Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i


DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 4
GAGASAN ......................................................................................................................... 4
2.1. Persoalan Pencetus Gagasan ............................................................................ 4
2.2. Solusi Yang Menjadi Konten Artikel Ilmiah .................................................. 4
2.3. Pihak-Pihak Terlibat yang dapat Membantu dan Berkontribusi dalam
Mengimplementasikan Gagasan ..................................................................................... 5
2.4. Langkah-Langkah Strategis Yang Dilakukan Dalam Merealisasikan Gagasan .. 6
BAB III ............................................................................................................................... 8
KESIMPULAN ................................................................................................................... 8
3.1. Gagasan Yang Diajukan................................................................................... 8
3.2. Cara Merealisasikan Gagasan Dan Waktu Yang Diperlukan ...................... 8
3.3. Dampak Gagasan Terhadap Masyarakat....................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Biodata Dosen Pendamping ....................... 10
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ..................... 16
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim ..................................................................... 18

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Langkah-langkah Strategis yang di Lakukan dalam Merealisasikan


Gagasan ............................................................................................................................ 7

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Indeks Literasi Keuangan dan Indeks Literasi
Keuangan Masyarakat Indonesia Tahun 2016-2019 ..................................................... 1

Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Indeks Literasi Keuangan dan Indeks Inklusi
Keuangan Masyarakat Berdasarkan Kawasan Domisili Tahun 2019 ......................... 2

Gambar 2.3 Konsep Penta Helix ..................................................................................... 5

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan inklusi keuangan nasional merupakan salah satu agenda
pembangunan Pemerintah Republik Indonesia. Ketersediaan akses keuangan
yang dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakatdi tanah air
merupakan komponen penting dalam menggerak denyut nadi
perekonomian negara. Akses terhadap lembaga keuangan yang memadai
akan mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi produktif ditengah
masyarakat melalui kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
Berdasarkan laporan Global Financial Inclusion Index tahun 2017 lalu,
hanya sekitar 48,9% orang dewasa di Indonesia yang telah memiliki
rekening di bank (The Global Findex Database, 2017). Angka ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah orang dewasa di Indonesia belum
mendapat akses pada lembaga keuangan. Kondisi ini perlu disikapi oleh
pemerintah dengan cara melakukan berbagai pendekatan baru yang berupa
pembenahan mendasar yang dapat mendorong terjadinya peningkatan inklusi
keuangan di negara kita.
Fakta yang menarik untuk dicermati adalah laporan hasil survey Otoritas
Jasa Keuangan pada tahun 2019 lalu, indeks literasi keuangan di Indonesia
baru mencapai 38,03 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan sudah
mencapai 76,19 persen. Tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan di
Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil survey
OJK yang serupa pada tahun 2016 lalu. Tingkat literasi keuangan masyarakat
pada tahun 2016 adalah 29,7 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan
mencapai 67,8 persen (OJK, 2019). Perbandingan tingkat inklusi keuangan
dan literasi keuangan masyarakat Indonesia berdasarkan hasil survey OJK
tahun 2016 dan 2019 dapat disajikan dalam grafik berikut ini:

80

60

40

20

0
2016 2019

indeks inklusi keuangan indeks literasi keuangan

Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Indeks Literasi Keuangan dan Indeks


Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Tahun 2016-2019
2

Tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia juga


dapat dibedakan berdasarkan wilayah domisili. Indeks literasi keuangan
masyarakat pedesaan lebih rendah jika dibandingkan dengan masyarakat yang
berdomisili di kawasan perkotaan. Indeks literasi keuangan masyarakat
perkotaan mencapai 41,41 persen dengan indeks inklusi keuangan mencapai
83,60 persen. Sedangkan masyarakat di kawasan perdesaan, indeks literasi
keuangan hanya mencapai 34,53 persen dengan tingkat inklusi keuangan 68,49
persen. Perbandingan tingkat literasi keuangan masyarakat kawasan
perdesaan dan perkotaan sebagaimana disajikan pada gambar berikut ini:

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
perdesaan perkotaan

indeks inklusi keuangan indeks literasi keuangan

Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Indeks Literasi Keuangan dan Indeks


Inklusi Keuangan Masyarakat Berdasarkan Kawasan Domisili Tahun 2019
Inklusi keuangan masyarakat kawasan perdesaan masih sangat rendah,
kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan
nelayan. Berdasarkan hasil kajian Bank Indonesia, faktor penyebab kondisi
tersebut dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaaran. Aspek
permintaan meliputi kurangnya pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan
layanan perbankan hingga kemampuan pengelolaan keuangan yang rendah.
Sedangkan dari aspek penawaran, faktor yang menjadi penyebabnya adalah
jadwal operasional perbankan yang tidak sesuai dengan jadwal kegiatan usaha
masyarakat maupun lokasi perbankan yang jauh hingga skema
pembiayaan yang tidak sesuai dengan karakterisktik perekonomian
mereka (Fatihudin, Hidayat, Holisin, 2017).

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan dari penulisan gagasan ini adalah menawarkan solusi dalam
mendukung inklusi keuangan secara sistematis.Upaya yang dilakukan antara
lain untuk meningkatkan dan menyediakan akses masyarakat pada suatu
3

produk,lembaga atau layanan jasa keuangan. Tujuan ini sekaligus


meningkatkan kualitas inklusi keuangan.
Gagasan ini memberikan manfaat bagi para petani dan nelayan dalam
meningkatkan taraf ekonomi dan memberikan pedoman dalam penyusunan
rencana keuangan yang baik. Manfaat ini merupakan dampak dari tujuan
pemerintah dalam membantu meningkatkan inklusi keuangan bagi
masyarakat . Di masa yang akan datang akan terciptanya masyarakat tani
dan nelayan dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang tinggi.
4

BAB II
GAGASAN
2.1. Persoalan Pencetus Gagasan
Tingkat literasi keuangan seseorang sangat ditentukan oleh berbagai
faktor. Penelitian Bhushan dan Medury (2013) menyebutkan bahwa
beberapa karakteristik demografis masyarakat berdampak terhadap tingkat
literasi keuangannya. Karaktersitik demografis tersebut meliputi jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, lokasi kerja dan jenis pekerajaan.
Karakteristik demografis yang berbeda mempunyai kecenderungan dalam
membentuk akumulasi pengetahuan dan pengalaman seseorang di bidang
keuangan.
Karakteristik demografis berupa jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan
lokasi domisili menjadi faktor pembeda tingkat literasi keuangan yang
banyak didiskusikan dalam penelitian. Hasil penelitian Gaurav dan Singh
(2012) mengkonfirmasikan bahwa tingkat pendidikan seseorang petani di
India berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan mereka. Semakin bagus
tingkat pendidikan, maka semakin baik tingkat literasi keuangannya.
Tingkat literasi keuangan masyarakat tani dan nelayan yang masih rendah
menyebabkan pembangunan sektor pertanian dan sektor kelautan menjadi
terhambat. Tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan yang rendah harus
menjadi perhatian pemerintah akan inklusi keuangan dalam ekpansi usaha
petani dan nelayan. Peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan
petani dan nelayan akan membantu pemerintah dalam melakukan akselarasi
pembangunan sektor agro dan sektor marina di Indonesia

2.2. Solusi Yang Menjadi Konten Artikel Ilmiah


Berdasarakan data pada bab sebelumnya bahwa masyarakat pedesaan
pada tingkat indeks literasi keuangan hanya mencapai 34,53 persen dengan
tingkat inklusi keuangan 68,49 persen. Angka tersebut menyatakan bahwa
tingkat literasi keuangan masyarakat pedesaan khususnya masyarakat tani
dan nelayan. Demi meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat tersebut
perlu upaya dalam menangani persoalan diatas. Oleh karena itu kami
menawarkan tiga solusi dalam upaya memperoleh peningkatan literasi
keuangan diantaranya adalah membuat aturan khusus bagi masyarakat tani
dan nelayan dalam kredit lunak oleh lembaga pemerintahan, memaksimalkan
peran IoT (Interner of Things) di dunia perbankan dalam menganalisis
kelayakan kredit, serta memaksimalkan peran IOT untuk memantau kinerja
debitur/masyarakat. Ketiga upaya tersebut tidak bisa terlepas oleh
keterlibatan berbagai pihak yang tergabung dalam konsep penta helix.
Solusi pertama yaitu Pemerintah selaku lembaga yang memiliki
kewenangan dalam membuat aturan dan kebijakan, dalam hal ini sangat
dibutuhkan perannya sebagai pembuat kebijakan dan regulasi dalam
5

peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat. Solusi kedua


yang ditawarkan adalah Memaksimalkan peran IoT (Internet of Things) di
dunia perbankan dalam menganalisis kelayakan kredit pada masyarakat tani
dan nelayan. IOT digunakan untuk membantu dunia perbankan dalam
menganalisis berapa banyak kredit yang dapat di berikan kepada masyarakat
sesuai dengan kelengkapan data pada database kependudukan yang telah di
input oleh petani dan nelayan. Solusi ketiga adalah Memaksimalkan peran
IoT untuk memantau kinerja debitur/ masyarakat tani dan nelayan dalam
menjalankan usahanya. Peran IOT yang maksimal dappat memantau secara
efektif kinerja debitur sehingga dapat meminimalisir terjadinya penipuan
dan penggelapan dana.

2.3. Pihak-Pihak Terlibat yang dapat Membantu dan Berkontribusi dalam


Mengimplementasikan Gagasan
Implementasi gagasan ini terdapat beberapa pihak yang memiliki peran
dan kontribusi dalam membantu mengimplementasikan gagasan. Pihak-pihak
tersebut dapat dikolaborasikan kedalam konsep penta helix. Konsep ini
merupakan kerja sama antara academic, business,community, government,
dan media. Berikut konsep Penta helix yang menjelaskan peranan masing-
masing komponen dalam membantu mengimplementasikan gagasan. Konsep
yang disajikan dalam gambar 2.3 seperti dibawah ini sebagai berikut:

Media Akademisi

Pemerintah Bisnis

Komunitas

Gambar 2.3 Konsep Penta Helix


1. Akademisi
Akademisi merupakan sekumpulan orang yang memiliki ilmu
pengetahuan lebih tentang dunia perbankan. Akademisi dalam hal ini
berperan sebagai pembuat kajian penelitian dan pengabdian terhadap
sistem keuangan. Gagasan yang dibuat oleh komponen ini berfungsi
untuk pedoman atau panduan sebagai bahan implementasi yang dilakukan
pemerintah
6

2. Bisnis
Bisnis berperan sebagai sarana masyarakat dalam bertransaksi
menggunakan jasa keuangan. Tidak kalah pentingnya bisnis juga
memiliki peran yang dapat menyediakan berbagai layanan yang mudah
kepada masyarakat tani dan nelayan yang ingin meningkatkan literasi dan
inklusi keuangan mereka. Layanan tersebut berupa aplikasi dalam
peminjaman kredit serta kelebihan bonus yang diberikan kepada debitur.
3. Pemerintah
Pemerintah selaku lembaga/ institusi resmi dalam sebuah negara
memiliki peran yang sangat penting. Pemerintah memiliki kewenangan
dalam membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung peningkatan
literasi keuangan. Peran pemerintah ini sangat diharapkan demi
kepentingan bersama.
4. Komunitas
Komunitas petani dan nelayan berperan sebagai akselerator yang
dapat mengedukasi dan mengajak masyarakat tani dan nelayan dalam
meningkatkan literasi keuangan. Komunitas ini harus memiliki
pemahaman/ ilmu yang luas dan selalu update tentang informasi terkini.
5. Media
Media berperan sebagai sumber edukasi masyarat dalam wahana
informasi yang luas. Peran tersebut sangat membantu masyarakat dalam
memperoleh informasi. Oleh karena itu dalam mengajak masyarakat
dalam meningkatkan literasi keuangan mereka harus dengan cara yang
unik melalui iklan-iklan yang mengedukasi diberikan pada masyarakat

2.4. Langkah-Langkah Strategis Yang Dilakukan Dalam Merealisasikan


Gagasan
Terdapat tiga fase/langkah yang perlu di lakukan dalam merealisasikan
gagasan ini diantaranya adalah Fase persiapan. Fase ini merupakan langkah
awal dalam upaya mewujudkan tingkat literasi keuangan yang baik. Fase ini
membutuh persiapan dengan penerapan Internet of Things (IoT) agar dapat
membuat layanan berupa sistem kredit menjadi lebih mudah. Kemudahan
tersebut memberikan dampak positif bagi pelayanan yang diberikan pihak
pemberi kredit (Perbankan) dan kemudahan bagi masyarakat dalam
menjangkau kebutuhan kredit. Fase pelaksanaan, fase ini merupakan fase
kelanjutan dari fase persiapan. Pada fase ini persiapan yang telah disusun
mulai dijalankan, semua pihak yang tergabung dalam konsep penta helix
menjalankan perannya. Peran tersebut telah kami sajikan dalam tabel 2.4
berikut ini.
7

Tabel 2.4
Langkah-langkah Strategis yang di Lakukan dalam Merealisasikan Gagasan

Fase
Pihak Persiapan Pelaksanaan
(2022-2025) (2027-2031)
Akademisi Melakukan penilitian, Melaksanakan penelitian
pengabdian berbasis serta konsep gagasan
riset, dan membuat yang telah dibuat
konsep gagasan
Bisnis Menyusun rencana Menyediakan layanan
model layanan terkini sistem perbankan yang
dan membuat aplikasi mudah bagi masyarakat
yang canggih dalam dan menyediakan
pelayanan sistem kredit aplikasi pelayanan kredit
kepada debitur dengan sistem yang
canggih
Komunitas Membangun komunitas Mengkampanyekan
yang memiliki literasi kepada masyarakat
keuangan yang baik bahwa tingkat literasi
yang baik dapat
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat secara
financial
Pemerintah Membuat kebikan, Menerapkan kebijakan
menyusun regulasi dan regulasi kepada
masyarakat guna
mempermudah
pelayanan sistem kredit
bagi debitur dalam
membuka usaha
Media Membuat wahana Mempublikasikan kanal
informasi yang pengetahuan tentang
mengedukasi masyarakat keuangan yang baik
betapa pentingnya
literasi keuangan yang
baik
8

BAB III
KESIMPULAN

3.1. Gagasan Yang Diajukan


Literasi keuangan masyarakat pedesaan khususnya masyarakat tani dan
nelayan masih sangat rendah. Literai keuangan tersebut menentukan tingkat
kemampuan masyarakat tentang pemahaman keuangan. Kemampuan di
bidang financial yang meningkat dapat membantu masyarakat dalam
kesejahteraan keuangan. Masyarakat dapat memprediksi resiko dan peluang
yang di dapatkan dimasa mendatang dengan tingkat pendapatan tertentu.
Di era modern saat ini banyak sekali teknologi-teknologi yang dapat
membantu masyarakat umum, industri, dan lembaga pemerintahan dalam
pekerjaannya. Internet of Things menjadi solusi yang dapat diterapkan dalam
segala persoalan terkini. Kemudahan yang dapatkan seperti dapat
menganalisis kelayakan kredit pada masyarakat tani dan nelayan dan dapat
memantau kinerja usaha debitur dalam penggunaan kredit.
3.2. Cara Merealisasikan Gagasan Dan Waktu Yang Diperlukan
Upaya merealisasikan ini memiliki dua fase atau cara yang memiliki
proses tertentu yaitu fase persiapan (2022-2024), fase pelaksanaan (2025-
2027). Kedua fase tersebut memiliki rentan waktu yang berbeda yang
berlangsung selama 6 tahun. Proses pelaksanaannya pun harus melibatkan
semua pihak meliputi akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, serta peran
media.
3.3. Dampak Gagasan Terhadap Masyarakat
Gagasan yang diberikan ini memiliki banyak sekali manfaat yang
diperoleh, khususnya bagi masyarakat tani dan nelayan. Penerapan gagasan
ini memberikan kesejahteraan yang meningkat bagi para petani dan nelayan.
Hal tersebut dapat tercapai karena di dukung oleh peran serta pemerintah
dalam program peningkatan di bidang inklusi keuangan berupa kebijakan
khusus kepada masyarakat tersebut. Sektor agro dan marina di Indonesia
dapat berkembang pesat sebagai lokomotif pengembangan ekonomi nasional.
Manfaat yang terakhir adalah mendorong swasembada pangan bagi petani
dan nelayan lokal.
9

DAFTAR PUSTAKA

Demirguc-Kunt,A.,Klapper,L.,Singer,D.,Ansar,S.,&Hess,J. (2018). The Global


Findex Database 2017: Measuring financial inclusion and the fin tech
revolution. The World Bank.
Otoritas Jasa Keungan (2019) Siaran Pers Survei Ojk 2019: Indeks Literasi Dan
Inklusi KeuanganMeningkat.SP58/DHMS/OJK/XI/2019
Gaurav, S & Singh, A (2012) An Inquiry Into The Financial Literacy and
Cognitive Ability of Farmers: Evidence from Rural India. Oxford Development
Studies, 40(3) 358-380
Bhushan, P., Medury, Y. 2013. Financial Literaty and its Determinants.
International Journal of Engineering, business and enterprise applications
(IJEBEA). 4 (2): 155-160
Fatihudin, D., Hidayat, S & Holisin, L. 2017. The Model Grows The Society of
Solving Through Financial Literates and Investment Portfolio on Fisheries-
Traders in Surabaya Indonesia. International Journal of Economics and
Financial Issues. 7(5): 541-546
10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Biodata Dosen Pendamping


11
12
13
14
15
16

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


Alokasi
No Nama / Program Bidang waktu
Uraian tugas
NIM Studi Ilmu (jam/mi
nggu)
Sebagai ketua
kelompok bertugas
sebagai:
 Koordinator
umum
penyusun
proposal
Erna
1. Manajemen Keuangan 8 jam  Mengevaluasi
Wardani
hasil
penyusunan
proposal
secara umum
 Memimpin
pelaksanaan
kegiatan
Sebagai anggota 1
bertugas sebagai:
 Membantu
ketua dalam
penyusunan
proposal
Manajeme  aktif dalam
n Sumber mensosialisasi
2. Sri Wahyuni Manajemen 8 jam
Daya kan
Manusia pentingnya
dalam
meningkatkan
literasi
keuangan bagi
masyarakat

Sebagai anggota 2
bertugas sebagai:
 menyiapkan
Tgk Faathir admisnistrasi
3. Muhammad Manajemen Keuangan 8 jam proposal
Akbar  Membantu
dalam
penyusunan
proposal
Ilmu Ilmu Sebagai anggota 3
4. Munawara 8 jam
Kesehatan Kesehatan bertugas sebagai:
17

Masyarakat Masyarak  Membantu


at dalam
penyusunan
proposal
 Membantu
persiapan
admisnistrasi
18

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

Anda mungkin juga menyukai