan suatu kegelisahan, sehingga membuat audiens sulit
untuk mengerti maksud pembicaraan. Oleh karena itu, sebaiknya berbicara
dengan perlahan dan dengarkan apa yang terucap dari mulut.
6. Bergerak secara alami. Gunakanlah podium untuk meletakkan catatan agar
dapat dengan leluasa bergerak. Hindarilah kegelisahan akan catatan, pakaian
atau materi pembicaraan yang diletakkan dalam saku. Belajarlah untuk
menggunakan gerakan tubuh dalam mengekspresikan isi pembicaraan.
23
7. Menggunakan alat peraga visual secara efektif. Paparkan dan diskusikan materi
pembicaraan dengan alat peraga visual, dengan cara menggerakkan ke kiri
atau ke kanan agar terlihat utuh keseluruhan, kalau perlu dengan
menggunakan pointer.
8. Hindarilah penyimpangan. Berpeganglah kepada garis besar dan catatan
pembicaraan. Jangan menyimpang kepada pembicaraan yang tidak sesuai
dengan materi yang akan dibawakan, karena pendengar mungkin tidak akan
terpikat dengan topik yang menyimpang tersebut.
9. Ringkaslah poin-poin utama. Simpulkan presentasi dengan menyatakan poin-
poin utama atau menekankan kepada apa yang harus didengarkan dan
dipikirkan oleh audiens.
H. Teknik Presentasi
Salah satu hal yang paling ditakuti dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
profesional adalah ketika harus berbicara atau berkomunikasi di depan banyak
orang, baik untuk acara sosial, seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan,
bahkan dalam acara apa saja, dimana sebagian besar hadirin adalah orang yang
telah dikenal dengan baik.
Berbicara di depan publik bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang
menegangkan dan menakutkan, seakan seluruh mata para hadirin sedang
menghakimi dan seakan-akan menjadi terdakwa yang sedang diadili oleh para
hadirin.
Riset yang dilakukan oleh Malouf dalam Macnamara (1998) menyatakan bahwa
indera pendengaran manusia hanya bisa menerima pesan 11%, sedangkan 75%
diterima secara visual. Berbicara di depan publik, merupakan keterampilan yang
harus dikuasai, karena pada suatu saat, pastilah seseorang harus berbicara
dihadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau
pendapat tentang sesuatu hal yang diyakini. Hal yang sederhana misalnya harus
berbicara di depan para tamu dalam suatu acara keluarga atau pada momen yang
menentukan karir seseorang seperti mempresentasikan proposal proyek atau
tentang produk yang ditawarkan di hadapan sejumlah mitra bisnis atau calon
pembeli.
24
Menurut Hart et al, dalam Tubbs dan Moss (2000), terdapat 3 (tiga) aspek
pengalaman dalam komunikasi publik, yakni :
Dari sisi isi pembicaraan, sedikitnya pembicara memiliki satu dari tiga tujuan berikut,
yaitu memberi informasi, menghibur, dan membujuk (meyakinkan) pendengar.
Menginformasikan lebih terpusat kepada hasil perolehan informasi, menghibur
diarahkan kepada kesenangan, sedangkan membujuk (meyakinkan) mengarahkan
pada perubahan sikap. Perubahan sikap adalah tujuan antara yang harus dicapai
sebelum mewujudkan tindakan.
Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah dipersiapkan dan
disampaikan dengan cara formal. Presentasi dapat berupa laporan kemajuan,
penjelasan produk/jasa baru pada klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan,
seminar ilmiah, bisnis dan sebagainya dihadapan khalayak yang lebih khusus.
Selanjutnya menurut Macnamara (1998), presentasi cenderung menggunakan sarana
pendukung seperti audiovisual dan berbagai teknik penyampaian pesan seperti
demonstrasi, partisipatif interaktif, drama, humor dan teknik khusus lainnya. Hal
inilah yang membedakan presentasi dari public speaking secara umum. Dengan
menggunakan sarana pendukung dan teknik khusus dalam penyampaian, maka
presentasi dapat mengubah pidato yang cenderung rumit menjadi hal yang
menarik/sederhana.
I. Persiapan Presentasi
1. Analisa Pendengar
a. Siapa pendengarnya ?
2. Peninjauan Lokasi
Bagi seorang pembicara atau presenter, peninjauan lokasi sangat diperlukan sebelum
pelaksanaan presentasi bisnis. Peninjauan lokasi akan menjawab pertanyaan Dimana
presentasi akan dilaksanakan ? Yang dipertimbangkan dalam peninjauan lokasi,
antara lain Ketersediaan sound system, layout ruangan (pengaturan tempat duduk,
posisi podium, layar, dll), dan kondisi ruangan (ber-AC, tata lampu, dll).
Tetapkan terlebih dulu apa tujuan atau sasarannya. Apa yang menjadi presentasi ini ?
Apa yang menjadi harapan panitia, pembicara dan seluruh hadirin yang ada ?
Penetapan tujuan ini sangat berkaitan dengan informasi yang didapatkan mengenai
pendengar atau hadirin, apa yang menjadi tujuan dan harapannya ? Dapatkan umpan
balik dari temanteman atau yang ahli dalam bidang yang akan dipresentasikan.
Setelah itu, susunlah peta pemikiran dari topik yang dipilih. Ini merupakan cara untuk
meringkas suatu tema, atau pokok pikiran yang ada dalam buku. Pertama, awali
dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertas kosong. Kemudian
seperti pohon dengan cabang dan ranting, kembangkan tema pokok menjadi sub-
tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis seperti jari-jari roda.
Setelah itu, buatlah agenda, outline atau catatan kecil tentang urutan pembicaraan
yang akan disampaikan. Sisipkan anekdot, kuis, cerita ilustrasi, permainan dan
latihan-latihan untuk menjaga agar audiens tidak bosan dan mengantuk.
Bagian ini lebih mengarah kepada kajian pembicara atau presenter terhadap tiga
langkah sebelumnya, yaitu analisis pendengar, peninjauan lokasi dan kerangka
presentasi.
27
Dalam persiapan ini adalah menyusun makalah atau teks lengkap, pokok-pokok
pikiran (bentuk powerpoint presentation, transparent sheets, handouts dan kertas
berukuran kartu pos), video presentation, dan sebagainya sebagai materi utama
presentasi anda
Kemampuan menggunakan alat bantu visual ini akan memberikan kesan pertama
kepada audience bahwa presenter siap melakukan presentasi. Tetapi sekali lagi jangan
terfokus pada alat bantu tersebut. Apalagi jika terjadi kesalahan atau gangguan
teknis, presenter harus selalu siap dengan cara presentasi langsung dengan tanpa alat
bantu. Atau sebaiknya ada teknisi yang siap untuk mengatasi gangguan teknis
tersebut. Jangan sampai gara-gara alat bantu visual, akan kehilangan momentum
untuk menyampaikan topik atau materi presentasi.
Dalam penyampaian pesan kepada publik, baik berupa pertanyaan, pidato, kuliah,
seminar, sepatah kata, dan sebagainya, yang paling penting adalah bahwa pesan
dapat tersampaikan kepada penerima pesan dengan baik dan jelas. Berbicara di
depan public bukan ujian ataupun pengadilan untuk mengadili penampilan,
kecerdasan, kecantikan ataupun keluasan pengetahuan.
a. Suara
Perhatikanlah ucapan suara yang keluar. Aturlah irama dan tempo suara dengan
mengatur pernapasan dengan baik. Gunakan jeda suara secara jelas.
28
Ucapan yang keluar harus terdengar jelas, tetapi tidak terlalu cepat. Mutu suara
merupakan faktor kunci yang menentukan, apakah hadirin memperhatikan baik
kepada presenter maupun pesan yang disampaikan. Suara harus keras dan jelas
terdengar, bahkan oleh hadirin yang duduk paling jauh sekalipun. Jika tersedia, selalu
gunakan pengeras suara (loudspeaker), meskipun suara sudah cukup keras.
b. Jarak Pandang
Saat berdiri di depan publik, pastikan bisa melihat ke segala arah. Arahkan pandangan
tiap saat ke tiap bagian posisi pendengar. Gunakan kontak mata dan fokuskan
perhatian pada orang yang memperhatikan presentasi anda. Tetapi dapat mungkin
memproyeksikan pembicaraan ke seluruh ruangan dan seluruh hadirin.
c. Perilaku
Ini merupakan hal penting dari sebuah presentasi. Jangan terjebak pada gaya, atau
ciri khas orang lain. Be your self, jadilah diri sendiri! Jangan meniru gaya orang lain
atau menciptakan gaya baru yang dianggap menarik perhatian. Cara-cara seperti itu
justru membuat kegiatan presentasi tidak berkembang secara wajar.
e. Percaya Diri
Dalam presentasi bisnis, sangat dibutuhkan keyakinan diri yang tinggi. Pembicara
harus yakin, apa yang disampaikan menarik bagi yang mendengarkannya. Ingat pada
saat presentasi jangan membacakan makalah atau terpaku pada bahan utama.
29
f. Sasaran
Tentukan sasaran dan target yang ingin dicapai, sehingga pembicara dengan mudah
dapat menyusun pokok-pokok yang akan disampaikan dalam presentasi. Dengan
sasaran dan target yang jelas, audiens dapat lebih memahami isi pesan tersebut.
8. Presentasi/ Penyampaian
A. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dalam makalah ini antara lain
pentingnya seorang pemimpin dan bawahan untuk dapat membuka
komunikasi secara efektif dan efisien sehingga roda organisasi dapat berjalan
dengan lancar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kemudian
seluruh individu yang tergabung dalam sistem organisasi hendaknya
menyadari perlunya ketanggapsegeraan untuk meminimalisir hambatan
komunikasi yang terjadi dengan melakukan beberapa pendekatan / solusi
yang ditawarkan yaitu menciptakan hubungan yang lebih baik. Maka itu
dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan adalah adanya komunikasi yang
berjalan dengan baik.