Anda di halaman 1dari 17

KEMISKINAN, KETIMPANGAN, DAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN(SUSTANAIBLE DEVELOPMENT) DALAM


RPJMN 2015-2019
(Perekonomian Indonesia)

Oleh

DILA ANJELIKA
1411031035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perekonomian Indonesia tentang “Kemiskinan, Ketimpangan,dan
Pembangunan Berkelanjutan”.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis dapat mengerjakan dengan baik dan
memperoleh bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas ini.

Bandar Lampung, 8 Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

2.1 Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dalam RPJMN 2015-2019................3


2.2 Pengertian Kemiskinan....................................................................................4
2.2.1 Bentuk-bentuk Kemiskinan..........................................................................4
2.3 Pengertian Ketimpangan.................................................................................5
2.4 Fakta dan Kondisi Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia.....................5
2.4.1 Kondisi Kemiskinan di Indonesia................................................................5
2.4.1.1 Permasalahan Penanggulangan Kemiskinan.............................................6
2.4.1.2 Tantangan Penanggulangan Kemiskinan dalam RPJMN 2015-2019.......6
2.4.2 Kondisi Ketimpangan di Indonesia..............................................................7
2.4.2.1 Penyebab Meningkatnya Ketimpangan/Kesenjangan...............................8
2.4.3 Gini Rasio.....................................................................................................8
2.5 Isu Strategis Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan Dalam Koridor
Ekonomi...........................................................................................................10
2.6 Arah Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan
RPJMN 2015-2019...........................................................................................10
2.6.1 Arah Kebijakan.............................................................................................10
2.6.2 Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan.............................11

iii
BAB III PENUTUP.............................................................................................12

3.1 Kesimpulan......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

RPJMN merupakan dokumen penting yang mengatur dan mengarahkan proses


dan hasil pembangunan dalam jangka menengah 5 tahun ke depan. RPJMN juga
diartikan sebagai upaya resmi untuk mengatasi masalah yang sistemik dan
melibatkan berbagai proses dan kelembagaan yang luas. Fungsinya adalah
menjaga dan memastikan proses dan hasil pembangunan dalam 5 tahun ke depan
dapat mengatasi tantangan dan menyelesaikan masalah genting yang dihadapi
Indonesia. Pada RPJMN kita meletakkan harapan bahwa perubahan-perubahan
skala luas akan dimulai dan dijalankan oleh pemerintah terutama dalam hal
ketimpangan dan kemiskinan.
Dalam RPJMN tantangan utama pembangunan dapat dikelompokkan atas:
Pertama, dalam rangka meningkatkan wibawa negara tantangan utama
pembangunan mencakup: peningkatan stabilitas dan keamanan negara,
pembangunan tata kelola untuk menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien,
serta pemberantasan korupsi. Kedua, dalam rangka memperkuat sendi
perekonomian bangsa, tantangan utama pembangunan adalah: pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, percepatan pemerataan dan keadilan, serta
keberlanjutan pembangunan. Ketiga, dalam rangka memperbaiki krisis
kepribadian bangsa termasuk intoleransi, tantangan utama pembangunan
mencakup: peningkatan kualitas sumberdaya manusia, pengurangan kesenjangan
antarwilayah, dan percepatan pembangunan kelautan.
Umumnya, tujuan atau indikator keberhasilan dalam pembangunan ditandai
dengan penurunan kemiskinan dan ketimpangan, penurunan angka pengangguran
dan pertumbuhan ekonomi.

1
Kini kemiskinan serta ketimpangan menjadi isu publik dan menjadi bahan
perdebatan, bukan saja di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Sementara
itu, RPJMN era Reformasi atau era Susilo Bambang Yudhoyono 10 tahun
terakhir, sama sekali tidak menyebutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut :
1. Apa itu pembangunan berkelanjutan guna mengurangi kemiskinan dan
ketimpangan dalam RPJMN 2015-2019?
2. Bagaimana fakta dan kondisi kemiskinan dan ketimpangan yang terjadi di
Indonesia?
3. Apa strategi dan kebijakan guna penanggulangan kemiskinan dan
ketimpangan di Indonesia terkait RPJMN 2015-2019

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya :


1. Untuk mengetahui apa itu pembangunan berkelanjutan guna mengurangi
kemiskinan dan ketimpangan dalam RPJMN 2015-2019.
2. Untuk mengetahui bagaimana fakta dan kondisi kemiskinan dan
ketimpangan yang terjadi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui strategi dan kebijakan guna penanggulangan
kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia terkait RPJMN 2015-2019

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan(Sustainable Development) dalam


RPJMN 2015-2019
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah sebuah upaya
pembangunan yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya
untuk kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan atau mengurangi
kebutuhan generasi yang akan datang.Pertumbuhan yang berkelanjutan
(sustainable growth) yang mampu lepas dari jerat middle income dibangun
melalui :
1. Keberlanjutan fiskal dan stabilitas moneter
2. Sektor riil penggerak ekonomi
3. Investasi berkelanjutan dan pembiayaannya
4. Perdagangan berkelanjutan
5. Pertumbuhan yang lebih inkulusif
Gambar 2.1 Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015-2019

3
2.2 Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk


memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi
ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan.
Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya
kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan
masyarakat dan standar pendidikan. Kondisi masyarakat yang disebut miskin
dapat diketahui berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar
hidup(Nugroho, 1995). Persoalan kemiskinan masyarakat di negara-negara tidak
hanya sekedar bentuk ketidakmampuan pendapatan, akan tetapi telah meluas pada
bentuk ketidakberdayaan secara sosial maupun politik(Suryawati,2004).
Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang
diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak
seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar masyarakat
maupun kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region income gap) (Harahap,
2006).

2.2.1 Bentuk-bentuk kemiskinan

Adapun keempat bentuk kemiskinan tersebut adalah (Suryawati, 2004):


1) Kemiskinan Absolut
2) Kemiskinan Relatif
3) Kemiskinan Kultural
4) Kemiskinan Struktural

4
2.3 Pengertian Ketimpangan

Ketimpangan pembangunan antar daerah dengan pusat dan antar daerah satu
dengan daerah lain merupakan suatu hal yang wajar, karena adanya perbedaan
dalam sumber daya dan awal pelaksanaan pembangunan antar daerah.
(Williamson, 1965, dalam Hartono, 2008). Menurut Andrinof A. Chaniago,
ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek
ekonomi dan   melupakan aspek sosial. Ketimpangan yang paling lazim
dibicarakan adalah ketimpangan ekonomi. Dalam ketimpangan ,ada Ketimpangan
pembangunan ekonomi antar daerah secara absolut maupun ketimpangan relatif
antara potensi dan tingkat kesejahteraan tersebut dapat menimbulkan masalah
dalam hubungan antar daerah.

2.4 Fakta dan Kondisi Kemisikinan dan Ketimpangan di Indonesia

2.4.1 Kondisi Kemiskinan di Indonesia

Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun


sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Bahkan, dibandingkan Maret 2013,

5
jumlah penduduk miskin bulan Maret 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,11 juta
orang. Hal ini menunjukan bahwa target menurut APBN-P 2013 yaitu dengan
tingkat kemiskinan 9,5%-10,5% tidak tercapai. Adapun target kemiskinan tahun
2014 adalah 9,0% -10,5% dan 2015 adalah 9,0%-10,0%.

2.4.1.1 Permasalahan Penanggulangan Kemiskinan

1. Belum efektif dan optimalnya pelaksanaan program/ kegiatan


penanggulangan kemiskinan:
o menyangkut ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan
waktu, dan koordinasi antar program/ kegiatan maupun program/
kegiatan pemerintah pusat dan daerah yang belum selaras;
o masih adanya social exclusion (marjinalisasi) pada penerima
program penanggulangan kemiskinan
o penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/
terpencil, daerah perbatasan masih belum efektif;
o peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal;
o Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam
perencanaan dan penganggaran.
2. Belum optimalnya dukungan dari aspek kebijakan makro dalam
mendukung upaya penanggulangan kemiskinan
3. Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam mengakses
layanan pendidikan serta kesehatan ibu dan anak

2.4.1.2 Tantangan Penanggulangan Kemiskinan Dalam RPJMN 2015-2019

Dalam hal penanggulangan kemiskinan, selain memiliki permasalahan,


juga mengalami tantangan diantaranya :
1. Meningkatkan pertumbuhan dan menjaga stabilitas ekonomi untuk
mempercepat penurunan kemiskinan.
2. Melaksanakan sistem perlindungan sosial yang komprehensif dan
integratif.

6
3. Peningkatan keterampilan dan kewirausahaan masyarakat miskin
dalam menghadapi globalisasi dan perubahan iklim.
4. Penguatan desentralisasi dan sinkronisasi program penanggulangan
kemiskinan oleh berbagai pihak: Public, People, Private Partnerships.
5. Peningkatan akses penghidupan bagi masyarakat miskin

2.4.2 Kondisi Ketimpangan di Indonesia

Semakin banyak penduduk yang berpendapatan menengah, namun rentan


terhadap guncangan ekonomi yang dapat dengan sangat mudah membawa mereka
ke bawah garis kemiskinan. Sampai dengan persentil 40 dianggap masih rentan.
Ketimpangan meningkat karena 2/3 rumah tangga termiskin tumbuh di bawah
rata-rata nasional. Pertumbuhan lebih besar rumah tangga terkaya.
Dampak negatif terjadinya ketimpangan di Indonesia :
1. Ketimpangan memiliki potensi dampak negatif terhadap kohesi sosial dan
politik.
Meskipun ekonomi tumbuh, namun terdapat persepsi publik bahwa
kesejahteraan belum dinikmati semua orang/belum adil dan merata.

7
2. Ketimpangan yang meningkat akan mengurangi pertumbuhan ekonomi
melalui beberapa hal:
• Perubahan pola permintaan (Marshall 1988)
• Perubahan ukuran pasar domestik (Murphy et. al.1989; Mani 2001)
• Berkurangnya kegiatan kewirausahaan (Banerjee and Newman 1993)
• Investasi yg tidak produktif (Mason 1998)
• Investasi SDM yg lebih rendah (Galor and Zeira1993)
• Keterkaitan ekonomi politik dan instabilitas bagi perlambatan
pertumbuhan ekonomi (Gupta, 1990; Keefer and Knack, 2002; Alesina
and Rodrik, 1994; dan Persson and Tabellini, 1994)
3. Ketidakmampuan kelompok miskin kronis keluar dari kemiskinan akan
memperlebar kesenjangan dan melemahkan pertumbuhan
ekonomi yad.
Masih cukup besar jumlah masyarakat miskin dan rentan yang tidak
terlindungi/mendapatkan manfaat bantuan dan jaminan sosial.

2.4.2.1 Penyebab meningkatnya ketimpangan/kesenjangan

1. Keterbatasan Rumah Tangga Miskin untuk terlibat dalam proses


pembangunan
2. Tidak meratanya pertumbuhan sektor ekonomi

2.4.3 Gini Rasio

 Gini rasio digunakan sebagai ukuran kesenjangan/ketimpangan distribusi


pendapatan atau kekayaan antar tingkat golongan pendapatan dalam suatu
negara, yang merupakan hasil atau konsekuensi dari perkembangan
kehidupan yang dinamis dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang
dilakukan secara simultan.
 Nilai Gini Rasio tidak hanya tergantung semata-mata perubahan
pendapatan dalam suatu negara, namun juga tergantung pada faktor-faktor
lain seperti struktur demografis. Banyak metode dan pendekatan untuk

8
menghitung Gini Rasio, yang masing-masing memberikan nilai yang
berbeda. Umumnya perhitungan Gini Rasio menggunakan pendekatan
pendapatan. Namun karena keterbatasan ketersediaan data, perhitungan
Gini Rasio di Indonesia menggunakan pendekatan pengeluaran.
 Peningkatan Gini Rasio di Indonesia pada akhir-akhir ini bukan karena
menurunnya pendapatan masyarakat berpendapatan rendah dan kenaikan
pendapatan masyarakat golongan berpendapatan tinggi, tetapi karena
peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan tinggi lebih cepat
dibandingkan dengan peningkatan masyarakat berpendapatan rendah.

9
2.5 Isu Strategis Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan Dalam Koridor
Ekonomi

 Koridor Ekonomi memiliki ciri khas masing‐masing sehingga


penanggulangan kemiskinan perlu mengikuti karakteristiknya:
1. penyebab utama kemiskinan
2. potensi penghidupan berkelanjutan
 Penanggulangan kemiskinan di daerah pesisir menjadi strategi kebijakan
utama dalam strategi PK setiap koridor ekonomi di wilayah yang
berbatasan dengan laut
Berikut contoh utama koridor ekonomi Sumatera :
1. Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin dan rentan produkif ke
dalam sektor industri pengolahan unggulan
2. Pengembangan aktivitas rantai pengolahan yang bersifat penambahan
nilai (value added) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal
dan komoditas unggulan berbasiskan agro industri
3. Perbaikan rantai distribusi komoditas unggulan yang berpihak kepada
petani kecil
4. Pengembangan ekonomi lokal di pulau‐pulau terluar berbasis potensi
alam daerah setempat

2.6 Arah Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan


Ketimpangan RPJMN 2015-2019

2.6.1 Arah Kebijakan


1. Tata kelola ekonomi
Kebijakan Ekonomi:
• Stabilitas harga (bahan pokok)
• Manajemen fiskal yang berorientasi pada kemiskinan dan
pemerataan pendapatan
• Kebijakan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor)
yang memperhitungkan kepentingan kelompok miskin.
Kebijakan Sektor:

10
Misal Pertanian: Reformasi Agraria, Pengaturan Subsidi Pertanian, dan
Peningkatan Produktifitas.
2. Manajemen Demografi
• Pertumbuhan penduduk yang seimbang dan berkualitas
• Pengelolaan mobilitas dan migrasi penduduk
• Penataan administrasi kependudukan
3. Kebijakan Afirmatif
- Strategi Penanggulangan Kemiskinan
1. Sistem perlindungan sosial yang komprehensif
2. Peningkatan pelayanan dasar
3. Pengembangan penghidupan berkelanjutan
- Strategi Peningkatan Lapangan Kerja dan
- Kesempatan Kerja
- Strategi Peningkatan Kewirausahaan dan
- UKM
4. Kelembagaan
Harmonisasi regulasi dan program penanggulangan kemiskinan, baik
secara horizontal (antar K/L) maupun secara vertikal (pusat dan daerah).

2.6.2 Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan

Berikut beberapa strategi guna penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan di


Indonesia :
1. Sistem perlindungan sosial yang komprehensif melalui jaminan sosial
dan bantuan sosial.
2. Peningkatan pelayanan dasar
3. Pengembangan penghidupan

11
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini diantaranya :


1. Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) adalah sebuah upaya pembangunan yang meliputi aspek
ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya untuk kebutuhan masa kini
tetapi tidak mengorbankan atau mengurangi kebutuhan generasi yang akan
datang.
2. Target dalam pembangunan berkelanjutan diantaranya pengentasan
kemiskinan dan ketimpangan. Kemiskinan meningkat menyebabkan target
menurut APBN-P 2013 yaitu dengan tingkat kemiskinan 9,5%-10,5%
tidak tercapai dan diikuti dengan ketimpangan meningkat karena 2/3
rumah tangga termiskin tumbuh di bawah rata-rata nasional.
3. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan, terdapat
beberapa strategi guna mengatasinya diantaranya, sistem perlindungan
sosial yang komprehensif melalui jaminan sosial dan bantuan sosial,
peningkatan pelayanan dasar dan juga pengembangan penghidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

kotaku.pu.go.id/pustaka/files/140911_Bahan_Paparan_Batam/Bahan_Paparan_Ko
nreg2014/Paparan%20Bappenas.pdf/Diakses pada 2 Juni 2017

infid.org/pdfdo/1392709325.pdf/ Diakses pada 2 Juni 2017

www.bpkp.go.id/public/upload/unit/.../Buku%20II%20RPJMN%202015-
2019.pdf/ Diakses pada 8 Juni 2017

13

Anda mungkin juga menyukai